PENYEBERANGAN LAUTAN...
BAGIAN SATU...
REYNAND...
Semua
begitu gelap, tanpa ada cahaya sedikipun membayangkan bahwa saat sekarang saya
telah berada pada sebuah dunia lain. Dokter sedang berupaya melakukan berbagai
penyelamatan, agar nafas itu kembali pada tubuhku. Masih terngiang begitu
jelas, suara mami menangis begitu histeris di sebuah ruangan.
“Reynand,
buka matamu...” tangisan mami terngiang jelas di telingaku, namun, mataku tidak
akan pernah terbuka. Bagaimanapun dengan kekuatan seperti apa pun, mataku tidak
pernah bisa terbuka.
“Jangan
tinggalin, mami” air mata mami terus saja mengalir pada kulitku. Namun, tetap
saja, kedua mataku tidak pernah bisa terbuka, seakan alam seorang Reynand akan
berpisah jauh dari dunia mami dan...
“Tuhan,
kalau Engkau ingin mengambilku sekarang jangan pernah membuat mami mengeluarkan
air matanya sediktpun.” Suara hatiku berteriak kuat.
“Satu
lagi, jaga dan lindungi dia dimanapun dirinya berada.” Seru doaku kembali.
Tiba-tiba
aku berdiri di sebuah ruangan dan menyaksikan bagaimana dokter memasang seluruh
alat-alat pada tubuhku. Air mata mami terus saja mengalir, bahkan tidak
berhenti sedikitpun. Tidak lama kemudian, beberapa dari dokter membawa tubuhku
ke sebuah ruangan...
“Apa
yang sedang terjadi?” pertanyaanku berusaha mencerna sebuah peristiwa.
Entah
kekuatan dari mana, hingga secara tiba-tiba seakan ada seseorang yang berusaha
mendorongku untuk segera kembali. Untuk beberapa saat, roh dan tubuhku berpisah
kemudian kembali begitu saja hingga membuat penyatuan luar biasa...
Sebuah
tetasan air mata membangunkanku kembali dari tidur. Apakah yang sedang terjadi
dalam duniaku saat ini? Seakan keadaan mempermainkan hidupku selama beberapa
saat, namun, secara tiba-tiba mengasihaniku dan akhir cerita menciptakan
serpihan hidup dengan gaya tersendiri.
“Mi...”
ucapanku, saat pertama kali membuka mata.
“Reynand...”
mami berusaha menghapus air matanya.
“Dia
di mana mi?” tanyaku mencari seseorang setelah beberapa hari tidak pernah
melihat kehadirannya.
“Jangan
bertanya macam-macam dulu,” jawaban mami sangat bahagia melihatku kembali
siuman dari sebuah jurang maut paling mematikan.
”Mami,
dimana Nara dan kenapa Reynand berada disini” perkataan Reynand terbaring lemah
mencari seseorang yang begitu berharga dalam langkah kakinya.
“Mami,
Dimana Nara...pasti dia marah besar oleh sebab peristiwa yang telah kuperbuat
bersama dengan Denils...Terakhir kali aku melihatnya, dia berlari dan
menghilang begitu saja untuk beberapa saat hingga...” Perkataanku kembali.
“Kamu
harus cepat sembuh, jangan banyak bergerak dulu,“Ucapan mami yang berusaha
untuk mentupi sesuatu hal hingga keadaan anaknya pulih secara total.
“Tuhan,
apakah Nara segitu membenci hal-hal yang kuperbuat hingga dia pergi dan tidak
ingin melihat keadaanku seperti apa. Dimana Nara berada yach Tuhan dan apa yang
sedang diperbuatnya saat ini.” Gerutuku menepuk kepala terlihat pada wajahnya.
Aku
ingin berkata kalau selamanya akan terus menggenggam tangannya dan menjadi
pelita ditempat tersembunyi bersama dengan dunianya. Kupikir, sepasang bola
mataku tidak akan pernah bisa melihat bagaimana matahari terbit dan terbenam.
Ternyata tafsiranku salah bahkan amat salah. Setiap hari, bertanya tentang
keberadaan Nara di hadapan mami.
“Apa
yang sedang dirimu perbuat sekarang?” pertanyaanku melukis wajahnya.
“Reynand,
belum waktunya memegang benda-benda apa pun.” Tegur mami tiba-tiba.
“Rey,
hanya mencoba melakukan sedikit aktifitas untuk menghilangkan kejenuhan dalam
diri.” Tanganku terus saja memegang sebuah pensil serta menggambar wajah
seseorang paling berharga bagi perjalananku sekarang. Pasti ada sesuatu hal,
hingga dia belum menampakkan dirinya sekarang serta menjengukku. Tuhan, terimah
kasih karena memberikan kesempatan bagiku untuk bernafas sekali lagi di dunia
ini. Bersama dengannya dan terus memegang erat dirinya sampai kapanpun.
FLASH BACK...
Perjalanan
kehidupan gadis dengan jenis kepribadian yang berbeda dari semua orang
disekelilingnya. Berjalan, mengungkapkan berbagai hal , menjadi sebuah menara
dengan cara yang berbeda.Gadis manis dan sangat unik, siapapun tidak dapat
disamakan dengan kepribadian yang dimilikinya. Cara para pandang berbeda dalam
mengungkapkan berbagai hal.
Menjadi
menara dan pelita tanpa seorangpun tahu, memahami, menyadari, melihat dalam
area perjalanan kehidupannya. Gadis manis dan sederhana dalam aspek kehidupan
membuatnya berbeda untuk apapun juga disekeliling perjalanan sebuah
penyeberangan lautan.Penyebarangan lautan dengan cara dan kepribadiannya yang
tersendiri tidak dapat disamakan dengan siapapun juga. Pandangan hidup berbeda
dari siapapun juga, namun membuat segala sesuatu di sekelilingnya hidup.
Terlalu
hidup...hingga pada akhirnya pelita tersebut tidak pernah padam dalam sebuah
perjalanan. Penyeberangan lautan dalam badai yang begitu kuat namun membuatnya
berbeda.Saat ditatap terlihat biasa dan sangat tidak menarik. Siapapun yang
memandang, akan berpikiran sama...tidak ada keunikan, biasa, tidak memiliki
sesuatu yang menarik sedikitpun. Namun saat seseorang berusaha mencari dan
membongkar segala sesuatu hingga kesuatu dasar paling dalam terdapat sebuah
berlian sangat mahal dan bernilai.
Terlalu
mahal hingga pada akhirnya semua orang menginginkannya. Inilah kisah dalam
suatu area kehidupan seorang gadis manis. Menara nama seorang gadis dengan
perjalanan yang berbeda dari siapapun juga. Tidak dapat dibandingkan dengan
siapapun gadis seumurannya.
Gadis
pendiam bahkan terlalu pendiam dalam
perjalanan kehidupannya. Semua orang akan berpikir dia adalah gadis bisu yang
tidak dapat berbicara bahkan untuk mengungkapkan berbagai hal terlalu sulit.
Nara terlihat seperti gadis biasa bahkan seakan tidak ada sesuatupun yang
menarik dalam dunianya untuk diperhatikan.
Namun
saat seseorang berusaha mencari hingga ke suatu kedalaman akar, orang tersebut
akan dibuat tercengang-cengang. Dalam diri Nara terdapat sebuah berlian yang
terlalu bernilai dan sangat mahal.
Dalam
kehidupan Nara terdapat sesuatu benda yang begitu berharga bagi kehidupan
banyak orang. Sebuah emas murni hingga menjadikannya berbeda bagi pandangan
mata siapapun.Menara, sebuah nama yang berbeda dari semua nama didunia ini.
Seseorang memberikan nama Menara untuknya, memberikan sebuah makna
tersendiri...
Gadis
yang akan selalu menjadi menara kehidupan bagi siapapun juga tanpa memandang
warna kulit, agama, suku, bahasa dan lain sebagainya. Menjadi sebuah menara
kehidupan dalam berbagai hal tanpa seorangpun dapat memahami atau bahkan
menyadari keberadaannya.Pelita yang menyala dalam kegelapan, dimana tidak
seorangpun tahu bahkan menyadari dan merasakan keberadaannya. Menara ,gadis
manis dengan perjalanan yang berbeda dan akan selalu menjadi sebuah menara
kehidupan kapanpun juga.
Menjadi
sebuah menara bagi siapapun dalam penyeberangan lautan kehidupan ditengah badai
besar tanpa mereka sadar dan mengetahuinya. Akan
selalu menjadi menara kehidupan untuk membuat senyuman pada wajah banyak anak
dan membalut luka oleh karena perjalan dalam penyeberangan lautan ditengah
badai kehidupan.
Menara
kehidupan dengan keindahan yang begitu unik bagi perjalanan siapapun juga. Dan
akan selalu menjadi sebuah menara dimanapun, kapanpun, bagaimanapun...Selalu
dan selalu...kata yang sangat tepat untuk melukiskan perjalanan Menara.
“Nara,
dimana matamu sich...jalan kok tidak lihat-lihat ada orang disini” perkataan
dengan begitu keras salah teman sekelas Nara.
Dan
seperti biasa diam seribu bahasa tanpa berkata-kata apapun. Gadis pendiam
dengan perjalanan unik ditiap hembusan nafas dalam dunianya. Tidak pernah
berbicara apapun dan hal-hal yang berbeda dari gadis remaja seumurannya.“Nara,
kamu bisu yach,“ucapan dengan nada menggertak Intonasi kalimat seperti apapun,
seperti biasanya Nara akan tetap diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
Dalam
sepasang bola matanya menyimpan sesuatu hal yang berbeda untuk siapapun tanpa
seorangpun dapat memahami hal tersebut. Sepasang matanya terkadang berbicara
namun tidak seorangpun menyadarinya. Mulut Nara diam seribu bahasa dan akan
selalu menjadi seperti gadis bisu tanpa satu katapun.
“Nara, jangan lewat disana sebentar kamu
terjatuh,“ ucapanku begitu peduli akan kehidupannya, sekalipun semua menjauh.
Seorang
teman yang dapat memahami sifat Nara yang selalu diam membisu tanpa satu katapun. Apa pun ucapan semua
orang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun. Reynand menyimpan
sebuah perasaan mendalam dan terlalu mendalam untuk seorang gadis yang akan
selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
“Nara,
kamu mau ke sana sedangkan arahnya disana...gadis bisu tanpa satu katapun,“
ucapan Clara mengejeknya setiap hari. Hanya ada satu ucapan ejekan untuk
seorang Nara dan tidak akan pernah dilupakan. Gadis bisu tanpa satu
katapun, ucapan penghinaan yang akan
selalu ada dalam dunia Nara.
Tanpa
mengungkapkan ataupun membalas kalimat-kalimat ejekan mereka. Gadis bisu, namun
dalam sebuah perjalanan kehidupannya menyimpan sebuah emas murni memberikan
kehidupan. Akan selalu memberikan senyuman untuk perjalanan hidup banyak anak
tanpa seorangpun menyadari hal tersebut.
Seorang Nara, Dalam kesehariannya tidak akan
pernah sama dan dapat dibandingkan dengan siapapun.Berjalan ke sekolah dengan
berjalan kaki dan berusaha menyisihkan uangnya untuk sesuatu hal yang tidak
akan pernah dibayangkan oleh siapapun. Reynand membayangkan kembali kisah
perjalan seorang gadis yang begitu berarti dalam kehidupannya.
Bekerja
pada salah satu rumah sebagai seorang pembantu rumah tangga. Hidup dengan
perjuangan seorang diri tanpa seorang pun dalam dunianya. Tidak menjadi kecewa
oleh berbagai hal yang terjadi. Kehidupan dan perbedaan serta cara pandang
dalam menyingkapi sesuatu hal. Inilah dunia Nara tidak seorangpun menyadari
menara dan pelita kehidupan melakukan suatu penyeberangan lautan dengan cara
yang berbeda seorang diri. Tinggal disebuah rumah kecil tanpa seorang ayah
ataupun ibu, namun selalu menjadi menara dan pelita bagi siapapun juga.
Sepasang bola mata dalam dirinya berbicara, namun tidak seoranpun dapat
menyadari ataupun memahaminya. Memberikan senyuman dalam penderitaan
menyeberangi lautan bagi banyak orang.
“Hidup harus terus berjalan, apapun masalahmu
dan sekeras apapun badai kehidupan dalam penyeberangan jangan pernah menyerah.
Senyumanmu akan menghancurkan tiap beban pergumulanmu...Senyuman dan semangatmu
akan menghancurkan segala penyakit yang membungkus langkahmu. “ Kalimat-kalimat
yang akan selalu dituliskannya, yang ditaruhnya pada beberapa kamar rumah
sakit.
Menjadi
pelita kehidupan tanpa disadari dan selalu berdoa buat mereka. Mulutnya
terdiam, namun mata hatinya selalu berbicara melalui selembar kertas putih
untuk mereka yang lemah. Rumah kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan
bagi Nara. Mengajarkannya berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan
lautan secara berbeda dan memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang
tanpa seorangpun akan menyadari segala hal yang terjadi.
“Tuhan,
entah apa yang terjadi dalam duniaku sekarang menyukai gadis bisu bahkan
suaranya tidak pernah terdengar sedikitpun.” Keheningan menyelimuti kamarku.
Terus saja memainkan kanvas hanya untuk melukis wajahnya. Cinta pertama
semenjak duduk di bangku SLTP, hingga detik demi detik makin kuat berakar. Kebodohanku adalah menyukai gadis
bisu bahkan jauh lebih bisu dibanding orang bisu pada sekelilingnya.
“Reynand,
apa sih kelebihan dari gadis tersebut?” gerutuku sendiri tidak mempercayai
permasalahan yang sedang melilit. Apakah saat itu, hanya sebuah cinta-cinta
monyet belaka ataukah akan selamanya seperti ini. Karakter terbodoh dari hidup
seorang Reynand adalah mengejar seorang gadis bisu tanpa sepengetahuan siapapun
hingga ke jenjang pendidikan sekolah mengah.
“Auuuwwwwwww...”
segera memegang dada bagian sebelah kiriku, dikarenakan kesakitan luar biasa.
Sejak lahir, saya terdiagnosa kelainan jantung dan harus selalu bergantung pada
obat-obat dokter.
“Reynand...”
teriak mami memasuki kamarku hingga memecahkan keheningan ruangan terasebut.
“Tidak
apa-apa mi,” berusaha menahan sakit tersebut, agar mami tidak khawatir terus
dengan keadaanku.
“Tidak
apa-apa gimana, jelas-jelas mami lihat kalau kamu meringis kesakitan,” tegur
mami sangat khawatir.
“Minum
obatnya cepat,” perintah mami mengambil obat dari laci serta segera
menyodorkannya ke hadapanku dengan segelas air putih.
“Terimah
kasih karena mami selalu ada buat Rey.” Ujarku.
“Sampai
kapanpun seorang ibu tidak akan pernah pergi menjauh, terlebih disaat anaknya
mengalami suatu kondisi tertentu.” Kalimat bijak mami, membelai rambutku yang
pendek. Memberikan kehangatan luar biasa bagi perjalananku.
“Sudah,
sekarang anak mami harus tidur pulas sekarang biar tidak terlambat ke sekolah.”
Mami melepaskan dekapannya, dan berusaha memperbaiki tempat tidur dari ruangan
kamarku.
“Mimpi
yang indah,” ucap mami sebelum meninggalkan kamar. Setelah kepergian mami, saya
kembali mengambil lukisan yang belum jadi kemudian melanjutkan kembali
aktifitasku setiap malamnya. Hanyalah melukis seorang gadis bisu serta menatapnya
dengan senyuman.
Saya
tidak pernah tahu apa pun yang dikerjakan oleh Nara, dan isi hatinya itu
seperti apa? Hanya Tuhan saja juga dia menyadari pertanyaanku sekarang. Setiap
hari berusaha untuk berada di hadapan dia, namun, seakan ada sesuatu hingga akhir
cerita membuatku pergi menjauh. Tidak seorangpun menyadari, bahwa seorang
Reynand menyukai Nara bahkan mengejarnya hingga bangku sekolah menengah.
“Diam-diam
memperhatikan dia di sekolah.” Senyumanku membayangkan wajah manisnya setiap
berada dalam mobil.
“Reynand...”
Sapaan Clara dari kejauhan di pintu pagar sekolah. Setiap hari, tanpa rasa
bosan menungguku hanya untuk berjalan masuk menuju kelas. Jujur, saya sangat
tidak menyukai dunia Clara serta segala aktifitas konyolnya bersama geng
tercinta yang di dedikasikan buat sekolah ini. Bahasanya tinggi amat...motto
keseharian Clara bersama geng tidak jelasnya adalah dedikasi untuk sekolah
bersama segala kekonyolan yang akan menjadi memori buat para adik-adik kelas,
teman, bahkan para guru.
Carakter
Clara paling kubenci sampai kapanpun adalah tanpa pernah lelah mengejek Nara.
Setiap dia berusaha untuk mengejek ataupun menjahili, maka saya akan berada di
sana secara diam-diam balik menghabisi Clara tanpa seoegetahuannya. Pernah
sekali, membuat Clara terjatuh di sekitar parit sekolah, hingga seluruh
seragamnya sangat bau busuk.
Pada
dasarnya, Nara sama sekali tidak bisu, hanya saja, terlalu pendiam jauh
mengalahkan orang cacat tanpa pernah dapat berbicara sedikitpun. Saya tetap
menyukai dia, sekalipun sepasang matanya tidak pernah mau untuk melihatku. ***
BAGIAN
DUA...
“Pagi anak mami paling cakep,” sapa mami
membangunkanku dari lamunan tentang dunia Nara.
“Apa yang sedang dipikirkan oleh anak
mami sekarang?” senyum mami terus saja menghiasi wajahnya.
“Mi, kenapa Nara tidak datang-datang
menjengukku?” setetes kristal terjatuh dari sepasang mataku, akan tetapi, entah
bagaimana secara tiba-tiba jantungku begitu sakit luar biasa bahkan jauh lebih
parah dari sebelumnya.
“Dokter,” teriakan mami seperti biasa
sangat ketakutan melihatku seperti ini. Tidak lama kemudian seorang dokter
spesialis jantung bersama tenaga medis lain memenuhi ruanganku. Berusaha
memeriksa kembali kondisi kesehatanku, apakah ada sesuatu hal lain atau efek
samping dari operasi kemarin.
Saya merasa seakan ada sesuatu yang
disembunyiin mami dan mereka semua, namun, entahlah. Mami mengatakan kalau saya
hanya operasi penanaman sebuah alat pada jantung, untuk memperbaiki kondisi
jantung tersebut. Saat terbaring koma, saya sempat berpikir tidak akan pernah
melihat warna biru langit lagi. Namun, sebuah mujizat terjadi....
“Kondisi Reynand baik-baik saja, tidak
ditemukan penyakitnya kembali.” Ujar dokter.
“Tapi, kenapa Reynand sampai meringis
seperti itu, dok?” tanya mami.
“Jantung Reynand membutuhkan penyesuaian
terhadap benda asing dalam dirinya.” Jawaban dokter.
“Maksud doker?” mami terlihat
mengerutkan kening.
“Setiap benda asing tidak berasal dari
dirinya yang masuk dalam tubuh, membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.
Namun, lambat laun tubuh pasti bisa menerima benda asing tersebut. Ibu tidak
usah khawatir,” kata-kata dokter berusaha meyakinkan mami.
“Yakin anak saya tidak kenapa-kenapa?”
tegas mami lagi.
“Reynand sekarang dinyatakan sehat tanpa
diagnosa kelainan jantung.” Jawaban dokter.
“Sudah
waktunya pulang, mi” keluhku di samping mami.
“Terimah
kasih dokter,” senyuman mami sebelum keluar dan akhirnya berjalan menuju mobil.
Hal
pertama yang ingin kulakukan adalah mencari Nara, dimanapun dia berada. Menurut
penjelasan mami, kalau Nara tidak pernah datang ke rumah sakit buat menjenguk.
Semenjak peristiwa tersebut, dia menghilang bagai di telan bumi tanpa
meninggalkan jejak sedikitpun. Saya menyadari karakter kepribadianya seperti
apa, jadi, tidak mungkin dia berusaha melupakan atau membuat membuat keputusan
sepihak. Selama beberapa hari mencari keberadaan Nara dimulai dari rumahnya,
kampus, tempat-tempat yang biasa kami datangi. Semua usahaku tidak membuahkan
hasil sama sekali.
“Ada
surat buat tuan,” ujar bibi Sari menyerahkan sebuah surat di hadapanku. Rasa
lelah mencari keberadaan Nara membuatku meninggalkan rumah beberapa saat. Mami
terus saja, menyuruhku pulang ke rumah, takut terjadi sesuatu di jalan.
“Dari
siapa bi’?” tanyaku.
“Kurang
tahu, tuan” jawabannya. Tersadar akan tulisan tangan tersebut, secepatnya
mengambil dari tangan bibi Sari, membuka serta membacanya.
“Ini
benar tulisan tangan Nara,” kalimatku terkejut melihat isi surat tersebut.
“Reynand
mulai sekarang lupakan diriku, sekarang saya berada di tempat yang jauh dan
tidak kau ketahui. Jangan pernah mengingat apa pun tentang duniaku.”
Kata-kataku membaca isi surat tersebut.
Pasti
ada sesuatu, Nara tidak mungkin meminta putus jika tidak ada sesuatu. Apakah
Nara benar-benar mempunyai perasaan mendalam buat Denils? Pertanyaan demi
pertanyaan terus saja menyerangku. Jantukngku berdetak begitu kencang dan
tiba-tiba sakit luar biasa.
“Auuuwwwwwwww....”
berusaha menahan rasa sakit tersebut, berlari ke kamar biar mami tidak melihat
keadaanku sehingga menjadi khawatir.
“Apa
yang terjadi?” tersadar setelah sejam lalu tidak sadarkan diri. Beruntung mami
belum pulang dari kantor dan melihat keadaanku sekarang. Selama ini, mami telah
banyak meluangkan waktu buatku, hingga meninggalkan pekerjaannya hanya untuk
anaknya. Sekarang harus berjuang, agar tidak bergantung pada mami. Mengambil
sebuah berisi tulisan Nara, dan mulai membaca pada salah halaman bagian isinya.
Luar Saja...
Seseorang hanya dapat
memandang dari luar saja, tidak pernah melihat apa yang ada dalam hati
seseorang. Tidak ada pemikiran untuk meneliti lebih lagi apa yang ada didalam
seseorang. Hanya melihat dari luar saja dan kata penghinaan demi penghinaan pun
terus keluar. Sebuah pertanyaan kembali
bercerita dalam benak kehidupan...”Adakah terlintas dalam pemikiran mereka
tentang sesuatu hal yang lebih membuat semuanya berubah? “ Inilah perjalanan
kehidupan pribadi seseorang.
Pertanyaan kembali bergejolak seolah ingin memecahkan teka-teki
dari sebuah perjalanan...Keadaan sejenis apa yang akan terjadi dari proses dan
beberapa dari pernyataan sebelumnya dinyatakan?. Untuk menjawab segalanya
membutuhkan suatu perjalanan yang secara panjang bagi kepribadian hidup
seseorang ? Dimana dalam perubahan
tersebut yang terlihat hanya canda dimana dinikmati oleh semuanya.
Senyuman dan kepolosan
yang sangat alamiah begitu indah pada pandangan mata. Buat kepolosan adalah hal
yang membosankan dan mudah untuk mempermainkan dan dipermainkan...Akan tetapi
dimataNYA tidak seperti itu. Justru hal tersebutlah yang membuat Tuhan sangat
menyayangi seorang yang memiliki kepolosan.
Dalam perjalanan penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan
hingga menghasilkan sebatang emas murni, istilah kepolosan sangat berharga.
Jangan menjadi seorang yang hidup dalam balutan kemunafikan. Didalam pergumulan
kehidupan, Tuhan menyukai hati yang penuh dengan kepolosan berada dalam dalam
rumahNYA.Istilah kepolosan, dapat digunakan dalam aliran air mata disuatu
perjuangan melalui proses pergumulan doa secara luar biasa hebat dimata Tuhan.
Belajar dari kehidupan seorang anak kecil yang memiliki hati dan kepribadian
dengan sisi kepolosan serta keluguan tersendiri didalamnya.
Mengajarkan dunia orang-orang dewasa pada
umumnya tidak menjadi seorang yang penuh dengan kemunafikan untuk hal apapun.
Canda dan tawa dari dunia seorang anak kecil merupakan sebuah gambaran
perjalanan bagi perjalanan seseorang yang beranjak dewasa untuk memahami sebuah
istilah kepolosan. Kepolosan dalam pandangan Tuhan...serta dari kepolosan
tersebut seseorang diajar untuk mengenal arti kehidupan yang benar-benar hidup.
Lingkungan sejenis apapun, bukan berarti mengarahkan seseorang untuk berada
dalam dunia menjijikkan.
Namun, pada dasarnya
belajar tentang situasi tertentu dan dapat tetap berada dalam lingkungan
kepolosan saat berada dalam rumah Tuhan melalui kekuatan doa secara luar biasa.
Kepolosan tersebut akan menciptakan seni kehidupan tersendiri bagi perjalanan
siapapun juga. ### by. Nara.
FLASH BACK...
Rumah
kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan bagi Nara. Mengajarkannya
berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan lautan secara berbeda dan
memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang tanpa seorangpun akan
menyadari segala hal yang terjadi.
Inilah
seni perjalanan Nara yang begitu berharga dan tidak ternilai disebuah area
kehidupan. Seni dan warna kehidupan dibuat berbeda oleh langkah perjalanan
gadis pendiam tanpa seorangpun berusaha untuk memahami ataupun menyadari hal
tersebut. Secarik kertas dengan tulisan Nara pada sebuah kamar...
Emas
Murni yang Bernilai...
Lautan
disertai badai badai hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal.
Namun lautan tanpa badai hebat tidak akan pernah memberikan sesuatu hal yang
berarti. Tidak memiliki daya tarik tersendiri di suatu area dan suatu hari
kelak dapat menghancurkan tiap gerbang pintu terhebat bagi sebuah mimpi.
Jangan
biarkan sepasang mata hanya memandang lautan tanpa badai hingga menghancurkan
tiap gerbang pintu terhebat. Biarkan tangan tetap menggenggam suatu emas murni
melalui badai hebat tersebut didalam penyeberangan lautan. Tetap menjadi
berbeda dalam penyeberangan lautan
diselimuti badai terhebat dalam sebuah area. Lautan disertai badai badai
hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal. Menjelaskan sebuah area
perjalanan dalam dunia yang disertai dengan berbagai pergumulan kehidupan, air
mata, masalah demi masalah datang silih berganti, ada saat dimana semua orang
akan menjauh dan menghina langkah hidup secara luar biasa.
Dalam hal inilah akan mengajarkan seseorang
tentang arti hidup dan kerendahan hati yang selalu menyatu didalamnya.
Kesombongan ataupun keegoisan seseorang akan hancur dalam sekejap oleh
perjalanan hidup didalam badai hebat. Tanpa pergumulan hidup, air mata, masalah
demi masalah silih berganti, saat dimana semuanya pergi menjauh...Tidak dapat mengajarkan kehidupan tentang arti dari
memaknai sebuah perjalanan kehidupan. Keegoisan serta hal yang terlalu
mengerikan berupa kesombongan akan menyelimuti dunia seseorang. Biarkan hati
terus memahami pelita kehidupan hingga memberikan cahaya bagi siapapun...sekalipun
mereka tidak akan pernah menyadari. ### By. Nara.
Orang
tersebut terkena penyakit kanker stadium akhir dan sangat parah, tidak ada
harapan dalam kehidupannya. Namun Nara datang menjadi sebuah menara dan pelita
kehidupan secara tidak langsung dalam kehidupannya.
Menuliskan
kalimat demi kalimat untuk menjelaskan sebuah kehidupan dalam penyeberangan
lautan dan badai yang begitu besar membungkus kehidupan. Secara diam-diam,
tanpa sepengetahuan siapapun dan Nara berada dalam kamar orang tersebut memberikan
kekuatan melalui doa dari dasar hati dengan kelembutan yang begitu lembut.
Penderita kanker itu pun tidak pernah menyadari, segala hal yang telah
diperbuat oleh Nara. Menara dan pelita kehidupan bagi banyak orang lemah, hanya
Tuhan dan Nara yang tahu tanpa seorangpun menyadarinya.
Mengirimkan beberapa sumbangan bagi anak
panti tanpa seorangpun disekitarnya menyadarinya. Membangkitkan senyuman
anak-anak panti dengan berbagai jenis kalimat melalui selembar kertas putih
bersih untuk mereka. Nara seorang gadis pendiam tanpa satu katapun terucap pada
bibirnya namun selalu hidup bahkan terlalu hidup bagi siapapun tanpa mereka
sadari.
To. Anak-Anak panti asuhan “Kasih”
Jangan pernah berpikir
bahwa seorang anak yatim piatu tidak memiliki masa depan ataupun hal menarik
bagi siapapun. Semua membutuhkan waktu, dan buktikan pada dunia anak yatim
piatu berbeda dari siapapun juga. Tidak pernah kecewa oleh sebuah
keadaan...Inilah kehidupan, tanpa badai hebat ditengah penyeberangan lautan
besar segalanya hampa. Tetap tersenyum disetiap badai kehidupan. Kesepian
mendalam bukan berarti menghancurkan senyuman pada wajah seorang anak yatim
piatu.
Terus berjalan
sekalipun tanpa genggaman tangan seorang ayah ataupun ibu. Tersenyum dalam
menatap berbagai hal dalam badai hebat di tiap detiknya. Dunia anak yatim piatu
mengajarkan berbagai pintu disuatu ligkaran dalam penyeberangan lautan luas
ditengah badai terhebat. Menjadi sebatang emas murni ditengah badai hebat
sangat menyenangkan, hingga pada akhirnya menjadikan langkahmu berbeda .
Senyuman kalian akan menghancurkan kesepian, masa depan gelap, dan berbagai hal
negatif.
Sebuah tulisan dari
seseorang berkata seperti ini... Meraih impian membutuhkan sebuah
perjuangan...Seorang anak berjalan dan matanya memandang sebuah lembah, satu
pertanyaan dengan berbagai jenis jawaban. Dapatkah anak tersebut berada dalam
lembah kelam dan berhasil melewati tempat tersebut?.
Berjalan didalam lembah
kelam menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam lembah tersebut, terlalu sulit
untuk diungkapkan. Namun langkah kaki anak tersebut terus berjalan tanpa henti
dan rasa takut menyelimuti dunianya tidak pernah ada. Berjalan dan berjalan
melewati lembah kelam hingga pada akhirnya anak tersebut keluar dengan sebuah
senyuman kemenangan.
Sebuah gambaran perjalanan
seseorang, melewati berbagai jenis masalah kehidupan bahkan tembok permasalahan
begitu kuat, Akan tetapi seseorang dengan sebuah langkah dari sebuah istilah
hingga memberikan dampak secara luar biasa, Istilah tersebut merupakan sebuah
kekuatan untuk meraih mimpi dan harapan. Tidak akan pernah menyerah oleh
siatuasi apapun dalam lembah kelam hingga menjadikannya kuat. Apapun perkataan dunia dalam lembah tersebut,
tetap berjalan dengan kekuatan yang asalnya dari pada Tuhan. Hingga mimpi
tersebut berada dalam genggaman tangan. Dari, Penyemangatmu
“Aku
menyukai kata-kata yang tertera dalam secarik kertas ini.” Salah satu seorang
anak dari panti asuhan seperti mendapat sebuah kekuatan setelah membaca isi
tulisan di dalam secarik kertas tersebut.Tulisan secara luar biasa mengajarkan
banyak anak tentang penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan yang begitu
besar. Begitu banyak anak yatim piatu dengan berbagai masalah kehidupan
pergumulan. Namun Nara akan selalu menjadi sebuah menara dan pelita kehidupan
yang tidak kelihatan dalam dunia mereka.
Memberikan
senyuman dihati banyak anak tanpa seorangpun pernah menyadarinya. Dunia gadis
pendiam seperti Nara mengajarkan sesuatu berlian yang tersembunyi sangat dalam
disuatu tempat dalam lingkaran kehidupannya.Banyak orang berkata, bahwa seorang
yang mempunyai karakter terlalu pendiam sangat bahkan terlalu membahayakan bagi
orang sekitarnya. Akan tetapi bagi dunia Nara sangat jauh berbeda, mengajarkan
sebuah pancaran matahari yang bersinar secara tersembunyi bagi kehidupan banyak
orang disuatu tempat. Pancaran matahari yang memberikan kehidupan serta
semangat didalam warna-warna kehidupan banyak orang-orang lemah.
Pancaran
matahari dengan sinar yang begitu indah memberikan kekuatan bagi kehidupan
banyak anak disuatu area kehidupan. Menjadi menara dan pelita kehidupan bagi
banyak orang tanpa seorangpun menyadarinya. Perjalanan Nara sangat berbeda
dengan siapapun juga, tidak dapat dibandingkan dengan siapapun juga. Pancaran
kehidupan mengajarkan binar-binar kehidupan bagi siapapun disuatu tempat
tersembunyi. Tanpa seorangpun menyadari segala sesuatu yang terjadi. Nara gadis
tanpa satu katapun dalam bibir dan selalu diam seribu bahasa ditiap aspek
perjalanan dalam penyeberangan lautan ditengah badai.
“Anak-anak
hari ini kita belajar tentang dunia seni dan teman-temannya” tutur bahasa ibu
guru dalam ruangan kelas. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan ibu guru, namun
seperti biasa Nara tidak pernah memperlihatkan senyuman seperti apapun. Nara
selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun dimanapun langkahnya berjalan.
“Ibu guru, kok ada teman-temannya” pertanyaan
Kirey tertawa. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan Kirey bertanya dengan gaya
bahasa menggemeskan. Kirey dikenal dengan gaya artis korea, dan segala didalam
dunia fashion serta apapun akan berbau korea.
“Anak-anak,
ibu harap kalian semua diam jangan ribut mengerti” ucapan ibu guru bersikap
tegas terhadap murid dikelas.
Apapun
yang diucapkan teman-teman sekolah seperti biasa Nara tetap menjadi gadis
pendiam. Nara gadis pendiam tanpa kata-kata, akan selalu diam seribu bahasa.
Tidak seorangpun mendengar ucapan Nara, suaranya sejenis apa? Dan berbagai hal
dalam dunia sekolahnya..Nara gadis pendiam, tidak pernah dipandang siapapun
namun akan selalu menjadi pelita bagi siapapun ditempat tersembunyi.
BAGIAN
TIGA...
“Tuhan,
seperti apa sich dunia dia dan kenapa selalu diam seribu bahasa? Apakah dia
memang pada dasarnya bisu atau bagaimana?“ pertanyaanku dalam hati memandang
tingkah laku Nara setiap harinya.
“Gadis pendiam atau gadis bisu yach?
sepertinya kamu penuh dengan tanda tanya berat namun menantang untuk
diperhatikan“ didalam hati memandang lukisan wajah Nara.
“Menara
seorang gadis pendiam atau gadis bisu...Tuhan, kenapa aku bisa menyukai gadis seperti
itu. Terkadang berbagai pertanyaan timbul dalam nafasku...” keluhku dengan
kening berkerut.
“Kenapa
aku bisa menyukai dia dan apa kelebihan dia sehingga mataku selalu menatapnya?
Kenapa harus dia yang menjadi cinta pertama dalam hembusan nafasku dan tidak
bisa beralih kepada siapapun?Tuhan, bantu aku untuk mengerti hal-hal seperti
ini...Kamipun masih terlalu remaja untuk mengenal dunia percintaan.” pertanyaan
Reynand sekali lagi didasar hati.
Seorang
Reynand mempunyai sifat berbeda dengan dunia Nara. Menyukai seseorang terlalu
mendalam hingga menjadikan seluruh nafasnya menjadi sesak. Tiba-tiba seseorang
mengetuk pintu kamar Reynand hingga mengagetkannya seketika.
“
Mami...mengagetkan Reynand saja “ sedikit kesal.
“Mami, hanya mau memastikan apakah anak mami sudah tidur atau belum...kan
tidak ada salahnya “ ucapan sang mami memeluk.
“Mami,
boleh bertanya sesuatu hal yang bersifat pribadi atau tidak?” Pertanyaan yang
memperlihatkan wajah mengkerut. Seorang ibu menyadari segala yang ada dalam
dunia anaknya, dengan senyuman manis mengangguk.
“Pasti, anak mami berbicara tentang seseorang
yang ditaksir iyach kan“ ucapan mami dengan tersenyum menggoda.
“Ah...mami
bisa saja...Reynand Cuma mau tahu menghadapi seseorang dengan kepribadian
terlalu pendiam atau sekalian cap saja dia gadis bis“
”Reynand,
anak mami sekarang sudah beranjak remaja dan mulai mengenal sesuatu...Hanya
saja anak mami tidak boleh melewati batas apapun itu, siapapun dia belajar
tetap dalam lingkaran sewajarnya.”ucapan seorang ibu mengajarkan anaknya untuk
memahami berbagai hal dalam dunia pergaulan dimasa remaja.
“Ah
mami apaan sich...Lagian juga umur Reynand di dunia berapa lama sic?Sampai
berapa lama sih, Reynand dapat bertahan hidup.“Seorang ibu memeluk erat putra
tunggalnya memberikan kehangatan dan kelembutan. Membuat Reynand menyadari
tentang sebuah harapan disaat semua jalan terlihat buntu.
“Reynand,
jangan pernah berputus asa untuk hal apapun. Intinya anak mami selalu mempunyai
sebuah semangat hidup yang terlalu kuat. Seseorang pernah berkata melalui
tulisan pada selembar kertas...” usapan
lembut seorang ibu .
“
Lanjutkan mi..”
“
Bahwa obat seperti apapun yang terus masuk dalam tubuh, namun nafas hidup
selalu berpikir dan sangat terikat oleh berbagai hal negatif maka kesembuhan
itu tidak akan pernah ada. Akan tetapi apabila seseorang memiliki semangat
hidup luar biasa kuat disertai berbagai jenis pemikiran positif dan sama sekali
tidak menganggap dunianya terikat oleh sebuah penyakit sehebat apapun.”
Penjelasan seorang ibu dengan penuh kehangatan.
“Maka
percaya penyakit tersebut dapat hancur dalam sekejap dan memberikan kehidupan
bagi perjalanan disuatu lingkaran. Jadi Reynand harus mempunyai semangat hidup
luar biasa hebat serta tidak memikirkan hal-hal yang menghancurkan dunia anak
mami. “ Lanjutan perkataan seorang ibu memeluk erat putra kesayangannya.
“Mami,
apapun yang mami ucapkan akan selalu ada dihati Reynand.” Tidak pernah
terpikirkan dalam benak, tidak pernah tersadar bahwa kalimat demi kalimat yang
terucap oleh bibir perkataan mami merupakan salah satu tulisan Nara. Selalu
menjadi pelita kehidupan bagi siapapun ditempat tersembunyi.
Tulisan
Nara beberapa tahun lalu untuk salah satu pasien penderita jantung dan tidak
lain adalah diriku sendiri tanpa pernah kusadari selama ini...bercerita tentang
beberapa ilustrasi tentang sebuah benda. Ada sedikit kesulitan untuk mencerna
makna dari ilustrasi tersebut, hanya saja saat berusaha untuk melakukan
penyelidikan terdapat kandungan nilai paling terdalam.
Antara
sebuah benda begitu indah & terdapat pula sebuah tampilan biasa...
Sebuah
benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap cahayanya begitu
menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata memuliakan kehidupan
orang tersebut.Oleh karena benda yang dimasukkan dalam tubuh. Akan tetapi pada
saat yang tak disadari benda tersebut menjadi racun dalam kehidupan bahkan
jurang maut untuk segalanya. Sebuah pertanyaan berada dalam benak...Apa guna
dari cahaya yang menyilaukan itu ?. Untuk segala sesuatunya menjadikan semua
hal diselimuti oleh jurang maut.
Pada
sisi lain sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai
perhiasan yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh. Semua orang menertawakan dan
mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa dan membuat tubuh terluka. Seluruh
tubuh penuh dengan darah yang terus mengalir. Semua orang memandang hina akibat
benda tersebut. Air mata yang terus mengalir akibat rasa sakit dan luka luar
biasa. Akan tetapi dibalik semuanya itu benda tersebut menunjukkan sebuah kehidupan
dan memberikan cinta kasih penuh kelembutan.
Menghancurkan
kesombongan/keangkuhan hidup bahkan keegoisan yang terus mengalir. Saat-saat
tertentu menjadikan suasana menjadi lain tanpa ada kata maut untuk langkah
kehidupan. Rasa sayang selalu dialirkan kedalam hidup ini. Kehidupan manis dan
tidak dapat diperoleh dari berbagai hal apapun. Ternyata cahayanya terus
mengalir pada saat luka-luka dan berbagai badai permasalahan kehidupan dalam
kehidupan seseorang.
Inilah
kehidupan seseorang tidak pernah ada yang dapat memahami perjalanan dari suatu
titik lingkaran. Sebuah benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap
cahayanya begitu menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata
memuliakan kehidupan orang tersebut. Oleh karena benda yang dimasukkan dalam
tubuh. Bercerita tentang terkadang sesuatu yang dianggap menarik, kehidupan
sempurna, kehidupan manis dan pada pandangan mata dunia penuh dengan pujian dan
tidak terjadi permasalahan sedikitpun.
Bagi
siapapun yang memandang dalamnya terdapat harta luar biasa hebat dan tidak
terdapat berbagai permasalahan kehidupan. Segala sesuatunya dapat bersifat
kekayaan yang luar biasa melimpah, ketenaran, menjadi idola bagi siapapun,
hidup tanpa masalah apapun dan sangat berbeda. Namun dibalik hal tersebut
terdapat sebuah keangkuhan kehidupan, keserakahan, dan berbagai hal yang
bersifat pada jurang maut.
Siapa
yang dapat memahami hal-hal seperti ini dalam langkah perjalanan seseorang.
Jangan pernah berpikir oleh karena harta melimpah, kekuasaan berada diujung
pncak kehidupan, ketenaran secara hebat menyelimuti kehidupan, dan selalu
menjadi nomor satu bagi siapapun bahkan menjadi rebutan bagi lawan jenis
dimanapun berada...
Tidak
ada yang dapat menyangka bahwa, segalanya dapat mengarahkan kehidupan pada sebuah
jurang maut dan keadaan yang sangat mengerikan. Manis bagi pandangan mata namun
pada akhirnya menghancurkan segala sesuatunya dalam sekejap mata.Pada sisi lain
sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai perhiasan
yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh.
Semua orang menertawakan dan mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa
dan membuat tubuh terluka. Seluruh tubuh penuh dengan darah yang terus
mengalir.Bercerita tentang sebuah perjalanan kehidupan dalam penyeberangan
lautan ditengah badai besar. Dalam kehidupan terlihat biasa dimana kehidupan
secara pandangan mata sangat tidak layak oleh karena berbagai
tantangan-tantangan kehidupan.
Badai
permasalahan dalam bentuk kemiskinan untuk sebagian besar hal tersebut
merupakan kutuk bagi perjalanan kehidupan seseorang. Namun pada akhirnya
mengajarkan nafas tentang sebuah perjuangan dan kerendahan hati. Apapun mata
dunia serta pandangannya namun didasar kehidupan dalam tahap-tahap seperti ini
mengarahkan sebuah perjalanan pembentukan kepribadian dan kekuatan serta
semangat berbeda dari siapapun juga.
Dapat
berupa penyakit terparah menyelimuti sebuah perjalanan kehidupan, namun dibalik
semuanya itu mengajarkan arti dari sebuah senyuman dalam penyeberangan lautan
ditengah badai terhebat. Menceritakan semangat hidup secara luar biasa dan
pendekatan pada Tuhan dalam dunia doa secara hebat dan penuh dengan berbagai
hal yang sangat unik. Menampilkan berbagai cerita-cerita menarik untuk
perjuangan dalam meraih warna-warna pelangi.
Air
mata dapat saja mengalir deras ditengah badai kehidupan namun mengajarkan dunia
seseorang tentang kerendahan hati dan pergumulan kehidupan hingga pada akhirnya
menghasilkan emas murni dalam bentuk kedewaasaan, bijak dalam melangkah untuk
berbagai hal, dan segala macam yang bersifat positif tanpa sebuah jurang maut
secara luar biasa.Mengajarkan nafas untuk menghargai siapapun pada pandangan
mata seseorang tanpa mengeluarkan berbagai hal mengerikan. Dunia yang
mengarahkan pada sebuah keadaan dimana seseorang belajar memahami seni-seni
kehidupan yang akan selalu melekat dalam proses perjalanan penyeberangan lautan
di tengah badai hebat.
Tidak
ada hal yang lebih berharga dibandingkan seseorang belajar memahami sebuah
pergumulan dan pada akhirnya membentuk dunianya. Kedewasaan, kerendahan hati,
senyuman ketulusan, air mata didalam doa, bijak dalam menanggapi berbagai
situasi akan selalu melingkupi dunia orang tersebut. Dimana mereka dapat
menghargai kehidupan dan berusaha
menjauh dari sebuah jurang maut. ###
“Tulisan
ini masih mami simpan sebagai sebuah kekuatan.” saat berada dalam ruangan ICU
berjuang agar lepas dari maut.
“Mi...”
bersandar pada dada bidang mami.
“Reynand,
siapapun yang menulis ini pastinya dia tahu tentang sesuatu dalam kehidupanmu
dan mami secara pribadi.” Senyuman mami dengan kehangatan.
“
Mami memang benner.” .
“Tuhan,
ajarku untuk menyadari bahwa dibalik masalah pergumulan sebuah penyakit jantung
Reynand saat ini hanya untuk membentuk sebatang emas murni bagi hidupku.”
Kata-kataku dengan lembut.
“Begitulah
yang seharusnya terjadi dalam kehidupan anak mami.”
“Makasih
mi...” kembali berada dalam dekapan sang ibu.
“Dibalik
semua masalah, yang sedang terjadi jangan pernah kecewa dengan hal apa pun.”
Kalimat bijak seorang ibu.
“Sesuatu
yang membentuk sekali buat seorang Reynand.”
“Harusnya
kan memang seperti itu.” Suara lembut sang ibu.
“Jangan
pernah berkata, duniaku tidak lagi akan melihat bagaimana matahari terbit suatu
hari kelak oleh karena sebuah penyakit.” Kembali kalimat bijak seorang ibu yang
terus mendekap putranya dengan belaian kasih sayang.
“Mi,
terkadang Reynand ketakutan disaat tertentu dan selalu dihantui oleh sesuatu
hal saat pagi hari tidak akan dapat lagi membuka mata, melihat bagaimana
matahari terbit dan terbenam.”
“Reynand
harus mempercayai akan sebuah harapan dalam suatu perjalanan.”
Seperti
biasa diriku saat berada di sekolah dari kejauhan, “Tuhan, kenapa harus Nara?”
Pertanyaan didasar hati memandang gadis pendiam yang duduk termenung dalam
kelas.
Saat
perjalanan pulang sekolah hari terakhir ujian, seolah seperti ada sebuah
kekuatan yang membuat terus melangkah mencari sebuah misteri dibalik kehidupan
Nara. Seorang gadis pendiam dan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata.
Berjalan mengikutinya dalam keadaan tanpa disadari oleh Nara.
“Apa yang diperbuatnya disana?” pertanyaan
kembali dalam. Gadis penuh misteri, membutuhkan proses untuk memahami dan
memecahkan misteri tersebut.Seorang Nara...berjalan pada sebuah panti jompo
menaruh sebuah kotak didepan sebuah pagar, mengetuk pintu, dan segera
bersembunyi dibalik sebuah pohon. Setelah Nara gadis pendiam pergi tanpa jejak
“Tuhan,
ternyata gadis yang aku sukai selama ini kehidupannya seperti ini. Akan selalu
menjadi menara sesuai dengan namanya dan pelita kehidupan ditempat tersembunyi
tanpa seorangpun mengetahui dan menyadari.“ Menyukai seseorang, namun kaki
begitu berat berjalan kearahnya untuk mengungkapkan sesuatu hal.
“Kenapa kisah perjalanan cinta pertamaku
seperti ini yach? Andai kata bisa kudengar bibir mulutnya mengucapkan satu kata
saja...Diam membisu seolah memiliki kecacatan luar biasa.” Keluhku didasar
hati.Berjalan dan memandang dari kejauhan bagaimana dia duduk termenung.
Melukis wajahnya setiap saat sejak SLTP hingga pada akhirnya hampir tamat SMU.
“Seperti
ada yang salah dengan duniaku Tuhan...” Gumamku. Hanya menatap dari kejauhan
dan tidak berani untuk mendekat bercerita berbagai hal.
Tuhan,
untuk kali ini Nara akan melanjutkan kuliah di kampus mana? Engkau tahu Tuhan
sejak dulu aku mulai menyukainya hingga sekarang. Hanya bisa menatapnya dari
kejauhan tanpa mengungkapkan berbagai hal. Berusaha mengejarnya di Sekolah
Menengah Umum namun tidak dapat mendekat.Seluruh lukisan wajah Nara memenuhi
sebuah ruangan tersembunyi dalam kamarnya.
“Tidak
menjadi masalah orang penyakitan seperti aku menyukai gadis seperti dia. Aku
akan berusaha mencari berbagai hal menarik dalam dunianya,“ semangatku mengejar
dia.
Perjalanan
Reynand mengikuti Nara secara sembunyi-sembunyi terus berjalan, mencari segala
hal yang dilakukannya. Semakin mempelajari dunia dari gadis sejenis Nara
semakin menarik hati. Semakin digali hingga kedalaman akar tertentu, emas murni
semakin terlihat jelas. Semakin dipandang pada satu titik tertentu dalam dunia
gadis sejenis Nara akan semakin indah. Dibalik kepribadiannya yang terlalu
pendiam seperti gadis bisu tanpa satu katapun terdapat berlian berharga yang
terlalu mahal dan tidak dimiliki oleh gadis manapun.
Semakin
menelusuri sesuatu dalam dunianya seorang gadis bernama Nara mengajarkan
sesuatu hal yang dipenuhi binar-binar kehidupan tersendiri. Semakin berjalan
dalam langkah perjalanannya akan semakin terlihat sesuatu warna-warna
tersendiri didalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat dalam perjalanan
langkahnya.
Keseharian
Nara mengumpulkan banyak sampah hingga dapat dikatakan gadis pemulung sampah.
Menjual sebagian sampah yang dipungutnya, namun sebagian lagi dijadikan
berbagai jenis karya seni. Barang-barang tidak berharga dijadikan berharga dan
bernilai pada pandangan mata siapapun. Berbagai jenis plastik dan barang bekas
dibuatnya menjadi berbeda dalam bentuk lukisan ataupun bahkan lemari dengan
berbagai desain dan konsep berbeda.
Nara
menjualnya dipasar, yang kemudian hasilnya dikirimkan pada sebuah panti asuhan
seperti biasa setiap bulannya. Gadis dengan kepribadian diam membisu tanpa satu
katapun namun selalu memberikan warna-warna tersendiri dalam kehidupan banyak
anak. Menjadi sebuah pondasi terhebat dan terkuat ditempat tersembunyi bagi
banyak anak. Dunia Nara yang tidak dapat disamakan dengan siapapun juga.
Memiliki sepasang bola mata yang akan selalu memancarkan kelembutan, ketulusan,
kecantikan dari dalam secara luar biasa
bersinar bagi kehidupan banyak orang ditempat tersembunyi.
“Menyukai
gadis seperti dia adalah sebuah hal yang menyenangkan. Gadis impianku dan Cinta
pertamaku,“ lirihku didasar hati mengikuti Nara dimanapun tanpa disadari
siapapun.
BAGIAN
EMPAT...
Nara
tidak pernah menyadari kalau aku selalu mengikutinya dari belakang. Tidak
pernah sadar dengan segala jenis perasaan mendalam dari teman sekolahnya. Nara
seperti biasanya menyelipkan selembar kertas dibeberapa kamar pasien pada
sebuah rumah sakit tempat dia bekerja. Nara akan selalu menjadi menara danp
pelita ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun mengetahui serta menyadari
berbagai hal yang telah diperbuatnya selain Reynand.
Tanpa
disadari oleh Nara, setiap lembaran kertas yang diselipkannya diambil olehku.
Pada keesokan harinya mengembalikan lembaran kertas itu berbagai jenis tulisan
Nara bagi mereka yang mengalami penderitaan oleh karena sebuah penyakit. Menulis
kembali tulisan tersebut dan mengoleksinya disuatu kotak yang berada dalam
kamarnya.
Buatmu
yang berada di kamar ini.
Separah
apapun dan penyakit sehebat apapun melingkupi duniamu jangan pernah kehilangan
arah dan patah semangat.Penyeberangan lautan tanpa badai hebat tidak memiliki
arti apapun, namun saat badai tersebut menerpa menghasilkan sebuah emas murni.
Penyakit sejenis apapun membungkus kehidupanmu, akan mengajarkan hidup untuk
memahami warna-warna kehidupan. Mengajarkan duniamu bersandar dan berharap
penuh pada Tuhan, hingga pada akhirnya matamu memahami arti dari binar-binar
hidup yang akan selalu memancar setiap saat.
Tidak
menjadi kecewa oleh karena badai terhebat menerpa duniamu dalam penyeberangan lautan.
Semangatmu dan imanmu akan menghancurkan badai tersebut. Mempercayai bahwa mata
Tuhan selalu terjaga untukmu. Penyembuhan membutuhkan proses dan tidak dalam
sekejap segalanya menjadi seperti yang diinginkan.Melalui proses tersebut
mengajarkanmu untuk menghargai berbagai hal dalam area kehidupanmu. Tetap
bersemangat dan tersenyum disetiap waktu apapun yang terjadi. ###
Kalimat
demi kalimat dalam selembar kertas putih dimana akan selalu memancarkan sinar
kehidupan. Bahasa-bahasa dengan sistem berbeda tertulis kembali pada secarik
kertas untuk seseorang sehingga mengenal tentang sebuah kehidupan.Tidak terasa
mata Reynand berkaca-kaca tanpa dapat berkata-kata.
“Tuhan,
ternyata dia adalah gadis terhebat dan selalu menjadi menara bagi siapapun
tanpa seorangpun menyadarinya. Tuhan, bisakah duniaku meraih gengaman tangannya
“ ucapannya didasar hati .
Cinta pertama, memiliki kisah tersendiri dan
sangat berbeda dari siapapun juga. Berusaha mengoleksi beberapa buku dan
mempelajari tentang dunia kepribadian seorang gadis sejenis Nara.Berusaha
mengerti tentang sifat pendiam dari gadis bernama Nara, namun dibalik
kepribadiannya menyimpan sebuah berlian yang terlalu mahal dan sangat bernilai
bagi pandangan dunia.
Berjalan
ke depan Nara dan dengan sengaja menabrakkan dirinya hingga terjatuh dan
seluruh buku yang dipegangnya berhamburan. Hanya ingin berusaha melihat reaksi
gadis pendiam atau bahkan dapat dikatakan gadis bisu diam seribu bahasa tanpa
satu katapun.
Seperti biasa Nara terdiam dan tidak akan
berkata apapun, tersenyumpun tidak akan pernah dilakukannya. Semakin dengan
sengaja membiarkan Nara mengumpulkan seluruh buku yang dijatuhkannya. Memandang
Nara berbeda dari yang biasanya...Tanpa sepatah katapun dan akan selalu diam
seribu bahasa itulah kehidupan gadis dengan kepribadian berbeda dari siapapun.
“Aku
ingin mendengar sekali saja kamu berbicara...”memegang tangan Nara.
“Apakah memang pada dasarnya inilah dunia
gadis pendiam seperti dirimu? Tanpa mengeluarkan satu katapun...Kamu tahu kan
aku dengan sengaja menabrakkan diri Tapi apa yang terjadi, Nara akan selalu
terdiam tanpa mengungkapkan hal apapun,“ Ucapanku melepaskan tangan Nara.dibalik
kepribadiaannya tersimpan sebuah benda yang tidak ternilai harganya bahkan
terlalu mahal bagi pandangan mata siapapun.
Berjalan
mengikuti kemanapun dia pergi, untuk kali ini secara terang-terangan
memperlihatkan segala yang kulakukan. Tidak pernah risih dan ingin berbicara
tentang hal apapun terhadapku. Seperti biasanya, Nara tetaplah Nara sampai
kapanpun menjadi gadis pendiam bahkan akan membisu diam seribu bahasa dalam
kehidupannya.
“Nara, setidaknya kamu berbicara tentang
sesuatu hal atas segala yang kuperbuat. Setidaknya berkata-kata, sekali saja
kamu berbicara, tidak pernah mendengar jenis suaramu seperti apa dan hidupmu
seperti apa. Apa aku salah sebagai teman?” tatapan mata serius di hadapannya.
Nara
tetap terdiam tanpa ucapan apapun dan segera berlari hingga mata tidak dapat
menemukan keberadaannya. Perjuangan tidak akan berhenti sampai kapanpun hingga
pada akhirnya dapat membuat Nara berbicara dan mengungkapkan berbagai hal.
Melihatnya tersenyum manis dan mendengar suara Nara seperti apa...
“Tuhan,
aku akan berusaha bagaimanapun caranya...Minimal aku bisa mendengar jenis suara
gadis yang kusukai sejak dulu sebelum duniaku menghembuskan nafas terakhirku.” disuatu
tempat tersembunyi yang penuh dengan berbagai jenis lukisan wajah Nara .
Berjuang
dan memiliki semangat tinggi untuk mencapai apa yang diinginkan hati. Berusaha
membuat sesuatu hal yang paling tergokil, terlucu, terheboh, dan sangat
menggemaskan didepan Nara untuk membuatnya dapat berbicara ataupun tersenyum.
Namun pada kenyataannya tidak pernah membuahkan hasil. Nara tetaplah Nara akan
selalu menjadi gadis pendiam bahkan seorang gadis yang lebih mengerikan dari
gadis bisu pada umumnya.
“Oh
my God, apa yang kamu lakukan...berusaha untuk berbicara pada Nara“ ucapan
Clara menyindirku.
Seluruh
teman-teman menetawakan tingkah dan seluruh gerak gerikku untuk melakukan
berbagai hal hanya demi seorang Nara gadis bisu dan akan selamanya menjadi
bisu. Nara gadis bisu tanpa satu katapun...seperti apapun usaha akan selalu
diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
“Reynand, tidak salah yang kamu perbuat.
Reynand yang ceria, terlihat keren bagi siapapun dan banyak lagi yang
menyenangkan dalam dunianya mengejar Nara gadis bisu tanpa satu bahasapun yang
akan keluar dari perbendaharaan mulutnya.“ perkataan salah satu temannya
menyindir kehidupan Reynand.
“Reynand,
segala yang kau lakukan itu tidak salah yach...Pada hal kalau dipikir-pikir,
mending kejar aku saja karena aku mau kok jadi pacar kamu, terus kita sama-sama
kuliah disatu kampus yang sama,“ ucapan Clara sekali lagi menarik baju Reynand.
“Jangan
sedikitpun berkata-kata hal yang buruk tentang Nara...Kalian hanya tidak pernah
menyadari dunianya seperti apa. Bagaimana dia berjuang dan perjalanan
kehidupannya selalu hidup bagi siapapun tanpa disadari.” Tiba-tiba ucapanku keceplosan
berbicara.
Pandangan
mata Nara memandang Reynand sedikit berbeda, berusaha mencari sesuatu yang
disembunyikan olehnya. Reynand berusaha mengalihkan perhatian...”Dari mana kamu
tahu tentang dunia gadis bisu itu...”teriakan Clara membuat telinga semua orang
sedikit rusak dibuatnya.
“Dari
pandangan bola matanya, saat seorangpun tidak ingin melihat dia akan terlihat
biasa.“ Berusaha membuat mereka tidak pernah mengetahui berlian yang tersimpan
dibalik kepribadian seorang gadis bernama Nara. Nara tidak akan pernah mau
membongkar seluruh dunianya pada siapapun juga.Bagi kehidupan Nara untuk
pertama kalinya ada seseorang yang berusaha ,membelanya didepan siapapun juga.
Nara
berjalan pulang ke rumahnya, namun dari belakang terdengar langkah kaki Reynand
yang terus berjalan. “Ternyata ini yach rumahnya Nara...sangat kecil sekali
beda sama rumah mami.“ bola mataku terus saja melihat rumah kecil di depanku. Menjadi
salah satu anak pengusaha tersukses dan segala sesuatu dalam hidup dapat
terpenuhi dalam sekejap.
“Nara, kamu tidak mempersilahkan saya untuk
masuk ke rumahmu, “ teriakku didepan pintu Nara. Selama berjam-jam menanti Nara
keluar dari rumah yang begitu sederhana, namun Nara tidak pernah memperlihatkan
batang hidungnya.
Tidak
pernah kehabisan akal untuk berusaha mencari perhatian Nara apapun yang
terjadi. Wajah Nara selalu terlihat kesal setiap melihat segala tingkah laku
Reynand yang berusaha untuk membuatnya berkata-kata. kekesalan begitu nampak pada
wajahnya,namun diam seribu bahasa tanpa mengungkapkan hal apapun. Hingga suatu
ketika Nara semakin tidak tenang oleh tiap gerak- gerikku, dengan wajah sangat
marah memandang.
“Nara,
apa aku salah hanya ingin mendengar suaramu seperti apa? Minimalnya kamu
bericara sedikit saja...mau dalam keadaan marah atau apalah!” teriakanku saat perjalanan pulang ke rumah
Nara.
Seperti
biasa mengikuti Nara kemanapun dia berjalan. Berusaha untuk membuat Nara
tersenyum atau bahkan tertawa namun tidak pernah berhasil. Berusaha membuat
yang membuat emosi Nara memuncak, namun tidak pernah berhasil untuk
mendengarkan gadis impiannya berkata-kata. Nara hanya terdiam dan terdiam..akan
selalu diam seribu bahasa apapun yang terjadi.
“Tuhan,
begitu sulitnya menaklukkan dunia Nara dan paling bodohnya lagi aku suka dia, tapi,
waktu itu aku pernah melihatnya berbicara satu kali saja tidak tidak pernah
mendengar suaranya.” Memandang lukisan wajah Nara. Berusaha mencari tahu
universitas yang akan dimasuki oleh Nara. Dan untuk yang kesekian kalinya berusaha
mendaftar pada Universitas tersebut. Saat berada di Universitas itu, dengan
jurusan yang sama, wajah Nara semakin nampak terlihat kesal.
“Tuhan,
andai saja aku bisa meraih perhatiannya namun tidak pernah bisa,“ gumamku. Hingga suatu ketika, berdiri terlalu lama
didepan rumah Nara dan terus menunggu. Tidak perduli terik matahari dan hujan
deras, tetap berdiri menunggu sampai Nara berbicara. Nara tidak pernah
menyadari bahwa saya memiliki penyakit jantung yang sangat parah dan tidak
dapat berada berdiri terlalu lama ditengah hujan deras.
Nara
hanya memandang dari dalam rumah segala hal yang diperbuat olehku. Namun
tiba-tiba menjadi ketakutan dikarenakan saya tiba-tiba pingsan ditengah hujan
deras tersebut. Dilarikan ke rumah sakit...hingga pada akhirnya Nara menyadari
sesuatu hal dalam duniaku. Mami datang dan sangat khawatir dengan kondisi yang
terjadi dengan anaknya.
“Ini
semua gara-gara kamu, kalau terjadi sesuatu dengan anak saya maka kamu harus
bertanggung jawab,” teriakan mami dengan penuh amarah. Hati seorang ibu yang
berusaha berjuang demi kesembuhan sang anak...
”Hanya
Reynand yang kumiliki dan satu-satunya putraku...” teriak seorang ibu dengan
aliran air mata begitu deras. Saat membuka mata melihat Nara menjaga semalaman
membuat hati terhibur oleh sesuatu hal. Memberi isyarat kepada mami untuk tetap
terdiam sehingga Nara tidak terbangun dari tidur.
“Yah Tuhan, sebegitu berharganya gadis ini
didalam dunia Reynand anakku.“ Perkataan seorang ibu dengan begitu hancur
kudengar dengan begitu jelas di telingaku sekalipun berusaha untuk dipelankan.
Saat
Nara tersadar...”Kamu sudah terbangun?” wajahku tersenyum manis memandang gadis
impian dan cinta pertama.Nara tetap terdiam tanpa satu katapun...
”Kalau
kamu merasa bersalah, kamu harus membayar rasa bersalahmu,“ ucapanku. memegang
wajah Nara kemudian melepaskannya. Gadis dengan kepribadian berbeda dari
siapapun, akan selalu terdiam dan terdiam...
”Kamu
harus mengantar dan membawakan bekal ke kampus buatku, serta aku ingin
mendengar kamu mengucapkan satu kata saja. Aku penasaran tidak pernah mendengar
suaramu dari saat kita SLTP hingga kuliah. Memangnya kamu benar-benar bisu yach.”
Ucapanku. Nara tertunduk dan merasa bersalah atas segala hal yang terjadi..
“Aku
tahu kamu dapat berbicara, hanya saja yach seperti inilah kepribadianmu terlalu
pendiam atau bahkan bahkan jauh melebihi dunia gadis bisu diluar sana,”
“Aku
tahu duniamu, selalu menjadi menara dan pelita ditempat tersembunyi. Apapun dan
bagaimanapun Nara tidak mau berbicara, namun aku tidak akan patah semangat.”
“Berusaha
sekolah ditempat yang sama dengan Nara, sekalipun tidak pernah mendengar
sedikitpun Suaranya Nara.“ Sekali lagi perkataanku.
“Dibalik
sifat Nara yang seperti ini tersimpan sebuah berlian yang tidak dapat
dibandingkan atau disamakan oleh siapapun juga.“ kata-kata dari dasar hati.
Menjelaskan semua yang dilakukan oleh Nara serta rutinitas kebiasaannya dimana
telah kuketahui.
“Ingin menjadi seperti Nara, sekalipun umurku
sudah tidak lama lagi,” kalimatku di hadapannya, hingga pada akhirnya membuat
mata Nara berkaca-kaca seolah ingin berbicara...
“Reynand...”
perkataan Nara untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun pada seorang
Reynand.
”Ternyata
suaramu manis juga kedengaran bahkan sangat manis dan lembut. Trimah kasih
Tuhan, akhirnya perjuanganku tidak pernah sia-sia.” Sorakanku kegirangan di
rumah sakit.
“Mami,
Nara sudah mau berbicara,” teriakanku sekali lagi. Seorang ibu yang begitu
terharu melihat perjuangan anaknya untuk seseorang yang berbeda.
“Ayo
bicara sekali lagi,“ membuatnya terlihat kesal. Kembali seperti biasanya Nara
terdiam tanpa berkata-kata sedikitpun. Nara memberikan sebuah buku berisi
tulisan-tulisannya sendiri.
Dalam
kamarku membaca tulisan tangan Nara, setelah keluar rumah sakit. Mempelajari
tentang bagian dari perjalanan kehidupan dipenuhi teka-teki. Ada begitu banyak
hal menceritakan tentang serpihan hidup mempunyai alur tersendiri.
Tuhan
Mengizinkan...
Kemarin
benda tersebut sangat indah, menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya
walaupun jaraknya masih jauh, sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup
ini. Semua orang yang melihatnya sangat kagum....Akan tetapi hari ini karena
noda dan retakan sedikit pada benda tersebut tidak ada keharuman yang
menghinggapi seluruh hidup. Benda ini menjadi sangat jelek dan bau, hingga
menjadi sampah bagi semua orang. Tapi satu pertanyaan, apakah harus
kupertahankan benda tersebut atau kubuang saja ke samudera/lautan ? Karena
benda tersebut semua kejelekan selalu ada dari bibir mulut orang-orang diluar
sana.
Akan
tetapi saat dibuang apakah hidup menjadi berbeda dan sangat menarik? Yang
sebenarnya hanya akan semakin merusak. Akan tetapi saat benda ini tetap
bertahan dalam kehidupan dan belajar untuk memperbaiki benda tersebut dengan
penuh kesabaran saat itu segalanya dari hidup semakin terbentuk.Membuat benda
ini sangat beda dan unik membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan,
iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan,
hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.
Walaupun
saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam, asin, dan manis seperti rasa
nano-nano. Bercerita tentang realita kehidupan didalam suatu lingkaran
perrjalanan seseorang pada dasarnya.Kemarin benda tersebut sangat indah,
menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya walaupun jaraknya masih jauh,
sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup ini.
Semua orang yang melihatnya sangat
kagum....Akan tetapi hari ini karena noda dan retakan sedikit pada benda
tersebut tidak ada keharuman yang menghinggapi seluruh hidup. Menungkapkan sebuah hal dapat berupa talenta, keluarga,
memegang sebuah impian dalam genggaman tangan dan berbagai hal yang bersifat
dimana menyangkut kehidupan pribadi dan ada saat tertentu dalam perjalanan
terlihat sangat menarik bagi pandangan siapapun. Bisa berbicara tentang
seseorang yang begitu berarti, dan selalu menjadi begitu indah dan luar biasa bagi
pandangan mata siapapun yang melihatnya. Terlihat sempurna untuk setiap
detiknya dan tidak akan pernah seperti sesuatu yang mengerikan ataupun bahkan
berbau busuk sangat menjijikkan.
Namun
disaat tertentu, ada saat Tuhan mengizinkan terjadi sesuatu hal yang pada
akhirnya sesuatu dengan begitu berharga dalam nafas kehidupan hanyalah sesuatu
yang mengerikan dalam sekejap. Kemungkinan oleh sebab beberapa hal dari
berbagai titik ataupun satu aspek kehidupan yang menjadikan sebuah luka
terpahit dan duka mendalam dalam hembusan nafas seseorang.Hal tersebut dapat
terjadi dalam sebuah keadaan oleh karena suatu kesalahan dari pribadi sendiri
ataupun bahkan seseorang yang begitu berharga atau hal lainnya.
Satu
pertanyaan saat membuangnya...Apakah dapat menyelesaikan masalah dalam sekejap?
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk terpecahkan dalam sekejap mata. Karena pada
dasarnya akan semakin menghancurkan kehidupan seseorang. Akan tetapi saat
membuatnya terus bertahan dalam nafas kehidupan akan mengajarkan berbagai hal untuk
warna-warna tersendiri bagi perjalanan seseorang. Pada dasarnya mengarahkan
seseorang pada sebuah kalimat...Jangan pernah lari dari sebuah masalah dan
membuang sesuatu benda berharga sekalipun bagi pandangan mata merusak ataupun
menjadi bahan penghinaan bagi banyak orang disekelilingnya. Suatu hari kelak
semua akan dijadikan indah pada waktunya.
Jangan
pernah lari dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami
berbagai jenis warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari
namun begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih
memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda,
tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang
bagaimana ke depan.Walaupun saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam,
asin, dan manis seperti rasa nano-nano. ###
“Trimah
kasih Nara, atas buku yang kamu berikan...Mengajarkan kehidupanku bersama mami
dan papiku memiliki kehidupan berbeda.” Kata-kataku saat berada dikampus
bersama Nara dalam sebuah perpustakaan.
Nara untuk pertama kalinya memperlihatkan
senyuman manisnya, seorang gadis pendiam yang selalu diam seribu bahasa dan
tidak pernah tersenyum, namun selalu membentuk senyuman pada wajah banyak orang
tanpa seorangpun menyadari.
“Nara, kamu tersenyum...astaga, yach
Tuhan...Trimah kasih Tuhan. “ Ucapan Reynand sangat bahagia. Nara makin
menyadari dunia Reynand yang selalu mengarah pada suatu semangat luar biasa
ditengah penyakit yang membungkusnya.
BAGIAN
LIMA...
“Semenjak
SLTP aku sudah suka sama Nara secara diam-diam tanpa seorangpun tahu termasuk
Nara.” Mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Dia tidak pernah membayangkan
sebelumnya bagaimana perasaan mendalam seorang cowok teman sekelasnya. Seperti
biasa Nara tetap diam membisu, tanpa satu katapun terucap.
“Nara
tidak usah memaksakan diri untuk menyukai Reynand, Melihat Nara berbicara
sekalipun hanya sekali dan tersenyum manis, sudah cukup untuk Reynand.”
“Apa
lagi Reynand terbungkus oleh sebuah penyakit. Dan tidak lama lagi nafas
kehidupan Reynand akan terhenti di dunia ini.” Ungkapan hati di hadapan dia.Menyukai
seseorang bukanlah sesuatu yang salah dan hal mengerikan bagi siapapun. Setiap
orang berhak menyukai siapapun pada pandangan mata yang diingini hati.
“Nara,
terimah kasih karena telah mengajarkanku tentang banyak hal.” Ungkapan Reynand
dengan penuh ketulusan, sekalipun Nara hanya diam membisu.
“Ternyata
tulisan beberapa tahun yang lalu itu pada selembar kertas merupakan
kepunyaanmu. Trimah kasih untuk sebuah kekuatan dimana mengajarku tidak hidup
dalam kekecewaan.” Sekali lagi kalimatnya.
Terdapat
begitu banyaknya lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga kuliah. Terdapat beberapa
pulpen, gelas minuman Nara yang dipungut olehku buat bahan koleksi. Memandang
benda bekas gadis impian membuat hati terasa segar disepanjang waktu. Ada
beberapa buku Nara yang terjatuh dan dikoleksi bertahun-tahun. Beberapa benda
yang telah digunakan oleh Nara dan dipungut kemudian menjadi salah satu bahan
koleksi pribadi seperti penjepit rambutnya yang terjatuh disuatu tempat dan
beberapa benda lainnya. Tanpa Nara pernah menyadari hal tersebut atau siapapun
juga.
”Nara,
aku juga mau menjadi cleaning servis di rumah sakit tempatmu bekerja dan
menajadi menara serta pelita kehidupan ditempat yang tersembunyi,“ menatap Nara
penuh keseriusan. Nara hanya mengangguk dan membawaku ke rumah sakit tempat dia
bekerja. Tanpa sedikitpun menghalangi niat dari Reynand untuk menjadi seorang
cleaning servis.
Merasakan
dunia cleaning servis untuk pertama kalinya terjadi dalam kehidupan. Berdoa
bersama Nara tanpa pasien tersebut menyadari sesuatu hal. Menyelipkan sehelai
lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan tentang warna-warna kehidupan
diperuntukkan bagi pasien tersebut.
“Nara,
aku senang melakukan berbagai hal bersama denganmu,” tidak pernah membayangkan
kalau seorang Reynand dapat melakukan pekerjaan seperti ini.
“Tuhan,
walau hanya senyuman tapi aku sudah bahagia sekali,“ rasa syukur juga bahagia.
Kehidupan dipenuhi sebuah harta tidak ternilai dan sangat mahal oleh karena
Nara gadis pendiam yang diam selalu diam seribu bahasa mengajarkannya berbagai
hal. Melakukan berbagai hal menarik bersama Nara saat pulang kuliah. Menuliskan
berbagai kalimat dalam pembentukan semangat, senyuman, kekuatan,kehidupan,
kedewasaan, arti kehidupan, kerendahatan hati dan banyak lagi melalui selembar
kertas putih.
Tulisan
tersebut dikemas dalam satu paket bersama kebutuhan anak panti asuhan, panti
jompo dan sejumlah uang tanpa seorangpun pernah tahu serta menyadari segala
sesuatunya. Nara mengajarkan berbagai hal dalam penyeberangan lautan ditengah
badai terdasyat dalam proses perjalanan.
“Tuhan, sekalipun hidupku hanya tinggal
sedikit lagi didunia ini, namun aku sangat bahagia karena berbagai warna
kehidupan terjadi dalam nafasku yang berhembus setiap detiknya,” suara hatiku
berbisik, duduk memainkan topi yang
melingkar dikepalanya.
“Nara,
setiap hari kerjamu seperti ini yach? wow...” pertanyaanku tersenyum pada Nara.
Mengikuti kemanapun Nara pergi dan melakukan berbagai hal menarik.
“Sekalipun Engkau mengambil hari ini ataupun
keesokannya Tuhan, aku tidak pernah marah dan menyesal...karena duniaku diajarkan
berbagai hal...” isi doaku.
“Anak
mami lagi melamun!” ucapan mami mengagetkan. Seorang ibu selalu memeluk anaknya
dan memberikan kelembutan luar biasa.
“Mami,
sekalipun suatu hari kelak Tuhan mengambil Reynand.” memeluk mami.
“Jangan
berkata seperti itu, Kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok...Mami
percaya kalau Tuhan tidak akan mengambil Reynand.“ Perkataan seorang ibu dengan
keyakinan begitu kuat bahwa kesembuhan untuk kehidupan anaknya berada didepan
mata.
“
Mami, apapun yang terjadi sama Reynand suatu hari kelak...Reynand titip Nara
buat mami yach...Mami tahu, kalau Nara merupakan cinta pertama dan cinta sejati
dari anak mami.“ Ucapannya memeluk maminya.
“Reynand,
jangan pernah mengungkapkan kalimat-kalimat seperti itu apapun yang terjadi.
Karena mami tahu, Tuhan akan menolong Reynand untuk keluar dari penyakit
seperti ini.“ Perkataan mami memeluk erat.
“Mami,
Nara mengajarkan Reynand warna-warna kehidupan dalam penyeberangan lautan
ditengah badai hebat. Nara gadis pendiam namun perjalanan dalam suatu area
begitu hidup dan sangat luar biasa.” Reynand dengan manja berada dalam dekapan
sang ibu
“Mami harus belajar banyak dari
Nara...begitupun sebaliknya papi harus banyak belajar.“ Perkataan Reynand
menceritakan berbagai hal yang begitu hebat dalam langkah hidup seorang Nara.
Kegiatan
Reynand setiap harinya adalah menjemput dan mengantarkan Nara ke kampus,
melakukan berbagai jenis kegiatan untuk menciptakan senyuman diwajah banyak
anak-anak tanpa mereka pernah sadar dan mengetahui segalanya. Menjadi seorang
cleaning servis pada salah satu rumah sakit, menjadi seorang pemulung sampah,
menjadi tukang cuci pakaian dibeberapa rumah dan berbagai kegiatan lainnya.
Saat
berjalan ke kantin kampus, tiba-tiba begitu banyak orang yang berkumpul
berceritan tentang seorang cowok keren dan cakepnya minta ampun. “ Wow...cowok itu cakep buanggeettttt plus
kereeeeeennnn abiiiiisssssss,” teriak salah seorang mahasiswi di kampus.
Seluruh kampus menjadi gempar oleh karena seorang mahasiswa keren pindahan
salah satu kampus dari luar negeri. Bagi Nara hal seperti itu biasa dan tidak
ada sesuatupun yang menarik.
“...kamu
yang jalan disana, boleh tanya atau tidak?” Pertanyaan seseorang dari belakang.
Nara membalikkan badannya dan melihat siapa yang berbicara...
”Maaf,
aku mahasiswa pindahan dari luar negeri jadi belum tahu tempat disini. Btw,
dimana ruang perpustakaan disini yach.” Pertanyaannya kembali.
Nara
gadis pendiam dan akan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata sedikitpun.
Tangan Nara hanya menunjuk arah jalan tanpa mengucapkan apapun. “Kamu tidak
bisa bicara yach atau terpesona oleh wajahku ini. “ Perkataannya sekali lagi.
Ia tidak pernah tahu sifat Nara yang sebenarnya dan bagaimana dunia seorang
gadis pendiam.
“Wajahmu manis juga, siapa nama kamu.“
Pertanyaannya kembali. Nara tetap terdiam dan bahkan sangat diam tanpa
mengucapkan satu katapun. Secara tiba-tiba tanganku menarik tangan Nara dari
samping...
”Maaf,
kamu lagi cari siapa?” Pertanyaanku terhadap mahasiswa pindahan yang sedang
berdiri didepannya.
“Perkenalkan,
namaku Denils dan seorang mahasiswa pindahan...Btw, kamu pacarnya yach?“pertanyaannya
kembali. Berdiri memegang erat tangan Nara, seolah tidak menginginkan gadis
impianku menyukai pria lain.
“Bukan sich...” jawabanku.
“Oh
begitu yach...berarti aku masih ada kesempatan dong...entah kenapa saat melihat
wajahnya pertama kali seperti ada sesuatu yang menarik dan aku suka tipe cewek
seperti ini.” Ucapannya kembali. Sedikit kesal dan marah atas kalimat yang
diuucapkan Denils.
Disatu sisi marah dan tidak menginginkan
siapapun mendekati gadis impiannya. Namun disisi lain, suatu hari kelak Ia akan
meninggalkan dunia dan tidak mungkin menemani Nara untuk selamanya. Tersadar
akan sesuatu hal yang akan terjadi suatu harui kelak.
“Nara,
itu cewek bisu tidak bisa berbicara...lebih baik sama aku saja” perkataan salah
satu mahasiswi memegang tangan Denils tiba-tiba. Mendengat kalimat penghinaan
yang terarah terhadap Nara, Ia sangat marah...
”Nara,
bukan cewek bisu, kalian hanya tidak tahu tentang kehidupan Nara seperti apa, “
sangat marah mendengar kata-katanya tentang Nara. Denils berusaha melepaskan
tangannya dan tersenyum sambil berjalan ke arah Nara...
”Aku
tahu duniamu seperti apa, seorang gadis memiliki berbagai hal menarik...”
kalimat spontan Denills.Dalam benak Denils yang menyadari penuh tentang dunia
gadis pendiam yang selalu berjalan memberikan senyuman. Membayangkan, bagaimana
seorang Nara memberinya harapan untuk sebuah kehidupan yang tidak pernah
dilupakannya.
Denils
beberapa tahun silam mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya terbaring koma
dan tidak sadarkan diri dalam ruangan ICU. Bagaimana seorang gadis secara
diam-diam tanpa seorangpun tahu berdiri disampingnya dan berdoa. Memberikan
kekuatan didalam doa tanpa seorangpun mengetahui dan menyadarinya.
Menyelipkan lembaran kertas putih berisi
tulisan-tulisannya dan oleh karena doa tersebut Ia dapat bangun dari koma.
Denils berusaha mencari seseorang yang selalu menyelipkan kertas
tersebut...Hingga pada akhirnya Ia dengan kesengajaan terlihat dalam keadaan
koma tanpa sadarkan diri dan berusaha mencari tahu. Denils menyadari dunia Nara
yang selalu berdoa dan memberinya sebuah kekuatan melalui lembaran kertas putih
berisi berbagai jenis tulisan-tulisannya.
Setelah
menunggu beberapa waktu dan pada akhirnya pencahariannya membuahkan hasil,
Denils kembali mengejar gadis yang selalu berada disampingnya untuk berdoa
dalam saat Ia tidak sadarkan diri. Berada pada kampus yang sama dengan gadis
yang selalu berada disampingnya untuk memberinya kekuatan saat Ia tidak
sadarkan diri.
“Ternyata,
nama kamu Nara yach...” ucapannya terlihat seperti orang gila. Berbicara
sendiri dan senyum-senyum sendiri. Nara, gadis pendiam yang akan selalu menjadi
menara dan pelita ditempat gelap.
“Tuhan,
kenapa aku merasa sepertinya Denils menyadari dunia Nara seperti apa? Jujur aku
tidak ingin Nara menyukai pria tersebut.“ memandang lukisan wajah Nara.
Sekalipun belum menempati hati Nara, segalanya membutuhkan perjalanan dan
waktu. Nara bukan gadis yang dengan begitu saja menyatakan berbagai hal dalam
sekejap terlebih dalam dunia percintaan.
“Wow...Nara
menyelesaikan tugas kampus sebanyak ini
hanya untuk Reynand?“ hampir tidak mempercayai. Nara hanya terdiam tanpa
berbicara dan akan selalu diam seribu bahasa. Nara tidak ingin tubuhku terlihat
letih dan dikarenakan kondisi kesehatan bermasalah.
“Terimah
kasih...” Sekali lagi tuturku terhadap Nara.
“Nara,
sekalipun aku tidak bisa menaklukkan hatimu tapi Reynand sangat senang
melakukan berbagai hal bersama-sama.” Ucapanku memegang tangan Nara.
“Oh
yach, Nara boleh aku meminta sesuatuh hal darimu hanya saja sedikit memberatkan.“
Sekali lagi berbalik ke arah Nara saat berjalan pulang mengantarkan impian ke
rumah. Nara terperanjak...seolah ada sesuatu yang membingungkan...
”Aku
hanya ingin Nara menulis kata-kata yang berbeda lagi di lembaran kertas putih
dalam satu buku, kemudian menghadiahkannya kepada Reynand sebagai hadiah ulang
tahunku nanti.“ Permintaanku kepadanya.
Tanpa
pernah kusadari, setiap malamnya seorang Nara gadis pendiam tidak lelah
menuliskan berbagai kata-kata dalam lembaran kertas putih. Berusaha melawan
kantuk yang membungkus matanya dan terus menerus menulis. Menceritakan berbagai
hal yang dapat menghiburku tanpa kusadari.
“Nara,
akhirnya aku bisa menemukanmu...” Teriak
Denils menghalangi jalan Nara yang sedang berjalan ke perpustakaan.
Denils, dikenal sebagai pemuda paling keren,
model, wajah tampan hingga tiap wanita berusaha untuk mengejarnya. Berusaha
untuk meraih perhatian seorang Denils dan mendapatkannya merupakan impian
banyak wanita.
“Nara,
kenapa kamu tidak bisa berbicara sich...setiap harinya aku berusaha untuk
mendengar suaramu tidak pernah bisa kedengaran. Sebenarnya apa yang ada dalam
duniamu dan seperti apa sich kamu?“ Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan
Denils. Seorang Nara gadis pendiam, akan selalu diam seribu bahasa tanpa suara
sejenis apapun.
“Btw,
kamu dari mana saja beberapa hari ini...Karena biasanya kamu terlihat di kampus
tapi beberapa hari ini kamu menghilang tanpa jejak.” Ucapannya sekali lagi.
“Satu
hal lagi...dengarkan baik-baik kalau aku Denils pasti bisa menaklukan Nara gadis
pendiam yang memiliki kepribadian berbeda dari siapapun juga.” Teriakannya
menjadi pusat perhatian semua orang.
Mataku
menjadi tidak berkedip mendengar teriakan Denils menjadikan seluruh kampus
gemar. Seolah seperti terjadi gempa bumi. Nara berusaha berjalan dari hadapan
Denils, namun Ia berusaha untuk menghalangi langkah kakinya.
“Nara,
aku akan berusaha mendapatkan hatimu dan akan menaklukkan duniamu. Semua wanita
mau menjadi pacarku, tapi kenapa kamu tidak...Tapi, mungkin untuk saat ini kamu
tidak bisa menyukaiku...Namun aku akan tetap berjuang keras dan menaklukkan
duniamu.” Teriakan Denils sekali lagi. Tidak perduli dengan apapun perkataan
seluruh teman-temannya, suaranya semakin keras untuk memperjuangkan sesuatu...
Mendengar
ucapan Denils menyadari sesuatu...pada dasarnya Denils telah lama mengenal Nara
dan dengan sengaja berada pada kampus yang sama dengan gadis impiannya. Denils
menyadari dunia Nara seperti apa dan berusaha mendapatkan gadis impiannya.
“Tuhan, secara manusia hatiku sakit melihat
perasaan Denils dan usaha yang dilakukannya untuk mendapatkan Nara. Tapi disisi
lain, aku tidak boleh egois karena suatu hari kelak aku akan pergi meninggalkan
dunia tanpa jejak sedikitpun.” Suara hati menggema.
“Melakukan
berbagai hal bersama Nara. Hal tersebut sudah cukup membuatku perjalananku
lebih berharga dan membuatku bahagia.” Kembali suara hatiku berbisik dan
berjalan pulang meninggalkan Nara.
Inilah
perjalanan cinta seseorang...Mencintai seorang gadis yang memiliki kepribadian
tersendiri dalam dunianya. Seorang gadis dengan karakter diam membisu, namun
menyimpan sebatang emas murni dan tidak dapat dibandingkan oleh harta sejenis
apapun.
Denils
makin gencar mencari perhatian Nara, berjuang mendapatkan gadis yang memberinya
kehidupan beberapa tahun silam. Denils menyadari tentang sebuah kepribadian
Nara melalui tulisannya pada lembaran kertas putih. Mengejarnya dan membuatnya
tertawa dengan caranya yang berbeda dan berbagai hal yang dilakukannya.
Membawakan Nara makanan spesial serta berteiak didepan banyak orang...
“Saya
akan berjuang mendapatkan seorang gadis yang telah memberikan kehidupan buatku
beberapa tahun silam, saat terbaring tidak berdaya dan dia ada untuk menjadi
semangat melalui selembar tulisannya dengan sengaja diselipkan buatku.” Penjelasan
Denils melalui telpon genggamnya di belakang kampus dan tidak sengaja kudengar.
“Gadis
itu tidak pernah tahu, kalau aku menyadari tentang beberapa hal dari hidupnya. Jurang
maut, kekecewaan mempermainkan hidupku karena perceraian orang tuaku dan disaat
itu dia menjadi mengajarkanku sesuatu
hal.” Kalimat Denils kembali.
“Hingga
pada akhirnya, aku bisa bangkit. Dia tidak mengenalku sama sekali bahkan telah
lupa bagaimana gadis itu menyelipkan selembar kertas tanpa diketahui olehku
atau siapapun juga.” kata-kata Denils sambil berjalan bolak balik sekitar area
belakang kampus.
Saya
baru menyadari haltersebut, mengapa Denils berjuang keras merebut perhatian
Nara. Tidak sengaja mendengar percakapan Denils melalui telpon genggam
bagaimana kisah perjalanannya beberapa tahun silam. Tuhan, menjadi sahabat Nara
untuk beberapa saat aku sudah cukup bahagia.
”Nara,
kamu tahu aku spesial membuatkan makanan ini buatmu. Dari semalaman mencari di
om Geolgle bagaimana cara memasak yang baik dan benar hanya untuk mencari
perhatianmu.” Teriak Denils hingga
suaranya terdengar jelas oleh seluruh mahasiswa/i dalam satu kampus. Nara akan
tetap menjadi gadis pendiam, tidak memperdulikan segala yang diperbuat oleh
Denils dengan segala perjuangan yang dilakukannya.
“Nara,
untuk kali ini memang aku gagal tapi esok hari aku akan berusaha dan tetap
berusaha hingga aku bisa mendapat perhatianmu.” Kata-katanya sangat lantang
menarik perhatian semua orang.
“Nara,
aku tidak akan pernah menyerah...Kamu dengar, aku tidak akan pernah menyerah
apapun yang terjadi,” Teriak Denils sekali lagi membuat kehebohan seluruh
kampus akibat suaranya yang terus melengking keras.
Nara
tetaplah Nara, gadis pendiam yang akan tetap diam tanpa suara sejenis apapun.
Denils seorang cowok terkeren, salah satu aktor, model, dan sangat tampan
merupakan incaran para wanita. Seluruh media dihebohkan oleh gaya Denils yang
mengejar gadis impiannya dengan berbagai gaya dan hal-hal terunik yang pernah
dilakukannya. Namun, tidak pernah berhasil...seluruh dunia media dihebohkan
oleh pemberitaan tentang dirinya dalam mengejar gadis impiannya.
Terkagum-kagum
melihat perjuangan Denils begitu luar biasa. Membandingkan duniaku dengan
Denils sangat jauh berbeda dan tidaklah sama. Melihat senyuman Nara sekali saja
diwajahnya sudah cukup membuatnya bahagia, sekalipun tidak akan pernah bisa
menggengam erat hatinya. Menyadari, suatu hari kelak aku akan pergi menjauh
meninggalkan lingkaran kehidupan dalam sekejap. Namun, jauh didasar hatipaling
dalam. Tidak harus memaksakan perasaan Nara untuk bisa menggenggam erat
tanganku.
Aku
senang bisa satu sekolah dengannya dan sekelas dengan gadis pendiam yang akan
selalu diam membisu tanpa suara dan kata-kata. Mendapatkan tulisan-tulisan Nara
untuk mengajarkanku berbagai hal dalam nafasku sudah cukup. Membuatku mengerti
tentang kerendahan hati dan menghancurkan setiap keangkuhan ditiap sudut
kehidupan seseorang tanpa disadari maupun disadari serta tanpa disengaja maupun
bahkan secara sengaja. Trimah kasih Tuhan...atas segalanya
BAGIAN
ENAM...
“Tuhan,
aku tidak butuh apapun hanya saja aku ingin Nara mengingat permintaanku saat
itu. Sebuah buku berisi tulisan-tulisannya dihari ulang tahunku nanti.“
Perkataan Reynand kembali menggema.
“Nara,
aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintamu dan mengerti jelas bagaimana
duniamu.” Teriak Denils menghebohkan kembali seisi kampus setiap saat. Berusaha
mencari perhatian seorang gadis pendiam yang akan selalu diam seribu bahasa
tanpa satu katapun.
”Nara,
apa sich yang kurang dari kehidupanku? Kamu tahukan kalau aku ini seorang
model, aktor, cakep, keren, juga punya uang banyak tapi kenapa kau tidak pernah
tertarik atau bahkan tersenyum untukku sedikitpun.” Perkataan Denils terhadap
Nara. Namun Nara tetaplah Nara...akan selamanya menjadi Nara yang terdiam
membisu tanpa satu jenis katapun.
Memori
Bagaimana seorang Reynand terus mengikuti Nara kemanapun dia pergi hingga pada
akhirnya hampir mengorbankan nyawanya ditengah hujan lebat. Dunia Nara dan
gadis lain sangat berlawanan arah...tidak akan pernah sama oleh karena
kepribadian dari seorang gadis pendiam.
“Nara, aku akan berusaha berjuang...apapun
yang terjadi dan bagaimanapun juga.” Ucapan Denils dan perjuangannya.
“Nara...”
Teriakku berlari kehadapan Nara dan tersenyum menahan rasa sakit dalam diri,
tetap berusaha memberikan kehangatan tersendiri bagi dunia gadis impianku. Membalas
senyumanku dengan memperlihatkan senyumannya sekalipun tanpa berkata-kata, dan
akan selalu diam seribu bahasa.
“Nara
tidak akan lupa akan permintaan Reynand waktu itu...Masalahnya buku pemberian
Nara waktu itu sudah habis dibaca jadi aku butuh yang baru lagi,” mengingatkan
Nara.
“Kenapa
seorang Reynand dapat membuat senyuman diwajah Nara, sedangkan aku sendiri
tidak pernah bisa?“ Pertanyaan Denils tidak sengaja kudengar ketika berjalan
menuju sebuah taman kampus.
“Buku apa yang dimaksudkan oleh Reynand, aku
harus mencari tahu tentang hal ini? ” Ucapan Denils kembali.
“Apa
sih yang menarik dari kehidupan Reynand sehingga membuat Nara lebih memilihnya?
Kalau dipikir-pikir aku cakep, keren, artis, model terkenal, uangnya juga
banyak.“ Perkataan Denils sangat marah terhadapku menghadang langkahku menaiki
sebuah anak tangga sekitar kampus. Dunia Denils tidak akan pernah menyerah
begitu saja untuk mendapatkan Nara. Gadis yang memberinya kekuatan beberapa
tahun silam dan mengubah seluruh dunianya.
“Aku akan berusaha untuk berjuang, kalau
Reynand bisa berada didekat Nara...maka akupun lebih bisa lagi.” Perkataan
Denils sebelum beranjak dari hadapanku.
Hingga
keesokan harinya, sekali lagi tanpa kesengajaan melihat Denils menghadang
langkah Nara. Enatah apa yang sedang terjadi, hingga kakiku tak dapat berjalan
ke hadapan mereka.“Nara...” Ucapan Denils untuk kesekian kalinya menghalangi
langkah Nara. Berusaha mencari perhatian gadis impiannya...
”Aku
tahu duniaku tidak bisa dibandingkan dengan Reynand yang berbeda bagi pandangan
matamu. Tapi berikan aku kesempatan sekali saja untuk bisa menaklukkan duniamu.
Kamu tahu, aku sudah menyukaimu beberapa tahun silam.” Perkataannya menjelaskan
sesuatu hal. Pandangan Nara disuatu tempat tiba-tiba terhenti oleh penjelasan
Denils.
“Mungkin
kau sudah lupa, seorang pemuda yang tertabrak parah...Terbaring dalam keadaan
koma dan tidak sadarkan diri, namun seseorang dengan penuh ketulusan selalu
berdiri dan berjuang didalam doa menghancurkan jurang maut yang pada akhirnya
memberikan kehidupan.” Kalimat Denils terhadapnya.
“Menyelipkkan
lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan yang berbeda, mengajarkan makna
dari suatu perjalanan ditengah tekanan yang begitu berat. Aku
mengenalmu...karena dengan sengaja aku terbaring koma untuk mencari penulis
dari tulisan tersebut. Dan pada akhirnya aku tahu tentang sesuatu yang
tersembunyi. Selalu berdiri dan berdoa dalam sebuah perjuangan untuk
menghancurkan juranng maut disuatu perjalanan hidup Denils “ Memori Denils
berusaha mengingatkan Nara tentang peristiwa beberapa tahun silam.
“Selama
ini aku terus berjuang dan berusaha mencari gadis yang memberikanku kekuatan
beberapa tahun silam. Andai kata saat itu papa tidak membawaku secara paksa
keluar negeri mengikutinya, pasti aku yang akan selalu menemani Nara hingga
saat ini dan bukan Reynand. Aku juga ingin seperti Reynand, apa aku
salah?Menginginkan Nara memandangku dan akan berusaha kuraih apapun caranya. “
Ucapan Denils memegang tangan Nara. Tanpa mereka sadari kalau aku mendengarkan
pembicaraan mereka...
”Tuhan,
Nara lebih pantas berada disamping Denils...Aku sudah cukup berbahagia dengan
berbagai hal yang kulakukan bersamanya selama beberapa waktu kemarin.” Bisikan
hatiku berusaha menahan rasa sakit di dalam.
“Belajar
dunia Nara secara terus menerus. Belajar memberi dalam sebuah kekurangan,
itulah kehidupan Nara.” Kata-kataku kembali sambil berjalan pulang ke rumah
tanpa mengikuti satu mata kuliahpun saat itu.
Berusaha
menghibur hati dengan terus berjalan dan berjalan disuatu tepi danau. Berdiri
dan berusaha untuk menerima keadaan yang terjadi. Reynand membaca sebuah buku
yang bercerita tentang suatu perjalanan disuatu titik kehidupan.
Malam
itu hujan turun begitu deras... ruangan tersembunyi dari kamarku berisi
berbagai lukisan wajah Nara. Terdiam memandangi lukisan wajah Nara dari SLTP
hingga saat memasuki bangku kuliah. Membayangkan bagaimana tubuhku berdiri lama
didepan rumah Nara hanya untuk menantikan dan mendengar gadis pendiam berbicara
sesuatu hal.
Sebuah
ketukan pintu yang sangat keras mengalihkan perhatian, berjalan keluar dari
kamar dan membuka pintu rumah. Di depanku berdiri seseorang dengan seluruh
pakaian yang dikenakannya basah, namun tidak
merasakan kedinginan
“Nara...”
Teriakku sangat terkejut melihat Nara berdiri dengan pakaian basah membawah
sebuah kado.
“Hujan seperti ini, kenapa berjalan kemari dan
kenapa kamu membiarkan dirimu terkena hujan.“ Segera mengambil handuk untuk
mengeringkan tubuh Nara.
Secara
tiba-tiba Nara mengucapkan sesuatu hal yang membuatku berhenti mengeringkan
rambutnya. Nara untuk pertama kalinya berbicara panjang lebar terhadap
seseorang tanpa disadarinya.
“Aku suka Reynand dan tidak ingin kehilangan
Reynand bagaimanapun caranya.” Kalimat yang diucapkan Nara didepan teras rumah.
Segera membawa Nara masuk ke dalam rumah, Mendengar ucapan tersebut spontan
membuatku terhenti sesaat...
”Aku
suka dan sayang Reynand, bahkan terlalu sayang bahkan rasa sayang tersebut
terlalu mendalam bahkan sangat dalam. Semenjak Reynand mengucapkan kalimat saat
itu, dan saat itu aku mulai menyukai Reynand.” Pernyataan Nara di depan
Reynand.
“Membayangkan
Reynand yang selalu bersama Nara dalam keadaan bagaimanapun, mengerti
kepribadian Nara dengan karakter terlalu diam, selalu membela Nara didepan
orang banyak dan segalanya...Aku sayang sama Reynand dan sangat sayang apapun
yang terjadi. Reynand selamat ulang tahun, ini kado yang jauh hari telah Nara
persiapkan. Untuk membuat ini, Nara tidak pernah tidur dan berusaha melawan
kantuk hanya untuk Reynand.“ Ucapannya menunduk untuk sekali lagi.
“Tatata...pi,
bagaimana dengan Denils karena dia juga...”
“Aku hanya menyayangi Reynand bukan Denils
atau siapapun. Yang aku tahu yang akan selalu memahami duniaku hanya Reynand
bukan Denils,” ucapannya sekali lagi.
Rasanya
bagai mimpi mendengar pernyataan Nara, gadis yang disukainya semenjak SLTP
hingga kini. “Rasanya seperti mimpi, mami...mami...mami...” Teriakku mencari
mami dikamar meniggalkan Nara. Mami masih tertidur lelap berlari keluar
secepatnya karena ketakutan seolah terjadi sesuatu pada dunia anaknya.
“Mami,
Nara mulai berbicara dan berkata kalau dia suka sama Reynand...Nara suka sama
Reynand,“ memeluk mami dengan rasa haru.
“Sekarang, Nara ada dimana ?” Pertanyaan mami
berjalan keluar. Melihat Nara basah terkena hujan...
”Yah
ampun Reynand, kamu membiarkan dia kedinginan seperti ini.” Ucapan mami membawa
Nara ke kamar dan menyuruhnya mengganti pakaian.
“Benar-benar anak mami...Reynand anak mami.“
kalimat Nara, untuk pertama kalinya dalam dunia Nara tertawa lebar melihat
tingkahku.
Saat menyatakan perasaannya, aku malah berlari
mencari mami. Sibuk mengeringkan buku pemberian Nara sebagai kado ulang tahunku.
Buku tersebut basah terkena hujan deras.
Tanpa
sadar Nara terus memperhatikan gerak gerikku berusaha mengeringkan buku
tersebut. Tidak tahu kalau Nara sudah lama berdiri sekitar pintu kamar,ku pikir
Nara sudah tidur lelap bersama mami di kamar.
“Untung,
bukunya tidak rusak...inikan tulisan tangan Nara.“ kata-kataku tanpa sadar.
“Reynand...kamu
tidak sadar kalau sejak tadi Nara ada berdiri dibelakangmu?” teriak mami
mengagetkan, aku segera berbalik dan berdiri...
”Nara...aku
pikir kamu sudah tidur “sedikit kaku di hadapannya, tapi sangat kegirangan
menatap wajahnya.
“Selamat ulang tahun.“ Ucapan Nara menyodorkan
tangannya, tersenyum malu oleh ucapan selamat dari Nara.
“Jadi
sekarang kita pacaran?” Pertanyaanku kembali. Nara tersenyum sambil menganggukkan
kepalanya.
“Terimah
kasih...” membalas jabatan tangan Nara.
Mami
menyuruh Nara secepatnya tertidur oleh karena malam yang makin larut, sedangkan
saya sendiri sibuk membaca tulisan Nara
dalam kamar rahasiaku. Pada akhirnya berhasil menempati hati Nara untuk
selamanya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga. Tidak pernah
bosan membaca tulisan-tulisan tangan Nara yang terbaru sebagai hadiah ulang
tahunnya. Ulang tahunku untuk kali, berbeda dari yang sebelumnya oleh sebab
gadis impiannya berhasil diraih.
Cacat...
Kaki berjalan dan
melangkahkan ke suatu jalanan, saat-saat tertentu pandangan mata terarah
disuatu tempat...Begitu banyaknya orang-orang cacat disebuah persimpangan jalan
yang berada didepan mata. Satu hal yang pasti terpikirkan dalam benak seseorang
bukanlah kehancuran bahwa kecacatan buat hidupnya. Cacat yang hanya secara
fisik bukan berarti orang tersebut tidak memiliki hidup. Satu kalimat, “ tak
ada kata hancur buat hal yang terjadi. Tuhan selalu ada melihat hati bukan
melihat dari fisik seseorang.
Secara manusia orang-orang dipersimpangan tersebut cacat secara
fisik dan bahkan tidak sempurna bukan hal yang disebutkan tadi, namun juga
tidak sempurna dibeberapa tempat serta tidak ada kata menarik untuk
menggambarkan dunia mereka. Akan tetapi, dari satu sisi Tuhan membuat mereka
beda dari orang lain. Ada sesuatu yang mengagumkan dalam dunia mereka...tanpa
disadari oleh siapapun juga bahkan termasuk mereka sendiri dari semuanya itu.
Dimata Tuhan sesuatu
yang hal yang berbeda buat mereka pasti ada dan sangat menarik saat berusaha
untuk digali. Semua mempunyai waktu dan suatu ketika...waktu Tuhan akan
berkata-kata secara tersendiri. Mereka
terkadang kecewa terhadap kehidupan yang diberikan,akan tetapi bila rasa
kekecewaan itu hilang dan mereka selalu mencari wajah Tuhan...Maka Tuhan tidak
akan tinggal diam dan pasti akan menolong mereka. Seorang yang cacat secara
fisik bukan berarti tak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan dalam
kehidupannya. Saya tahu, bahwa ada sesuatu yang sangat menarik dalam kehidupan
mereka yang tidak dimiliki oleh seseorang yang bagaimanapun juga.
Ada sesuatu yang menyenangkan dalam diri mereka yang lain dari
yang lain...Mereka dilahirkan sebagai orang cacat akan tetapi sesuatu yang
sangat unik dimana diberikan oleh Tuhan bagi kehidupan...ada didalam diri mereka
yang tak dimiliki oleh orang yang bagaimanapun juga. Tuhan selalu melihat dan
memandang mereka. Satu hal yang pasti...Dimana, Tuhan tidak pernah membedakan
siapapun juga. ### by, Nara.
Memahami
bahwa tulisan tangan tersebut mengajarkan tentang dunia orang-orang cacat
disuatu persimpangan memiliki hal-hal yang menarik. Mengingat saat berjalan
bersama Nara beberapa waktu yang lalu, sepasang bola matanya memandang sebuah
persimpangan jalan yang penuh dengan sekumpulan anak-anak cacat. Duniaku terbuka
tentang sesuatu yang selama ini biasa, namun pada dasarnya menghasilkan
sebatang emas murni disuatu persimpangan jalan tersebut. Tuhan, tidak pernah
membedakan siapapun juga dari berbagai hal apapun.
Dunia Selalu...
Dunia mengatakan
sesuatu yang tidak mungkin dan terlalu mustahil untuk terjadi. Bagi orang yang
bodoh bahkan terlalu tolol dan miskin untuk mendapatkan hal-hal yang terbaik
dan terindah dalam dunia ini. Akan tetapi Tuhan mengatakan orang yang dianggap
bodoh akan mendapatkan sesuatu yang terbaik dan terindah.
Dibandingkan
orang-orang yang berpendidikan dan bijak juga sangat sempurna secara meteri
financial bahkan fisik mereka terlalu menunjang. Orang bodoh akan mempermalukan
orang-orang bijak bagi mata dunia, yang menyebut diri mereka sangat luar biasa
dan terbaik bagi dunia.
Dunia selalu
menertawakan dan memandang rendah orang-orang bodoh. Akan tetapi ada saatnya
waktu akan berbicara...dimana orang bodoh dan hinan bagi pandangan mata dan
dunia akan menjadi nomor satu. Menit demi menit akan berlalu akan tetapi air
mata dan hinaan orang yang dianggap bodoh dan sangat bodoh bahkan terlalu
bodoh...Tidak berharga bagi dunia selalu dan akan selalu dipandang oleh Tuhan
sahabatku dan sahabat semua orang...Dunia akan menjadi malu saat orang bodoh
tersebut maju selangkah demi selangkah hingga menjadi yang terbaik. ###
“Belajar memahami nilai-nilai dibalik tulisan
ini.” Mimik wajahku menyadari akan sesuatu hal.
Pagi-pagi
benar Nara sudah bangun dari tidurnya dan membersihkan seluruh rumah yang
begitu besar. Salah satu kelebihan Nara yang tersembunyi adalah dia sangat
rajin dan selalu disiplin untuk banyak hal. Saat mami terbangun dan keluar,
terlihat seluruh rumah bersih seketika bahkan sangat rapi serta system desain
penyusunan benda dalam rumah sangat menarik pada pandangan mata.
“Wow...siapa
yang mengerjakan semuanya ini.” Perkataan Mami berjalan ke dapur. Matanya
terarah pada seorang Nara yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya didapur.
Nara sangat suka dengan dunia berbau masakan dan terbilang Nara dapat masuk
salah satu chef terbaik seandainya dia menjadi seorang chef.
“Nara,
apa yang kamu lakukan biarin dech Sari yang ngerjain pekerjaan rumah.“ Kalimat
mami menunjuk pembantu rumah tangganya.
“Wow...ternyata
Nara pintar banget masak yach.” Perkataan mami mencoba masakan Nara.
Awalnya
mami melarang keras Nara bekerja, namun Nara bersikeras menyelesaikan seluruh
pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan pagi. Nara tersenyum mendengar ucapan
calon mertuanya tentang masakan yang dibuat melalui tangannya sendiri.
“Kenapa
Reynand belum bangun-bangun yach?” Pertanyaan Mami khawatir terjadi sesuatu
dikamar anaknya.
Menderita
penyakit kelainan jantung yang parah, karena itu mami selalu memantau segala
yang dilakukan anaknya. Mami tidak tahu, kalau anaknya tidur hingga larut malam
oleh sebab membaca buku pemberian calon menantunya. Nara berjalan ke lantai
atas untuk mencari kamar Reynand...Rumah Reynand sangat besar hingga sedikit
membingungkan Nara saat berjalan. Yang terbayang dalam ingatan Nara, bagaimana
caranya Ia dapat mendengar suara ketukan pintunya ditengah hujan deras.
Sehingga saat pintu rumah Reynand terbuka, ternyata wajahnya yang muncul...
”Nara,
kamu tahu arah kamar Reynand dimana?” Pertanyaan mami dari belakang. Nara hanya
menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak menguasai arah jalan rumah yang
begitu luas didepan matanya.
“Jalanannya lewat sini...” Ucapan mami lembut.
Nara
berjalan ke arah pintu kamar yang ucapkan dan mengetuk pintu kamar tersebut.
Nara sangat ketakutan, jika terjadi sesuatu hal...Dia langsung membuka pintu
kamar tersebut dan mencari didalam dan ternyata tidak seorangpun di dapat.
Tiba-tiba mata dengan tidak sengaja menekan sebuah tombol pada sebuah meja
dikamar. Hingga, secara tiba-tiba sebuah pintu yang berdekatan langsung dengan
tempat tidur terbuka. Nara secara spontan sangat kaget, namun penuh dengan rasa
penasaran isi dari ruangan tersebut seperti apa. Lebih mengherankan lagi
dikarenakan segala isi dari ruangan tersebut merupakan lukisan-lukisan wajahnya
dimulai sejak SLTP hingga kini.
Nara
baru menyadari sesuatu hal, kalausaya selalu melukis wajahnya tanpa dia sadari.
Benda-benda yang pernah digunakannya pun berada dalam ruangan tersebut. Gelas,
penjepit rambutnya yang rusak, ikat rambutnya, dan beberapa benda lain lagi yang
berada dalam ruangan tersebut.
Nara
merupakan cinta pertama dari Reynand yang merupakan penyemangat hidup dalam
dunianya. Mata Nara mengarah pada lembaran kertas tulisan-tulisannya yang
berada di beberapa kamar pasien. Reynand mengambila dan membawanya pulang tanpa
sepengetahuan Nara. Rasa sayang Reynand terlalu besar dan sangat kuat
dibandingkan apapun.
Diary
Reynand...
Tuhan,
aku sangat menyukainya bahkan terlalu menyukainya. Seorang gadis yang terlalu
sulit untuk berbicara dan mengungkapkan berbagai hal melalui bibir mulutnya.
Dia selalu diejek sebagai gadis bisu karena tidak pernah berbicara...Untuk
beberapa saat hatiku bertanya-tanya, Kenapa aku begitu menyukai gadis seperti
dia? Dia terlihat tidak begitu menarik dan sangat biasa, apa lagi dunianya terlalu
pendiam.
Namun,
sejak saat itu didalam kelas aku melihatnya tertidur lelap seperti ada sesuatu
hal menarik. Hingga pada akhirnya duniaku sangat senang saat melukis
wajahnya.Hingga akhir cerita kembali, aku tahu kehidupan Nara seperti apa dan
hatiku semakin menyayanginya terlalu sayang membuat seluruh nafasku sesak.
Tuhan,
andai kata aku bisa meraih genggaman tangannya dan menjadi harta tidak ternilai
dalam langkahnya. Andai kata gadis yang kusayangi menoleh ke arahku dan berkata
bahwa dia menyangiku. ###
Salah
satu tulisan diaryku diatas meja terbaca oleh Nara. Gadis tersebut meneteskan
air matanya dan sangat terharu... Nara menyadari rasa sayangku terhadap dirinya
terlalu mendalam dan sangat mendalam.
“Nara, apa yang kamu lakukan disini dan kenapa
kamu tahu ruangan ini?” Pertanyaanku berjalan ke arah Nara. Tertidur lelap saat
membaca tulisan-tulisan Nara dan Ia baru terbangun diujung sofa. Nara yang
memegang diary tulisanku...
”Aku
minta maaf karena tidak pernah ingin menyadari perasaanmu selama ini dan selalu
terdiam disaat Reynand berusaha berbicara.” Ucapannya dengan air mata
berlinang.
“Justru
gadis sepertimu berbeda, aku senang dengan dunia Nara yang selalu mengajarkanku
berbagai hal. Masalah ditulisan di diaryku jangan terlalu dipikirkan.“
“Terimah
kasih karena telah menyukaiku selama ini,” ungkapan hati Nara.
“Aku
yang harus berterimah kasih, mengajarkanku banyak hal yang sama sekali belum
pernah kuketahui selama ini,” ujarku membalas Nara.
BAGIAN
TUJUH...
Kehidupan
percintaan antara Nara gadis pendiam dan Reynand memiliki seni tersendiri.
Belajar mengerti satu dengan yang lainnya dan berusaha memahami kelembutan dari
aliran air yang mengalir. “Aku janji akan selalu bersuara untuk Reynand
seorang,tapi yang lain tidak akan...” Tutur kata Nara yang berbicara terhadapku
dibawah pohon besar samping rumahnya.
“Kenapa
Nara tidak mau berbicara dengan siapapun?” Pertanyaanku balik.
“Itu karena, duniaku tidak dapat berkata-kata
dengan siapapun. Pada dasarnya sifatku memang seperti ini, malas berbicara
sekalipun semua orang berusaha untuk memancingku...” Ucapannya memberikan
penjelasan.
“Sejak
aku lahir ke dunia, ibuku membuangku ke panti asuhan...Hidup tanpa kasih sayang
seorang ibu dan tanpa pernah merasakan dekapan seorang ayah seperti apa.”
Memori Nara kembali.
“Lanjutkan...”
“Aku
dibesarkan dalam dunia yang berbeda dari siapapun dan mungkin salah hal
tersebut membuat kepribadianku lain dari mereka disekitarku. Suatu hari, entah
kenapa aku memutuskan keluar dari panti asuhan dan memulai duniaku sendiri.”
Kembali Nara berbicara.
“Aku
semakin penasaran dengan kisah hidupmu kemarin.” Tuturku penasaran.
“Berjuang sendiri, menghadapi berbagai hal
sendiri, bahkan aku pernah hidup dijalan seorang diri untuk beberapa saat. Aku
bersyukur, karena Tuhan tetap menjagaku...” Kata-kata Nara.
“Jadi
apakah kamu memiliki sebuah kekecewaan?”
“Apakah
aku marah terhadap Tuhan atas segala hal yang menimpa duniaku? Apakah aku
kecewa dan menganggap segala jalanku sangat mengerikan dan merupakan sebuah
kutuk, aku sendiri tidak pernah tahu kesalahanku seperti apa sehingga ibu
kandungku tega membuangku sekejam itu?.” Ungkapan Nara dengan sedikit demi
sedikit terbuka tentang kisah hidupnya.
“
Terus...”
“Awalnya,
rasanya sangat perih dan membuat goresan disetiap sudut dalam duniaku. Namun,
seorang kakek tua memberi aku tumpangan
dan mengajarkanku berbagai hal.” Perkataan Nara menceritakan bagaimana Dia
memiliki masa lalu yang begitu pahit dan terlalu perih hingga membuat seluruh
nafasnya sesak oleh karena luka tersebut. Untuk kesekian kalianya Tuhan
memperlihatkan kepada seseorang teka teki kehidupan.
“Kakek
tersebut mengajari kehidupanku suatu sinar kehidupan. Memberikanku sebuah nama
sangat menarik, Menara yang berarti dalam kehidupan seperti apapun aku akan selalu
menjadi menara dan pelita bagi siapapun.” Suara manis Nara kembali
mengungkapkan sesuatu hal.
“Ternyata
seperti perjalanan hidup seorang Nara.” Tuturku.
“Kalimat
yang tidak akan pernah aku lupakan dari bibir mulutnya, Dalam penyeberangan
lautan yang tidak disertai badai kehidupan hebat, kehidupanmu tidak akan pernah
menghasilkan apapun dan segalanya hanya bersifat lurus-lurus saja bahkan tidak
ada yang menarik bagi duniamu.” Pernyataan Nara kembali.
“Oh...”
“Namun,
disaat penyeberangan lautan diselimuti oleh badai hebat maka saat itulah
duniamu benar-benar hidup. Penyeberangan lautan diselimuti badai hebat akan
menghasilkan emas murni dan termalu mahal. Menghancurkan kesombongan dan
keegoisan dalam langkahmu hingga dapat belajar sesuatu didalam binar-binar
kehidupan.” Untuk sekali lagi ingatan Nara tentang kehidupannya kemarin.
“Aku
salut dengan seorang Nara.”
“Jangan
terlalu melebih-lebihkan.” Ucap Nara.
“Aku
belajar menghargai langkah perjalananku dan memahami bahwa sesuatu yang terjadi
hanya untuk membuatku mengerti arti dari kehidupan. Kakek meninggal dua tahu
kemudian setelah aku tinggal di rumahnya.” Sekali lagi kata-kata yang keluar
dari mulut Nara.
“Pantes
saja.” Ungkap Reynand.
“Kalimat
terakhir yang diucapkannya bercerita tentang sesuatu hal...Mengucap syukurlah
dalam segala hal, apapun yang terjadi dengan duniamu dan jangan pernah marah
ataupun kecewa terhadap segala sesuatunya. Kalau berhasil melewati segalanya,
maka dibalik semuanya itu terdapat sebatang emas murni.“ Perkataan Nara sekali
lagi panjang lebar untuk menjelaskannya beberapa hal.
Reynand
tidak pernah bosan mendengar cerita kehidupan Nara yang begitu luar
biasa...”Itu sebabnya kamu menjadi gadis pendiam dan seperti gadis busi
saja.Pada hal sebenarnya kamu kan bisa bicara.” Guarauanku. Nara tersenyum
manis mendengar perkataan Reynand.
“Terimah
kasih Nara karena mengajarkan karakterku harus berjalan ke suatu titik
tertentu,” Ungkapanku memegang erat tangan Nara.
“Jangan
mengucapkan rasa terimah kasih seperti ini.”
“Tapi
melalui Nara aku banyak belajar.”
“Contohnya
belajar tentang apa?” Candaan Nara untuk pertama kalinya.
“Tentang
memberi di tempat tersembunyi bukan karena ingin mendapat pujian.” Jawabanku
simple Reynand.
“Semua
itu tergantung pribadimu.” Ungkap Nara.
“Tapi
untuk hal seperti ini, aku belajar tentang banyak hal...” ucapku terpotong.
Saat
perjalanan pulang dari pasar, dua orang pria tidak dikenal menjadi pusat
perhatian kami. Mereka berada dalam sebuah hubungan yang sangat tidak wajar
untuk diperhatikan. Kedua pria tersebut saling berpelukan dan berciuman bibir
serta bercumbu-cumbuan didepan teras rumahnya. Hubungan yang sangat menjijikkan
bagi pandangan mata siapapun. Perilaku homosex serta penyimpangan sex sedang
terjadi saat ini. Inilah sebabnya, mengapa Nara menulis beberapa hal tentang
penyimpangan sex pada buku yang diberikannya kepadaku.
Penyimpangan
Sex...
Kehidupan seseorang tidak akan pernah luput
dari dunia sex, namun hal sejenis ini disesuaikan pada posisinya. Tuhan
menciptakan manusia berpasang-pasangan sehingga mereka dapat meneruskan
keturunan pada akhirnya. Kehidupan sex memang sangat penting dalam dunia
manusia. Manusia tidak akan pernah luput dari dunia sex oleh karena beberapa
hal.
Sekali
lagi salah satu tujuan Tuhan untuk menciptakan laki-laki dan perempuan adalah
dimana sangat berkaitan erat dengan dunia sex. Namun pada dasarnya dunia sex
dalam tahap sewajarnya dan tidak terjadi penyimpangan sex. Hanya saja begitu
banyak manusia sering bahkan tidak pernah menyadari penyimpangan sex yang
terjadi dalam kehidupan mereka.
Dunia
sex yang sewajarnya dan normal dimana pada tahap sepasang pria dan wanita
terikat dalam suatu ikatan pernikahan. Sedangkan yang sedang terjadi saat ini
adalah dimana begitu banyaknya manusia dengan penyimpangan sex secara
hebat.Penyimpangan sex yang sering terjadi dalam kehidupan banyak orang, dimana
begitu banyaknya sex bebas, homosex seperti yang terjadi beberapa waktu yang
lalu, lesbian, bahkan dunia sex yang terjadi antara manusia dan binatang.
Penyimpangan-penyimpangan
sex seperti ini benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Bahkan lebih
menjijikkan lagi, dimana begitu banyaknya negara-negara dibelahan dunia
melegalkan pernikahan sejenis. Satu pertanyaan, Apakah hal seperti ini
benar-benar hidup dimata Tuhan?...Jawaban yang pastinya, adalah Tuhan membenci
kehidupan seperti ini. Berbicara
tentang masalah diskriminasi terhadap mereka yang melakukan penyimpangan sex
sebenarnya tidak pernah ada. Hanya saja, Tuhan tidak pernah mengizinkan
terjadinya penyimpangan sex pada seluruh umat manusia. Pernikahan sejenis
sangat dibenci oleh Tuhan dan pastinya, saat ini IA sedang menangis oleh karena
begitu banyaknya negara-negara diluar sana yang melegalkan hal seperti ini.
Beberapa
pertanyaan kembali dari dasar hati...Sebenarnya ikatan sejenis apa dan roh
seperti apa yang saat ini sedang berada dalam dunia pejabat-pejabat diluar
sana? Adakah mereka pernah menyadari tentang arti dari sebuah dosa dalam
penyimpangan sex? Bahagiakah mereka yang telah terikat dalam ikatan pernikahan
sejenis ? Apakah pada dasarnya kepala-kepala pemerintah pada negara-negara yang
berada diluar sana sama sekali tidak pernah memahami dan mengenal tentang dunia
serta jalan Tuhan seperti apa?
Hanya mereka yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kehidupan yang terlalu menjijikkan dalam
sekejap mata diresmikan oleh begitu banyaknya negara-negara diluar sana.
Pernikahan sejenis secara luar biasa dan besar-besaran sedang dipromosikan saat
ini.
Kembali
dalam kehidupan pribadi masing-masing tentang perilaku penyimpangan sex seperti
ini apakah akan mendukung atau berlawanan arah dari sebelumnya?. Dunia sex
memang sangat penting oleh karena beberapa hal. Sebagai penerus keturunan,
tidak terjadinya perzinahan, dan pada dasarnya bukan untuk hal-hal yang dapat
merusak kehidupan seseorang.
Sebagian
besar manusia telah melakukan penyimpangan sex secara luar biasa baik dari segi
sex bebas, homosex, lesbian, hubungan sex yang terjadi antara manusia dan
binatang, bahkan terjadi penyimpangan sex antara manusia dan mahluk halus dari
dunia lain.Mereka yang terikat dalam dunia sejenis ini tidak dapat melihat
sebuah sinar yang memancar. Jurang maut akan terus menerus mengikuti dan
membungkus kehidupan mereka. Penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan
perjalanan kehidupan seseorang. Perjalanan sex sejenis ini akan membuat segala
dalam nafas mereka akan selalu mengarah pada sebuah jurang yang siap
menghancurkan kehidupan.
Untuk pertama kalinya dalam kehidupannya
secara jelas ingin berusaha lebih mengerti tentang kehidupan dimana terjadinya
penyimpangan sex dalam dunia banyak orang saat ini. Bercerita tentang dunia sex
yang begitu hebat terjadi dalam dunia manusia saat ini. Penyimpangan sex yang
selalu mengikat serta membungkus kehidupan banyak orang.
Dari
kalangan remaja, dewasa, bahkan lansia. Yang lebih parahnya terjadi dimana
terjadinya ikatan sex seseorang secara mengerikan. Seseorang yang hanya senang
berhubungan sex dengan anak-anak, mahluk
halus diluar sana oleh karena beberapa ikatan pemujaan terhadap setan, sex
sesama jenis, hanya menyukai dunia sex bersama binatang , sex yang terjadi
diluar ikatan pernikahan, melakukan suatu hubungan sex bersama seseorang yang
telah beristri atau bersuami dengan kata lain telah menjadi milik orang lain.
Penyimpangan
sex sejenis ini akan menghancurkan kehidupan siapapun yang terikat dan tidak
ingin keluar dari dunia seperti yang disebutkan. Berbicara penyimpangan sex,
bersifat dan lebih mengarah pada suatu area yang tidak akan mengenal
warna-warna kehidupan dalam sebuah lingkaran.Jangan biarkan duniamu berada
dalam ikatan penyimpangan sex sejenis apapun, karena hal tersebut membuatmu
tidak akan pernah memahami arti dari hidup yang sebenarnya. Jangan biarkan
duniamu berada dalam sebuah jurang, dengan melakukan berbagai jenis
penyimpangan sex secara luar biasa. Penyimpangan yang terjadi akan
menghancurkan perjalanan hidup seseorang. Tidak ada hal yang menarik dalam
dunia penyimpangan sex, mereka yang terikat tidak akan pernah melihat makna
dari sebuah istilah pancaran sinar yang menjadikan seseorang indah dan mengenal
berbagai warna-warna kehidupan.
Tuhan menciptakan manusia secara berpasangan
dengan tujuan tidak terjadinya penyimpangan sex didalamnya. Penyimpangan sex
yang terjadi akan menghancurkan hati dan jiwa dari pada Tuhan. Penyimpangan sex
yang terjadi dalam dunia seseorang, suatu hari kelak akan merusak segala
sesuatu dimanapun kakinya berpijak. Dunia sex pada dasarnya sangat penting
bahkan terlalu berharga bagi kehidupan manusia. Namun jangan pernah menyalah
gunakan dunia sex...
Tidak ada kehidupan dalam dunia seseorang
yang terikat dengan penyimpangan sex dalam nafasnya. Terlihat seseorang yang
terikat dengan penyimpangan sex kehidupan mereka hidup bahkan hidup, namun yang
sebenarnya terjadi dibalik itu semua adalah kehidupan mereka sangat mati.
Jurang besar sedang membungkus kehidupan orang-orang yang terikat dengan
penyimpangan sex dalam langkahnya.
Perilaku
penyimpangan sex yang terjadi dapat menghancurkan apapun dan dimanapun tempat
mereka berpijak. Bukan tentang masalah bahwa seseorang yang terikat dalam
penyimpangan sex benar-benar pada tahap diskriminasi. Yang sebenarnya terjadi
adalah dimana keadaan penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan dan
mereka yang terikat tidak akan pernah memahami ataupun mengenal pancaran sinar kehidupan
yang sebenarnya.
Jangan biarkan duniamu terikat dengan
penyimpangan sex dan akan menghancurkan segalanya. Siapapun dan dimanapun
duniamu saat ini, keluarlah dari penyimpangan sex yang sedang terjadi. Buat
hidupmu berharga dan jadilah yang terhebat dimana duniamu dapat lepas dari
ikatan penyimpangan sex yang terjadi sekarang ini.
Buat
hidupmu bersinar oleh sebuah pancaran kehidupan dimana langkahmu tidak akan
pernah berjalan ke suatu penyimpangan sex sejenis apapun. Jadikan langkahmu
lebih hebat dimana berjalan dengan berbagai jenis warna-warna kehidupan yang
membungkus nafas yang berhembus setiap detiknya. ###
“Nara tulisan tanganmu pada salah satu lembar
buku pemberian kamu sebagai kado ulang tahunku kenapa bercerita tentang
penyimpangan sex?” pertanyaanku di
kantin kampus saat mata kuliah sedang tidak berjalan.Nara tersenyum memandang
kekasih pujaan hati yang sedang makan bersama dengannya di kantin kampus.
“Reynand,
aku Cuma mau mengajarkanmu tentang sesuatu hal dan kamu harus mengerti bahwa
penyimpangan dalam kehidupan banyak orang benar-benar terjadi. Dan kamu sebagai
generasi muda harus mengerti hal seperti ini...Reynand yang kukenal mempunyai
semangat yang tinggi dalam hal apapun dan dapat mendemonstrasikan kehidupan
yang hidup bukan penyimpangan sex terus dibiarkan dan di diamkan.” Penjelasan
Nara.
“Wow...”
hanya kata tersebut yang dapat keluar.
“Oleh karena semangat Reynand, makanya hingga
kini masih bisa hidup pada kalau dipikir-pikir...Makanya Reynand harus mengerti
dunia penyimpangan sex, jadi mengajarkan mereka generasi muda untuk tidak
berada dalam kehidupan seperti itu.” Jawaban Nara menatapku yang sedang
mendengarkan dengan setia perkataannya.
“Ternyata maksud kamu seperti itu...berarti
kita sebagai generasi muda harus benar-benar menyadari dunia sex dan masalah
penyimpangan sex yang sedang terjadi.” Ucapan Reynand.
“Reynand, kenapa aku menulis tulisan seperti
itu dan memberikannya...Karena aku tahu kamu adalah generasi muda dan sekali
lagi harus menyadari tentang berbagai jenis penyimpangan sex yang sedang
terjadi didalam perjalanan kehidupan banyak orang.” Nara secara spontan
membenarkan segala yang diucapkan oleh Reynand.
Kehidupan
sex tidak wajar benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Penyimpangan
sex membuat mereka tidak akan pernah memahami perjalanan dalam penyeberangan
lautan dengan berbagai kehidupan yang begitu hidup oleh sebab keterikatan
tersebut secara mengerikan menghancurkan segalanya.
“Nara....” ucapan Denils secara tiba-tiba
menghalangi langkah kami saat hendak berjalan.
“Kenapa
Nara bisa bercerita berbagai hal bersama Reynand dibandingkan aku. Nara sejak
dulu aku sudah menyukaimu dan selalu ingin berjalan bersama kamu.” Ucapannya
sekali lagi tanpa memikirkan sedikitpun perasaanku. Nara untuk pertama kalinya
berbicara pada Denils untuk sesuatu...
”Denils,
aku minta maaf karena menyakitimu. Biar bagaimanapun banyak wanita yang jauh
lebih baik jadi aku harap kamu mendapatkan yang lebih baik lagi.” Perkataan
Nara sambil memegang tanganku berjalan pulang dan melupakan ruang perpustakaan
sebelumnya.
“Tuhan, Engkau tahu kalau aku sangat
menyayangi dia. Sejak kejadian beberapa tahun silam yang telah merubah
kehidupanku dan pandanganku tentang berbagai hal. Tuhan, apakah memang dia
bukan jodohku...Jika memang bukan jodohku buat kami berjodoh dan jauhkanlah dia
dari pacarnya.” Up date status di dunia medsos hingga menghebohkan semua orang.
Menginginkan seorang gadis dan akan berusaha untuk diraihnya.
“Tuhan, selama janur kuning masih belum
melengkung aku akan terus berjuang. Tuhan, jangan sampai dia berjodoh dengan pacarnya.
Intinya sekalipun Nara bukan jodohku tapi aku mohon kepadaMU jodohkanlah kami
berdua “ Ucapan berukali di dunia
medsos.
Karena
tidak bisa menerima hubungan gadis yang Ia cintai bersama orag lain, maka
Denils melakukan berbagai cara untuk merebut Nara dari Reynand. Hingga suatu
ketika Denils membuat sebuah pernyataan didunia maya melalui FB, BBM, dan juga
Twiter dengan sebuah kata-kata yang berbeda. Beberapa kalimat yang benar-benar
menjadi pusat perhatian seluruh kampus dan para penggemarnya dimanapun berada.
“Tuhan
kalau Nara jodohku maka dekatkanlah kami...Tapi kalau Nara bukan jodohku maka
jauhkanlah semua laki-laki dari kehidupannya. Buat siapapun tidak bisa
memilikinya. Dan kalau dia sudah tidak memiliki jodoh, maka kami sama-sam tidak
memiliki jodoh. Pertemukanlah kami dan dekatkanlah kami serta buat kami
berjodoh.Akhirnya Nara menjadi jodohku...Amin.” Tulisannya melalui dunia maya.
Seluruh penggemarnya dimanapun berada menjadi heboh...oleh karena jenis status
yang terpajang dalam akun instagram, twiter, BBM, dan juga FB.
Memancing emosional seorang Reynand, namun Ia
berusaha untuk tidak memperdulikannya. Disisi lain Nara yang membaca status
tersebut tertawa lebar dan untuk pertama kalinya dalam dunianya dia tertawa
secara luar biasa.
Selama
ini Nara disebut sebagai gadis pendiam, namun oleh pernyataan Denils
benar-benar mengalihkan pandangannya. Pada pandangan Nara, hal sejenis ini
sesuatu yang mengocok perut untuk tertawa sejadi-jadinya. Namun, hal tersebut membuatku menjadi sangat
cemburu dan agak susah bagi Nara untuk mengajaknya berkomunikasi.
Emosional semakin terpancing oleh berbagai
pernyataan Denils melalui dunia maya. Dan berbagai pemberitaan media,
dikarenakan dunia Denils tidak akan pernah luput dari pemberitaan. Denils salah
satu aktor terlaris dan memiliki penggemar luar biasa banyaknya sehingga segala
sesuatunya menjadi pusat perhatian.
“Tuhan,
aku juga sayang dan terlalu sayang ma Nara...Memangnya aku salah kalau ingin tetap
mendapatkan dia sekalipun Nara bukan jodohku. Tuhan, kalau Nara bukan jodohku
maka aku mohon dengan sangat buat kami berjodoh dan jodohkanlah kami berdua.
Amin...” Pernyataan Denils kembali berkicau melalui dunia maya.
“Pernyataan seperti apa ini yang
dikirim...Denils sudah melewati batas sama Reynand.“ Teriakan Reynand membaca
seluruh pernyataan tersebut. Teriakanku sangat mengagetkan mami yang berada di
ruangan keluarga bersama Nara. Mereka berlari masuk ke kamar...
“Reynand,
kamu kenapa?“ Pertanyaan mami, Duduk terdiam dan menunjuk segala status yang
telah dibuat oleh Denils melalui dunia maya. Emosionalku benar-benar terpancing
melihat seluruh pernyataan Denils. Maminya hanya tertawa melihat tingkah laku
anaknya yang sedang marah oleh sebab status yang ter up-date melalui akun
pribadi Denils.
“Reynand, bagaimanapun seseorang memancing
kamu harus bijak dalam berkata-kata dan tahu menempatkan situasi seperti ini.
Jangan hanya karena pernyataan sejenis ini sehingga sesuatu hal terjadi dalam
langkahmu secara tidak wajar. Anak mami sepertinya sangat cemburu sekali
yach.” Kalimat yang terlontar dari mulut
mami.
Perasaan
Nara antara marah dan merasa lucu atas pernyataan-pernyataan tersebut. Disatu
sisi, Nara juga merasa kasihan terhadap Denils dan tidak tahu harus berbuat
serta mengungkapkan sesuatu hal yang harus mengarah kemana atau bahkan seperti
apapun.
“Reynand, kamu harus mengerti beberapa hal
dan jangan biarkan keadaan dalam area yang akan menghancurkan sesuatu.”
Pernyataan Nara mengarahkan pemuda yang begitu berharga dalam hidupnya.
“Maksud kamu?” Tanya Reynand dengan kening
berkerut.
“Terlebih karena kamu seorang pria, jadi
harus bijak dalam mengungkapkan berbagai hal dan tahu pada tempatnya melakukan
sesuatu sekalipun seseorang berusaha untuk memancing ataupun emosionalmu sedang
berada di titik yang tidak bahkan sangat tidak stabil. Hal seperti ini biasa
terjadi, namun tetap posisikan duniamu dan kepribadianmu pada area sewajarnya”
Ucapan Nara terhadapku.
Mendengar perkataan Nara, membuatnya lebih
dapat mengerti sesuatu dari pengendalian untuk titik-titik tertentu dalam suatu
area. “Reynand, ucapan Nara sangat betul dan kamu harus memahami keadaannya
seperti apa?Bukan berarti Reynand anak mami terus harus membela kamu dan
berusaha memarahi Nara untuk hal-hal seperti ini.” Suara Mami mengaggap
pernyataan Nara sangat bijak.
“Tapi
mi...” Rasa kesal Reynand.
“Sebagai
mami juga harus bisa membedakan tempat serta sudut sesuai dengan konsep dan
porsinya. Jadi, dengan kata lain kamu harus bisa memahami hal seperti ini...”
Kembali mami menjelaskan.
“Coba
mami bayangkan saat Denils memasang status tidak jelas...” penekanan dengan
rasa cemburu.
“Terlebih
anak mami bukan seorang wanita melainkan seorang pria. Jadi harus bisa
menyadari sesuatu dan mengungkapkan berbagai hal sesuai posisi serta aturan
tetap dimana tidak melewati batas sehingga jangan kamu berdosa ataupun akan
memperburuk segala sesuatu yang berada dalam langkahmu bahkan segala yang ada
pada areamu sendiri termasuk mami, papi, bahkan Nara dan siapapun.” Kalimat
demi kalimat yang terucap untuk mengarahkan Kehidupan Reynand.
“Secara
manusia, pastilah Reynand sangat cemburu terlebih Nara itu gadis yang paling
sulit untuk di dapat.” Kesalku.
Berusaha mengendalikan emosional, menyadari
dan tersadar oleh kalimat-kalimat yang diucapkan oleh mami dan gadis berharga
bagi perjalanan kehidupan. Berusaha tidak berkata-kata dalam keadaan serta
mengeluarkan ucapan sejenis kutuk ataupun ucapan merusak kehidupan siapapun.
Inilah kehidupan seperti apapun sesuatu didepan mata harus tetap dapat
menyeimbangkan sebuah kondisi dalam suatu area didalam kepribadian hidup dari
diri sendiri.
“Tuhan,
aku terlalu menyayangi Nara sampai kapanpun juga dan tidak ingin gadis yang
kucintai keluar dari kehidupanku saat ini.” Jeritan hati memegang lukisan wajah
Nara.
“Sampai
kapanpun juga sejak dulu hingga sekarang akan selalu menyayangi dan mencintai
Nara. Hatiku begitu sakit saat melihat Denils berjuang keras untuk merebut Nara
dari kehidupanku Tuhan. Aku tidak ingin kehilangan dirinya apa pun yang
terjadi.” Suara hatiku kembali menggema dalam ruangan sunyi.
BAGIAN
DELAPAN...
Memegang
tangan Nara berjalan ke hadapan Denils dan bercerita tentang sesuatu hal...”Aku
minta maaf karena gadis yang kucintai tidak akan pernah bisa untuk kuberikan
ataupun kuserahkan kepadamu. Kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan
bagaimanapun serta situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu
seperti apa.” Ucapanku didepan Denils dengan begitu banyaknya mahasiswa/i
disekitarnya.
Dan
bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapanku terhadap Denils. “Kamu
tahu, aku juga ingin memiliki Nara dan akan terus berjuang seperti apapun
situasinya. Kalau duniamu berkata mengenal perasaanku seperti apa, jadi kenapa
tidak kamu memberikan Nara untuk kehidupanku.” Perkataan Denils membalasku dan
tidak akan pernah menerima kenyataan disituasi sejenis apa pun dari tiap
hembusan nafas yang berhembus tiap detiknya.
“Kalau diperhatikan dari duniamu, bisa
dipastikan kau memiliki segalanya jadi siapapun bisa diraih oleh genggaman
tanganmu. Wajah tampan, keren, terkenal dan salah satu deretan aktor serta
model terlaris, uang banyak, dan banyak lagi hingga siapapun melihat akan
bercerita bahwa Denils merupakan pria paling sempurna didunia ini yang pernah
ditemukan.” Tutur bahasaku kembali.
“Terus...” Kekesalan Denil tidak mau
mengalah.
“Dengan
kata lain, gadis manapun bisa kau raih...jadi, carilah seseorang lebih...dan
jangan mengambil Nara dalam cerita perjalanan dari duniaku.” Jawabanku terhadap
Denils dengan terus memegang erat tangan Nara dan tidak akan melepaskannya.
Denils berdiri dari kursinya tempat Ia duduk
dan berusaha memegang tangan Nara bagian sebelahnya...”Reynand, aku juga suka
dan terlalu sayang sama dia. Sekalipun semua wanita diluar sana begitu banyak,
tapi hanya gadis seperti ini saja yang diinginkan oleh perjalananku sampai
kapanpun juga.” Intonasi amarah Denils.
“Kamu
tahukan, kalau aku dan Nara telah mengikat sebuah hubungan.” Ucapku tidak ingin
menyerahkan Nara.
“Dunia
kita sama, kalau dipikir kehidupanmu juga memiliki hal sama dalam duniaku yang
membedakan aku seorang aktor dan duniamu tidak sedang berjalan didalam
lingkaran tersebut. Jadi, aku tidak akan menyerah begitu saja...” Perkataan
Denils menatap sakartis berusaha menarik Nara dari genggaman tanganku. Nara dalam situasi yang tidak
menguntungkan dan tidak tahu harus berbuat apa. Berusaha melepaskan tangannya
dari tangan mereka berdua dan segera berlari keluar...
Keadaan
yang membosankan untuk dilihat pada pandangan matanya, membuat dunianya tidak
ingin menginjakkan kakinya di kampus untuk beberapa saat.Untuk beberapa saat,
dia tidak akan memperlihatkan dirinya didepan siapapun terlebih Reynand dan
Denils. Tidak pernah menyangka oleh sesuatu hal yang terjadi dan entah harus berkata
seperti apa dalam arah perjalanannya disuatu area tertentu.Selama beberapa
minggu batang hidung Nara tidak pernah terlihat di kampus, bahkan untuk
menghubungi Reynanpun tidak pernah dilakukannya. Dia melakukan sebuah
perjalanan sendiri di sebuah pedesaan tanpa seorangpun yang tahu segala yang
dilakukannya.
FLASH BACK...
Memori
tentang terakhir kali pertemuanku dengan Denils, bagaimana Nara menghilang
bahkan hingga detik ini sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Paling
mengejutkan lagi, Nara mengirimkan sebuah surat agar aku melupakan dirinya. Menarik
nafas dalam-dalam berpikir sejenak, kenapa dia berusaha menghindar bahkan
membuat kata putus tanpa sebab akibat jelas.
“Tuhan,
dimana aku bisa mencari keberadaan Nara saat ini?” detak jantungku berdetak
begitu kuat setiap menyebut nama Nara. Mencari tempat persembunyiannya, hingga
meminta jawaban atas setiap pertanyaan tentang berbagai pertanyaanku.
Memutuskan
mencari keberadaan Nara, itulah yang sedang terjadi sekarang tanpa mengenal
kata menyerah sedikitpun. Terkadang rasa sakit pada sekitar jantung begitu
kuat, jauh lebih parah dibandingkan sebelum terjadinya pemasangan alat operasi
terakhir kemarin. Begitu menyesakkan, hingga saat tertentu saya tidak dapat
menahan rasa sakit tersebut. Hari demi hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun
hingga setahun telah berlalu mencari keberadaan Nara. Denils pun tidak pernah
memperlihatkan batang hidungnya, tidak ada kabar tentangnya kenapa dia
menghilang sama seperti Nara.
“Mungkinkah,
Nara lebih memilih Denills, akibat ulahku saat itu?” pertanyaanku berada di
sudut jalan.
Mataku
memandang ke atas, entah apa yang sedang ada dalam benakku sekarang. Menganggap
Nara tetap berada di sekitarku bahkan tidak pernah pergi menjauh sampai
kapanpun juga. Mungkinkah mami menyembunyikan sesuatu yang tidak kuketahui
setelah operasi kemarin. Apa yang sebenarnya sedang terjadi, Tuhan? Kenapa
jantungku jauh lebih sakit setiap waktu, disaat air mataku terjatuh. Detak
jantungku terus saja bermain seakan saya tidak pernah sembuh dari penyakitku
selama ini.
Rumah
Nara tetap sama seperti kemarin, jauh sebelum dia menghilang. Apakah telah
terjadi keadaan paling memberatkan dirinya sekarang ini. Meneguk segelas air
mineral sekitar persimpangan jalan tidak jauh dari supermarket kecil,
tiba-tiba...
“Nara...”
teriakanku mengejar dirinya sedang berjalan. Saya harus kehilangan jejaknya
oleh karena sebuah truk besar melintas di depanku. Nara masih berada sekitar
kota ini dan tidak pernah pergi jauh. Pasti ada sesuatu, hingga membuat dia memutuskan
hubungan sepihak.
“Nara
masih di sekitar kota ini,” detak jantungku selalu saja berdetak kencang setiap
menyebut nama Nara. Tuhan, ada apa sebenarnya hingga Nara tidak pernah mau
berada di hadapanku.
“Reynand,
apa yang sedang lagi dipikirkan oleh anak mami?” pertanyaan mami
menegejutkanku.
“Mi,
tadi siang saya melihat Nara di jalan.” Wajah mami terlihat seolah sangat
terkejut, berusaha bersikap setenang mungkin...
“Sepertinya
ada sesuatu yang mami sembunyikan,” mencurigai sesuatu hal, apa yang sebenarnya
disembunyikan oleh mami.
“Reynand,
itu hanya perasaanmu saja, kalau mami menyembunyikan sesuatu.” Mami berbicara
setenang mungkin. Tatapan mata mami mengungkapkan sesuatu rahasia tersembunyi.
“Untuk
sekarang, mami dapat menyembunyikan sesuatu, namun, kelak pasti saya bisa
menemukan apa yang sebenarnya disembunyikan olehnya.” Kata-kataku dalam hati.
Mencari keberadaan Nara dan bertanya kepada setiap orang sekitar super market
kemarin.
“Permisi
pak, apakah bapak mengenal ciri-ciri seorang gadis kulit sawo matang, rambut
ombak sebahu, mata bulat besar, sedikit tinggi?” pertanyaan berulang kali
kepada mereka di sekitar area tempat tersebut.
“Maaf
saya tidak mengenal ciri-ciri gadis yang kau maksud,” jawaban mereka semua.
Dimana
lagi saya akan mencari keberadaan Nara sekarang. Rasa lelah, lemas, hampir
berputus asa terus saja membayangi diri selama berhari-hari mencari
keberadaannya. Menurut cerita dari beberapa orang, Nara tidak lagi tinggal di
rumahnya bahkan tidak ada yang tahu kemana dia pergi. Mata saya tidak mungkin
salah melihat orang di supermarket, sangat jelas kalau gadis itu adalah Nara.
Mungkinkah Nara benar-benar marah akibat ulahku berusaha menarik tangannya dari
Denils.
“Nara,
berhenti kuliah begitu saja dari kampus tanpa pemberitahuan sedikitpun,” keluh
kesahku menarik nafas dalam-dalam.
“Memang
sih, dasarnya Nara pendiam bahkan terlalu sulit menebak apa pun keinginan
hatinya.” Gerutuku.
Melakukan
berbagai hal bersama dengannya membuat duniaku berbeda. Namun, seandainya,
tanpa dia berada di sampingku apakah aku bisa berjalan? Kehidupanku seakan
tenggelam begitu saja, setelah Nara menghilang tanpa kabar sedikitpun.
Memutuskan hubungan sepihak, bahkan Denilspun beritanya sama sekali tidak
pernah terdengar.
“Reynand,
sampai kapan anak mami akan seperti ini terus?” tegur mami,
“Sampai
Nara berada di hadapanku untuk menjelaskan semua pertanyaanku,”
“Nara
pasti membenci kehidupan Reynand yang sekarang, bersikap seolah dunia sudah
tenggelam bahkan tidak memiliki kehidupan sedikitpun.” Tegur mami, air matanya
menetes begitu saja bahkan tangisnya pecah seketika. Seperti ada sesuatu hal
disembunyikan oleh mami.
“Apa
yang mami sembunyikan?” berjalan kearah mami, menatap dalam-dalam...
“Mami
tidak menyembunyikan apa pun, hanya saja...” kalimat mami terhenti.
“Hanya
saja, kenapa mami?” teriakku mencari sesuatu yang mengganjil.
“Reynand,
harus merubah semua karakter buruk dalam diri dulu, barulah Nara akan mengerti
tentang perjalananmu,” tegur mami.
“Selama
ini Reynand tidak memiliki karakter aneh-aneh, mi.” Tidak bisa menerima ucapan
mami.
“Reynand,
semenjak keluar dari rumah sakitapa yang terjadi? Tidak mau kuliah, bahkan
nilai-nilai Reynand kacau, seakan ingin mati seketika, lebih parah lagi
mencurigai banyak hal.” Suara lantang mami terdengar jelas di telingaku. Ucapan
mami betul, selama ini duniaku kacau balau, tapi, apa yang harus kulakukan.
Merenungkan
teguran mami, dengan keadaanku yang sedang terjadi sekarang. Menatap lukisan
Nara membuat hatiku begitu terluka. Untuk beberapa saat berpikir, kalau saya tidak
akan melihat bagaimana matahari terbit ataupun tenggelam. Namun, pada
kenyataannya, saya masih dapat melihat bagaimana matahari terbit. Hanya saja,
ketika melihat terbit dan terbenamnya matahari, tanpa Nara di dalamnya.
5 Tahun Kemudian...
Hidup
kujalani sekarang jauh berbeda dengan sebelumnya. Tetap menantikan kedatangan
Nara di rumahnya, sekalipun sama sekali tidak mendengar kabar sediktpun
darinya. Memutuskan tinggal meninggalkan rumah, dan menjalani aktifitasku di
rumah Nara. Suatu hari kelak, Nara pasti kembali itulah keyakinan hatiku.
Memperbaiki nilai-nilaiku bahkan berusaha menyelesaikan kuliah dengan baik.
Melakukan berbagai aktifitas, sama seperti saat Nara masih berada bersamaku.
Menyelipkan beberapa anak kalimat setiap sudut ruangan rumah sakit, demi
memberi kekuatan buat mereka.
“Jalani
hidupmu, tunjukkan pada dunia kalau kau kuat sekalipun semua berkata ada begitu
banyak kelemahan serta penyakit membungkusmu.” Isi tulisanku pada secarik
kertas untuk seorang gadis remaja di sebuah ruangan dari rumah sakit tempatku
menjadi petugas kebersihan.
Selang
beberapa waktu, memutuskan tidak lagi menjadi petugas kebersihan rumah sakit.
Sekalipun tidak lagi bekerja di rumah sakit, namun, rutinitasku tetap kulakukan
seperti biasa. Memberi kehidupan bagi mereka di tempat tersembunyi sama seperti
yang dia lakukan sebelumnya. Melakukan berbagai hal secara tersembunyi, cukup
Tuhan dan saya tahu akan apapun kegiatanku selama ini. Memberi tidak berarti
harus diperlihatkan kepada banyak orang, itulah pengajaran Nara bagi duniaku.
Saat memberi, jangan pernah dunimu memerkan atas segala kebaikan yang telah
dilakukan, sama saja pemberian tersebut bersifat suatu kesombongan atau bahkan
ingin mendapat sebuah pujian dari berbagai pihak.
Menjalani
hari-hari tanpa gadis impianku, namun, dengan setia saya akan tetap menunggunya
berada di hadapanku.Tidak tahu kenapa, setiap menyebut nama Nara, jantungku
berdetak begitu cepat. Di saat air mataku mengalir, rasa sakit luar biasa jauh
lebih parah sebelum doker menyatakan saya terbebas dari penyakit kelainan
jantung. Berusaha menahan rasa sakit luar biasa, tanpa pernah memperlihatkan
kepada mami.
Mengirimkan
uang, perlengkapan sekolah, kebutuhan beberapa panti jompo dan panti asuhan,
itulah yang sedang kujalani sekarang selama 5 tahun belakangan. Tanpa pernah
seorangpun menyadari, apa yang telah kulakukan termasuk juga mami. Melakukan
rutinitas menggunakan sepeda tua milik kakek Nara yang telah kuperbaiki.
Setidaknya, dapat menghibur hari-hariku selama bertahun-tahun.
Setelah
menyelesaikan kuliah, mami ingin saya mengelola perusahaannya menggunakan hasil
pikiranku sendiri. Menyetujui persyaratan tersebut, dengan beberapa
persyaratan. Saya akan tetap tinggal di rumah Nara, menjalani rutinitas memakai
sebuah sepeda tua. Satu hal lebih penting adalah seluruh karyawan tidak boleh
menyadari kalau saya adalah anaknya.
“Saya
akan mengelola perusahaan mami secara tertutup, tanpa memperkenalkan diri
terhadap semua karyawan,” ucapanku menghap mami.
“Sampai
kapan anak mami, akan menjalani kehidupan seperti ini?”
“Selamanya,
kalau Nara datang pasti dia menyadari kenapa saya melakukan ini,”
“Reynand,”
air mata mami kembali mengalir.
“Tuhan,
kembalikan Nara dalam kehidupanku,” seru doaku setiap saat tanpa
henti-hentinya.
Mengelola
perusahaan secara rahasia, tanpa pernah seorangpun karyawan menyadari
identitasku sebenarnya. Mereka hanya tahu, kalau saya adalah salah satu
cleaning servis dari perusahaan besar tersebut.Tidak pernah membeli makanan
dari luar, bahkan terlihat sama sekali belum pernah mencicipi masakan enak
dengan harga fantastis. Memasak sendiri serta membawanya ke tempat kerja
sebagai bekal, itulah perjalananku sekarang.
“Renar,
bawakan saya secangkir kopi,” perintah ibu Ratih. Membuatkan secangkir kopi,
mengantarkan ke sebuah ruangan besar.
“Terimah
kasih kopinya,” sapa ibu Ratih.
“Sama-sama,”
“Tunggu,
kenapa namamu seperti aneh kedengaran gitu yah,” pertanyaan terbodoh darinya.
“Kenapa
ibu bertanya seperti itu?”
“Pergilah...”
perintah ibu Ratih mengalihkan perhatian.
Renar
berarti Reynand-Nara, sampai kapanpun akan selalu ada di hatiku. Salah seorang
kepercayaanku menyadari identitasku yang sebenarnya. Merahasiakan semuanya dari
para karyawan.
“Noel,
beberapa data menunjukkan perjalanan kerja sama dengan beberapa perusahaan
luar.” Ujarku memeriksa dokumen-dokumen penting yang di bawahnya ke rumah.
“Benar
pak, apakah ada permasalahan?” pertanyaannya.
“Keadaan
beberapa tempat terlihat ganjil, entahlah.” Membolak-balikkan dokumen.
“Ganjil
seperti apa maksudnya, pak?” menggaruk-garuk kepalanya sendiri.
“Jangan
asal sekedar melakukan kerja sama dengan pihak tertentu, otakku itu sering
mencurigai sesuatu tidak beres sih.” Mataku sedikit berkedip.
“Bentuk
keberhasilan sebuah perusahaan adalah membuat kerja sama menggunakan trik atau
sistem tertentu, memainkan peran bersama perusahaan-perusahaan berpengaruh
terlebih dari pihak luar.” Kata-kata Noel mencoba mengutarakan paradigmanya
sendiri.
“Semua
ucapanmu betul dan tidak salah, hanya saja, ketika perusahaan berjalan lakukan
analisa terlebih dahulu kemudian memutuskan. Jangan karena potensi keuntungan
besar membuat kerusakan di kiri kanan,” kata-kataku menatapnya.
“Seakan...”
Noel mencoba menerka sesuatu...
“Coba
perhatikan beberapa perusahaan besar di negara-negara kuat, pasti goyah karena
sebuah kondisi, hingga akhir cerita tidak memperlihatkan kekuatan tertentu.”
“Membutuhkan
waktu memahami pernyataanku sekarang, seiring berjalannya waktu, kau akan
mengerti,” lanjutku kembali.
“Rencana
bapak selanjutnya ke depan,” ucapannya terpotong...
“Bukan
permasalahan rencana selanjutnya ke depan, namun, tentang pemahaman perjalanan
perusahaan ini, bagaimana memainkan ide-ide, alur sistem saham berlari kemana,
kerja sama secara rinci akan dimainkan di area mana?” jawabanku menjelaskan
kembali...
“Ekonomi
dunia ke depan tidak dapat diprediksi membaik atau lebih mengerikan. Jadi,
perusahaan-perusahaan harus mempersiapkan beberapa alur perjalanan bisnis.
Letak permasalahannya, ada begitu banyak perusahaan dapat goyah oleh karena
sebuah kondisi.” Kalimatku sekali lagi mencoba menjelaskan.
“Hubungan
pernyataan bapak sebelumnya dengan alur perjalanan bisnis berjalan dimana? Saya
sama sekali tidak memahami sejak awal bapak mengerluarkan pernyataan hingga
detik ini.” Noel berusaha menganalisa.
“Seperti
ucapan saya sebelumnya, membutuhkan waktu buat duniamu memahami pernyataan
ini,” sambil memberikan beberapa gambaran..
“Coba
perhatikan, dunia perbankan tidak menentu dengan kondisi-kondisi mata, gejolak
ekonomi, dan beberapa hal lain.” Tanganku berhenti sejenak memeriksa data di
depanku.
“Kondisi
perbankan seperti itu sudah sering terjadi, tapi saya yakin pasti stabil,”
ujarnya.
“Kondisi
perekonomian terlebih perbankan tidak akan stabil, siapa yang mengatakan
stabil? Kenapa bisa saya katakan seperti itu?” wajahku berbalik ke arahnya,
intonasi penekanan kalimatku berada pada satu titik...
“Coba
bapak terangkan alasan dari pernyataan tentang ketidak stabilan?”
“Percaya
tidak percaya, itu hakmu, suatu hari kelak akan ada sebuah masa paling sulit
terjadi di dunia ini. Tanda-tandanya, dimulai dari sekelompok oknum
mempermainkan permainan saham, mata uang, memasuki dunia perbankan dengan
sebuah sistem tanpa semua orang menyadari hal tersebut.” Jawabanku
“Maksud
bapak?”
“Bahkan
dunia pemerintahanpun sedang dalam permainanannya. Faktor terbesar keadaan
ekonomi goncang dikarenakan sistem yang sedang dijalankan oleh oknum tersebut.
Bahkan pasar market dibuat tidak berdaya dalam sekejap. Memperluas kekuasaan
mereka dengan memperbanyak anggota.” Kalimatku.
“Bagaimana
saya bisa mengetahui, kalau orang di depanku adalah salah satu anggota mereka?”
Noel mulai menyadari sesuatu...
“Tanda
mereka cukup sederhana, hanya dengan memakai chips pada tubuh dibagian dahi,
tangan, atau anggota tubuh lainnya. Sudah banyak anggotanya menyebar di belahan
dunia. Bahkan para artis luar negeri, pengusaha, beberapa pemimpin dunia telah
memakai chips tersebut.” Kata-kataku.
“Kenapa
bapak mempercayai adanya kelompok seperti ini?”
“Itulah
yang telah kukatakan sebelumnya, percaya tidak percaya itulah kejadian
sebenarnya. Awal mula mereka menyarankan memakai chips untuk kesehatan seolah
terlihat demi kebaikan, atau permasalahan dalam hal pencurian kartu kredit/atm.
Pada hal, itu hanyalah tipu muslihat semata, untuk mengikat dunia manusia.
Segala tindak tanduk beberapa orang dalam penyelidikan mereka. Terlebih
perusahaan-perusahaan besar, para pemimpin dunia, beberapa orang penting bahkan
berpengaruh sedang dimata-matahi oleh oknum tersebut.” Penjelasanku.
“Disaat
ekonomi lemah, kesempatan mereka memperluas anggota dengan memberikan sejumlah
fasilitas bahkan kekayaan luar biasa, tapi dengan syarat harus memakai chips
tersebut pada organ tubuh. Namun, jika telah memakai chips tersebut, kalian
akan dipermainkan bahkan disiksa oleh mereka. Lebih parah lagi, akan muncul
penyakit kulit menjijikkan dan belum pernah ada di dunia pada tubuh. Belum
memperlihatkan efek untuk beberapa waktu, tapi, dalam jangka waktu tertentu
penyakit kulit ini akan terlihat.” Kata-kataku, tidak bermaksud menakut-nakuti
tetapi ingin fakta yang sedang terjadi.
“Saya
mengingat sesuatu pak, menurut informasi yang kudengar sepintas, kalau seluruh
karyawan perbankan harus memakai sebuah chips pada bagian tubuh mereka,”
“Itu
benar, kenapa? Karena fokus utama mereka adalah mempermainkan kondisi keuangan
baik dari perbankan dan market. Untuk memperkuat kekuasaan, maka mereka dengan
kesengajaan mengharuskan para pegawai bank memakai chips, kemudian akan
menyebar ke seluruh tempat-tempat lain. Ini kenyataan, percaya tidak percaya
itulah cerita sebenarnya.” Ujarku.
“Itulah
sebabnya, mengapa perusahaan harus berhati-hati dalam menjalankan saham,
investasi, atau melakukan peminjaman modal usaha. Karena mereka bermain kuat di
jalur-jalur penting tersebut. Oknum ini sangat kejam bahkan jauh melebihi
binatang. Untuk beberapa saat, terlihat benar-benar seperti malaikat bahkan
mengalahkan hati Tuhan sang pencipta. Namun, berhati binatang bahkan melebihi
dari itu berakar kuat dalam area mereka.” Tambahanku lagi.
“Berarti
perusahaan kita harus berhati-hati untuk melakukan kerja sama, memainkan saham,
menerima atau melakukan investasi, terlebih peminjaman uang dari luar.” Dia
berusaha menganalisa ucapanku.
“Tepat
katamu, permasalahan peminjaman dari luar ini dapat berakibat fatal bagi dunia
pengusaha lokal. Untuk beberapa saat, bank tempat peminjaman belum berada
dibawah kendali oknum tersebut Tapi seiring berjalannya waktu bank itu
dikendalikan oleh mereka hingga membuat suatu trik untuk menghancurkan banyak
perusahaan. Oknum tersebut bermaksud untuk menjadi penguasa dunia, jadi memakai
sistem halus untuk berjalan.” Penjelasanku.
“Bukankah,
permasalahannya adalah konflik berkepanjangan di luar atau kasus beberapa dari
orang-orang penting ingin memperluas wilayah.” Ujarnya.
“Permasalahan
tersebut juga masuk dalam barisan hingga diharuskan para pengusaha/ perusahaan
harus berhati-hati meminjam dana dari luar atau membuat kerja sama. Namun,
paling berperan adalah sekelompok oknum yang telah saya jelaskan tadi.”
Ucapanku lagi menatap dirinya.
“Saya
harus melakukan sesuatu hal,” tubuhku segera beranjak dari kursi kemudian
berjalan keluar meninggalkan Noel sendirian. Tidak pernah terbayangkan sama
sekali tentang perjalananku sekarang akan mengalir kemana? Mengayuh sepeda
melakukan seperti biasa rutinitasku kesehariannya. Tuhan, suatu hari kelak Nara
pasti akan memperlihatkan dirinya kembali di hadapanku. Rasa sakit luar biasa
pada organ jantungku tetap kurasakan, bahkan jauh lebih sakit sebelum operasi
tersebut. Suatu keadaan, dimana saya sendiri tidak memahami kondisi tersebut.
Berada di pinggir danau sambil membaca setiap tulisan Nara pada sore hari
menciptakan kekuatan tersendiri.
Pondasi
Kuat...
Memiliki
pondasi kuat sangat mempengaruhi segala arah dalam langkah kehidupan terhadap
semua orang yang ada disekitar kehidupan.
Pondasi yang terlalu lemah akan menghancurkan segala sesuatu dalam tiap
nafas hidup seseorang. Dunia mengajarkan banyak hal dan semuanya tergantung
pada kepribadian seseorang, apakah menginginkan pembentukan atau sebaliknya
mengarahkannya dalam sebuah jurang terdalam hingga menjadikan hidupnya tidak
dapat melihat sebuah sinar.
Memiliki pengharapan dalam nafas hidup akan
menjadikan pondasi seseorang menjadi kuat dan sebaliknya disaat pengharapan itu
menghilang akan menghancurkan segalanya. Sesuatu yang tidak akan pernah terduga
dapat terjadi dalam nafas hidup seseorang, akan tetapi dibalik semuanya
mengajarkan sebuah pembentukan hingga pondasi hidup menjadi kuat dan
bervariasi. Dari semua yang terjadi, Tuhan hanya ingin mengajarkan sesuatu hal
terhadap dunianya hingga membuat pondasi seorang didalam penyeberangan lautan
ditengah badai hebat sangat kuat dan tidak terlihat lemah dimata siapapun. #by.Nara#
BAGIAN
SEMBILAN...
Pergumulan
kehidupanku sekarang adalah mencari keberadaan Nara. Membayangkan, seandainya dia
ada di sampingku, tentunya kami akan melakukan berbagai hal menyenangkan
sekarang. Menciptakan kebahagiaan di tempat tersembunyi dan tertawa bersama.
Gadis pendiam bahkan jauh melebihi gadis bisu, namun, dapat menciptakan senyum
pada wajah mereka yang lemah.
“Permisi
pak,” Sapa noel membangunkanku dari lamunan. Seperti biasa membawa beberapa
berkas serta membicarakan beberapa pembahasan tertentu mengenai perkembangan
perusahaan. Menyuruhnya menemuiku di sebuah rumah kecil, tidak lain adalah
rumah Nara yang telah lama ditinggalkannya berganti penghuni. Selama 5 tahun
ini, sayalah penghuni dari rumah tersebut.
“Masuklah,”
perintahku.
“Kenapa
bapak lebih memilih tinggal di gubuk seperti ini, dibandingkan bersama ibu di
rumah luas dan besar?” pertanyaan Noel tiba-tiba,
“Tempat
ini menyimpan memori buatku,” jawabanku.
“Oh
begitu...” ujarnya.
“Btw,
saya menyuruhmu kemari bukan untuk bertanya tentang permasalahan pribadiku,
melainkan tentang perusahaan.” Cetusku.
“Pengelolahan
minyak bumi dan batu bara membutuhkan proses dengan keahlian-keahlian
tertentu,” Noel memulai pembicaraan.
“Lantas,
letak permasalahannya?” pertanyaanku berbalik ke hadapannya.
“Maksud
saya adalah tetap lakukan kebiasaan kemarin, menjual bahan mentah ke luar
negeri tanpa harus melakukan pengolahan apa pun dikarenakan perrmasalahan
biaya, keahlian khusus bahkan alat-alat pengolahan menjadi kendala.” Ucapannya.
Bergerak dalam bidang pertambangan minyak bumi dan batu bara membutuhkan skil
tertentu dan tidak asal bekerja.
“Inilah
kesalahan dari negara ini, kenapa? Karena malas bergerak dan berpikir sama
seperti dirimu yang sekarang.” Gertakanku.
“Ta..ta..ta..pi
pak” pembelaannya.
“Perusahaan
kita bergerak di bidang minyak bumi dan batu bara, sekalipun berkantor di ibu
kota, tidak berarti membuat kekeliruan atau apalah...” pernyataan tegas keluar
dari mulutku.
“Selalu
saja pemberitaan tentang harga minyak dunia melambung, bahkan membuat semuanya
tidak dapat berjalan. Kenapa? Karena kemalasan untuk berpikir/ mencari akal,
dan bergerak.” Ujarku.
“Perusahaan
ini hanya bercerita tentang pertambangan, kemudian menjual dalam bentuk mentah
bukan pengolahan, pak” perkataannya menjelaskan...
“Tapi
yang sekarang saya inginkan adalah selain pertambangan juga bercerita tentang
pengolahan, selanjutnya perjalanan penjualan ke seluruh negara disertai
kegiatan eksport. Tidak bercerita menjual dalam bentuk mentah, kemudian
memainkan kegiatan import untuk bentuk siap pakai. Hal paling tertolol yang
selalu saja diperankan, pada akhirnya semua orang bawah menjadi korban.”
Kalimat demi kalimat keluar demi menjelaskan beberapa hal terhadapnya.
“Apa
yang harus dilakukan sekarang, pak?”
“Menyerang
pemerintah untuk melakukan pertambangan serta pengolahan dari seluruh sumber
kekayaan alam terlebih pada minyak bumi, batu bara dan jenis-jenis tambang
lainnya. Menyarankan pada perusahaan lokal, agar mau melakukan pengolahan
bagaimanapun caranya.” Jawabanku.
“Ke
depan keadaan lebih bergejolak dari yang sekarang, jadi negara ini harus
memainkan perjalanan pengolahan mulai dari sekarang di dunia tambang seperti
minyak bumi, batu bara, timah, gas, emas, dan semua jenis kekayaan alam dari
negara ini. Harus hati-hati sekarang, terlalu beresiko. Jangan sampai dengan
alasan dana serta alat-alat atau keahlian pada akhirnya menjadi permasalahan
lebih fatal.” Tambahan penjelasanku kembali.
“Apa
yang harus saya lakukan sekarang pak?” wajahnya menunduk.
“Semua
alasan itu hanya bersifat kemalasan. Lakukan pertemuan seluruh pengusaha lokal,
tentukan waktu dan tempatnya. Selanjutnya jelaskan tentang permasalahan
pengolahan, bagaimana duniamu meyakinkan mereka tentang sebuah perjuangan.
Pemerintah harus ikut campur bahkan berperan penting tentang pengolahan sumber
daya alam di negara ini, tidak hanya sekedar berbicara.” Ucapanku memerintahkan
dirinya bergerak membuat sebuah pertemuan seluruh pengusaha lokal juga
pemerintah.
“Betul
juga dengan ucapan bapak, jauh lebih baik mengolah dibandingkan memainkan
kegiatan import. Kalau dipikir-pikir, contohnya, batu bara mempunyai banyak
manfaat sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, produksi baja, bahan bakar
cair jika diolah, industri produksi semen,bahan metanol, produksi naftalen dan
lain sebagainya.” sambil mengangguk-anggukan kepala mengatakan kalimat
tersebut.
“Kesalahan
negara ini, terlalu banyak lakukan kegiatan import bahkan tidak pernah bercerita
tentang kata bergerak. Lebih parah seluruh tambanga rata-rata dijalankan oleh
perusahaan asing bukan lokal. Permasalahan paling mengerikan dari negara ini.”
Ujarku.
“Bnar
juga ucapan bapak,” Noel mengangguk-anggukkan kepala.
“Tapi,
seandainya sistem pengolahan dimainkan, tentunya membutuhkan sumber daya
manusia yang berkompeten,” ujarnya tiba-tiba.
“Kau
ingin berkata, bagaimana cara mendapatkan sumber daya manusia berkompeten,
tidak mungkin hanya bercerita tentang perusahaan beserta para ceo, juga
pemerintah untuk mengambil tindakan ini.” kalimatku mengerti jelas ucapannya.
“Itulah
yang sedang ingin kupertanyakan pak,” balasnya.
“Inti
permasalahan untuk kekayaan alam adalah pengolahan, jadi, hal paling
terpenting sekarang adalah penerapan serta pergerakan. Dunia SDM dengan
kualitas tertentu bisa didapatkan dalam permasalahan pengolahan melalui
beberapa tahap. Intinya adanya kemauan untuk pergerakan.” penjelasanku
terhadapnya.
Mengungkapkan
apa yang menjadi salah satu titik permasalahan dari perjalanan pengolahan,
pergerakan, bahan mentah, sumber kekayaan alam yang juga berhubungan dengan
dunia perusahaan lokal dan banyak orang. Membaca tulisan Nara, membuatku
mengerti arti sebuah area tertentu yang sedang kujalani.
Karakter Tegas...
Belajar
membuat sebuah perubahan melalui beberapa alur tertentu dengan memainkan irama
tersendiri. Sebuah penyataan membuat seseorang harus memahami beberapa situasi.
Ketegasan terhadap sesuatu hal, dapat begitu menyakitkan. Bahkan saat ketegasan
memainkan peranannya, banyak orang akan pergi menjauh atau membenci karakter
yang sedang dilakoni. Berhadapan dengan karakter ini, membuat mereka di sekitar
dapat saja berpikiran negatif terhadap diri sendiri.
Karakter
ini, dapat dipandang oleh beberapa orang tertentu, bahwa mereka ingin berusaha
dijatuhkan atau berpikir tentang adanya suatu sifat iri hati. Pada hal tidak
sama sekali, semata-mata hanya untuk mengatakan tentang letak suatu yang harus
dijalankan. Lebih baik memperlihatkan sesuatu yang menyakitkan, namun, terjadi
perubahan dan pembentukan. Dibandingkan, melakukan berbagai hal mengenakkan
semua mata, namun, pada dasarnya membawa ke sebuah jurang kehancuran bahkan
maut terus saja bermain. By. Nara...
Melalui
kehidupan tanpa dirinya, segala sesuatunya terlihat hambar. Belajar hidup apa
pun keadaanku sekarang, terus berjuang mencari keberadaan Nara. Tetap melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Nara sebelumnya, tanpa seorangpun
menyadari semuanya termasuk mami. Mengirimkan dana pembangunan rumah sakit
sederhana, namun berguna bagi kaum lemah di pedalaman secara tersembunyi.
Memperbaiki jalan-jalan rusak di beberapa pelosok desa hingga mereka dapat
melakukan aktifitas keseharian. Membangun sekolah demi masa depan banyak anak
di suatu pelosok pedesaan. Melakukan semuanya itu, tanpa pernah seorangpun
menyadari.
Tangan,
kaki, terlebih hatiku belajar memainkan iramanya di suatu tempat. Cukup Tuhan
dan saya saja yang menyadari tentang pemberian di tempat tersembunyi bagi
mereka. Dia mengajarkanku tentang perjalanan seperti ini, tentang arti
pemberian penuh ketulusan.
“Tuhan,
pasti ada sesuatu, tidak mungkin Nara menghilang begitu saja,” tiba-tiba saja
air mataku terjatuh. Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali sakit begitu
saja tanpa sebab. Menurut dokter, kondisi jantung saya sekarang tidak ada
permasalahan bahkan telah dinyatakan sehat tanpa kelainan sedikitpun.
Berusaha
menahan rasa sakit pada area jantungku, duduk di sekitar danau seperti biasa.
Mataku dikejutkan oleh seseorang yang memiliki wajah begitu mirip Nara,
melewatiku begitu saja. Seakan dia tidak mengenaliku sama sekali...
“Nara,
Nara, Nara...” teriakku terus mengejarnya sambil berusaha menahan rasa sakit
pada jantungku. Terus berlari mengejar Nara, tanpa memperdulikan jalan raya
beserta kendaraan berjalan lalu lalang di sekitarku.
“Tuhan,
kenapa dia tidak mengenalku sama sekali?” jeritan hatiku begitu perih, seolah
Nara tidak mengenaliku sama sekali.
“Apa
yang terjadi pada dirinya, ataukah dia mengalami kecelakaan hingga hilang
ingatan,” teriakanku tanpa memperdulikan seorangpun di sekitarku.
“Hey,
mau mati yah?” teguran seseorang dari sebuah mobil , hampir saja menabrakku.
“Kalau
mau mati, jangan disini bossss,” ucapan seorang pria paruh bayah sedikit lagi
menabrak tiang berusaha menghindari mobilnya dariku. Tanpa memperdulikan ucapan
mereka semua, berusaha bangun untuk berlari mencari keberadaan Nara. Terus
berusaha bertanya kepada semua orang di sekelilingku tentang keberadaan Nara.
Tidak seorangpun mengetahui siapa Nara dan apa pun tentangnya.
“Kenapa...”
Amarahku meledak...
Apakah
hidupku sekarang terlihat begitu menyedihkan,tanpa dia sekarang? Pertanyaan
demi pertanyaan terus saja menghantui pikiranku, kenapa, mengapa,ada apa dan
kalimat tanya membungkus nafasku. Nara sama sekali tidak mengenaliku, berlalu
begitu saja di depanku setelah sekian tahun...
Tanpa
sengaja melihat sosok pria tidak asing lagi pada pemandanganku. Itu benar
Denils dan saya sangat mengenal suaranya. Berusaha mengejar untuk mencari bukti
tentang keberadaan Nara sekian tahun menghilang. Seakan ada sesuatu tersembunyi
yang sedang terjadi, tapi, saya sama sekali tidak pernah bisa menyelesaikan
teka teki tersebut.
“Itu
Nara...” kalimatku perlahan berusaha menahan diri. Melihatnya berjalan bersama
Denils penuh kebahagiaan. Terlihat begitu bahagia, tidak terlihat kesedihan
terpampang pada wajah mereka. Apakah Nara lebih memilih hidup bersama Denils
dibandingkan diriku? Tiba-tiba saja air mataku kembali terjatuh. Saya
benar-benar terlihat begitu menyedihkan bahkan terlalu cengeng. Gadis paling
berharga dalam duniaku hidup bersama dengan pria lain, tanpa pernah mengetahui
alasannya secara tiba-tiba memutuskan sepihak. Sakit pada sekitar jantungku
kembali kurasakan seketika.
“Tuhan...”
Jeritan hatiku begitu perih bahkan terlalu perih...
Perasaan
yang terlalu mendalam membuat hati sangat perih saat melihat seseorang yang disayangi
bersama dengan orang lain. Kenyataan harus diterima sekalipun menyakitkan, apa
bila Tuhan berkata bahwa orang yang
disayangi untuk orang lain dan bukan untuk diperjuangkan sehingga dapat meraih
genggaman tangannya.
Saat
perasaan tersebut tersimpan mendalam dalam hati dan membuat kesakitan yang
terlalu hebat hingga air mata harus mengalir disebuah ruangan sunyi yang
seorangpun tidak pernah menyadarinya. Apabila tidak mendapat perhatian dan
genggaman tangannya rasa perih akan selalu membungkus langkah kaki pada saat
itu.
“Tuhan,
sekian tahun mencari keberadaan dia,” ucapanku mencurahkan segala isi hatiku
dalam sebuah kamar kecil, tidak lain adalah rumah Nara sebelumnya.
“Saat
mataku melihatnya, ternyata dia bersama dengan pria lain bahkan terlihat begitu
bahagia tanpa kesedihan sedikitpun. Begitu sakit bahkan jauh lebih menyakitkan
dibandingkan apa pun juga.” curahan hatiku.
Kenapa
Nara tidak mau bertemu denganku? Apakah ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan
olehnya hingga membuat dia pergi menjauh dari duniaku? Bahkan untuk menengok
rumahnya saja, tidak pernah ada dalam benaknya. Setelah peristiwa pertengkaran
hebat di kampus beberapa tahun lalu, Denils dan Nara juga menghilang dalam
sekejap.
Berusaha
menenangkan diri dengan berjalan memasuki sebuah gereja tidak jauh dari rumah
Nara. Tidak tahu harus berucap, hanya terdiam dengan mata terpejam dalam gereja
tersebut. Hal yang tidak pernah ingin kulakukan untuk beberapa saat adalah
membuka mata, serta mengetahui kebenaran sesungguhnya. Hanya memejamkan mata,
itulah duniaku sekarang.
“Andaikan
saat itu aku dapat mengendalikan diriku, tanpa harus berkata-kata maka dia
tidak akan pernah pergi menjauh dari pandangan mataku. Andaikan saat itu, aku
berusaha mengejarnya saat dia berlari sekencang-kencangnya pastinya mataku
masih dapat memandang wajahnya.” Isi doaku setelah terdiam selama beberapa jam
di dalam gereja.
Belajar
memahami berbagai badai yang sedang berjalan seiring penyeberangan lautan.
Menjadi seorang pribadi dalam memancarkan sinarnya, bagi mereka yang terluka,
terluka oleh karena goresan dengan tancapan terlalu kuat, bagi dunia banyak
anak hingga membuat warna-warna pelangi, menjadikan perjalanan mereka dengan
aliran air mata begitu hidup melalui kekuatan doa dan membentuk senyuman pada
wajah mereka. Tuhan , aku ingin
melakukan segalanya bersama dengan dia...bantu aku Tuhan.
“Dia
mengajarkanku banyak hal, namun, setelah sekian tahun dia menghilang hingga
akhir cerita mataku melihatnya bersama pria lain.” Kata demi kata keluar begitu
saja dari mulutku.
Tuhan,
kenapa secara tiba-tiba jantung Reynand akan berdetak kencang setelah menyebut
namanya. Saat duniaku berada dalam kesepian, saat memandag lukisan wajahnya,
saat berusaha untuk mencari sesuatu yang akan selalu berkaitan erat dengan
dia...Apa yang sebenarnya terjadi?
Dan
kenapa saat air mataku terjatuh secara tiba-tiba jantungku begitu sakit bahkan
terlalu perih...sulit untuk dilukiskan oleh apapun juga. Siapa yang memahami
segala sesuatu yang terjadi dalam duniaku saat ini? Gadis yang begitu berharga
bagi perjalananku dan merupakan pelita dalam duniaku secara tiba-tiba pergi dan
menghilang. Serta disisi lain setelah operasi berjalan seperti ada sesuatu
dalam duniaku yang terlalu sulit untuk dilukiskan.
“Tuhan,
buat hidupku bahagia bersama dengannya,” suara seorang gadis mengalihkan
perhatianku sekarang. Tanpa sadar ternyata seseorang telah berdiri lama pada
baris kedua dari barisan kursi dari gedung ini. Membuka mataku perlahan-lahan
untuk mengetahui siapa gadis di belakangku, suara itu seperti tidak asing lagi
di pendengaranku. Sedikit menengok ke arah belakang, tanpa diketahui olehnya.
“Nara...”
suara hatiku kembali berbalik ke depan sebelum kedua matanya terbuka untuk
menghentikan doanya.
“Dia
sama sekali tidak mengenaliku,” suara hatiku bermain sekarang. Duniaku terlihat
menyakitkan bahkan mengerikan.
“Kau
sudah selesai mencurahkan isi hatimu kepada Tuhan?” Itu suara Denils bertanya
kepada Nara.
“Reynand,”
ucapan Denils langsung mengenalku hanya melihatku dari belakang.
BAGIAN
SEPULUH...
DENILS...
Sekian
tahun tidak melihat dirinya, sekarang bertemu dalam sebuah gedung gereja tanpa
pernah ada perjanjian sebelumnya. Apakah ini pantas dikatakan sebagai cinta
segitiga, antara aku, Reynand, dan Nara? Terdiam untuk beberapa saat, tanpa
pernah bisa mengucapkan kata-kata sedikitpun.
“Denils,
siapa dia?” pertanyaannya terlihat terkejut melihatku menyapa seseorang.
Ingatan
akan peristiwa beberapa tahun lalu kembali terngiang di hadapanku, bahkan
sayapun tidak pernah melupakan kejadian tersebut. Bagaimana seorang Reynand
sedang berperang melawan maut dikarenakan penyakitnya.
“Sekian
tahun kita tidak bertemu?” ucapan Reynand berusaha bersikap setenang mungkin.
“Ternyata
Nara lebih memilih berada di sampingmu selama ini,” raut wajahnya
memperlihatkan rasa perih begitu mendalam. Sepertinya Reynand tidak menyadari
tentang sesuatu hal selama bertahun-tahun. Seorang ibu berjalan ke hadapanku
terbungkus isak tangis dan tidak lain adalah orang tua Reynand. Menceritakan
keadaan anaknya, bahkan rahasia terpendam masih tersembunyi begitu kuat.
FLASH BACK...
Tidak
sengaja, melihat Reynand dilarikan masuk ke ruang UGD, ketika sedang menjaga
papiku di rumah sakit tersebut. Mencari tahu mengapa dirinya berada di ruang
tersebut hingga harus terbungkus oleh berbagai alat-alat medis.Mengetahui
sesuatu terjadi dalam kehidupan Reynand disertai suatu penyakit kelainan
jantung menerpa dan membungkus dunianya.
“
Tuhan, apa yang harus aku perbuat saat ini?“ Pertanyaanku di dasar hati melihat
Reynand dalam keadaan tidak sadar. Mengingat setiap ucapan Reynand saat
berjalan didepanku sambil memegang Nara dengan begitu erat. Membayangkan
pandangan mata Reynand saat memegang erat tangan Nara serta setiap ucapan yang
keluar dari bibir mulutku...
”Aku minta maaf karena gadis yang kucintai
tidak akan pernah bisa untuk kuberikan ataupun kuserahkan dalam langkah kakimu.
Aku tahu, kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan bagaimanapun serta
situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu seperti apa.”
Ucapannya didepanku dengan begitu banyaknya mahasiswa/i disekitarnya. Dan
bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapan Reynand terhadap Denils.
Tuhan,
ampuni aku atas tiap hal yang kulakukan...Perkataan Reynand betul bahwa aku
pasti bisa mendapatkan yang lebih dibanding berusaha mengejar seseorang yang
tidak pernah menatapku sedikitpun. Berusaha menemukan keberadaan Nara bahkan
merelakannya untuk Reynand.
Menyadari dunia Nara hanya untuk Reynand dan
tidak akan ada tempat bagi perjalanan kehidupannya. Berusaha menemukan
keberadaan Nara demi Reynand yang sedang berjuang antara hidup dan mati dari
titik kehidupannya.
“Tuhan, bantu aku menemukan dia minimalnya
untuk menebus segala kesalahan yang telah kulakukan...” Perkataanku sambil
mengemudikan kendaraannya. Hingga akhirnya, mataku terarah pada sosok dari
seorang gadis dan tak lain adalah Nara, sedang berjalan pulang menuju rumahnya.
Kecepatan tinggi kumainkan saat mengemudikan kendaraannya serta berhenti di depan
Nara. Dari mobil keluar dan secepatnya menarik tangan Nara tanpa mengatakan
sesuatupun. Nara ketakutan dan tidak dapat mengucapkan sesuatu katapun. Hingga
pada akhirnya Nara disadarkan oleh sesuatu hal saat kendaraanku berhenti depan
rumah sakit.
“Reynand...” teriak Nara secara tiba-tiba dia
tersadar oleh Reynand tanpa penjelasanku sedikitpun. Dia berlari kuat dan
sekencang-kencangnya...mencari tempat perawatan seorang yang begitu berharga
dalam dunianya.
“Tuhan,
aku tidak mau terjadi sesuatupun dalam dunia Reynand...bangunkan Reynand
secepatnya dan sadarkan Ia kembali, ini semua kesalahanku“ teriakan menggema di
telingaku ketika berusaha mengejarnya.
“Reynand, membutuhkan transpalasi jantung
secepatnya...ada kemungkinan Ia masih dapat tertolong dan memiliki kehidupan.“
Perkataan dokter terhadap seorang ibu. Nara mendengar pembicaraan mereka dari
sudut ruangan pintu secara tersembunyi. Mengingat senyuman dan setiap perkataan
yang Reynand ucapkan. Belajar untuk menjadi menara dan pelita kehidupan
ditempat tersembunyi dimana seorangpun tidak akan pernah tahu dan menyadarinya.
Bagaimana Reynand dengan penuh kesabaran melakukan berbagai hal...
”Tuhan,
Reynand harus memiliki kehidupan.” Air mata Nara mengalir. Pertama kalinya
melihat Nara menangis serta berkata-kata hanya demi seorang Reynand.
“ Dokter, aku mau mendonorkan jantung yang
kumiliki untuk Reynand,” Ucapan Nara secara mengejutkan.
“Tapi, kamu yakin atas segala yang akan kamu
lakukan...sedangkan pada saat jantung dalam dirimu diambil, kamu tahu resiko
seperti apa? Duniamu tidak akan pernah melihat sinar cahaya kehidupan.“ Ucapan
dokter berusaha menjelaskan sesuatu.
Nara
terdiam sesaat dan tersadar atas hal yang dilakukannya...”Aku tahu apa yang
akan terjadi dalam perjalananku berikutnya dan aku siap untuk berkorban.” Perkataan Nara sekali lagi berkata-kata. Oleh
karena Nara secara terus-terusan memaksa dan siapapun tidak dapat berkata-kata
termasuk ibu dari Reynand, termasuk diriku serta dokter. Pemeriksaan akhirnya
dilakukan untuk mencocokkan kondisi jantung antara Reynand dan Nara.
“Reynand, kelak kalau matamu
tersadar...dengarkan aku ingin kamu menjadi sebuah menara dan pelita bagi
mereka ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun menyadari dan mengenalnya.”
Ungkapannya di samping Reynand, berusaha memegang erat tangan Pria yang begitu
dicintainya.
“Begitu
besarnyakah rasa sayang Nara untukReynand, tanpa pernah menyisahkan sedikitpun
buatku di hatinya?” bisikan hatiku memandang Nara...
“Jantungku akan terus berdetak dalam langkahmu
apapun yang terjadi, sehingga nafasmu memahami berbagai hal didalamnya. Kamu
harus hidup...apa pun yang terjadi dan satu hal, jangan pernah menyesali
sesuatu yang terjadi karena saat itu aku sudah berada dalam sebuah dunia dimana
kakiku menginjakkan dan berpijak pada lautan emas.” Kembali ucapannya.
“Rumahku
dan istanaku terbuat dari emas bahkan terlalu indah pada pandangan mata, jadi
jangan pernah mengalirkan aliran air mata yang begitu deras. Langkah kakiku
selalu berpijak pada tanah yang terbuat dari emas murni. Jangan pernah biarkan
langkahmu terhenti hanya karena pandangan matamu tidak akan pernah melihatku.
Jantungku ada bersamamu, dan kamu akan tahu seperti apa detakan jantungku
selalu berdetak begitu kuat saat berada didalammu.“ Perkataannya Nara lagi dan
lagi, terus memegang tangan Reynand tanpa melepasnya sedikitpun.
“Nara, kenapa kamu mau melakukan hal seperti
ini...jangan biarkan masa depanmu tidak melihat kehidupan.” Ucapan seorang ibu.
Nara menatap wajah seorang ibu didepannya dan sesaat kemudian tersenyum...
”Aku
tahu dengan apa yang kulakukan. Bagiku, Reynand harus melakukan berbagai hal
dibandingkan duniaku dan bukan berarti masa depanku lenyap tidak akan pernah
melihat kehidupan oleh karena sesuatu yang kulakukan. Justru, aku melakukan hal
seperti ini karena jantungku akan selalu berdetak kuat dalam area perjalanan
Reynand kapanpun juga. “ Pernyataan seorang Nara karena dia sadar akan segala
hal yang dilakukannya.
“Denils, benar yang dikatakan Reynand kamu
memiliki kehidupan yang sempurna jadi siapapun bisa kamu dapatkan...Jadi, aku
percaya kelak ketika waktu itu berbicara seseorang yang jauh lebih baik akan
datang dalam perjalanan kehidupanmu.” Perkataan terakhir Nara untukku.
“Ta..ta...ta...pi Nara.” tidak bisa menerima
sesuatu hal akan terjadi terhadap Nara.
“Denils,
hingga waktu itu berbicara dan dia akan tersenyum memperlihatkan dirinya.”
Ungkap Nara dengan tersenyum.
“Tidak
seperti ini caranya Nara, aku rela Reynand memilikimu. Tapi, untuk masalah
seorang Nara mengorbankan jantungnya...aku tidak akan pernah bisa menerima.”
Bentakku.
“Inilah
yang dinamakan sebuah cinta sejati, bahkan rela mengorbankan dirinya demi
seseorang yang begitu berarti.” Kata-kata Nara.
“Segitu
berartinyakah Reynand dalam duniamu, dan tidak terdapat sedikit saja tempat
buatku.” Tangisku.
“Jangan
pernah kecewa, hanya karena seorang wanita tidak bisa diraih oleh genggaman
tanganmu...Duniamu belum berakhir, justru langkah kakimu harus membuktikan
sesuatu hal bahwa kamu adalah pemenang dari tiap permasalahan dari lingkaran
kehidupanmu.“ Ucapan Nara terhadapku yang terus menangis. Mulutku tidak dapat
mengungkapkan sesuatu pun akan segala hal yang dilakukan oleh Nara.
Detik-detik Nara memasuki kamar operasi dan
untuk terakhir kalinya sepasang matanya memandang Reynand. “Tuhan, lindungi dan
bungkus perjalanan Reynand apa pun yang terjadi dalam lingkaran kehidupan
dimana kakinya berpijak. Reynand mempunyai sinar yang memancar secara luar
biasa bagi mereka yang berada dalam aliran air mata, penderitaan, kepedihan,
luka oleh karena goresan, dan beberapa hal lain. “ Doa Nara untuk terakhir
kalinya menggema begitu jelas di telingaku.
“Tuhan,
Balut luka hatinya saat dia terbangun dan menyadari sesuatu yang sedang
terjadi.” Kata-kata Nara dengan air mata mengalir.
“Reynand
pasti bisa tetap tersenyum dan kuat saat Nara tidak bersamamu lagi.” Sekali
lagi dia berkata-kata hanya untuk Reynand seorang bukang diriku.
Mencintai
seseorang dan mengorbankan sesuatu di dalam diri hanya untuk melihat nafas
kehidupan dan senyuman pada wajahnya. Melihat seorang Reynand dapat menikmati
matahari terbit dan terbenam merupakan hal paling berharga dalam perjalanan
Nara. Rasa sayang dan cinta Nara jauh lebih besar, hingga membuat dirinya
mengorbankan jantungnya hanya hanya demi melihat Reynand dapat memandang
matahari yang sedang terbit dan terbenam.
“Jika
kamu bangun dan tidak melihatku, jangan pernah membiarkan hatimu terus hidup
dalam luka. Nara tetap menyatu dengan dunia Reynand, oleh karena salah satu
organ tubuhnya berada di dalam dirimu.” Air mata Nara mengalir saat sedang
berada dalam sebuah ruang operasi pencangkokan. Reynand tetap hidup dan jangan
pernah menyalahkan keadaan tentang sesuatu yang terjadi dalam perjalan ke
depan. Keinginan Nara hanya ingin melihat pria yang dicintainya dapat menikmati
warna warni pelangi dalam dunia ini.
FLASH BACK...
“Andai
kata saat itu,” ucapanku mengingat memory kemarin. Rasa iri pada Reynand
menancap kuat untuk beberapa saat. Semua orang berusaha menutupi beberaa hal
dari kehidupan Reynand hingga kondisi kesehatan dalam dirinya pulih secara
total. Reynand tidak pernah mengetahui ataupun menyadari, sesuatu yang terjadi.
Dimana Nara mengorbankan dirinya untuk memberikan kehidupan luar biasa.
“Kalau
saja waktu dapat diputar kembali...Seandainya saat itu aku tidak melihatmu
tidak sadarkan diri dan berada terbaring di rumah sakit...Andaikan...” Ucapanku
terus menangis terisak-isak.
“Maksud kamu apa” pertanyaan Reynand tidak mengerti...
“Dan
kenapa berkata seandainya waktu dapat diputar...?” pertanyaannya kembali.
Berteriak
sejadi-jadinya, hanya dengan melakukan hal seperti itu maka kepedihan hatiku
dapat hilang sekalipun hanya sedikit. Reynand tidak pernah menyadari sesuatu
hal yang terjadi saat Ia sedang berada di rumah sakit.
“Kalau
saja aku tidak melihatmu dan tidak mengetahui penyakitmu yang sebenarnya...Tentunya
kakiku tidak akan melangkah berusaha mencari dia, hingga akhirnya kutemukan.”
Tangisku begitu keras.
“Gadis
di depanmu sekarang bukanlah Nara,” ujarku terhadap Reynand.
“Dia
hanya gadis yang memiliki kemiripan wajah sama persis dengan Nara,” sahutku
lagi. Pasti dia sempat berpikir, kalau Thania adalah Nara. Setelah proses
pemakaman Nara berakhir, saya lagsung meninggalkan negara ini. Di luar negeri,
saya bertemu dengan Thania tanpa pernah direncanakan sebelumnya. Keberadaan
Thania menjadi penghiburan tersendiri buat duniaku. Sampai detik inipun, saya
belum pernah bisa melupakan seutuhnya perasaanku terhadap Nara.
“Maksud
dari ucapanmu apa?” Reynand belum menyadari seduatu hal.
“Ketika
membawanya ke rumah sakit dia terus terdiam dan aku tidak berkata apapun,
hingga saat mobil berhenti didepan rumah sakit secara tiba-tiba dia tersadar
kalau kamu yang berada disana sedang tidak sadarkan diri. Tanpa harus bercerita
dia sudah tahu dan segera berlari. Sampai akhirnya, dia sendiri mengorbankankan
jantungnya hanya untuk seorang Reynand.” Menjelaskan kejadian sebenarnya kepada
Reynand.
“Itu
semuanya bohongkan.” Ucap Reynand tidak percaya.
“Dia
tidak dapat melihat kembali matahari saat terbit dan tenggelam hanya untuk
seorang Reynand. Dan kalau saja, waktu dapat diputar kembali...Aku tersadar
segala yang dilakukannya...aku tidak akan pernah membawanya ke rumah sakit.” Kalimatku
masih marah dan tidak tahu harus berbuat apapun.
BAGIAN
SEBELAS...
REYNAND...
Hatiku
menjadi hancur, seluruh tubuhku lemas mendengar kalimat-kalimat penejelasan
Denils. “Kenapa, mami berusaha menyembunyikan hal ini dari duniaku” Ucapanku
sangat marah. Tidak dapat berkata-kata
apapun, tanpa berbicara apapun. Bahkan hingga sebuah pukulan yang akan mengarah
ke wajahku kubiarkan. Namun seolah ada sesuatu yang menahan Denils hingga tidak
melakukan hal tersebut.
“Kembalikan Nara...kembalikan Nara...kenapa
dia harus berkorban demi duniamu.” Teriakan Denils menggoncangkan seluruh tubuhku.
Aku hanya terdiam dan tidak membalas apapun yang diperbuat oleh Denils.
“Kenapa harus Nara yang jadi korban...”
Teriakan Denils seolah tidak dapat menerima kenyataan atas kepergian Nara.
Setiap
menyebut Nama Nara dalam doaku, secara tiba-tiba jantungku akan kembali
berdetak kencang...Tidak dapat melukiskan segala yang terjadi oleh detakan
jantung yang begitu keras. Dan setiap rasa rindu menginginkan gadis kekasih
hati, untuk yang kesekian kalinya jantungnya akan kembali berdetak kencang dan
begitu keras. Saat membaca tulisan-tulisan Nara secara berulang kali jantungnya
akan berdetak kencang seolah ingin menjelaskan sesuatu hal.
Detak
jantung berdetak kencang dan terlalu kencang...Akhirnya, menyadari jantung yang
menyatu dalam tubuhku. Seolah jantung Nara, tidak menginginkan Kehidupan dari
seorang Reynand terus berlarut dalam aliran air mata dan kepedihan. Disaat air
mataku terhenti, maka rasa sakit secara luar biasa tiba-tiba menghilang dalam
dirinya. Berjalan pulang ke rumah dengan wajah yang lemas, sepasang mataku
bengkak oleh karena air mata.
“Anak
mami sudah pulang...” Ucapan mami. Menatap maminya dan memperlihatkan wajah benar-benar
penuh amarah...
”Kenapa
mami tidak menjelaskan sama Reynand” Teriakanku melengking hingga membuat mami
ketakutan.
“Menjelaskan apa...anak mami pulang kenapa
tiba-tiba seperti ini” pertanyaan mami kembali. Memukul cermin begitu keras
hingga aliran darah segar mengalir begitu saja.
“Reynand...jangan
seperti ini.” Teriakan mami ketakutan melihat tangan anaknya.
“Mami kenapa tidak pernah jujur kalau jantung
yang ada dalam tubuh Reynand milik Nara. Kenapa mami membiarkan Nara
mengorbankan dirinya? Harusnya Reynand yang meninggal bukannya Nara...Kenapa
mami, aku kecewa terhadap mami.” Ucapanku, rasanya terlalu menyakitkan melihat
seseorang yang dicintai mengorbankan dunianya dengan cara yang seperti ini.
“Nara terus memaksa...Reynand kamu tahu kan
tidak mungkin mami tega berbuat hal semacam itu, Apa lagi mami tahu sifat Nara
seperti apa?“ Tutur kata mami berusaha menenangkan diriku. Mami menjelaskan,
kalau dengan sengaja berusaha meniru tulisan Nara karena tidak ingin melihatku
menderita jika menyadari kejadian sebenarnya. Menulis surat agar berusaha mau
melupakan Nara, itulah perbuatan terkeji dari mami.
“Bertahun-tahun
mencari keberadaan Nara, pada akhirnya ternyata menyadari kalau dia
mengorbankan dirinya buat Reynand,” jeritku di hadapan mami.
“Mami,
aku tidak mau Nara pergi lebih baik Reynand saja yang meninggal saat
itu...mami, aku sayang sama Nara tapi kenapa...?” teriakanku kembali. Secara
tiba-tiba jantungnya begitu sakit dan terluka,berdetak kencang dan...Membuat
seluruh nafas Reynand sesak...
”Reynand,
anak mami...kamu tidak kenapa-kenapa?” pertanyaannya khawatir, berusaha
memelukku. Aku terus saja menangis dan menangis, yang pada akhirnya jantungku
semakin sakit dan terluka...
“Ini buat Reynand...Sebelum masuk kamar
operasi Nara menitipkan ini buatmu dan menyuruh untuk memberikannya buatmu
setelah kondisimu membaik...Nara tahu hal seperti ini akan terjadi, sehingga
dia melarang mami untuk berbicara langsung dan menunggu waktu yang tepat hingga
kamu siap menerima kenyataan yang telah terjadi.“ Ucapan mami menyerahkan
sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi. Tidak tahu harus mengucapkan apa,
hatinya terluka hingga tidak tahu harus berbuat apa pun
.
“Tuhan, andaikata waktu itu dapat diputar kembali” ucapanku terus menangis. Untuk
beberapa saat tidak ingin diganggu oleh siapapun , terus berada dalam sebuah
ruangan kamar dimana terdapat lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga bangku
kuliah. Rasa luka terus saja mempermainkan diriku. Membuka kotak pemberian
Nara...Kotak tersebut berisi sebuah buku tulisan-tulisan tangan Nara yang
terbaru dan pada bagian depannya tertulis kata yang menghibur Reynand...
”
Untuk, Reynandku yang akan selalu mnejadi menara dan pelita di tempat
tersembunyi tanpa seorangpun yang tahu dan menyadari...” Tulisan tangan Nara
disertai sebuah gambar pelita pada sampul depan yang sengaja dibuatnya. Selain
buku terdapat pula surat tulisan tangan Nara...
Untuk
Reynand...
Saat
kamu membaca surat ini, aku sudah tidak berada didepanmu dan tidak dapat
melihat bagaimana cara Reynand berusaha untuk membuat Nara tersenyum. Aku
bahagia, saat bersama Reynand karena hanya kamu yang bisa mengerti berbagai hal
dalam duniaku. Jangan pernah menyesali segala yang kulakukan dan mengucap
syukurlah dalam segala hal, sesakit apapun dan seluka seperti apapun langkahmu
saat ini. Jangan pernah marah oleh karena segala yang telah kuperbuat. Aku
tahu, Reynand dapat melakukan banyak hal dalam perjalanan kehidupan ditengah
badai hebat pada penyeberangan lautan.
Menghibur
dan mengobati luka mereka yang kehilangan kasih sayang dari siapapun terlebih
pada dunia anak-anak tanpa mereka tahu. Reynand akan selalu memberikan sinar
ditempat gelap apapun yang terjadi dan bagaimananpun luka dalam kehidupan
perjalananmu. Karena Nara tahu, kalau Reynand akan selalu menjadi pelita dan
memancarkan sinar bagi kehidupan mereka yang berada dalam luka, penderitaan, kesepian,
penuh dengan aliran air mata, kegelapan dan jurang, dan banyak lagi. Melalui
buku ini, Reynand akan lebih mengerti dan mengenal arti dari penyeberangan
lautan ditengah badai hebat. Untuk terakhir kalinya Nara berdoa untuk
Reynand...
”Tuhan,
setiap Reynand menyebut nama Nara...buat jantung milik Nara yang berada didalam
tubuhnya berdetak kencang. Tuhan, disaat Ia menangis buat jantung Nara menjadi
sangat sakit dan terluka hingga Reynand berhenti menangis. Karena Nara tahu,
air matanya akan terus mengalir” ucapan doa seseorang yang begitu menyayangimu.
Kamu harus tahu dan selalu mengingat, bahwa
penyeberangan tanpa badai hebat yang menyelimuti kehidupan ditengah lautan
tidak akan pernah menghasilkan apa pun dan segala sesuatunya akan lurus dan
terlihat biasa. Namun, apabila dalam
penyeberangan lautan luas diselimuti oleh badai hebat...maka akan menghasilkan
emas murni yang tidak dapat dibandingkan dengan hal apa pun. Mengajarkan
seseorang tentang seni kehidupan dalam langkah perjalanan. Jangan pernah lari
dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami berbagai jenis
warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari namun
begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih memahami
kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan,
pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke
depan.
Nara...
Melakukan
segala sesuatu saat bersama Nara adalah sebuah hal yang tidak ternilai. Langkah
perjalanannya yang terus melangkah dan melangkah. Menjadi menara dan pelita
ditempat tersembunyi tanpa seoranpun mengetahui dan menyadarinya.
Mengajarkannya berbagai hal dalam dunianya tentang warna-warna kehidupan
ditengah badai hebat dalam penyeberangan lautan.
TAMAT
MENARA...
REYNAND...
Semua
begitu gelap, tanpa ada cahaya sedikipun membayangkan bahwa saat sekarang saya
telah berada pada sebuah dunia lain. Dokter sedang berupaya melakukan berbagai
penyelamatan, agar nafas itu kembali pada tubuhku. Masih terngiang begitu
jelas, suara mami menangis begitu histeris di sebuah ruangan.
“Reynand,
buka matamu...” tangisan mami terngiang jelas di telingaku, namun, mataku tidak
akan pernah terbuka. Bagaimanapun dengan kekuatan seperti apa pun, mataku tidak
pernah bisa terbuka.
“Jangan
tinggalin, mami” air mata mami terus saja mengalir pada kulitku. Namun, tetap
saja, kedua mataku tidak pernah bisa terbuka, seakan alam seorang Reynand akan
berpisah jauh dari dunia mami dan...
“Tuhan,
kalau Engkau ingin mengambilku sekarang jangan pernah membuat mami mengeluarkan
air matanya sediktpun.” Suara hatiku berteriak kuat.
“Satu
lagi, jaga dan lindungi dia dimanapun dirinya berada.” Seru doaku kembali.
Tiba-tiba
aku berdiri di sebuah ruangan dan menyaksikan bagaimana dokter memasang seluruh
alat-alat pada tubuhku. Air mata mami terus saja mengalir, bahkan tidak
berhenti sedikitpun. Tidak lama kemudian, beberapa dari dokter membawa tubuhku
ke sebuah ruangan...
“Apa
yang sedang terjadi?” pertanyaanku berusaha mencerna sebuah peristiwa.
Entah
kekuatan dari mana, hingga secara tiba-tiba seakan ada seseorang yang berusaha
mendorongku untuk segera kembali. Untuk beberapa saat, roh dan tubuhku berpisah
kemudian kembali begitu saja hingga membuat penyatuan luar biasa...
Sebuah
tetasan air mata membangunkanku kembali dari tidur. Apakah yang sedang terjadi
dalam duniaku saat ini? Seakan keadaan mempermainkan hidupku selama beberapa
saat, namun, secara tiba-tiba mengasihaniku dan akhir cerita menciptakan
serpihan hidup dengan gaya tersendiri.
“Mi...”
ucapanku, saat pertama kali membuka mata.
“Reynand...”
mami berusaha menghapus air matanya.
“Dia
di mana mi?” tanyaku mencari seseorang setelah beberapa hari tidak pernah
melihat kehadirannya.
“Jangan
bertanya macam-macam dulu,” jawaban mami sangat bahagia melihatku kembali
siuman dari sebuah jurang maut paling mematikan.
”Mami,
dimana Nara dan kenapa Reynand berada disini” perkataan Reynand terbaring lemah
mencari seseorang yang begitu berharga dalam langkah kakinya.
“Mami,
Dimana Nara...pasti dia marah besar oleh sebab peristiwa yang telah kuperbuat
bersama dengan Denils...Terakhir kali aku melihatnya, dia berlari dan
menghilang begitu saja untuk beberapa saat hingga...” Perkataanku kembali.
“Kamu
harus cepat sembuh, jangan banyak bergerak dulu,“Ucapan mami yang berusaha
untuk mentupi sesuatu hal hingga keadaan anaknya pulih secara total.
“Tuhan,
apakah Nara segitu membenci hal-hal yang kuperbuat hingga dia pergi dan tidak
ingin melihat keadaanku seperti apa. Dimana Nara berada yach Tuhan dan apa yang
sedang diperbuatnya saat ini.” Gerutuku menepuk kepala terlihat pada wajahnya.
Aku
ingin berkata kalau selamanya akan terus menggenggam tangannya dan menjadi
pelita ditempat tersembunyi bersama dengan dunianya. Kupikir, sepasang bola
mataku tidak akan pernah bisa melihat bagaimana matahari terbit dan terbenam.
Ternyata tafsiranku salah bahkan amat salah. Setiap hari, bertanya tentang
keberadaan Nara di hadapan mami.
“Apa
yang sedang dirimu perbuat sekarang?” pertanyaanku melukis wajahnya.
“Reynand,
belum waktunya memegang benda-benda apa pun.” Tegur mami tiba-tiba.
“Rey,
hanya mencoba melakukan sedikit aktifitas untuk menghilangkan kejenuhan dalam
diri.” Tanganku terus saja memegang sebuah pensil serta menggambar wajah
seseorang paling berharga bagi perjalananku sekarang. Pasti ada sesuatu hal,
hingga dia belum menampakkan dirinya sekarang serta menjengukku. Tuhan, terimah
kasih karena memberikan kesempatan bagiku untuk bernafas sekali lagi di dunia
ini. Bersama dengannya dan terus memegang erat dirinya sampai kapanpun.
FLASH BACK...
Perjalanan
kehidupan gadis dengan jenis kepribadian yang berbeda dari semua orang
disekelilingnya. Berjalan, mengungkapkan berbagai hal , menjadi sebuah menara
dengan cara yang berbeda.Gadis manis dan sangat unik, siapapun tidak dapat
disamakan dengan kepribadian yang dimilikinya. Cara para pandang berbeda dalam
mengungkapkan berbagai hal.
Menjadi
menara dan pelita tanpa seorangpun tahu, memahami, menyadari, melihat dalam
area perjalanan kehidupannya. Gadis manis dan sederhana dalam aspek kehidupan
membuatnya berbeda untuk apapun juga disekeliling perjalanan sebuah
penyeberangan lautan.Penyebarangan lautan dengan cara dan kepribadiannya yang
tersendiri tidak dapat disamakan dengan siapapun juga. Pandangan hidup berbeda
dari siapapun juga, namun membuat segala sesuatu di sekelilingnya hidup.
Terlalu
hidup...hingga pada akhirnya pelita tersebut tidak pernah padam dalam sebuah
perjalanan. Penyeberangan lautan dalam badai yang begitu kuat namun membuatnya
berbeda.Saat ditatap terlihat biasa dan sangat tidak menarik. Siapapun yang
memandang, akan berpikiran sama...tidak ada keunikan, biasa, tidak memiliki
sesuatu yang menarik sedikitpun. Namun saat seseorang berusaha mencari dan
membongkar segala sesuatu hingga kesuatu dasar paling dalam terdapat sebuah
berlian sangat mahal dan bernilai.
Terlalu
mahal hingga pada akhirnya semua orang menginginkannya. Inilah kisah dalam
suatu area kehidupan seorang gadis manis. Menara nama seorang gadis dengan
perjalanan yang berbeda dari siapapun juga. Tidak dapat dibandingkan dengan
siapapun gadis seumurannya.
Gadis
pendiam bahkan terlalu pendiam dalam
perjalanan kehidupannya. Semua orang akan berpikir dia adalah gadis bisu yang
tidak dapat berbicara bahkan untuk mengungkapkan berbagai hal terlalu sulit.
Nara terlihat seperti gadis biasa bahkan seakan tidak ada sesuatupun yang
menarik dalam dunianya untuk diperhatikan.
Namun
saat seseorang berusaha mencari hingga ke suatu kedalaman akar, orang tersebut
akan dibuat tercengang-cengang. Dalam diri Nara terdapat sebuah berlian yang
terlalu bernilai dan sangat mahal.
Dalam
kehidupan Nara terdapat sesuatu benda yang begitu berharga bagi kehidupan
banyak orang. Sebuah emas murni hingga menjadikannya berbeda bagi pandangan
mata siapapun.Menara, sebuah nama yang berbeda dari semua nama didunia ini.
Seseorang memberikan nama Menara untuknya, memberikan sebuah makna
tersendiri...
Gadis
yang akan selalu menjadi menara kehidupan bagi siapapun juga tanpa memandang
warna kulit, agama, suku, bahasa dan lain sebagainya. Menjadi sebuah menara
kehidupan dalam berbagai hal tanpa seorangpun dapat memahami atau bahkan
menyadari keberadaannya.Pelita yang menyala dalam kegelapan, dimana tidak
seorangpun tahu bahkan menyadari dan merasakan keberadaannya. Menara ,gadis
manis dengan perjalanan yang berbeda dan akan selalu menjadi sebuah menara
kehidupan kapanpun juga.
Menjadi
sebuah menara bagi siapapun dalam penyeberangan lautan kehidupan ditengah badai
besar tanpa mereka sadar dan mengetahuinya. Akan
selalu menjadi menara kehidupan untuk membuat senyuman pada wajah banyak anak
dan membalut luka oleh karena perjalan dalam penyeberangan lautan ditengah
badai kehidupan.
Menara
kehidupan dengan keindahan yang begitu unik bagi perjalanan siapapun juga. Dan
akan selalu menjadi sebuah menara dimanapun, kapanpun, bagaimanapun...Selalu
dan selalu...kata yang sangat tepat untuk melukiskan perjalanan Menara.
“Nara,
dimana matamu sich...jalan kok tidak lihat-lihat ada orang disini” perkataan
dengan begitu keras salah teman sekelas Nara.
Dan
seperti biasa diam seribu bahasa tanpa berkata-kata apapun. Gadis pendiam
dengan perjalanan unik ditiap hembusan nafas dalam dunianya. Tidak pernah
berbicara apapun dan hal-hal yang berbeda dari gadis remaja seumurannya.“Nara,
kamu bisu yach,“ucapan dengan nada menggertak Intonasi kalimat seperti apapun,
seperti biasanya Nara akan tetap diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
Dalam
sepasang bola matanya menyimpan sesuatu hal yang berbeda untuk siapapun tanpa
seorangpun dapat memahami hal tersebut. Sepasang matanya terkadang berbicara
namun tidak seorangpun menyadarinya. Mulut Nara diam seribu bahasa dan akan
selalu menjadi seperti gadis bisu tanpa satu katapun.
“Nara, jangan lewat disana sebentar kamu
terjatuh,“ ucapanku begitu peduli akan kehidupannya, sekalipun semua menjauh.
Seorang
teman yang dapat memahami sifat Nara yang selalu diam membisu tanpa satu katapun. Apa pun ucapan semua
orang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun. Reynand menyimpan
sebuah perasaan mendalam dan terlalu mendalam untuk seorang gadis yang akan
selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
“Nara,
kamu mau ke sana sedangkan arahnya disana...gadis bisu tanpa satu katapun,“
ucapan Clara mengejeknya setiap hari. Hanya ada satu ucapan ejekan untuk
seorang Nara dan tidak akan pernah dilupakan. Gadis bisu tanpa satu
katapun, ucapan penghinaan yang akan
selalu ada dalam dunia Nara.
Tanpa
mengungkapkan ataupun membalas kalimat-kalimat ejekan mereka. Gadis bisu, namun
dalam sebuah perjalanan kehidupannya menyimpan sebuah emas murni memberikan
kehidupan. Akan selalu memberikan senyuman untuk perjalanan hidup banyak anak
tanpa seorangpun menyadari hal tersebut.
Seorang Nara, Dalam kesehariannya tidak akan
pernah sama dan dapat dibandingkan dengan siapapun.Berjalan ke sekolah dengan
berjalan kaki dan berusaha menyisihkan uangnya untuk sesuatu hal yang tidak
akan pernah dibayangkan oleh siapapun. Reynand membayangkan kembali kisah
perjalan seorang gadis yang begitu berarti dalam kehidupannya.
Bekerja
pada salah satu rumah sebagai seorang pembantu rumah tangga. Hidup dengan
perjuangan seorang diri tanpa seorang pun dalam dunianya. Tidak menjadi kecewa
oleh berbagai hal yang terjadi. Kehidupan dan perbedaan serta cara pandang
dalam menyingkapi sesuatu hal. Inilah dunia Nara tidak seorangpun menyadari
menara dan pelita kehidupan melakukan suatu penyeberangan lautan dengan cara
yang berbeda seorang diri. Tinggal disebuah rumah kecil tanpa seorang ayah
ataupun ibu, namun selalu menjadi menara dan pelita bagi siapapun juga.
Sepasang bola mata dalam dirinya berbicara, namun tidak seoranpun dapat
menyadari ataupun memahaminya. Memberikan senyuman dalam penderitaan
menyeberangi lautan bagi banyak orang.
“Hidup harus terus berjalan, apapun masalahmu
dan sekeras apapun badai kehidupan dalam penyeberangan jangan pernah menyerah.
Senyumanmu akan menghancurkan tiap beban pergumulanmu...Senyuman dan semangatmu
akan menghancurkan segala penyakit yang membungkus langkahmu. “ Kalimat-kalimat
yang akan selalu dituliskannya, yang ditaruhnya pada beberapa kamar rumah
sakit.
Menjadi
pelita kehidupan tanpa disadari dan selalu berdoa buat mereka. Mulutnya
terdiam, namun mata hatinya selalu berbicara melalui selembar kertas putih
untuk mereka yang lemah. Rumah kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan
bagi Nara. Mengajarkannya berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan
lautan secara berbeda dan memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang
tanpa seorangpun akan menyadari segala hal yang terjadi.
“Tuhan,
entah apa yang terjadi dalam duniaku sekarang menyukai gadis bisu bahkan
suaranya tidak pernah terdengar sedikitpun.” Keheningan menyelimuti kamarku.
Terus saja memainkan kanvas hanya untuk melukis wajahnya. Cinta pertama
semenjak duduk di bangku SLTP, hingga detik demi detik makin kuat berakar. Kebodohanku adalah menyukai gadis
bisu bahkan jauh lebih bisu dibanding orang bisu pada sekelilingnya.
“Reynand,
apa sih kelebihan dari gadis tersebut?” gerutuku sendiri tidak mempercayai
permasalahan yang sedang melilit. Apakah saat itu, hanya sebuah cinta-cinta
monyet belaka ataukah akan selamanya seperti ini. Karakter terbodoh dari hidup
seorang Reynand adalah mengejar seorang gadis bisu tanpa sepengetahuan siapapun
hingga ke jenjang pendidikan sekolah mengah.
“Auuuwwwwwww...”
segera memegang dada bagian sebelah kiriku, dikarenakan kesakitan luar biasa.
Sejak lahir, saya terdiagnosa kelainan jantung dan harus selalu bergantung pada
obat-obat dokter.
“Reynand...”
teriak mami memasuki kamarku hingga memecahkan keheningan ruangan terasebut.
“Tidak
apa-apa mi,” berusaha menahan sakit tersebut, agar mami tidak khawatir terus
dengan keadaanku.
“Tidak
apa-apa gimana, jelas-jelas mami lihat kalau kamu meringis kesakitan,” tegur
mami sangat khawatir.
“Minum
obatnya cepat,” perintah mami mengambil obat dari laci serta segera
menyodorkannya ke hadapanku dengan segelas air putih.
“Terimah
kasih karena mami selalu ada buat Rey.” Ujarku.
“Sampai
kapanpun seorang ibu tidak akan pernah pergi menjauh, terlebih disaat anaknya
mengalami suatu kondisi tertentu.” Kalimat bijak mami, membelai rambutku yang
pendek. Memberikan kehangatan luar biasa bagi perjalananku.
“Sudah,
sekarang anak mami harus tidur pulas sekarang biar tidak terlambat ke sekolah.”
Mami melepaskan dekapannya, dan berusaha memperbaiki tempat tidur dari ruangan
kamarku.
“Mimpi
yang indah,” ucap mami sebelum meninggalkan kamar. Setelah kepergian mami, saya
kembali mengambil lukisan yang belum jadi kemudian melanjutkan kembali
aktifitasku setiap malamnya. Hanyalah melukis seorang gadis bisu serta menatapnya
dengan senyuman.
Saya
tidak pernah tahu apa pun yang dikerjakan oleh Nara, dan isi hatinya itu
seperti apa? Hanya Tuhan saja juga dia menyadari pertanyaanku sekarang. Setiap
hari berusaha untuk berada di hadapan dia, namun, seakan ada sesuatu hingga akhir
cerita membuatku pergi menjauh. Tidak seorangpun menyadari, bahwa seorang
Reynand menyukai Nara bahkan mengejarnya hingga bangku sekolah menengah.
“Diam-diam
memperhatikan dia di sekolah.” Senyumanku membayangkan wajah manisnya setiap
berada dalam mobil.
“Reynand...”
Sapaan Clara dari kejauhan di pintu pagar sekolah. Setiap hari, tanpa rasa
bosan menungguku hanya untuk berjalan masuk menuju kelas. Jujur, saya sangat
tidak menyukai dunia Clara serta segala aktifitas konyolnya bersama geng
tercinta yang di dedikasikan buat sekolah ini. Bahasanya tinggi amat...motto
keseharian Clara bersama geng tidak jelasnya adalah dedikasi untuk sekolah
bersama segala kekonyolan yang akan menjadi memori buat para adik-adik kelas,
teman, bahkan para guru.
Carakter
Clara paling kubenci sampai kapanpun adalah tanpa pernah lelah mengejek Nara.
Setiap dia berusaha untuk mengejek ataupun menjahili, maka saya akan berada di
sana secara diam-diam balik menghabisi Clara tanpa seoegetahuannya. Pernah
sekali, membuat Clara terjatuh di sekitar parit sekolah, hingga seluruh
seragamnya sangat bau busuk.
Pada
dasarnya, Nara sama sekali tidak bisu, hanya saja, terlalu pendiam jauh
mengalahkan orang cacat tanpa pernah dapat berbicara sedikitpun. Saya tetap
menyukai dia, sekalipun sepasang matanya tidak pernah mau untuk melihatku. ***
BAGIAN
DUA...
“Pagi anak mami paling cakep,” sapa mami
membangunkanku dari lamunan tentang dunia Nara.
“Apa yang sedang dipikirkan oleh anak
mami sekarang?” senyum mami terus saja menghiasi wajahnya.
“Mi, kenapa Nara tidak datang-datang
menjengukku?” setetes kristal terjatuh dari sepasang mataku, akan tetapi, entah
bagaimana secara tiba-tiba jantungku begitu sakit luar biasa bahkan jauh lebih
parah dari sebelumnya.
“Dokter,” teriakan mami seperti biasa
sangat ketakutan melihatku seperti ini. Tidak lama kemudian seorang dokter
spesialis jantung bersama tenaga medis lain memenuhi ruanganku. Berusaha
memeriksa kembali kondisi kesehatanku, apakah ada sesuatu hal lain atau efek
samping dari operasi kemarin.
Saya merasa seakan ada sesuatu yang
disembunyiin mami dan mereka semua, namun, entahlah. Mami mengatakan kalau saya
hanya operasi penanaman sebuah alat pada jantung, untuk memperbaiki kondisi
jantung tersebut. Saat terbaring koma, saya sempat berpikir tidak akan pernah
melihat warna biru langit lagi. Namun, sebuah mujizat terjadi....
“Kondisi Reynand baik-baik saja, tidak
ditemukan penyakitnya kembali.” Ujar dokter.
“Tapi, kenapa Reynand sampai meringis
seperti itu, dok?” tanya mami.
“Jantung Reynand membutuhkan penyesuaian
terhadap benda asing dalam dirinya.” Jawaban dokter.
“Maksud doker?” mami terlihat
mengerutkan kening.
“Setiap benda asing tidak berasal dari
dirinya yang masuk dalam tubuh, membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri.
Namun, lambat laun tubuh pasti bisa menerima benda asing tersebut. Ibu tidak
usah khawatir,” kata-kata dokter berusaha meyakinkan mami.
“Yakin anak saya tidak kenapa-kenapa?”
tegas mami lagi.
“Reynand sekarang dinyatakan sehat tanpa
diagnosa kelainan jantung.” Jawaban dokter.
“Sudah
waktunya pulang, mi” keluhku di samping mami.
“Terimah
kasih dokter,” senyuman mami sebelum keluar dan akhirnya berjalan menuju mobil.
Hal
pertama yang ingin kulakukan adalah mencari Nara, dimanapun dia berada. Menurut
penjelasan mami, kalau Nara tidak pernah datang ke rumah sakit buat menjenguk.
Semenjak peristiwa tersebut, dia menghilang bagai di telan bumi tanpa
meninggalkan jejak sedikitpun. Saya menyadari karakter kepribadianya seperti
apa, jadi, tidak mungkin dia berusaha melupakan atau membuat membuat keputusan
sepihak. Selama beberapa hari mencari keberadaan Nara dimulai dari rumahnya,
kampus, tempat-tempat yang biasa kami datangi. Semua usahaku tidak membuahkan
hasil sama sekali.
“Ada
surat buat tuan,” ujar bibi Sari menyerahkan sebuah surat di hadapanku. Rasa
lelah mencari keberadaan Nara membuatku meninggalkan rumah beberapa saat. Mami
terus saja, menyuruhku pulang ke rumah, takut terjadi sesuatu di jalan.
“Dari
siapa bi’?” tanyaku.
“Kurang
tahu, tuan” jawabannya. Tersadar akan tulisan tangan tersebut, secepatnya
mengambil dari tangan bibi Sari, membuka serta membacanya.
“Ini
benar tulisan tangan Nara,” kalimatku terkejut melihat isi surat tersebut.
“Reynand
mulai sekarang lupakan diriku, sekarang saya berada di tempat yang jauh dan
tidak kau ketahui. Jangan pernah mengingat apa pun tentang duniaku.”
Kata-kataku membaca isi surat tersebut.
Pasti
ada sesuatu, Nara tidak mungkin meminta putus jika tidak ada sesuatu. Apakah
Nara benar-benar mempunyai perasaan mendalam buat Denils? Pertanyaan demi
pertanyaan terus saja menyerangku. Jantukngku berdetak begitu kencang dan
tiba-tiba sakit luar biasa.
“Auuuwwwwwwww....”
berusaha menahan rasa sakit tersebut, berlari ke kamar biar mami tidak melihat
keadaanku sehingga menjadi khawatir.
“Apa
yang terjadi?” tersadar setelah sejam lalu tidak sadarkan diri. Beruntung mami
belum pulang dari kantor dan melihat keadaanku sekarang. Selama ini, mami telah
banyak meluangkan waktu buatku, hingga meninggalkan pekerjaannya hanya untuk
anaknya. Sekarang harus berjuang, agar tidak bergantung pada mami. Mengambil
sebuah berisi tulisan Nara, dan mulai membaca pada salah halaman bagian isinya.
Luar Saja...
Seseorang hanya dapat
memandang dari luar saja, tidak pernah melihat apa yang ada dalam hati
seseorang. Tidak ada pemikiran untuk meneliti lebih lagi apa yang ada didalam
seseorang. Hanya melihat dari luar saja dan kata penghinaan demi penghinaan pun
terus keluar. Sebuah pertanyaan kembali
bercerita dalam benak kehidupan...”Adakah terlintas dalam pemikiran mereka
tentang sesuatu hal yang lebih membuat semuanya berubah? “ Inilah perjalanan
kehidupan pribadi seseorang.
Pertanyaan kembali bergejolak seolah ingin memecahkan teka-teki
dari sebuah perjalanan...Keadaan sejenis apa yang akan terjadi dari proses dan
beberapa dari pernyataan sebelumnya dinyatakan?. Untuk menjawab segalanya
membutuhkan suatu perjalanan yang secara panjang bagi kepribadian hidup
seseorang ? Dimana dalam perubahan
tersebut yang terlihat hanya canda dimana dinikmati oleh semuanya.
Senyuman dan kepolosan
yang sangat alamiah begitu indah pada pandangan mata. Buat kepolosan adalah hal
yang membosankan dan mudah untuk mempermainkan dan dipermainkan...Akan tetapi
dimataNYA tidak seperti itu. Justru hal tersebutlah yang membuat Tuhan sangat
menyayangi seorang yang memiliki kepolosan.
Dalam perjalanan penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan
hingga menghasilkan sebatang emas murni, istilah kepolosan sangat berharga.
Jangan menjadi seorang yang hidup dalam balutan kemunafikan. Didalam pergumulan
kehidupan, Tuhan menyukai hati yang penuh dengan kepolosan berada dalam dalam
rumahNYA.Istilah kepolosan, dapat digunakan dalam aliran air mata disuatu
perjuangan melalui proses pergumulan doa secara luar biasa hebat dimata Tuhan.
Belajar dari kehidupan seorang anak kecil yang memiliki hati dan kepribadian
dengan sisi kepolosan serta keluguan tersendiri didalamnya.
Mengajarkan dunia orang-orang dewasa pada
umumnya tidak menjadi seorang yang penuh dengan kemunafikan untuk hal apapun.
Canda dan tawa dari dunia seorang anak kecil merupakan sebuah gambaran
perjalanan bagi perjalanan seseorang yang beranjak dewasa untuk memahami sebuah
istilah kepolosan. Kepolosan dalam pandangan Tuhan...serta dari kepolosan
tersebut seseorang diajar untuk mengenal arti kehidupan yang benar-benar hidup.
Lingkungan sejenis apapun, bukan berarti mengarahkan seseorang untuk berada
dalam dunia menjijikkan.
Namun, pada dasarnya
belajar tentang situasi tertentu dan dapat tetap berada dalam lingkungan
kepolosan saat berada dalam rumah Tuhan melalui kekuatan doa secara luar biasa.
Kepolosan tersebut akan menciptakan seni kehidupan tersendiri bagi perjalanan
siapapun juga. ### by. Nara.
FLASH BACK...
Rumah
kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan bagi Nara. Mengajarkannya
berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan lautan secara berbeda dan
memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang tanpa seorangpun akan
menyadari segala hal yang terjadi.
Inilah
seni perjalanan Nara yang begitu berharga dan tidak ternilai disebuah area
kehidupan. Seni dan warna kehidupan dibuat berbeda oleh langkah perjalanan
gadis pendiam tanpa seorangpun berusaha untuk memahami ataupun menyadari hal
tersebut. Secarik kertas dengan tulisan Nara pada sebuah kamar...
Emas
Murni yang Bernilai...
Lautan
disertai badai badai hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal.
Namun lautan tanpa badai hebat tidak akan pernah memberikan sesuatu hal yang
berarti. Tidak memiliki daya tarik tersendiri di suatu area dan suatu hari
kelak dapat menghancurkan tiap gerbang pintu terhebat bagi sebuah mimpi.
Jangan
biarkan sepasang mata hanya memandang lautan tanpa badai hingga menghancurkan
tiap gerbang pintu terhebat. Biarkan tangan tetap menggenggam suatu emas murni
melalui badai hebat tersebut didalam penyeberangan lautan. Tetap menjadi
berbeda dalam penyeberangan lautan
diselimuti badai terhebat dalam sebuah area. Lautan disertai badai badai
hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal. Menjelaskan sebuah area
perjalanan dalam dunia yang disertai dengan berbagai pergumulan kehidupan, air
mata, masalah demi masalah datang silih berganti, ada saat dimana semua orang
akan menjauh dan menghina langkah hidup secara luar biasa.
Dalam hal inilah akan mengajarkan seseorang
tentang arti hidup dan kerendahan hati yang selalu menyatu didalamnya.
Kesombongan ataupun keegoisan seseorang akan hancur dalam sekejap oleh
perjalanan hidup didalam badai hebat. Tanpa pergumulan hidup, air mata, masalah
demi masalah silih berganti, saat dimana semuanya pergi menjauh...Tidak dapat mengajarkan kehidupan tentang arti dari
memaknai sebuah perjalanan kehidupan. Keegoisan serta hal yang terlalu
mengerikan berupa kesombongan akan menyelimuti dunia seseorang. Biarkan hati
terus memahami pelita kehidupan hingga memberikan cahaya bagi siapapun...sekalipun
mereka tidak akan pernah menyadari. ### By. Nara.
Orang
tersebut terkena penyakit kanker stadium akhir dan sangat parah, tidak ada
harapan dalam kehidupannya. Namun Nara datang menjadi sebuah menara dan pelita
kehidupan secara tidak langsung dalam kehidupannya.
Menuliskan
kalimat demi kalimat untuk menjelaskan sebuah kehidupan dalam penyeberangan
lautan dan badai yang begitu besar membungkus kehidupan. Secara diam-diam,
tanpa sepengetahuan siapapun dan Nara berada dalam kamar orang tersebut memberikan
kekuatan melalui doa dari dasar hati dengan kelembutan yang begitu lembut.
Penderita kanker itu pun tidak pernah menyadari, segala hal yang telah
diperbuat oleh Nara. Menara dan pelita kehidupan bagi banyak orang lemah, hanya
Tuhan dan Nara yang tahu tanpa seorangpun menyadarinya.
Mengirimkan beberapa sumbangan bagi anak
panti tanpa seorangpun disekitarnya menyadarinya. Membangkitkan senyuman
anak-anak panti dengan berbagai jenis kalimat melalui selembar kertas putih
bersih untuk mereka. Nara seorang gadis pendiam tanpa satu katapun terucap pada
bibirnya namun selalu hidup bahkan terlalu hidup bagi siapapun tanpa mereka
sadari.
To. Anak-Anak panti asuhan “Kasih”
Jangan pernah berpikir
bahwa seorang anak yatim piatu tidak memiliki masa depan ataupun hal menarik
bagi siapapun. Semua membutuhkan waktu, dan buktikan pada dunia anak yatim
piatu berbeda dari siapapun juga. Tidak pernah kecewa oleh sebuah
keadaan...Inilah kehidupan, tanpa badai hebat ditengah penyeberangan lautan
besar segalanya hampa. Tetap tersenyum disetiap badai kehidupan. Kesepian
mendalam bukan berarti menghancurkan senyuman pada wajah seorang anak yatim
piatu.
Terus berjalan
sekalipun tanpa genggaman tangan seorang ayah ataupun ibu. Tersenyum dalam
menatap berbagai hal dalam badai hebat di tiap detiknya. Dunia anak yatim piatu
mengajarkan berbagai pintu disuatu ligkaran dalam penyeberangan lautan luas
ditengah badai terhebat. Menjadi sebatang emas murni ditengah badai hebat
sangat menyenangkan, hingga pada akhirnya menjadikan langkahmu berbeda .
Senyuman kalian akan menghancurkan kesepian, masa depan gelap, dan berbagai hal
negatif.
Sebuah tulisan dari
seseorang berkata seperti ini... Meraih impian membutuhkan sebuah
perjuangan...Seorang anak berjalan dan matanya memandang sebuah lembah, satu
pertanyaan dengan berbagai jenis jawaban. Dapatkah anak tersebut berada dalam
lembah kelam dan berhasil melewati tempat tersebut?.
Berjalan didalam lembah
kelam menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam lembah tersebut, terlalu sulit
untuk diungkapkan. Namun langkah kaki anak tersebut terus berjalan tanpa henti
dan rasa takut menyelimuti dunianya tidak pernah ada. Berjalan dan berjalan
melewati lembah kelam hingga pada akhirnya anak tersebut keluar dengan sebuah
senyuman kemenangan.
Sebuah gambaran perjalanan
seseorang, melewati berbagai jenis masalah kehidupan bahkan tembok permasalahan
begitu kuat, Akan tetapi seseorang dengan sebuah langkah dari sebuah istilah
hingga memberikan dampak secara luar biasa, Istilah tersebut merupakan sebuah
kekuatan untuk meraih mimpi dan harapan. Tidak akan pernah menyerah oleh
siatuasi apapun dalam lembah kelam hingga menjadikannya kuat. Apapun perkataan dunia dalam lembah tersebut,
tetap berjalan dengan kekuatan yang asalnya dari pada Tuhan. Hingga mimpi
tersebut berada dalam genggaman tangan. Dari, Penyemangatmu
“Aku
menyukai kata-kata yang tertera dalam secarik kertas ini.” Salah satu seorang
anak dari panti asuhan seperti mendapat sebuah kekuatan setelah membaca isi
tulisan di dalam secarik kertas tersebut.Tulisan secara luar biasa mengajarkan
banyak anak tentang penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan yang begitu
besar. Begitu banyak anak yatim piatu dengan berbagai masalah kehidupan
pergumulan. Namun Nara akan selalu menjadi sebuah menara dan pelita kehidupan
yang tidak kelihatan dalam dunia mereka.
Memberikan
senyuman dihati banyak anak tanpa seorangpun pernah menyadarinya. Dunia gadis
pendiam seperti Nara mengajarkan sesuatu berlian yang tersembunyi sangat dalam
disuatu tempat dalam lingkaran kehidupannya.Banyak orang berkata, bahwa seorang
yang mempunyai karakter terlalu pendiam sangat bahkan terlalu membahayakan bagi
orang sekitarnya. Akan tetapi bagi dunia Nara sangat jauh berbeda, mengajarkan
sebuah pancaran matahari yang bersinar secara tersembunyi bagi kehidupan banyak
orang disuatu tempat. Pancaran matahari yang memberikan kehidupan serta
semangat didalam warna-warna kehidupan banyak orang-orang lemah.
Pancaran
matahari dengan sinar yang begitu indah memberikan kekuatan bagi kehidupan
banyak anak disuatu area kehidupan. Menjadi menara dan pelita kehidupan bagi
banyak orang tanpa seorangpun menyadarinya. Perjalanan Nara sangat berbeda
dengan siapapun juga, tidak dapat dibandingkan dengan siapapun juga. Pancaran
kehidupan mengajarkan binar-binar kehidupan bagi siapapun disuatu tempat
tersembunyi. Tanpa seorangpun menyadari segala sesuatu yang terjadi. Nara gadis
tanpa satu katapun dalam bibir dan selalu diam seribu bahasa ditiap aspek
perjalanan dalam penyeberangan lautan ditengah badai.
“Anak-anak
hari ini kita belajar tentang dunia seni dan teman-temannya” tutur bahasa ibu
guru dalam ruangan kelas. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan ibu guru, namun
seperti biasa Nara tidak pernah memperlihatkan senyuman seperti apapun. Nara
selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun dimanapun langkahnya berjalan.
“Ibu guru, kok ada teman-temannya” pertanyaan
Kirey tertawa. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan Kirey bertanya dengan gaya
bahasa menggemeskan. Kirey dikenal dengan gaya artis korea, dan segala didalam
dunia fashion serta apapun akan berbau korea.
“Anak-anak,
ibu harap kalian semua diam jangan ribut mengerti” ucapan ibu guru bersikap
tegas terhadap murid dikelas.
Apapun
yang diucapkan teman-teman sekolah seperti biasa Nara tetap menjadi gadis
pendiam. Nara gadis pendiam tanpa kata-kata, akan selalu diam seribu bahasa.
Tidak seorangpun mendengar ucapan Nara, suaranya sejenis apa? Dan berbagai hal
dalam dunia sekolahnya..Nara gadis pendiam, tidak pernah dipandang siapapun
namun akan selalu menjadi pelita bagi siapapun ditempat tersembunyi.
BAGIAN
TIGA...
“Tuhan,
seperti apa sich dunia dia dan kenapa selalu diam seribu bahasa? Apakah dia
memang pada dasarnya bisu atau bagaimana?“ pertanyaanku dalam hati memandang
tingkah laku Nara setiap harinya.
“Gadis pendiam atau gadis bisu yach?
sepertinya kamu penuh dengan tanda tanya berat namun menantang untuk
diperhatikan“ didalam hati memandang lukisan wajah Nara.
“Menara
seorang gadis pendiam atau gadis bisu...Tuhan, kenapa aku bisa menyukai gadis seperti
itu. Terkadang berbagai pertanyaan timbul dalam nafasku...” keluhku dengan
kening berkerut.
“Kenapa
aku bisa menyukai dia dan apa kelebihan dia sehingga mataku selalu menatapnya?
Kenapa harus dia yang menjadi cinta pertama dalam hembusan nafasku dan tidak
bisa beralih kepada siapapun?Tuhan, bantu aku untuk mengerti hal-hal seperti
ini...Kamipun masih terlalu remaja untuk mengenal dunia percintaan.” pertanyaan
Reynand sekali lagi didasar hati.
Seorang
Reynand mempunyai sifat berbeda dengan dunia Nara. Menyukai seseorang terlalu
mendalam hingga menjadikan seluruh nafasnya menjadi sesak. Tiba-tiba seseorang
mengetuk pintu kamar Reynand hingga mengagetkannya seketika.
“
Mami...mengagetkan Reynand saja “ sedikit kesal.
“Mami, hanya mau memastikan apakah anak mami sudah tidur atau belum...kan
tidak ada salahnya “ ucapan sang mami memeluk.
“Mami,
boleh bertanya sesuatu hal yang bersifat pribadi atau tidak?” Pertanyaan yang
memperlihatkan wajah mengkerut. Seorang ibu menyadari segala yang ada dalam
dunia anaknya, dengan senyuman manis mengangguk.
“Pasti, anak mami berbicara tentang seseorang
yang ditaksir iyach kan“ ucapan mami dengan tersenyum menggoda.
“Ah...mami
bisa saja...Reynand Cuma mau tahu menghadapi seseorang dengan kepribadian
terlalu pendiam atau sekalian cap saja dia gadis bis“
”Reynand,
anak mami sekarang sudah beranjak remaja dan mulai mengenal sesuatu...Hanya
saja anak mami tidak boleh melewati batas apapun itu, siapapun dia belajar
tetap dalam lingkaran sewajarnya.”ucapan seorang ibu mengajarkan anaknya untuk
memahami berbagai hal dalam dunia pergaulan dimasa remaja.
“Ah
mami apaan sich...Lagian juga umur Reynand di dunia berapa lama sic?Sampai
berapa lama sih, Reynand dapat bertahan hidup.“Seorang ibu memeluk erat putra
tunggalnya memberikan kehangatan dan kelembutan. Membuat Reynand menyadari
tentang sebuah harapan disaat semua jalan terlihat buntu.
“Reynand,
jangan pernah berputus asa untuk hal apapun. Intinya anak mami selalu mempunyai
sebuah semangat hidup yang terlalu kuat. Seseorang pernah berkata melalui
tulisan pada selembar kertas...” usapan
lembut seorang ibu .
“
Lanjutkan mi..”
“
Bahwa obat seperti apapun yang terus masuk dalam tubuh, namun nafas hidup
selalu berpikir dan sangat terikat oleh berbagai hal negatif maka kesembuhan
itu tidak akan pernah ada. Akan tetapi apabila seseorang memiliki semangat
hidup luar biasa kuat disertai berbagai jenis pemikiran positif dan sama sekali
tidak menganggap dunianya terikat oleh sebuah penyakit sehebat apapun.”
Penjelasan seorang ibu dengan penuh kehangatan.
“Maka
percaya penyakit tersebut dapat hancur dalam sekejap dan memberikan kehidupan
bagi perjalanan disuatu lingkaran. Jadi Reynand harus mempunyai semangat hidup
luar biasa hebat serta tidak memikirkan hal-hal yang menghancurkan dunia anak
mami. “ Lanjutan perkataan seorang ibu memeluk erat putra kesayangannya.
“Mami,
apapun yang mami ucapkan akan selalu ada dihati Reynand.” Tidak pernah
terpikirkan dalam benak, tidak pernah tersadar bahwa kalimat demi kalimat yang
terucap oleh bibir perkataan mami merupakan salah satu tulisan Nara. Selalu
menjadi pelita kehidupan bagi siapapun ditempat tersembunyi.
Tulisan
Nara beberapa tahun lalu untuk salah satu pasien penderita jantung dan tidak
lain adalah diriku sendiri tanpa pernah kusadari selama ini...bercerita tentang
beberapa ilustrasi tentang sebuah benda. Ada sedikit kesulitan untuk mencerna
makna dari ilustrasi tersebut, hanya saja saat berusaha untuk melakukan
penyelidikan terdapat kandungan nilai paling terdalam.
Antara
sebuah benda begitu indah & terdapat pula sebuah tampilan biasa...
Sebuah
benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap cahayanya begitu
menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata memuliakan kehidupan
orang tersebut.Oleh karena benda yang dimasukkan dalam tubuh. Akan tetapi pada
saat yang tak disadari benda tersebut menjadi racun dalam kehidupan bahkan
jurang maut untuk segalanya. Sebuah pertanyaan berada dalam benak...Apa guna
dari cahaya yang menyilaukan itu ?. Untuk segala sesuatunya menjadikan semua
hal diselimuti oleh jurang maut.
Pada
sisi lain sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai
perhiasan yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh. Semua orang menertawakan dan
mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa dan membuat tubuh terluka. Seluruh
tubuh penuh dengan darah yang terus mengalir. Semua orang memandang hina akibat
benda tersebut. Air mata yang terus mengalir akibat rasa sakit dan luka luar
biasa. Akan tetapi dibalik semuanya itu benda tersebut menunjukkan sebuah kehidupan
dan memberikan cinta kasih penuh kelembutan.
Menghancurkan
kesombongan/keangkuhan hidup bahkan keegoisan yang terus mengalir. Saat-saat
tertentu menjadikan suasana menjadi lain tanpa ada kata maut untuk langkah
kehidupan. Rasa sayang selalu dialirkan kedalam hidup ini. Kehidupan manis dan
tidak dapat diperoleh dari berbagai hal apapun. Ternyata cahayanya terus
mengalir pada saat luka-luka dan berbagai badai permasalahan kehidupan dalam
kehidupan seseorang.
Inilah
kehidupan seseorang tidak pernah ada yang dapat memahami perjalanan dari suatu
titik lingkaran. Sebuah benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap
cahayanya begitu menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata
memuliakan kehidupan orang tersebut. Oleh karena benda yang dimasukkan dalam
tubuh. Bercerita tentang terkadang sesuatu yang dianggap menarik, kehidupan
sempurna, kehidupan manis dan pada pandangan mata dunia penuh dengan pujian dan
tidak terjadi permasalahan sedikitpun.
Bagi
siapapun yang memandang dalamnya terdapat harta luar biasa hebat dan tidak
terdapat berbagai permasalahan kehidupan. Segala sesuatunya dapat bersifat
kekayaan yang luar biasa melimpah, ketenaran, menjadi idola bagi siapapun,
hidup tanpa masalah apapun dan sangat berbeda. Namun dibalik hal tersebut
terdapat sebuah keangkuhan kehidupan, keserakahan, dan berbagai hal yang
bersifat pada jurang maut.
Siapa
yang dapat memahami hal-hal seperti ini dalam langkah perjalanan seseorang.
Jangan pernah berpikir oleh karena harta melimpah, kekuasaan berada diujung
pncak kehidupan, ketenaran secara hebat menyelimuti kehidupan, dan selalu
menjadi nomor satu bagi siapapun bahkan menjadi rebutan bagi lawan jenis
dimanapun berada...
Tidak
ada yang dapat menyangka bahwa, segalanya dapat mengarahkan kehidupan pada sebuah
jurang maut dan keadaan yang sangat mengerikan. Manis bagi pandangan mata namun
pada akhirnya menghancurkan segala sesuatunya dalam sekejap mata.Pada sisi lain
sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai perhiasan
yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh.
Semua orang menertawakan dan mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa
dan membuat tubuh terluka. Seluruh tubuh penuh dengan darah yang terus
mengalir.Bercerita tentang sebuah perjalanan kehidupan dalam penyeberangan
lautan ditengah badai besar. Dalam kehidupan terlihat biasa dimana kehidupan
secara pandangan mata sangat tidak layak oleh karena berbagai
tantangan-tantangan kehidupan.
Badai
permasalahan dalam bentuk kemiskinan untuk sebagian besar hal tersebut
merupakan kutuk bagi perjalanan kehidupan seseorang. Namun pada akhirnya
mengajarkan nafas tentang sebuah perjuangan dan kerendahan hati. Apapun mata
dunia serta pandangannya namun didasar kehidupan dalam tahap-tahap seperti ini
mengarahkan sebuah perjalanan pembentukan kepribadian dan kekuatan serta
semangat berbeda dari siapapun juga.
Dapat
berupa penyakit terparah menyelimuti sebuah perjalanan kehidupan, namun dibalik
semuanya itu mengajarkan arti dari sebuah senyuman dalam penyeberangan lautan
ditengah badai terhebat. Menceritakan semangat hidup secara luar biasa dan
pendekatan pada Tuhan dalam dunia doa secara hebat dan penuh dengan berbagai
hal yang sangat unik. Menampilkan berbagai cerita-cerita menarik untuk
perjuangan dalam meraih warna-warna pelangi.
Air
mata dapat saja mengalir deras ditengah badai kehidupan namun mengajarkan dunia
seseorang tentang kerendahan hati dan pergumulan kehidupan hingga pada akhirnya
menghasilkan emas murni dalam bentuk kedewaasaan, bijak dalam melangkah untuk
berbagai hal, dan segala macam yang bersifat positif tanpa sebuah jurang maut
secara luar biasa.Mengajarkan nafas untuk menghargai siapapun pada pandangan
mata seseorang tanpa mengeluarkan berbagai hal mengerikan. Dunia yang
mengarahkan pada sebuah keadaan dimana seseorang belajar memahami seni-seni
kehidupan yang akan selalu melekat dalam proses perjalanan penyeberangan lautan
di tengah badai hebat.
Tidak
ada hal yang lebih berharga dibandingkan seseorang belajar memahami sebuah
pergumulan dan pada akhirnya membentuk dunianya. Kedewasaan, kerendahan hati,
senyuman ketulusan, air mata didalam doa, bijak dalam menanggapi berbagai
situasi akan selalu melingkupi dunia orang tersebut. Dimana mereka dapat
menghargai kehidupan dan berusaha
menjauh dari sebuah jurang maut. ###
“Tulisan
ini masih mami simpan sebagai sebuah kekuatan.” saat berada dalam ruangan ICU
berjuang agar lepas dari maut.
“Mi...”
bersandar pada dada bidang mami.
“Reynand,
siapapun yang menulis ini pastinya dia tahu tentang sesuatu dalam kehidupanmu
dan mami secara pribadi.” Senyuman mami dengan kehangatan.
“
Mami memang benner.” .
“Tuhan,
ajarku untuk menyadari bahwa dibalik masalah pergumulan sebuah penyakit jantung
Reynand saat ini hanya untuk membentuk sebatang emas murni bagi hidupku.”
Kata-kataku dengan lembut.
“Begitulah
yang seharusnya terjadi dalam kehidupan anak mami.”
“Makasih
mi...” kembali berada dalam dekapan sang ibu.
“Dibalik
semua masalah, yang sedang terjadi jangan pernah kecewa dengan hal apa pun.”
Kalimat bijak seorang ibu.
“Sesuatu
yang membentuk sekali buat seorang Reynand.”
“Harusnya
kan memang seperti itu.” Suara lembut sang ibu.
“Jangan
pernah berkata, duniaku tidak lagi akan melihat bagaimana matahari terbit suatu
hari kelak oleh karena sebuah penyakit.” Kembali kalimat bijak seorang ibu yang
terus mendekap putranya dengan belaian kasih sayang.
“Mi,
terkadang Reynand ketakutan disaat tertentu dan selalu dihantui oleh sesuatu
hal saat pagi hari tidak akan dapat lagi membuka mata, melihat bagaimana
matahari terbit dan terbenam.”
“Reynand
harus mempercayai akan sebuah harapan dalam suatu perjalanan.”
Seperti
biasa diriku saat berada di sekolah dari kejauhan, “Tuhan, kenapa harus Nara?”
Pertanyaan didasar hati memandang gadis pendiam yang duduk termenung dalam
kelas.
Saat
perjalanan pulang sekolah hari terakhir ujian, seolah seperti ada sebuah
kekuatan yang membuat terus melangkah mencari sebuah misteri dibalik kehidupan
Nara. Seorang gadis pendiam dan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata.
Berjalan mengikutinya dalam keadaan tanpa disadari oleh Nara.
“Apa yang diperbuatnya disana?” pertanyaan
kembali dalam. Gadis penuh misteri, membutuhkan proses untuk memahami dan
memecahkan misteri tersebut.Seorang Nara...berjalan pada sebuah panti jompo
menaruh sebuah kotak didepan sebuah pagar, mengetuk pintu, dan segera
bersembunyi dibalik sebuah pohon. Setelah Nara gadis pendiam pergi tanpa jejak
“Tuhan,
ternyata gadis yang aku sukai selama ini kehidupannya seperti ini. Akan selalu
menjadi menara sesuai dengan namanya dan pelita kehidupan ditempat tersembunyi
tanpa seorangpun mengetahui dan menyadari.“ Menyukai seseorang, namun kaki
begitu berat berjalan kearahnya untuk mengungkapkan sesuatu hal.
“Kenapa kisah perjalanan cinta pertamaku
seperti ini yach? Andai kata bisa kudengar bibir mulutnya mengucapkan satu kata
saja...Diam membisu seolah memiliki kecacatan luar biasa.” Keluhku didasar
hati.Berjalan dan memandang dari kejauhan bagaimana dia duduk termenung.
Melukis wajahnya setiap saat sejak SLTP hingga pada akhirnya hampir tamat SMU.
“Seperti
ada yang salah dengan duniaku Tuhan...” Gumamku. Hanya menatap dari kejauhan
dan tidak berani untuk mendekat bercerita berbagai hal.
Tuhan,
untuk kali ini Nara akan melanjutkan kuliah di kampus mana? Engkau tahu Tuhan
sejak dulu aku mulai menyukainya hingga sekarang. Hanya bisa menatapnya dari
kejauhan tanpa mengungkapkan berbagai hal. Berusaha mengejarnya di Sekolah
Menengah Umum namun tidak dapat mendekat.Seluruh lukisan wajah Nara memenuhi
sebuah ruangan tersembunyi dalam kamarnya.
“Tidak
menjadi masalah orang penyakitan seperti aku menyukai gadis seperti dia. Aku
akan berusaha mencari berbagai hal menarik dalam dunianya,“ semangatku mengejar
dia.
Perjalanan
Reynand mengikuti Nara secara sembunyi-sembunyi terus berjalan, mencari segala
hal yang dilakukannya. Semakin mempelajari dunia dari gadis sejenis Nara
semakin menarik hati. Semakin digali hingga kedalaman akar tertentu, emas murni
semakin terlihat jelas. Semakin dipandang pada satu titik tertentu dalam dunia
gadis sejenis Nara akan semakin indah. Dibalik kepribadiannya yang terlalu
pendiam seperti gadis bisu tanpa satu katapun terdapat berlian berharga yang
terlalu mahal dan tidak dimiliki oleh gadis manapun.
Semakin
menelusuri sesuatu dalam dunianya seorang gadis bernama Nara mengajarkan
sesuatu hal yang dipenuhi binar-binar kehidupan tersendiri. Semakin berjalan
dalam langkah perjalanannya akan semakin terlihat sesuatu warna-warna
tersendiri didalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat dalam perjalanan
langkahnya.
Keseharian
Nara mengumpulkan banyak sampah hingga dapat dikatakan gadis pemulung sampah.
Menjual sebagian sampah yang dipungutnya, namun sebagian lagi dijadikan
berbagai jenis karya seni. Barang-barang tidak berharga dijadikan berharga dan
bernilai pada pandangan mata siapapun. Berbagai jenis plastik dan barang bekas
dibuatnya menjadi berbeda dalam bentuk lukisan ataupun bahkan lemari dengan
berbagai desain dan konsep berbeda.
Nara
menjualnya dipasar, yang kemudian hasilnya dikirimkan pada sebuah panti asuhan
seperti biasa setiap bulannya. Gadis dengan kepribadian diam membisu tanpa satu
katapun namun selalu memberikan warna-warna tersendiri dalam kehidupan banyak
anak. Menjadi sebuah pondasi terhebat dan terkuat ditempat tersembunyi bagi
banyak anak. Dunia Nara yang tidak dapat disamakan dengan siapapun juga.
Memiliki sepasang bola mata yang akan selalu memancarkan kelembutan, ketulusan,
kecantikan dari dalam secara luar biasa
bersinar bagi kehidupan banyak orang ditempat tersembunyi.
“Menyukai
gadis seperti dia adalah sebuah hal yang menyenangkan. Gadis impianku dan Cinta
pertamaku,“ lirihku didasar hati mengikuti Nara dimanapun tanpa disadari
siapapun.
BAGIAN
EMPAT...
Nara
tidak pernah menyadari kalau aku selalu mengikutinya dari belakang. Tidak
pernah sadar dengan segala jenis perasaan mendalam dari teman sekolahnya. Nara
seperti biasanya menyelipkan selembar kertas dibeberapa kamar pasien pada
sebuah rumah sakit tempat dia bekerja. Nara akan selalu menjadi menara danp
pelita ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun mengetahui serta menyadari
berbagai hal yang telah diperbuatnya selain Reynand.
Tanpa
disadari oleh Nara, setiap lembaran kertas yang diselipkannya diambil olehku.
Pada keesokan harinya mengembalikan lembaran kertas itu berbagai jenis tulisan
Nara bagi mereka yang mengalami penderitaan oleh karena sebuah penyakit. Menulis
kembali tulisan tersebut dan mengoleksinya disuatu kotak yang berada dalam
kamarnya.
Buatmu
yang berada di kamar ini.
Separah
apapun dan penyakit sehebat apapun melingkupi duniamu jangan pernah kehilangan
arah dan patah semangat.Penyeberangan lautan tanpa badai hebat tidak memiliki
arti apapun, namun saat badai tersebut menerpa menghasilkan sebuah emas murni.
Penyakit sejenis apapun membungkus kehidupanmu, akan mengajarkan hidup untuk
memahami warna-warna kehidupan. Mengajarkan duniamu bersandar dan berharap
penuh pada Tuhan, hingga pada akhirnya matamu memahami arti dari binar-binar
hidup yang akan selalu memancar setiap saat.
Tidak
menjadi kecewa oleh karena badai terhebat menerpa duniamu dalam penyeberangan lautan.
Semangatmu dan imanmu akan menghancurkan badai tersebut. Mempercayai bahwa mata
Tuhan selalu terjaga untukmu. Penyembuhan membutuhkan proses dan tidak dalam
sekejap segalanya menjadi seperti yang diinginkan.Melalui proses tersebut
mengajarkanmu untuk menghargai berbagai hal dalam area kehidupanmu. Tetap
bersemangat dan tersenyum disetiap waktu apapun yang terjadi. ###
Kalimat
demi kalimat dalam selembar kertas putih dimana akan selalu memancarkan sinar
kehidupan. Bahasa-bahasa dengan sistem berbeda tertulis kembali pada secarik
kertas untuk seseorang sehingga mengenal tentang sebuah kehidupan.Tidak terasa
mata Reynand berkaca-kaca tanpa dapat berkata-kata.
“Tuhan,
ternyata dia adalah gadis terhebat dan selalu menjadi menara bagi siapapun
tanpa seorangpun menyadarinya. Tuhan, bisakah duniaku meraih gengaman tangannya
“ ucapannya didasar hati .
Cinta pertama, memiliki kisah tersendiri dan
sangat berbeda dari siapapun juga. Berusaha mengoleksi beberapa buku dan
mempelajari tentang dunia kepribadian seorang gadis sejenis Nara.Berusaha
mengerti tentang sifat pendiam dari gadis bernama Nara, namun dibalik
kepribadiannya menyimpan sebuah berlian yang terlalu mahal dan sangat bernilai
bagi pandangan dunia.
Berjalan
ke depan Nara dan dengan sengaja menabrakkan dirinya hingga terjatuh dan
seluruh buku yang dipegangnya berhamburan. Hanya ingin berusaha melihat reaksi
gadis pendiam atau bahkan dapat dikatakan gadis bisu diam seribu bahasa tanpa
satu katapun.
Seperti biasa Nara terdiam dan tidak akan
berkata apapun, tersenyumpun tidak akan pernah dilakukannya. Semakin dengan
sengaja membiarkan Nara mengumpulkan seluruh buku yang dijatuhkannya. Memandang
Nara berbeda dari yang biasanya...Tanpa sepatah katapun dan akan selalu diam
seribu bahasa itulah kehidupan gadis dengan kepribadian berbeda dari siapapun.
“Aku
ingin mendengar sekali saja kamu berbicara...”memegang tangan Nara.
“Apakah memang pada dasarnya inilah dunia
gadis pendiam seperti dirimu? Tanpa mengeluarkan satu katapun...Kamu tahu kan
aku dengan sengaja menabrakkan diri Tapi apa yang terjadi, Nara akan selalu
terdiam tanpa mengungkapkan hal apapun,“ Ucapanku melepaskan tangan Nara.dibalik
kepribadiaannya tersimpan sebuah benda yang tidak ternilai harganya bahkan
terlalu mahal bagi pandangan mata siapapun.
Berjalan
mengikuti kemanapun dia pergi, untuk kali ini secara terang-terangan
memperlihatkan segala yang kulakukan. Tidak pernah risih dan ingin berbicara
tentang hal apapun terhadapku. Seperti biasanya, Nara tetaplah Nara sampai
kapanpun menjadi gadis pendiam bahkan akan membisu diam seribu bahasa dalam
kehidupannya.
“Nara, setidaknya kamu berbicara tentang
sesuatu hal atas segala yang kuperbuat. Setidaknya berkata-kata, sekali saja
kamu berbicara, tidak pernah mendengar jenis suaramu seperti apa dan hidupmu
seperti apa. Apa aku salah sebagai teman?” tatapan mata serius di hadapannya.
Nara
tetap terdiam tanpa ucapan apapun dan segera berlari hingga mata tidak dapat
menemukan keberadaannya. Perjuangan tidak akan berhenti sampai kapanpun hingga
pada akhirnya dapat membuat Nara berbicara dan mengungkapkan berbagai hal.
Melihatnya tersenyum manis dan mendengar suara Nara seperti apa...
“Tuhan,
aku akan berusaha bagaimanapun caranya...Minimal aku bisa mendengar jenis suara
gadis yang kusukai sejak dulu sebelum duniaku menghembuskan nafas terakhirku.” disuatu
tempat tersembunyi yang penuh dengan berbagai jenis lukisan wajah Nara .
Berjuang
dan memiliki semangat tinggi untuk mencapai apa yang diinginkan hati. Berusaha
membuat sesuatu hal yang paling tergokil, terlucu, terheboh, dan sangat
menggemaskan didepan Nara untuk membuatnya dapat berbicara ataupun tersenyum.
Namun pada kenyataannya tidak pernah membuahkan hasil. Nara tetaplah Nara akan
selalu menjadi gadis pendiam bahkan seorang gadis yang lebih mengerikan dari
gadis bisu pada umumnya.
“Oh
my God, apa yang kamu lakukan...berusaha untuk berbicara pada Nara“ ucapan
Clara menyindirku.
Seluruh
teman-teman menetawakan tingkah dan seluruh gerak gerikku untuk melakukan
berbagai hal hanya demi seorang Nara gadis bisu dan akan selamanya menjadi
bisu. Nara gadis bisu tanpa satu katapun...seperti apapun usaha akan selalu
diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
“Reynand, tidak salah yang kamu perbuat.
Reynand yang ceria, terlihat keren bagi siapapun dan banyak lagi yang
menyenangkan dalam dunianya mengejar Nara gadis bisu tanpa satu bahasapun yang
akan keluar dari perbendaharaan mulutnya.“ perkataan salah satu temannya
menyindir kehidupan Reynand.
“Reynand,
segala yang kau lakukan itu tidak salah yach...Pada hal kalau dipikir-pikir,
mending kejar aku saja karena aku mau kok jadi pacar kamu, terus kita sama-sama
kuliah disatu kampus yang sama,“ ucapan Clara sekali lagi menarik baju Reynand.
“Jangan
sedikitpun berkata-kata hal yang buruk tentang Nara...Kalian hanya tidak pernah
menyadari dunianya seperti apa. Bagaimana dia berjuang dan perjalanan
kehidupannya selalu hidup bagi siapapun tanpa disadari.” Tiba-tiba ucapanku keceplosan
berbicara.
Pandangan
mata Nara memandang Reynand sedikit berbeda, berusaha mencari sesuatu yang
disembunyikan olehnya. Reynand berusaha mengalihkan perhatian...”Dari mana kamu
tahu tentang dunia gadis bisu itu...”teriakan Clara membuat telinga semua orang
sedikit rusak dibuatnya.
“Dari
pandangan bola matanya, saat seorangpun tidak ingin melihat dia akan terlihat
biasa.“ Berusaha membuat mereka tidak pernah mengetahui berlian yang tersimpan
dibalik kepribadian seorang gadis bernama Nara. Nara tidak akan pernah mau
membongkar seluruh dunianya pada siapapun juga.Bagi kehidupan Nara untuk
pertama kalinya ada seseorang yang berusaha ,membelanya didepan siapapun juga.
Nara
berjalan pulang ke rumahnya, namun dari belakang terdengar langkah kaki Reynand
yang terus berjalan. “Ternyata ini yach rumahnya Nara...sangat kecil sekali
beda sama rumah mami.“ bola mataku terus saja melihat rumah kecil di depanku. Menjadi
salah satu anak pengusaha tersukses dan segala sesuatu dalam hidup dapat
terpenuhi dalam sekejap.
“Nara, kamu tidak mempersilahkan saya untuk
masuk ke rumahmu, “ teriakku didepan pintu Nara. Selama berjam-jam menanti Nara
keluar dari rumah yang begitu sederhana, namun Nara tidak pernah memperlihatkan
batang hidungnya.
Tidak
pernah kehabisan akal untuk berusaha mencari perhatian Nara apapun yang
terjadi. Wajah Nara selalu terlihat kesal setiap melihat segala tingkah laku
Reynand yang berusaha untuk membuatnya berkata-kata. kekesalan begitu nampak pada
wajahnya,namun diam seribu bahasa tanpa mengungkapkan hal apapun. Hingga suatu
ketika Nara semakin tidak tenang oleh tiap gerak- gerikku, dengan wajah sangat
marah memandang.
“Nara,
apa aku salah hanya ingin mendengar suaramu seperti apa? Minimalnya kamu
bericara sedikit saja...mau dalam keadaan marah atau apalah!” teriakanku saat perjalanan pulang ke rumah
Nara.
Seperti
biasa mengikuti Nara kemanapun dia berjalan. Berusaha untuk membuat Nara
tersenyum atau bahkan tertawa namun tidak pernah berhasil. Berusaha membuat
yang membuat emosi Nara memuncak, namun tidak pernah berhasil untuk
mendengarkan gadis impiannya berkata-kata. Nara hanya terdiam dan terdiam..akan
selalu diam seribu bahasa apapun yang terjadi.
“Tuhan,
begitu sulitnya menaklukkan dunia Nara dan paling bodohnya lagi aku suka dia, tapi,
waktu itu aku pernah melihatnya berbicara satu kali saja tidak tidak pernah
mendengar suaranya.” Memandang lukisan wajah Nara. Berusaha mencari tahu
universitas yang akan dimasuki oleh Nara. Dan untuk yang kesekian kalinya berusaha
mendaftar pada Universitas tersebut. Saat berada di Universitas itu, dengan
jurusan yang sama, wajah Nara semakin nampak terlihat kesal.
“Tuhan,
andai saja aku bisa meraih perhatiannya namun tidak pernah bisa,“ gumamku. Hingga suatu ketika, berdiri terlalu lama
didepan rumah Nara dan terus menunggu. Tidak perduli terik matahari dan hujan
deras, tetap berdiri menunggu sampai Nara berbicara. Nara tidak pernah
menyadari bahwa saya memiliki penyakit jantung yang sangat parah dan tidak
dapat berada berdiri terlalu lama ditengah hujan deras.
Nara
hanya memandang dari dalam rumah segala hal yang diperbuat olehku. Namun
tiba-tiba menjadi ketakutan dikarenakan saya tiba-tiba pingsan ditengah hujan
deras tersebut. Dilarikan ke rumah sakit...hingga pada akhirnya Nara menyadari
sesuatu hal dalam duniaku. Mami datang dan sangat khawatir dengan kondisi yang
terjadi dengan anaknya.
“Ini
semua gara-gara kamu, kalau terjadi sesuatu dengan anak saya maka kamu harus
bertanggung jawab,” teriakan mami dengan penuh amarah. Hati seorang ibu yang
berusaha berjuang demi kesembuhan sang anak...
”Hanya
Reynand yang kumiliki dan satu-satunya putraku...” teriak seorang ibu dengan
aliran air mata begitu deras. Saat membuka mata melihat Nara menjaga semalaman
membuat hati terhibur oleh sesuatu hal. Memberi isyarat kepada mami untuk tetap
terdiam sehingga Nara tidak terbangun dari tidur.
“Yah Tuhan, sebegitu berharganya gadis ini
didalam dunia Reynand anakku.“ Perkataan seorang ibu dengan begitu hancur
kudengar dengan begitu jelas di telingaku sekalipun berusaha untuk dipelankan.
Saat
Nara tersadar...”Kamu sudah terbangun?” wajahku tersenyum manis memandang gadis
impian dan cinta pertama.Nara tetap terdiam tanpa satu katapun...
”Kalau
kamu merasa bersalah, kamu harus membayar rasa bersalahmu,“ ucapanku. memegang
wajah Nara kemudian melepaskannya. Gadis dengan kepribadian berbeda dari
siapapun, akan selalu terdiam dan terdiam...
”Kamu
harus mengantar dan membawakan bekal ke kampus buatku, serta aku ingin
mendengar kamu mengucapkan satu kata saja. Aku penasaran tidak pernah mendengar
suaramu dari saat kita SLTP hingga kuliah. Memangnya kamu benar-benar bisu yach.”
Ucapanku. Nara tertunduk dan merasa bersalah atas segala hal yang terjadi..
“Aku
tahu kamu dapat berbicara, hanya saja yach seperti inilah kepribadianmu terlalu
pendiam atau bahkan bahkan jauh melebihi dunia gadis bisu diluar sana,”
“Aku
tahu duniamu, selalu menjadi menara dan pelita ditempat tersembunyi. Apapun dan
bagaimanapun Nara tidak mau berbicara, namun aku tidak akan patah semangat.”
“Berusaha
sekolah ditempat yang sama dengan Nara, sekalipun tidak pernah mendengar
sedikitpun Suaranya Nara.“ Sekali lagi perkataanku.
“Dibalik
sifat Nara yang seperti ini tersimpan sebuah berlian yang tidak dapat
dibandingkan atau disamakan oleh siapapun juga.“ kata-kata dari dasar hati.
Menjelaskan semua yang dilakukan oleh Nara serta rutinitas kebiasaannya dimana
telah kuketahui.
“Ingin menjadi seperti Nara, sekalipun umurku
sudah tidak lama lagi,” kalimatku di hadapannya, hingga pada akhirnya membuat
mata Nara berkaca-kaca seolah ingin berbicara...
“Reynand...”
perkataan Nara untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun pada seorang
Reynand.
”Ternyata
suaramu manis juga kedengaran bahkan sangat manis dan lembut. Trimah kasih
Tuhan, akhirnya perjuanganku tidak pernah sia-sia.” Sorakanku kegirangan di
rumah sakit.
“Mami,
Nara sudah mau berbicara,” teriakanku sekali lagi. Seorang ibu yang begitu
terharu melihat perjuangan anaknya untuk seseorang yang berbeda.
“Ayo
bicara sekali lagi,“ membuatnya terlihat kesal. Kembali seperti biasanya Nara
terdiam tanpa berkata-kata sedikitpun. Nara memberikan sebuah buku berisi
tulisan-tulisannya sendiri.
Dalam
kamarku membaca tulisan tangan Nara, setelah keluar rumah sakit. Mempelajari
tentang bagian dari perjalanan kehidupan dipenuhi teka-teki. Ada begitu banyak
hal menceritakan tentang serpihan hidup mempunyai alur tersendiri.
Tuhan
Mengizinkan...
Kemarin
benda tersebut sangat indah, menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya
walaupun jaraknya masih jauh, sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup
ini. Semua orang yang melihatnya sangat kagum....Akan tetapi hari ini karena
noda dan retakan sedikit pada benda tersebut tidak ada keharuman yang
menghinggapi seluruh hidup. Benda ini menjadi sangat jelek dan bau, hingga
menjadi sampah bagi semua orang. Tapi satu pertanyaan, apakah harus
kupertahankan benda tersebut atau kubuang saja ke samudera/lautan ? Karena
benda tersebut semua kejelekan selalu ada dari bibir mulut orang-orang diluar
sana.
Akan
tetapi saat dibuang apakah hidup menjadi berbeda dan sangat menarik? Yang
sebenarnya hanya akan semakin merusak. Akan tetapi saat benda ini tetap
bertahan dalam kehidupan dan belajar untuk memperbaiki benda tersebut dengan
penuh kesabaran saat itu segalanya dari hidup semakin terbentuk.Membuat benda
ini sangat beda dan unik membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan,
iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan,
hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.
Walaupun
saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam, asin, dan manis seperti rasa
nano-nano. Bercerita tentang realita kehidupan didalam suatu lingkaran
perrjalanan seseorang pada dasarnya.Kemarin benda tersebut sangat indah,
menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya walaupun jaraknya masih jauh,
sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup ini.
Semua orang yang melihatnya sangat
kagum....Akan tetapi hari ini karena noda dan retakan sedikit pada benda
tersebut tidak ada keharuman yang menghinggapi seluruh hidup. Menungkapkan sebuah hal dapat berupa talenta, keluarga,
memegang sebuah impian dalam genggaman tangan dan berbagai hal yang bersifat
dimana menyangkut kehidupan pribadi dan ada saat tertentu dalam perjalanan
terlihat sangat menarik bagi pandangan siapapun. Bisa berbicara tentang
seseorang yang begitu berarti, dan selalu menjadi begitu indah dan luar biasa bagi
pandangan mata siapapun yang melihatnya. Terlihat sempurna untuk setiap
detiknya dan tidak akan pernah seperti sesuatu yang mengerikan ataupun bahkan
berbau busuk sangat menjijikkan.
Namun
disaat tertentu, ada saat Tuhan mengizinkan terjadi sesuatu hal yang pada
akhirnya sesuatu dengan begitu berharga dalam nafas kehidupan hanyalah sesuatu
yang mengerikan dalam sekejap. Kemungkinan oleh sebab beberapa hal dari
berbagai titik ataupun satu aspek kehidupan yang menjadikan sebuah luka
terpahit dan duka mendalam dalam hembusan nafas seseorang.Hal tersebut dapat
terjadi dalam sebuah keadaan oleh karena suatu kesalahan dari pribadi sendiri
ataupun bahkan seseorang yang begitu berharga atau hal lainnya.
Satu
pertanyaan saat membuangnya...Apakah dapat menyelesaikan masalah dalam sekejap?
Sebuah pertanyaan yang sulit untuk terpecahkan dalam sekejap mata. Karena pada
dasarnya akan semakin menghancurkan kehidupan seseorang. Akan tetapi saat
membuatnya terus bertahan dalam nafas kehidupan akan mengajarkan berbagai hal untuk
warna-warna tersendiri bagi perjalanan seseorang. Pada dasarnya mengarahkan
seseorang pada sebuah kalimat...Jangan pernah lari dari sebuah masalah dan
membuang sesuatu benda berharga sekalipun bagi pandangan mata merusak ataupun
menjadi bahan penghinaan bagi banyak orang disekelilingnya. Suatu hari kelak
semua akan dijadikan indah pada waktunya.
Jangan
pernah lari dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami
berbagai jenis warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari
namun begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih
memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda,
tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang
bagaimana ke depan.Walaupun saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam,
asin, dan manis seperti rasa nano-nano. ###
“Trimah
kasih Nara, atas buku yang kamu berikan...Mengajarkan kehidupanku bersama mami
dan papiku memiliki kehidupan berbeda.” Kata-kataku saat berada dikampus
bersama Nara dalam sebuah perpustakaan.
Nara untuk pertama kalinya memperlihatkan
senyuman manisnya, seorang gadis pendiam yang selalu diam seribu bahasa dan
tidak pernah tersenyum, namun selalu membentuk senyuman pada wajah banyak orang
tanpa seorangpun menyadari.
“Nara, kamu tersenyum...astaga, yach
Tuhan...Trimah kasih Tuhan. “ Ucapan Reynand sangat bahagia. Nara makin
menyadari dunia Reynand yang selalu mengarah pada suatu semangat luar biasa
ditengah penyakit yang membungkusnya.
BAGIAN
LIMA...
“Semenjak
SLTP aku sudah suka sama Nara secara diam-diam tanpa seorangpun tahu termasuk
Nara.” Mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Dia tidak pernah membayangkan
sebelumnya bagaimana perasaan mendalam seorang cowok teman sekelasnya. Seperti
biasa Nara tetap diam membisu, tanpa satu katapun terucap.
“Nara
tidak usah memaksakan diri untuk menyukai Reynand, Melihat Nara berbicara
sekalipun hanya sekali dan tersenyum manis, sudah cukup untuk Reynand.”
“Apa
lagi Reynand terbungkus oleh sebuah penyakit. Dan tidak lama lagi nafas
kehidupan Reynand akan terhenti di dunia ini.” Ungkapan hati di hadapan dia.Menyukai
seseorang bukanlah sesuatu yang salah dan hal mengerikan bagi siapapun. Setiap
orang berhak menyukai siapapun pada pandangan mata yang diingini hati.
“Nara,
terimah kasih karena telah mengajarkanku tentang banyak hal.” Ungkapan Reynand
dengan penuh ketulusan, sekalipun Nara hanya diam membisu.
“Ternyata
tulisan beberapa tahun yang lalu itu pada selembar kertas merupakan
kepunyaanmu. Trimah kasih untuk sebuah kekuatan dimana mengajarku tidak hidup
dalam kekecewaan.” Sekali lagi kalimatnya.
Terdapat
begitu banyaknya lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga kuliah. Terdapat beberapa
pulpen, gelas minuman Nara yang dipungut olehku buat bahan koleksi. Memandang
benda bekas gadis impian membuat hati terasa segar disepanjang waktu. Ada
beberapa buku Nara yang terjatuh dan dikoleksi bertahun-tahun. Beberapa benda
yang telah digunakan oleh Nara dan dipungut kemudian menjadi salah satu bahan
koleksi pribadi seperti penjepit rambutnya yang terjatuh disuatu tempat dan
beberapa benda lainnya. Tanpa Nara pernah menyadari hal tersebut atau siapapun
juga.
”Nara,
aku juga mau menjadi cleaning servis di rumah sakit tempatmu bekerja dan
menajadi menara serta pelita kehidupan ditempat yang tersembunyi,“ menatap Nara
penuh keseriusan. Nara hanya mengangguk dan membawaku ke rumah sakit tempat dia
bekerja. Tanpa sedikitpun menghalangi niat dari Reynand untuk menjadi seorang
cleaning servis.
Merasakan
dunia cleaning servis untuk pertama kalinya terjadi dalam kehidupan. Berdoa
bersama Nara tanpa pasien tersebut menyadari sesuatu hal. Menyelipkan sehelai
lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan tentang warna-warna kehidupan
diperuntukkan bagi pasien tersebut.
“Nara,
aku senang melakukan berbagai hal bersama denganmu,” tidak pernah membayangkan
kalau seorang Reynand dapat melakukan pekerjaan seperti ini.
“Tuhan,
walau hanya senyuman tapi aku sudah bahagia sekali,“ rasa syukur juga bahagia.
Kehidupan dipenuhi sebuah harta tidak ternilai dan sangat mahal oleh karena
Nara gadis pendiam yang diam selalu diam seribu bahasa mengajarkannya berbagai
hal. Melakukan berbagai hal menarik bersama Nara saat pulang kuliah. Menuliskan
berbagai kalimat dalam pembentukan semangat, senyuman, kekuatan,kehidupan,
kedewasaan, arti kehidupan, kerendahatan hati dan banyak lagi melalui selembar
kertas putih.
Tulisan
tersebut dikemas dalam satu paket bersama kebutuhan anak panti asuhan, panti
jompo dan sejumlah uang tanpa seorangpun pernah tahu serta menyadari segala
sesuatunya. Nara mengajarkan berbagai hal dalam penyeberangan lautan ditengah
badai terdasyat dalam proses perjalanan.
“Tuhan, sekalipun hidupku hanya tinggal
sedikit lagi didunia ini, namun aku sangat bahagia karena berbagai warna
kehidupan terjadi dalam nafasku yang berhembus setiap detiknya,” suara hatiku
berbisik, duduk memainkan topi yang
melingkar dikepalanya.
“Nara,
setiap hari kerjamu seperti ini yach? wow...” pertanyaanku tersenyum pada Nara.
Mengikuti kemanapun Nara pergi dan melakukan berbagai hal menarik.
“Sekalipun Engkau mengambil hari ini ataupun
keesokannya Tuhan, aku tidak pernah marah dan menyesal...karena duniaku diajarkan
berbagai hal...” isi doaku.
“Anak
mami lagi melamun!” ucapan mami mengagetkan. Seorang ibu selalu memeluk anaknya
dan memberikan kelembutan luar biasa.
“Mami,
sekalipun suatu hari kelak Tuhan mengambil Reynand.” memeluk mami.
“Jangan
berkata seperti itu, Kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok...Mami
percaya kalau Tuhan tidak akan mengambil Reynand.“ Perkataan seorang ibu dengan
keyakinan begitu kuat bahwa kesembuhan untuk kehidupan anaknya berada didepan
mata.
“
Mami, apapun yang terjadi sama Reynand suatu hari kelak...Reynand titip Nara
buat mami yach...Mami tahu, kalau Nara merupakan cinta pertama dan cinta sejati
dari anak mami.“ Ucapannya memeluk maminya.
“Reynand,
jangan pernah mengungkapkan kalimat-kalimat seperti itu apapun yang terjadi.
Karena mami tahu, Tuhan akan menolong Reynand untuk keluar dari penyakit
seperti ini.“ Perkataan mami memeluk erat.
“Mami,
Nara mengajarkan Reynand warna-warna kehidupan dalam penyeberangan lautan
ditengah badai hebat. Nara gadis pendiam namun perjalanan dalam suatu area
begitu hidup dan sangat luar biasa.” Reynand dengan manja berada dalam dekapan
sang ibu
“Mami harus belajar banyak dari
Nara...begitupun sebaliknya papi harus banyak belajar.“ Perkataan Reynand
menceritakan berbagai hal yang begitu hebat dalam langkah hidup seorang Nara.
Kegiatan
Reynand setiap harinya adalah menjemput dan mengantarkan Nara ke kampus,
melakukan berbagai jenis kegiatan untuk menciptakan senyuman diwajah banyak
anak-anak tanpa mereka pernah sadar dan mengetahui segalanya. Menjadi seorang
cleaning servis pada salah satu rumah sakit, menjadi seorang pemulung sampah,
menjadi tukang cuci pakaian dibeberapa rumah dan berbagai kegiatan lainnya.
Saat
berjalan ke kantin kampus, tiba-tiba begitu banyak orang yang berkumpul
berceritan tentang seorang cowok keren dan cakepnya minta ampun. “ Wow...cowok itu cakep buanggeettttt plus
kereeeeeennnn abiiiiisssssss,” teriak salah seorang mahasiswi di kampus.
Seluruh kampus menjadi gempar oleh karena seorang mahasiswa keren pindahan
salah satu kampus dari luar negeri. Bagi Nara hal seperti itu biasa dan tidak
ada sesuatupun yang menarik.
“...kamu
yang jalan disana, boleh tanya atau tidak?” Pertanyaan seseorang dari belakang.
Nara membalikkan badannya dan melihat siapa yang berbicara...
”Maaf,
aku mahasiswa pindahan dari luar negeri jadi belum tahu tempat disini. Btw,
dimana ruang perpustakaan disini yach.” Pertanyaannya kembali.
Nara
gadis pendiam dan akan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata sedikitpun.
Tangan Nara hanya menunjuk arah jalan tanpa mengucapkan apapun. “Kamu tidak
bisa bicara yach atau terpesona oleh wajahku ini. “ Perkataannya sekali lagi.
Ia tidak pernah tahu sifat Nara yang sebenarnya dan bagaimana dunia seorang
gadis pendiam.
“Wajahmu manis juga, siapa nama kamu.“
Pertanyaannya kembali. Nara tetap terdiam dan bahkan sangat diam tanpa
mengucapkan satu katapun. Secara tiba-tiba tanganku menarik tangan Nara dari
samping...
”Maaf,
kamu lagi cari siapa?” Pertanyaanku terhadap mahasiswa pindahan yang sedang
berdiri didepannya.
“Perkenalkan,
namaku Denils dan seorang mahasiswa pindahan...Btw, kamu pacarnya yach?“pertanyaannya
kembali. Berdiri memegang erat tangan Nara, seolah tidak menginginkan gadis
impianku menyukai pria lain.
“Bukan sich...” jawabanku.
“Oh
begitu yach...berarti aku masih ada kesempatan dong...entah kenapa saat melihat
wajahnya pertama kali seperti ada sesuatu yang menarik dan aku suka tipe cewek
seperti ini.” Ucapannya kembali. Sedikit kesal dan marah atas kalimat yang
diuucapkan Denils.
Disatu sisi marah dan tidak menginginkan
siapapun mendekati gadis impiannya. Namun disisi lain, suatu hari kelak Ia akan
meninggalkan dunia dan tidak mungkin menemani Nara untuk selamanya. Tersadar
akan sesuatu hal yang akan terjadi suatu harui kelak.
“Nara,
itu cewek bisu tidak bisa berbicara...lebih baik sama aku saja” perkataan salah
satu mahasiswi memegang tangan Denils tiba-tiba. Mendengat kalimat penghinaan
yang terarah terhadap Nara, Ia sangat marah...
”Nara,
bukan cewek bisu, kalian hanya tidak tahu tentang kehidupan Nara seperti apa, “
sangat marah mendengar kata-katanya tentang Nara. Denils berusaha melepaskan
tangannya dan tersenyum sambil berjalan ke arah Nara...
”Aku
tahu duniamu seperti apa, seorang gadis memiliki berbagai hal menarik...”
kalimat spontan Denills.Dalam benak Denils yang menyadari penuh tentang dunia
gadis pendiam yang selalu berjalan memberikan senyuman. Membayangkan, bagaimana
seorang Nara memberinya harapan untuk sebuah kehidupan yang tidak pernah
dilupakannya.
Denils
beberapa tahun silam mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya terbaring koma
dan tidak sadarkan diri dalam ruangan ICU. Bagaimana seorang gadis secara
diam-diam tanpa seorangpun tahu berdiri disampingnya dan berdoa. Memberikan
kekuatan didalam doa tanpa seorangpun mengetahui dan menyadarinya.
Menyelipkan lembaran kertas putih berisi
tulisan-tulisannya dan oleh karena doa tersebut Ia dapat bangun dari koma.
Denils berusaha mencari seseorang yang selalu menyelipkan kertas
tersebut...Hingga pada akhirnya Ia dengan kesengajaan terlihat dalam keadaan
koma tanpa sadarkan diri dan berusaha mencari tahu. Denils menyadari dunia Nara
yang selalu berdoa dan memberinya sebuah kekuatan melalui lembaran kertas putih
berisi berbagai jenis tulisan-tulisannya.
Setelah
menunggu beberapa waktu dan pada akhirnya pencahariannya membuahkan hasil,
Denils kembali mengejar gadis yang selalu berada disampingnya untuk berdoa
dalam saat Ia tidak sadarkan diri. Berada pada kampus yang sama dengan gadis
yang selalu berada disampingnya untuk memberinya kekuatan saat Ia tidak
sadarkan diri.
“Ternyata,
nama kamu Nara yach...” ucapannya terlihat seperti orang gila. Berbicara
sendiri dan senyum-senyum sendiri. Nara, gadis pendiam yang akan selalu menjadi
menara dan pelita ditempat gelap.
“Tuhan,
kenapa aku merasa sepertinya Denils menyadari dunia Nara seperti apa? Jujur aku
tidak ingin Nara menyukai pria tersebut.“ memandang lukisan wajah Nara.
Sekalipun belum menempati hati Nara, segalanya membutuhkan perjalanan dan
waktu. Nara bukan gadis yang dengan begitu saja menyatakan berbagai hal dalam
sekejap terlebih dalam dunia percintaan.
“Wow...Nara
menyelesaikan tugas kampus sebanyak ini
hanya untuk Reynand?“ hampir tidak mempercayai. Nara hanya terdiam tanpa
berbicara dan akan selalu diam seribu bahasa. Nara tidak ingin tubuhku terlihat
letih dan dikarenakan kondisi kesehatan bermasalah.
“Terimah
kasih...” Sekali lagi tuturku terhadap Nara.
“Nara,
sekalipun aku tidak bisa menaklukkan hatimu tapi Reynand sangat senang
melakukan berbagai hal bersama-sama.” Ucapanku memegang tangan Nara.
“Oh
yach, Nara boleh aku meminta sesuatuh hal darimu hanya saja sedikit memberatkan.“
Sekali lagi berbalik ke arah Nara saat berjalan pulang mengantarkan impian ke
rumah. Nara terperanjak...seolah ada sesuatu yang membingungkan...
”Aku
hanya ingin Nara menulis kata-kata yang berbeda lagi di lembaran kertas putih
dalam satu buku, kemudian menghadiahkannya kepada Reynand sebagai hadiah ulang
tahunku nanti.“ Permintaanku kepadanya.
Tanpa
pernah kusadari, setiap malamnya seorang Nara gadis pendiam tidak lelah
menuliskan berbagai kata-kata dalam lembaran kertas putih. Berusaha melawan
kantuk yang membungkus matanya dan terus menerus menulis. Menceritakan berbagai
hal yang dapat menghiburku tanpa kusadari.
“Nara,
akhirnya aku bisa menemukanmu...” Teriak
Denils menghalangi jalan Nara yang sedang berjalan ke perpustakaan.
Denils, dikenal sebagai pemuda paling keren,
model, wajah tampan hingga tiap wanita berusaha untuk mengejarnya. Berusaha
untuk meraih perhatian seorang Denils dan mendapatkannya merupakan impian
banyak wanita.
“Nara,
kenapa kamu tidak bisa berbicara sich...setiap harinya aku berusaha untuk
mendengar suaramu tidak pernah bisa kedengaran. Sebenarnya apa yang ada dalam
duniamu dan seperti apa sich kamu?“ Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan
Denils. Seorang Nara gadis pendiam, akan selalu diam seribu bahasa tanpa suara
sejenis apapun.
“Btw,
kamu dari mana saja beberapa hari ini...Karena biasanya kamu terlihat di kampus
tapi beberapa hari ini kamu menghilang tanpa jejak.” Ucapannya sekali lagi.
“Satu
hal lagi...dengarkan baik-baik kalau aku Denils pasti bisa menaklukan Nara gadis
pendiam yang memiliki kepribadian berbeda dari siapapun juga.” Teriakannya
menjadi pusat perhatian semua orang.
Mataku
menjadi tidak berkedip mendengar teriakan Denils menjadikan seluruh kampus
gemar. Seolah seperti terjadi gempa bumi. Nara berusaha berjalan dari hadapan
Denils, namun Ia berusaha untuk menghalangi langkah kakinya.
“Nara,
aku akan berusaha mendapatkan hatimu dan akan menaklukkan duniamu. Semua wanita
mau menjadi pacarku, tapi kenapa kamu tidak...Tapi, mungkin untuk saat ini kamu
tidak bisa menyukaiku...Namun aku akan tetap berjuang keras dan menaklukkan
duniamu.” Teriakan Denils sekali lagi. Tidak perduli dengan apapun perkataan
seluruh teman-temannya, suaranya semakin keras untuk memperjuangkan sesuatu...
Mendengar
ucapan Denils menyadari sesuatu...pada dasarnya Denils telah lama mengenal Nara
dan dengan sengaja berada pada kampus yang sama dengan gadis impiannya. Denils
menyadari dunia Nara seperti apa dan berusaha mendapatkan gadis impiannya.
“Tuhan, secara manusia hatiku sakit melihat
perasaan Denils dan usaha yang dilakukannya untuk mendapatkan Nara. Tapi disisi
lain, aku tidak boleh egois karena suatu hari kelak aku akan pergi meninggalkan
dunia tanpa jejak sedikitpun.” Suara hati menggema.
“Melakukan
berbagai hal bersama Nara. Hal tersebut sudah cukup membuatku perjalananku
lebih berharga dan membuatku bahagia.” Kembali suara hatiku berbisik dan
berjalan pulang meninggalkan Nara.
Inilah
perjalanan cinta seseorang...Mencintai seorang gadis yang memiliki kepribadian
tersendiri dalam dunianya. Seorang gadis dengan karakter diam membisu, namun
menyimpan sebatang emas murni dan tidak dapat dibandingkan oleh harta sejenis
apapun.
Denils
makin gencar mencari perhatian Nara, berjuang mendapatkan gadis yang memberinya
kehidupan beberapa tahun silam. Denils menyadari tentang sebuah kepribadian
Nara melalui tulisannya pada lembaran kertas putih. Mengejarnya dan membuatnya
tertawa dengan caranya yang berbeda dan berbagai hal yang dilakukannya.
Membawakan Nara makanan spesial serta berteiak didepan banyak orang...
“Saya
akan berjuang mendapatkan seorang gadis yang telah memberikan kehidupan buatku
beberapa tahun silam, saat terbaring tidak berdaya dan dia ada untuk menjadi
semangat melalui selembar tulisannya dengan sengaja diselipkan buatku.” Penjelasan
Denils melalui telpon genggamnya di belakang kampus dan tidak sengaja kudengar.
“Gadis
itu tidak pernah tahu, kalau aku menyadari tentang beberapa hal dari hidupnya. Jurang
maut, kekecewaan mempermainkan hidupku karena perceraian orang tuaku dan disaat
itu dia menjadi mengajarkanku sesuatu
hal.” Kalimat Denils kembali.
“Hingga
pada akhirnya, aku bisa bangkit. Dia tidak mengenalku sama sekali bahkan telah
lupa bagaimana gadis itu menyelipkan selembar kertas tanpa diketahui olehku
atau siapapun juga.” kata-kata Denils sambil berjalan bolak balik sekitar area
belakang kampus.
Saya
baru menyadari haltersebut, mengapa Denils berjuang keras merebut perhatian
Nara. Tidak sengaja mendengar percakapan Denils melalui telpon genggam
bagaimana kisah perjalanannya beberapa tahun silam. Tuhan, menjadi sahabat Nara
untuk beberapa saat aku sudah cukup bahagia.
”Nara,
kamu tahu aku spesial membuatkan makanan ini buatmu. Dari semalaman mencari di
om Geolgle bagaimana cara memasak yang baik dan benar hanya untuk mencari
perhatianmu.” Teriak Denils hingga
suaranya terdengar jelas oleh seluruh mahasiswa/i dalam satu kampus. Nara akan
tetap menjadi gadis pendiam, tidak memperdulikan segala yang diperbuat oleh
Denils dengan segala perjuangan yang dilakukannya.
“Nara,
untuk kali ini memang aku gagal tapi esok hari aku akan berusaha dan tetap
berusaha hingga aku bisa mendapat perhatianmu.” Kata-katanya sangat lantang
menarik perhatian semua orang.
“Nara,
aku tidak akan pernah menyerah...Kamu dengar, aku tidak akan pernah menyerah
apapun yang terjadi,” Teriak Denils sekali lagi membuat kehebohan seluruh
kampus akibat suaranya yang terus melengking keras.
Nara
tetaplah Nara, gadis pendiam yang akan tetap diam tanpa suara sejenis apapun.
Denils seorang cowok terkeren, salah satu aktor, model, dan sangat tampan
merupakan incaran para wanita. Seluruh media dihebohkan oleh gaya Denils yang
mengejar gadis impiannya dengan berbagai gaya dan hal-hal terunik yang pernah
dilakukannya. Namun, tidak pernah berhasil...seluruh dunia media dihebohkan
oleh pemberitaan tentang dirinya dalam mengejar gadis impiannya.
Terkagum-kagum
melihat perjuangan Denils begitu luar biasa. Membandingkan duniaku dengan
Denils sangat jauh berbeda dan tidaklah sama. Melihat senyuman Nara sekali saja
diwajahnya sudah cukup membuatnya bahagia, sekalipun tidak akan pernah bisa
menggengam erat hatinya. Menyadari, suatu hari kelak aku akan pergi menjauh
meninggalkan lingkaran kehidupan dalam sekejap. Namun, jauh didasar hatipaling
dalam. Tidak harus memaksakan perasaan Nara untuk bisa menggenggam erat
tanganku.
Aku
senang bisa satu sekolah dengannya dan sekelas dengan gadis pendiam yang akan
selalu diam membisu tanpa suara dan kata-kata. Mendapatkan tulisan-tulisan Nara
untuk mengajarkanku berbagai hal dalam nafasku sudah cukup. Membuatku mengerti
tentang kerendahan hati dan menghancurkan setiap keangkuhan ditiap sudut
kehidupan seseorang tanpa disadari maupun disadari serta tanpa disengaja maupun
bahkan secara sengaja. Trimah kasih Tuhan...atas segalanya
BAGIAN
ENAM...
“Tuhan,
aku tidak butuh apapun hanya saja aku ingin Nara mengingat permintaanku saat
itu. Sebuah buku berisi tulisan-tulisannya dihari ulang tahunku nanti.“
Perkataan Reynand kembali menggema.
“Nara,
aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintamu dan mengerti jelas bagaimana
duniamu.” Teriak Denils menghebohkan kembali seisi kampus setiap saat. Berusaha
mencari perhatian seorang gadis pendiam yang akan selalu diam seribu bahasa
tanpa satu katapun.
”Nara,
apa sich yang kurang dari kehidupanku? Kamu tahukan kalau aku ini seorang
model, aktor, cakep, keren, juga punya uang banyak tapi kenapa kau tidak pernah
tertarik atau bahkan tersenyum untukku sedikitpun.” Perkataan Denils terhadap
Nara. Namun Nara tetaplah Nara...akan selamanya menjadi Nara yang terdiam
membisu tanpa satu jenis katapun.
Memori
Bagaimana seorang Reynand terus mengikuti Nara kemanapun dia pergi hingga pada
akhirnya hampir mengorbankan nyawanya ditengah hujan lebat. Dunia Nara dan
gadis lain sangat berlawanan arah...tidak akan pernah sama oleh karena
kepribadian dari seorang gadis pendiam.
“Nara, aku akan berusaha berjuang...apapun
yang terjadi dan bagaimanapun juga.” Ucapan Denils dan perjuangannya.
“Nara...”
Teriakku berlari kehadapan Nara dan tersenyum menahan rasa sakit dalam diri,
tetap berusaha memberikan kehangatan tersendiri bagi dunia gadis impianku. Membalas
senyumanku dengan memperlihatkan senyumannya sekalipun tanpa berkata-kata, dan
akan selalu diam seribu bahasa.
“Nara
tidak akan lupa akan permintaan Reynand waktu itu...Masalahnya buku pemberian
Nara waktu itu sudah habis dibaca jadi aku butuh yang baru lagi,” mengingatkan
Nara.
“Kenapa
seorang Reynand dapat membuat senyuman diwajah Nara, sedangkan aku sendiri
tidak pernah bisa?“ Pertanyaan Denils tidak sengaja kudengar ketika berjalan
menuju sebuah taman kampus.
“Buku apa yang dimaksudkan oleh Reynand, aku
harus mencari tahu tentang hal ini? ” Ucapan Denils kembali.
“Apa
sih yang menarik dari kehidupan Reynand sehingga membuat Nara lebih memilihnya?
Kalau dipikir-pikir aku cakep, keren, artis, model terkenal, uangnya juga
banyak.“ Perkataan Denils sangat marah terhadapku menghadang langkahku menaiki
sebuah anak tangga sekitar kampus. Dunia Denils tidak akan pernah menyerah
begitu saja untuk mendapatkan Nara. Gadis yang memberinya kekuatan beberapa
tahun silam dan mengubah seluruh dunianya.
“Aku akan berusaha untuk berjuang, kalau
Reynand bisa berada didekat Nara...maka akupun lebih bisa lagi.” Perkataan
Denils sebelum beranjak dari hadapanku.
Hingga
keesokan harinya, sekali lagi tanpa kesengajaan melihat Denils menghadang
langkah Nara. Enatah apa yang sedang terjadi, hingga kakiku tak dapat berjalan
ke hadapan mereka.“Nara...” Ucapan Denils untuk kesekian kalinya menghalangi
langkah Nara. Berusaha mencari perhatian gadis impiannya...
”Aku
tahu duniaku tidak bisa dibandingkan dengan Reynand yang berbeda bagi pandangan
matamu. Tapi berikan aku kesempatan sekali saja untuk bisa menaklukkan duniamu.
Kamu tahu, aku sudah menyukaimu beberapa tahun silam.” Perkataannya menjelaskan
sesuatu hal. Pandangan Nara disuatu tempat tiba-tiba terhenti oleh penjelasan
Denils.
“Mungkin
kau sudah lupa, seorang pemuda yang tertabrak parah...Terbaring dalam keadaan
koma dan tidak sadarkan diri, namun seseorang dengan penuh ketulusan selalu
berdiri dan berjuang didalam doa menghancurkan jurang maut yang pada akhirnya
memberikan kehidupan.” Kalimat Denils terhadapnya.
“Menyelipkkan
lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan yang berbeda, mengajarkan makna
dari suatu perjalanan ditengah tekanan yang begitu berat. Aku
mengenalmu...karena dengan sengaja aku terbaring koma untuk mencari penulis
dari tulisan tersebut. Dan pada akhirnya aku tahu tentang sesuatu yang
tersembunyi. Selalu berdiri dan berdoa dalam sebuah perjuangan untuk
menghancurkan juranng maut disuatu perjalanan hidup Denils “ Memori Denils
berusaha mengingatkan Nara tentang peristiwa beberapa tahun silam.
“Selama
ini aku terus berjuang dan berusaha mencari gadis yang memberikanku kekuatan
beberapa tahun silam. Andai kata saat itu papa tidak membawaku secara paksa
keluar negeri mengikutinya, pasti aku yang akan selalu menemani Nara hingga
saat ini dan bukan Reynand. Aku juga ingin seperti Reynand, apa aku
salah?Menginginkan Nara memandangku dan akan berusaha kuraih apapun caranya. “
Ucapan Denils memegang tangan Nara. Tanpa mereka sadari kalau aku mendengarkan
pembicaraan mereka...
”Tuhan,
Nara lebih pantas berada disamping Denils...Aku sudah cukup berbahagia dengan
berbagai hal yang kulakukan bersamanya selama beberapa waktu kemarin.” Bisikan
hatiku berusaha menahan rasa sakit di dalam.
“Belajar
dunia Nara secara terus menerus. Belajar memberi dalam sebuah kekurangan,
itulah kehidupan Nara.” Kata-kataku kembali sambil berjalan pulang ke rumah
tanpa mengikuti satu mata kuliahpun saat itu.
Berusaha
menghibur hati dengan terus berjalan dan berjalan disuatu tepi danau. Berdiri
dan berusaha untuk menerima keadaan yang terjadi. Reynand membaca sebuah buku
yang bercerita tentang suatu perjalanan disuatu titik kehidupan.
Malam
itu hujan turun begitu deras... ruangan tersembunyi dari kamarku berisi
berbagai lukisan wajah Nara. Terdiam memandangi lukisan wajah Nara dari SLTP
hingga saat memasuki bangku kuliah. Membayangkan bagaimana tubuhku berdiri lama
didepan rumah Nara hanya untuk menantikan dan mendengar gadis pendiam berbicara
sesuatu hal.
Sebuah
ketukan pintu yang sangat keras mengalihkan perhatian, berjalan keluar dari
kamar dan membuka pintu rumah. Di depanku berdiri seseorang dengan seluruh
pakaian yang dikenakannya basah, namun tidak
merasakan kedinginan
“Nara...”
Teriakku sangat terkejut melihat Nara berdiri dengan pakaian basah membawah
sebuah kado.
“Hujan seperti ini, kenapa berjalan kemari dan
kenapa kamu membiarkan dirimu terkena hujan.“ Segera mengambil handuk untuk
mengeringkan tubuh Nara.
Secara
tiba-tiba Nara mengucapkan sesuatu hal yang membuatku berhenti mengeringkan
rambutnya. Nara untuk pertama kalinya berbicara panjang lebar terhadap
seseorang tanpa disadarinya.
“Aku suka Reynand dan tidak ingin kehilangan
Reynand bagaimanapun caranya.” Kalimat yang diucapkan Nara didepan teras rumah.
Segera membawa Nara masuk ke dalam rumah, Mendengar ucapan tersebut spontan
membuatku terhenti sesaat...
”Aku
suka dan sayang Reynand, bahkan terlalu sayang bahkan rasa sayang tersebut
terlalu mendalam bahkan sangat dalam. Semenjak Reynand mengucapkan kalimat saat
itu, dan saat itu aku mulai menyukai Reynand.” Pernyataan Nara di depan
Reynand.
“Membayangkan
Reynand yang selalu bersama Nara dalam keadaan bagaimanapun, mengerti
kepribadian Nara dengan karakter terlalu diam, selalu membela Nara didepan
orang banyak dan segalanya...Aku sayang sama Reynand dan sangat sayang apapun
yang terjadi. Reynand selamat ulang tahun, ini kado yang jauh hari telah Nara
persiapkan. Untuk membuat ini, Nara tidak pernah tidur dan berusaha melawan
kantuk hanya untuk Reynand.“ Ucapannya menunduk untuk sekali lagi.
“Tatata...pi,
bagaimana dengan Denils karena dia juga...”
“Aku hanya menyayangi Reynand bukan Denils
atau siapapun. Yang aku tahu yang akan selalu memahami duniaku hanya Reynand
bukan Denils,” ucapannya sekali lagi.
Rasanya
bagai mimpi mendengar pernyataan Nara, gadis yang disukainya semenjak SLTP
hingga kini. “Rasanya seperti mimpi, mami...mami...mami...” Teriakku mencari
mami dikamar meniggalkan Nara. Mami masih tertidur lelap berlari keluar
secepatnya karena ketakutan seolah terjadi sesuatu pada dunia anaknya.
“Mami,
Nara mulai berbicara dan berkata kalau dia suka sama Reynand...Nara suka sama
Reynand,“ memeluk mami dengan rasa haru.
“Sekarang, Nara ada dimana ?” Pertanyaan mami
berjalan keluar. Melihat Nara basah terkena hujan...
”Yah
ampun Reynand, kamu membiarkan dia kedinginan seperti ini.” Ucapan mami membawa
Nara ke kamar dan menyuruhnya mengganti pakaian.
“Benar-benar anak mami...Reynand anak mami.“
kalimat Nara, untuk pertama kalinya dalam dunia Nara tertawa lebar melihat
tingkahku.
Saat menyatakan perasaannya, aku malah berlari
mencari mami. Sibuk mengeringkan buku pemberian Nara sebagai kado ulang tahunku.
Buku tersebut basah terkena hujan deras.
Tanpa
sadar Nara terus memperhatikan gerak gerikku berusaha mengeringkan buku
tersebut. Tidak tahu kalau Nara sudah lama berdiri sekitar pintu kamar,ku pikir
Nara sudah tidur lelap bersama mami di kamar.
“Untung,
bukunya tidak rusak...inikan tulisan tangan Nara.“ kata-kataku tanpa sadar.
“Reynand...kamu
tidak sadar kalau sejak tadi Nara ada berdiri dibelakangmu?” teriak mami
mengagetkan, aku segera berbalik dan berdiri...
”Nara...aku
pikir kamu sudah tidur “sedikit kaku di hadapannya, tapi sangat kegirangan
menatap wajahnya.
“Selamat ulang tahun.“ Ucapan Nara menyodorkan
tangannya, tersenyum malu oleh ucapan selamat dari Nara.
“Jadi
sekarang kita pacaran?” Pertanyaanku kembali. Nara tersenyum sambil menganggukkan
kepalanya.
“Terimah
kasih...” membalas jabatan tangan Nara.
Mami
menyuruh Nara secepatnya tertidur oleh karena malam yang makin larut, sedangkan
saya sendiri sibuk membaca tulisan Nara
dalam kamar rahasiaku. Pada akhirnya berhasil menempati hati Nara untuk
selamanya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga. Tidak pernah
bosan membaca tulisan-tulisan tangan Nara yang terbaru sebagai hadiah ulang
tahunnya. Ulang tahunku untuk kali, berbeda dari yang sebelumnya oleh sebab
gadis impiannya berhasil diraih.
Cacat...
Kaki berjalan dan
melangkahkan ke suatu jalanan, saat-saat tertentu pandangan mata terarah
disuatu tempat...Begitu banyaknya orang-orang cacat disebuah persimpangan jalan
yang berada didepan mata. Satu hal yang pasti terpikirkan dalam benak seseorang
bukanlah kehancuran bahwa kecacatan buat hidupnya. Cacat yang hanya secara
fisik bukan berarti orang tersebut tidak memiliki hidup. Satu kalimat, “ tak
ada kata hancur buat hal yang terjadi. Tuhan selalu ada melihat hati bukan
melihat dari fisik seseorang.
Secara manusia orang-orang dipersimpangan tersebut cacat secara
fisik dan bahkan tidak sempurna bukan hal yang disebutkan tadi, namun juga
tidak sempurna dibeberapa tempat serta tidak ada kata menarik untuk
menggambarkan dunia mereka. Akan tetapi, dari satu sisi Tuhan membuat mereka
beda dari orang lain. Ada sesuatu yang mengagumkan dalam dunia mereka...tanpa
disadari oleh siapapun juga bahkan termasuk mereka sendiri dari semuanya itu.
Dimata Tuhan sesuatu
yang hal yang berbeda buat mereka pasti ada dan sangat menarik saat berusaha
untuk digali. Semua mempunyai waktu dan suatu ketika...waktu Tuhan akan
berkata-kata secara tersendiri. Mereka
terkadang kecewa terhadap kehidupan yang diberikan,akan tetapi bila rasa
kekecewaan itu hilang dan mereka selalu mencari wajah Tuhan...Maka Tuhan tidak
akan tinggal diam dan pasti akan menolong mereka. Seorang yang cacat secara
fisik bukan berarti tak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan dalam
kehidupannya. Saya tahu, bahwa ada sesuatu yang sangat menarik dalam kehidupan
mereka yang tidak dimiliki oleh seseorang yang bagaimanapun juga.
Ada sesuatu yang menyenangkan dalam diri mereka yang lain dari
yang lain...Mereka dilahirkan sebagai orang cacat akan tetapi sesuatu yang
sangat unik dimana diberikan oleh Tuhan bagi kehidupan...ada didalam diri mereka
yang tak dimiliki oleh orang yang bagaimanapun juga. Tuhan selalu melihat dan
memandang mereka. Satu hal yang pasti...Dimana, Tuhan tidak pernah membedakan
siapapun juga. ### by, Nara.
Memahami
bahwa tulisan tangan tersebut mengajarkan tentang dunia orang-orang cacat
disuatu persimpangan memiliki hal-hal yang menarik. Mengingat saat berjalan
bersama Nara beberapa waktu yang lalu, sepasang bola matanya memandang sebuah
persimpangan jalan yang penuh dengan sekumpulan anak-anak cacat. Duniaku terbuka
tentang sesuatu yang selama ini biasa, namun pada dasarnya menghasilkan
sebatang emas murni disuatu persimpangan jalan tersebut. Tuhan, tidak pernah
membedakan siapapun juga dari berbagai hal apapun.
Dunia Selalu...
Dunia mengatakan
sesuatu yang tidak mungkin dan terlalu mustahil untuk terjadi. Bagi orang yang
bodoh bahkan terlalu tolol dan miskin untuk mendapatkan hal-hal yang terbaik
dan terindah dalam dunia ini. Akan tetapi Tuhan mengatakan orang yang dianggap
bodoh akan mendapatkan sesuatu yang terbaik dan terindah.
Dibandingkan
orang-orang yang berpendidikan dan bijak juga sangat sempurna secara meteri
financial bahkan fisik mereka terlalu menunjang. Orang bodoh akan mempermalukan
orang-orang bijak bagi mata dunia, yang menyebut diri mereka sangat luar biasa
dan terbaik bagi dunia.
Dunia selalu
menertawakan dan memandang rendah orang-orang bodoh. Akan tetapi ada saatnya
waktu akan berbicara...dimana orang bodoh dan hinan bagi pandangan mata dan
dunia akan menjadi nomor satu. Menit demi menit akan berlalu akan tetapi air
mata dan hinaan orang yang dianggap bodoh dan sangat bodoh bahkan terlalu
bodoh...Tidak berharga bagi dunia selalu dan akan selalu dipandang oleh Tuhan
sahabatku dan sahabat semua orang...Dunia akan menjadi malu saat orang bodoh
tersebut maju selangkah demi selangkah hingga menjadi yang terbaik. ###
“Belajar memahami nilai-nilai dibalik tulisan
ini.” Mimik wajahku menyadari akan sesuatu hal.
Pagi-pagi
benar Nara sudah bangun dari tidurnya dan membersihkan seluruh rumah yang
begitu besar. Salah satu kelebihan Nara yang tersembunyi adalah dia sangat
rajin dan selalu disiplin untuk banyak hal. Saat mami terbangun dan keluar,
terlihat seluruh rumah bersih seketika bahkan sangat rapi serta system desain
penyusunan benda dalam rumah sangat menarik pada pandangan mata.
“Wow...siapa
yang mengerjakan semuanya ini.” Perkataan Mami berjalan ke dapur. Matanya
terarah pada seorang Nara yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya didapur.
Nara sangat suka dengan dunia berbau masakan dan terbilang Nara dapat masuk
salah satu chef terbaik seandainya dia menjadi seorang chef.
“Nara,
apa yang kamu lakukan biarin dech Sari yang ngerjain pekerjaan rumah.“ Kalimat
mami menunjuk pembantu rumah tangganya.
“Wow...ternyata
Nara pintar banget masak yach.” Perkataan mami mencoba masakan Nara.
Awalnya
mami melarang keras Nara bekerja, namun Nara bersikeras menyelesaikan seluruh
pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan pagi. Nara tersenyum mendengar ucapan
calon mertuanya tentang masakan yang dibuat melalui tangannya sendiri.
“Kenapa
Reynand belum bangun-bangun yach?” Pertanyaan Mami khawatir terjadi sesuatu
dikamar anaknya.
Menderita
penyakit kelainan jantung yang parah, karena itu mami selalu memantau segala
yang dilakukan anaknya. Mami tidak tahu, kalau anaknya tidur hingga larut malam
oleh sebab membaca buku pemberian calon menantunya. Nara berjalan ke lantai
atas untuk mencari kamar Reynand...Rumah Reynand sangat besar hingga sedikit
membingungkan Nara saat berjalan. Yang terbayang dalam ingatan Nara, bagaimana
caranya Ia dapat mendengar suara ketukan pintunya ditengah hujan deras.
Sehingga saat pintu rumah Reynand terbuka, ternyata wajahnya yang muncul...
”Nara,
kamu tahu arah kamar Reynand dimana?” Pertanyaan mami dari belakang. Nara hanya
menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak menguasai arah jalan rumah yang
begitu luas didepan matanya.
“Jalanannya lewat sini...” Ucapan mami lembut.
Nara
berjalan ke arah pintu kamar yang ucapkan dan mengetuk pintu kamar tersebut.
Nara sangat ketakutan, jika terjadi sesuatu hal...Dia langsung membuka pintu
kamar tersebut dan mencari didalam dan ternyata tidak seorangpun di dapat.
Tiba-tiba mata dengan tidak sengaja menekan sebuah tombol pada sebuah meja
dikamar. Hingga, secara tiba-tiba sebuah pintu yang berdekatan langsung dengan
tempat tidur terbuka. Nara secara spontan sangat kaget, namun penuh dengan rasa
penasaran isi dari ruangan tersebut seperti apa. Lebih mengherankan lagi
dikarenakan segala isi dari ruangan tersebut merupakan lukisan-lukisan wajahnya
dimulai sejak SLTP hingga kini.
Nara
baru menyadari sesuatu hal, kalausaya selalu melukis wajahnya tanpa dia sadari.
Benda-benda yang pernah digunakannya pun berada dalam ruangan tersebut. Gelas,
penjepit rambutnya yang rusak, ikat rambutnya, dan beberapa benda lain lagi yang
berada dalam ruangan tersebut.
Nara
merupakan cinta pertama dari Reynand yang merupakan penyemangat hidup dalam
dunianya. Mata Nara mengarah pada lembaran kertas tulisan-tulisannya yang
berada di beberapa kamar pasien. Reynand mengambila dan membawanya pulang tanpa
sepengetahuan Nara. Rasa sayang Reynand terlalu besar dan sangat kuat
dibandingkan apapun.
Diary
Reynand...
Tuhan,
aku sangat menyukainya bahkan terlalu menyukainya. Seorang gadis yang terlalu
sulit untuk berbicara dan mengungkapkan berbagai hal melalui bibir mulutnya.
Dia selalu diejek sebagai gadis bisu karena tidak pernah berbicara...Untuk
beberapa saat hatiku bertanya-tanya, Kenapa aku begitu menyukai gadis seperti
dia? Dia terlihat tidak begitu menarik dan sangat biasa, apa lagi dunianya terlalu
pendiam.
Namun,
sejak saat itu didalam kelas aku melihatnya tertidur lelap seperti ada sesuatu
hal menarik. Hingga pada akhirnya duniaku sangat senang saat melukis
wajahnya.Hingga akhir cerita kembali, aku tahu kehidupan Nara seperti apa dan
hatiku semakin menyayanginya terlalu sayang membuat seluruh nafasku sesak.
Tuhan,
andai kata aku bisa meraih genggaman tangannya dan menjadi harta tidak ternilai
dalam langkahnya. Andai kata gadis yang kusayangi menoleh ke arahku dan berkata
bahwa dia menyangiku. ###
Salah
satu tulisan diaryku diatas meja terbaca oleh Nara. Gadis tersebut meneteskan
air matanya dan sangat terharu... Nara menyadari rasa sayangku terhadap dirinya
terlalu mendalam dan sangat mendalam.
“Nara, apa yang kamu lakukan disini dan kenapa
kamu tahu ruangan ini?” Pertanyaanku berjalan ke arah Nara. Tertidur lelap saat
membaca tulisan-tulisan Nara dan Ia baru terbangun diujung sofa. Nara yang
memegang diary tulisanku...
”Aku
minta maaf karena tidak pernah ingin menyadari perasaanmu selama ini dan selalu
terdiam disaat Reynand berusaha berbicara.” Ucapannya dengan air mata
berlinang.
“Justru
gadis sepertimu berbeda, aku senang dengan dunia Nara yang selalu mengajarkanku
berbagai hal. Masalah ditulisan di diaryku jangan terlalu dipikirkan.“
“Terimah
kasih karena telah menyukaiku selama ini,” ungkapan hati Nara.
“Aku
yang harus berterimah kasih, mengajarkanku banyak hal yang sama sekali belum
pernah kuketahui selama ini,” ujarku membalas Nara.
BAGIAN
TUJUH...
Kehidupan
percintaan antara Nara gadis pendiam dan Reynand memiliki seni tersendiri.
Belajar mengerti satu dengan yang lainnya dan berusaha memahami kelembutan dari
aliran air yang mengalir. “Aku janji akan selalu bersuara untuk Reynand
seorang,tapi yang lain tidak akan...” Tutur kata Nara yang berbicara terhadapku
dibawah pohon besar samping rumahnya.
“Kenapa
Nara tidak mau berbicara dengan siapapun?” Pertanyaanku balik.
“Itu karena, duniaku tidak dapat berkata-kata
dengan siapapun. Pada dasarnya sifatku memang seperti ini, malas berbicara
sekalipun semua orang berusaha untuk memancingku...” Ucapannya memberikan
penjelasan.
“Sejak
aku lahir ke dunia, ibuku membuangku ke panti asuhan...Hidup tanpa kasih sayang
seorang ibu dan tanpa pernah merasakan dekapan seorang ayah seperti apa.”
Memori Nara kembali.
“Lanjutkan...”
“Aku
dibesarkan dalam dunia yang berbeda dari siapapun dan mungkin salah hal
tersebut membuat kepribadianku lain dari mereka disekitarku. Suatu hari, entah
kenapa aku memutuskan keluar dari panti asuhan dan memulai duniaku sendiri.”
Kembali Nara berbicara.
“Aku
semakin penasaran dengan kisah hidupmu kemarin.” Tuturku penasaran.
“Berjuang sendiri, menghadapi berbagai hal
sendiri, bahkan aku pernah hidup dijalan seorang diri untuk beberapa saat. Aku
bersyukur, karena Tuhan tetap menjagaku...” Kata-kata Nara.
“Jadi
apakah kamu memiliki sebuah kekecewaan?”
“Apakah
aku marah terhadap Tuhan atas segala hal yang menimpa duniaku? Apakah aku
kecewa dan menganggap segala jalanku sangat mengerikan dan merupakan sebuah
kutuk, aku sendiri tidak pernah tahu kesalahanku seperti apa sehingga ibu
kandungku tega membuangku sekejam itu?.” Ungkapan Nara dengan sedikit demi
sedikit terbuka tentang kisah hidupnya.
“
Terus...”
“Awalnya,
rasanya sangat perih dan membuat goresan disetiap sudut dalam duniaku. Namun,
seorang kakek tua memberi aku tumpangan
dan mengajarkanku berbagai hal.” Perkataan Nara menceritakan bagaimana Dia
memiliki masa lalu yang begitu pahit dan terlalu perih hingga membuat seluruh
nafasnya sesak oleh karena luka tersebut. Untuk kesekian kalianya Tuhan
memperlihatkan kepada seseorang teka teki kehidupan.
“Kakek
tersebut mengajari kehidupanku suatu sinar kehidupan. Memberikanku sebuah nama
sangat menarik, Menara yang berarti dalam kehidupan seperti apapun aku akan selalu
menjadi menara dan pelita bagi siapapun.” Suara manis Nara kembali
mengungkapkan sesuatu hal.
“Ternyata
seperti perjalanan hidup seorang Nara.” Tuturku.
“Kalimat
yang tidak akan pernah aku lupakan dari bibir mulutnya, Dalam penyeberangan
lautan yang tidak disertai badai kehidupan hebat, kehidupanmu tidak akan pernah
menghasilkan apapun dan segalanya hanya bersifat lurus-lurus saja bahkan tidak
ada yang menarik bagi duniamu.” Pernyataan Nara kembali.
“Oh...”
“Namun,
disaat penyeberangan lautan diselimuti oleh badai hebat maka saat itulah
duniamu benar-benar hidup. Penyeberangan lautan diselimuti badai hebat akan
menghasilkan emas murni dan termalu mahal. Menghancurkan kesombongan dan
keegoisan dalam langkahmu hingga dapat belajar sesuatu didalam binar-binar
kehidupan.” Untuk sekali lagi ingatan Nara tentang kehidupannya kemarin.
“Aku
salut dengan seorang Nara.”
“Jangan
terlalu melebih-lebihkan.” Ucap Nara.
“Aku
belajar menghargai langkah perjalananku dan memahami bahwa sesuatu yang terjadi
hanya untuk membuatku mengerti arti dari kehidupan. Kakek meninggal dua tahu
kemudian setelah aku tinggal di rumahnya.” Sekali lagi kata-kata yang keluar
dari mulut Nara.
“Pantes
saja.” Ungkap Reynand.
“Kalimat
terakhir yang diucapkannya bercerita tentang sesuatu hal...Mengucap syukurlah
dalam segala hal, apapun yang terjadi dengan duniamu dan jangan pernah marah
ataupun kecewa terhadap segala sesuatunya. Kalau berhasil melewati segalanya,
maka dibalik semuanya itu terdapat sebatang emas murni.“ Perkataan Nara sekali
lagi panjang lebar untuk menjelaskannya beberapa hal.
Reynand
tidak pernah bosan mendengar cerita kehidupan Nara yang begitu luar
biasa...”Itu sebabnya kamu menjadi gadis pendiam dan seperti gadis busi
saja.Pada hal sebenarnya kamu kan bisa bicara.” Guarauanku. Nara tersenyum
manis mendengar perkataan Reynand.
“Terimah
kasih Nara karena mengajarkan karakterku harus berjalan ke suatu titik
tertentu,” Ungkapanku memegang erat tangan Nara.
“Jangan
mengucapkan rasa terimah kasih seperti ini.”
“Tapi
melalui Nara aku banyak belajar.”
“Contohnya
belajar tentang apa?” Candaan Nara untuk pertama kalinya.
“Tentang
memberi di tempat tersembunyi bukan karena ingin mendapat pujian.” Jawabanku
simple Reynand.
“Semua
itu tergantung pribadimu.” Ungkap Nara.
“Tapi
untuk hal seperti ini, aku belajar tentang banyak hal...” ucapku terpotong.
Saat
perjalanan pulang dari pasar, dua orang pria tidak dikenal menjadi pusat
perhatian kami. Mereka berada dalam sebuah hubungan yang sangat tidak wajar
untuk diperhatikan. Kedua pria tersebut saling berpelukan dan berciuman bibir
serta bercumbu-cumbuan didepan teras rumahnya. Hubungan yang sangat menjijikkan
bagi pandangan mata siapapun. Perilaku homosex serta penyimpangan sex sedang
terjadi saat ini. Inilah sebabnya, mengapa Nara menulis beberapa hal tentang
penyimpangan sex pada buku yang diberikannya kepadaku.
Penyimpangan
Sex...
Kehidupan seseorang tidak akan pernah luput
dari dunia sex, namun hal sejenis ini disesuaikan pada posisinya. Tuhan
menciptakan manusia berpasang-pasangan sehingga mereka dapat meneruskan
keturunan pada akhirnya. Kehidupan sex memang sangat penting dalam dunia
manusia. Manusia tidak akan pernah luput dari dunia sex oleh karena beberapa
hal.
Sekali
lagi salah satu tujuan Tuhan untuk menciptakan laki-laki dan perempuan adalah
dimana sangat berkaitan erat dengan dunia sex. Namun pada dasarnya dunia sex
dalam tahap sewajarnya dan tidak terjadi penyimpangan sex. Hanya saja begitu
banyak manusia sering bahkan tidak pernah menyadari penyimpangan sex yang
terjadi dalam kehidupan mereka.
Dunia
sex yang sewajarnya dan normal dimana pada tahap sepasang pria dan wanita
terikat dalam suatu ikatan pernikahan. Sedangkan yang sedang terjadi saat ini
adalah dimana begitu banyaknya manusia dengan penyimpangan sex secara
hebat.Penyimpangan sex yang sering terjadi dalam kehidupan banyak orang, dimana
begitu banyaknya sex bebas, homosex seperti yang terjadi beberapa waktu yang
lalu, lesbian, bahkan dunia sex yang terjadi antara manusia dan binatang.
Penyimpangan-penyimpangan
sex seperti ini benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Bahkan lebih
menjijikkan lagi, dimana begitu banyaknya negara-negara dibelahan dunia
melegalkan pernikahan sejenis. Satu pertanyaan, Apakah hal seperti ini
benar-benar hidup dimata Tuhan?...Jawaban yang pastinya, adalah Tuhan membenci
kehidupan seperti ini. Berbicara
tentang masalah diskriminasi terhadap mereka yang melakukan penyimpangan sex
sebenarnya tidak pernah ada. Hanya saja, Tuhan tidak pernah mengizinkan
terjadinya penyimpangan sex pada seluruh umat manusia. Pernikahan sejenis
sangat dibenci oleh Tuhan dan pastinya, saat ini IA sedang menangis oleh karena
begitu banyaknya negara-negara diluar sana yang melegalkan hal seperti ini.
Beberapa
pertanyaan kembali dari dasar hati...Sebenarnya ikatan sejenis apa dan roh
seperti apa yang saat ini sedang berada dalam dunia pejabat-pejabat diluar
sana? Adakah mereka pernah menyadari tentang arti dari sebuah dosa dalam
penyimpangan sex? Bahagiakah mereka yang telah terikat dalam ikatan pernikahan
sejenis ? Apakah pada dasarnya kepala-kepala pemerintah pada negara-negara yang
berada diluar sana sama sekali tidak pernah memahami dan mengenal tentang dunia
serta jalan Tuhan seperti apa?
Hanya mereka yang dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kehidupan yang terlalu menjijikkan dalam
sekejap mata diresmikan oleh begitu banyaknya negara-negara diluar sana.
Pernikahan sejenis secara luar biasa dan besar-besaran sedang dipromosikan saat
ini.
Kembali
dalam kehidupan pribadi masing-masing tentang perilaku penyimpangan sex seperti
ini apakah akan mendukung atau berlawanan arah dari sebelumnya?. Dunia sex
memang sangat penting oleh karena beberapa hal. Sebagai penerus keturunan,
tidak terjadinya perzinahan, dan pada dasarnya bukan untuk hal-hal yang dapat
merusak kehidupan seseorang.
Sebagian
besar manusia telah melakukan penyimpangan sex secara luar biasa baik dari segi
sex bebas, homosex, lesbian, hubungan sex yang terjadi antara manusia dan
binatang, bahkan terjadi penyimpangan sex antara manusia dan mahluk halus dari
dunia lain.Mereka yang terikat dalam dunia sejenis ini tidak dapat melihat
sebuah sinar yang memancar. Jurang maut akan terus menerus mengikuti dan
membungkus kehidupan mereka. Penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan
perjalanan kehidupan seseorang. Perjalanan sex sejenis ini akan membuat segala
dalam nafas mereka akan selalu mengarah pada sebuah jurang yang siap
menghancurkan kehidupan.
Untuk pertama kalinya dalam kehidupannya
secara jelas ingin berusaha lebih mengerti tentang kehidupan dimana terjadinya
penyimpangan sex dalam dunia banyak orang saat ini. Bercerita tentang dunia sex
yang begitu hebat terjadi dalam dunia manusia saat ini. Penyimpangan sex yang
selalu mengikat serta membungkus kehidupan banyak orang.
Dari
kalangan remaja, dewasa, bahkan lansia. Yang lebih parahnya terjadi dimana
terjadinya ikatan sex seseorang secara mengerikan. Seseorang yang hanya senang
berhubungan sex dengan anak-anak, mahluk
halus diluar sana oleh karena beberapa ikatan pemujaan terhadap setan, sex
sesama jenis, hanya menyukai dunia sex bersama binatang , sex yang terjadi
diluar ikatan pernikahan, melakukan suatu hubungan sex bersama seseorang yang
telah beristri atau bersuami dengan kata lain telah menjadi milik orang lain.
Penyimpangan
sex sejenis ini akan menghancurkan kehidupan siapapun yang terikat dan tidak
ingin keluar dari dunia seperti yang disebutkan. Berbicara penyimpangan sex,
bersifat dan lebih mengarah pada suatu area yang tidak akan mengenal
warna-warna kehidupan dalam sebuah lingkaran.Jangan biarkan duniamu berada
dalam ikatan penyimpangan sex sejenis apapun, karena hal tersebut membuatmu
tidak akan pernah memahami arti dari hidup yang sebenarnya. Jangan biarkan
duniamu berada dalam sebuah jurang, dengan melakukan berbagai jenis
penyimpangan sex secara luar biasa. Penyimpangan yang terjadi akan
menghancurkan perjalanan hidup seseorang. Tidak ada hal yang menarik dalam
dunia penyimpangan sex, mereka yang terikat tidak akan pernah melihat makna
dari sebuah istilah pancaran sinar yang menjadikan seseorang indah dan mengenal
berbagai warna-warna kehidupan.
Tuhan menciptakan manusia secara berpasangan
dengan tujuan tidak terjadinya penyimpangan sex didalamnya. Penyimpangan sex
yang terjadi akan menghancurkan hati dan jiwa dari pada Tuhan. Penyimpangan sex
yang terjadi dalam dunia seseorang, suatu hari kelak akan merusak segala
sesuatu dimanapun kakinya berpijak. Dunia sex pada dasarnya sangat penting
bahkan terlalu berharga bagi kehidupan manusia. Namun jangan pernah menyalah
gunakan dunia sex...
Tidak ada kehidupan dalam dunia seseorang
yang terikat dengan penyimpangan sex dalam nafasnya. Terlihat seseorang yang
terikat dengan penyimpangan sex kehidupan mereka hidup bahkan hidup, namun yang
sebenarnya terjadi dibalik itu semua adalah kehidupan mereka sangat mati.
Jurang besar sedang membungkus kehidupan orang-orang yang terikat dengan
penyimpangan sex dalam langkahnya.
Perilaku
penyimpangan sex yang terjadi dapat menghancurkan apapun dan dimanapun tempat
mereka berpijak. Bukan tentang masalah bahwa seseorang yang terikat dalam
penyimpangan sex benar-benar pada tahap diskriminasi. Yang sebenarnya terjadi
adalah dimana keadaan penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan dan
mereka yang terikat tidak akan pernah memahami ataupun mengenal pancaran sinar kehidupan
yang sebenarnya.
Jangan biarkan duniamu terikat dengan
penyimpangan sex dan akan menghancurkan segalanya. Siapapun dan dimanapun
duniamu saat ini, keluarlah dari penyimpangan sex yang sedang terjadi. Buat
hidupmu berharga dan jadilah yang terhebat dimana duniamu dapat lepas dari
ikatan penyimpangan sex yang terjadi sekarang ini.
Buat
hidupmu bersinar oleh sebuah pancaran kehidupan dimana langkahmu tidak akan
pernah berjalan ke suatu penyimpangan sex sejenis apapun. Jadikan langkahmu
lebih hebat dimana berjalan dengan berbagai jenis warna-warna kehidupan yang
membungkus nafas yang berhembus setiap detiknya. ###
“Nara tulisan tanganmu pada salah satu lembar
buku pemberian kamu sebagai kado ulang tahunku kenapa bercerita tentang
penyimpangan sex?” pertanyaanku di
kantin kampus saat mata kuliah sedang tidak berjalan.Nara tersenyum memandang
kekasih pujaan hati yang sedang makan bersama dengannya di kantin kampus.
“Reynand,
aku Cuma mau mengajarkanmu tentang sesuatu hal dan kamu harus mengerti bahwa
penyimpangan dalam kehidupan banyak orang benar-benar terjadi. Dan kamu sebagai
generasi muda harus mengerti hal seperti ini...Reynand yang kukenal mempunyai
semangat yang tinggi dalam hal apapun dan dapat mendemonstrasikan kehidupan
yang hidup bukan penyimpangan sex terus dibiarkan dan di diamkan.” Penjelasan
Nara.
“Wow...”
hanya kata tersebut yang dapat keluar.
“Oleh karena semangat Reynand, makanya hingga
kini masih bisa hidup pada kalau dipikir-pikir...Makanya Reynand harus mengerti
dunia penyimpangan sex, jadi mengajarkan mereka generasi muda untuk tidak
berada dalam kehidupan seperti itu.” Jawaban Nara menatapku yang sedang
mendengarkan dengan setia perkataannya.
“Ternyata maksud kamu seperti itu...berarti
kita sebagai generasi muda harus benar-benar menyadari dunia sex dan masalah
penyimpangan sex yang sedang terjadi.” Ucapan Reynand.
“Reynand, kenapa aku menulis tulisan seperti
itu dan memberikannya...Karena aku tahu kamu adalah generasi muda dan sekali
lagi harus menyadari tentang berbagai jenis penyimpangan sex yang sedang
terjadi didalam perjalanan kehidupan banyak orang.” Nara secara spontan
membenarkan segala yang diucapkan oleh Reynand.
Kehidupan
sex tidak wajar benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Penyimpangan
sex membuat mereka tidak akan pernah memahami perjalanan dalam penyeberangan
lautan dengan berbagai kehidupan yang begitu hidup oleh sebab keterikatan
tersebut secara mengerikan menghancurkan segalanya.
“Nara....” ucapan Denils secara tiba-tiba
menghalangi langkah kami saat hendak berjalan.
“Kenapa
Nara bisa bercerita berbagai hal bersama Reynand dibandingkan aku. Nara sejak
dulu aku sudah menyukaimu dan selalu ingin berjalan bersama kamu.” Ucapannya
sekali lagi tanpa memikirkan sedikitpun perasaanku. Nara untuk pertama kalinya
berbicara pada Denils untuk sesuatu...
”Denils,
aku minta maaf karena menyakitimu. Biar bagaimanapun banyak wanita yang jauh
lebih baik jadi aku harap kamu mendapatkan yang lebih baik lagi.” Perkataan
Nara sambil memegang tanganku berjalan pulang dan melupakan ruang perpustakaan
sebelumnya.
“Tuhan, Engkau tahu kalau aku sangat
menyayangi dia. Sejak kejadian beberapa tahun silam yang telah merubah
kehidupanku dan pandanganku tentang berbagai hal. Tuhan, apakah memang dia
bukan jodohku...Jika memang bukan jodohku buat kami berjodoh dan jauhkanlah dia
dari pacarnya.” Up date status di dunia medsos hingga menghebohkan semua orang.
Menginginkan seorang gadis dan akan berusaha untuk diraihnya.
“Tuhan, selama janur kuning masih belum
melengkung aku akan terus berjuang. Tuhan, jangan sampai dia berjodoh dengan pacarnya.
Intinya sekalipun Nara bukan jodohku tapi aku mohon kepadaMU jodohkanlah kami
berdua “ Ucapan berukali di dunia
medsos.
Karena
tidak bisa menerima hubungan gadis yang Ia cintai bersama orag lain, maka
Denils melakukan berbagai cara untuk merebut Nara dari Reynand. Hingga suatu
ketika Denils membuat sebuah pernyataan didunia maya melalui FB, BBM, dan juga
Twiter dengan sebuah kata-kata yang berbeda. Beberapa kalimat yang benar-benar
menjadi pusat perhatian seluruh kampus dan para penggemarnya dimanapun berada.
“Tuhan
kalau Nara jodohku maka dekatkanlah kami...Tapi kalau Nara bukan jodohku maka
jauhkanlah semua laki-laki dari kehidupannya. Buat siapapun tidak bisa
memilikinya. Dan kalau dia sudah tidak memiliki jodoh, maka kami sama-sam tidak
memiliki jodoh. Pertemukanlah kami dan dekatkanlah kami serta buat kami
berjodoh.Akhirnya Nara menjadi jodohku...Amin.” Tulisannya melalui dunia maya.
Seluruh penggemarnya dimanapun berada menjadi heboh...oleh karena jenis status
yang terpajang dalam akun instagram, twiter, BBM, dan juga FB.
Memancing emosional seorang Reynand, namun Ia
berusaha untuk tidak memperdulikannya. Disisi lain Nara yang membaca status
tersebut tertawa lebar dan untuk pertama kalinya dalam dunianya dia tertawa
secara luar biasa.
Selama
ini Nara disebut sebagai gadis pendiam, namun oleh pernyataan Denils
benar-benar mengalihkan pandangannya. Pada pandangan Nara, hal sejenis ini
sesuatu yang mengocok perut untuk tertawa sejadi-jadinya. Namun, hal tersebut membuatku menjadi sangat
cemburu dan agak susah bagi Nara untuk mengajaknya berkomunikasi.
Emosional semakin terpancing oleh berbagai
pernyataan Denils melalui dunia maya. Dan berbagai pemberitaan media,
dikarenakan dunia Denils tidak akan pernah luput dari pemberitaan. Denils salah
satu aktor terlaris dan memiliki penggemar luar biasa banyaknya sehingga segala
sesuatunya menjadi pusat perhatian.
“Tuhan,
aku juga sayang dan terlalu sayang ma Nara...Memangnya aku salah kalau ingin tetap
mendapatkan dia sekalipun Nara bukan jodohku. Tuhan, kalau Nara bukan jodohku
maka aku mohon dengan sangat buat kami berjodoh dan jodohkanlah kami berdua.
Amin...” Pernyataan Denils kembali berkicau melalui dunia maya.
“Pernyataan seperti apa ini yang
dikirim...Denils sudah melewati batas sama Reynand.“ Teriakan Reynand membaca
seluruh pernyataan tersebut. Teriakanku sangat mengagetkan mami yang berada di
ruangan keluarga bersama Nara. Mereka berlari masuk ke kamar...
“Reynand,
kamu kenapa?“ Pertanyaan mami, Duduk terdiam dan menunjuk segala status yang
telah dibuat oleh Denils melalui dunia maya. Emosionalku benar-benar terpancing
melihat seluruh pernyataan Denils. Maminya hanya tertawa melihat tingkah laku
anaknya yang sedang marah oleh sebab status yang ter up-date melalui akun
pribadi Denils.
“Reynand, bagaimanapun seseorang memancing
kamu harus bijak dalam berkata-kata dan tahu menempatkan situasi seperti ini.
Jangan hanya karena pernyataan sejenis ini sehingga sesuatu hal terjadi dalam
langkahmu secara tidak wajar. Anak mami sepertinya sangat cemburu sekali
yach.” Kalimat yang terlontar dari mulut
mami.
Perasaan
Nara antara marah dan merasa lucu atas pernyataan-pernyataan tersebut. Disatu
sisi, Nara juga merasa kasihan terhadap Denils dan tidak tahu harus berbuat
serta mengungkapkan sesuatu hal yang harus mengarah kemana atau bahkan seperti
apapun.
“Reynand, kamu harus mengerti beberapa hal
dan jangan biarkan keadaan dalam area yang akan menghancurkan sesuatu.”
Pernyataan Nara mengarahkan pemuda yang begitu berharga dalam hidupnya.
“Maksud kamu?” Tanya Reynand dengan kening
berkerut.
“Terlebih karena kamu seorang pria, jadi
harus bijak dalam mengungkapkan berbagai hal dan tahu pada tempatnya melakukan
sesuatu sekalipun seseorang berusaha untuk memancing ataupun emosionalmu sedang
berada di titik yang tidak bahkan sangat tidak stabil. Hal seperti ini biasa
terjadi, namun tetap posisikan duniamu dan kepribadianmu pada area sewajarnya”
Ucapan Nara terhadapku.
Mendengar perkataan Nara, membuatnya lebih
dapat mengerti sesuatu dari pengendalian untuk titik-titik tertentu dalam suatu
area. “Reynand, ucapan Nara sangat betul dan kamu harus memahami keadaannya
seperti apa?Bukan berarti Reynand anak mami terus harus membela kamu dan
berusaha memarahi Nara untuk hal-hal seperti ini.” Suara Mami mengaggap
pernyataan Nara sangat bijak.
“Tapi
mi...” Rasa kesal Reynand.
“Sebagai
mami juga harus bisa membedakan tempat serta sudut sesuai dengan konsep dan
porsinya. Jadi, dengan kata lain kamu harus bisa memahami hal seperti ini...”
Kembali mami menjelaskan.
“Coba
mami bayangkan saat Denils memasang status tidak jelas...” penekanan dengan
rasa cemburu.
“Terlebih
anak mami bukan seorang wanita melainkan seorang pria. Jadi harus bisa
menyadari sesuatu dan mengungkapkan berbagai hal sesuai posisi serta aturan
tetap dimana tidak melewati batas sehingga jangan kamu berdosa ataupun akan
memperburuk segala sesuatu yang berada dalam langkahmu bahkan segala yang ada
pada areamu sendiri termasuk mami, papi, bahkan Nara dan siapapun.” Kalimat
demi kalimat yang terucap untuk mengarahkan Kehidupan Reynand.
“Secara
manusia, pastilah Reynand sangat cemburu terlebih Nara itu gadis yang paling
sulit untuk di dapat.” Kesalku.
Berusaha mengendalikan emosional, menyadari
dan tersadar oleh kalimat-kalimat yang diucapkan oleh mami dan gadis berharga
bagi perjalanan kehidupan. Berusaha tidak berkata-kata dalam keadaan serta
mengeluarkan ucapan sejenis kutuk ataupun ucapan merusak kehidupan siapapun.
Inilah kehidupan seperti apapun sesuatu didepan mata harus tetap dapat
menyeimbangkan sebuah kondisi dalam suatu area didalam kepribadian hidup dari
diri sendiri.
“Tuhan,
aku terlalu menyayangi Nara sampai kapanpun juga dan tidak ingin gadis yang
kucintai keluar dari kehidupanku saat ini.” Jeritan hati memegang lukisan wajah
Nara.
“Sampai
kapanpun juga sejak dulu hingga sekarang akan selalu menyayangi dan mencintai
Nara. Hatiku begitu sakit saat melihat Denils berjuang keras untuk merebut Nara
dari kehidupanku Tuhan. Aku tidak ingin kehilangan dirinya apa pun yang
terjadi.” Suara hatiku kembali menggema dalam ruangan sunyi.
BAGIAN
DELAPAN...
Memegang
tangan Nara berjalan ke hadapan Denils dan bercerita tentang sesuatu hal...”Aku
minta maaf karena gadis yang kucintai tidak akan pernah bisa untuk kuberikan
ataupun kuserahkan kepadamu. Kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan
bagaimanapun serta situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu
seperti apa.” Ucapanku didepan Denils dengan begitu banyaknya mahasiswa/i
disekitarnya.
Dan
bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapanku terhadap Denils. “Kamu
tahu, aku juga ingin memiliki Nara dan akan terus berjuang seperti apapun
situasinya. Kalau duniamu berkata mengenal perasaanku seperti apa, jadi kenapa
tidak kamu memberikan Nara untuk kehidupanku.” Perkataan Denils membalasku dan
tidak akan pernah menerima kenyataan disituasi sejenis apa pun dari tiap
hembusan nafas yang berhembus tiap detiknya.
“Kalau diperhatikan dari duniamu, bisa
dipastikan kau memiliki segalanya jadi siapapun bisa diraih oleh genggaman
tanganmu. Wajah tampan, keren, terkenal dan salah satu deretan aktor serta
model terlaris, uang banyak, dan banyak lagi hingga siapapun melihat akan
bercerita bahwa Denils merupakan pria paling sempurna didunia ini yang pernah
ditemukan.” Tutur bahasaku kembali.
“Terus...” Kekesalan Denil tidak mau
mengalah.
“Dengan
kata lain, gadis manapun bisa kau raih...jadi, carilah seseorang lebih...dan
jangan mengambil Nara dalam cerita perjalanan dari duniaku.” Jawabanku terhadap
Denils dengan terus memegang erat tangan Nara dan tidak akan melepaskannya.
Denils berdiri dari kursinya tempat Ia duduk
dan berusaha memegang tangan Nara bagian sebelahnya...”Reynand, aku juga suka
dan terlalu sayang sama dia. Sekalipun semua wanita diluar sana begitu banyak,
tapi hanya gadis seperti ini saja yang diinginkan oleh perjalananku sampai
kapanpun juga.” Intonasi amarah Denils.
“Kamu
tahukan, kalau aku dan Nara telah mengikat sebuah hubungan.” Ucapku tidak ingin
menyerahkan Nara.
“Dunia
kita sama, kalau dipikir kehidupanmu juga memiliki hal sama dalam duniaku yang
membedakan aku seorang aktor dan duniamu tidak sedang berjalan didalam
lingkaran tersebut. Jadi, aku tidak akan menyerah begitu saja...” Perkataan
Denils menatap sakartis berusaha menarik Nara dari genggaman tanganku. Nara dalam situasi yang tidak
menguntungkan dan tidak tahu harus berbuat apa. Berusaha melepaskan tangannya
dari tangan mereka berdua dan segera berlari keluar...
Keadaan
yang membosankan untuk dilihat pada pandangan matanya, membuat dunianya tidak
ingin menginjakkan kakinya di kampus untuk beberapa saat.Untuk beberapa saat,
dia tidak akan memperlihatkan dirinya didepan siapapun terlebih Reynand dan
Denils. Tidak pernah menyangka oleh sesuatu hal yang terjadi dan entah harus berkata
seperti apa dalam arah perjalanannya disuatu area tertentu.Selama beberapa
minggu batang hidung Nara tidak pernah terlihat di kampus, bahkan untuk
menghubungi Reynanpun tidak pernah dilakukannya. Dia melakukan sebuah
perjalanan sendiri di sebuah pedesaan tanpa seorangpun yang tahu segala yang
dilakukannya.
FLASH BACK...
Memori
tentang terakhir kali pertemuanku dengan Denils, bagaimana Nara menghilang
bahkan hingga detik ini sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Paling
mengejutkan lagi, Nara mengirimkan sebuah surat agar aku melupakan dirinya. Menarik
nafas dalam-dalam berpikir sejenak, kenapa dia berusaha menghindar bahkan
membuat kata putus tanpa sebab akibat jelas.
“Tuhan,
dimana aku bisa mencari keberadaan Nara saat ini?” detak jantungku berdetak
begitu kuat setiap menyebut nama Nara. Mencari tempat persembunyiannya, hingga
meminta jawaban atas setiap pertanyaan tentang berbagai pertanyaanku.
Memutuskan
mencari keberadaan Nara, itulah yang sedang terjadi sekarang tanpa mengenal
kata menyerah sedikitpun. Terkadang rasa sakit pada sekitar jantung begitu
kuat, jauh lebih parah dibandingkan sebelum terjadinya pemasangan alat operasi
terakhir kemarin. Begitu menyesakkan, hingga saat tertentu saya tidak dapat
menahan rasa sakit tersebut. Hari demi hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun
hingga setahun telah berlalu mencari keberadaan Nara. Denils pun tidak pernah
memperlihatkan batang hidungnya, tidak ada kabar tentangnya kenapa dia
menghilang sama seperti Nara.
“Mungkinkah,
Nara lebih memilih Denills, akibat ulahku saat itu?” pertanyaanku berada di
sudut jalan.
Mataku
memandang ke atas, entah apa yang sedang ada dalam benakku sekarang. Menganggap
Nara tetap berada di sekitarku bahkan tidak pernah pergi menjauh sampai
kapanpun juga. Mungkinkah mami menyembunyikan sesuatu yang tidak kuketahui
setelah operasi kemarin. Apa yang sebenarnya sedang terjadi, Tuhan? Kenapa
jantungku jauh lebih sakit setiap waktu, disaat air mataku terjatuh. Detak
jantungku terus saja bermain seakan saya tidak pernah sembuh dari penyakitku
selama ini.
Rumah
Nara tetap sama seperti kemarin, jauh sebelum dia menghilang. Apakah telah
terjadi keadaan paling memberatkan dirinya sekarang ini. Meneguk segelas air
mineral sekitar persimpangan jalan tidak jauh dari supermarket kecil,
tiba-tiba...
“Nara...”
teriakanku mengejar dirinya sedang berjalan. Saya harus kehilangan jejaknya
oleh karena sebuah truk besar melintas di depanku. Nara masih berada sekitar
kota ini dan tidak pernah pergi jauh. Pasti ada sesuatu, hingga membuat dia memutuskan
hubungan sepihak.
“Nara
masih di sekitar kota ini,” detak jantungku selalu saja berdetak kencang setiap
menyebut nama Nara. Tuhan, ada apa sebenarnya hingga Nara tidak pernah mau
berada di hadapanku.
“Reynand,
apa yang sedang lagi dipikirkan oleh anak mami?” pertanyaan mami
menegejutkanku.
“Mi,
tadi siang saya melihat Nara di jalan.” Wajah mami terlihat seolah sangat
terkejut, berusaha bersikap setenang mungkin...
“Sepertinya
ada sesuatu yang mami sembunyikan,” mencurigai sesuatu hal, apa yang sebenarnya
disembunyikan oleh mami.
“Reynand,
itu hanya perasaanmu saja, kalau mami menyembunyikan sesuatu.” Mami berbicara
setenang mungkin. Tatapan mata mami mengungkapkan sesuatu rahasia tersembunyi.
“Untuk
sekarang, mami dapat menyembunyikan sesuatu, namun, kelak pasti saya bisa
menemukan apa yang sebenarnya disembunyikan olehnya.” Kata-kataku dalam hati.
Mencari keberadaan Nara dan bertanya kepada setiap orang sekitar super market
kemarin.
“Permisi
pak, apakah bapak mengenal ciri-ciri seorang gadis kulit sawo matang, rambut
ombak sebahu, mata bulat besar, sedikit tinggi?” pertanyaan berulang kali
kepada mereka di sekitar area tempat tersebut.
“Maaf
saya tidak mengenal ciri-ciri gadis yang kau maksud,” jawaban mereka semua.
Dimana
lagi saya akan mencari keberadaan Nara sekarang. Rasa lelah, lemas, hampir
berputus asa terus saja membayangi diri selama berhari-hari mencari
keberadaannya. Menurut cerita dari beberapa orang, Nara tidak lagi tinggal di
rumahnya bahkan tidak ada yang tahu kemana dia pergi. Mata saya tidak mungkin
salah melihat orang di supermarket, sangat jelas kalau gadis itu adalah Nara.
Mungkinkah Nara benar-benar marah akibat ulahku berusaha menarik tangannya dari
Denils.
“Nara,
berhenti kuliah begitu saja dari kampus tanpa pemberitahuan sedikitpun,” keluh
kesahku menarik nafas dalam-dalam.
“Memang
sih, dasarnya Nara pendiam bahkan terlalu sulit menebak apa pun keinginan
hatinya.” Gerutuku.
Melakukan
berbagai hal bersama dengannya membuat duniaku berbeda. Namun, seandainya,
tanpa dia berada di sampingku apakah aku bisa berjalan? Kehidupanku seakan
tenggelam begitu saja, setelah Nara menghilang tanpa kabar sedikitpun.
Memutuskan hubungan sepihak, bahkan Denilspun beritanya sama sekali tidak
pernah terdengar.
“Reynand,
sampai kapan anak mami akan seperti ini terus?” tegur mami,
“Sampai
Nara berada di hadapanku untuk menjelaskan semua pertanyaanku,”
“Nara
pasti membenci kehidupan Reynand yang sekarang, bersikap seolah dunia sudah
tenggelam bahkan tidak memiliki kehidupan sedikitpun.” Tegur mami, air matanya
menetes begitu saja bahkan tangisnya pecah seketika. Seperti ada sesuatu hal
disembunyikan oleh mami.
“Apa
yang mami sembunyikan?” berjalan kearah mami, menatap dalam-dalam...
“Mami
tidak menyembunyikan apa pun, hanya saja...” kalimat mami terhenti.
“Hanya
saja, kenapa mami?” teriakku mencari sesuatu yang mengganjil.
“Reynand,
harus merubah semua karakter buruk dalam diri dulu, barulah Nara akan mengerti
tentang perjalananmu,” tegur mami.
“Selama
ini Reynand tidak memiliki karakter aneh-aneh, mi.” Tidak bisa menerima ucapan
mami.
“Reynand,
semenjak keluar dari rumah sakitapa yang terjadi? Tidak mau kuliah, bahkan
nilai-nilai Reynand kacau, seakan ingin mati seketika, lebih parah lagi
mencurigai banyak hal.” Suara lantang mami terdengar jelas di telingaku. Ucapan
mami betul, selama ini duniaku kacau balau, tapi, apa yang harus kulakukan.
Merenungkan
teguran mami, dengan keadaanku yang sedang terjadi sekarang. Menatap lukisan
Nara membuat hatiku begitu terluka. Untuk beberapa saat berpikir, kalau saya tidak
akan melihat bagaimana matahari terbit ataupun tenggelam. Namun, pada
kenyataannya, saya masih dapat melihat bagaimana matahari terbit. Hanya saja,
ketika melihat terbit dan terbenamnya matahari, tanpa Nara di dalamnya.
5 Tahun Kemudian...
Hidup
kujalani sekarang jauh berbeda dengan sebelumnya. Tetap menantikan kedatangan
Nara di rumahnya, sekalipun sama sekali tidak mendengar kabar sediktpun
darinya. Memutuskan tinggal meninggalkan rumah, dan menjalani aktifitasku di
rumah Nara. Suatu hari kelak, Nara pasti kembali itulah keyakinan hatiku.
Memperbaiki nilai-nilaiku bahkan berusaha menyelesaikan kuliah dengan baik.
Melakukan berbagai aktifitas, sama seperti saat Nara masih berada bersamaku.
Menyelipkan beberapa anak kalimat setiap sudut ruangan rumah sakit, demi
memberi kekuatan buat mereka.
“Jalani
hidupmu, tunjukkan pada dunia kalau kau kuat sekalipun semua berkata ada begitu
banyak kelemahan serta penyakit membungkusmu.” Isi tulisanku pada secarik
kertas untuk seorang gadis remaja di sebuah ruangan dari rumah sakit tempatku
menjadi petugas kebersihan.
Selang
beberapa waktu, memutuskan tidak lagi menjadi petugas kebersihan rumah sakit.
Sekalipun tidak lagi bekerja di rumah sakit, namun, rutinitasku tetap kulakukan
seperti biasa. Memberi kehidupan bagi mereka di tempat tersembunyi sama seperti
yang dia lakukan sebelumnya. Melakukan berbagai hal secara tersembunyi, cukup
Tuhan dan saya tahu akan apapun kegiatanku selama ini. Memberi tidak berarti
harus diperlihatkan kepada banyak orang, itulah pengajaran Nara bagi duniaku.
Saat memberi, jangan pernah dunimu memerkan atas segala kebaikan yang telah
dilakukan, sama saja pemberian tersebut bersifat suatu kesombongan atau bahkan
ingin mendapat sebuah pujian dari berbagai pihak.
Menjalani
hari-hari tanpa gadis impianku, namun, dengan setia saya akan tetap menunggunya
berada di hadapanku.Tidak tahu kenapa, setiap menyebut nama Nara, jantungku
berdetak begitu cepat. Di saat air mataku mengalir, rasa sakit luar biasa jauh
lebih parah sebelum doker menyatakan saya terbebas dari penyakit kelainan
jantung. Berusaha menahan rasa sakit luar biasa, tanpa pernah memperlihatkan
kepada mami.
Mengirimkan
uang, perlengkapan sekolah, kebutuhan beberapa panti jompo dan panti asuhan,
itulah yang sedang kujalani sekarang selama 5 tahun belakangan. Tanpa pernah
seorangpun menyadari, apa yang telah kulakukan termasuk juga mami. Melakukan
rutinitas menggunakan sepeda tua milik kakek Nara yang telah kuperbaiki.
Setidaknya, dapat menghibur hari-hariku selama bertahun-tahun.
Setelah
menyelesaikan kuliah, mami ingin saya mengelola perusahaannya menggunakan hasil
pikiranku sendiri. Menyetujui persyaratan tersebut, dengan beberapa
persyaratan. Saya akan tetap tinggal di rumah Nara, menjalani rutinitas memakai
sebuah sepeda tua. Satu hal lebih penting adalah seluruh karyawan tidak boleh
menyadari kalau saya adalah anaknya.
“Saya
akan mengelola perusahaan mami secara tertutup, tanpa memperkenalkan diri
terhadap semua karyawan,” ucapanku menghap mami.
“Sampai
kapan anak mami, akan menjalani kehidupan seperti ini?”
“Selamanya,
kalau Nara datang pasti dia menyadari kenapa saya melakukan ini,”
“Reynand,”
air mata mami kembali mengalir.
“Tuhan,
kembalikan Nara dalam kehidupanku,” seru doaku setiap saat tanpa
henti-hentinya.
Mengelola
perusahaan secara rahasia, tanpa pernah seorangpun karyawan menyadari
identitasku sebenarnya. Mereka hanya tahu, kalau saya adalah salah satu
cleaning servis dari perusahaan besar tersebut.Tidak pernah membeli makanan
dari luar, bahkan terlihat sama sekali belum pernah mencicipi masakan enak
dengan harga fantastis. Memasak sendiri serta membawanya ke tempat kerja
sebagai bekal, itulah perjalananku sekarang.
“Renar,
bawakan saya secangkir kopi,” perintah ibu Ratih. Membuatkan secangkir kopi,
mengantarkan ke sebuah ruangan besar.
“Terimah
kasih kopinya,” sapa ibu Ratih.
“Sama-sama,”
“Tunggu,
kenapa namamu seperti aneh kedengaran gitu yah,” pertanyaan terbodoh darinya.
“Kenapa
ibu bertanya seperti itu?”
“Pergilah...”
perintah ibu Ratih mengalihkan perhatian.
Renar
berarti Reynand-Nara, sampai kapanpun akan selalu ada di hatiku. Salah seorang
kepercayaanku menyadari identitasku yang sebenarnya. Merahasiakan semuanya dari
para karyawan.
“Noel,
beberapa data menunjukkan perjalanan kerja sama dengan beberapa perusahaan
luar.” Ujarku memeriksa dokumen-dokumen penting yang di bawahnya ke rumah.
“Benar
pak, apakah ada permasalahan?” pertanyaannya.
“Keadaan
beberapa tempat terlihat ganjil, entahlah.” Membolak-balikkan dokumen.
“Ganjil
seperti apa maksudnya, pak?” menggaruk-garuk kepalanya sendiri.
“Jangan
asal sekedar melakukan kerja sama dengan pihak tertentu, otakku itu sering
mencurigai sesuatu tidak beres sih.” Mataku sedikit berkedip.
“Bentuk
keberhasilan sebuah perusahaan adalah membuat kerja sama menggunakan trik atau
sistem tertentu, memainkan peran bersama perusahaan-perusahaan berpengaruh
terlebih dari pihak luar.” Kata-kata Noel mencoba mengutarakan paradigmanya
sendiri.
“Semua
ucapanmu betul dan tidak salah, hanya saja, ketika perusahaan berjalan lakukan
analisa terlebih dahulu kemudian memutuskan. Jangan karena potensi keuntungan
besar membuat kerusakan di kiri kanan,” kata-kataku menatapnya.
“Seakan...”
Noel mencoba menerka sesuatu...
“Coba
perhatikan beberapa perusahaan besar di negara-negara kuat, pasti goyah karena
sebuah kondisi, hingga akhir cerita tidak memperlihatkan kekuatan tertentu.”
“Membutuhkan
waktu memahami pernyataanku sekarang, seiring berjalannya waktu, kau akan
mengerti,” lanjutku kembali.
“Rencana
bapak selanjutnya ke depan,” ucapannya terpotong...
“Bukan
permasalahan rencana selanjutnya ke depan, namun, tentang pemahaman perjalanan
perusahaan ini, bagaimana memainkan ide-ide, alur sistem saham berlari kemana,
kerja sama secara rinci akan dimainkan di area mana?” jawabanku menjelaskan
kembali...
“Ekonomi
dunia ke depan tidak dapat diprediksi membaik atau lebih mengerikan. Jadi,
perusahaan-perusahaan harus mempersiapkan beberapa alur perjalanan bisnis.
Letak permasalahannya, ada begitu banyak perusahaan dapat goyah oleh karena
sebuah kondisi.” Kalimatku sekali lagi mencoba menjelaskan.
“Hubungan
pernyataan bapak sebelumnya dengan alur perjalanan bisnis berjalan dimana? Saya
sama sekali tidak memahami sejak awal bapak mengerluarkan pernyataan hingga
detik ini.” Noel berusaha menganalisa.
“Seperti
ucapan saya sebelumnya, membutuhkan waktu buat duniamu memahami pernyataan
ini,” sambil memberikan beberapa gambaran..
“Coba
perhatikan, dunia perbankan tidak menentu dengan kondisi-kondisi mata, gejolak
ekonomi, dan beberapa hal lain.” Tanganku berhenti sejenak memeriksa data di
depanku.
“Kondisi
perbankan seperti itu sudah sering terjadi, tapi saya yakin pasti stabil,”
ujarnya.
“Kondisi
perekonomian terlebih perbankan tidak akan stabil, siapa yang mengatakan
stabil? Kenapa bisa saya katakan seperti itu?” wajahku berbalik ke arahnya,
intonasi penekanan kalimatku berada pada satu titik...
“Coba
bapak terangkan alasan dari pernyataan tentang ketidak stabilan?”
“Percaya
tidak percaya, itu hakmu, suatu hari kelak akan ada sebuah masa paling sulit
terjadi di dunia ini. Tanda-tandanya, dimulai dari sekelompok oknum
mempermainkan permainan saham, mata uang, memasuki dunia perbankan dengan
sebuah sistem tanpa semua orang menyadari hal tersebut.” Jawabanku
“Maksud
bapak?”
“Bahkan
dunia pemerintahanpun sedang dalam permainanannya. Faktor terbesar keadaan
ekonomi goncang dikarenakan sistem yang sedang dijalankan oleh oknum tersebut.
Bahkan pasar market dibuat tidak berdaya dalam sekejap. Memperluas kekuasaan
mereka dengan memperbanyak anggota.” Kalimatku.
“Bagaimana
saya bisa mengetahui, kalau orang di depanku adalah salah satu anggota mereka?”
Noel mulai menyadari sesuatu...
“Tanda
mereka cukup sederhana, hanya dengan memakai chips pada tubuh dibagian dahi,
tangan, atau anggota tubuh lainnya. Sudah banyak anggotanya menyebar di belahan
dunia. Bahkan para artis luar negeri, pengusaha, beberapa pemimpin dunia telah
memakai chips tersebut.” Kata-kataku.
“Kenapa
bapak mempercayai adanya kelompok seperti ini?”
“Itulah
yang telah kukatakan sebelumnya, percaya tidak percaya itulah kejadian
sebenarnya. Awal mula mereka menyarankan memakai chips untuk kesehatan seolah
terlihat demi kebaikan, atau permasalahan dalam hal pencurian kartu kredit/atm.
Pada hal, itu hanyalah tipu muslihat semata, untuk mengikat dunia manusia.
Segala tindak tanduk beberapa orang dalam penyelidikan mereka. Terlebih
perusahaan-perusahaan besar, para pemimpin dunia, beberapa orang penting bahkan
berpengaruh sedang dimata-matahi oleh oknum tersebut.” Penjelasanku.
“Disaat
ekonomi lemah, kesempatan mereka memperluas anggota dengan memberikan sejumlah
fasilitas bahkan kekayaan luar biasa, tapi dengan syarat harus memakai chips
tersebut pada organ tubuh. Namun, jika telah memakai chips tersebut, kalian
akan dipermainkan bahkan disiksa oleh mereka. Lebih parah lagi, akan muncul
penyakit kulit menjijikkan dan belum pernah ada di dunia pada tubuh. Belum
memperlihatkan efek untuk beberapa waktu, tapi, dalam jangka waktu tertentu
penyakit kulit ini akan terlihat.” Kata-kataku, tidak bermaksud menakut-nakuti
tetapi ingin fakta yang sedang terjadi.
“Saya
mengingat sesuatu pak, menurut informasi yang kudengar sepintas, kalau seluruh
karyawan perbankan harus memakai sebuah chips pada bagian tubuh mereka,”
“Itu
benar, kenapa? Karena fokus utama mereka adalah mempermainkan kondisi keuangan
baik dari perbankan dan market. Untuk memperkuat kekuasaan, maka mereka dengan
kesengajaan mengharuskan para pegawai bank memakai chips, kemudian akan
menyebar ke seluruh tempat-tempat lain. Ini kenyataan, percaya tidak percaya
itulah cerita sebenarnya.” Ujarku.
“Itulah
sebabnya, mengapa perusahaan harus berhati-hati dalam menjalankan saham,
investasi, atau melakukan peminjaman modal usaha. Karena mereka bermain kuat di
jalur-jalur penting tersebut. Oknum ini sangat kejam bahkan jauh melebihi
binatang. Untuk beberapa saat, terlihat benar-benar seperti malaikat bahkan
mengalahkan hati Tuhan sang pencipta. Namun, berhati binatang bahkan melebihi
dari itu berakar kuat dalam area mereka.” Tambahanku lagi.
“Berarti
perusahaan kita harus berhati-hati untuk melakukan kerja sama, memainkan saham,
menerima atau melakukan investasi, terlebih peminjaman uang dari luar.” Dia
berusaha menganalisa ucapanku.
“Tepat
katamu, permasalahan peminjaman dari luar ini dapat berakibat fatal bagi dunia
pengusaha lokal. Untuk beberapa saat, bank tempat peminjaman belum berada
dibawah kendali oknum tersebut Tapi seiring berjalannya waktu bank itu
dikendalikan oleh mereka hingga membuat suatu trik untuk menghancurkan banyak
perusahaan. Oknum tersebut bermaksud untuk menjadi penguasa dunia, jadi memakai
sistem halus untuk berjalan.” Penjelasanku.
“Bukankah,
permasalahannya adalah konflik berkepanjangan di luar atau kasus beberapa dari
orang-orang penting ingin memperluas wilayah.” Ujarnya.
“Permasalahan
tersebut juga masuk dalam barisan hingga diharuskan para pengusaha/ perusahaan
harus berhati-hati meminjam dana dari luar atau membuat kerja sama. Namun,
paling berperan adalah sekelompok oknum yang telah saya jelaskan tadi.”
Ucapanku lagi menatap dirinya.
“Saya
harus melakukan sesuatu hal,” tubuhku segera beranjak dari kursi kemudian
berjalan keluar meninggalkan Noel sendirian. Tidak pernah terbayangkan sama
sekali tentang perjalananku sekarang akan mengalir kemana? Mengayuh sepeda
melakukan seperti biasa rutinitasku kesehariannya. Tuhan, suatu hari kelak Nara
pasti akan memperlihatkan dirinya kembali di hadapanku. Rasa sakit luar biasa
pada organ jantungku tetap kurasakan, bahkan jauh lebih sakit sebelum operasi
tersebut. Suatu keadaan, dimana saya sendiri tidak memahami kondisi tersebut.
Berada di pinggir danau sambil membaca setiap tulisan Nara pada sore hari
menciptakan kekuatan tersendiri.
Pondasi
Kuat...
Memiliki
pondasi kuat sangat mempengaruhi segala arah dalam langkah kehidupan terhadap
semua orang yang ada disekitar kehidupan.
Pondasi yang terlalu lemah akan menghancurkan segala sesuatu dalam tiap
nafas hidup seseorang. Dunia mengajarkan banyak hal dan semuanya tergantung
pada kepribadian seseorang, apakah menginginkan pembentukan atau sebaliknya
mengarahkannya dalam sebuah jurang terdalam hingga menjadikan hidupnya tidak
dapat melihat sebuah sinar.
Memiliki pengharapan dalam nafas hidup akan
menjadikan pondasi seseorang menjadi kuat dan sebaliknya disaat pengharapan itu
menghilang akan menghancurkan segalanya. Sesuatu yang tidak akan pernah terduga
dapat terjadi dalam nafas hidup seseorang, akan tetapi dibalik semuanya
mengajarkan sebuah pembentukan hingga pondasi hidup menjadi kuat dan
bervariasi. Dari semua yang terjadi, Tuhan hanya ingin mengajarkan sesuatu hal
terhadap dunianya hingga membuat pondasi seorang didalam penyeberangan lautan
ditengah badai hebat sangat kuat dan tidak terlihat lemah dimata siapapun. #by.Nara#
BAGIAN
SEMBILAN...
Pergumulan
kehidupanku sekarang adalah mencari keberadaan Nara. Membayangkan, seandainya dia
ada di sampingku, tentunya kami akan melakukan berbagai hal menyenangkan
sekarang. Menciptakan kebahagiaan di tempat tersembunyi dan tertawa bersama.
Gadis pendiam bahkan jauh melebihi gadis bisu, namun, dapat menciptakan senyum
pada wajah mereka yang lemah.
“Permisi
pak,” Sapa noel membangunkanku dari lamunan. Seperti biasa membawa beberapa
berkas serta membicarakan beberapa pembahasan tertentu mengenai perkembangan
perusahaan. Menyuruhnya menemuiku di sebuah rumah kecil, tidak lain adalah
rumah Nara yang telah lama ditinggalkannya berganti penghuni. Selama 5 tahun
ini, sayalah penghuni dari rumah tersebut.
“Masuklah,”
perintahku.
“Kenapa
bapak lebih memilih tinggal di gubuk seperti ini, dibandingkan bersama ibu di
rumah luas dan besar?” pertanyaan Noel tiba-tiba,
“Tempat
ini menyimpan memori buatku,” jawabanku.
“Oh
begitu...” ujarnya.
“Btw,
saya menyuruhmu kemari bukan untuk bertanya tentang permasalahan pribadiku,
melainkan tentang perusahaan.” Cetusku.
“Pengelolahan
minyak bumi dan batu bara membutuhkan proses dengan keahlian-keahlian
tertentu,” Noel memulai pembicaraan.
“Lantas,
letak permasalahannya?” pertanyaanku berbalik ke hadapannya.
“Maksud
saya adalah tetap lakukan kebiasaan kemarin, menjual bahan mentah ke luar
negeri tanpa harus melakukan pengolahan apa pun dikarenakan perrmasalahan
biaya, keahlian khusus bahkan alat-alat pengolahan menjadi kendala.” Ucapannya.
Bergerak dalam bidang pertambangan minyak bumi dan batu bara membutuhkan skil
tertentu dan tidak asal bekerja.
“Inilah
kesalahan dari negara ini, kenapa? Karena malas bergerak dan berpikir sama
seperti dirimu yang sekarang.” Gertakanku.
“Ta..ta..ta..pi
pak” pembelaannya.
“Perusahaan
kita bergerak di bidang minyak bumi dan batu bara, sekalipun berkantor di ibu
kota, tidak berarti membuat kekeliruan atau apalah...” pernyataan tegas keluar
dari mulutku.
“Selalu
saja pemberitaan tentang harga minyak dunia melambung, bahkan membuat semuanya
tidak dapat berjalan. Kenapa? Karena kemalasan untuk berpikir/ mencari akal,
dan bergerak.” Ujarku.
“Perusahaan
ini hanya bercerita tentang pertambangan, kemudian menjual dalam bentuk mentah
bukan pengolahan, pak” perkataannya menjelaskan...
“Tapi
yang sekarang saya inginkan adalah selain pertambangan juga bercerita tentang
pengolahan, selanjutnya perjalanan penjualan ke seluruh negara disertai
kegiatan eksport. Tidak bercerita menjual dalam bentuk mentah, kemudian
memainkan kegiatan import untuk bentuk siap pakai. Hal paling tertolol yang
selalu saja diperankan, pada akhirnya semua orang bawah menjadi korban.”
Kalimat demi kalimat keluar demi menjelaskan beberapa hal terhadapnya.
“Apa
yang harus dilakukan sekarang, pak?”
“Menyerang
pemerintah untuk melakukan pertambangan serta pengolahan dari seluruh sumber
kekayaan alam terlebih pada minyak bumi, batu bara dan jenis-jenis tambang
lainnya. Menyarankan pada perusahaan lokal, agar mau melakukan pengolahan
bagaimanapun caranya.” Jawabanku.
“Ke
depan keadaan lebih bergejolak dari yang sekarang, jadi negara ini harus
memainkan perjalanan pengolahan mulai dari sekarang di dunia tambang seperti
minyak bumi, batu bara, timah, gas, emas, dan semua jenis kekayaan alam dari
negara ini. Harus hati-hati sekarang, terlalu beresiko. Jangan sampai dengan
alasan dana serta alat-alat atau keahlian pada akhirnya menjadi permasalahan
lebih fatal.” Tambahan penjelasanku kembali.
“Apa
yang harus saya lakukan sekarang pak?” wajahnya menunduk.
“Semua
alasan itu hanya bersifat kemalasan. Lakukan pertemuan seluruh pengusaha lokal,
tentukan waktu dan tempatnya. Selanjutnya jelaskan tentang permasalahan
pengolahan, bagaimana duniamu meyakinkan mereka tentang sebuah perjuangan.
Pemerintah harus ikut campur bahkan berperan penting tentang pengolahan sumber
daya alam di negara ini, tidak hanya sekedar berbicara.” Ucapanku memerintahkan
dirinya bergerak membuat sebuah pertemuan seluruh pengusaha lokal juga
pemerintah.
“Betul
juga dengan ucapan bapak, jauh lebih baik mengolah dibandingkan memainkan
kegiatan import. Kalau dipikir-pikir, contohnya, batu bara mempunyai banyak
manfaat sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, produksi baja, bahan bakar
cair jika diolah, industri produksi semen,bahan metanol, produksi naftalen dan
lain sebagainya.” sambil mengangguk-anggukan kepala mengatakan kalimat
tersebut.
“Kesalahan
negara ini, terlalu banyak lakukan kegiatan import bahkan tidak pernah bercerita
tentang kata bergerak. Lebih parah seluruh tambanga rata-rata dijalankan oleh
perusahaan asing bukan lokal. Permasalahan paling mengerikan dari negara ini.”
Ujarku.
“Bnar
juga ucapan bapak,” Noel mengangguk-anggukkan kepala.
“Tapi,
seandainya sistem pengolahan dimainkan, tentunya membutuhkan sumber daya
manusia yang berkompeten,” ujarnya tiba-tiba.
“Kau
ingin berkata, bagaimana cara mendapatkan sumber daya manusia berkompeten,
tidak mungkin hanya bercerita tentang perusahaan beserta para ceo, juga
pemerintah untuk mengambil tindakan ini.” kalimatku mengerti jelas ucapannya.
“Itulah
yang sedang ingin kupertanyakan pak,” balasnya.
“Inti
permasalahan untuk kekayaan alam adalah pengolahan, jadi, hal paling
terpenting sekarang adalah penerapan serta pergerakan. Dunia SDM dengan
kualitas tertentu bisa didapatkan dalam permasalahan pengolahan melalui
beberapa tahap. Intinya adanya kemauan untuk pergerakan.” penjelasanku
terhadapnya.
Mengungkapkan
apa yang menjadi salah satu titik permasalahan dari perjalanan pengolahan,
pergerakan, bahan mentah, sumber kekayaan alam yang juga berhubungan dengan
dunia perusahaan lokal dan banyak orang. Membaca tulisan Nara, membuatku
mengerti arti sebuah area tertentu yang sedang kujalani.
Karakter Tegas...
Belajar
membuat sebuah perubahan melalui beberapa alur tertentu dengan memainkan irama
tersendiri. Sebuah penyataan membuat seseorang harus memahami beberapa situasi.
Ketegasan terhadap sesuatu hal, dapat begitu menyakitkan. Bahkan saat ketegasan
memainkan peranannya, banyak orang akan pergi menjauh atau membenci karakter
yang sedang dilakoni. Berhadapan dengan karakter ini, membuat mereka di sekitar
dapat saja berpikiran negatif terhadap diri sendiri.
Karakter
ini, dapat dipandang oleh beberapa orang tertentu, bahwa mereka ingin berusaha
dijatuhkan atau berpikir tentang adanya suatu sifat iri hati. Pada hal tidak
sama sekali, semata-mata hanya untuk mengatakan tentang letak suatu yang harus
dijalankan. Lebih baik memperlihatkan sesuatu yang menyakitkan, namun, terjadi
perubahan dan pembentukan. Dibandingkan, melakukan berbagai hal mengenakkan
semua mata, namun, pada dasarnya membawa ke sebuah jurang kehancuran bahkan
maut terus saja bermain. By. Nara...
Melalui
kehidupan tanpa dirinya, segala sesuatunya terlihat hambar. Belajar hidup apa
pun keadaanku sekarang, terus berjuang mencari keberadaan Nara. Tetap melakukan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Nara sebelumnya, tanpa seorangpun
menyadari semuanya termasuk mami. Mengirimkan dana pembangunan rumah sakit
sederhana, namun berguna bagi kaum lemah di pedalaman secara tersembunyi.
Memperbaiki jalan-jalan rusak di beberapa pelosok desa hingga mereka dapat
melakukan aktifitas keseharian. Membangun sekolah demi masa depan banyak anak
di suatu pelosok pedesaan. Melakukan semuanya itu, tanpa pernah seorangpun
menyadari.
Tangan,
kaki, terlebih hatiku belajar memainkan iramanya di suatu tempat. Cukup Tuhan
dan saya saja yang menyadari tentang pemberian di tempat tersembunyi bagi
mereka. Dia mengajarkanku tentang perjalanan seperti ini, tentang arti
pemberian penuh ketulusan.
“Tuhan,
pasti ada sesuatu, tidak mungkin Nara menghilang begitu saja,” tiba-tiba saja
air mataku terjatuh. Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali sakit begitu
saja tanpa sebab. Menurut dokter, kondisi jantung saya sekarang tidak ada
permasalahan bahkan telah dinyatakan sehat tanpa kelainan sedikitpun.
Berusaha
menahan rasa sakit pada area jantungku, duduk di sekitar danau seperti biasa.
Mataku dikejutkan oleh seseorang yang memiliki wajah begitu mirip Nara,
melewatiku begitu saja. Seakan dia tidak mengenaliku sama sekali...
“Nara,
Nara, Nara...” teriakku terus mengejarnya sambil berusaha menahan rasa sakit
pada jantungku. Terus berlari mengejar Nara, tanpa memperdulikan jalan raya
beserta kendaraan berjalan lalu lalang di sekitarku.
“Tuhan,
kenapa dia tidak mengenalku sama sekali?” jeritan hatiku begitu perih, seolah
Nara tidak mengenaliku sama sekali.
“Apa
yang terjadi pada dirinya, ataukah dia mengalami kecelakaan hingga hilang
ingatan,” teriakanku tanpa memperdulikan seorangpun di sekitarku.
“Hey,
mau mati yah?” teguran seseorang dari sebuah mobil , hampir saja menabrakku.
“Kalau
mau mati, jangan disini bossss,” ucapan seorang pria paruh bayah sedikit lagi
menabrak tiang berusaha menghindari mobilnya dariku. Tanpa memperdulikan ucapan
mereka semua, berusaha bangun untuk berlari mencari keberadaan Nara. Terus
berusaha bertanya kepada semua orang di sekelilingku tentang keberadaan Nara.
Tidak seorangpun mengetahui siapa Nara dan apa pun tentangnya.
“Kenapa...”
Amarahku meledak...
Apakah
hidupku sekarang terlihat begitu menyedihkan,tanpa dia sekarang? Pertanyaan
demi pertanyaan terus saja menghantui pikiranku, kenapa, mengapa,ada apa dan
kalimat tanya membungkus nafasku. Nara sama sekali tidak mengenaliku, berlalu
begitu saja di depanku setelah sekian tahun...
Tanpa
sengaja melihat sosok pria tidak asing lagi pada pemandanganku. Itu benar
Denils dan saya sangat mengenal suaranya. Berusaha mengejar untuk mencari bukti
tentang keberadaan Nara sekian tahun menghilang. Seakan ada sesuatu tersembunyi
yang sedang terjadi, tapi, saya sama sekali tidak pernah bisa menyelesaikan
teka teki tersebut.
“Itu
Nara...” kalimatku perlahan berusaha menahan diri. Melihatnya berjalan bersama
Denils penuh kebahagiaan. Terlihat begitu bahagia, tidak terlihat kesedihan
terpampang pada wajah mereka. Apakah Nara lebih memilih hidup bersama Denils
dibandingkan diriku? Tiba-tiba saja air mataku kembali terjatuh. Saya
benar-benar terlihat begitu menyedihkan bahkan terlalu cengeng. Gadis paling
berharga dalam duniaku hidup bersama dengan pria lain, tanpa pernah mengetahui
alasannya secara tiba-tiba memutuskan sepihak. Sakit pada sekitar jantungku
kembali kurasakan seketika.
“Tuhan...”
Jeritan hatiku begitu perih bahkan terlalu perih...
Perasaan
yang terlalu mendalam membuat hati sangat perih saat melihat seseorang yang disayangi
bersama dengan orang lain. Kenyataan harus diterima sekalipun menyakitkan, apa
bila Tuhan berkata bahwa orang yang
disayangi untuk orang lain dan bukan untuk diperjuangkan sehingga dapat meraih
genggaman tangannya.
Saat
perasaan tersebut tersimpan mendalam dalam hati dan membuat kesakitan yang
terlalu hebat hingga air mata harus mengalir disebuah ruangan sunyi yang
seorangpun tidak pernah menyadarinya. Apabila tidak mendapat perhatian dan
genggaman tangannya rasa perih akan selalu membungkus langkah kaki pada saat
itu.
“Tuhan,
sekian tahun mencari keberadaan dia,” ucapanku mencurahkan segala isi hatiku
dalam sebuah kamar kecil, tidak lain adalah rumah Nara sebelumnya.
“Saat
mataku melihatnya, ternyata dia bersama dengan pria lain bahkan terlihat begitu
bahagia tanpa kesedihan sedikitpun. Begitu sakit bahkan jauh lebih menyakitkan
dibandingkan apa pun juga.” curahan hatiku.
Kenapa
Nara tidak mau bertemu denganku? Apakah ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan
olehnya hingga membuat dia pergi menjauh dari duniaku? Bahkan untuk menengok
rumahnya saja, tidak pernah ada dalam benaknya. Setelah peristiwa pertengkaran
hebat di kampus beberapa tahun lalu, Denils dan Nara juga menghilang dalam
sekejap.
Berusaha
menenangkan diri dengan berjalan memasuki sebuah gereja tidak jauh dari rumah
Nara. Tidak tahu harus berucap, hanya terdiam dengan mata terpejam dalam gereja
tersebut. Hal yang tidak pernah ingin kulakukan untuk beberapa saat adalah
membuka mata, serta mengetahui kebenaran sesungguhnya. Hanya memejamkan mata,
itulah duniaku sekarang.
“Andaikan
saat itu aku dapat mengendalikan diriku, tanpa harus berkata-kata maka dia
tidak akan pernah pergi menjauh dari pandangan mataku. Andaikan saat itu, aku
berusaha mengejarnya saat dia berlari sekencang-kencangnya pastinya mataku
masih dapat memandang wajahnya.” Isi doaku setelah terdiam selama beberapa jam
di dalam gereja.
Belajar
memahami berbagai badai yang sedang berjalan seiring penyeberangan lautan.
Menjadi seorang pribadi dalam memancarkan sinarnya, bagi mereka yang terluka,
terluka oleh karena goresan dengan tancapan terlalu kuat, bagi dunia banyak
anak hingga membuat warna-warna pelangi, menjadikan perjalanan mereka dengan
aliran air mata begitu hidup melalui kekuatan doa dan membentuk senyuman pada
wajah mereka. Tuhan , aku ingin
melakukan segalanya bersama dengan dia...bantu aku Tuhan.
“Dia
mengajarkanku banyak hal, namun, setelah sekian tahun dia menghilang hingga
akhir cerita mataku melihatnya bersama pria lain.” Kata demi kata keluar begitu
saja dari mulutku.
Tuhan,
kenapa secara tiba-tiba jantung Reynand akan berdetak kencang setelah menyebut
namanya. Saat duniaku berada dalam kesepian, saat memandag lukisan wajahnya,
saat berusaha untuk mencari sesuatu yang akan selalu berkaitan erat dengan
dia...Apa yang sebenarnya terjadi?
Dan
kenapa saat air mataku terjatuh secara tiba-tiba jantungku begitu sakit bahkan
terlalu perih...sulit untuk dilukiskan oleh apapun juga. Siapa yang memahami
segala sesuatu yang terjadi dalam duniaku saat ini? Gadis yang begitu berharga
bagi perjalananku dan merupakan pelita dalam duniaku secara tiba-tiba pergi dan
menghilang. Serta disisi lain setelah operasi berjalan seperti ada sesuatu
dalam duniaku yang terlalu sulit untuk dilukiskan.
“Tuhan,
buat hidupku bahagia bersama dengannya,” suara seorang gadis mengalihkan
perhatianku sekarang. Tanpa sadar ternyata seseorang telah berdiri lama pada
baris kedua dari barisan kursi dari gedung ini. Membuka mataku perlahan-lahan
untuk mengetahui siapa gadis di belakangku, suara itu seperti tidak asing lagi
di pendengaranku. Sedikit menengok ke arah belakang, tanpa diketahui olehnya.
“Nara...”
suara hatiku kembali berbalik ke depan sebelum kedua matanya terbuka untuk
menghentikan doanya.
“Dia
sama sekali tidak mengenaliku,” suara hatiku bermain sekarang. Duniaku terlihat
menyakitkan bahkan mengerikan.
“Kau
sudah selesai mencurahkan isi hatimu kepada Tuhan?” Itu suara Denils bertanya
kepada Nara.
“Reynand,”
ucapan Denils langsung mengenalku hanya melihatku dari belakang.
BAGIAN
SEPULUH...
DENILS...
Sekian
tahun tidak melihat dirinya, sekarang bertemu dalam sebuah gedung gereja tanpa
pernah ada perjanjian sebelumnya. Apakah ini pantas dikatakan sebagai cinta
segitiga, antara aku, Reynand, dan Nara? Terdiam untuk beberapa saat, tanpa
pernah bisa mengucapkan kata-kata sedikitpun.
“Denils,
siapa dia?” pertanyaannya terlihat terkejut melihatku menyapa seseorang.
Ingatan
akan peristiwa beberapa tahun lalu kembali terngiang di hadapanku, bahkan
sayapun tidak pernah melupakan kejadian tersebut. Bagaimana seorang Reynand
sedang berperang melawan maut dikarenakan penyakitnya.
“Sekian
tahun kita tidak bertemu?” ucapan Reynand berusaha bersikap setenang mungkin.
“Ternyata
Nara lebih memilih berada di sampingmu selama ini,” raut wajahnya
memperlihatkan rasa perih begitu mendalam. Sepertinya Reynand tidak menyadari
tentang sesuatu hal selama bertahun-tahun. Seorang ibu berjalan ke hadapanku
terbungkus isak tangis dan tidak lain adalah orang tua Reynand. Menceritakan
keadaan anaknya, bahkan rahasia terpendam masih tersembunyi begitu kuat.
FLASH BACK...
Tidak
sengaja, melihat Reynand dilarikan masuk ke ruang UGD, ketika sedang menjaga
papiku di rumah sakit tersebut. Mencari tahu mengapa dirinya berada di ruang
tersebut hingga harus terbungkus oleh berbagai alat-alat medis.Mengetahui
sesuatu terjadi dalam kehidupan Reynand disertai suatu penyakit kelainan
jantung menerpa dan membungkus dunianya.
“
Tuhan, apa yang harus aku perbuat saat ini?“ Pertanyaanku di dasar hati melihat
Reynand dalam keadaan tidak sadar. Mengingat setiap ucapan Reynand saat
berjalan didepanku sambil memegang Nara dengan begitu erat. Membayangkan
pandangan mata Reynand saat memegang erat tangan Nara serta setiap ucapan yang
keluar dari bibir mulutku...
”Aku minta maaf karena gadis yang kucintai
tidak akan pernah bisa untuk kuberikan ataupun kuserahkan dalam langkah kakimu.
Aku tahu, kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan bagaimanapun serta
situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu seperti apa.”
Ucapannya didepanku dengan begitu banyaknya mahasiswa/i disekitarnya. Dan
bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapan Reynand terhadap Denils.
Tuhan,
ampuni aku atas tiap hal yang kulakukan...Perkataan Reynand betul bahwa aku
pasti bisa mendapatkan yang lebih dibanding berusaha mengejar seseorang yang
tidak pernah menatapku sedikitpun. Berusaha menemukan keberadaan Nara bahkan
merelakannya untuk Reynand.
Menyadari dunia Nara hanya untuk Reynand dan
tidak akan ada tempat bagi perjalanan kehidupannya. Berusaha menemukan
keberadaan Nara demi Reynand yang sedang berjuang antara hidup dan mati dari
titik kehidupannya.
“Tuhan, bantu aku menemukan dia minimalnya
untuk menebus segala kesalahan yang telah kulakukan...” Perkataanku sambil
mengemudikan kendaraannya. Hingga akhirnya, mataku terarah pada sosok dari
seorang gadis dan tak lain adalah Nara, sedang berjalan pulang menuju rumahnya.
Kecepatan tinggi kumainkan saat mengemudikan kendaraannya serta berhenti di depan
Nara. Dari mobil keluar dan secepatnya menarik tangan Nara tanpa mengatakan
sesuatupun. Nara ketakutan dan tidak dapat mengucapkan sesuatu katapun. Hingga
pada akhirnya Nara disadarkan oleh sesuatu hal saat kendaraanku berhenti depan
rumah sakit.
“Reynand...” teriak Nara secara tiba-tiba dia
tersadar oleh Reynand tanpa penjelasanku sedikitpun. Dia berlari kuat dan
sekencang-kencangnya...mencari tempat perawatan seorang yang begitu berharga
dalam dunianya.
“Tuhan,
aku tidak mau terjadi sesuatupun dalam dunia Reynand...bangunkan Reynand
secepatnya dan sadarkan Ia kembali, ini semua kesalahanku“ teriakan menggema di
telingaku ketika berusaha mengejarnya.
“Reynand, membutuhkan transpalasi jantung
secepatnya...ada kemungkinan Ia masih dapat tertolong dan memiliki kehidupan.“
Perkataan dokter terhadap seorang ibu. Nara mendengar pembicaraan mereka dari
sudut ruangan pintu secara tersembunyi. Mengingat senyuman dan setiap perkataan
yang Reynand ucapkan. Belajar untuk menjadi menara dan pelita kehidupan
ditempat tersembunyi dimana seorangpun tidak akan pernah tahu dan menyadarinya.
Bagaimana Reynand dengan penuh kesabaran melakukan berbagai hal...
”Tuhan,
Reynand harus memiliki kehidupan.” Air mata Nara mengalir. Pertama kalinya
melihat Nara menangis serta berkata-kata hanya demi seorang Reynand.
“ Dokter, aku mau mendonorkan jantung yang
kumiliki untuk Reynand,” Ucapan Nara secara mengejutkan.
“Tapi, kamu yakin atas segala yang akan kamu
lakukan...sedangkan pada saat jantung dalam dirimu diambil, kamu tahu resiko
seperti apa? Duniamu tidak akan pernah melihat sinar cahaya kehidupan.“ Ucapan
dokter berusaha menjelaskan sesuatu.
Nara
terdiam sesaat dan tersadar atas hal yang dilakukannya...”Aku tahu apa yang
akan terjadi dalam perjalananku berikutnya dan aku siap untuk berkorban.” Perkataan Nara sekali lagi berkata-kata. Oleh
karena Nara secara terus-terusan memaksa dan siapapun tidak dapat berkata-kata
termasuk ibu dari Reynand, termasuk diriku serta dokter. Pemeriksaan akhirnya
dilakukan untuk mencocokkan kondisi jantung antara Reynand dan Nara.
“Reynand, kelak kalau matamu
tersadar...dengarkan aku ingin kamu menjadi sebuah menara dan pelita bagi
mereka ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun menyadari dan mengenalnya.”
Ungkapannya di samping Reynand, berusaha memegang erat tangan Pria yang begitu
dicintainya.
“Begitu
besarnyakah rasa sayang Nara untukReynand, tanpa pernah menyisahkan sedikitpun
buatku di hatinya?” bisikan hatiku memandang Nara...
“Jantungku akan terus berdetak dalam langkahmu
apapun yang terjadi, sehingga nafasmu memahami berbagai hal didalamnya. Kamu
harus hidup...apa pun yang terjadi dan satu hal, jangan pernah menyesali
sesuatu yang terjadi karena saat itu aku sudah berada dalam sebuah dunia dimana
kakiku menginjakkan dan berpijak pada lautan emas.” Kembali ucapannya.
“Rumahku
dan istanaku terbuat dari emas bahkan terlalu indah pada pandangan mata, jadi
jangan pernah mengalirkan aliran air mata yang begitu deras. Langkah kakiku
selalu berpijak pada tanah yang terbuat dari emas murni. Jangan pernah biarkan
langkahmu terhenti hanya karena pandangan matamu tidak akan pernah melihatku.
Jantungku ada bersamamu, dan kamu akan tahu seperti apa detakan jantungku
selalu berdetak begitu kuat saat berada didalammu.“ Perkataannya Nara lagi dan
lagi, terus memegang tangan Reynand tanpa melepasnya sedikitpun.
“Nara, kenapa kamu mau melakukan hal seperti
ini...jangan biarkan masa depanmu tidak melihat kehidupan.” Ucapan seorang ibu.
Nara menatap wajah seorang ibu didepannya dan sesaat kemudian tersenyum...
”Aku
tahu dengan apa yang kulakukan. Bagiku, Reynand harus melakukan berbagai hal
dibandingkan duniaku dan bukan berarti masa depanku lenyap tidak akan pernah
melihat kehidupan oleh karena sesuatu yang kulakukan. Justru, aku melakukan hal
seperti ini karena jantungku akan selalu berdetak kuat dalam area perjalanan
Reynand kapanpun juga. “ Pernyataan seorang Nara karena dia sadar akan segala
hal yang dilakukannya.
“Denils, benar yang dikatakan Reynand kamu
memiliki kehidupan yang sempurna jadi siapapun bisa kamu dapatkan...Jadi, aku
percaya kelak ketika waktu itu berbicara seseorang yang jauh lebih baik akan
datang dalam perjalanan kehidupanmu.” Perkataan terakhir Nara untukku.
“Ta..ta...ta...pi Nara.” tidak bisa menerima
sesuatu hal akan terjadi terhadap Nara.
“Denils,
hingga waktu itu berbicara dan dia akan tersenyum memperlihatkan dirinya.”
Ungkap Nara dengan tersenyum.
“Tidak
seperti ini caranya Nara, aku rela Reynand memilikimu. Tapi, untuk masalah
seorang Nara mengorbankan jantungnya...aku tidak akan pernah bisa menerima.”
Bentakku.
“Inilah
yang dinamakan sebuah cinta sejati, bahkan rela mengorbankan dirinya demi
seseorang yang begitu berarti.” Kata-kata Nara.
“Segitu
berartinyakah Reynand dalam duniamu, dan tidak terdapat sedikit saja tempat
buatku.” Tangisku.
“Jangan
pernah kecewa, hanya karena seorang wanita tidak bisa diraih oleh genggaman
tanganmu...Duniamu belum berakhir, justru langkah kakimu harus membuktikan
sesuatu hal bahwa kamu adalah pemenang dari tiap permasalahan dari lingkaran
kehidupanmu.“ Ucapan Nara terhadapku yang terus menangis. Mulutku tidak dapat
mengungkapkan sesuatu pun akan segala hal yang dilakukan oleh Nara.
Detik-detik Nara memasuki kamar operasi dan
untuk terakhir kalinya sepasang matanya memandang Reynand. “Tuhan, lindungi dan
bungkus perjalanan Reynand apa pun yang terjadi dalam lingkaran kehidupan
dimana kakinya berpijak. Reynand mempunyai sinar yang memancar secara luar
biasa bagi mereka yang berada dalam aliran air mata, penderitaan, kepedihan,
luka oleh karena goresan, dan beberapa hal lain. “ Doa Nara untuk terakhir
kalinya menggema begitu jelas di telingaku.
“Tuhan,
Balut luka hatinya saat dia terbangun dan menyadari sesuatu yang sedang
terjadi.” Kata-kata Nara dengan air mata mengalir.
“Reynand
pasti bisa tetap tersenyum dan kuat saat Nara tidak bersamamu lagi.” Sekali
lagi dia berkata-kata hanya untuk Reynand seorang bukang diriku.
Mencintai
seseorang dan mengorbankan sesuatu di dalam diri hanya untuk melihat nafas
kehidupan dan senyuman pada wajahnya. Melihat seorang Reynand dapat menikmati
matahari terbit dan terbenam merupakan hal paling berharga dalam perjalanan
Nara. Rasa sayang dan cinta Nara jauh lebih besar, hingga membuat dirinya
mengorbankan jantungnya hanya hanya demi melihat Reynand dapat memandang
matahari yang sedang terbit dan terbenam.
“Jika
kamu bangun dan tidak melihatku, jangan pernah membiarkan hatimu terus hidup
dalam luka. Nara tetap menyatu dengan dunia Reynand, oleh karena salah satu
organ tubuhnya berada di dalam dirimu.” Air mata Nara mengalir saat sedang
berada dalam sebuah ruang operasi pencangkokan. Reynand tetap hidup dan jangan
pernah menyalahkan keadaan tentang sesuatu yang terjadi dalam perjalan ke
depan. Keinginan Nara hanya ingin melihat pria yang dicintainya dapat menikmati
warna warni pelangi dalam dunia ini.
FLASH BACK...
“Andai
kata saat itu,” ucapanku mengingat memory kemarin. Rasa iri pada Reynand
menancap kuat untuk beberapa saat. Semua orang berusaha menutupi beberaa hal
dari kehidupan Reynand hingga kondisi kesehatan dalam dirinya pulih secara
total. Reynand tidak pernah mengetahui ataupun menyadari, sesuatu yang terjadi.
Dimana Nara mengorbankan dirinya untuk memberikan kehidupan luar biasa.
“Kalau
saja waktu dapat diputar kembali...Seandainya saat itu aku tidak melihatmu
tidak sadarkan diri dan berada terbaring di rumah sakit...Andaikan...” Ucapanku
terus menangis terisak-isak.
“Maksud kamu apa” pertanyaan Reynand tidak mengerti...
“Dan
kenapa berkata seandainya waktu dapat diputar...?” pertanyaannya kembali.
Berteriak
sejadi-jadinya, hanya dengan melakukan hal seperti itu maka kepedihan hatiku
dapat hilang sekalipun hanya sedikit. Reynand tidak pernah menyadari sesuatu
hal yang terjadi saat Ia sedang berada di rumah sakit.
“Kalau
saja aku tidak melihatmu dan tidak mengetahui penyakitmu yang sebenarnya...Tentunya
kakiku tidak akan melangkah berusaha mencari dia, hingga akhirnya kutemukan.”
Tangisku begitu keras.
“Gadis
di depanmu sekarang bukanlah Nara,” ujarku terhadap Reynand.
“Dia
hanya gadis yang memiliki kemiripan wajah sama persis dengan Nara,” sahutku
lagi. Pasti dia sempat berpikir, kalau Thania adalah Nara. Setelah proses
pemakaman Nara berakhir, saya lagsung meninggalkan negara ini. Di luar negeri,
saya bertemu dengan Thania tanpa pernah direncanakan sebelumnya. Keberadaan
Thania menjadi penghiburan tersendiri buat duniaku. Sampai detik inipun, saya
belum pernah bisa melupakan seutuhnya perasaanku terhadap Nara.
“Maksud
dari ucapanmu apa?” Reynand belum menyadari seduatu hal.
“Ketika
membawanya ke rumah sakit dia terus terdiam dan aku tidak berkata apapun,
hingga saat mobil berhenti didepan rumah sakit secara tiba-tiba dia tersadar
kalau kamu yang berada disana sedang tidak sadarkan diri. Tanpa harus bercerita
dia sudah tahu dan segera berlari. Sampai akhirnya, dia sendiri mengorbankankan
jantungnya hanya untuk seorang Reynand.” Menjelaskan kejadian sebenarnya kepada
Reynand.
“Itu
semuanya bohongkan.” Ucap Reynand tidak percaya.
“Dia
tidak dapat melihat kembali matahari saat terbit dan tenggelam hanya untuk
seorang Reynand. Dan kalau saja, waktu dapat diputar kembali...Aku tersadar
segala yang dilakukannya...aku tidak akan pernah membawanya ke rumah sakit.” Kalimatku
masih marah dan tidak tahu harus berbuat apapun.
BAGIAN
SEBELAS...
REYNAND...
Hatiku
menjadi hancur, seluruh tubuhku lemas mendengar kalimat-kalimat penejelasan
Denils. “Kenapa, mami berusaha menyembunyikan hal ini dari duniaku” Ucapanku
sangat marah. Tidak dapat berkata-kata
apapun, tanpa berbicara apapun. Bahkan hingga sebuah pukulan yang akan mengarah
ke wajahku kubiarkan. Namun seolah ada sesuatu yang menahan Denils hingga tidak
melakukan hal tersebut.
“Kembalikan Nara...kembalikan Nara...kenapa
dia harus berkorban demi duniamu.” Teriakan Denils menggoncangkan seluruh tubuhku.
Aku hanya terdiam dan tidak membalas apapun yang diperbuat oleh Denils.
“Kenapa harus Nara yang jadi korban...”
Teriakan Denils seolah tidak dapat menerima kenyataan atas kepergian Nara.
Setiap
menyebut Nama Nara dalam doaku, secara tiba-tiba jantungku akan kembali
berdetak kencang...Tidak dapat melukiskan segala yang terjadi oleh detakan
jantung yang begitu keras. Dan setiap rasa rindu menginginkan gadis kekasih
hati, untuk yang kesekian kalinya jantungnya akan kembali berdetak kencang dan
begitu keras. Saat membaca tulisan-tulisan Nara secara berulang kali jantungnya
akan berdetak kencang seolah ingin menjelaskan sesuatu hal.
Detak
jantung berdetak kencang dan terlalu kencang...Akhirnya, menyadari jantung yang
menyatu dalam tubuhku. Seolah jantung Nara, tidak menginginkan Kehidupan dari
seorang Reynand terus berlarut dalam aliran air mata dan kepedihan. Disaat air
mataku terhenti, maka rasa sakit secara luar biasa tiba-tiba menghilang dalam
dirinya. Berjalan pulang ke rumah dengan wajah yang lemas, sepasang mataku
bengkak oleh karena air mata.
“Anak
mami sudah pulang...” Ucapan mami. Menatap maminya dan memperlihatkan wajah benar-benar
penuh amarah...
”Kenapa
mami tidak menjelaskan sama Reynand” Teriakanku melengking hingga membuat mami
ketakutan.
“Menjelaskan apa...anak mami pulang kenapa
tiba-tiba seperti ini” pertanyaan mami kembali. Memukul cermin begitu keras
hingga aliran darah segar mengalir begitu saja.
“Reynand...jangan
seperti ini.” Teriakan mami ketakutan melihat tangan anaknya.
“Mami kenapa tidak pernah jujur kalau jantung
yang ada dalam tubuh Reynand milik Nara. Kenapa mami membiarkan Nara
mengorbankan dirinya? Harusnya Reynand yang meninggal bukannya Nara...Kenapa
mami, aku kecewa terhadap mami.” Ucapanku, rasanya terlalu menyakitkan melihat
seseorang yang dicintai mengorbankan dunianya dengan cara yang seperti ini.
“Nara terus memaksa...Reynand kamu tahu kan
tidak mungkin mami tega berbuat hal semacam itu, Apa lagi mami tahu sifat Nara
seperti apa?“ Tutur kata mami berusaha menenangkan diriku. Mami menjelaskan,
kalau dengan sengaja berusaha meniru tulisan Nara karena tidak ingin melihatku
menderita jika menyadari kejadian sebenarnya. Menulis surat agar berusaha mau
melupakan Nara, itulah perbuatan terkeji dari mami.
“Bertahun-tahun
mencari keberadaan Nara, pada akhirnya ternyata menyadari kalau dia
mengorbankan dirinya buat Reynand,” jeritku di hadapan mami.
“Mami,
aku tidak mau Nara pergi lebih baik Reynand saja yang meninggal saat
itu...mami, aku sayang sama Nara tapi kenapa...?” teriakanku kembali. Secara
tiba-tiba jantungnya begitu sakit dan terluka,berdetak kencang dan...Membuat
seluruh nafas Reynand sesak...
”Reynand,
anak mami...kamu tidak kenapa-kenapa?” pertanyaannya khawatir, berusaha
memelukku. Aku terus saja menangis dan menangis, yang pada akhirnya jantungku
semakin sakit dan terluka...
“Ini buat Reynand...Sebelum masuk kamar
operasi Nara menitipkan ini buatmu dan menyuruh untuk memberikannya buatmu
setelah kondisimu membaik...Nara tahu hal seperti ini akan terjadi, sehingga
dia melarang mami untuk berbicara langsung dan menunggu waktu yang tepat hingga
kamu siap menerima kenyataan yang telah terjadi.“ Ucapan mami menyerahkan
sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi. Tidak tahu harus mengucapkan apa,
hatinya terluka hingga tidak tahu harus berbuat apa pun
.
“Tuhan, andaikata waktu itu dapat diputar kembali” ucapanku terus menangis. Untuk
beberapa saat tidak ingin diganggu oleh siapapun , terus berada dalam sebuah
ruangan kamar dimana terdapat lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga bangku
kuliah. Rasa luka terus saja mempermainkan diriku. Membuka kotak pemberian
Nara...Kotak tersebut berisi sebuah buku tulisan-tulisan tangan Nara yang
terbaru dan pada bagian depannya tertulis kata yang menghibur Reynand...
”
Untuk, Reynandku yang akan selalu mnejadi menara dan pelita di tempat
tersembunyi tanpa seorangpun yang tahu dan menyadari...” Tulisan tangan Nara
disertai sebuah gambar pelita pada sampul depan yang sengaja dibuatnya. Selain
buku terdapat pula surat tulisan tangan Nara...
Untuk
Reynand...
Saat
kamu membaca surat ini, aku sudah tidak berada didepanmu dan tidak dapat
melihat bagaimana cara Reynand berusaha untuk membuat Nara tersenyum. Aku
bahagia, saat bersama Reynand karena hanya kamu yang bisa mengerti berbagai hal
dalam duniaku. Jangan pernah menyesali segala yang kulakukan dan mengucap
syukurlah dalam segala hal, sesakit apapun dan seluka seperti apapun langkahmu
saat ini. Jangan pernah marah oleh karena segala yang telah kuperbuat. Aku
tahu, Reynand dapat melakukan banyak hal dalam perjalanan kehidupan ditengah
badai hebat pada penyeberangan lautan.
Menghibur
dan mengobati luka mereka yang kehilangan kasih sayang dari siapapun terlebih
pada dunia anak-anak tanpa mereka tahu. Reynand akan selalu memberikan sinar
ditempat gelap apapun yang terjadi dan bagaimananpun luka dalam kehidupan
perjalananmu. Karena Nara tahu, kalau Reynand akan selalu menjadi pelita dan
memancarkan sinar bagi kehidupan mereka yang berada dalam luka, penderitaan, kesepian,
penuh dengan aliran air mata, kegelapan dan jurang, dan banyak lagi. Melalui
buku ini, Reynand akan lebih mengerti dan mengenal arti dari penyeberangan
lautan ditengah badai hebat. Untuk terakhir kalinya Nara berdoa untuk
Reynand...
”Tuhan,
setiap Reynand menyebut nama Nara...buat jantung milik Nara yang berada didalam
tubuhnya berdetak kencang. Tuhan, disaat Ia menangis buat jantung Nara menjadi
sangat sakit dan terluka hingga Reynand berhenti menangis. Karena Nara tahu,
air matanya akan terus mengalir” ucapan doa seseorang yang begitu menyayangimu.
Kamu harus tahu dan selalu mengingat, bahwa
penyeberangan tanpa badai hebat yang menyelimuti kehidupan ditengah lautan
tidak akan pernah menghasilkan apa pun dan segala sesuatunya akan lurus dan
terlihat biasa. Namun, apabila dalam
penyeberangan lautan luas diselimuti oleh badai hebat...maka akan menghasilkan
emas murni yang tidak dapat dibandingkan dengan hal apa pun. Mengajarkan
seseorang tentang seni kehidupan dalam langkah perjalanan. Jangan pernah lari
dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami berbagai jenis
warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari namun
begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih memahami
kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan,
pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke
depan.
Nara...
Melakukan
segala sesuatu saat bersama Nara adalah sebuah hal yang tidak ternilai. Langkah
perjalanannya yang terus melangkah dan melangkah. Menjadi menara dan pelita
ditempat tersembunyi tanpa seoranpun mengetahui dan menyadarinya.
Mengajarkannya berbagai hal dalam dunianya tentang warna-warna kehidupan
ditengah badai hebat dalam penyeberangan lautan.
TAMAT