Sabtu, 20 Agustus 2016



PENYEBERANGAN LAUTAN...
BAGIAN SATU...

REYNAND...
Semua begitu gelap, tanpa ada cahaya sedikipun membayangkan bahwa saat sekarang saya telah berada pada sebuah dunia lain. Dokter sedang berupaya melakukan berbagai penyelamatan, agar nafas itu kembali pada tubuhku. Masih terngiang begitu jelas, suara mami menangis begitu histeris di sebuah ruangan.
“Reynand, buka matamu...” tangisan mami terngiang jelas di telingaku, namun, mataku tidak akan pernah terbuka. Bagaimanapun dengan kekuatan seperti apa pun, mataku tidak pernah bisa terbuka.
“Jangan tinggalin, mami” air mata mami terus saja mengalir pada kulitku. Namun, tetap saja, kedua mataku tidak pernah bisa terbuka, seakan alam seorang Reynand akan berpisah jauh dari dunia mami dan...
“Tuhan, kalau Engkau ingin mengambilku sekarang jangan pernah membuat mami mengeluarkan air matanya sediktpun.” Suara hatiku berteriak kuat.
“Satu lagi, jaga dan lindungi dia dimanapun dirinya berada.” Seru doaku kembali.
Tiba-tiba aku berdiri di sebuah ruangan dan menyaksikan bagaimana dokter memasang seluruh alat-alat pada tubuhku. Air mata mami terus saja mengalir, bahkan tidak berhenti sedikitpun. Tidak lama kemudian, beberapa dari dokter membawa tubuhku ke sebuah ruangan...
“Apa yang sedang terjadi?” pertanyaanku berusaha mencerna sebuah peristiwa.
Entah kekuatan dari mana, hingga secara tiba-tiba seakan ada seseorang yang berusaha mendorongku untuk segera kembali. Untuk beberapa saat, roh dan tubuhku berpisah kemudian kembali begitu saja hingga membuat penyatuan luar biasa...
Sebuah tetasan air mata membangunkanku kembali dari tidur. Apakah yang sedang terjadi dalam duniaku saat ini? Seakan keadaan mempermainkan hidupku selama beberapa saat, namun, secara tiba-tiba mengasihaniku dan akhir cerita menciptakan serpihan hidup dengan gaya tersendiri.
“Mi...” ucapanku, saat pertama kali membuka mata.
“Reynand...” mami berusaha menghapus air matanya.
“Dia di mana mi?” tanyaku mencari seseorang setelah beberapa hari tidak pernah melihat kehadirannya.
“Jangan bertanya macam-macam dulu,” jawaban mami sangat bahagia melihatku kembali siuman dari sebuah jurang maut paling mematikan.
”Mami, dimana Nara dan kenapa Reynand berada disini” perkataan Reynand terbaring lemah mencari seseorang yang begitu berharga dalam langkah kakinya. 
“Mami, Dimana Nara...pasti dia marah besar oleh sebab peristiwa yang telah kuperbuat bersama dengan Denils...Terakhir kali aku melihatnya, dia berlari dan menghilang begitu saja untuk beberapa saat hingga...” Perkataanku kembali.
“Kamu harus cepat sembuh, jangan banyak bergerak dulu,“Ucapan mami yang berusaha untuk mentupi sesuatu hal hingga keadaan anaknya pulih secara total.
“Tuhan, apakah Nara segitu membenci hal-hal yang kuperbuat hingga dia pergi dan tidak ingin melihat keadaanku seperti apa. Dimana Nara berada yach Tuhan dan apa yang sedang diperbuatnya saat ini.” Gerutuku menepuk kepala terlihat pada wajahnya.
Aku ingin berkata kalau selamanya akan terus menggenggam tangannya dan menjadi pelita ditempat tersembunyi bersama dengan dunianya. Kupikir, sepasang bola mataku tidak akan pernah bisa melihat bagaimana matahari terbit dan terbenam. Ternyata tafsiranku salah bahkan amat salah. Setiap hari, bertanya tentang keberadaan Nara di hadapan mami.
“Apa yang sedang dirimu perbuat sekarang?” pertanyaanku melukis wajahnya.
“Reynand, belum waktunya memegang benda-benda apa pun.” Tegur mami tiba-tiba.
“Rey, hanya mencoba melakukan sedikit aktifitas untuk menghilangkan kejenuhan dalam diri.” Tanganku terus saja memegang sebuah pensil serta menggambar wajah seseorang paling berharga bagi perjalananku sekarang. Pasti ada sesuatu hal, hingga dia belum menampakkan dirinya sekarang serta menjengukku. Tuhan, terimah kasih karena memberikan kesempatan bagiku untuk bernafas sekali lagi di dunia ini. Bersama dengannya dan terus memegang erat dirinya sampai kapanpun.
FLASH BACK...
Perjalanan kehidupan gadis dengan jenis kepribadian yang berbeda dari semua orang disekelilingnya. Berjalan, mengungkapkan berbagai hal , menjadi sebuah menara dengan cara yang berbeda.Gadis manis dan sangat unik, siapapun tidak dapat disamakan dengan kepribadian yang dimilikinya. Cara para pandang berbeda dalam mengungkapkan berbagai hal.
Menjadi menara dan pelita tanpa seorangpun tahu, memahami, menyadari, melihat dalam area perjalanan kehidupannya. Gadis manis dan sederhana dalam aspek kehidupan membuatnya berbeda untuk apapun juga disekeliling perjalanan sebuah penyeberangan lautan.Penyebarangan lautan dengan cara dan kepribadiannya yang tersendiri tidak dapat disamakan dengan siapapun juga. Pandangan hidup berbeda dari siapapun juga, namun membuat segala sesuatu di sekelilingnya hidup.
Terlalu hidup...hingga pada akhirnya pelita tersebut tidak pernah padam dalam sebuah perjalanan. Penyeberangan lautan dalam badai yang begitu kuat namun membuatnya berbeda.Saat ditatap terlihat biasa dan sangat tidak menarik. Siapapun yang memandang, akan berpikiran sama...tidak ada keunikan, biasa, tidak memiliki sesuatu yang menarik sedikitpun. Namun saat seseorang berusaha mencari dan membongkar segala sesuatu hingga kesuatu dasar paling dalam terdapat sebuah berlian sangat mahal dan bernilai.
Terlalu mahal hingga pada akhirnya semua orang menginginkannya. Inilah kisah dalam suatu area kehidupan seorang gadis manis. Menara nama seorang gadis dengan perjalanan yang berbeda dari siapapun juga. Tidak dapat dibandingkan dengan siapapun gadis seumurannya.
Gadis pendiam bahkan terlalu pendiam  dalam perjalanan kehidupannya. Semua orang akan berpikir dia adalah gadis bisu yang tidak dapat berbicara bahkan untuk mengungkapkan berbagai hal terlalu sulit. Nara terlihat seperti gadis biasa bahkan seakan tidak ada sesuatupun yang menarik dalam dunianya untuk diperhatikan.
Namun saat seseorang berusaha mencari hingga ke suatu kedalaman akar, orang tersebut akan dibuat tercengang-cengang. Dalam diri Nara terdapat sebuah berlian yang terlalu bernilai dan sangat mahal.
Dalam kehidupan Nara terdapat sesuatu benda yang begitu berharga bagi kehidupan banyak orang. Sebuah emas murni hingga menjadikannya berbeda bagi pandangan mata siapapun.Menara, sebuah nama yang berbeda dari semua nama didunia ini. Seseorang memberikan nama Menara untuknya, memberikan sebuah makna tersendiri...
Gadis yang akan selalu menjadi menara kehidupan bagi siapapun juga tanpa memandang warna kulit, agama, suku, bahasa dan lain sebagainya. Menjadi sebuah menara kehidupan dalam berbagai hal tanpa seorangpun dapat memahami atau bahkan menyadari keberadaannya.Pelita yang menyala dalam kegelapan, dimana tidak seorangpun tahu bahkan menyadari dan merasakan keberadaannya. Menara ,gadis manis dengan perjalanan yang berbeda dan akan selalu menjadi sebuah menara kehidupan kapanpun juga.
Menjadi sebuah menara bagi siapapun dalam penyeberangan lautan kehidupan ditengah badai besar tanpa mereka sadar dan mengetahuinya.      Akan selalu menjadi menara kehidupan untuk membuat senyuman pada wajah banyak anak dan membalut luka oleh karena perjalan dalam penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan. 
Menara kehidupan dengan keindahan yang begitu unik bagi perjalanan siapapun juga. Dan akan selalu menjadi sebuah menara dimanapun, kapanpun, bagaimanapun...Selalu dan selalu...kata yang sangat tepat untuk melukiskan perjalanan Menara.
“Nara, dimana matamu sich...jalan kok tidak lihat-lihat ada orang disini” perkataan dengan begitu keras salah teman sekelas Nara.
Dan seperti biasa diam seribu bahasa tanpa berkata-kata apapun. Gadis pendiam dengan perjalanan unik ditiap hembusan nafas dalam dunianya. Tidak pernah berbicara apapun dan hal-hal yang berbeda dari gadis remaja seumurannya.“Nara, kamu bisu yach,“ucapan dengan nada menggertak Intonasi kalimat seperti apapun, seperti biasanya Nara akan tetap diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
Dalam sepasang bola matanya menyimpan sesuatu hal yang berbeda untuk siapapun tanpa seorangpun dapat memahami hal tersebut. Sepasang matanya terkadang berbicara namun tidak seorangpun menyadarinya. Mulut Nara diam seribu bahasa dan akan selalu menjadi seperti gadis bisu tanpa satu katapun.
   “Nara, jangan lewat disana sebentar kamu terjatuh,“ ucapanku begitu peduli akan kehidupannya, sekalipun semua menjauh.
Seorang teman yang dapat memahami sifat Nara yang selalu diam membisu  tanpa satu katapun. Apa pun ucapan semua orang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun. Reynand menyimpan sebuah perasaan mendalam dan terlalu mendalam untuk seorang gadis yang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
“Nara, kamu mau ke sana sedangkan arahnya disana...gadis bisu tanpa satu katapun,“ ucapan Clara mengejeknya setiap hari. Hanya ada satu ucapan ejekan untuk seorang Nara dan tidak akan pernah dilupakan. Gadis bisu tanpa satu katapun,  ucapan penghinaan yang akan selalu ada dalam dunia Nara.
Tanpa mengungkapkan ataupun membalas kalimat-kalimat ejekan mereka. Gadis bisu, namun dalam sebuah perjalanan kehidupannya menyimpan sebuah emas murni memberikan kehidupan. Akan selalu memberikan senyuman untuk perjalanan hidup banyak anak tanpa seorangpun menyadari hal tersebut.
   Seorang Nara, Dalam kesehariannya tidak akan pernah sama dan dapat dibandingkan dengan siapapun.Berjalan ke sekolah dengan berjalan kaki dan berusaha menyisihkan uangnya untuk sesuatu hal yang tidak akan pernah dibayangkan oleh siapapun. Reynand membayangkan kembali kisah perjalan seorang gadis yang begitu berarti dalam kehidupannya.
Bekerja pada salah satu rumah sebagai seorang pembantu rumah tangga. Hidup dengan perjuangan seorang diri tanpa seorang pun dalam dunianya. Tidak menjadi kecewa oleh berbagai hal yang terjadi. Kehidupan dan perbedaan serta cara pandang dalam menyingkapi sesuatu hal. Inilah dunia Nara tidak seorangpun menyadari menara dan pelita kehidupan melakukan suatu penyeberangan lautan dengan cara yang berbeda seorang diri. Tinggal disebuah rumah kecil tanpa seorang ayah ataupun ibu, namun selalu menjadi menara dan pelita bagi siapapun juga. Sepasang bola mata dalam dirinya berbicara, namun tidak seoranpun dapat menyadari ataupun memahaminya. Memberikan senyuman dalam penderitaan menyeberangi lautan bagi banyak orang.
   “Hidup harus terus berjalan, apapun masalahmu dan sekeras apapun badai kehidupan dalam penyeberangan jangan pernah menyerah. Senyumanmu akan menghancurkan tiap beban pergumulanmu...Senyuman dan semangatmu akan menghancurkan segala penyakit yang membungkus langkahmu. “ Kalimat-kalimat yang akan selalu dituliskannya, yang ditaruhnya pada beberapa kamar rumah sakit.
Menjadi pelita kehidupan tanpa disadari dan selalu berdoa buat mereka. Mulutnya terdiam, namun mata hatinya selalu berbicara melalui selembar kertas putih untuk mereka yang lemah. Rumah kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan bagi Nara. Mengajarkannya berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan lautan secara berbeda dan memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang tanpa seorangpun akan menyadari segala hal yang terjadi.
“Tuhan, entah apa yang terjadi dalam duniaku sekarang menyukai gadis bisu bahkan suaranya tidak pernah terdengar sedikitpun.” Keheningan menyelimuti kamarku. Terus saja memainkan kanvas hanya untuk melukis wajahnya. Cinta pertama semenjak duduk di bangku SLTP, hingga detik demi detik makin kuat  berakar. Kebodohanku adalah menyukai gadis bisu bahkan jauh lebih bisu dibanding orang bisu pada sekelilingnya.
“Reynand, apa sih kelebihan dari gadis tersebut?” gerutuku sendiri tidak mempercayai permasalahan yang sedang melilit. Apakah saat itu, hanya sebuah cinta-cinta monyet belaka ataukah akan selamanya seperti ini. Karakter terbodoh dari hidup seorang Reynand adalah mengejar seorang gadis bisu tanpa sepengetahuan siapapun hingga ke jenjang pendidikan sekolah mengah.
“Auuuwwwwwww...” segera memegang dada bagian sebelah kiriku, dikarenakan kesakitan luar biasa. Sejak lahir, saya terdiagnosa kelainan jantung dan harus selalu bergantung pada obat-obat dokter.
“Reynand...” teriak mami memasuki kamarku hingga memecahkan keheningan ruangan terasebut.
“Tidak apa-apa mi,” berusaha menahan sakit tersebut, agar mami tidak khawatir terus dengan keadaanku.
“Tidak apa-apa gimana, jelas-jelas mami lihat kalau kamu meringis kesakitan,” tegur mami sangat khawatir.
“Minum obatnya cepat,” perintah mami mengambil obat dari laci serta segera menyodorkannya ke hadapanku dengan segelas air putih.
“Terimah kasih karena mami selalu ada buat Rey.” Ujarku.
“Sampai kapanpun seorang ibu tidak akan pernah pergi menjauh, terlebih disaat anaknya mengalami suatu kondisi tertentu.” Kalimat bijak mami, membelai rambutku yang pendek. Memberikan kehangatan luar biasa bagi perjalananku.
“Sudah, sekarang anak mami harus tidur pulas sekarang biar tidak terlambat ke sekolah.” Mami melepaskan dekapannya, dan berusaha memperbaiki tempat tidur dari ruangan kamarku.
“Mimpi yang indah,” ucap mami sebelum meninggalkan kamar. Setelah kepergian mami, saya kembali mengambil lukisan yang belum jadi kemudian melanjutkan kembali aktifitasku setiap malamnya. Hanyalah melukis seorang gadis bisu serta menatapnya dengan senyuman.
Saya tidak pernah tahu apa pun yang dikerjakan oleh Nara, dan isi hatinya itu seperti apa? Hanya Tuhan saja juga dia menyadari pertanyaanku sekarang. Setiap hari berusaha untuk berada di hadapan dia, namun, seakan ada sesuatu hingga akhir cerita membuatku pergi menjauh. Tidak seorangpun menyadari, bahwa seorang Reynand menyukai Nara bahkan mengejarnya hingga bangku sekolah menengah.
“Diam-diam memperhatikan dia di sekolah.” Senyumanku membayangkan wajah manisnya setiap berada dalam mobil.
“Reynand...” Sapaan Clara dari kejauhan di pintu pagar sekolah. Setiap hari, tanpa rasa bosan menungguku hanya untuk berjalan masuk menuju kelas. Jujur, saya sangat tidak menyukai dunia Clara serta segala aktifitas konyolnya bersama geng tercinta yang di dedikasikan buat sekolah ini. Bahasanya tinggi amat...motto keseharian Clara bersama geng tidak jelasnya adalah dedikasi untuk sekolah bersama segala kekonyolan yang akan menjadi memori buat para adik-adik kelas, teman, bahkan para guru.
Carakter Clara paling kubenci sampai kapanpun adalah tanpa pernah lelah mengejek Nara. Setiap dia berusaha untuk mengejek ataupun menjahili, maka saya akan berada di sana secara diam-diam balik menghabisi Clara tanpa seoegetahuannya. Pernah sekali, membuat Clara terjatuh di sekitar parit sekolah, hingga seluruh seragamnya sangat bau busuk.
Pada dasarnya, Nara sama sekali tidak bisu, hanya saja, terlalu pendiam jauh mengalahkan orang cacat tanpa pernah dapat berbicara sedikitpun. Saya tetap menyukai dia, sekalipun sepasang matanya tidak pernah mau untuk melihatku. ***
BAGIAN DUA...

“Pagi anak mami paling cakep,” sapa mami membangunkanku dari lamunan tentang dunia Nara.
“Apa yang sedang dipikirkan oleh anak mami sekarang?” senyum mami terus saja menghiasi wajahnya.
“Mi, kenapa Nara tidak datang-datang menjengukku?” setetes kristal terjatuh dari sepasang mataku, akan tetapi, entah bagaimana secara tiba-tiba jantungku begitu sakit luar biasa bahkan jauh lebih parah dari sebelumnya.
“Dokter,” teriakan mami seperti biasa sangat ketakutan melihatku seperti ini. Tidak lama kemudian seorang dokter spesialis jantung bersama tenaga medis lain memenuhi ruanganku. Berusaha memeriksa kembali kondisi kesehatanku, apakah ada sesuatu hal lain atau efek samping dari operasi kemarin.
Saya merasa seakan ada sesuatu yang disembunyiin mami dan mereka semua, namun, entahlah. Mami mengatakan kalau saya hanya operasi penanaman sebuah alat pada jantung, untuk memperbaiki kondisi jantung tersebut. Saat terbaring koma, saya sempat berpikir tidak akan pernah melihat warna biru langit lagi. Namun, sebuah mujizat terjadi....
“Kondisi Reynand baik-baik saja, tidak ditemukan penyakitnya kembali.” Ujar dokter.
“Tapi, kenapa Reynand sampai meringis seperti itu, dok?” tanya mami.
“Jantung Reynand membutuhkan penyesuaian terhadap benda asing dalam dirinya.” Jawaban dokter.
“Maksud doker?” mami terlihat mengerutkan kening.
“Setiap benda asing tidak berasal dari dirinya yang masuk dalam tubuh, membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Namun, lambat laun tubuh pasti bisa menerima benda asing tersebut. Ibu tidak usah khawatir,” kata-kata dokter berusaha meyakinkan mami.
“Yakin anak saya tidak kenapa-kenapa?” tegas mami lagi.
“Reynand sekarang dinyatakan sehat tanpa diagnosa kelainan jantung.” Jawaban dokter.
“Sudah waktunya pulang, mi” keluhku di samping mami.
“Terimah kasih dokter,” senyuman mami sebelum keluar dan akhirnya berjalan menuju mobil.
Hal pertama yang ingin kulakukan adalah mencari Nara, dimanapun dia berada. Menurut penjelasan mami, kalau Nara tidak pernah datang ke rumah sakit buat menjenguk. Semenjak peristiwa tersebut, dia menghilang bagai di telan bumi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Saya menyadari karakter kepribadianya seperti apa, jadi, tidak mungkin dia berusaha melupakan atau membuat membuat keputusan sepihak. Selama beberapa hari mencari keberadaan Nara dimulai dari rumahnya, kampus, tempat-tempat yang biasa kami datangi. Semua usahaku tidak membuahkan hasil sama sekali.
“Ada surat buat tuan,” ujar bibi Sari menyerahkan sebuah surat di hadapanku. Rasa lelah mencari keberadaan Nara membuatku meninggalkan rumah beberapa saat. Mami terus saja, menyuruhku pulang ke rumah, takut terjadi sesuatu di jalan.
“Dari siapa bi’?” tanyaku.
“Kurang tahu, tuan” jawabannya. Tersadar akan tulisan tangan tersebut, secepatnya mengambil dari tangan bibi Sari, membuka serta membacanya.
“Ini benar tulisan tangan Nara,” kalimatku terkejut melihat isi surat tersebut.
“Reynand mulai sekarang lupakan diriku, sekarang saya berada di tempat yang jauh dan tidak kau ketahui. Jangan pernah mengingat apa pun tentang duniaku.” Kata-kataku membaca isi surat tersebut.
Pasti ada sesuatu, Nara tidak mungkin meminta putus jika tidak ada sesuatu. Apakah Nara benar-benar mempunyai perasaan mendalam buat Denils? Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menyerangku. Jantukngku berdetak begitu kencang dan tiba-tiba sakit luar biasa.
“Auuuwwwwwwww....” berusaha menahan rasa sakit tersebut, berlari ke kamar biar mami tidak melihat keadaanku sehingga menjadi khawatir.
“Apa yang terjadi?” tersadar setelah sejam lalu tidak sadarkan diri. Beruntung mami belum pulang dari kantor dan melihat keadaanku sekarang. Selama ini, mami telah banyak meluangkan waktu buatku, hingga meninggalkan pekerjaannya hanya untuk anaknya. Sekarang harus berjuang, agar tidak bergantung pada mami. Mengambil sebuah berisi tulisan Nara, dan mulai membaca pada salah halaman bagian isinya.
Luar Saja...
Seseorang hanya dapat memandang dari luar saja, tidak pernah melihat apa yang ada dalam hati seseorang. Tidak ada pemikiran untuk meneliti lebih lagi apa yang ada didalam seseorang. Hanya melihat dari luar saja dan kata penghinaan demi penghinaan pun terus keluar.  Sebuah pertanyaan kembali bercerita dalam benak kehidupan...”Adakah terlintas dalam pemikiran mereka tentang sesuatu hal yang lebih membuat semuanya berubah? “ Inilah perjalanan kehidupan pribadi seseorang.
   Pertanyaan kembali bergejolak seolah ingin memecahkan teka-teki dari sebuah perjalanan...Keadaan sejenis apa yang akan terjadi dari proses dan beberapa dari pernyataan sebelumnya dinyatakan?. Untuk menjawab segalanya membutuhkan suatu perjalanan yang secara panjang bagi kepribadian hidup seseorang ?  Dimana dalam perubahan tersebut yang terlihat hanya canda dimana dinikmati oleh semuanya.
Senyuman dan kepolosan yang sangat alamiah begitu indah pada pandangan mata. Buat kepolosan adalah hal yang membosankan dan mudah untuk mempermainkan dan dipermainkan...Akan tetapi dimataNYA tidak seperti itu. Justru hal tersebutlah yang membuat Tuhan sangat menyayangi seorang yang memiliki kepolosan.
   Dalam perjalanan penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan hingga menghasilkan sebatang emas murni, istilah kepolosan sangat berharga. Jangan menjadi seorang yang hidup dalam balutan kemunafikan. Didalam pergumulan kehidupan, Tuhan menyukai hati yang penuh dengan kepolosan berada dalam dalam rumahNYA.Istilah kepolosan, dapat digunakan dalam aliran air mata disuatu perjuangan melalui proses pergumulan doa secara luar biasa hebat dimata Tuhan. Belajar dari kehidupan seorang anak kecil yang memiliki hati dan kepribadian dengan sisi kepolosan serta keluguan tersendiri didalamnya.
 Mengajarkan dunia orang-orang dewasa pada umumnya tidak menjadi seorang yang penuh dengan kemunafikan untuk hal apapun. Canda dan tawa dari dunia seorang anak kecil merupakan sebuah gambaran perjalanan bagi perjalanan seseorang yang beranjak dewasa untuk memahami sebuah istilah kepolosan. Kepolosan dalam pandangan Tuhan...serta dari kepolosan tersebut seseorang diajar untuk mengenal arti kehidupan yang benar-benar hidup. Lingkungan sejenis apapun, bukan berarti mengarahkan seseorang untuk berada dalam dunia menjijikkan.
Namun, pada dasarnya belajar tentang situasi tertentu dan dapat tetap berada dalam lingkungan kepolosan saat berada dalam rumah Tuhan melalui kekuatan doa secara luar biasa. Kepolosan tersebut akan menciptakan seni kehidupan tersendiri bagi perjalanan siapapun juga. ### by. Nara.
FLASH BACK...
Rumah kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan bagi Nara. Mengajarkannya berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan lautan secara berbeda dan memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang tanpa seorangpun akan menyadari segala hal yang terjadi.
Inilah seni perjalanan Nara yang begitu berharga dan tidak ternilai disebuah area kehidupan. Seni dan warna kehidupan dibuat berbeda oleh langkah perjalanan gadis pendiam tanpa seorangpun berusaha untuk memahami ataupun menyadari hal tersebut. Secarik kertas dengan tulisan Nara pada sebuah kamar...
Emas Murni yang Bernilai...
Lautan disertai badai badai hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal. Namun lautan tanpa badai hebat tidak akan pernah memberikan sesuatu hal yang berarti. Tidak memiliki daya tarik tersendiri di suatu area dan suatu hari kelak dapat menghancurkan tiap gerbang pintu terhebat bagi sebuah mimpi.
Jangan biarkan sepasang mata hanya memandang lautan tanpa badai hingga menghancurkan tiap gerbang pintu terhebat. Biarkan tangan tetap menggenggam suatu emas murni melalui badai hebat tersebut didalam penyeberangan lautan. Tetap menjadi berbeda dalam penyeberangan lautan  diselimuti badai terhebat dalam sebuah area. Lautan disertai badai badai hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal. Menjelaskan sebuah area perjalanan dalam dunia yang disertai dengan berbagai pergumulan kehidupan, air mata, masalah demi masalah datang silih berganti, ada saat dimana semua orang akan menjauh dan menghina langkah hidup secara luar biasa.
 Dalam hal inilah akan mengajarkan seseorang tentang arti hidup dan kerendahan hati yang selalu menyatu didalamnya. Kesombongan ataupun keegoisan seseorang akan hancur dalam sekejap oleh perjalanan hidup didalam badai hebat. Tanpa pergumulan hidup, air mata, masalah demi masalah silih berganti, saat dimana semuanya pergi menjauh...Tidak  dapat mengajarkan kehidupan tentang arti dari memaknai sebuah perjalanan kehidupan. Keegoisan serta hal yang terlalu mengerikan berupa kesombongan akan menyelimuti dunia seseorang. Biarkan hati terus memahami pelita kehidupan hingga memberikan cahaya bagi siapapun...sekalipun mereka tidak akan pernah menyadari. ### By. Nara.
Orang tersebut terkena penyakit kanker stadium akhir dan sangat parah, tidak ada harapan dalam kehidupannya. Namun Nara datang menjadi sebuah menara dan pelita kehidupan secara tidak langsung dalam kehidupannya.
Menuliskan kalimat demi kalimat untuk menjelaskan sebuah kehidupan dalam penyeberangan lautan dan badai yang begitu besar membungkus kehidupan. Secara diam-diam, tanpa sepengetahuan siapapun dan Nara berada dalam kamar orang tersebut memberikan kekuatan melalui doa dari dasar hati dengan kelembutan yang begitu lembut. Penderita kanker itu pun tidak pernah menyadari, segala hal yang telah diperbuat oleh Nara. Menara dan pelita kehidupan bagi banyak orang lemah, hanya Tuhan dan Nara yang tahu tanpa seorangpun menyadarinya.
   Mengirimkan beberapa sumbangan bagi anak panti tanpa seorangpun disekitarnya menyadarinya. Membangkitkan senyuman anak-anak panti dengan berbagai jenis kalimat melalui selembar kertas putih bersih untuk mereka. Nara seorang gadis pendiam tanpa satu katapun terucap pada bibirnya namun selalu hidup bahkan terlalu hidup bagi siapapun tanpa mereka sadari.
To. Anak-Anak panti asuhan “Kasih”
Jangan pernah berpikir bahwa seorang anak yatim piatu tidak memiliki masa depan ataupun hal menarik bagi siapapun. Semua membutuhkan waktu, dan buktikan pada dunia anak yatim piatu berbeda dari siapapun juga. Tidak pernah kecewa oleh sebuah keadaan...Inilah kehidupan, tanpa badai hebat ditengah penyeberangan lautan besar segalanya hampa. Tetap tersenyum disetiap badai kehidupan. Kesepian mendalam bukan berarti menghancurkan senyuman pada wajah seorang anak yatim piatu.
Terus berjalan sekalipun tanpa genggaman tangan seorang ayah ataupun ibu. Tersenyum dalam menatap berbagai hal dalam badai hebat di tiap detiknya. Dunia anak yatim piatu mengajarkan berbagai pintu disuatu ligkaran dalam penyeberangan lautan luas ditengah badai terhebat. Menjadi sebatang emas murni ditengah badai hebat sangat menyenangkan, hingga pada akhirnya menjadikan langkahmu berbeda . Senyuman kalian akan menghancurkan kesepian, masa depan gelap, dan berbagai hal negatif.
Sebuah tulisan dari seseorang berkata seperti ini... Meraih impian membutuhkan sebuah perjuangan...Seorang anak berjalan dan matanya memandang sebuah lembah, satu pertanyaan dengan berbagai jenis jawaban. Dapatkah anak tersebut berada dalam lembah kelam dan berhasil melewati tempat tersebut?.
Berjalan didalam lembah kelam menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam lembah tersebut, terlalu sulit untuk diungkapkan. Namun langkah kaki anak tersebut terus berjalan tanpa henti dan rasa takut menyelimuti dunianya tidak pernah ada. Berjalan dan berjalan melewati lembah kelam hingga pada akhirnya anak tersebut keluar dengan sebuah senyuman kemenangan.
Sebuah gambaran perjalanan seseorang, melewati berbagai jenis masalah kehidupan bahkan tembok permasalahan begitu kuat, Akan tetapi seseorang dengan sebuah langkah dari sebuah istilah hingga memberikan dampak secara luar biasa, Istilah tersebut merupakan sebuah kekuatan untuk meraih mimpi dan harapan. Tidak akan pernah menyerah oleh siatuasi apapun dalam lembah kelam hingga menjadikannya kuat.  Apapun perkataan dunia dalam lembah tersebut, tetap berjalan dengan kekuatan yang asalnya dari pada Tuhan. Hingga mimpi tersebut berada dalam genggaman tangan.                                                                                                                                                     Dari, Penyemangatmu
“Aku menyukai kata-kata yang tertera dalam secarik kertas ini.” Salah satu seorang anak dari panti asuhan seperti mendapat sebuah kekuatan setelah membaca isi tulisan di dalam secarik kertas tersebut.Tulisan secara luar biasa mengajarkan banyak anak tentang penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan yang begitu besar. Begitu banyak anak yatim piatu dengan berbagai masalah kehidupan pergumulan. Namun Nara akan selalu menjadi sebuah menara dan pelita kehidupan yang tidak kelihatan dalam dunia mereka.
Memberikan senyuman dihati banyak anak tanpa seorangpun pernah menyadarinya. Dunia gadis pendiam seperti Nara mengajarkan sesuatu berlian yang tersembunyi sangat dalam disuatu tempat dalam lingkaran kehidupannya.Banyak orang berkata, bahwa seorang yang mempunyai karakter terlalu pendiam sangat bahkan terlalu membahayakan bagi orang sekitarnya. Akan tetapi bagi dunia Nara sangat jauh berbeda, mengajarkan sebuah pancaran matahari yang bersinar secara tersembunyi bagi kehidupan banyak orang disuatu tempat. Pancaran matahari yang memberikan kehidupan serta semangat didalam warna-warna kehidupan banyak orang-orang lemah.
Pancaran matahari dengan sinar yang begitu indah memberikan kekuatan bagi kehidupan banyak anak disuatu area kehidupan. Menjadi menara dan pelita kehidupan bagi banyak orang tanpa seorangpun menyadarinya. Perjalanan Nara sangat berbeda dengan siapapun juga, tidak dapat dibandingkan dengan siapapun juga. Pancaran kehidupan mengajarkan binar-binar kehidupan bagi siapapun disuatu tempat tersembunyi. Tanpa seorangpun menyadari segala sesuatu yang terjadi. Nara gadis tanpa satu katapun dalam bibir dan selalu diam seribu bahasa ditiap aspek perjalanan dalam penyeberangan lautan ditengah badai.
“Anak-anak hari ini kita belajar tentang dunia seni dan teman-temannya” tutur bahasa ibu guru dalam ruangan kelas. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan ibu guru, namun seperti biasa Nara tidak pernah memperlihatkan senyuman seperti apapun. Nara selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun dimanapun langkahnya berjalan.
 “Ibu guru, kok ada teman-temannya” pertanyaan Kirey tertawa. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan Kirey bertanya dengan gaya bahasa menggemeskan. Kirey dikenal dengan gaya artis korea, dan segala didalam dunia fashion serta apapun akan berbau korea.
“Anak-anak, ibu harap kalian semua diam jangan ribut mengerti” ucapan ibu guru bersikap tegas terhadap murid dikelas.
Apapun yang diucapkan teman-teman sekolah seperti biasa Nara tetap menjadi gadis pendiam. Nara gadis pendiam tanpa kata-kata, akan selalu diam seribu bahasa. Tidak seorangpun mendengar ucapan Nara, suaranya sejenis apa? Dan berbagai hal dalam dunia sekolahnya..Nara gadis pendiam, tidak pernah dipandang siapapun namun akan selalu menjadi pelita bagi siapapun ditempat tersembunyi.

BAGIAN TIGA...

“Tuhan, seperti apa sich dunia dia dan kenapa selalu diam seribu bahasa? Apakah dia memang pada dasarnya bisu atau bagaimana?“ pertanyaanku dalam hati memandang tingkah laku Nara setiap harinya.
 “Gadis pendiam atau gadis bisu yach? sepertinya kamu penuh dengan tanda tanya berat namun menantang untuk diperhatikan“ didalam hati memandang lukisan wajah Nara.
“Menara seorang gadis pendiam atau gadis bisu...Tuhan, kenapa aku bisa menyukai gadis seperti itu. Terkadang berbagai pertanyaan timbul dalam nafasku...” keluhku dengan kening berkerut.
“Kenapa aku bisa menyukai dia dan apa kelebihan dia sehingga mataku selalu menatapnya? Kenapa harus dia yang menjadi cinta pertama dalam hembusan nafasku dan tidak bisa beralih kepada siapapun?Tuhan, bantu aku untuk mengerti hal-hal seperti ini...Kamipun masih terlalu remaja untuk mengenal dunia percintaan.” pertanyaan Reynand sekali lagi didasar hati.
Seorang Reynand mempunyai sifat berbeda dengan dunia Nara. Menyukai seseorang terlalu mendalam hingga menjadikan seluruh nafasnya menjadi sesak. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Reynand hingga mengagetkannya seketika.
“ Mami...mengagetkan Reynand saja “ sedikit kesal.
 “Mami, hanya mau memastikan  apakah anak mami sudah tidur atau belum...kan tidak ada salahnya “ ucapan sang mami memeluk.
“Mami, boleh bertanya sesuatu hal yang bersifat pribadi atau tidak?” Pertanyaan yang memperlihatkan wajah mengkerut. Seorang ibu menyadari segala yang ada dalam dunia anaknya, dengan senyuman manis mengangguk.
 “Pasti, anak mami berbicara tentang seseorang yang ditaksir iyach kan“ ucapan mami dengan tersenyum menggoda.
“Ah...mami bisa saja...Reynand Cuma mau tahu menghadapi seseorang dengan kepribadian terlalu pendiam atau sekalian cap saja dia gadis bis“
”Reynand, anak mami sekarang sudah beranjak remaja dan mulai mengenal sesuatu...Hanya saja anak mami tidak boleh melewati batas apapun itu, siapapun dia belajar tetap dalam lingkaran sewajarnya.”ucapan seorang ibu mengajarkan anaknya untuk memahami berbagai hal dalam dunia pergaulan dimasa remaja.
“Ah mami apaan sich...Lagian juga umur Reynand di dunia berapa lama sic?Sampai berapa lama sih, Reynand dapat bertahan hidup.“Seorang ibu memeluk erat putra tunggalnya memberikan kehangatan dan kelembutan. Membuat Reynand menyadari tentang sebuah harapan disaat semua jalan terlihat buntu.
“Reynand, jangan pernah berputus asa untuk hal apapun. Intinya anak mami selalu mempunyai sebuah semangat hidup yang terlalu kuat. Seseorang pernah berkata melalui tulisan pada selembar kertas...”  usapan lembut seorang ibu .
“ Lanjutkan mi..”
“ Bahwa obat seperti apapun yang terus masuk dalam tubuh, namun nafas hidup selalu berpikir dan sangat terikat oleh berbagai hal negatif maka kesembuhan itu tidak akan pernah ada. Akan tetapi apabila seseorang memiliki semangat hidup luar biasa kuat disertai berbagai jenis pemikiran positif dan sama sekali tidak menganggap dunianya terikat oleh sebuah penyakit sehebat apapun.” Penjelasan seorang ibu dengan penuh kehangatan.
“Maka percaya penyakit tersebut dapat hancur dalam sekejap dan memberikan kehidupan bagi perjalanan disuatu lingkaran. Jadi Reynand harus mempunyai semangat hidup luar biasa hebat serta tidak memikirkan hal-hal yang menghancurkan dunia anak mami. “ Lanjutan perkataan seorang ibu memeluk erat putra kesayangannya.
“Mami, apapun yang mami ucapkan akan selalu ada dihati Reynand.” Tidak pernah terpikirkan dalam benak, tidak pernah tersadar bahwa kalimat demi kalimat yang terucap oleh bibir perkataan mami merupakan salah satu tulisan Nara. Selalu menjadi pelita kehidupan bagi siapapun ditempat tersembunyi.
Tulisan Nara beberapa tahun lalu untuk salah satu pasien penderita jantung dan tidak lain adalah diriku sendiri tanpa pernah kusadari selama ini...bercerita tentang beberapa ilustrasi tentang sebuah benda. Ada sedikit kesulitan untuk mencerna makna dari ilustrasi tersebut, hanya saja saat berusaha untuk melakukan penyelidikan terdapat kandungan nilai paling terdalam.
Antara sebuah benda begitu indah & terdapat pula sebuah tampilan biasa...
Sebuah benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap cahayanya begitu menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata memuliakan kehidupan orang tersebut.Oleh karena benda yang dimasukkan dalam tubuh. Akan tetapi pada saat yang tak disadari benda tersebut menjadi racun dalam kehidupan bahkan jurang maut untuk segalanya. Sebuah pertanyaan berada dalam benak...Apa guna dari cahaya yang menyilaukan itu ?. Untuk segala sesuatunya menjadikan semua hal diselimuti oleh jurang maut.
Pada sisi lain sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai perhiasan yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh. Semua orang menertawakan dan mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa dan membuat tubuh terluka. Seluruh tubuh penuh dengan darah yang terus mengalir. Semua orang memandang hina akibat benda tersebut. Air mata yang terus mengalir akibat rasa sakit dan luka luar biasa. Akan tetapi dibalik semuanya itu benda tersebut menunjukkan sebuah kehidupan dan memberikan cinta kasih penuh kelembutan.
Menghancurkan kesombongan/keangkuhan hidup bahkan keegoisan yang terus mengalir. Saat-saat tertentu menjadikan suasana menjadi lain tanpa ada kata maut untuk langkah kehidupan. Rasa sayang selalu dialirkan kedalam hidup ini. Kehidupan manis dan tidak dapat diperoleh dari berbagai hal apapun. Ternyata cahayanya terus mengalir pada saat luka-luka dan berbagai badai permasalahan kehidupan dalam kehidupan seseorang.
Inilah kehidupan seseorang tidak pernah ada yang dapat memahami perjalanan dari suatu titik lingkaran. Sebuah benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap cahayanya begitu menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata memuliakan kehidupan orang tersebut. Oleh karena benda yang dimasukkan dalam tubuh. Bercerita tentang terkadang sesuatu yang dianggap menarik, kehidupan sempurna, kehidupan manis dan pada pandangan mata dunia penuh dengan pujian dan tidak terjadi permasalahan sedikitpun.
Bagi siapapun yang memandang dalamnya terdapat harta luar biasa hebat dan tidak terdapat berbagai permasalahan kehidupan. Segala sesuatunya dapat bersifat kekayaan yang luar biasa melimpah, ketenaran, menjadi idola bagi siapapun, hidup tanpa masalah apapun dan sangat berbeda. Namun dibalik hal tersebut terdapat sebuah keangkuhan kehidupan, keserakahan, dan berbagai hal yang bersifat pada jurang maut.
Siapa yang dapat memahami hal-hal seperti ini dalam langkah perjalanan seseorang. Jangan pernah berpikir oleh karena harta melimpah, kekuasaan berada diujung pncak kehidupan, ketenaran secara hebat menyelimuti kehidupan, dan selalu menjadi nomor satu bagi siapapun bahkan menjadi rebutan bagi lawan jenis dimanapun berada...
Tidak ada yang dapat menyangka bahwa, segalanya dapat mengarahkan kehidupan pada sebuah jurang maut dan keadaan yang sangat mengerikan. Manis bagi pandangan mata namun pada akhirnya menghancurkan segala sesuatunya dalam sekejap mata.Pada sisi lain sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai perhiasan yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh.  Semua orang menertawakan dan mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa dan membuat tubuh terluka. Seluruh tubuh penuh dengan darah yang terus mengalir.Bercerita tentang sebuah perjalanan kehidupan dalam penyeberangan lautan ditengah badai besar. Dalam kehidupan terlihat biasa dimana kehidupan secara pandangan mata sangat tidak layak oleh karena berbagai tantangan-tantangan kehidupan.
Badai permasalahan dalam bentuk kemiskinan untuk sebagian besar hal tersebut merupakan kutuk bagi perjalanan kehidupan seseorang. Namun pada akhirnya mengajarkan nafas tentang sebuah perjuangan dan kerendahan hati. Apapun mata dunia serta pandangannya namun didasar kehidupan dalam tahap-tahap seperti ini mengarahkan sebuah perjalanan pembentukan kepribadian dan kekuatan serta semangat berbeda dari siapapun juga.
Dapat berupa penyakit terparah menyelimuti sebuah perjalanan kehidupan, namun dibalik semuanya itu mengajarkan arti dari sebuah senyuman dalam penyeberangan lautan ditengah badai terhebat. Menceritakan semangat hidup secara luar biasa dan pendekatan pada Tuhan dalam dunia doa secara hebat dan penuh dengan berbagai hal yang sangat unik. Menampilkan berbagai cerita-cerita menarik untuk perjuangan dalam meraih warna-warna pelangi.
Air mata dapat saja mengalir deras ditengah badai kehidupan namun mengajarkan dunia seseorang tentang kerendahan hati dan pergumulan kehidupan hingga pada akhirnya menghasilkan emas murni dalam bentuk kedewaasaan, bijak dalam melangkah untuk berbagai hal, dan segala macam yang bersifat positif tanpa sebuah jurang maut secara luar biasa.Mengajarkan nafas untuk menghargai siapapun pada pandangan mata seseorang tanpa mengeluarkan berbagai hal mengerikan. Dunia yang mengarahkan pada sebuah keadaan dimana seseorang belajar memahami seni-seni kehidupan yang akan selalu melekat dalam proses perjalanan penyeberangan lautan di tengah badai hebat.
Tidak ada hal yang lebih berharga dibandingkan seseorang belajar memahami sebuah pergumulan dan pada akhirnya membentuk dunianya. Kedewasaan, kerendahan hati, senyuman ketulusan, air mata didalam doa, bijak dalam menanggapi berbagai situasi akan selalu melingkupi dunia orang tersebut. Dimana mereka dapat menghargai kehidupan dan berusaha  menjauh dari sebuah jurang maut. ###
“Tulisan ini masih mami simpan sebagai sebuah kekuatan.” saat berada dalam ruangan ICU berjuang agar lepas dari maut.
“Mi...” bersandar pada dada bidang mami.
“Reynand, siapapun yang menulis ini pastinya dia tahu tentang sesuatu dalam kehidupanmu dan mami secara pribadi.” Senyuman mami dengan kehangatan.
“ Mami memang benner.” .
“Tuhan, ajarku untuk menyadari bahwa dibalik masalah pergumulan sebuah penyakit jantung Reynand saat ini hanya untuk membentuk sebatang emas murni bagi hidupku.” Kata-kataku dengan lembut.
“Begitulah yang seharusnya terjadi dalam kehidupan anak mami.”
“Makasih mi...” kembali berada dalam dekapan sang ibu.
“Dibalik semua masalah, yang sedang terjadi jangan pernah kecewa dengan hal apa pun.” Kalimat bijak seorang ibu.
“Sesuatu yang membentuk sekali buat seorang Reynand.”
“Harusnya kan memang seperti itu.” Suara lembut sang ibu.
“Jangan pernah berkata, duniaku tidak lagi akan melihat bagaimana matahari terbit suatu hari kelak oleh karena sebuah penyakit.” Kembali kalimat bijak seorang ibu yang terus mendekap putranya dengan belaian kasih sayang.
“Mi, terkadang Reynand ketakutan disaat tertentu dan selalu dihantui oleh sesuatu hal saat pagi hari tidak akan dapat lagi membuka mata, melihat bagaimana matahari terbit dan terbenam.”
“Reynand harus mempercayai akan sebuah harapan dalam suatu perjalanan.”
Seperti biasa diriku saat berada di sekolah dari kejauhan, “Tuhan, kenapa harus Nara?” Pertanyaan didasar hati memandang gadis pendiam yang duduk termenung dalam kelas.
Saat perjalanan pulang sekolah hari terakhir ujian, seolah seperti ada sebuah kekuatan yang membuat terus melangkah mencari sebuah misteri dibalik kehidupan Nara. Seorang gadis pendiam dan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata. Berjalan mengikutinya dalam keadaan tanpa disadari oleh Nara.
 “Apa yang diperbuatnya disana?” pertanyaan kembali dalam. Gadis penuh misteri, membutuhkan proses untuk memahami dan memecahkan misteri tersebut.Seorang Nara...berjalan pada sebuah panti jompo menaruh sebuah kotak didepan sebuah pagar, mengetuk pintu, dan segera bersembunyi dibalik sebuah pohon. Setelah Nara gadis pendiam pergi tanpa jejak
“Tuhan, ternyata gadis yang aku sukai selama ini kehidupannya seperti ini. Akan selalu menjadi menara sesuai dengan namanya dan pelita kehidupan ditempat tersembunyi tanpa seorangpun mengetahui dan menyadari.“ Menyukai seseorang, namun kaki begitu berat berjalan kearahnya untuk mengungkapkan sesuatu hal.
 “Kenapa kisah perjalanan cinta pertamaku seperti ini yach? Andai kata bisa kudengar bibir mulutnya mengucapkan satu kata saja...Diam membisu seolah memiliki kecacatan luar biasa.” Keluhku didasar hati.Berjalan dan memandang dari kejauhan bagaimana dia duduk termenung. Melukis wajahnya setiap saat sejak SLTP hingga pada akhirnya hampir tamat SMU.
“Seperti ada yang salah dengan duniaku Tuhan...” Gumamku. Hanya menatap dari kejauhan dan tidak berani untuk mendekat bercerita berbagai hal.
Tuhan, untuk kali ini Nara akan melanjutkan kuliah di kampus mana? Engkau tahu Tuhan sejak dulu aku mulai menyukainya hingga sekarang. Hanya bisa menatapnya dari kejauhan tanpa mengungkapkan berbagai hal. Berusaha mengejarnya di Sekolah Menengah Umum namun tidak dapat mendekat.Seluruh lukisan wajah Nara memenuhi sebuah ruangan tersembunyi dalam kamarnya.
“Tidak menjadi masalah orang penyakitan seperti aku menyukai gadis seperti dia. Aku akan berusaha mencari berbagai hal menarik dalam dunianya,“ semangatku mengejar dia.
Perjalanan Reynand mengikuti Nara secara sembunyi-sembunyi terus berjalan, mencari segala hal yang dilakukannya. Semakin mempelajari dunia dari gadis sejenis Nara semakin menarik hati. Semakin digali hingga kedalaman akar tertentu, emas murni semakin terlihat jelas. Semakin dipandang pada satu titik tertentu dalam dunia gadis sejenis Nara akan semakin indah. Dibalik kepribadiannya yang terlalu pendiam seperti gadis bisu tanpa satu katapun terdapat berlian berharga yang terlalu mahal dan tidak dimiliki oleh gadis manapun.
Semakin menelusuri sesuatu dalam dunianya seorang gadis bernama Nara mengajarkan sesuatu hal yang dipenuhi binar-binar kehidupan tersendiri. Semakin berjalan dalam langkah perjalanannya akan semakin terlihat sesuatu warna-warna tersendiri didalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat dalam perjalanan langkahnya.
Keseharian Nara mengumpulkan banyak sampah hingga dapat dikatakan gadis pemulung sampah. Menjual sebagian sampah yang dipungutnya, namun sebagian lagi dijadikan berbagai jenis karya seni. Barang-barang tidak berharga dijadikan berharga dan bernilai pada pandangan mata siapapun. Berbagai jenis plastik dan barang bekas dibuatnya menjadi berbeda dalam bentuk lukisan ataupun bahkan lemari dengan berbagai desain dan konsep berbeda.
Nara menjualnya dipasar, yang kemudian hasilnya dikirimkan pada sebuah panti asuhan seperti biasa setiap bulannya. Gadis dengan kepribadian diam membisu tanpa satu katapun namun selalu memberikan warna-warna tersendiri dalam kehidupan banyak anak. Menjadi sebuah pondasi terhebat dan terkuat ditempat tersembunyi bagi banyak anak. Dunia Nara yang tidak dapat disamakan dengan siapapun juga. Memiliki sepasang bola mata yang akan selalu memancarkan kelembutan, ketulusan, kecantikan dari dalam secara  luar biasa bersinar bagi kehidupan banyak orang ditempat tersembunyi.
“Menyukai gadis seperti dia adalah sebuah hal yang menyenangkan. Gadis impianku dan Cinta pertamaku,“ lirihku didasar hati mengikuti Nara dimanapun tanpa disadari siapapun.
BAGIAN EMPAT...

Nara tidak pernah menyadari kalau aku selalu mengikutinya dari belakang. Tidak pernah sadar dengan segala jenis perasaan mendalam dari teman sekolahnya. Nara seperti biasanya menyelipkan selembar kertas dibeberapa kamar pasien pada sebuah rumah sakit tempat dia bekerja. Nara akan selalu menjadi menara danp pelita ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun mengetahui serta menyadari berbagai hal yang telah diperbuatnya selain Reynand.
Tanpa disadari oleh Nara, setiap lembaran kertas yang diselipkannya diambil olehku. Pada keesokan harinya mengembalikan lembaran kertas itu berbagai jenis tulisan Nara bagi mereka yang mengalami penderitaan oleh karena sebuah penyakit. Menulis kembali tulisan tersebut dan mengoleksinya disuatu kotak yang berada dalam kamarnya.
Buatmu yang berada di kamar ini.
Separah apapun dan penyakit sehebat apapun melingkupi duniamu jangan pernah kehilangan arah dan patah semangat.Penyeberangan lautan tanpa badai hebat tidak memiliki arti apapun, namun saat badai tersebut menerpa menghasilkan sebuah emas murni. Penyakit sejenis apapun membungkus kehidupanmu, akan mengajarkan hidup untuk memahami warna-warna kehidupan. Mengajarkan duniamu bersandar dan berharap penuh pada Tuhan, hingga pada akhirnya matamu memahami arti dari binar-binar hidup yang akan selalu memancar setiap saat.
Tidak menjadi kecewa oleh karena badai terhebat menerpa duniamu dalam penyeberangan lautan. Semangatmu dan imanmu akan menghancurkan badai tersebut. Mempercayai bahwa mata Tuhan selalu terjaga untukmu. Penyembuhan membutuhkan proses dan tidak dalam sekejap segalanya menjadi seperti yang diinginkan.Melalui proses tersebut mengajarkanmu untuk menghargai berbagai hal dalam area kehidupanmu. Tetap bersemangat dan tersenyum disetiap waktu apapun yang terjadi. ###
Kalimat demi kalimat dalam selembar kertas putih dimana akan selalu memancarkan sinar kehidupan. Bahasa-bahasa dengan sistem berbeda tertulis kembali pada secarik kertas untuk seseorang sehingga mengenal tentang sebuah kehidupan.Tidak terasa mata Reynand berkaca-kaca tanpa dapat berkata-kata. 
“Tuhan, ternyata dia adalah gadis terhebat dan selalu menjadi menara bagi siapapun tanpa seorangpun menyadarinya. Tuhan, bisakah duniaku meraih gengaman tangannya “ ucapannya didasar hati .
 Cinta pertama, memiliki kisah tersendiri dan sangat berbeda dari siapapun juga. Berusaha mengoleksi beberapa buku dan mempelajari tentang dunia kepribadian seorang gadis sejenis Nara.Berusaha mengerti tentang sifat pendiam dari gadis bernama Nara, namun dibalik kepribadiannya menyimpan sebuah berlian yang terlalu mahal dan sangat bernilai bagi pandangan dunia.
Berjalan ke depan Nara dan dengan sengaja menabrakkan dirinya hingga terjatuh dan seluruh buku yang dipegangnya berhamburan. Hanya ingin berusaha melihat reaksi gadis pendiam atau bahkan dapat dikatakan gadis bisu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
 Seperti biasa Nara terdiam dan tidak akan berkata apapun, tersenyumpun tidak akan pernah dilakukannya. Semakin dengan sengaja membiarkan Nara mengumpulkan seluruh buku yang dijatuhkannya. Memandang Nara berbeda dari yang biasanya...Tanpa sepatah katapun dan akan selalu diam seribu bahasa itulah kehidupan gadis dengan kepribadian berbeda dari siapapun.
“Aku ingin mendengar sekali saja kamu berbicara...”memegang tangan Nara.
 “Apakah memang pada dasarnya inilah dunia gadis pendiam seperti dirimu? Tanpa mengeluarkan satu katapun...Kamu tahu kan aku dengan sengaja menabrakkan diri Tapi apa yang terjadi, Nara akan selalu terdiam tanpa mengungkapkan hal apapun,“ Ucapanku melepaskan tangan Nara.dibalik kepribadiaannya tersimpan sebuah benda yang tidak ternilai harganya bahkan terlalu mahal bagi pandangan mata siapapun.
Berjalan mengikuti kemanapun dia pergi, untuk kali ini secara terang-terangan memperlihatkan segala yang kulakukan. Tidak pernah risih dan ingin berbicara tentang hal apapun terhadapku. Seperti biasanya, Nara tetaplah Nara sampai kapanpun menjadi gadis pendiam bahkan akan membisu diam seribu bahasa dalam kehidupannya.
 “Nara, setidaknya kamu berbicara tentang sesuatu hal atas segala yang kuperbuat. Setidaknya berkata-kata, sekali saja kamu berbicara, tidak pernah mendengar jenis suaramu seperti apa dan hidupmu seperti apa. Apa aku salah sebagai teman?” tatapan mata serius di hadapannya.
Nara tetap terdiam tanpa ucapan apapun dan segera berlari hingga mata tidak dapat menemukan keberadaannya. Perjuangan tidak akan berhenti sampai kapanpun hingga pada akhirnya dapat membuat Nara berbicara dan mengungkapkan berbagai hal. Melihatnya tersenyum manis dan mendengar suara Nara seperti apa...
“Tuhan, aku akan berusaha bagaimanapun caranya...Minimal aku bisa mendengar jenis suara gadis yang kusukai sejak dulu sebelum duniaku menghembuskan nafas terakhirku.” disuatu tempat tersembunyi yang penuh dengan berbagai jenis lukisan wajah Nara .
Berjuang dan memiliki semangat tinggi untuk mencapai apa yang diinginkan hati. Berusaha membuat sesuatu hal yang paling tergokil, terlucu, terheboh, dan sangat menggemaskan didepan Nara untuk membuatnya dapat berbicara ataupun tersenyum. Namun pada kenyataannya tidak pernah membuahkan hasil. Nara tetaplah Nara akan selalu menjadi gadis pendiam bahkan seorang gadis yang lebih mengerikan dari gadis bisu pada umumnya.
“Oh my God, apa yang kamu lakukan...berusaha untuk berbicara pada Nara“ ucapan Clara menyindirku.
Seluruh teman-teman menetawakan tingkah dan seluruh gerak gerikku untuk melakukan berbagai hal hanya demi seorang Nara gadis bisu dan akan selamanya menjadi bisu. Nara gadis bisu tanpa satu katapun...seperti apapun usaha akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
 “Reynand, tidak salah yang kamu perbuat. Reynand yang ceria, terlihat keren bagi siapapun dan banyak lagi yang menyenangkan dalam dunianya mengejar Nara gadis bisu tanpa satu bahasapun yang akan keluar dari perbendaharaan mulutnya.“ perkataan salah satu temannya menyindir kehidupan Reynand.
“Reynand, segala yang kau lakukan itu tidak salah yach...Pada hal kalau dipikir-pikir, mending kejar aku saja karena aku mau kok jadi pacar kamu, terus kita sama-sama kuliah disatu kampus yang sama,“ ucapan Clara sekali lagi menarik baju Reynand.
“Jangan sedikitpun berkata-kata hal yang buruk tentang Nara...Kalian hanya tidak pernah menyadari dunianya seperti apa. Bagaimana dia berjuang dan perjalanan kehidupannya selalu hidup bagi siapapun tanpa disadari.” Tiba-tiba ucapanku keceplosan berbicara.
Pandangan mata Nara memandang Reynand sedikit berbeda, berusaha mencari sesuatu yang disembunyikan olehnya. Reynand berusaha mengalihkan perhatian...”Dari mana kamu tahu tentang dunia gadis bisu itu...”teriakan Clara membuat telinga semua orang sedikit rusak dibuatnya.
“Dari pandangan bola matanya, saat seorangpun tidak ingin melihat dia akan terlihat biasa.“ Berusaha membuat mereka tidak pernah mengetahui berlian yang tersimpan dibalik kepribadian seorang gadis bernama Nara. Nara tidak akan pernah mau membongkar seluruh dunianya pada siapapun juga.Bagi kehidupan Nara untuk pertama kalinya ada seseorang yang berusaha ,membelanya didepan siapapun juga.
Nara berjalan pulang ke rumahnya, namun dari belakang terdengar langkah kaki Reynand yang terus berjalan. “Ternyata ini yach rumahnya Nara...sangat kecil sekali beda sama rumah mami.“ bola mataku terus saja melihat rumah kecil di depanku. Menjadi salah satu anak pengusaha tersukses dan segala sesuatu dalam hidup dapat terpenuhi dalam sekejap.
 “Nara, kamu tidak mempersilahkan saya untuk masuk ke rumahmu, “ teriakku didepan pintu Nara. Selama berjam-jam menanti Nara keluar dari rumah yang begitu sederhana, namun Nara tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya.
Tidak pernah kehabisan akal untuk berusaha mencari perhatian Nara apapun yang terjadi. Wajah Nara selalu terlihat kesal setiap melihat segala tingkah laku Reynand yang berusaha untuk membuatnya berkata-kata. kekesalan begitu nampak pada wajahnya,namun diam seribu bahasa tanpa mengungkapkan hal apapun. Hingga suatu ketika Nara semakin tidak tenang oleh tiap gerak- gerikku, dengan wajah sangat marah memandang.
“Nara, apa aku salah hanya ingin mendengar suaramu seperti apa? Minimalnya kamu bericara sedikit saja...mau dalam keadaan marah atau apalah!”  teriakanku saat perjalanan pulang ke rumah Nara.
Seperti biasa mengikuti Nara kemanapun dia berjalan. Berusaha untuk membuat Nara tersenyum atau bahkan tertawa namun tidak pernah berhasil. Berusaha membuat yang membuat emosi Nara memuncak, namun tidak pernah berhasil untuk mendengarkan gadis impiannya berkata-kata. Nara hanya terdiam dan terdiam..akan selalu diam seribu bahasa apapun yang terjadi.
“Tuhan, begitu sulitnya menaklukkan dunia Nara dan paling bodohnya lagi aku suka dia, tapi, waktu itu aku pernah melihatnya berbicara satu kali saja tidak tidak pernah mendengar suaranya.” Memandang lukisan wajah Nara. Berusaha mencari tahu universitas yang akan dimasuki oleh Nara. Dan untuk yang kesekian kalinya berusaha mendaftar pada Universitas tersebut. Saat berada di Universitas itu, dengan jurusan yang sama, wajah Nara semakin nampak terlihat kesal.
“Tuhan, andai saja aku bisa meraih perhatiannya namun tidak pernah bisa,“ gumamku.  Hingga suatu ketika, berdiri terlalu lama didepan rumah Nara dan terus menunggu. Tidak perduli terik matahari dan hujan deras, tetap berdiri menunggu sampai Nara berbicara. Nara tidak pernah menyadari bahwa saya memiliki penyakit jantung yang sangat parah dan tidak dapat berada berdiri terlalu lama ditengah hujan deras.
Nara hanya memandang dari dalam rumah segala hal yang diperbuat olehku. Namun tiba-tiba menjadi ketakutan dikarenakan saya tiba-tiba pingsan ditengah hujan deras tersebut. Dilarikan ke rumah sakit...hingga pada akhirnya Nara menyadari sesuatu hal dalam duniaku. Mami datang dan sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi dengan anaknya.
“Ini semua gara-gara kamu, kalau terjadi sesuatu dengan anak saya maka kamu harus bertanggung jawab,” teriakan mami dengan penuh amarah. Hati seorang ibu yang berusaha berjuang demi kesembuhan sang anak...
”Hanya Reynand yang kumiliki dan satu-satunya putraku...” teriak seorang ibu dengan aliran air mata begitu deras. Saat membuka mata melihat Nara menjaga semalaman membuat hati terhibur oleh sesuatu hal. Memberi isyarat kepada mami untuk tetap terdiam sehingga Nara tidak terbangun dari tidur.
  “Yah Tuhan, sebegitu berharganya gadis ini didalam dunia Reynand anakku.“ Perkataan seorang ibu dengan begitu hancur kudengar dengan begitu jelas di telingaku sekalipun berusaha untuk dipelankan.
Saat Nara tersadar...”Kamu sudah terbangun?” wajahku tersenyum manis memandang gadis impian dan cinta pertama.Nara tetap terdiam tanpa satu katapun...
”Kalau kamu merasa bersalah, kamu harus membayar rasa bersalahmu,“ ucapanku. memegang wajah Nara kemudian melepaskannya. Gadis dengan kepribadian berbeda dari siapapun, akan selalu terdiam dan terdiam...
”Kamu harus mengantar dan membawakan bekal ke kampus buatku, serta aku ingin mendengar kamu mengucapkan satu kata saja. Aku penasaran tidak pernah mendengar suaramu dari saat kita SLTP hingga kuliah. Memangnya kamu benar-benar bisu yach.” Ucapanku. Nara tertunduk dan merasa bersalah atas segala hal yang terjadi..
“Aku tahu kamu dapat berbicara, hanya saja yach seperti inilah kepribadianmu terlalu pendiam atau bahkan bahkan jauh melebihi dunia gadis bisu diluar sana,”
“Aku tahu duniamu, selalu menjadi menara dan pelita ditempat tersembunyi. Apapun dan bagaimanapun Nara tidak mau berbicara, namun aku tidak akan patah semangat.”
“Berusaha sekolah ditempat yang sama dengan Nara, sekalipun tidak pernah mendengar sedikitpun Suaranya Nara.“ Sekali lagi perkataanku.
“Dibalik sifat Nara yang seperti ini tersimpan sebuah berlian yang tidak dapat dibandingkan atau disamakan oleh siapapun juga.“ kata-kata dari dasar hati. Menjelaskan semua yang dilakukan oleh Nara serta rutinitas kebiasaannya dimana telah kuketahui.
 “Ingin menjadi seperti Nara, sekalipun umurku sudah tidak lama lagi,” kalimatku di hadapannya, hingga pada akhirnya membuat mata Nara berkaca-kaca seolah ingin berbicara...
“Reynand...” perkataan Nara untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun pada seorang Reynand.
”Ternyata suaramu manis juga kedengaran bahkan sangat manis dan lembut. Trimah kasih Tuhan, akhirnya perjuanganku tidak pernah sia-sia.” Sorakanku kegirangan di rumah sakit.
“Mami, Nara sudah mau berbicara,” teriakanku sekali lagi. Seorang ibu yang begitu terharu melihat perjuangan anaknya untuk seseorang yang berbeda.
“Ayo bicara sekali lagi,“ membuatnya terlihat kesal. Kembali seperti biasanya Nara terdiam tanpa berkata-kata sedikitpun. Nara memberikan sebuah buku berisi tulisan-tulisannya sendiri.
Dalam kamarku membaca tulisan tangan Nara, setelah keluar rumah sakit. Mempelajari tentang bagian dari perjalanan kehidupan dipenuhi teka-teki. Ada begitu banyak hal menceritakan tentang serpihan hidup mempunyai alur tersendiri.
Tuhan Mengizinkan...
Kemarin benda tersebut sangat indah, menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya walaupun jaraknya masih jauh, sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup ini. Semua orang yang melihatnya sangat kagum....Akan tetapi hari ini karena noda dan retakan sedikit pada benda tersebut tidak ada keharuman yang menghinggapi seluruh hidup. Benda ini menjadi sangat jelek dan bau, hingga menjadi sampah bagi semua orang. Tapi satu pertanyaan, apakah harus kupertahankan benda tersebut atau kubuang saja ke samudera/lautan ? Karena benda tersebut semua kejelekan selalu ada dari bibir mulut orang-orang diluar sana.
Akan tetapi saat dibuang apakah hidup menjadi berbeda dan sangat menarik? Yang sebenarnya hanya akan semakin merusak. Akan tetapi saat benda ini tetap bertahan dalam kehidupan dan belajar untuk memperbaiki benda tersebut dengan penuh kesabaran saat itu segalanya dari hidup semakin terbentuk.Membuat benda ini sangat beda dan unik membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.
Walaupun saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam, asin, dan manis seperti rasa nano-nano. Bercerita tentang realita kehidupan didalam suatu lingkaran perrjalanan seseorang pada dasarnya.Kemarin benda tersebut sangat indah, menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya walaupun jaraknya masih jauh, sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup ini.
 Semua orang yang melihatnya sangat kagum....Akan tetapi hari ini karena noda dan retakan sedikit pada benda tersebut tidak ada keharuman yang menghinggapi seluruh hidup. Menungkapkan  sebuah hal dapat berupa talenta, keluarga, memegang sebuah impian dalam genggaman tangan dan berbagai hal yang bersifat dimana menyangkut kehidupan pribadi dan ada saat tertentu dalam perjalanan terlihat sangat menarik bagi pandangan siapapun. Bisa berbicara tentang seseorang yang begitu berarti, dan selalu menjadi begitu indah dan luar biasa bagi pandangan mata siapapun yang melihatnya. Terlihat sempurna untuk setiap detiknya dan tidak akan pernah seperti sesuatu yang mengerikan ataupun bahkan berbau busuk sangat menjijikkan.
Namun disaat tertentu, ada saat Tuhan mengizinkan terjadi sesuatu hal yang pada akhirnya sesuatu dengan begitu berharga dalam nafas kehidupan hanyalah sesuatu yang mengerikan dalam sekejap. Kemungkinan oleh sebab beberapa hal dari berbagai titik ataupun satu aspek kehidupan yang menjadikan sebuah luka terpahit dan duka mendalam dalam hembusan nafas seseorang.Hal tersebut dapat terjadi dalam sebuah keadaan oleh karena suatu kesalahan dari pribadi sendiri ataupun bahkan seseorang yang begitu berharga atau hal lainnya.
Satu pertanyaan saat membuangnya...Apakah dapat menyelesaikan masalah dalam sekejap? Sebuah pertanyaan yang sulit untuk terpecahkan dalam sekejap mata. Karena pada dasarnya akan semakin menghancurkan kehidupan seseorang. Akan tetapi saat membuatnya terus bertahan dalam nafas kehidupan akan mengajarkan berbagai hal untuk warna-warna tersendiri bagi perjalanan seseorang. Pada dasarnya mengarahkan seseorang pada sebuah kalimat...Jangan pernah lari dari sebuah masalah dan membuang sesuatu benda berharga sekalipun bagi pandangan mata merusak ataupun menjadi bahan penghinaan bagi banyak orang disekelilingnya. Suatu hari kelak semua akan dijadikan indah pada waktunya.
Jangan pernah lari dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami berbagai jenis warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari namun begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.Walaupun saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam, asin, dan manis seperti rasa nano-nano. ###
“Trimah kasih Nara, atas buku yang kamu berikan...Mengajarkan kehidupanku bersama mami dan papiku memiliki kehidupan berbeda.” Kata-kataku saat berada dikampus bersama Nara dalam sebuah perpustakaan.
 Nara untuk pertama kalinya memperlihatkan senyuman manisnya, seorang gadis pendiam yang selalu diam seribu bahasa dan tidak pernah tersenyum, namun selalu membentuk senyuman pada wajah banyak orang tanpa seorangpun menyadari.
 “Nara, kamu tersenyum...astaga, yach Tuhan...Trimah kasih Tuhan. “ Ucapan Reynand sangat bahagia. Nara makin menyadari dunia Reynand yang selalu mengarah pada suatu semangat luar biasa ditengah penyakit yang membungkusnya.
BAGIAN LIMA...

“Semenjak SLTP aku sudah suka sama Nara secara diam-diam tanpa seorangpun tahu termasuk Nara.” Mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Dia tidak pernah membayangkan sebelumnya bagaimana perasaan mendalam seorang cowok teman sekelasnya. Seperti biasa Nara tetap diam membisu, tanpa satu katapun terucap.
“Nara tidak usah memaksakan diri untuk menyukai Reynand, Melihat Nara berbicara sekalipun hanya sekali dan tersenyum manis, sudah cukup untuk Reynand.”
“Apa lagi Reynand terbungkus oleh sebuah penyakit. Dan tidak lama lagi nafas kehidupan Reynand akan terhenti di dunia ini.” Ungkapan hati di hadapan dia.Menyukai seseorang bukanlah sesuatu yang salah dan hal mengerikan bagi siapapun. Setiap orang berhak menyukai siapapun pada pandangan mata yang diingini hati.
“Nara, terimah kasih karena telah mengajarkanku tentang banyak hal.” Ungkapan Reynand dengan penuh ketulusan, sekalipun Nara hanya diam membisu.
“Ternyata tulisan beberapa tahun yang lalu itu pada selembar kertas merupakan kepunyaanmu. Trimah kasih untuk sebuah kekuatan dimana mengajarku tidak hidup dalam kekecewaan.” Sekali lagi kalimatnya.
Terdapat begitu banyaknya lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga kuliah. Terdapat beberapa pulpen, gelas minuman Nara yang dipungut olehku buat bahan koleksi. Memandang benda bekas gadis impian membuat hati terasa segar disepanjang waktu. Ada beberapa buku Nara yang terjatuh dan dikoleksi bertahun-tahun. Beberapa benda yang telah digunakan oleh Nara dan dipungut kemudian menjadi salah satu bahan koleksi pribadi seperti penjepit rambutnya yang terjatuh disuatu tempat dan beberapa benda lainnya. Tanpa Nara pernah menyadari hal tersebut atau siapapun juga.
”Nara, aku juga mau menjadi cleaning servis di rumah sakit tempatmu bekerja dan menajadi menara serta pelita kehidupan ditempat yang tersembunyi,“ menatap Nara penuh keseriusan. Nara hanya mengangguk dan membawaku ke rumah sakit tempat dia bekerja. Tanpa sedikitpun menghalangi niat dari Reynand untuk menjadi seorang cleaning servis.
Merasakan dunia cleaning servis untuk pertama kalinya terjadi dalam kehidupan. Berdoa bersama Nara tanpa pasien tersebut menyadari sesuatu hal. Menyelipkan sehelai lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan tentang warna-warna kehidupan diperuntukkan bagi pasien tersebut.
“Nara, aku senang melakukan berbagai hal bersama denganmu,” tidak pernah membayangkan kalau seorang Reynand dapat melakukan pekerjaan seperti ini.
“Tuhan, walau hanya senyuman tapi aku sudah bahagia sekali,“ rasa syukur juga bahagia. Kehidupan dipenuhi sebuah harta tidak ternilai dan sangat mahal oleh karena Nara gadis pendiam yang diam selalu diam seribu bahasa mengajarkannya berbagai hal. Melakukan berbagai hal menarik bersama Nara saat pulang kuliah. Menuliskan berbagai kalimat dalam pembentukan semangat, senyuman, kekuatan,kehidupan, kedewasaan, arti kehidupan, kerendahatan hati dan banyak lagi melalui selembar kertas putih.
Tulisan tersebut dikemas dalam satu paket bersama kebutuhan anak panti asuhan, panti jompo dan sejumlah uang tanpa seorangpun pernah tahu serta menyadari segala sesuatunya. Nara mengajarkan berbagai hal dalam penyeberangan lautan ditengah badai terdasyat dalam proses perjalanan.
 “Tuhan, sekalipun hidupku hanya tinggal sedikit lagi didunia ini, namun aku sangat bahagia karena berbagai warna kehidupan terjadi dalam nafasku yang berhembus setiap detiknya,” suara hatiku berbisik, duduk memainkan topi  yang melingkar dikepalanya.
“Nara, setiap hari kerjamu seperti ini yach? wow...” pertanyaanku tersenyum pada Nara. Mengikuti kemanapun Nara pergi dan melakukan berbagai hal menarik.
 “Sekalipun Engkau mengambil hari ini ataupun keesokannya Tuhan, aku tidak pernah marah dan menyesal...karena duniaku diajarkan berbagai hal...” isi doaku.
“Anak mami lagi melamun!” ucapan mami mengagetkan. Seorang ibu selalu memeluk anaknya dan memberikan kelembutan luar biasa.
“Mami, sekalipun suatu hari kelak Tuhan mengambil Reynand.” memeluk mami.
“Jangan berkata seperti itu, Kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok...Mami percaya kalau Tuhan tidak akan mengambil Reynand.“ Perkataan seorang ibu dengan keyakinan begitu kuat bahwa kesembuhan untuk kehidupan anaknya berada didepan mata.
“ Mami, apapun yang terjadi sama Reynand suatu hari kelak...Reynand titip Nara buat mami yach...Mami tahu, kalau Nara merupakan cinta pertama dan cinta sejati dari anak mami.“ Ucapannya memeluk maminya.
“Reynand, jangan pernah mengungkapkan kalimat-kalimat seperti itu apapun yang terjadi. Karena mami tahu, Tuhan akan menolong Reynand untuk keluar dari penyakit seperti ini.“ Perkataan mami memeluk erat.
“Mami, Nara mengajarkan Reynand warna-warna kehidupan dalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat. Nara gadis pendiam namun perjalanan dalam suatu area begitu hidup dan sangat luar biasa.” Reynand dengan manja berada dalam dekapan sang ibu
 “Mami harus belajar banyak dari Nara...begitupun sebaliknya papi harus banyak belajar.“ Perkataan Reynand menceritakan berbagai hal yang begitu hebat dalam langkah hidup seorang Nara.
Kegiatan Reynand setiap harinya adalah menjemput dan mengantarkan Nara ke kampus, melakukan berbagai jenis kegiatan untuk menciptakan senyuman diwajah banyak anak-anak tanpa mereka pernah sadar dan mengetahui segalanya. Menjadi seorang cleaning servis pada salah satu rumah sakit, menjadi seorang pemulung sampah, menjadi tukang cuci pakaian dibeberapa rumah dan berbagai kegiatan lainnya.
Saat berjalan ke kantin kampus, tiba-tiba begitu banyak orang yang berkumpul berceritan tentang seorang cowok keren dan cakepnya minta ampun.  “ Wow...cowok itu cakep buanggeettttt plus kereeeeeennnn abiiiiisssssss,” teriak salah seorang mahasiswi di kampus. Seluruh kampus menjadi gempar oleh karena seorang mahasiswa keren pindahan salah satu kampus dari luar negeri. Bagi Nara hal seperti itu biasa dan tidak ada sesuatupun yang menarik.
“...kamu yang jalan disana, boleh tanya atau tidak?” Pertanyaan seseorang dari belakang. Nara membalikkan badannya dan melihat siapa yang berbicara...
”Maaf, aku mahasiswa pindahan dari luar negeri jadi belum tahu tempat disini. Btw, dimana ruang perpustakaan disini yach.” Pertanyaannya kembali.
Nara gadis pendiam dan akan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata sedikitpun. Tangan Nara hanya menunjuk arah jalan tanpa mengucapkan apapun. “Kamu tidak bisa bicara yach atau terpesona oleh wajahku ini. “ Perkataannya sekali lagi. Ia tidak pernah tahu sifat Nara yang sebenarnya dan bagaimana dunia seorang gadis pendiam.
 “Wajahmu manis juga, siapa nama kamu.“ Pertanyaannya kembali. Nara tetap terdiam dan bahkan sangat diam tanpa mengucapkan satu katapun. Secara tiba-tiba tanganku menarik tangan Nara dari samping...
”Maaf, kamu lagi cari siapa?” Pertanyaanku terhadap mahasiswa pindahan yang sedang berdiri didepannya.
“Perkenalkan, namaku Denils dan seorang mahasiswa pindahan...Btw, kamu pacarnya yach?“pertanyaannya kembali. Berdiri memegang erat tangan Nara, seolah tidak menginginkan gadis impianku menyukai pria lain.
 “Bukan sich...” jawabanku.
“Oh begitu yach...berarti aku masih ada kesempatan dong...entah kenapa saat melihat wajahnya pertama kali seperti ada sesuatu yang menarik dan aku suka tipe cewek seperti ini.” Ucapannya kembali. Sedikit kesal dan marah atas kalimat yang diuucapkan Denils.
 Disatu sisi marah dan tidak menginginkan siapapun mendekati gadis impiannya. Namun disisi lain, suatu hari kelak Ia akan meninggalkan dunia dan tidak mungkin menemani Nara untuk selamanya. Tersadar akan sesuatu hal yang akan terjadi suatu harui kelak.
“Nara, itu cewek bisu tidak bisa berbicara...lebih baik sama aku saja” perkataan salah satu mahasiswi memegang tangan Denils tiba-tiba. Mendengat kalimat penghinaan yang terarah terhadap Nara, Ia sangat marah...
”Nara, bukan cewek bisu, kalian hanya tidak tahu tentang kehidupan Nara seperti apa, “ sangat marah mendengar kata-katanya tentang Nara. Denils berusaha melepaskan tangannya dan tersenyum sambil berjalan ke arah Nara...
”Aku tahu duniamu seperti apa, seorang gadis memiliki berbagai hal menarik...” kalimat spontan Denills.Dalam benak Denils yang menyadari penuh tentang dunia gadis pendiam yang selalu berjalan memberikan senyuman. Membayangkan, bagaimana seorang Nara memberinya harapan untuk sebuah kehidupan yang tidak pernah dilupakannya.
Denils beberapa tahun silam mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya terbaring koma dan tidak sadarkan diri dalam ruangan ICU. Bagaimana seorang gadis secara diam-diam tanpa seorangpun tahu berdiri disampingnya dan berdoa. Memberikan kekuatan didalam doa tanpa seorangpun mengetahui dan menyadarinya.
 Menyelipkan lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisannya dan oleh karena doa tersebut Ia dapat bangun dari koma. Denils berusaha mencari seseorang yang selalu menyelipkan kertas tersebut...Hingga pada akhirnya Ia dengan kesengajaan terlihat dalam keadaan koma tanpa sadarkan diri dan berusaha mencari tahu. Denils menyadari dunia Nara yang selalu berdoa dan memberinya sebuah kekuatan melalui lembaran kertas putih berisi berbagai jenis tulisan-tulisannya.
Setelah menunggu beberapa waktu dan pada akhirnya pencahariannya membuahkan hasil, Denils kembali mengejar gadis yang selalu berada disampingnya untuk berdoa dalam saat Ia tidak sadarkan diri. Berada pada kampus yang sama dengan gadis yang selalu berada disampingnya untuk memberinya kekuatan saat Ia tidak sadarkan diri.
“Ternyata, nama kamu Nara yach...” ucapannya terlihat seperti orang gila. Berbicara sendiri dan senyum-senyum sendiri. Nara, gadis pendiam yang akan selalu menjadi menara dan pelita ditempat gelap.
“Tuhan, kenapa aku merasa sepertinya Denils menyadari dunia Nara seperti apa? Jujur aku tidak ingin Nara menyukai pria tersebut.“ memandang lukisan wajah Nara. Sekalipun belum menempati hati Nara, segalanya membutuhkan perjalanan dan waktu. Nara bukan gadis yang dengan begitu saja menyatakan berbagai hal dalam sekejap terlebih dalam dunia percintaan.
“Wow...Nara menyelesaikan tugas kampus sebanyak ini  hanya untuk Reynand?“ hampir tidak mempercayai. Nara hanya terdiam tanpa berbicara dan akan selalu diam seribu bahasa. Nara tidak ingin tubuhku terlihat letih dan dikarenakan kondisi kesehatan bermasalah.
“Terimah kasih...” Sekali lagi tuturku terhadap Nara.
“Nara, sekalipun aku tidak bisa menaklukkan hatimu tapi Reynand sangat senang melakukan berbagai hal bersama-sama.” Ucapanku memegang tangan Nara.
“Oh yach, Nara boleh aku meminta sesuatuh hal darimu hanya saja sedikit memberatkan.“ Sekali lagi berbalik ke arah Nara saat berjalan pulang mengantarkan impian ke rumah. Nara terperanjak...seolah ada sesuatu yang membingungkan...
”Aku hanya ingin Nara menulis kata-kata yang berbeda lagi di lembaran kertas putih dalam satu buku, kemudian menghadiahkannya kepada Reynand sebagai hadiah ulang tahunku nanti.“ Permintaanku kepadanya.
Tanpa pernah kusadari, setiap malamnya seorang Nara gadis pendiam tidak lelah menuliskan berbagai kata-kata dalam lembaran kertas putih. Berusaha melawan kantuk yang membungkus matanya dan terus menerus menulis. Menceritakan berbagai hal yang dapat menghiburku tanpa kusadari.
“Nara, akhirnya aku bisa menemukanmu...”  Teriak Denils menghalangi jalan Nara yang sedang berjalan ke perpustakaan.
 Denils, dikenal sebagai pemuda paling keren, model, wajah tampan hingga tiap wanita berusaha untuk mengejarnya. Berusaha untuk meraih perhatian seorang Denils dan mendapatkannya merupakan impian banyak wanita.
“Nara, kenapa kamu tidak bisa berbicara sich...setiap harinya aku berusaha untuk mendengar suaramu tidak pernah bisa kedengaran. Sebenarnya apa yang ada dalam duniamu dan seperti apa sich kamu?“ Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan Denils. Seorang Nara gadis pendiam, akan selalu diam seribu bahasa tanpa suara sejenis apapun.
“Btw, kamu dari mana saja beberapa hari ini...Karena biasanya kamu terlihat di kampus tapi beberapa hari ini kamu menghilang tanpa jejak.” Ucapannya sekali lagi.
“Satu hal lagi...dengarkan baik-baik kalau aku Denils pasti bisa menaklukan Nara gadis pendiam yang memiliki kepribadian berbeda dari siapapun juga.” Teriakannya menjadi pusat perhatian semua orang.
Mataku menjadi tidak berkedip mendengar teriakan Denils menjadikan seluruh kampus gemar. Seolah seperti terjadi gempa bumi. Nara berusaha berjalan dari hadapan Denils, namun Ia berusaha untuk menghalangi langkah kakinya.
“Nara, aku akan berusaha mendapatkan hatimu dan akan menaklukkan duniamu. Semua wanita mau menjadi pacarku, tapi kenapa kamu tidak...Tapi, mungkin untuk saat ini kamu tidak bisa menyukaiku...Namun aku akan tetap berjuang keras dan menaklukkan duniamu.” Teriakan Denils sekali lagi. Tidak perduli dengan apapun perkataan seluruh teman-temannya, suaranya semakin keras untuk memperjuangkan sesuatu...
Mendengar ucapan Denils menyadari sesuatu...pada dasarnya Denils telah lama mengenal Nara dan dengan sengaja berada pada kampus yang sama dengan gadis impiannya. Denils menyadari dunia Nara seperti apa dan berusaha mendapatkan gadis impiannya.
 “Tuhan, secara manusia hatiku sakit melihat perasaan Denils dan usaha yang dilakukannya untuk mendapatkan Nara. Tapi disisi lain, aku tidak boleh egois karena suatu hari kelak aku akan pergi meninggalkan dunia tanpa jejak sedikitpun.” Suara hati menggema.
“Melakukan berbagai hal bersama Nara. Hal tersebut sudah cukup membuatku perjalananku lebih berharga dan membuatku bahagia.” Kembali suara hatiku berbisik dan berjalan pulang meninggalkan Nara.
Inilah perjalanan cinta seseorang...Mencintai seorang gadis yang memiliki kepribadian tersendiri dalam dunianya. Seorang gadis dengan karakter diam membisu, namun menyimpan sebatang emas murni dan tidak dapat dibandingkan oleh harta sejenis apapun.
Denils makin gencar mencari perhatian Nara, berjuang mendapatkan gadis yang memberinya kehidupan beberapa tahun silam. Denils menyadari tentang sebuah kepribadian Nara melalui tulisannya pada lembaran kertas putih. Mengejarnya dan membuatnya tertawa dengan caranya yang berbeda dan berbagai hal yang dilakukannya. Membawakan Nara makanan spesial serta berteiak didepan banyak orang...
“Saya akan berjuang mendapatkan seorang gadis yang telah memberikan kehidupan buatku beberapa tahun silam, saat terbaring tidak berdaya dan dia ada untuk menjadi semangat melalui selembar tulisannya dengan sengaja diselipkan buatku.” Penjelasan Denils melalui telpon genggamnya di belakang kampus dan tidak sengaja kudengar.
“Gadis itu tidak pernah tahu, kalau aku menyadari tentang beberapa hal dari hidupnya. Jurang maut, kekecewaan mempermainkan hidupku karena perceraian orang tuaku dan disaat itu dia  menjadi mengajarkanku sesuatu hal.” Kalimat Denils kembali.
“Hingga pada akhirnya, aku bisa bangkit. Dia tidak mengenalku sama sekali bahkan telah lupa bagaimana gadis itu menyelipkan selembar kertas tanpa diketahui olehku atau siapapun juga.” kata-kata Denils sambil berjalan bolak balik sekitar area belakang kampus.
Saya baru menyadari haltersebut, mengapa Denils berjuang keras merebut perhatian Nara. Tidak sengaja mendengar percakapan Denils melalui telpon genggam bagaimana kisah perjalanannya beberapa tahun silam. Tuhan, menjadi sahabat Nara untuk beberapa saat aku sudah cukup bahagia.
”Nara, kamu tahu aku spesial membuatkan makanan ini buatmu. Dari semalaman mencari di om Geolgle bagaimana cara memasak yang baik dan benar hanya untuk mencari perhatianmu.”  Teriak Denils hingga suaranya terdengar jelas oleh seluruh mahasiswa/i dalam satu kampus. Nara akan tetap menjadi gadis pendiam, tidak memperdulikan segala yang diperbuat oleh Denils dengan segala perjuangan yang dilakukannya.
“Nara, untuk kali ini memang aku gagal tapi esok hari aku akan berusaha dan tetap berusaha hingga aku bisa mendapat perhatianmu.” Kata-katanya sangat lantang menarik perhatian semua orang.
“Nara, aku tidak akan pernah menyerah...Kamu dengar, aku tidak akan pernah menyerah apapun yang terjadi,” Teriak Denils sekali lagi membuat kehebohan seluruh kampus akibat suaranya yang terus melengking keras.
Nara tetaplah Nara, gadis pendiam yang akan tetap diam tanpa suara sejenis apapun. Denils seorang cowok terkeren, salah satu aktor, model, dan sangat tampan merupakan incaran para wanita. Seluruh media dihebohkan oleh gaya Denils yang mengejar gadis impiannya dengan berbagai gaya dan hal-hal terunik yang pernah dilakukannya. Namun, tidak pernah berhasil...seluruh dunia media dihebohkan oleh pemberitaan tentang dirinya dalam mengejar gadis impiannya.
Terkagum-kagum melihat perjuangan Denils begitu luar biasa. Membandingkan duniaku dengan Denils sangat jauh berbeda dan tidaklah sama. Melihat senyuman Nara sekali saja diwajahnya sudah cukup membuatnya bahagia, sekalipun tidak akan pernah bisa menggengam erat hatinya. Menyadari, suatu hari kelak aku akan pergi menjauh meninggalkan lingkaran kehidupan dalam sekejap. Namun, jauh didasar hatipaling dalam. Tidak harus memaksakan perasaan Nara untuk bisa menggenggam erat tanganku.
Aku senang bisa satu sekolah dengannya dan sekelas dengan gadis pendiam yang akan selalu diam membisu tanpa suara dan kata-kata. Mendapatkan tulisan-tulisan Nara untuk mengajarkanku berbagai hal dalam nafasku sudah cukup. Membuatku mengerti tentang kerendahan hati dan menghancurkan setiap keangkuhan ditiap sudut kehidupan seseorang tanpa disadari maupun disadari serta tanpa disengaja maupun bahkan secara sengaja. Trimah kasih Tuhan...atas segalanya
BAGIAN ENAM...

“Tuhan, aku tidak butuh apapun hanya saja aku ingin Nara mengingat permintaanku saat itu. Sebuah buku berisi tulisan-tulisannya dihari ulang tahunku nanti.“ Perkataan Reynand kembali menggema.
“Nara, aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintamu dan mengerti jelas bagaimana duniamu.” Teriak Denils menghebohkan kembali seisi kampus setiap saat. Berusaha mencari perhatian seorang gadis pendiam yang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
”Nara, apa sich yang kurang dari kehidupanku? Kamu tahukan kalau aku ini seorang model, aktor, cakep, keren, juga punya uang banyak tapi kenapa kau tidak pernah tertarik atau bahkan tersenyum untukku sedikitpun.” Perkataan Denils terhadap Nara. Namun Nara tetaplah Nara...akan selamanya menjadi Nara yang terdiam membisu tanpa satu jenis katapun.
Memori Bagaimana seorang Reynand terus mengikuti Nara kemanapun dia pergi hingga pada akhirnya hampir mengorbankan nyawanya ditengah hujan lebat. Dunia Nara dan gadis lain sangat berlawanan arah...tidak akan pernah sama oleh karena kepribadian dari seorang gadis pendiam.
 “Nara, aku akan berusaha berjuang...apapun yang terjadi dan bagaimanapun juga.” Ucapan Denils dan perjuangannya.
“Nara...” Teriakku berlari kehadapan Nara dan tersenyum menahan rasa sakit dalam diri, tetap berusaha memberikan kehangatan tersendiri bagi dunia gadis impianku. Membalas senyumanku dengan memperlihatkan senyumannya sekalipun tanpa berkata-kata, dan akan selalu diam seribu bahasa.
“Nara tidak akan lupa akan permintaan Reynand waktu itu...Masalahnya buku pemberian Nara waktu itu sudah habis dibaca jadi aku butuh yang baru lagi,” mengingatkan Nara.
“Kenapa seorang Reynand dapat membuat senyuman diwajah Nara, sedangkan aku sendiri tidak pernah bisa?“ Pertanyaan Denils tidak sengaja kudengar ketika berjalan menuju sebuah taman kampus.
 “Buku apa yang dimaksudkan oleh Reynand, aku harus mencari tahu tentang hal ini? ” Ucapan Denils kembali.
“Apa sih yang menarik dari kehidupan Reynand sehingga membuat Nara lebih memilihnya? Kalau dipikir-pikir aku cakep, keren, artis, model terkenal, uangnya juga banyak.“ Perkataan Denils sangat marah terhadapku menghadang langkahku menaiki sebuah anak tangga sekitar kampus. Dunia Denils tidak akan pernah menyerah begitu saja untuk mendapatkan Nara. Gadis yang memberinya kekuatan beberapa tahun silam dan mengubah seluruh dunianya.
 “Aku akan berusaha untuk berjuang, kalau Reynand bisa berada didekat Nara...maka akupun lebih bisa lagi.” Perkataan Denils sebelum beranjak dari hadapanku.
Hingga keesokan harinya, sekali lagi tanpa kesengajaan melihat Denils menghadang langkah Nara. Enatah apa yang sedang terjadi, hingga kakiku tak dapat berjalan ke hadapan mereka.“Nara...” Ucapan Denils untuk kesekian kalinya menghalangi langkah Nara. Berusaha mencari perhatian gadis impiannya...
”Aku tahu duniaku tidak bisa dibandingkan dengan Reynand yang berbeda bagi pandangan matamu. Tapi berikan aku kesempatan sekali saja untuk bisa menaklukkan duniamu. Kamu tahu, aku sudah menyukaimu beberapa tahun silam.” Perkataannya menjelaskan sesuatu hal. Pandangan Nara disuatu tempat tiba-tiba terhenti oleh penjelasan Denils.
“Mungkin kau sudah lupa, seorang pemuda yang tertabrak parah...Terbaring dalam keadaan koma dan tidak sadarkan diri, namun seseorang dengan penuh ketulusan selalu berdiri dan berjuang didalam doa menghancurkan jurang maut yang pada akhirnya memberikan kehidupan.” Kalimat Denils terhadapnya.
“Menyelipkkan lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan yang berbeda, mengajarkan makna dari suatu perjalanan ditengah tekanan yang begitu berat. Aku mengenalmu...karena dengan sengaja aku terbaring koma untuk mencari penulis dari tulisan tersebut. Dan pada akhirnya aku tahu tentang sesuatu yang tersembunyi. Selalu berdiri dan berdoa dalam sebuah perjuangan untuk menghancurkan juranng maut disuatu perjalanan hidup Denils “ Memori Denils berusaha mengingatkan Nara tentang peristiwa beberapa tahun silam.
“Selama ini aku terus berjuang dan berusaha mencari gadis yang memberikanku kekuatan beberapa tahun silam. Andai kata saat itu papa tidak membawaku secara paksa keluar negeri mengikutinya, pasti aku yang akan selalu menemani Nara hingga saat ini dan bukan Reynand. Aku juga ingin seperti Reynand, apa aku salah?Menginginkan Nara memandangku dan akan berusaha kuraih apapun caranya. “ Ucapan Denils memegang tangan Nara. Tanpa mereka sadari kalau aku mendengarkan pembicaraan mereka...
”Tuhan, Nara lebih pantas berada disamping Denils...Aku sudah cukup berbahagia dengan berbagai hal yang kulakukan bersamanya selama beberapa waktu kemarin.” Bisikan hatiku berusaha menahan rasa sakit di dalam.
“Belajar dunia Nara secara terus menerus. Belajar memberi dalam sebuah kekurangan, itulah kehidupan Nara.” Kata-kataku kembali sambil berjalan pulang ke rumah tanpa mengikuti satu mata kuliahpun saat itu.
Berusaha menghibur hati dengan terus berjalan dan berjalan disuatu tepi danau. Berdiri dan berusaha untuk menerima keadaan yang terjadi. Reynand membaca sebuah buku yang bercerita tentang suatu perjalanan disuatu titik kehidupan.
Malam itu hujan turun begitu deras... ruangan tersembunyi dari kamarku berisi berbagai lukisan wajah Nara. Terdiam memandangi lukisan wajah Nara dari SLTP hingga saat memasuki bangku kuliah. Membayangkan bagaimana tubuhku berdiri lama didepan rumah Nara hanya untuk menantikan dan mendengar gadis pendiam berbicara sesuatu hal.
Sebuah ketukan pintu yang sangat keras mengalihkan perhatian, berjalan keluar dari kamar dan membuka pintu rumah. Di depanku berdiri seseorang dengan seluruh pakaian yang dikenakannya basah, namun tidak  merasakan kedinginan
“Nara...” Teriakku sangat terkejut melihat Nara berdiri dengan pakaian basah membawah sebuah kado.
 “Hujan seperti ini, kenapa berjalan kemari dan kenapa kamu membiarkan dirimu terkena hujan.“ Segera mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh Nara.
Secara tiba-tiba Nara mengucapkan sesuatu hal yang membuatku berhenti mengeringkan rambutnya. Nara untuk pertama kalinya berbicara panjang lebar terhadap seseorang tanpa disadarinya.
 “Aku suka Reynand dan tidak ingin kehilangan Reynand bagaimanapun caranya.” Kalimat yang diucapkan Nara didepan teras rumah. Segera membawa Nara masuk ke dalam rumah, Mendengar ucapan tersebut spontan membuatku terhenti sesaat...
”Aku suka dan sayang Reynand, bahkan terlalu sayang bahkan rasa sayang tersebut terlalu mendalam bahkan sangat dalam. Semenjak Reynand mengucapkan kalimat saat itu, dan saat itu aku mulai menyukai Reynand.” Pernyataan Nara di depan Reynand.
“Membayangkan Reynand yang selalu bersama Nara dalam keadaan bagaimanapun, mengerti kepribadian Nara dengan karakter terlalu diam, selalu membela Nara didepan orang banyak dan segalanya...Aku sayang sama Reynand dan sangat sayang apapun yang terjadi. Reynand selamat ulang tahun, ini kado yang jauh hari telah Nara persiapkan. Untuk membuat ini, Nara tidak pernah tidur dan berusaha melawan kantuk hanya untuk Reynand.“ Ucapannya menunduk untuk sekali lagi.
“Tatata...pi, bagaimana dengan Denils karena dia juga...”
 “Aku hanya menyayangi Reynand bukan Denils atau siapapun. Yang aku tahu yang akan selalu memahami duniaku hanya Reynand bukan Denils,” ucapannya sekali lagi.
Rasanya bagai mimpi mendengar pernyataan Nara, gadis yang disukainya semenjak SLTP hingga kini. “Rasanya seperti mimpi, mami...mami...mami...” Teriakku mencari mami dikamar meniggalkan Nara. Mami masih tertidur lelap berlari keluar secepatnya karena ketakutan seolah terjadi sesuatu pada dunia anaknya.
“Mami, Nara mulai berbicara dan berkata kalau dia suka sama Reynand...Nara suka sama Reynand,“ memeluk mami dengan rasa haru.
  “Sekarang, Nara ada dimana ?” Pertanyaan mami berjalan keluar. Melihat Nara basah terkena hujan...
”Yah ampun Reynand, kamu membiarkan dia kedinginan seperti ini.” Ucapan mami membawa Nara ke kamar dan menyuruhnya mengganti pakaian.
 “Benar-benar anak mami...Reynand anak mami.“ kalimat Nara, untuk pertama kalinya dalam dunia Nara tertawa lebar melihat tingkahku.
 Saat menyatakan perasaannya, aku malah berlari mencari mami. Sibuk mengeringkan buku pemberian Nara sebagai kado ulang tahunku. Buku tersebut basah terkena hujan deras.
Tanpa sadar Nara terus memperhatikan gerak gerikku berusaha mengeringkan buku tersebut. Tidak tahu kalau Nara sudah lama berdiri sekitar pintu kamar,ku pikir Nara sudah tidur lelap bersama mami di kamar.
“Untung, bukunya tidak rusak...inikan tulisan tangan Nara.“ kata-kataku tanpa sadar.
“Reynand...kamu tidak sadar kalau sejak tadi Nara ada berdiri dibelakangmu?” teriak mami mengagetkan, aku segera berbalik dan berdiri...
”Nara...aku pikir kamu sudah tidur “sedikit kaku di hadapannya, tapi sangat kegirangan menatap wajahnya.
 “Selamat ulang tahun.“ Ucapan Nara menyodorkan tangannya, tersenyum malu oleh ucapan selamat dari Nara.
“Jadi sekarang kita pacaran?” Pertanyaanku kembali. Nara tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
“Terimah kasih...” membalas jabatan tangan Nara.
Mami menyuruh Nara secepatnya tertidur oleh karena malam yang makin larut, sedangkan saya sendiri sibuk membaca  tulisan Nara dalam kamar rahasiaku. Pada akhirnya berhasil menempati hati Nara untuk selamanya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga. Tidak pernah bosan membaca tulisan-tulisan tangan Nara yang terbaru sebagai hadiah ulang tahunnya. Ulang tahunku untuk kali, berbeda dari yang sebelumnya oleh sebab gadis impiannya berhasil diraih.
Cacat...
Kaki berjalan dan melangkahkan ke suatu jalanan, saat-saat tertentu pandangan mata terarah disuatu tempat...Begitu banyaknya orang-orang cacat disebuah persimpangan jalan yang berada didepan mata. Satu hal yang pasti terpikirkan dalam benak seseorang bukanlah kehancuran bahwa kecacatan buat hidupnya. Cacat yang hanya secara fisik bukan berarti orang tersebut tidak memiliki hidup. Satu kalimat, “ tak ada kata hancur buat hal yang terjadi. Tuhan selalu ada melihat hati bukan melihat dari fisik seseorang.
   Secara manusia orang-orang dipersimpangan tersebut cacat secara fisik dan bahkan tidak sempurna bukan hal yang disebutkan tadi, namun juga tidak sempurna dibeberapa tempat serta tidak ada kata menarik untuk menggambarkan dunia mereka. Akan tetapi, dari satu sisi Tuhan membuat mereka beda dari orang lain. Ada sesuatu yang mengagumkan dalam dunia mereka...tanpa disadari oleh siapapun juga bahkan termasuk mereka sendiri dari semuanya itu.
Dimata Tuhan sesuatu yang hal yang berbeda buat mereka pasti ada dan sangat menarik saat berusaha untuk digali. Semua mempunyai waktu dan suatu ketika...waktu Tuhan akan berkata-kata secara tersendiri.        Mereka terkadang kecewa terhadap kehidupan yang diberikan,akan tetapi bila rasa kekecewaan itu hilang dan mereka selalu mencari wajah Tuhan...Maka Tuhan tidak akan tinggal diam dan pasti akan menolong mereka. Seorang yang cacat secara fisik bukan berarti tak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan dalam kehidupannya. Saya tahu, bahwa ada sesuatu yang sangat menarik dalam kehidupan mereka yang tidak dimiliki oleh seseorang yang bagaimanapun juga.
   Ada sesuatu yang menyenangkan dalam diri mereka yang lain dari yang lain...Mereka dilahirkan sebagai orang cacat akan tetapi sesuatu yang sangat unik dimana diberikan oleh Tuhan bagi kehidupan...ada didalam diri mereka yang tak dimiliki oleh orang yang bagaimanapun juga. Tuhan selalu melihat dan memandang mereka. Satu hal yang pasti...Dimana, Tuhan tidak pernah membedakan siapapun juga. ### by, Nara.
Memahami bahwa tulisan tangan tersebut mengajarkan tentang dunia orang-orang cacat disuatu persimpangan memiliki hal-hal yang menarik. Mengingat saat berjalan bersama Nara beberapa waktu yang lalu, sepasang bola matanya memandang sebuah persimpangan jalan yang penuh dengan sekumpulan anak-anak cacat. Duniaku terbuka tentang sesuatu yang selama ini biasa, namun pada dasarnya menghasilkan sebatang emas murni disuatu persimpangan jalan tersebut. Tuhan, tidak pernah membedakan siapapun juga dari berbagai hal apapun.
Dunia Selalu...
Dunia mengatakan sesuatu yang tidak mungkin dan terlalu mustahil untuk terjadi. Bagi orang yang bodoh bahkan terlalu tolol dan miskin untuk mendapatkan hal-hal yang terbaik dan terindah dalam dunia ini. Akan tetapi Tuhan mengatakan orang yang dianggap bodoh akan mendapatkan sesuatu yang terbaik dan terindah.
Dibandingkan orang-orang yang berpendidikan dan bijak juga sangat sempurna secara meteri financial bahkan fisik mereka terlalu menunjang. Orang bodoh akan mempermalukan orang-orang bijak bagi mata dunia, yang menyebut diri mereka sangat luar biasa dan terbaik bagi dunia.
Dunia selalu menertawakan dan memandang rendah orang-orang bodoh. Akan tetapi ada saatnya waktu akan berbicara...dimana orang bodoh dan hinan bagi pandangan mata dan dunia akan menjadi nomor satu. Menit demi menit akan berlalu akan tetapi air mata dan hinaan orang yang dianggap bodoh dan sangat bodoh bahkan terlalu bodoh...Tidak berharga bagi dunia selalu dan akan selalu dipandang oleh Tuhan sahabatku dan sahabat semua orang...Dunia akan menjadi malu saat orang bodoh tersebut maju selangkah demi selangkah hingga menjadi yang terbaik. ###
   “Belajar memahami nilai-nilai dibalik tulisan ini.” Mimik wajahku menyadari akan sesuatu hal.
Pagi-pagi benar Nara sudah bangun dari tidurnya dan membersihkan seluruh rumah yang begitu besar. Salah satu kelebihan Nara yang tersembunyi adalah dia sangat rajin dan selalu disiplin untuk banyak hal. Saat mami terbangun dan keluar, terlihat seluruh rumah bersih seketika bahkan sangat rapi serta system desain penyusunan benda dalam rumah sangat menarik pada pandangan mata.
“Wow...siapa yang mengerjakan semuanya ini.” Perkataan Mami berjalan ke dapur. Matanya terarah pada seorang Nara yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya didapur. Nara sangat suka dengan dunia berbau masakan dan terbilang Nara dapat masuk salah satu chef terbaik seandainya dia menjadi seorang chef.
“Nara, apa yang kamu lakukan biarin dech Sari yang ngerjain pekerjaan rumah.“ Kalimat mami menunjuk pembantu rumah tangganya.
“Wow...ternyata Nara pintar banget masak yach.” Perkataan mami mencoba masakan Nara.
Awalnya mami melarang keras Nara bekerja, namun Nara bersikeras menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan pagi. Nara tersenyum mendengar ucapan calon mertuanya tentang masakan yang dibuat melalui tangannya sendiri.
“Kenapa Reynand belum bangun-bangun yach?” Pertanyaan Mami khawatir terjadi sesuatu dikamar anaknya.
Menderita penyakit kelainan jantung yang parah, karena itu mami selalu memantau segala yang dilakukan anaknya. Mami tidak tahu, kalau anaknya tidur hingga larut malam oleh sebab membaca buku pemberian calon menantunya. Nara berjalan ke lantai atas untuk mencari kamar Reynand...Rumah Reynand sangat besar hingga sedikit membingungkan Nara saat berjalan. Yang terbayang dalam ingatan Nara, bagaimana caranya Ia dapat mendengar suara ketukan pintunya ditengah hujan deras. Sehingga saat pintu rumah Reynand terbuka, ternyata wajahnya yang muncul...
”Nara, kamu tahu arah kamar Reynand dimana?” Pertanyaan mami dari belakang. Nara hanya menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak menguasai arah jalan rumah yang begitu luas didepan matanya.
 “Jalanannya lewat sini...” Ucapan mami lembut.
Nara berjalan ke arah pintu kamar yang ucapkan dan mengetuk pintu kamar tersebut. Nara sangat ketakutan, jika terjadi sesuatu hal...Dia langsung membuka pintu kamar tersebut dan mencari didalam dan ternyata tidak seorangpun di dapat. Tiba-tiba mata dengan tidak sengaja menekan sebuah tombol pada sebuah meja dikamar. Hingga, secara tiba-tiba sebuah pintu yang berdekatan langsung dengan tempat tidur terbuka. Nara secara spontan sangat kaget, namun penuh dengan rasa penasaran isi dari ruangan tersebut seperti apa. Lebih mengherankan lagi dikarenakan segala isi dari ruangan tersebut merupakan lukisan-lukisan wajahnya dimulai sejak SLTP hingga kini.
Nara baru menyadari sesuatu hal, kalausaya selalu melukis wajahnya tanpa dia sadari. Benda-benda yang pernah digunakannya pun berada dalam ruangan tersebut. Gelas, penjepit rambutnya yang rusak, ikat rambutnya, dan beberapa benda lain lagi yang berada dalam ruangan tersebut.
Nara merupakan cinta pertama dari Reynand yang merupakan penyemangat hidup dalam dunianya. Mata Nara mengarah pada lembaran kertas tulisan-tulisannya yang berada di beberapa kamar pasien. Reynand mengambila dan membawanya pulang tanpa sepengetahuan Nara. Rasa sayang Reynand terlalu besar dan sangat kuat dibandingkan apapun.
Diary Reynand...
Tuhan, aku sangat menyukainya bahkan terlalu menyukainya. Seorang gadis yang terlalu sulit untuk berbicara dan mengungkapkan berbagai hal melalui bibir mulutnya. Dia selalu diejek sebagai gadis bisu karena tidak pernah berbicara...Untuk beberapa saat hatiku bertanya-tanya, Kenapa aku begitu menyukai gadis seperti dia? Dia terlihat tidak begitu menarik dan sangat biasa, apa lagi dunianya terlalu pendiam.
Namun, sejak saat itu didalam kelas aku melihatnya tertidur lelap seperti ada sesuatu hal menarik. Hingga pada akhirnya duniaku sangat senang saat melukis wajahnya.Hingga akhir cerita kembali, aku tahu kehidupan Nara seperti apa dan hatiku semakin menyayanginya terlalu sayang membuat seluruh nafasku sesak.
Tuhan, andai kata aku bisa meraih genggaman tangannya dan menjadi harta tidak ternilai dalam langkahnya. Andai kata gadis yang kusayangi menoleh ke arahku dan berkata bahwa dia menyangiku. ###
Salah satu tulisan diaryku diatas meja terbaca oleh Nara. Gadis tersebut meneteskan air matanya dan sangat terharu... Nara menyadari rasa sayangku terhadap dirinya terlalu mendalam dan sangat mendalam.
 “Nara, apa yang kamu lakukan disini dan kenapa kamu tahu ruangan ini?” Pertanyaanku berjalan ke arah Nara. Tertidur lelap saat membaca tulisan-tulisan Nara dan Ia baru terbangun diujung sofa. Nara yang memegang diary tulisanku...
”Aku minta maaf karena tidak pernah ingin menyadari perasaanmu selama ini dan selalu terdiam disaat Reynand berusaha berbicara.” Ucapannya dengan air mata berlinang.
“Justru gadis sepertimu berbeda, aku senang dengan dunia Nara yang selalu mengajarkanku berbagai hal. Masalah ditulisan di diaryku jangan terlalu dipikirkan.“
“Terimah kasih karena telah menyukaiku selama ini,” ungkapan hati Nara.
“Aku yang harus berterimah kasih, mengajarkanku banyak hal yang sama sekali belum pernah kuketahui selama ini,” ujarku membalas Nara.
BAGIAN TUJUH...

Kehidupan percintaan antara Nara gadis pendiam dan Reynand memiliki seni tersendiri. Belajar mengerti satu dengan yang lainnya dan berusaha memahami kelembutan dari aliran air yang mengalir. “Aku janji akan selalu bersuara untuk Reynand seorang,tapi yang lain tidak akan...” Tutur kata Nara yang berbicara terhadapku dibawah pohon besar samping rumahnya.
“Kenapa Nara tidak mau berbicara dengan siapapun?” Pertanyaanku balik.
 “Itu karena, duniaku tidak dapat berkata-kata dengan siapapun. Pada dasarnya sifatku memang seperti ini, malas berbicara sekalipun semua orang berusaha untuk memancingku...” Ucapannya memberikan penjelasan.
“Sejak aku lahir ke dunia, ibuku membuangku ke panti asuhan...Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu dan tanpa pernah merasakan dekapan seorang ayah seperti apa.” Memori Nara kembali.
“Lanjutkan...”
“Aku dibesarkan dalam dunia yang berbeda dari siapapun dan mungkin salah hal tersebut membuat kepribadianku lain dari mereka disekitarku. Suatu hari, entah kenapa aku memutuskan keluar dari panti asuhan dan memulai duniaku sendiri.” Kembali Nara berbicara.
“Aku semakin penasaran dengan kisah hidupmu kemarin.” Tuturku penasaran.
 “Berjuang sendiri, menghadapi berbagai hal sendiri, bahkan aku pernah hidup dijalan seorang diri untuk beberapa saat. Aku bersyukur, karena Tuhan tetap menjagaku...” Kata-kata Nara.
“Jadi apakah kamu memiliki sebuah kekecewaan?”
“Apakah aku marah terhadap Tuhan atas segala hal yang menimpa duniaku? Apakah aku kecewa dan menganggap segala jalanku sangat mengerikan dan merupakan sebuah kutuk, aku sendiri tidak pernah tahu kesalahanku seperti apa sehingga ibu kandungku tega membuangku sekejam itu?.” Ungkapan Nara dengan sedikit demi sedikit terbuka tentang kisah hidupnya.
“ Terus...”
“Awalnya, rasanya sangat perih dan membuat goresan disetiap sudut dalam duniaku. Namun, seorang kakek tua  memberi aku tumpangan dan mengajarkanku berbagai hal.” Perkataan Nara menceritakan bagaimana Dia memiliki masa lalu yang begitu pahit dan terlalu perih hingga membuat seluruh nafasnya sesak oleh karena luka tersebut. Untuk kesekian kalianya Tuhan memperlihatkan kepada seseorang teka teki kehidupan.
“Kakek tersebut mengajari kehidupanku suatu sinar kehidupan. Memberikanku sebuah nama sangat menarik, Menara yang berarti dalam kehidupan seperti apapun aku akan selalu menjadi menara dan pelita bagi siapapun.” Suara manis Nara kembali mengungkapkan sesuatu hal.
“Ternyata seperti perjalanan hidup seorang Nara.” Tuturku.
“Kalimat yang tidak akan pernah aku lupakan dari bibir mulutnya, Dalam penyeberangan lautan yang tidak disertai badai kehidupan hebat, kehidupanmu tidak akan pernah menghasilkan apapun dan segalanya hanya bersifat lurus-lurus saja bahkan tidak ada yang menarik bagi duniamu.” Pernyataan Nara kembali.
“Oh...”
“Namun, disaat penyeberangan lautan diselimuti oleh badai hebat maka saat itulah duniamu benar-benar hidup. Penyeberangan lautan diselimuti badai hebat akan menghasilkan emas murni dan termalu mahal. Menghancurkan kesombongan dan keegoisan dalam langkahmu hingga dapat belajar sesuatu didalam binar-binar kehidupan.” Untuk sekali lagi ingatan Nara tentang kehidupannya kemarin.
“Aku salut dengan seorang Nara.”
“Jangan terlalu melebih-lebihkan.” Ucap Nara.
“Aku belajar menghargai langkah perjalananku dan memahami bahwa sesuatu yang terjadi hanya untuk membuatku mengerti arti dari kehidupan. Kakek meninggal dua tahu kemudian setelah aku tinggal di rumahnya.” Sekali lagi kata-kata yang keluar dari mulut Nara.
“Pantes saja.” Ungkap Reynand.
“Kalimat terakhir yang diucapkannya bercerita tentang sesuatu hal...Mengucap syukurlah dalam segala hal, apapun yang terjadi dengan duniamu dan jangan pernah marah ataupun kecewa terhadap segala sesuatunya. Kalau berhasil melewati segalanya, maka dibalik semuanya itu terdapat sebatang emas murni.“ Perkataan Nara sekali lagi panjang lebar untuk menjelaskannya beberapa hal.
Reynand tidak pernah bosan mendengar cerita kehidupan Nara yang begitu luar biasa...”Itu sebabnya kamu menjadi gadis pendiam dan seperti gadis busi saja.Pada hal sebenarnya kamu kan bisa bicara.” Guarauanku. Nara tersenyum manis mendengar perkataan Reynand.
“Terimah kasih Nara karena mengajarkan karakterku harus berjalan ke suatu titik tertentu,” Ungkapanku memegang erat tangan Nara.
“Jangan mengucapkan rasa terimah kasih seperti ini.”
“Tapi melalui Nara aku banyak belajar.”
“Contohnya belajar tentang apa?” Candaan Nara untuk pertama kalinya.
“Tentang memberi di tempat tersembunyi bukan karena ingin mendapat pujian.” Jawabanku simple Reynand.
“Semua itu tergantung pribadimu.” Ungkap Nara.
“Tapi untuk hal seperti ini, aku belajar tentang banyak hal...” ucapku terpotong.
Saat perjalanan pulang dari pasar, dua orang pria tidak dikenal menjadi pusat perhatian kami. Mereka berada dalam sebuah hubungan yang sangat tidak wajar untuk diperhatikan. Kedua pria tersebut saling berpelukan dan berciuman bibir serta bercumbu-cumbuan didepan teras rumahnya. Hubungan yang sangat menjijikkan bagi pandangan mata siapapun. Perilaku homosex serta penyimpangan sex sedang terjadi saat ini. Inilah sebabnya, mengapa Nara menulis beberapa hal tentang penyimpangan sex pada buku yang diberikannya kepadaku.
Penyimpangan Sex...
   Kehidupan seseorang tidak akan pernah luput dari dunia sex, namun hal sejenis ini disesuaikan pada posisinya. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan sehingga mereka dapat meneruskan keturunan pada akhirnya. Kehidupan sex memang sangat penting dalam dunia manusia. Manusia tidak akan pernah luput dari dunia sex oleh karena beberapa hal.
Sekali lagi salah satu tujuan Tuhan untuk menciptakan laki-laki dan perempuan adalah dimana sangat berkaitan erat dengan dunia sex. Namun pada dasarnya dunia sex dalam tahap sewajarnya dan tidak terjadi penyimpangan sex. Hanya saja begitu banyak manusia sering bahkan tidak pernah menyadari penyimpangan sex yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Dunia sex yang sewajarnya dan normal dimana pada tahap sepasang pria dan wanita terikat dalam suatu ikatan pernikahan. Sedangkan yang sedang terjadi saat ini adalah dimana begitu banyaknya manusia dengan penyimpangan sex secara hebat.Penyimpangan sex yang sering terjadi dalam kehidupan banyak orang, dimana begitu banyaknya sex bebas, homosex seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, lesbian, bahkan dunia sex yang terjadi antara manusia dan binatang.
Penyimpangan-penyimpangan sex seperti ini benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Bahkan lebih menjijikkan lagi, dimana begitu banyaknya negara-negara dibelahan dunia melegalkan pernikahan sejenis. Satu pertanyaan, Apakah hal seperti ini benar-benar hidup dimata Tuhan?...Jawaban yang pastinya, adalah Tuhan membenci kehidupan seperti ini.         Berbicara tentang masalah diskriminasi terhadap mereka yang melakukan penyimpangan sex sebenarnya tidak pernah ada. Hanya saja, Tuhan tidak pernah mengizinkan terjadinya penyimpangan sex pada seluruh umat manusia. Pernikahan sejenis sangat dibenci oleh Tuhan dan pastinya, saat ini IA sedang menangis oleh karena begitu banyaknya negara-negara diluar sana yang melegalkan hal seperti ini.
Beberapa pertanyaan kembali dari dasar hati...Sebenarnya ikatan sejenis apa dan roh seperti apa yang saat ini sedang berada dalam dunia pejabat-pejabat diluar sana? Adakah mereka pernah menyadari tentang arti dari sebuah dosa dalam penyimpangan sex? Bahagiakah mereka yang telah terikat dalam ikatan pernikahan sejenis ? Apakah pada dasarnya kepala-kepala pemerintah pada negara-negara yang berada diluar sana sama sekali tidak pernah memahami dan mengenal tentang dunia serta jalan Tuhan seperti apa?
   Hanya mereka yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kehidupan yang terlalu menjijikkan dalam sekejap mata diresmikan oleh begitu banyaknya negara-negara diluar sana. Pernikahan sejenis secara luar biasa dan besar-besaran sedang dipromosikan saat ini.
Kembali dalam kehidupan pribadi masing-masing tentang perilaku penyimpangan sex seperti ini apakah akan mendukung atau berlawanan arah dari sebelumnya?. Dunia sex memang sangat penting oleh karena beberapa hal. Sebagai penerus keturunan, tidak terjadinya perzinahan, dan pada dasarnya bukan untuk hal-hal yang dapat merusak kehidupan seseorang.
Sebagian besar manusia telah melakukan penyimpangan sex secara luar biasa baik dari segi sex bebas, homosex, lesbian, hubungan sex yang terjadi antara manusia dan binatang, bahkan terjadi penyimpangan sex antara manusia dan mahluk halus dari dunia lain.Mereka yang terikat dalam dunia sejenis ini tidak dapat melihat sebuah sinar yang memancar. Jurang maut akan terus menerus mengikuti dan membungkus kehidupan mereka. Penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan perjalanan kehidupan seseorang. Perjalanan sex sejenis ini akan membuat segala dalam nafas mereka akan selalu mengarah pada sebuah jurang yang siap menghancurkan kehidupan.
   Untuk pertama kalinya dalam kehidupannya secara jelas ingin berusaha lebih mengerti tentang kehidupan dimana terjadinya penyimpangan sex dalam dunia banyak orang saat ini. Bercerita tentang dunia sex yang begitu hebat terjadi dalam dunia manusia saat ini. Penyimpangan sex yang selalu mengikat serta membungkus kehidupan banyak orang.
Dari kalangan remaja, dewasa, bahkan lansia. Yang lebih parahnya terjadi dimana terjadinya ikatan sex seseorang secara mengerikan. Seseorang yang hanya senang berhubungan sex dengan anak-anak,  mahluk halus diluar sana oleh karena beberapa ikatan pemujaan terhadap setan, sex sesama jenis, hanya menyukai dunia sex bersama binatang , sex yang terjadi diluar ikatan pernikahan, melakukan suatu hubungan sex bersama seseorang yang telah beristri atau bersuami dengan kata lain telah menjadi milik orang lain.
Penyimpangan sex sejenis ini akan menghancurkan kehidupan siapapun yang terikat dan tidak ingin keluar dari dunia seperti yang disebutkan. Berbicara penyimpangan sex, bersifat dan lebih mengarah pada suatu area yang tidak akan mengenal warna-warna kehidupan dalam sebuah lingkaran.Jangan biarkan duniamu berada dalam ikatan penyimpangan sex sejenis apapun, karena hal tersebut membuatmu tidak akan pernah memahami arti dari hidup yang sebenarnya. Jangan biarkan duniamu berada dalam sebuah jurang, dengan melakukan berbagai jenis penyimpangan sex secara luar biasa. Penyimpangan yang terjadi akan menghancurkan perjalanan hidup seseorang. Tidak ada hal yang menarik dalam dunia penyimpangan sex, mereka yang terikat tidak akan pernah melihat makna dari sebuah istilah pancaran sinar yang menjadikan seseorang indah dan mengenal berbagai warna-warna kehidupan.
   Tuhan menciptakan manusia secara berpasangan dengan tujuan tidak terjadinya penyimpangan sex didalamnya. Penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan hati dan jiwa dari pada Tuhan. Penyimpangan sex yang terjadi dalam dunia seseorang, suatu hari kelak akan merusak segala sesuatu dimanapun kakinya berpijak. Dunia sex pada dasarnya sangat penting bahkan terlalu berharga bagi kehidupan manusia. Namun jangan pernah menyalah gunakan dunia sex...
   Tidak ada kehidupan dalam dunia seseorang yang terikat dengan penyimpangan sex dalam nafasnya. Terlihat seseorang yang terikat dengan penyimpangan sex kehidupan mereka hidup bahkan hidup, namun yang sebenarnya terjadi dibalik itu semua adalah kehidupan mereka sangat mati. Jurang besar sedang membungkus kehidupan orang-orang yang terikat dengan penyimpangan sex dalam langkahnya.
Perilaku penyimpangan sex yang terjadi dapat menghancurkan apapun dan dimanapun tempat mereka berpijak. Bukan tentang masalah bahwa seseorang yang terikat dalam penyimpangan sex benar-benar pada tahap diskriminasi. Yang sebenarnya terjadi adalah dimana keadaan penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan dan mereka yang terikat tidak akan pernah memahami ataupun mengenal pancaran sinar kehidupan yang sebenarnya.
 Jangan biarkan duniamu terikat dengan penyimpangan sex dan akan menghancurkan segalanya. Siapapun dan dimanapun duniamu saat ini, keluarlah dari penyimpangan sex yang sedang terjadi. Buat hidupmu berharga dan jadilah yang terhebat dimana duniamu dapat lepas dari ikatan penyimpangan sex yang terjadi sekarang ini.
Buat hidupmu bersinar oleh sebuah pancaran kehidupan dimana langkahmu tidak akan pernah berjalan ke suatu penyimpangan sex sejenis apapun. Jadikan langkahmu lebih hebat dimana berjalan dengan berbagai jenis warna-warna kehidupan yang membungkus nafas yang berhembus setiap detiknya. ###
   “Nara tulisan tanganmu pada salah satu lembar buku pemberian kamu sebagai kado ulang tahunku kenapa bercerita tentang penyimpangan sex?”  pertanyaanku di kantin kampus saat mata kuliah sedang tidak berjalan.Nara tersenyum memandang kekasih pujaan hati yang sedang makan bersama dengannya di kantin kampus.
“Reynand, aku Cuma mau mengajarkanmu tentang sesuatu hal dan kamu harus mengerti bahwa penyimpangan dalam kehidupan banyak orang benar-benar terjadi. Dan kamu sebagai generasi muda harus mengerti hal seperti ini...Reynand yang kukenal mempunyai semangat yang tinggi dalam hal apapun dan dapat mendemonstrasikan kehidupan yang hidup bukan penyimpangan sex terus dibiarkan dan di diamkan.” Penjelasan Nara.
“Wow...” hanya kata tersebut yang dapat keluar.
 “Oleh karena semangat Reynand, makanya hingga kini masih bisa hidup pada kalau dipikir-pikir...Makanya Reynand harus mengerti dunia penyimpangan sex, jadi mengajarkan mereka generasi muda untuk tidak berada dalam kehidupan seperti itu.” Jawaban Nara menatapku yang sedang mendengarkan dengan setia perkataannya.
   “Ternyata maksud kamu seperti itu...berarti kita sebagai generasi muda harus benar-benar menyadari dunia sex dan masalah penyimpangan sex yang sedang terjadi.” Ucapan Reynand.
 “Reynand, kenapa aku menulis tulisan seperti itu dan memberikannya...Karena aku tahu kamu adalah generasi muda dan sekali lagi harus menyadari tentang berbagai jenis penyimpangan sex yang sedang terjadi didalam perjalanan kehidupan banyak orang.” Nara secara spontan membenarkan segala yang diucapkan oleh Reynand. 
Kehidupan sex tidak wajar benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Penyimpangan sex membuat mereka tidak akan pernah memahami perjalanan dalam penyeberangan lautan dengan berbagai kehidupan yang begitu hidup oleh sebab keterikatan tersebut secara mengerikan menghancurkan segalanya.
   “Nara....” ucapan Denils secara tiba-tiba menghalangi langkah kami saat hendak berjalan.
“Kenapa Nara bisa bercerita berbagai hal bersama Reynand dibandingkan aku. Nara sejak dulu aku sudah menyukaimu dan selalu ingin berjalan bersama kamu.” Ucapannya sekali lagi tanpa memikirkan sedikitpun perasaanku. Nara untuk pertama kalinya berbicara pada Denils untuk sesuatu...
”Denils, aku minta maaf karena menyakitimu. Biar bagaimanapun banyak wanita yang jauh lebih baik jadi aku harap kamu mendapatkan yang lebih baik lagi.” Perkataan Nara sambil memegang tanganku berjalan pulang dan melupakan ruang perpustakaan sebelumnya.
   “Tuhan, Engkau tahu kalau aku sangat menyayangi dia. Sejak kejadian beberapa tahun silam yang telah merubah kehidupanku dan pandanganku tentang berbagai hal. Tuhan, apakah memang dia bukan jodohku...Jika memang bukan jodohku buat kami berjodoh dan jauhkanlah dia dari pacarnya.” Up date status di dunia medsos hingga menghebohkan semua orang. Menginginkan seorang gadis dan akan berusaha untuk diraihnya.
 “Tuhan, selama janur kuning masih belum melengkung aku akan terus berjuang. Tuhan, jangan sampai dia berjodoh dengan pacarnya. Intinya sekalipun Nara bukan jodohku tapi aku mohon kepadaMU jodohkanlah kami berdua “  Ucapan berukali di dunia medsos.
Karena tidak bisa menerima hubungan gadis yang Ia cintai bersama orag lain, maka Denils melakukan berbagai cara untuk merebut Nara dari Reynand. Hingga suatu ketika Denils membuat sebuah pernyataan didunia maya melalui FB, BBM, dan juga Twiter dengan sebuah kata-kata yang berbeda. Beberapa kalimat yang benar-benar menjadi pusat perhatian seluruh kampus dan para penggemarnya dimanapun berada.
“Tuhan kalau Nara jodohku maka dekatkanlah kami...Tapi kalau Nara bukan jodohku maka jauhkanlah semua laki-laki dari kehidupannya. Buat siapapun tidak bisa memilikinya. Dan kalau dia sudah tidak memiliki jodoh, maka kami sama-sam tidak memiliki jodoh. Pertemukanlah kami dan dekatkanlah kami serta buat kami berjodoh.Akhirnya Nara menjadi jodohku...Amin.” Tulisannya melalui dunia maya. Seluruh penggemarnya dimanapun berada menjadi heboh...oleh karena jenis status yang terpajang dalam akun instagram, twiter, BBM, dan juga FB.
   Memancing emosional seorang Reynand, namun Ia berusaha untuk tidak memperdulikannya. Disisi lain Nara yang membaca status tersebut tertawa lebar dan untuk pertama kalinya dalam dunianya dia tertawa secara luar biasa.
Selama ini Nara disebut sebagai gadis pendiam, namun oleh pernyataan Denils benar-benar mengalihkan pandangannya. Pada pandangan Nara, hal sejenis ini sesuatu yang mengocok perut untuk tertawa sejadi-jadinya.  Namun, hal tersebut membuatku menjadi sangat cemburu dan agak susah bagi Nara untuk mengajaknya berkomunikasi.
   Emosional semakin terpancing oleh berbagai pernyataan Denils melalui dunia maya. Dan berbagai pemberitaan media, dikarenakan dunia Denils tidak akan pernah luput dari pemberitaan. Denils salah satu aktor terlaris dan memiliki penggemar luar biasa banyaknya sehingga segala sesuatunya menjadi pusat perhatian.
“Tuhan, aku juga sayang dan terlalu sayang ma Nara...Memangnya aku salah kalau ingin tetap mendapatkan dia sekalipun Nara bukan jodohku. Tuhan, kalau Nara bukan jodohku maka aku mohon dengan sangat buat kami berjodoh dan jodohkanlah kami berdua. Amin...” Pernyataan Denils kembali berkicau melalui dunia maya.
   “Pernyataan seperti apa ini yang dikirim...Denils sudah melewati batas sama Reynand.“ Teriakan Reynand membaca seluruh pernyataan tersebut. Teriakanku sangat mengagetkan mami yang berada di ruangan keluarga bersama Nara. Mereka berlari masuk ke kamar...
“Reynand, kamu kenapa?“ Pertanyaan mami, Duduk terdiam dan menunjuk segala status yang telah dibuat oleh Denils melalui dunia maya. Emosionalku benar-benar terpancing melihat seluruh pernyataan Denils. Maminya hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya yang sedang marah oleh sebab status yang ter up-date melalui akun pribadi Denils.
   “Reynand, bagaimanapun seseorang memancing kamu harus bijak dalam berkata-kata dan tahu menempatkan situasi seperti ini. Jangan hanya karena pernyataan sejenis ini sehingga sesuatu hal terjadi dalam langkahmu secara tidak wajar. Anak mami sepertinya sangat cemburu sekali yach.”  Kalimat yang terlontar dari mulut mami.
Perasaan Nara antara marah dan merasa lucu atas pernyataan-pernyataan tersebut. Disatu sisi, Nara juga merasa kasihan terhadap Denils dan tidak tahu harus berbuat serta mengungkapkan sesuatu hal yang harus mengarah kemana atau bahkan seperti apapun.
   “Reynand, kamu harus mengerti beberapa hal dan jangan biarkan keadaan dalam area yang akan menghancurkan sesuatu.” Pernyataan Nara mengarahkan pemuda yang begitu berharga dalam hidupnya.
   “Maksud kamu?” Tanya Reynand dengan kening berkerut.
   “Terlebih karena kamu seorang pria, jadi harus bijak dalam mengungkapkan berbagai hal dan tahu pada tempatnya melakukan sesuatu sekalipun seseorang berusaha untuk memancing ataupun emosionalmu sedang berada di titik yang tidak bahkan sangat tidak stabil. Hal seperti ini biasa terjadi, namun tetap posisikan duniamu dan kepribadianmu pada area sewajarnya” Ucapan Nara terhadapku.
 Mendengar perkataan Nara, membuatnya lebih dapat mengerti sesuatu dari pengendalian untuk titik-titik tertentu dalam suatu area. “Reynand, ucapan Nara sangat betul dan kamu harus memahami keadaannya seperti apa?Bukan berarti Reynand anak mami terus harus membela kamu dan berusaha memarahi Nara untuk hal-hal seperti ini.” Suara Mami mengaggap pernyataan Nara sangat bijak.
“Tapi mi...” Rasa kesal Reynand.
“Sebagai mami juga harus bisa membedakan tempat serta sudut sesuai dengan konsep dan porsinya. Jadi, dengan kata lain kamu harus bisa memahami hal seperti ini...” Kembali mami menjelaskan.
“Coba mami bayangkan saat Denils memasang status tidak jelas...” penekanan dengan rasa cemburu.
“Terlebih anak mami bukan seorang wanita melainkan seorang pria. Jadi harus bisa menyadari sesuatu dan mengungkapkan berbagai hal sesuai posisi serta aturan tetap dimana tidak melewati batas sehingga jangan kamu berdosa ataupun akan memperburuk segala sesuatu yang berada dalam langkahmu bahkan segala yang ada pada areamu sendiri termasuk mami, papi, bahkan Nara dan siapapun.” Kalimat demi kalimat yang terucap untuk mengarahkan Kehidupan Reynand.
“Secara manusia, pastilah Reynand sangat cemburu terlebih Nara itu gadis yang paling sulit untuk di dapat.” Kesalku.
   Berusaha mengendalikan emosional, menyadari dan tersadar oleh kalimat-kalimat yang diucapkan oleh mami dan gadis berharga bagi perjalanan kehidupan. Berusaha tidak berkata-kata dalam keadaan serta mengeluarkan ucapan sejenis kutuk ataupun ucapan merusak kehidupan siapapun. Inilah kehidupan seperti apapun sesuatu didepan mata harus tetap dapat menyeimbangkan sebuah kondisi dalam suatu area didalam kepribadian hidup dari diri sendiri.
“Tuhan, aku terlalu menyayangi Nara sampai kapanpun juga dan tidak ingin gadis yang kucintai keluar dari kehidupanku saat ini.” Jeritan hati memegang lukisan wajah Nara.
“Sampai kapanpun juga sejak dulu hingga sekarang akan selalu menyayangi dan mencintai Nara. Hatiku begitu sakit saat melihat Denils berjuang keras untuk merebut Nara dari kehidupanku Tuhan. Aku tidak ingin kehilangan dirinya apa pun yang terjadi.” Suara hatiku kembali menggema dalam ruangan sunyi.
BAGIAN DELAPAN...

Memegang tangan Nara berjalan ke hadapan Denils dan bercerita tentang sesuatu hal...”Aku minta maaf karena gadis yang kucintai tidak akan pernah bisa untuk kuberikan ataupun kuserahkan kepadamu. Kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan bagaimanapun serta situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu seperti apa.” Ucapanku didepan Denils dengan begitu banyaknya mahasiswa/i disekitarnya.
Dan bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapanku terhadap Denils. “Kamu tahu, aku juga ingin memiliki Nara dan akan terus berjuang seperti apapun situasinya. Kalau duniamu berkata mengenal perasaanku seperti apa, jadi kenapa tidak kamu memberikan Nara untuk kehidupanku.” Perkataan Denils membalasku dan tidak akan pernah menerima kenyataan disituasi sejenis apa pun dari tiap hembusan nafas yang berhembus tiap detiknya.
   “Kalau diperhatikan dari duniamu, bisa dipastikan kau memiliki segalanya jadi siapapun bisa diraih oleh genggaman tanganmu. Wajah tampan, keren, terkenal dan salah satu deretan aktor serta model terlaris, uang banyak, dan banyak lagi hingga siapapun melihat akan bercerita bahwa Denils merupakan pria paling sempurna didunia ini yang pernah ditemukan.” Tutur bahasaku kembali.
   “Terus...” Kekesalan Denil tidak mau mengalah.
“Dengan kata lain, gadis manapun bisa kau raih...jadi, carilah seseorang lebih...dan jangan mengambil Nara dalam cerita perjalanan dari duniaku.” Jawabanku terhadap Denils dengan terus memegang erat tangan Nara dan tidak akan melepaskannya.
   Denils berdiri dari kursinya tempat Ia duduk dan berusaha memegang tangan Nara bagian sebelahnya...”Reynand, aku juga suka dan terlalu sayang sama dia. Sekalipun semua wanita diluar sana begitu banyak, tapi hanya gadis seperti ini saja yang diinginkan oleh perjalananku sampai kapanpun juga.” Intonasi amarah Denils.
“Kamu tahukan, kalau aku dan Nara telah mengikat sebuah hubungan.” Ucapku tidak ingin menyerahkan Nara.
“Dunia kita sama, kalau dipikir kehidupanmu juga memiliki hal sama dalam duniaku yang membedakan aku seorang aktor dan duniamu tidak sedang berjalan didalam lingkaran tersebut. Jadi, aku tidak akan menyerah begitu saja...” Perkataan Denils menatap sakartis berusaha menarik Nara dari genggaman tanganku.         Nara dalam situasi yang tidak menguntungkan dan tidak tahu harus berbuat apa. Berusaha melepaskan tangannya dari tangan mereka berdua dan segera berlari keluar...
Keadaan yang membosankan untuk dilihat pada pandangan matanya, membuat dunianya tidak ingin menginjakkan kakinya di kampus untuk beberapa saat.Untuk beberapa saat, dia tidak akan memperlihatkan dirinya didepan siapapun terlebih Reynand dan Denils. Tidak pernah menyangka oleh sesuatu hal yang terjadi dan entah harus berkata seperti apa dalam arah perjalanannya disuatu area tertentu.Selama beberapa minggu batang hidung Nara tidak pernah terlihat di kampus, bahkan untuk menghubungi Reynanpun tidak pernah dilakukannya. Dia melakukan sebuah perjalanan sendiri di sebuah pedesaan tanpa seorangpun yang tahu segala yang dilakukannya.
FLASH BACK...
Memori tentang terakhir kali pertemuanku dengan Denils, bagaimana Nara menghilang bahkan hingga detik ini sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Paling mengejutkan lagi, Nara mengirimkan sebuah surat agar aku melupakan dirinya. Menarik nafas dalam-dalam berpikir sejenak, kenapa dia berusaha menghindar bahkan membuat kata putus tanpa sebab akibat jelas.
“Tuhan, dimana aku bisa mencari keberadaan Nara saat ini?” detak jantungku berdetak begitu kuat setiap menyebut nama Nara. Mencari tempat persembunyiannya, hingga meminta jawaban atas setiap pertanyaan tentang berbagai pertanyaanku.
Memutuskan mencari keberadaan Nara, itulah yang sedang terjadi sekarang tanpa mengenal kata menyerah sedikitpun. Terkadang rasa sakit pada sekitar jantung begitu kuat, jauh lebih parah dibandingkan sebelum terjadinya pemasangan alat operasi terakhir kemarin. Begitu menyesakkan, hingga saat tertentu saya tidak dapat menahan rasa sakit tersebut. Hari demi hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun hingga setahun telah berlalu mencari keberadaan Nara. Denils pun tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya, tidak ada kabar tentangnya kenapa dia menghilang sama seperti Nara.
“Mungkinkah, Nara lebih memilih Denills, akibat ulahku saat itu?” pertanyaanku berada di sudut jalan.
Mataku memandang ke atas, entah apa yang sedang ada dalam benakku sekarang. Menganggap Nara tetap berada di sekitarku bahkan tidak pernah pergi menjauh sampai kapanpun juga. Mungkinkah mami menyembunyikan sesuatu yang tidak kuketahui setelah operasi kemarin. Apa yang sebenarnya sedang terjadi, Tuhan? Kenapa jantungku jauh lebih sakit setiap waktu, disaat air mataku terjatuh. Detak jantungku terus saja bermain seakan saya tidak pernah sembuh dari penyakitku selama ini.
Rumah Nara tetap sama seperti kemarin, jauh sebelum dia menghilang. Apakah telah terjadi keadaan paling memberatkan dirinya sekarang ini. Meneguk segelas air mineral sekitar persimpangan jalan tidak jauh dari supermarket kecil, tiba-tiba...
“Nara...” teriakanku mengejar dirinya sedang berjalan. Saya harus kehilangan jejaknya oleh karena sebuah truk besar melintas di depanku. Nara masih berada sekitar kota ini dan tidak pernah pergi jauh. Pasti ada sesuatu, hingga membuat dia memutuskan hubungan sepihak.
“Nara masih di sekitar kota ini,” detak jantungku selalu saja berdetak kencang setiap menyebut nama Nara. Tuhan, ada apa sebenarnya hingga Nara tidak pernah mau berada di hadapanku.
“Reynand, apa yang sedang lagi dipikirkan oleh anak mami?” pertanyaan mami menegejutkanku.
“Mi, tadi siang saya melihat Nara di jalan.” Wajah mami terlihat seolah sangat terkejut, berusaha bersikap setenang mungkin...
“Sepertinya ada sesuatu yang mami sembunyikan,” mencurigai sesuatu hal, apa yang sebenarnya disembunyikan oleh mami.
“Reynand, itu hanya perasaanmu saja, kalau mami menyembunyikan sesuatu.” Mami berbicara setenang mungkin. Tatapan mata mami mengungkapkan sesuatu rahasia tersembunyi.
“Untuk sekarang, mami dapat menyembunyikan sesuatu, namun, kelak pasti saya bisa menemukan apa yang sebenarnya disembunyikan olehnya.” Kata-kataku dalam hati. Mencari keberadaan Nara dan bertanya kepada setiap orang sekitar super market kemarin.
“Permisi pak, apakah bapak mengenal ciri-ciri seorang gadis kulit sawo matang, rambut ombak sebahu, mata bulat besar, sedikit tinggi?” pertanyaan berulang kali kepada mereka di sekitar area tempat tersebut.
“Maaf saya tidak mengenal ciri-ciri gadis yang kau maksud,” jawaban mereka semua.
Dimana lagi saya akan mencari keberadaan Nara sekarang. Rasa lelah, lemas, hampir berputus asa terus saja membayangi diri selama berhari-hari mencari keberadaannya. Menurut cerita dari beberapa orang, Nara tidak lagi tinggal di rumahnya bahkan tidak ada yang tahu kemana dia pergi. Mata saya tidak mungkin salah melihat orang di supermarket, sangat jelas kalau gadis itu adalah Nara. Mungkinkah Nara benar-benar marah akibat ulahku berusaha menarik tangannya dari Denils.
“Nara, berhenti kuliah begitu saja dari kampus tanpa pemberitahuan sedikitpun,” keluh kesahku menarik nafas dalam-dalam.
“Memang sih, dasarnya Nara pendiam bahkan terlalu sulit menebak apa pun keinginan hatinya.” Gerutuku.
Melakukan berbagai hal bersama dengannya membuat duniaku berbeda. Namun, seandainya, tanpa dia berada di sampingku apakah aku bisa berjalan? Kehidupanku seakan tenggelam begitu saja, setelah Nara menghilang tanpa kabar sedikitpun. Memutuskan hubungan sepihak, bahkan Denilspun beritanya sama sekali tidak pernah terdengar.
“Reynand, sampai kapan anak mami akan seperti ini terus?” tegur mami,
“Sampai Nara berada di hadapanku untuk menjelaskan semua pertanyaanku,”
“Nara pasti membenci kehidupan Reynand yang sekarang, bersikap seolah dunia sudah tenggelam bahkan tidak memiliki kehidupan sedikitpun.” Tegur mami, air matanya menetes begitu saja bahkan tangisnya pecah seketika. Seperti ada sesuatu hal disembunyikan oleh mami.
“Apa yang mami sembunyikan?” berjalan kearah mami, menatap dalam-dalam...
“Mami tidak menyembunyikan apa pun, hanya saja...” kalimat mami terhenti.
“Hanya saja, kenapa mami?” teriakku mencari sesuatu yang mengganjil.
“Reynand, harus merubah semua karakter buruk dalam diri dulu, barulah Nara akan mengerti tentang perjalananmu,” tegur mami.
“Selama ini Reynand tidak memiliki karakter aneh-aneh, mi.” Tidak bisa menerima ucapan mami.
“Reynand, semenjak keluar dari rumah sakitapa yang terjadi? Tidak mau kuliah, bahkan nilai-nilai Reynand kacau, seakan ingin mati seketika, lebih parah lagi mencurigai banyak hal.” Suara lantang mami terdengar jelas di telingaku. Ucapan mami betul, selama ini duniaku kacau balau, tapi, apa yang harus kulakukan.
Merenungkan teguran mami, dengan keadaanku yang sedang terjadi sekarang. Menatap lukisan Nara membuat hatiku begitu terluka. Untuk beberapa saat berpikir, kalau saya tidak akan melihat bagaimana matahari terbit ataupun tenggelam. Namun, pada kenyataannya, saya masih dapat melihat bagaimana matahari terbit. Hanya saja, ketika melihat terbit dan terbenamnya matahari, tanpa Nara di dalamnya.
5 Tahun Kemudian...
Hidup kujalani sekarang jauh berbeda dengan sebelumnya. Tetap menantikan kedatangan Nara di rumahnya, sekalipun sama sekali tidak mendengar kabar sediktpun darinya. Memutuskan tinggal meninggalkan rumah, dan menjalani aktifitasku di rumah Nara. Suatu hari kelak, Nara pasti kembali itulah keyakinan hatiku. Memperbaiki nilai-nilaiku bahkan berusaha menyelesaikan kuliah dengan baik. Melakukan berbagai aktifitas, sama seperti saat Nara masih berada bersamaku. Menyelipkan beberapa anak kalimat setiap sudut ruangan rumah sakit, demi memberi kekuatan buat mereka.
“Jalani hidupmu, tunjukkan pada dunia kalau kau kuat sekalipun semua berkata ada begitu banyak kelemahan serta penyakit membungkusmu.” Isi tulisanku pada secarik kertas untuk seorang gadis remaja di sebuah ruangan dari rumah sakit tempatku menjadi petugas kebersihan.
Selang beberapa waktu, memutuskan tidak lagi menjadi petugas kebersihan rumah sakit. Sekalipun tidak lagi bekerja di rumah sakit, namun, rutinitasku tetap kulakukan seperti biasa. Memberi kehidupan bagi mereka di tempat tersembunyi sama seperti yang dia lakukan sebelumnya. Melakukan berbagai hal secara tersembunyi, cukup Tuhan dan saya tahu akan apapun kegiatanku selama ini. Memberi tidak berarti harus diperlihatkan kepada banyak orang, itulah pengajaran Nara bagi duniaku. Saat memberi, jangan pernah dunimu memerkan atas segala kebaikan yang telah dilakukan, sama saja pemberian tersebut bersifat suatu kesombongan atau bahkan ingin mendapat sebuah pujian dari berbagai pihak.
Menjalani hari-hari tanpa gadis impianku, namun, dengan setia saya akan tetap menunggunya berada di hadapanku.Tidak tahu kenapa, setiap menyebut nama Nara, jantungku berdetak begitu cepat. Di saat air mataku mengalir, rasa sakit luar biasa jauh lebih parah sebelum doker menyatakan saya terbebas dari penyakit kelainan jantung. Berusaha menahan rasa sakit luar biasa, tanpa pernah memperlihatkan kepada mami.
Mengirimkan uang, perlengkapan sekolah, kebutuhan beberapa panti jompo dan panti asuhan, itulah yang sedang kujalani sekarang selama 5 tahun belakangan. Tanpa pernah seorangpun menyadari, apa yang telah kulakukan termasuk juga mami. Melakukan rutinitas menggunakan sepeda tua milik kakek Nara yang telah kuperbaiki. Setidaknya, dapat menghibur hari-hariku selama bertahun-tahun.
Setelah menyelesaikan kuliah, mami ingin saya mengelola perusahaannya menggunakan hasil pikiranku sendiri. Menyetujui persyaratan tersebut, dengan beberapa persyaratan. Saya akan tetap tinggal di rumah Nara, menjalani rutinitas memakai sebuah sepeda tua. Satu hal lebih penting adalah seluruh karyawan tidak boleh menyadari kalau saya adalah anaknya.
“Saya akan mengelola perusahaan mami secara tertutup, tanpa memperkenalkan diri terhadap semua karyawan,” ucapanku menghap mami.
“Sampai kapan anak mami, akan menjalani kehidupan seperti ini?”
“Selamanya, kalau Nara datang pasti dia menyadari kenapa saya melakukan ini,”
“Reynand,” air mata mami kembali mengalir.
“Tuhan, kembalikan Nara dalam kehidupanku,” seru doaku setiap saat tanpa henti-hentinya.
Mengelola perusahaan secara rahasia, tanpa pernah seorangpun karyawan menyadari identitasku sebenarnya. Mereka hanya tahu, kalau saya adalah salah satu cleaning servis dari perusahaan besar tersebut.Tidak pernah membeli makanan dari luar, bahkan terlihat sama sekali belum pernah mencicipi masakan enak dengan harga fantastis. Memasak sendiri serta membawanya ke tempat kerja sebagai bekal, itulah perjalananku sekarang.
“Renar, bawakan saya secangkir kopi,” perintah ibu Ratih. Membuatkan secangkir kopi, mengantarkan ke sebuah ruangan besar.
“Terimah kasih kopinya,” sapa ibu Ratih.
“Sama-sama,”
“Tunggu, kenapa namamu seperti aneh kedengaran gitu yah,” pertanyaan terbodoh darinya.
“Kenapa ibu bertanya seperti itu?”
“Pergilah...” perintah ibu Ratih mengalihkan perhatian.
Renar berarti Reynand-Nara, sampai kapanpun akan selalu ada di hatiku. Salah seorang kepercayaanku menyadari identitasku yang sebenarnya. Merahasiakan semuanya dari para karyawan.
“Noel, beberapa data menunjukkan perjalanan kerja sama dengan beberapa perusahaan luar.” Ujarku memeriksa dokumen-dokumen penting yang di bawahnya ke rumah.
“Benar pak, apakah ada permasalahan?” pertanyaannya.
“Keadaan beberapa tempat terlihat ganjil, entahlah.” Membolak-balikkan dokumen.
“Ganjil seperti apa maksudnya, pak?” menggaruk-garuk kepalanya sendiri.
“Jangan asal sekedar melakukan kerja sama dengan pihak tertentu, otakku itu sering mencurigai sesuatu tidak beres sih.” Mataku sedikit berkedip.
“Bentuk keberhasilan sebuah perusahaan adalah membuat kerja sama menggunakan trik atau sistem tertentu, memainkan peran bersama perusahaan-perusahaan berpengaruh terlebih dari pihak luar.” Kata-kata Noel mencoba mengutarakan paradigmanya sendiri.
“Semua ucapanmu betul dan tidak salah, hanya saja, ketika perusahaan berjalan lakukan analisa terlebih dahulu kemudian memutuskan. Jangan karena potensi keuntungan besar membuat kerusakan di kiri kanan,” kata-kataku menatapnya.
“Seakan...” Noel mencoba menerka sesuatu...
“Coba perhatikan beberapa perusahaan besar di negara-negara kuat, pasti goyah karena sebuah kondisi, hingga akhir cerita tidak memperlihatkan kekuatan tertentu.”
“Membutuhkan waktu memahami pernyataanku sekarang, seiring berjalannya waktu, kau akan mengerti,” lanjutku kembali.
“Rencana bapak selanjutnya ke depan,” ucapannya terpotong...
“Bukan permasalahan rencana selanjutnya ke depan, namun, tentang pemahaman perjalanan perusahaan ini, bagaimana memainkan ide-ide, alur sistem saham berlari kemana, kerja sama secara rinci akan dimainkan di area mana?” jawabanku menjelaskan kembali...
“Ekonomi dunia ke depan tidak dapat diprediksi membaik atau lebih mengerikan. Jadi, perusahaan-perusahaan harus mempersiapkan beberapa alur perjalanan bisnis. Letak permasalahannya, ada begitu banyak perusahaan dapat goyah oleh karena sebuah kondisi.” Kalimatku sekali lagi mencoba menjelaskan.
“Hubungan pernyataan bapak sebelumnya dengan alur perjalanan bisnis berjalan dimana? Saya sama sekali tidak memahami sejak awal bapak mengerluarkan pernyataan hingga detik ini.” Noel berusaha menganalisa.
“Seperti ucapan saya sebelumnya, membutuhkan waktu buat duniamu memahami pernyataan ini,” sambil memberikan beberapa gambaran..
“Coba perhatikan, dunia perbankan tidak menentu dengan kondisi-kondisi mata, gejolak ekonomi, dan beberapa hal lain.” Tanganku berhenti sejenak memeriksa data di depanku.
“Kondisi perbankan seperti itu sudah sering terjadi, tapi saya yakin pasti stabil,” ujarnya.
“Kondisi perekonomian terlebih perbankan tidak akan stabil, siapa yang mengatakan stabil? Kenapa bisa saya katakan seperti itu?” wajahku berbalik ke arahnya, intonasi penekanan kalimatku berada pada satu titik...
“Coba bapak terangkan alasan dari pernyataan tentang ketidak stabilan?”
“Percaya tidak percaya, itu hakmu, suatu hari kelak akan ada sebuah masa paling sulit terjadi di dunia ini. Tanda-tandanya, dimulai dari sekelompok oknum mempermainkan permainan saham, mata uang, memasuki dunia perbankan dengan sebuah sistem tanpa semua orang menyadari hal tersebut.” Jawabanku 
“Maksud bapak?”
“Bahkan dunia pemerintahanpun sedang dalam permainanannya. Faktor terbesar keadaan ekonomi goncang dikarenakan sistem yang sedang dijalankan oleh oknum tersebut. Bahkan pasar market dibuat tidak berdaya dalam sekejap. Memperluas kekuasaan mereka dengan memperbanyak anggota.” Kalimatku.
“Bagaimana saya bisa mengetahui, kalau orang di depanku adalah salah satu anggota mereka?” Noel mulai menyadari sesuatu...
“Tanda mereka cukup sederhana, hanya dengan memakai chips pada tubuh dibagian dahi, tangan, atau anggota tubuh lainnya. Sudah banyak anggotanya menyebar di belahan dunia. Bahkan para artis luar negeri, pengusaha, beberapa pemimpin dunia telah memakai chips tersebut.” Kata-kataku.
“Kenapa bapak mempercayai adanya kelompok seperti ini?”
“Itulah yang telah kukatakan sebelumnya, percaya tidak percaya itulah kejadian sebenarnya. Awal mula mereka menyarankan memakai chips untuk kesehatan seolah terlihat demi kebaikan, atau permasalahan dalam hal pencurian kartu kredit/atm. Pada hal, itu hanyalah tipu muslihat semata, untuk mengikat dunia manusia. Segala tindak tanduk beberapa orang dalam penyelidikan mereka. Terlebih perusahaan-perusahaan besar, para pemimpin dunia, beberapa orang penting bahkan berpengaruh sedang dimata-matahi oleh oknum tersebut.” Penjelasanku.
“Disaat ekonomi lemah, kesempatan mereka memperluas anggota dengan memberikan sejumlah fasilitas bahkan kekayaan luar biasa, tapi dengan syarat harus memakai chips tersebut pada organ tubuh. Namun, jika telah memakai chips tersebut, kalian akan dipermainkan bahkan disiksa oleh mereka. Lebih parah lagi, akan muncul penyakit kulit menjijikkan dan belum pernah ada di dunia pada tubuh. Belum memperlihatkan efek untuk beberapa waktu, tapi, dalam jangka waktu tertentu penyakit kulit ini akan terlihat.” Kata-kataku, tidak bermaksud menakut-nakuti tetapi ingin fakta yang sedang terjadi.
“Saya mengingat sesuatu pak, menurut informasi yang kudengar sepintas, kalau seluruh karyawan perbankan harus memakai sebuah chips pada bagian tubuh mereka,”
“Itu benar, kenapa? Karena fokus utama mereka adalah mempermainkan kondisi keuangan baik dari perbankan dan market. Untuk memperkuat kekuasaan, maka mereka dengan kesengajaan mengharuskan para pegawai bank memakai chips, kemudian akan menyebar ke seluruh tempat-tempat lain. Ini kenyataan, percaya tidak percaya itulah cerita sebenarnya.” Ujarku.
“Itulah sebabnya, mengapa perusahaan harus berhati-hati dalam menjalankan saham, investasi, atau melakukan peminjaman modal usaha. Karena mereka bermain kuat di jalur-jalur penting tersebut. Oknum ini sangat kejam bahkan jauh melebihi binatang. Untuk beberapa saat, terlihat benar-benar seperti malaikat bahkan mengalahkan hati Tuhan sang pencipta. Namun, berhati binatang bahkan melebihi dari itu berakar kuat dalam area mereka.” Tambahanku lagi.
“Berarti perusahaan kita harus berhati-hati untuk melakukan kerja sama, memainkan saham, menerima atau melakukan investasi, terlebih peminjaman uang dari luar.” Dia berusaha menganalisa ucapanku.
“Tepat katamu, permasalahan peminjaman dari luar ini dapat berakibat fatal bagi dunia pengusaha lokal. Untuk beberapa saat, bank tempat peminjaman belum berada dibawah kendali oknum tersebut Tapi seiring berjalannya waktu bank itu dikendalikan oleh mereka hingga membuat suatu trik untuk menghancurkan banyak perusahaan. Oknum tersebut bermaksud untuk menjadi penguasa dunia, jadi memakai sistem halus untuk berjalan.” Penjelasanku.
“Bukankah, permasalahannya adalah konflik berkepanjangan di luar atau kasus beberapa dari orang-orang penting ingin memperluas wilayah.” Ujarnya.
“Permasalahan tersebut juga masuk dalam barisan hingga diharuskan para pengusaha/ perusahaan harus berhati-hati meminjam dana dari luar atau membuat kerja sama. Namun, paling berperan adalah sekelompok oknum yang telah saya jelaskan tadi.” Ucapanku lagi menatap dirinya.
“Saya harus melakukan sesuatu hal,” tubuhku segera beranjak dari kursi kemudian berjalan keluar meninggalkan Noel sendirian. Tidak pernah terbayangkan sama sekali tentang perjalananku sekarang akan mengalir kemana? Mengayuh sepeda melakukan seperti biasa rutinitasku kesehariannya. Tuhan, suatu hari kelak Nara pasti akan memperlihatkan dirinya kembali di hadapanku. Rasa sakit luar biasa pada organ jantungku tetap kurasakan, bahkan jauh lebih sakit sebelum operasi tersebut. Suatu keadaan, dimana saya sendiri tidak memahami kondisi tersebut. Berada di pinggir danau sambil membaca setiap tulisan Nara pada sore hari menciptakan kekuatan tersendiri.
Pondasi Kuat...
Memiliki pondasi kuat sangat mempengaruhi segala arah dalam langkah kehidupan terhadap semua orang yang ada disekitar kehidupan.  Pondasi yang terlalu lemah akan menghancurkan segala sesuatu dalam tiap nafas hidup seseorang. Dunia mengajarkan banyak hal dan semuanya tergantung pada kepribadian seseorang, apakah menginginkan pembentukan atau sebaliknya mengarahkannya dalam sebuah jurang terdalam hingga menjadikan hidupnya tidak dapat melihat sebuah sinar.
   Memiliki pengharapan dalam nafas hidup akan menjadikan pondasi seseorang menjadi kuat dan sebaliknya disaat pengharapan itu menghilang akan menghancurkan segalanya. Sesuatu yang tidak akan pernah terduga dapat terjadi dalam nafas hidup seseorang, akan tetapi dibalik semuanya mengajarkan sebuah pembentukan hingga pondasi hidup menjadi kuat dan bervariasi. Dari semua yang terjadi, Tuhan hanya ingin mengajarkan sesuatu hal terhadap dunianya hingga membuat pondasi seorang didalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat sangat kuat dan tidak terlihat lemah dimata siapapun. #by.Nara#
BAGIAN SEMBILAN...

Pergumulan kehidupanku sekarang adalah mencari keberadaan Nara. Membayangkan, seandainya dia ada di sampingku, tentunya kami akan melakukan berbagai hal menyenangkan sekarang. Menciptakan kebahagiaan di tempat tersembunyi dan tertawa bersama. Gadis pendiam bahkan jauh melebihi gadis bisu, namun, dapat menciptakan senyum pada wajah mereka yang lemah.
“Permisi pak,” Sapa noel membangunkanku dari lamunan. Seperti biasa membawa beberapa berkas serta membicarakan beberapa pembahasan tertentu mengenai perkembangan perusahaan. Menyuruhnya menemuiku di sebuah rumah kecil, tidak lain adalah rumah Nara yang telah lama ditinggalkannya berganti penghuni. Selama 5 tahun ini, sayalah penghuni dari rumah tersebut.
“Masuklah,” perintahku.
“Kenapa bapak lebih memilih tinggal di gubuk seperti ini, dibandingkan bersama ibu di rumah luas dan besar?” pertanyaan Noel tiba-tiba,
“Tempat ini menyimpan memori buatku,” jawabanku.
“Oh begitu...” ujarnya.
“Btw, saya menyuruhmu kemari bukan untuk bertanya tentang permasalahan pribadiku, melainkan tentang perusahaan.” Cetusku.
“Pengelolahan minyak bumi dan batu bara membutuhkan proses dengan keahlian-keahlian tertentu,” Noel memulai pembicaraan.
“Lantas, letak permasalahannya?” pertanyaanku berbalik ke hadapannya.
“Maksud saya adalah tetap lakukan kebiasaan kemarin, menjual bahan mentah ke luar negeri tanpa harus melakukan pengolahan apa pun dikarenakan perrmasalahan biaya, keahlian khusus bahkan alat-alat pengolahan menjadi kendala.” Ucapannya. Bergerak dalam bidang pertambangan minyak bumi dan batu bara membutuhkan skil tertentu dan tidak asal bekerja.
“Inilah kesalahan dari negara ini, kenapa? Karena malas bergerak dan berpikir sama seperti dirimu yang sekarang.” Gertakanku.
“Ta..ta..ta..pi pak” pembelaannya.
“Perusahaan kita bergerak di bidang minyak bumi dan batu bara, sekalipun berkantor di ibu kota, tidak berarti membuat kekeliruan atau apalah...” pernyataan tegas keluar dari mulutku.
“Selalu saja pemberitaan tentang harga minyak dunia melambung, bahkan membuat semuanya tidak dapat berjalan. Kenapa? Karena kemalasan untuk berpikir/ mencari akal, dan bergerak.” Ujarku.
“Perusahaan ini hanya bercerita tentang pertambangan, kemudian menjual dalam bentuk mentah bukan pengolahan, pak” perkataannya menjelaskan...
“Tapi yang sekarang saya inginkan adalah selain pertambangan juga bercerita tentang pengolahan, selanjutnya perjalanan penjualan ke seluruh negara disertai kegiatan eksport. Tidak bercerita menjual dalam bentuk mentah, kemudian memainkan kegiatan import untuk bentuk siap pakai. Hal paling tertolol yang selalu saja diperankan, pada akhirnya semua orang bawah menjadi korban.” Kalimat demi kalimat keluar demi menjelaskan beberapa hal terhadapnya.
“Apa yang harus dilakukan sekarang, pak?”
“Menyerang pemerintah untuk melakukan pertambangan serta pengolahan dari seluruh sumber kekayaan alam terlebih pada minyak bumi, batu bara dan jenis-jenis tambang lainnya. Menyarankan pada perusahaan lokal, agar mau melakukan pengolahan bagaimanapun caranya.” Jawabanku.
“Ke depan keadaan lebih bergejolak dari yang sekarang, jadi negara ini harus memainkan perjalanan pengolahan mulai dari sekarang di dunia tambang seperti minyak bumi, batu bara, timah, gas, emas, dan semua jenis kekayaan alam dari negara ini. Harus hati-hati sekarang, terlalu beresiko. Jangan sampai dengan alasan dana serta alat-alat atau keahlian pada akhirnya menjadi permasalahan lebih fatal.” Tambahan penjelasanku kembali.
“Apa yang harus saya lakukan sekarang pak?” wajahnya menunduk.
“Semua alasan itu hanya bersifat kemalasan. Lakukan pertemuan seluruh pengusaha lokal, tentukan waktu dan tempatnya. Selanjutnya jelaskan tentang permasalahan pengolahan, bagaimana duniamu meyakinkan mereka tentang sebuah perjuangan. Pemerintah harus ikut campur bahkan berperan penting tentang pengolahan sumber daya alam di negara ini, tidak hanya sekedar berbicara.” Ucapanku memerintahkan dirinya bergerak membuat sebuah pertemuan seluruh pengusaha lokal juga pemerintah.
“Betul juga dengan ucapan bapak, jauh lebih baik mengolah dibandingkan memainkan kegiatan import. Kalau dipikir-pikir, contohnya, batu bara mempunyai banyak manfaat sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, produksi baja, bahan bakar cair jika diolah, industri produksi semen,bahan metanol, produksi naftalen dan lain sebagainya.” sambil mengangguk-anggukan kepala mengatakan kalimat tersebut.
“Kesalahan negara ini, terlalu banyak lakukan kegiatan import bahkan tidak pernah bercerita tentang kata bergerak. Lebih parah seluruh tambanga rata-rata dijalankan oleh perusahaan asing bukan lokal. Permasalahan paling mengerikan dari negara ini.” Ujarku.
“Bnar juga ucapan bapak,” Noel mengangguk-anggukkan kepala.
“Tapi, seandainya sistem pengolahan dimainkan, tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten,” ujarnya tiba-tiba.
“Kau ingin berkata, bagaimana cara mendapatkan sumber daya manusia berkompeten, tidak mungkin hanya bercerita tentang perusahaan beserta para ceo, juga pemerintah untuk mengambil tindakan ini.” kalimatku mengerti jelas ucapannya.
“Itulah yang sedang ingin kupertanyakan pak,” balasnya.
“Inti permasalahan untuk kekayaan alam adalah pengolahan, jadi, hal paling terpenting sekarang adalah penerapan serta pergerakan. Dunia SDM dengan kualitas tertentu bisa didapatkan dalam permasalahan pengolahan melalui beberapa tahap. Intinya adanya kemauan untuk pergerakan.” penjelasanku terhadapnya.
Mengungkapkan apa yang menjadi salah satu titik permasalahan dari perjalanan pengolahan, pergerakan, bahan mentah, sumber kekayaan alam yang juga berhubungan dengan dunia perusahaan lokal dan banyak orang. Membaca tulisan Nara, membuatku mengerti arti sebuah area tertentu yang sedang kujalani.
Karakter Tegas...
Belajar membuat sebuah perubahan melalui beberapa alur tertentu dengan memainkan irama tersendiri. Sebuah penyataan membuat seseorang harus memahami beberapa situasi. Ketegasan terhadap sesuatu hal, dapat begitu menyakitkan. Bahkan saat ketegasan memainkan peranannya, banyak orang akan pergi menjauh atau membenci karakter yang sedang dilakoni. Berhadapan dengan karakter ini, membuat mereka di sekitar dapat saja berpikiran negatif terhadap diri sendiri.
Karakter ini, dapat dipandang oleh beberapa orang tertentu, bahwa mereka ingin berusaha dijatuhkan atau berpikir tentang adanya suatu sifat iri hati. Pada hal tidak sama sekali, semata-mata hanya untuk mengatakan tentang letak suatu yang harus dijalankan. Lebih baik memperlihatkan sesuatu yang menyakitkan, namun, terjadi perubahan dan pembentukan. Dibandingkan, melakukan berbagai hal mengenakkan semua mata, namun, pada dasarnya membawa ke sebuah jurang kehancuran bahkan maut terus saja bermain. By. Nara...
Melalui kehidupan tanpa dirinya, segala sesuatunya terlihat hambar. Belajar hidup apa pun keadaanku sekarang, terus berjuang mencari keberadaan Nara. Tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Nara sebelumnya, tanpa seorangpun menyadari semuanya termasuk mami. Mengirimkan dana pembangunan rumah sakit sederhana, namun berguna bagi kaum lemah di pedalaman secara tersembunyi. Memperbaiki jalan-jalan rusak di beberapa pelosok desa hingga mereka dapat melakukan aktifitas keseharian. Membangun sekolah demi masa depan banyak anak di suatu pelosok pedesaan. Melakukan semuanya itu, tanpa pernah seorangpun menyadari.
Tangan, kaki, terlebih hatiku belajar memainkan iramanya di suatu tempat. Cukup Tuhan dan saya saja yang menyadari tentang pemberian di tempat tersembunyi bagi mereka. Dia mengajarkanku tentang perjalanan seperti ini, tentang arti pemberian penuh ketulusan.
“Tuhan, pasti ada sesuatu, tidak mungkin Nara menghilang begitu saja,” tiba-tiba saja air mataku terjatuh. Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali sakit begitu saja tanpa sebab. Menurut dokter, kondisi jantung saya sekarang tidak ada permasalahan bahkan telah dinyatakan sehat tanpa kelainan sedikitpun.
Berusaha menahan rasa sakit pada area jantungku, duduk di sekitar danau seperti biasa. Mataku dikejutkan oleh seseorang yang memiliki wajah begitu mirip Nara, melewatiku begitu saja. Seakan dia tidak mengenaliku sama sekali...
“Nara, Nara, Nara...” teriakku terus mengejarnya sambil berusaha menahan rasa sakit pada jantungku. Terus berlari mengejar Nara, tanpa memperdulikan jalan raya beserta kendaraan berjalan lalu lalang di sekitarku.
“Tuhan, kenapa dia tidak mengenalku sama sekali?” jeritan hatiku begitu perih, seolah Nara tidak mengenaliku sama sekali.
“Apa yang terjadi pada dirinya, ataukah dia mengalami kecelakaan hingga hilang ingatan,” teriakanku tanpa memperdulikan seorangpun di sekitarku.
“Hey, mau mati yah?” teguran seseorang dari sebuah mobil , hampir saja menabrakku.
“Kalau mau mati, jangan disini bossss,” ucapan seorang pria paruh bayah sedikit lagi menabrak tiang berusaha menghindari mobilnya dariku. Tanpa memperdulikan ucapan mereka semua, berusaha bangun untuk berlari mencari keberadaan Nara. Terus berusaha bertanya kepada semua orang di sekelilingku tentang keberadaan Nara. Tidak seorangpun mengetahui siapa Nara dan apa pun tentangnya.
“Kenapa...” Amarahku meledak...
Apakah hidupku sekarang terlihat begitu menyedihkan,tanpa dia sekarang? Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menghantui pikiranku, kenapa, mengapa,ada apa dan kalimat tanya membungkus nafasku. Nara sama sekali tidak mengenaliku, berlalu begitu saja di depanku setelah sekian tahun...
Tanpa sengaja melihat sosok pria tidak asing lagi pada pemandanganku. Itu benar Denils dan saya sangat mengenal suaranya. Berusaha mengejar untuk mencari bukti tentang keberadaan Nara sekian tahun menghilang. Seakan ada sesuatu tersembunyi yang sedang terjadi, tapi, saya sama sekali tidak pernah bisa menyelesaikan teka teki tersebut.
“Itu Nara...” kalimatku perlahan berusaha menahan diri. Melihatnya berjalan bersama Denils penuh kebahagiaan. Terlihat begitu bahagia, tidak terlihat kesedihan terpampang pada wajah mereka. Apakah Nara lebih memilih hidup bersama Denils dibandingkan diriku? Tiba-tiba saja air mataku kembali terjatuh. Saya benar-benar terlihat begitu menyedihkan bahkan terlalu cengeng. Gadis paling berharga dalam duniaku hidup bersama dengan pria lain, tanpa pernah mengetahui alasannya secara tiba-tiba memutuskan sepihak. Sakit pada sekitar jantungku kembali kurasakan seketika.
“Tuhan...” Jeritan hatiku begitu perih bahkan terlalu perih...
Perasaan yang terlalu mendalam membuat hati sangat perih saat melihat seseorang yang disayangi bersama dengan orang lain. Kenyataan harus diterima sekalipun menyakitkan, apa bila Tuhan berkata  bahwa orang yang disayangi untuk orang lain dan bukan untuk diperjuangkan sehingga dapat meraih genggaman tangannya.
Saat perasaan tersebut tersimpan mendalam dalam hati dan membuat kesakitan yang terlalu hebat hingga air mata harus mengalir disebuah ruangan sunyi yang seorangpun tidak pernah menyadarinya. Apabila tidak mendapat perhatian dan genggaman tangannya rasa perih akan selalu membungkus langkah kaki pada saat itu.
“Tuhan, sekian tahun mencari keberadaan dia,” ucapanku mencurahkan segala isi hatiku dalam sebuah kamar kecil, tidak lain adalah rumah Nara sebelumnya.
“Saat mataku melihatnya, ternyata dia bersama dengan pria lain bahkan terlihat begitu bahagia tanpa kesedihan sedikitpun. Begitu sakit bahkan jauh lebih menyakitkan dibandingkan apa pun juga.” curahan hatiku.
Kenapa Nara tidak mau bertemu denganku? Apakah ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan olehnya hingga membuat dia pergi menjauh dari duniaku? Bahkan untuk menengok rumahnya saja, tidak pernah ada dalam benaknya. Setelah peristiwa pertengkaran hebat di kampus beberapa tahun lalu, Denils dan Nara juga menghilang dalam sekejap.
Berusaha menenangkan diri dengan berjalan memasuki sebuah gereja tidak jauh dari rumah Nara. Tidak tahu harus berucap, hanya terdiam dengan mata terpejam dalam gereja tersebut. Hal yang tidak pernah ingin kulakukan untuk beberapa saat adalah membuka mata, serta mengetahui kebenaran sesungguhnya. Hanya memejamkan mata, itulah duniaku sekarang.
“Andaikan saat itu aku dapat mengendalikan diriku, tanpa harus berkata-kata maka dia tidak akan pernah pergi menjauh dari pandangan mataku. Andaikan saat itu, aku berusaha mengejarnya saat dia berlari sekencang-kencangnya pastinya mataku masih dapat memandang wajahnya.” Isi doaku setelah terdiam selama beberapa jam di dalam gereja.
Belajar memahami berbagai badai yang sedang berjalan seiring penyeberangan lautan. Menjadi seorang pribadi dalam memancarkan sinarnya, bagi mereka yang terluka, terluka oleh karena goresan dengan tancapan terlalu kuat, bagi dunia banyak anak hingga membuat warna-warna pelangi, menjadikan perjalanan mereka dengan aliran air mata begitu hidup melalui kekuatan doa dan membentuk senyuman pada wajah mereka.  Tuhan , aku ingin melakukan segalanya bersama dengan dia...bantu aku Tuhan.
“Dia mengajarkanku banyak hal, namun, setelah sekian tahun dia menghilang hingga akhir cerita mataku melihatnya bersama pria lain.” Kata demi kata keluar begitu saja dari mulutku.
Tuhan, kenapa secara tiba-tiba jantung Reynand akan berdetak kencang setelah menyebut namanya. Saat duniaku berada dalam kesepian, saat memandag lukisan wajahnya, saat berusaha untuk mencari sesuatu yang akan selalu berkaitan erat dengan dia...Apa yang sebenarnya terjadi?
Dan kenapa saat air mataku terjatuh secara tiba-tiba jantungku begitu sakit bahkan terlalu perih...sulit untuk dilukiskan oleh apapun juga. Siapa yang memahami segala sesuatu yang terjadi dalam duniaku saat ini? Gadis yang begitu berharga bagi perjalananku dan merupakan pelita dalam duniaku secara tiba-tiba pergi dan menghilang. Serta disisi lain setelah operasi berjalan seperti ada sesuatu dalam duniaku yang terlalu sulit untuk dilukiskan.
“Tuhan, buat hidupku bahagia bersama dengannya,” suara seorang gadis mengalihkan perhatianku sekarang. Tanpa sadar ternyata seseorang telah berdiri lama pada baris kedua dari barisan kursi dari gedung ini. Membuka mataku perlahan-lahan untuk mengetahui siapa gadis di belakangku, suara itu seperti tidak asing lagi di pendengaranku. Sedikit menengok ke arah belakang, tanpa diketahui olehnya.
“Nara...” suara hatiku kembali berbalik ke depan sebelum kedua matanya terbuka untuk menghentikan doanya.
“Dia sama sekali tidak mengenaliku,” suara hatiku bermain sekarang. Duniaku terlihat menyakitkan bahkan mengerikan.
“Kau sudah selesai mencurahkan isi hatimu kepada Tuhan?” Itu suara Denils bertanya kepada Nara.
“Reynand,” ucapan Denils langsung mengenalku hanya melihatku dari belakang.
BAGIAN SEPULUH...

DENILS...
Sekian tahun tidak melihat dirinya, sekarang bertemu dalam sebuah gedung gereja tanpa pernah ada perjanjian sebelumnya. Apakah ini pantas dikatakan sebagai cinta segitiga, antara aku, Reynand, dan Nara? Terdiam untuk beberapa saat, tanpa pernah bisa mengucapkan kata-kata sedikitpun.
“Denils, siapa dia?” pertanyaannya terlihat terkejut melihatku menyapa seseorang.
Ingatan akan peristiwa beberapa tahun lalu kembali terngiang di hadapanku, bahkan sayapun tidak pernah melupakan kejadian tersebut. Bagaimana seorang Reynand sedang berperang melawan maut dikarenakan penyakitnya.
“Sekian tahun kita tidak bertemu?” ucapan Reynand berusaha bersikap setenang mungkin.
“Ternyata Nara lebih memilih berada di sampingmu selama ini,” raut wajahnya memperlihatkan rasa perih begitu mendalam. Sepertinya Reynand tidak menyadari tentang sesuatu hal selama bertahun-tahun. Seorang ibu berjalan ke hadapanku terbungkus isak tangis dan tidak lain adalah orang tua Reynand. Menceritakan keadaan anaknya, bahkan rahasia terpendam masih tersembunyi begitu kuat.
FLASH BACK...
Tidak sengaja, melihat Reynand dilarikan masuk ke ruang UGD, ketika sedang menjaga papiku di rumah sakit tersebut. Mencari tahu mengapa dirinya berada di ruang tersebut hingga harus terbungkus oleh berbagai alat-alat medis.Mengetahui sesuatu terjadi dalam kehidupan Reynand disertai suatu penyakit kelainan jantung menerpa dan membungkus dunianya.
“ Tuhan, apa yang harus aku perbuat saat ini?“ Pertanyaanku di dasar hati melihat Reynand dalam keadaan tidak sadar. Mengingat setiap ucapan Reynand saat berjalan didepanku sambil memegang Nara dengan begitu erat. Membayangkan pandangan mata Reynand saat memegang erat tangan Nara serta setiap ucapan yang keluar dari bibir mulutku...
Aku minta maaf karena gadis yang kucintai tidak akan pernah bisa untuk kuberikan ataupun kuserahkan dalam langkah kakimu. Aku tahu, kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan bagaimanapun serta situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu seperti apa.” Ucapannya didepanku dengan begitu banyaknya mahasiswa/i disekitarnya. Dan bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapan Reynand terhadap Denils.
Tuhan, ampuni aku atas tiap hal yang kulakukan...Perkataan Reynand betul bahwa aku pasti bisa mendapatkan yang lebih dibanding berusaha mengejar seseorang yang tidak pernah menatapku sedikitpun. Berusaha menemukan keberadaan Nara bahkan merelakannya untuk Reynand.
 Menyadari dunia Nara hanya untuk Reynand dan tidak akan ada tempat bagi perjalanan kehidupannya. Berusaha menemukan keberadaan Nara demi Reynand yang sedang berjuang antara hidup dan mati dari titik kehidupannya.
   “Tuhan, bantu aku menemukan dia minimalnya untuk menebus segala kesalahan yang telah kulakukan...” Perkataanku sambil mengemudikan kendaraannya. Hingga akhirnya, mataku terarah pada sosok dari seorang gadis dan tak lain adalah Nara, sedang berjalan pulang menuju rumahnya. Kecepatan tinggi kumainkan saat mengemudikan kendaraannya serta berhenti di depan Nara. Dari mobil keluar dan secepatnya menarik tangan Nara tanpa mengatakan sesuatupun. Nara ketakutan dan tidak dapat mengucapkan sesuatu katapun. Hingga pada akhirnya Nara disadarkan oleh sesuatu hal saat kendaraanku berhenti depan rumah sakit.
 “Reynand...” teriak Nara secara tiba-tiba dia tersadar oleh Reynand tanpa penjelasanku  sedikitpun. Dia berlari kuat dan sekencang-kencangnya...mencari tempat perawatan seorang yang begitu berharga dalam dunianya.
“Tuhan, aku tidak mau terjadi sesuatupun dalam dunia Reynand...bangunkan Reynand secepatnya dan sadarkan Ia kembali, ini semua kesalahanku“ teriakan menggema di telingaku ketika berusaha mengejarnya.
   “Reynand, membutuhkan transpalasi jantung secepatnya...ada kemungkinan Ia masih dapat tertolong dan memiliki kehidupan.“ Perkataan dokter terhadap seorang ibu. Nara mendengar pembicaraan mereka dari sudut ruangan pintu secara tersembunyi. Mengingat senyuman dan setiap perkataan yang Reynand ucapkan. Belajar untuk menjadi menara dan pelita kehidupan ditempat tersembunyi dimana seorangpun tidak akan pernah tahu dan menyadarinya. Bagaimana Reynand dengan penuh kesabaran melakukan berbagai hal...
”Tuhan, Reynand harus memiliki kehidupan.” Air mata Nara mengalir. Pertama kalinya melihat Nara menangis serta berkata-kata hanya demi seorang Reynand.
   “ Dokter, aku mau mendonorkan jantung yang kumiliki untuk Reynand,” Ucapan Nara secara mengejutkan.
 “Tapi, kamu yakin atas segala yang akan kamu lakukan...sedangkan pada saat jantung dalam dirimu diambil, kamu tahu resiko seperti apa? Duniamu tidak akan pernah melihat sinar cahaya kehidupan.“ Ucapan dokter berusaha menjelaskan sesuatu.
Nara terdiam sesaat dan tersadar atas hal yang dilakukannya...”Aku tahu apa yang akan terjadi dalam perjalananku berikutnya dan aku siap untuk berkorban.”  Perkataan Nara sekali lagi berkata-kata. Oleh karena Nara secara terus-terusan memaksa dan siapapun tidak dapat berkata-kata termasuk ibu dari Reynand, termasuk diriku serta dokter. Pemeriksaan akhirnya dilakukan untuk mencocokkan kondisi jantung antara Reynand dan Nara.
 “Reynand, kelak kalau matamu tersadar...dengarkan aku ingin kamu menjadi sebuah menara dan pelita bagi mereka ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun menyadari dan mengenalnya.” Ungkapannya di samping Reynand, berusaha memegang erat tangan Pria yang begitu dicintainya.
“Begitu besarnyakah rasa sayang Nara untukReynand, tanpa pernah menyisahkan sedikitpun buatku di hatinya?” bisikan hatiku memandang Nara...
 “Jantungku akan terus berdetak dalam langkahmu apapun yang terjadi, sehingga nafasmu memahami berbagai hal didalamnya. Kamu harus hidup...apa pun yang terjadi dan satu hal, jangan pernah menyesali sesuatu yang terjadi karena saat itu aku sudah berada dalam sebuah dunia dimana kakiku menginjakkan dan berpijak pada lautan emas.” Kembali ucapannya.
“Rumahku dan istanaku terbuat dari emas bahkan terlalu indah pada pandangan mata, jadi jangan pernah mengalirkan aliran air mata yang begitu deras. Langkah kakiku selalu berpijak pada tanah yang terbuat dari emas murni. Jangan pernah biarkan langkahmu terhenti hanya karena pandangan matamu tidak akan pernah melihatku. Jantungku ada bersamamu, dan kamu akan tahu seperti apa detakan jantungku selalu berdetak begitu kuat saat berada didalammu.“ Perkataannya Nara lagi dan lagi, terus memegang tangan Reynand tanpa melepasnya sedikitpun.
   “Nara, kenapa kamu mau melakukan hal seperti ini...jangan biarkan masa depanmu tidak melihat kehidupan.” Ucapan seorang ibu. Nara menatap wajah seorang ibu didepannya dan sesaat kemudian tersenyum...
”Aku tahu dengan apa yang kulakukan. Bagiku, Reynand harus melakukan berbagai hal dibandingkan duniaku dan bukan berarti masa depanku lenyap tidak akan pernah melihat kehidupan oleh karena sesuatu yang kulakukan. Justru, aku melakukan hal seperti ini karena jantungku akan selalu berdetak kuat dalam area perjalanan Reynand kapanpun juga. “ Pernyataan seorang Nara karena dia sadar akan segala hal yang dilakukannya.
   “Denils, benar yang dikatakan Reynand kamu memiliki kehidupan yang sempurna jadi siapapun bisa kamu dapatkan...Jadi, aku percaya kelak ketika waktu itu berbicara seseorang yang jauh lebih baik akan datang dalam perjalanan kehidupanmu.” Perkataan terakhir Nara untukku.
   “Ta..ta...ta...pi Nara.” tidak bisa menerima sesuatu hal akan terjadi terhadap Nara.
“Denils, hingga waktu itu berbicara dan dia akan tersenyum memperlihatkan dirinya.” Ungkap Nara dengan tersenyum.
“Tidak seperti ini caranya Nara, aku rela Reynand memilikimu. Tapi, untuk masalah seorang Nara mengorbankan jantungnya...aku tidak akan pernah bisa menerima.” Bentakku.
“Inilah yang dinamakan sebuah cinta sejati, bahkan rela mengorbankan dirinya demi seseorang yang begitu berarti.” Kata-kata Nara.
“Segitu berartinyakah Reynand dalam duniamu, dan tidak terdapat sedikit saja tempat buatku.” Tangisku.
“Jangan pernah kecewa, hanya karena seorang wanita tidak bisa diraih oleh genggaman tanganmu...Duniamu belum berakhir, justru langkah kakimu harus membuktikan sesuatu hal bahwa kamu adalah pemenang dari tiap permasalahan dari lingkaran kehidupanmu.“ Ucapan Nara terhadapku yang terus menangis. Mulutku tidak dapat mengungkapkan sesuatu pun akan segala hal yang dilakukan oleh Nara.     
   Detik-detik Nara memasuki kamar operasi dan untuk terakhir kalinya sepasang matanya memandang Reynand. “Tuhan, lindungi dan bungkus perjalanan Reynand apa pun yang terjadi dalam lingkaran kehidupan dimana kakinya berpijak. Reynand mempunyai sinar yang memancar secara luar biasa bagi mereka yang berada dalam aliran air mata, penderitaan, kepedihan, luka oleh karena goresan, dan beberapa hal lain. “ Doa Nara untuk terakhir kalinya menggema begitu jelas di telingaku.
“Tuhan, Balut luka hatinya saat dia terbangun dan menyadari sesuatu yang sedang terjadi.” Kata-kata Nara dengan air mata mengalir.
“Reynand pasti bisa tetap tersenyum dan kuat saat Nara tidak bersamamu lagi.” Sekali lagi dia berkata-kata hanya untuk Reynand seorang bukang diriku.
Mencintai seseorang dan mengorbankan sesuatu di dalam diri hanya untuk melihat nafas kehidupan dan senyuman pada wajahnya. Melihat seorang Reynand dapat menikmati matahari terbit dan terbenam merupakan hal paling berharga dalam perjalanan Nara. Rasa sayang dan cinta Nara jauh lebih besar, hingga membuat dirinya mengorbankan jantungnya hanya hanya demi melihat Reynand dapat memandang matahari yang sedang terbit dan terbenam.
“Jika kamu bangun dan tidak melihatku, jangan pernah membiarkan hatimu terus hidup dalam luka. Nara tetap menyatu dengan dunia Reynand, oleh karena salah satu organ tubuhnya berada di dalam dirimu.” Air mata Nara mengalir saat sedang berada dalam sebuah ruang operasi pencangkokan. Reynand tetap hidup dan jangan pernah menyalahkan keadaan tentang sesuatu yang terjadi dalam perjalan ke depan. Keinginan Nara hanya ingin melihat pria yang dicintainya dapat menikmati warna warni pelangi dalam dunia ini.
FLASH BACK...
“Andai kata saat itu,” ucapanku mengingat memory kemarin. Rasa iri pada Reynand menancap kuat untuk beberapa saat. Semua orang berusaha menutupi beberaa hal dari kehidupan Reynand hingga kondisi kesehatan dalam dirinya pulih secara total. Reynand tidak pernah mengetahui ataupun menyadari, sesuatu yang terjadi. Dimana Nara mengorbankan dirinya untuk memberikan kehidupan luar biasa.
“Kalau saja waktu dapat diputar kembali...Seandainya saat itu aku tidak melihatmu tidak sadarkan diri dan berada terbaring di rumah sakit...Andaikan...” Ucapanku terus menangis terisak-isak.
 “Maksud kamu apa” pertanyaan Reynand tidak mengerti...
“Dan kenapa berkata seandainya waktu dapat diputar...?” pertanyaannya kembali. 
Berteriak sejadi-jadinya, hanya dengan melakukan hal seperti itu maka kepedihan hatiku dapat hilang sekalipun hanya sedikit. Reynand tidak pernah menyadari sesuatu hal yang terjadi saat Ia sedang berada di rumah sakit.
“Kalau saja aku tidak melihatmu dan tidak mengetahui penyakitmu yang sebenarnya...Tentunya kakiku tidak akan melangkah berusaha mencari dia, hingga akhirnya kutemukan.” Tangisku begitu keras.
“Gadis di depanmu sekarang bukanlah Nara,” ujarku terhadap Reynand.
“Dia hanya gadis yang memiliki kemiripan wajah sama persis dengan Nara,” sahutku lagi. Pasti dia sempat berpikir, kalau Thania adalah Nara. Setelah proses pemakaman Nara berakhir, saya lagsung meninggalkan negara ini. Di luar negeri, saya bertemu dengan Thania tanpa pernah direncanakan sebelumnya. Keberadaan Thania menjadi penghiburan tersendiri buat duniaku. Sampai detik inipun, saya belum pernah bisa melupakan seutuhnya perasaanku terhadap Nara.
“Maksud dari ucapanmu apa?” Reynand belum menyadari seduatu hal.
“Ketika membawanya ke rumah sakit dia terus terdiam dan aku tidak berkata apapun, hingga saat mobil berhenti didepan rumah sakit secara tiba-tiba dia tersadar kalau kamu yang berada disana sedang tidak sadarkan diri. Tanpa harus bercerita dia sudah tahu dan segera berlari. Sampai akhirnya, dia sendiri mengorbankankan jantungnya hanya untuk seorang Reynand.” Menjelaskan kejadian sebenarnya kepada Reynand.
“Itu semuanya bohongkan.” Ucap Reynand tidak percaya.
“Dia tidak dapat melihat kembali matahari saat terbit dan tenggelam hanya untuk seorang Reynand. Dan kalau saja, waktu dapat diputar kembali...Aku tersadar segala yang dilakukannya...aku tidak akan pernah membawanya ke rumah sakit.” Kalimatku masih marah dan tidak tahu harus berbuat apapun.
BAGIAN SEBELAS...

REYNAND...
Hatiku menjadi hancur, seluruh tubuhku lemas mendengar kalimat-kalimat penejelasan Denils. “Kenapa, mami berusaha menyembunyikan hal ini dari duniaku” Ucapanku sangat marah.  Tidak dapat berkata-kata apapun, tanpa berbicara apapun. Bahkan hingga sebuah pukulan yang akan mengarah ke wajahku kubiarkan. Namun seolah ada sesuatu yang menahan Denils hingga tidak melakukan hal tersebut.
 “Kembalikan Nara...kembalikan Nara...kenapa dia harus berkorban demi duniamu.” Teriakan Denils menggoncangkan seluruh tubuhku. Aku hanya terdiam dan tidak membalas apapun yang diperbuat oleh Denils.
   “Kenapa harus Nara yang jadi korban...” Teriakan Denils seolah tidak dapat menerima kenyataan atas kepergian Nara.
Setiap menyebut Nama Nara dalam doaku, secara tiba-tiba jantungku akan kembali berdetak kencang...Tidak dapat melukiskan segala yang terjadi oleh detakan jantung yang begitu keras. Dan setiap rasa rindu menginginkan gadis kekasih hati, untuk yang kesekian kalinya jantungnya akan kembali berdetak kencang dan begitu keras. Saat membaca tulisan-tulisan Nara secara berulang kali jantungnya akan berdetak kencang seolah ingin menjelaskan sesuatu hal. 
Detak jantung berdetak kencang dan terlalu kencang...Akhirnya, menyadari jantung yang menyatu dalam tubuhku. Seolah jantung Nara, tidak menginginkan Kehidupan dari seorang Reynand terus berlarut dalam aliran air mata dan kepedihan. Disaat air mataku terhenti, maka rasa sakit secara luar biasa tiba-tiba menghilang dalam dirinya. Berjalan pulang ke rumah dengan wajah yang lemas, sepasang mataku bengkak oleh karena air mata.
“Anak mami sudah pulang...” Ucapan mami. Menatap maminya dan memperlihatkan wajah benar-benar penuh amarah...
”Kenapa mami tidak menjelaskan sama Reynand” Teriakanku melengking hingga membuat mami ketakutan.
  “Menjelaskan apa...anak mami pulang kenapa tiba-tiba seperti ini” pertanyaan mami kembali. Memukul cermin begitu keras hingga aliran darah segar mengalir begitu saja.
“Reynand...jangan seperti ini.” Teriakan mami ketakutan melihat tangan anaknya.
   “Mami kenapa tidak pernah jujur kalau jantung yang ada dalam tubuh Reynand milik Nara. Kenapa mami membiarkan Nara mengorbankan dirinya? Harusnya Reynand yang meninggal bukannya Nara...Kenapa mami, aku kecewa terhadap mami.” Ucapanku, rasanya terlalu menyakitkan melihat seseorang yang dicintai mengorbankan dunianya dengan cara yang seperti ini.
 “Nara terus memaksa...Reynand kamu tahu kan tidak mungkin mami tega berbuat hal semacam itu, Apa lagi mami tahu sifat Nara seperti apa?“ Tutur kata mami berusaha menenangkan diriku. Mami menjelaskan, kalau dengan sengaja berusaha meniru tulisan Nara karena tidak ingin melihatku menderita jika menyadari kejadian sebenarnya. Menulis surat agar berusaha mau melupakan Nara, itulah perbuatan terkeji dari mami.
“Bertahun-tahun mencari keberadaan Nara, pada akhirnya ternyata menyadari kalau dia mengorbankan dirinya buat Reynand,” jeritku di hadapan mami.
“Mami, aku tidak mau Nara pergi lebih baik Reynand saja yang meninggal saat itu...mami, aku sayang sama Nara tapi kenapa...?” teriakanku kembali. Secara tiba-tiba jantungnya begitu sakit dan terluka,berdetak kencang dan...Membuat seluruh nafas Reynand sesak...
”Reynand, anak mami...kamu tidak kenapa-kenapa?” pertanyaannya khawatir, berusaha memelukku. Aku terus saja menangis dan menangis, yang pada akhirnya jantungku semakin sakit dan terluka...
   “Ini buat Reynand...Sebelum masuk kamar operasi Nara menitipkan ini buatmu dan menyuruh untuk memberikannya buatmu setelah kondisimu membaik...Nara tahu hal seperti ini akan terjadi, sehingga dia melarang mami untuk berbicara langsung dan menunggu waktu yang tepat hingga kamu siap menerima kenyataan yang telah terjadi.“ Ucapan mami menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi. Tidak tahu harus mengucapkan apa, hatinya terluka hingga tidak tahu harus berbuat apa pun
. “Tuhan, andaikata waktu itu dapat diputar kembali” ucapanku terus menangis. Untuk beberapa saat tidak ingin diganggu oleh siapapun , terus berada dalam sebuah ruangan kamar dimana terdapat lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga bangku kuliah. Rasa luka terus saja mempermainkan diriku. Membuka kotak pemberian Nara...Kotak tersebut berisi sebuah buku tulisan-tulisan tangan Nara yang terbaru dan pada bagian depannya tertulis kata yang menghibur Reynand...
” Untuk, Reynandku yang akan selalu mnejadi menara dan pelita di tempat tersembunyi tanpa seorangpun yang tahu dan menyadari...” Tulisan tangan Nara disertai sebuah gambar pelita pada sampul depan yang sengaja dibuatnya. Selain buku terdapat pula surat tulisan tangan Nara...
Untuk Reynand...
Saat kamu membaca surat ini, aku sudah tidak berada didepanmu dan tidak dapat melihat bagaimana cara Reynand berusaha untuk membuat Nara tersenyum. Aku bahagia, saat bersama Reynand karena hanya kamu yang bisa mengerti berbagai hal dalam duniaku. Jangan pernah menyesali segala yang kulakukan dan mengucap syukurlah dalam segala hal, sesakit apapun dan seluka seperti apapun langkahmu saat ini. Jangan pernah marah oleh karena segala yang telah kuperbuat. Aku tahu, Reynand dapat melakukan banyak hal dalam perjalanan kehidupan ditengah badai hebat pada penyeberangan lautan.
Menghibur dan mengobati luka mereka yang kehilangan kasih sayang dari siapapun terlebih pada dunia anak-anak tanpa mereka tahu. Reynand akan selalu memberikan sinar ditempat gelap apapun yang terjadi dan bagaimananpun luka dalam kehidupan perjalananmu. Karena Nara tahu, kalau Reynand akan selalu menjadi pelita dan memancarkan sinar bagi kehidupan mereka yang berada dalam luka, penderitaan, kesepian, penuh dengan aliran air mata, kegelapan dan jurang, dan banyak lagi. Melalui buku ini, Reynand akan lebih mengerti dan mengenal arti dari penyeberangan lautan ditengah badai hebat. Untuk terakhir kalinya Nara berdoa untuk Reynand...
”Tuhan, setiap Reynand menyebut nama Nara...buat jantung milik Nara yang berada didalam tubuhnya berdetak kencang. Tuhan, disaat Ia menangis buat jantung Nara menjadi sangat sakit dan terluka hingga Reynand berhenti menangis. Karena Nara tahu, air matanya akan terus mengalir” ucapan doa seseorang yang begitu menyayangimu.
   Kamu harus tahu dan selalu mengingat, bahwa penyeberangan tanpa badai hebat yang menyelimuti kehidupan ditengah lautan tidak akan pernah menghasilkan apa pun dan segala sesuatunya akan lurus dan terlihat biasa.  Namun, apabila dalam penyeberangan lautan luas diselimuti oleh badai hebat...maka akan menghasilkan emas murni yang tidak dapat dibandingkan dengan hal apa pun. Mengajarkan seseorang tentang seni kehidupan dalam langkah perjalanan. Jangan pernah lari dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami berbagai jenis warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari namun begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.
                                                                                                                Nara...
Melakukan segala sesuatu saat bersama Nara adalah sebuah hal yang tidak ternilai. Langkah perjalanannya yang terus melangkah dan melangkah. Menjadi menara dan pelita ditempat tersembunyi tanpa seoranpun mengetahui dan menyadarinya. Mengajarkannya berbagai hal dalam dunianya tentang warna-warna kehidupan ditengah badai hebat dalam penyeberangan lautan.
  
TAMAT
  
  


  







MENARA...

REYNAND...
Semua begitu gelap, tanpa ada cahaya sedikipun membayangkan bahwa saat sekarang saya telah berada pada sebuah dunia lain. Dokter sedang berupaya melakukan berbagai penyelamatan, agar nafas itu kembali pada tubuhku. Masih terngiang begitu jelas, suara mami menangis begitu histeris di sebuah ruangan.
“Reynand, buka matamu...” tangisan mami terngiang jelas di telingaku, namun, mataku tidak akan pernah terbuka. Bagaimanapun dengan kekuatan seperti apa pun, mataku tidak pernah bisa terbuka.
“Jangan tinggalin, mami” air mata mami terus saja mengalir pada kulitku. Namun, tetap saja, kedua mataku tidak pernah bisa terbuka, seakan alam seorang Reynand akan berpisah jauh dari dunia mami dan...
“Tuhan, kalau Engkau ingin mengambilku sekarang jangan pernah membuat mami mengeluarkan air matanya sediktpun.” Suara hatiku berteriak kuat.
“Satu lagi, jaga dan lindungi dia dimanapun dirinya berada.” Seru doaku kembali.
Tiba-tiba aku berdiri di sebuah ruangan dan menyaksikan bagaimana dokter memasang seluruh alat-alat pada tubuhku. Air mata mami terus saja mengalir, bahkan tidak berhenti sedikitpun. Tidak lama kemudian, beberapa dari dokter membawa tubuhku ke sebuah ruangan...
“Apa yang sedang terjadi?” pertanyaanku berusaha mencerna sebuah peristiwa.
Entah kekuatan dari mana, hingga secara tiba-tiba seakan ada seseorang yang berusaha mendorongku untuk segera kembali. Untuk beberapa saat, roh dan tubuhku berpisah kemudian kembali begitu saja hingga membuat penyatuan luar biasa...
Sebuah tetasan air mata membangunkanku kembali dari tidur. Apakah yang sedang terjadi dalam duniaku saat ini? Seakan keadaan mempermainkan hidupku selama beberapa saat, namun, secara tiba-tiba mengasihaniku dan akhir cerita menciptakan serpihan hidup dengan gaya tersendiri.
“Mi...” ucapanku, saat pertama kali membuka mata.
“Reynand...” mami berusaha menghapus air matanya.
“Dia di mana mi?” tanyaku mencari seseorang setelah beberapa hari tidak pernah melihat kehadirannya.
“Jangan bertanya macam-macam dulu,” jawaban mami sangat bahagia melihatku kembali siuman dari sebuah jurang maut paling mematikan.
”Mami, dimana Nara dan kenapa Reynand berada disini” perkataan Reynand terbaring lemah mencari seseorang yang begitu berharga dalam langkah kakinya. 
“Mami, Dimana Nara...pasti dia marah besar oleh sebab peristiwa yang telah kuperbuat bersama dengan Denils...Terakhir kali aku melihatnya, dia berlari dan menghilang begitu saja untuk beberapa saat hingga...” Perkataanku kembali.
“Kamu harus cepat sembuh, jangan banyak bergerak dulu,“Ucapan mami yang berusaha untuk mentupi sesuatu hal hingga keadaan anaknya pulih secara total.
“Tuhan, apakah Nara segitu membenci hal-hal yang kuperbuat hingga dia pergi dan tidak ingin melihat keadaanku seperti apa. Dimana Nara berada yach Tuhan dan apa yang sedang diperbuatnya saat ini.” Gerutuku menepuk kepala terlihat pada wajahnya.
Aku ingin berkata kalau selamanya akan terus menggenggam tangannya dan menjadi pelita ditempat tersembunyi bersama dengan dunianya. Kupikir, sepasang bola mataku tidak akan pernah bisa melihat bagaimana matahari terbit dan terbenam. Ternyata tafsiranku salah bahkan amat salah. Setiap hari, bertanya tentang keberadaan Nara di hadapan mami.
“Apa yang sedang dirimu perbuat sekarang?” pertanyaanku melukis wajahnya.
“Reynand, belum waktunya memegang benda-benda apa pun.” Tegur mami tiba-tiba.
“Rey, hanya mencoba melakukan sedikit aktifitas untuk menghilangkan kejenuhan dalam diri.” Tanganku terus saja memegang sebuah pensil serta menggambar wajah seseorang paling berharga bagi perjalananku sekarang. Pasti ada sesuatu hal, hingga dia belum menampakkan dirinya sekarang serta menjengukku. Tuhan, terimah kasih karena memberikan kesempatan bagiku untuk bernafas sekali lagi di dunia ini. Bersama dengannya dan terus memegang erat dirinya sampai kapanpun.
FLASH BACK...
Perjalanan kehidupan gadis dengan jenis kepribadian yang berbeda dari semua orang disekelilingnya. Berjalan, mengungkapkan berbagai hal , menjadi sebuah menara dengan cara yang berbeda.Gadis manis dan sangat unik, siapapun tidak dapat disamakan dengan kepribadian yang dimilikinya. Cara para pandang berbeda dalam mengungkapkan berbagai hal.
Menjadi menara dan pelita tanpa seorangpun tahu, memahami, menyadari, melihat dalam area perjalanan kehidupannya. Gadis manis dan sederhana dalam aspek kehidupan membuatnya berbeda untuk apapun juga disekeliling perjalanan sebuah penyeberangan lautan.Penyebarangan lautan dengan cara dan kepribadiannya yang tersendiri tidak dapat disamakan dengan siapapun juga. Pandangan hidup berbeda dari siapapun juga, namun membuat segala sesuatu di sekelilingnya hidup.
Terlalu hidup...hingga pada akhirnya pelita tersebut tidak pernah padam dalam sebuah perjalanan. Penyeberangan lautan dalam badai yang begitu kuat namun membuatnya berbeda.Saat ditatap terlihat biasa dan sangat tidak menarik. Siapapun yang memandang, akan berpikiran sama...tidak ada keunikan, biasa, tidak memiliki sesuatu yang menarik sedikitpun. Namun saat seseorang berusaha mencari dan membongkar segala sesuatu hingga kesuatu dasar paling dalam terdapat sebuah berlian sangat mahal dan bernilai.
Terlalu mahal hingga pada akhirnya semua orang menginginkannya. Inilah kisah dalam suatu area kehidupan seorang gadis manis. Menara nama seorang gadis dengan perjalanan yang berbeda dari siapapun juga. Tidak dapat dibandingkan dengan siapapun gadis seumurannya.
Gadis pendiam bahkan terlalu pendiam  dalam perjalanan kehidupannya. Semua orang akan berpikir dia adalah gadis bisu yang tidak dapat berbicara bahkan untuk mengungkapkan berbagai hal terlalu sulit. Nara terlihat seperti gadis biasa bahkan seakan tidak ada sesuatupun yang menarik dalam dunianya untuk diperhatikan.
Namun saat seseorang berusaha mencari hingga ke suatu kedalaman akar, orang tersebut akan dibuat tercengang-cengang. Dalam diri Nara terdapat sebuah berlian yang terlalu bernilai dan sangat mahal.
Dalam kehidupan Nara terdapat sesuatu benda yang begitu berharga bagi kehidupan banyak orang. Sebuah emas murni hingga menjadikannya berbeda bagi pandangan mata siapapun.Menara, sebuah nama yang berbeda dari semua nama didunia ini. Seseorang memberikan nama Menara untuknya, memberikan sebuah makna tersendiri...
Gadis yang akan selalu menjadi menara kehidupan bagi siapapun juga tanpa memandang warna kulit, agama, suku, bahasa dan lain sebagainya. Menjadi sebuah menara kehidupan dalam berbagai hal tanpa seorangpun dapat memahami atau bahkan menyadari keberadaannya.Pelita yang menyala dalam kegelapan, dimana tidak seorangpun tahu bahkan menyadari dan merasakan keberadaannya. Menara ,gadis manis dengan perjalanan yang berbeda dan akan selalu menjadi sebuah menara kehidupan kapanpun juga.
Menjadi sebuah menara bagi siapapun dalam penyeberangan lautan kehidupan ditengah badai besar tanpa mereka sadar dan mengetahuinya.      Akan selalu menjadi menara kehidupan untuk membuat senyuman pada wajah banyak anak dan membalut luka oleh karena perjalan dalam penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan. 
Menara kehidupan dengan keindahan yang begitu unik bagi perjalanan siapapun juga. Dan akan selalu menjadi sebuah menara dimanapun, kapanpun, bagaimanapun...Selalu dan selalu...kata yang sangat tepat untuk melukiskan perjalanan Menara.
“Nara, dimana matamu sich...jalan kok tidak lihat-lihat ada orang disini” perkataan dengan begitu keras salah teman sekelas Nara.
Dan seperti biasa diam seribu bahasa tanpa berkata-kata apapun. Gadis pendiam dengan perjalanan unik ditiap hembusan nafas dalam dunianya. Tidak pernah berbicara apapun dan hal-hal yang berbeda dari gadis remaja seumurannya.“Nara, kamu bisu yach,“ucapan dengan nada menggertak Intonasi kalimat seperti apapun, seperti biasanya Nara akan tetap diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
Dalam sepasang bola matanya menyimpan sesuatu hal yang berbeda untuk siapapun tanpa seorangpun dapat memahami hal tersebut. Sepasang matanya terkadang berbicara namun tidak seorangpun menyadarinya. Mulut Nara diam seribu bahasa dan akan selalu menjadi seperti gadis bisu tanpa satu katapun.
   “Nara, jangan lewat disana sebentar kamu terjatuh,“ ucapanku begitu peduli akan kehidupannya, sekalipun semua menjauh.
Seorang teman yang dapat memahami sifat Nara yang selalu diam membisu  tanpa satu katapun. Apa pun ucapan semua orang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun. Reynand menyimpan sebuah perasaan mendalam dan terlalu mendalam untuk seorang gadis yang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
“Nara, kamu mau ke sana sedangkan arahnya disana...gadis bisu tanpa satu katapun,“ ucapan Clara mengejeknya setiap hari. Hanya ada satu ucapan ejekan untuk seorang Nara dan tidak akan pernah dilupakan. Gadis bisu tanpa satu katapun,  ucapan penghinaan yang akan selalu ada dalam dunia Nara.
Tanpa mengungkapkan ataupun membalas kalimat-kalimat ejekan mereka. Gadis bisu, namun dalam sebuah perjalanan kehidupannya menyimpan sebuah emas murni memberikan kehidupan. Akan selalu memberikan senyuman untuk perjalanan hidup banyak anak tanpa seorangpun menyadari hal tersebut.
   Seorang Nara, Dalam kesehariannya tidak akan pernah sama dan dapat dibandingkan dengan siapapun.Berjalan ke sekolah dengan berjalan kaki dan berusaha menyisihkan uangnya untuk sesuatu hal yang tidak akan pernah dibayangkan oleh siapapun. Reynand membayangkan kembali kisah perjalan seorang gadis yang begitu berarti dalam kehidupannya.
Bekerja pada salah satu rumah sebagai seorang pembantu rumah tangga. Hidup dengan perjuangan seorang diri tanpa seorang pun dalam dunianya. Tidak menjadi kecewa oleh berbagai hal yang terjadi. Kehidupan dan perbedaan serta cara pandang dalam menyingkapi sesuatu hal. Inilah dunia Nara tidak seorangpun menyadari menara dan pelita kehidupan melakukan suatu penyeberangan lautan dengan cara yang berbeda seorang diri. Tinggal disebuah rumah kecil tanpa seorang ayah ataupun ibu, namun selalu menjadi menara dan pelita bagi siapapun juga. Sepasang bola mata dalam dirinya berbicara, namun tidak seoranpun dapat menyadari ataupun memahaminya. Memberikan senyuman dalam penderitaan menyeberangi lautan bagi banyak orang.
   “Hidup harus terus berjalan, apapun masalahmu dan sekeras apapun badai kehidupan dalam penyeberangan jangan pernah menyerah. Senyumanmu akan menghancurkan tiap beban pergumulanmu...Senyuman dan semangatmu akan menghancurkan segala penyakit yang membungkus langkahmu. “ Kalimat-kalimat yang akan selalu dituliskannya, yang ditaruhnya pada beberapa kamar rumah sakit.
Menjadi pelita kehidupan tanpa disadari dan selalu berdoa buat mereka. Mulutnya terdiam, namun mata hatinya selalu berbicara melalui selembar kertas putih untuk mereka yang lemah. Rumah kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan bagi Nara. Mengajarkannya berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan lautan secara berbeda dan memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang tanpa seorangpun akan menyadari segala hal yang terjadi.
“Tuhan, entah apa yang terjadi dalam duniaku sekarang menyukai gadis bisu bahkan suaranya tidak pernah terdengar sedikitpun.” Keheningan menyelimuti kamarku. Terus saja memainkan kanvas hanya untuk melukis wajahnya. Cinta pertama semenjak duduk di bangku SLTP, hingga detik demi detik makin kuat  berakar. Kebodohanku adalah menyukai gadis bisu bahkan jauh lebih bisu dibanding orang bisu pada sekelilingnya.
“Reynand, apa sih kelebihan dari gadis tersebut?” gerutuku sendiri tidak mempercayai permasalahan yang sedang melilit. Apakah saat itu, hanya sebuah cinta-cinta monyet belaka ataukah akan selamanya seperti ini. Karakter terbodoh dari hidup seorang Reynand adalah mengejar seorang gadis bisu tanpa sepengetahuan siapapun hingga ke jenjang pendidikan sekolah mengah.
“Auuuwwwwwww...” segera memegang dada bagian sebelah kiriku, dikarenakan kesakitan luar biasa. Sejak lahir, saya terdiagnosa kelainan jantung dan harus selalu bergantung pada obat-obat dokter.
“Reynand...” teriak mami memasuki kamarku hingga memecahkan keheningan ruangan terasebut.
“Tidak apa-apa mi,” berusaha menahan sakit tersebut, agar mami tidak khawatir terus dengan keadaanku.
“Tidak apa-apa gimana, jelas-jelas mami lihat kalau kamu meringis kesakitan,” tegur mami sangat khawatir.
“Minum obatnya cepat,” perintah mami mengambil obat dari laci serta segera menyodorkannya ke hadapanku dengan segelas air putih.
“Terimah kasih karena mami selalu ada buat Rey.” Ujarku.
“Sampai kapanpun seorang ibu tidak akan pernah pergi menjauh, terlebih disaat anaknya mengalami suatu kondisi tertentu.” Kalimat bijak mami, membelai rambutku yang pendek. Memberikan kehangatan luar biasa bagi perjalananku.
“Sudah, sekarang anak mami harus tidur pulas sekarang biar tidak terlambat ke sekolah.” Mami melepaskan dekapannya, dan berusaha memperbaiki tempat tidur dari ruangan kamarku.
“Mimpi yang indah,” ucap mami sebelum meninggalkan kamar. Setelah kepergian mami, saya kembali mengambil lukisan yang belum jadi kemudian melanjutkan kembali aktifitasku setiap malamnya. Hanyalah melukis seorang gadis bisu serta menatapnya dengan senyuman.
Saya tidak pernah tahu apa pun yang dikerjakan oleh Nara, dan isi hatinya itu seperti apa? Hanya Tuhan saja juga dia menyadari pertanyaanku sekarang. Setiap hari berusaha untuk berada di hadapan dia, namun, seakan ada sesuatu hingga akhir cerita membuatku pergi menjauh. Tidak seorangpun menyadari, bahwa seorang Reynand menyukai Nara bahkan mengejarnya hingga bangku sekolah menengah.
“Diam-diam memperhatikan dia di sekolah.” Senyumanku membayangkan wajah manisnya setiap berada dalam mobil.
“Reynand...” Sapaan Clara dari kejauhan di pintu pagar sekolah. Setiap hari, tanpa rasa bosan menungguku hanya untuk berjalan masuk menuju kelas. Jujur, saya sangat tidak menyukai dunia Clara serta segala aktifitas konyolnya bersama geng tercinta yang di dedikasikan buat sekolah ini. Bahasanya tinggi amat...motto keseharian Clara bersama geng tidak jelasnya adalah dedikasi untuk sekolah bersama segala kekonyolan yang akan menjadi memori buat para adik-adik kelas, teman, bahkan para guru.
Carakter Clara paling kubenci sampai kapanpun adalah tanpa pernah lelah mengejek Nara. Setiap dia berusaha untuk mengejek ataupun menjahili, maka saya akan berada di sana secara diam-diam balik menghabisi Clara tanpa seoegetahuannya. Pernah sekali, membuat Clara terjatuh di sekitar parit sekolah, hingga seluruh seragamnya sangat bau busuk.
Pada dasarnya, Nara sama sekali tidak bisu, hanya saja, terlalu pendiam jauh mengalahkan orang cacat tanpa pernah dapat berbicara sedikitpun. Saya tetap menyukai dia, sekalipun sepasang matanya tidak pernah mau untuk melihatku. ***
BAGIAN DUA...

“Pagi anak mami paling cakep,” sapa mami membangunkanku dari lamunan tentang dunia Nara.
“Apa yang sedang dipikirkan oleh anak mami sekarang?” senyum mami terus saja menghiasi wajahnya.
“Mi, kenapa Nara tidak datang-datang menjengukku?” setetes kristal terjatuh dari sepasang mataku, akan tetapi, entah bagaimana secara tiba-tiba jantungku begitu sakit luar biasa bahkan jauh lebih parah dari sebelumnya.
“Dokter,” teriakan mami seperti biasa sangat ketakutan melihatku seperti ini. Tidak lama kemudian seorang dokter spesialis jantung bersama tenaga medis lain memenuhi ruanganku. Berusaha memeriksa kembali kondisi kesehatanku, apakah ada sesuatu hal lain atau efek samping dari operasi kemarin.
Saya merasa seakan ada sesuatu yang disembunyiin mami dan mereka semua, namun, entahlah. Mami mengatakan kalau saya hanya operasi penanaman sebuah alat pada jantung, untuk memperbaiki kondisi jantung tersebut. Saat terbaring koma, saya sempat berpikir tidak akan pernah melihat warna biru langit lagi. Namun, sebuah mujizat terjadi....
“Kondisi Reynand baik-baik saja, tidak ditemukan penyakitnya kembali.” Ujar dokter.
“Tapi, kenapa Reynand sampai meringis seperti itu, dok?” tanya mami.
“Jantung Reynand membutuhkan penyesuaian terhadap benda asing dalam dirinya.” Jawaban dokter.
“Maksud doker?” mami terlihat mengerutkan kening.
“Setiap benda asing tidak berasal dari dirinya yang masuk dalam tubuh, membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri. Namun, lambat laun tubuh pasti bisa menerima benda asing tersebut. Ibu tidak usah khawatir,” kata-kata dokter berusaha meyakinkan mami.
“Yakin anak saya tidak kenapa-kenapa?” tegas mami lagi.
“Reynand sekarang dinyatakan sehat tanpa diagnosa kelainan jantung.” Jawaban dokter.
“Sudah waktunya pulang, mi” keluhku di samping mami.
“Terimah kasih dokter,” senyuman mami sebelum keluar dan akhirnya berjalan menuju mobil.
Hal pertama yang ingin kulakukan adalah mencari Nara, dimanapun dia berada. Menurut penjelasan mami, kalau Nara tidak pernah datang ke rumah sakit buat menjenguk. Semenjak peristiwa tersebut, dia menghilang bagai di telan bumi tanpa meninggalkan jejak sedikitpun. Saya menyadari karakter kepribadianya seperti apa, jadi, tidak mungkin dia berusaha melupakan atau membuat membuat keputusan sepihak. Selama beberapa hari mencari keberadaan Nara dimulai dari rumahnya, kampus, tempat-tempat yang biasa kami datangi. Semua usahaku tidak membuahkan hasil sama sekali.
“Ada surat buat tuan,” ujar bibi Sari menyerahkan sebuah surat di hadapanku. Rasa lelah mencari keberadaan Nara membuatku meninggalkan rumah beberapa saat. Mami terus saja, menyuruhku pulang ke rumah, takut terjadi sesuatu di jalan.
“Dari siapa bi’?” tanyaku.
“Kurang tahu, tuan” jawabannya. Tersadar akan tulisan tangan tersebut, secepatnya mengambil dari tangan bibi Sari, membuka serta membacanya.
“Ini benar tulisan tangan Nara,” kalimatku terkejut melihat isi surat tersebut.
“Reynand mulai sekarang lupakan diriku, sekarang saya berada di tempat yang jauh dan tidak kau ketahui. Jangan pernah mengingat apa pun tentang duniaku.” Kata-kataku membaca isi surat tersebut.
Pasti ada sesuatu, Nara tidak mungkin meminta putus jika tidak ada sesuatu. Apakah Nara benar-benar mempunyai perasaan mendalam buat Denils? Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menyerangku. Jantukngku berdetak begitu kencang dan tiba-tiba sakit luar biasa.
“Auuuwwwwwwww....” berusaha menahan rasa sakit tersebut, berlari ke kamar biar mami tidak melihat keadaanku sehingga menjadi khawatir.
“Apa yang terjadi?” tersadar setelah sejam lalu tidak sadarkan diri. Beruntung mami belum pulang dari kantor dan melihat keadaanku sekarang. Selama ini, mami telah banyak meluangkan waktu buatku, hingga meninggalkan pekerjaannya hanya untuk anaknya. Sekarang harus berjuang, agar tidak bergantung pada mami. Mengambil sebuah berisi tulisan Nara, dan mulai membaca pada salah halaman bagian isinya.
Luar Saja...
Seseorang hanya dapat memandang dari luar saja, tidak pernah melihat apa yang ada dalam hati seseorang. Tidak ada pemikiran untuk meneliti lebih lagi apa yang ada didalam seseorang. Hanya melihat dari luar saja dan kata penghinaan demi penghinaan pun terus keluar.  Sebuah pertanyaan kembali bercerita dalam benak kehidupan...”Adakah terlintas dalam pemikiran mereka tentang sesuatu hal yang lebih membuat semuanya berubah? “ Inilah perjalanan kehidupan pribadi seseorang.
   Pertanyaan kembali bergejolak seolah ingin memecahkan teka-teki dari sebuah perjalanan...Keadaan sejenis apa yang akan terjadi dari proses dan beberapa dari pernyataan sebelumnya dinyatakan?. Untuk menjawab segalanya membutuhkan suatu perjalanan yang secara panjang bagi kepribadian hidup seseorang ?  Dimana dalam perubahan tersebut yang terlihat hanya canda dimana dinikmati oleh semuanya.
Senyuman dan kepolosan yang sangat alamiah begitu indah pada pandangan mata. Buat kepolosan adalah hal yang membosankan dan mudah untuk mempermainkan dan dipermainkan...Akan tetapi dimataNYA tidak seperti itu. Justru hal tersebutlah yang membuat Tuhan sangat menyayangi seorang yang memiliki kepolosan.
   Dalam perjalanan penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan hingga menghasilkan sebatang emas murni, istilah kepolosan sangat berharga. Jangan menjadi seorang yang hidup dalam balutan kemunafikan. Didalam pergumulan kehidupan, Tuhan menyukai hati yang penuh dengan kepolosan berada dalam dalam rumahNYA.Istilah kepolosan, dapat digunakan dalam aliran air mata disuatu perjuangan melalui proses pergumulan doa secara luar biasa hebat dimata Tuhan. Belajar dari kehidupan seorang anak kecil yang memiliki hati dan kepribadian dengan sisi kepolosan serta keluguan tersendiri didalamnya.
 Mengajarkan dunia orang-orang dewasa pada umumnya tidak menjadi seorang yang penuh dengan kemunafikan untuk hal apapun. Canda dan tawa dari dunia seorang anak kecil merupakan sebuah gambaran perjalanan bagi perjalanan seseorang yang beranjak dewasa untuk memahami sebuah istilah kepolosan. Kepolosan dalam pandangan Tuhan...serta dari kepolosan tersebut seseorang diajar untuk mengenal arti kehidupan yang benar-benar hidup. Lingkungan sejenis apapun, bukan berarti mengarahkan seseorang untuk berada dalam dunia menjijikkan.
Namun, pada dasarnya belajar tentang situasi tertentu dan dapat tetap berada dalam lingkungan kepolosan saat berada dalam rumah Tuhan melalui kekuatan doa secara luar biasa. Kepolosan tersebut akan menciptakan seni kehidupan tersendiri bagi perjalanan siapapun juga. ### by. Nara.
FLASH BACK...
Rumah kecil namun memberikan sebuah pelajaran kehidupan bagi Nara. Mengajarkannya berbagai makna senyuman. Mengajarkan penyeberangan lautan secara berbeda dan memberikan secerca harapan dalam dunia banyak orang tanpa seorangpun akan menyadari segala hal yang terjadi.
Inilah seni perjalanan Nara yang begitu berharga dan tidak ternilai disebuah area kehidupan. Seni dan warna kehidupan dibuat berbeda oleh langkah perjalanan gadis pendiam tanpa seorangpun berusaha untuk memahami ataupun menyadari hal tersebut. Secarik kertas dengan tulisan Nara pada sebuah kamar...
Emas Murni yang Bernilai...
Lautan disertai badai badai hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal. Namun lautan tanpa badai hebat tidak akan pernah memberikan sesuatu hal yang berarti. Tidak memiliki daya tarik tersendiri di suatu area dan suatu hari kelak dapat menghancurkan tiap gerbang pintu terhebat bagi sebuah mimpi.
Jangan biarkan sepasang mata hanya memandang lautan tanpa badai hingga menghancurkan tiap gerbang pintu terhebat. Biarkan tangan tetap menggenggam suatu emas murni melalui badai hebat tersebut didalam penyeberangan lautan. Tetap menjadi berbeda dalam penyeberangan lautan  diselimuti badai terhebat dalam sebuah area. Lautan disertai badai badai hebat akan menghasilkan emas murni yang sangat mahal. Menjelaskan sebuah area perjalanan dalam dunia yang disertai dengan berbagai pergumulan kehidupan, air mata, masalah demi masalah datang silih berganti, ada saat dimana semua orang akan menjauh dan menghina langkah hidup secara luar biasa.
 Dalam hal inilah akan mengajarkan seseorang tentang arti hidup dan kerendahan hati yang selalu menyatu didalamnya. Kesombongan ataupun keegoisan seseorang akan hancur dalam sekejap oleh perjalanan hidup didalam badai hebat. Tanpa pergumulan hidup, air mata, masalah demi masalah silih berganti, saat dimana semuanya pergi menjauh...Tidak  dapat mengajarkan kehidupan tentang arti dari memaknai sebuah perjalanan kehidupan. Keegoisan serta hal yang terlalu mengerikan berupa kesombongan akan menyelimuti dunia seseorang. Biarkan hati terus memahami pelita kehidupan hingga memberikan cahaya bagi siapapun...sekalipun mereka tidak akan pernah menyadari. ### By. Nara.
Orang tersebut terkena penyakit kanker stadium akhir dan sangat parah, tidak ada harapan dalam kehidupannya. Namun Nara datang menjadi sebuah menara dan pelita kehidupan secara tidak langsung dalam kehidupannya.
Menuliskan kalimat demi kalimat untuk menjelaskan sebuah kehidupan dalam penyeberangan lautan dan badai yang begitu besar membungkus kehidupan. Secara diam-diam, tanpa sepengetahuan siapapun dan Nara berada dalam kamar orang tersebut memberikan kekuatan melalui doa dari dasar hati dengan kelembutan yang begitu lembut. Penderita kanker itu pun tidak pernah menyadari, segala hal yang telah diperbuat oleh Nara. Menara dan pelita kehidupan bagi banyak orang lemah, hanya Tuhan dan Nara yang tahu tanpa seorangpun menyadarinya.
   Mengirimkan beberapa sumbangan bagi anak panti tanpa seorangpun disekitarnya menyadarinya. Membangkitkan senyuman anak-anak panti dengan berbagai jenis kalimat melalui selembar kertas putih bersih untuk mereka. Nara seorang gadis pendiam tanpa satu katapun terucap pada bibirnya namun selalu hidup bahkan terlalu hidup bagi siapapun tanpa mereka sadari.
To. Anak-Anak panti asuhan “Kasih”
Jangan pernah berpikir bahwa seorang anak yatim piatu tidak memiliki masa depan ataupun hal menarik bagi siapapun. Semua membutuhkan waktu, dan buktikan pada dunia anak yatim piatu berbeda dari siapapun juga. Tidak pernah kecewa oleh sebuah keadaan...Inilah kehidupan, tanpa badai hebat ditengah penyeberangan lautan besar segalanya hampa. Tetap tersenyum disetiap badai kehidupan. Kesepian mendalam bukan berarti menghancurkan senyuman pada wajah seorang anak yatim piatu.
Terus berjalan sekalipun tanpa genggaman tangan seorang ayah ataupun ibu. Tersenyum dalam menatap berbagai hal dalam badai hebat di tiap detiknya. Dunia anak yatim piatu mengajarkan berbagai pintu disuatu ligkaran dalam penyeberangan lautan luas ditengah badai terhebat. Menjadi sebatang emas murni ditengah badai hebat sangat menyenangkan, hingga pada akhirnya menjadikan langkahmu berbeda . Senyuman kalian akan menghancurkan kesepian, masa depan gelap, dan berbagai hal negatif.
Sebuah tulisan dari seseorang berkata seperti ini... Meraih impian membutuhkan sebuah perjuangan...Seorang anak berjalan dan matanya memandang sebuah lembah, satu pertanyaan dengan berbagai jenis jawaban. Dapatkah anak tersebut berada dalam lembah kelam dan berhasil melewati tempat tersebut?.
Berjalan didalam lembah kelam menjelaskan hal-hal yang terdapat dalam lembah tersebut, terlalu sulit untuk diungkapkan. Namun langkah kaki anak tersebut terus berjalan tanpa henti dan rasa takut menyelimuti dunianya tidak pernah ada. Berjalan dan berjalan melewati lembah kelam hingga pada akhirnya anak tersebut keluar dengan sebuah senyuman kemenangan.
Sebuah gambaran perjalanan seseorang, melewati berbagai jenis masalah kehidupan bahkan tembok permasalahan begitu kuat, Akan tetapi seseorang dengan sebuah langkah dari sebuah istilah hingga memberikan dampak secara luar biasa, Istilah tersebut merupakan sebuah kekuatan untuk meraih mimpi dan harapan. Tidak akan pernah menyerah oleh siatuasi apapun dalam lembah kelam hingga menjadikannya kuat.  Apapun perkataan dunia dalam lembah tersebut, tetap berjalan dengan kekuatan yang asalnya dari pada Tuhan. Hingga mimpi tersebut berada dalam genggaman tangan.                                                                                                                                                     Dari, Penyemangatmu
“Aku menyukai kata-kata yang tertera dalam secarik kertas ini.” Salah satu seorang anak dari panti asuhan seperti mendapat sebuah kekuatan setelah membaca isi tulisan di dalam secarik kertas tersebut.Tulisan secara luar biasa mengajarkan banyak anak tentang penyeberangan lautan ditengah badai kehidupan yang begitu besar. Begitu banyak anak yatim piatu dengan berbagai masalah kehidupan pergumulan. Namun Nara akan selalu menjadi sebuah menara dan pelita kehidupan yang tidak kelihatan dalam dunia mereka.
Memberikan senyuman dihati banyak anak tanpa seorangpun pernah menyadarinya. Dunia gadis pendiam seperti Nara mengajarkan sesuatu berlian yang tersembunyi sangat dalam disuatu tempat dalam lingkaran kehidupannya.Banyak orang berkata, bahwa seorang yang mempunyai karakter terlalu pendiam sangat bahkan terlalu membahayakan bagi orang sekitarnya. Akan tetapi bagi dunia Nara sangat jauh berbeda, mengajarkan sebuah pancaran matahari yang bersinar secara tersembunyi bagi kehidupan banyak orang disuatu tempat. Pancaran matahari yang memberikan kehidupan serta semangat didalam warna-warna kehidupan banyak orang-orang lemah.
Pancaran matahari dengan sinar yang begitu indah memberikan kekuatan bagi kehidupan banyak anak disuatu area kehidupan. Menjadi menara dan pelita kehidupan bagi banyak orang tanpa seorangpun menyadarinya. Perjalanan Nara sangat berbeda dengan siapapun juga, tidak dapat dibandingkan dengan siapapun juga. Pancaran kehidupan mengajarkan binar-binar kehidupan bagi siapapun disuatu tempat tersembunyi. Tanpa seorangpun menyadari segala sesuatu yang terjadi. Nara gadis tanpa satu katapun dalam bibir dan selalu diam seribu bahasa ditiap aspek perjalanan dalam penyeberangan lautan ditengah badai.
“Anak-anak hari ini kita belajar tentang dunia seni dan teman-temannya” tutur bahasa ibu guru dalam ruangan kelas. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan ibu guru, namun seperti biasa Nara tidak pernah memperlihatkan senyuman seperti apapun. Nara selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun dimanapun langkahnya berjalan.
 “Ibu guru, kok ada teman-temannya” pertanyaan Kirey tertawa. Seluruh anak tertawa mendengar ucapan Kirey bertanya dengan gaya bahasa menggemeskan. Kirey dikenal dengan gaya artis korea, dan segala didalam dunia fashion serta apapun akan berbau korea.
“Anak-anak, ibu harap kalian semua diam jangan ribut mengerti” ucapan ibu guru bersikap tegas terhadap murid dikelas.
Apapun yang diucapkan teman-teman sekolah seperti biasa Nara tetap menjadi gadis pendiam. Nara gadis pendiam tanpa kata-kata, akan selalu diam seribu bahasa. Tidak seorangpun mendengar ucapan Nara, suaranya sejenis apa? Dan berbagai hal dalam dunia sekolahnya..Nara gadis pendiam, tidak pernah dipandang siapapun namun akan selalu menjadi pelita bagi siapapun ditempat tersembunyi.

BAGIAN TIGA...

“Tuhan, seperti apa sich dunia dia dan kenapa selalu diam seribu bahasa? Apakah dia memang pada dasarnya bisu atau bagaimana?“ pertanyaanku dalam hati memandang tingkah laku Nara setiap harinya.
 “Gadis pendiam atau gadis bisu yach? sepertinya kamu penuh dengan tanda tanya berat namun menantang untuk diperhatikan“ didalam hati memandang lukisan wajah Nara.
“Menara seorang gadis pendiam atau gadis bisu...Tuhan, kenapa aku bisa menyukai gadis seperti itu. Terkadang berbagai pertanyaan timbul dalam nafasku...” keluhku dengan kening berkerut.
“Kenapa aku bisa menyukai dia dan apa kelebihan dia sehingga mataku selalu menatapnya? Kenapa harus dia yang menjadi cinta pertama dalam hembusan nafasku dan tidak bisa beralih kepada siapapun?Tuhan, bantu aku untuk mengerti hal-hal seperti ini...Kamipun masih terlalu remaja untuk mengenal dunia percintaan.” pertanyaan Reynand sekali lagi didasar hati.
Seorang Reynand mempunyai sifat berbeda dengan dunia Nara. Menyukai seseorang terlalu mendalam hingga menjadikan seluruh nafasnya menjadi sesak. Tiba-tiba seseorang mengetuk pintu kamar Reynand hingga mengagetkannya seketika.
“ Mami...mengagetkan Reynand saja “ sedikit kesal.
 “Mami, hanya mau memastikan  apakah anak mami sudah tidur atau belum...kan tidak ada salahnya “ ucapan sang mami memeluk.
“Mami, boleh bertanya sesuatu hal yang bersifat pribadi atau tidak?” Pertanyaan yang memperlihatkan wajah mengkerut. Seorang ibu menyadari segala yang ada dalam dunia anaknya, dengan senyuman manis mengangguk.
 “Pasti, anak mami berbicara tentang seseorang yang ditaksir iyach kan“ ucapan mami dengan tersenyum menggoda.
“Ah...mami bisa saja...Reynand Cuma mau tahu menghadapi seseorang dengan kepribadian terlalu pendiam atau sekalian cap saja dia gadis bis“
”Reynand, anak mami sekarang sudah beranjak remaja dan mulai mengenal sesuatu...Hanya saja anak mami tidak boleh melewati batas apapun itu, siapapun dia belajar tetap dalam lingkaran sewajarnya.”ucapan seorang ibu mengajarkan anaknya untuk memahami berbagai hal dalam dunia pergaulan dimasa remaja.
“Ah mami apaan sich...Lagian juga umur Reynand di dunia berapa lama sic?Sampai berapa lama sih, Reynand dapat bertahan hidup.“Seorang ibu memeluk erat putra tunggalnya memberikan kehangatan dan kelembutan. Membuat Reynand menyadari tentang sebuah harapan disaat semua jalan terlihat buntu.
“Reynand, jangan pernah berputus asa untuk hal apapun. Intinya anak mami selalu mempunyai sebuah semangat hidup yang terlalu kuat. Seseorang pernah berkata melalui tulisan pada selembar kertas...”  usapan lembut seorang ibu .
“ Lanjutkan mi..”
“ Bahwa obat seperti apapun yang terus masuk dalam tubuh, namun nafas hidup selalu berpikir dan sangat terikat oleh berbagai hal negatif maka kesembuhan itu tidak akan pernah ada. Akan tetapi apabila seseorang memiliki semangat hidup luar biasa kuat disertai berbagai jenis pemikiran positif dan sama sekali tidak menganggap dunianya terikat oleh sebuah penyakit sehebat apapun.” Penjelasan seorang ibu dengan penuh kehangatan.
“Maka percaya penyakit tersebut dapat hancur dalam sekejap dan memberikan kehidupan bagi perjalanan disuatu lingkaran. Jadi Reynand harus mempunyai semangat hidup luar biasa hebat serta tidak memikirkan hal-hal yang menghancurkan dunia anak mami. “ Lanjutan perkataan seorang ibu memeluk erat putra kesayangannya.
“Mami, apapun yang mami ucapkan akan selalu ada dihati Reynand.” Tidak pernah terpikirkan dalam benak, tidak pernah tersadar bahwa kalimat demi kalimat yang terucap oleh bibir perkataan mami merupakan salah satu tulisan Nara. Selalu menjadi pelita kehidupan bagi siapapun ditempat tersembunyi.
Tulisan Nara beberapa tahun lalu untuk salah satu pasien penderita jantung dan tidak lain adalah diriku sendiri tanpa pernah kusadari selama ini...bercerita tentang beberapa ilustrasi tentang sebuah benda. Ada sedikit kesulitan untuk mencerna makna dari ilustrasi tersebut, hanya saja saat berusaha untuk melakukan penyelidikan terdapat kandungan nilai paling terdalam.
Antara sebuah benda begitu indah & terdapat pula sebuah tampilan biasa...
Sebuah benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap cahayanya begitu menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata memuliakan kehidupan orang tersebut.Oleh karena benda yang dimasukkan dalam tubuh. Akan tetapi pada saat yang tak disadari benda tersebut menjadi racun dalam kehidupan bahkan jurang maut untuk segalanya. Sebuah pertanyaan berada dalam benak...Apa guna dari cahaya yang menyilaukan itu ?. Untuk segala sesuatunya menjadikan semua hal diselimuti oleh jurang maut.
Pada sisi lain sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai perhiasan yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh. Semua orang menertawakan dan mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa dan membuat tubuh terluka. Seluruh tubuh penuh dengan darah yang terus mengalir. Semua orang memandang hina akibat benda tersebut. Air mata yang terus mengalir akibat rasa sakit dan luka luar biasa. Akan tetapi dibalik semuanya itu benda tersebut menunjukkan sebuah kehidupan dan memberikan cinta kasih penuh kelembutan.
Menghancurkan kesombongan/keangkuhan hidup bahkan keegoisan yang terus mengalir. Saat-saat tertentu menjadikan suasana menjadi lain tanpa ada kata maut untuk langkah kehidupan. Rasa sayang selalu dialirkan kedalam hidup ini. Kehidupan manis dan tidak dapat diperoleh dari berbagai hal apapun. Ternyata cahayanya terus mengalir pada saat luka-luka dan berbagai badai permasalahan kehidupan dalam kehidupan seseorang.
Inilah kehidupan seseorang tidak pernah ada yang dapat memahami perjalanan dari suatu titik lingkaran. Sebuah benda didepan kelihatan sangat indah dan saat ditatap cahayanya begitu menyilaukan. Hingga saat masuk ke dalam tubuh seluruh mata memuliakan kehidupan orang tersebut. Oleh karena benda yang dimasukkan dalam tubuh. Bercerita tentang terkadang sesuatu yang dianggap menarik, kehidupan sempurna, kehidupan manis dan pada pandangan mata dunia penuh dengan pujian dan tidak terjadi permasalahan sedikitpun.
Bagi siapapun yang memandang dalamnya terdapat harta luar biasa hebat dan tidak terdapat berbagai permasalahan kehidupan. Segala sesuatunya dapat bersifat kekayaan yang luar biasa melimpah, ketenaran, menjadi idola bagi siapapun, hidup tanpa masalah apapun dan sangat berbeda. Namun dibalik hal tersebut terdapat sebuah keangkuhan kehidupan, keserakahan, dan berbagai hal yang bersifat pada jurang maut.
Siapa yang dapat memahami hal-hal seperti ini dalam langkah perjalanan seseorang. Jangan pernah berpikir oleh karena harta melimpah, kekuasaan berada diujung pncak kehidupan, ketenaran secara hebat menyelimuti kehidupan, dan selalu menjadi nomor satu bagi siapapun bahkan menjadi rebutan bagi lawan jenis dimanapun berada...
Tidak ada yang dapat menyangka bahwa, segalanya dapat mengarahkan kehidupan pada sebuah jurang maut dan keadaan yang sangat mengerikan. Manis bagi pandangan mata namun pada akhirnya menghancurkan segala sesuatunya dalam sekejap mata.Pada sisi lain sebuah benda yang sangat biasa bahkan tak dapat dipandang sebagai perhiasan yang menyilaukan saat masuk dalam tubuh.  Semua orang menertawakan dan mengejek hingga rasa sakit yang luar biasa dan membuat tubuh terluka. Seluruh tubuh penuh dengan darah yang terus mengalir.Bercerita tentang sebuah perjalanan kehidupan dalam penyeberangan lautan ditengah badai besar. Dalam kehidupan terlihat biasa dimana kehidupan secara pandangan mata sangat tidak layak oleh karena berbagai tantangan-tantangan kehidupan.
Badai permasalahan dalam bentuk kemiskinan untuk sebagian besar hal tersebut merupakan kutuk bagi perjalanan kehidupan seseorang. Namun pada akhirnya mengajarkan nafas tentang sebuah perjuangan dan kerendahan hati. Apapun mata dunia serta pandangannya namun didasar kehidupan dalam tahap-tahap seperti ini mengarahkan sebuah perjalanan pembentukan kepribadian dan kekuatan serta semangat berbeda dari siapapun juga.
Dapat berupa penyakit terparah menyelimuti sebuah perjalanan kehidupan, namun dibalik semuanya itu mengajarkan arti dari sebuah senyuman dalam penyeberangan lautan ditengah badai terhebat. Menceritakan semangat hidup secara luar biasa dan pendekatan pada Tuhan dalam dunia doa secara hebat dan penuh dengan berbagai hal yang sangat unik. Menampilkan berbagai cerita-cerita menarik untuk perjuangan dalam meraih warna-warna pelangi.
Air mata dapat saja mengalir deras ditengah badai kehidupan namun mengajarkan dunia seseorang tentang kerendahan hati dan pergumulan kehidupan hingga pada akhirnya menghasilkan emas murni dalam bentuk kedewaasaan, bijak dalam melangkah untuk berbagai hal, dan segala macam yang bersifat positif tanpa sebuah jurang maut secara luar biasa.Mengajarkan nafas untuk menghargai siapapun pada pandangan mata seseorang tanpa mengeluarkan berbagai hal mengerikan. Dunia yang mengarahkan pada sebuah keadaan dimana seseorang belajar memahami seni-seni kehidupan yang akan selalu melekat dalam proses perjalanan penyeberangan lautan di tengah badai hebat.
Tidak ada hal yang lebih berharga dibandingkan seseorang belajar memahami sebuah pergumulan dan pada akhirnya membentuk dunianya. Kedewasaan, kerendahan hati, senyuman ketulusan, air mata didalam doa, bijak dalam menanggapi berbagai situasi akan selalu melingkupi dunia orang tersebut. Dimana mereka dapat menghargai kehidupan dan berusaha  menjauh dari sebuah jurang maut. ###
“Tulisan ini masih mami simpan sebagai sebuah kekuatan.” saat berada dalam ruangan ICU berjuang agar lepas dari maut.
“Mi...” bersandar pada dada bidang mami.
“Reynand, siapapun yang menulis ini pastinya dia tahu tentang sesuatu dalam kehidupanmu dan mami secara pribadi.” Senyuman mami dengan kehangatan.
“ Mami memang benner.” .
“Tuhan, ajarku untuk menyadari bahwa dibalik masalah pergumulan sebuah penyakit jantung Reynand saat ini hanya untuk membentuk sebatang emas murni bagi hidupku.” Kata-kataku dengan lembut.
“Begitulah yang seharusnya terjadi dalam kehidupan anak mami.”
“Makasih mi...” kembali berada dalam dekapan sang ibu.
“Dibalik semua masalah, yang sedang terjadi jangan pernah kecewa dengan hal apa pun.” Kalimat bijak seorang ibu.
“Sesuatu yang membentuk sekali buat seorang Reynand.”
“Harusnya kan memang seperti itu.” Suara lembut sang ibu.
“Jangan pernah berkata, duniaku tidak lagi akan melihat bagaimana matahari terbit suatu hari kelak oleh karena sebuah penyakit.” Kembali kalimat bijak seorang ibu yang terus mendekap putranya dengan belaian kasih sayang.
“Mi, terkadang Reynand ketakutan disaat tertentu dan selalu dihantui oleh sesuatu hal saat pagi hari tidak akan dapat lagi membuka mata, melihat bagaimana matahari terbit dan terbenam.”
“Reynand harus mempercayai akan sebuah harapan dalam suatu perjalanan.”
Seperti biasa diriku saat berada di sekolah dari kejauhan, “Tuhan, kenapa harus Nara?” Pertanyaan didasar hati memandang gadis pendiam yang duduk termenung dalam kelas.
Saat perjalanan pulang sekolah hari terakhir ujian, seolah seperti ada sebuah kekuatan yang membuat terus melangkah mencari sebuah misteri dibalik kehidupan Nara. Seorang gadis pendiam dan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata. Berjalan mengikutinya dalam keadaan tanpa disadari oleh Nara.
 “Apa yang diperbuatnya disana?” pertanyaan kembali dalam. Gadis penuh misteri, membutuhkan proses untuk memahami dan memecahkan misteri tersebut.Seorang Nara...berjalan pada sebuah panti jompo menaruh sebuah kotak didepan sebuah pagar, mengetuk pintu, dan segera bersembunyi dibalik sebuah pohon. Setelah Nara gadis pendiam pergi tanpa jejak
“Tuhan, ternyata gadis yang aku sukai selama ini kehidupannya seperti ini. Akan selalu menjadi menara sesuai dengan namanya dan pelita kehidupan ditempat tersembunyi tanpa seorangpun mengetahui dan menyadari.“ Menyukai seseorang, namun kaki begitu berat berjalan kearahnya untuk mengungkapkan sesuatu hal.
 “Kenapa kisah perjalanan cinta pertamaku seperti ini yach? Andai kata bisa kudengar bibir mulutnya mengucapkan satu kata saja...Diam membisu seolah memiliki kecacatan luar biasa.” Keluhku didasar hati.Berjalan dan memandang dari kejauhan bagaimana dia duduk termenung. Melukis wajahnya setiap saat sejak SLTP hingga pada akhirnya hampir tamat SMU.
“Seperti ada yang salah dengan duniaku Tuhan...” Gumamku. Hanya menatap dari kejauhan dan tidak berani untuk mendekat bercerita berbagai hal.
Tuhan, untuk kali ini Nara akan melanjutkan kuliah di kampus mana? Engkau tahu Tuhan sejak dulu aku mulai menyukainya hingga sekarang. Hanya bisa menatapnya dari kejauhan tanpa mengungkapkan berbagai hal. Berusaha mengejarnya di Sekolah Menengah Umum namun tidak dapat mendekat.Seluruh lukisan wajah Nara memenuhi sebuah ruangan tersembunyi dalam kamarnya.
“Tidak menjadi masalah orang penyakitan seperti aku menyukai gadis seperti dia. Aku akan berusaha mencari berbagai hal menarik dalam dunianya,“ semangatku mengejar dia.
Perjalanan Reynand mengikuti Nara secara sembunyi-sembunyi terus berjalan, mencari segala hal yang dilakukannya. Semakin mempelajari dunia dari gadis sejenis Nara semakin menarik hati. Semakin digali hingga kedalaman akar tertentu, emas murni semakin terlihat jelas. Semakin dipandang pada satu titik tertentu dalam dunia gadis sejenis Nara akan semakin indah. Dibalik kepribadiannya yang terlalu pendiam seperti gadis bisu tanpa satu katapun terdapat berlian berharga yang terlalu mahal dan tidak dimiliki oleh gadis manapun.
Semakin menelusuri sesuatu dalam dunianya seorang gadis bernama Nara mengajarkan sesuatu hal yang dipenuhi binar-binar kehidupan tersendiri. Semakin berjalan dalam langkah perjalanannya akan semakin terlihat sesuatu warna-warna tersendiri didalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat dalam perjalanan langkahnya.
Keseharian Nara mengumpulkan banyak sampah hingga dapat dikatakan gadis pemulung sampah. Menjual sebagian sampah yang dipungutnya, namun sebagian lagi dijadikan berbagai jenis karya seni. Barang-barang tidak berharga dijadikan berharga dan bernilai pada pandangan mata siapapun. Berbagai jenis plastik dan barang bekas dibuatnya menjadi berbeda dalam bentuk lukisan ataupun bahkan lemari dengan berbagai desain dan konsep berbeda.
Nara menjualnya dipasar, yang kemudian hasilnya dikirimkan pada sebuah panti asuhan seperti biasa setiap bulannya. Gadis dengan kepribadian diam membisu tanpa satu katapun namun selalu memberikan warna-warna tersendiri dalam kehidupan banyak anak. Menjadi sebuah pondasi terhebat dan terkuat ditempat tersembunyi bagi banyak anak. Dunia Nara yang tidak dapat disamakan dengan siapapun juga. Memiliki sepasang bola mata yang akan selalu memancarkan kelembutan, ketulusan, kecantikan dari dalam secara  luar biasa bersinar bagi kehidupan banyak orang ditempat tersembunyi.
“Menyukai gadis seperti dia adalah sebuah hal yang menyenangkan. Gadis impianku dan Cinta pertamaku,“ lirihku didasar hati mengikuti Nara dimanapun tanpa disadari siapapun.
BAGIAN EMPAT...

Nara tidak pernah menyadari kalau aku selalu mengikutinya dari belakang. Tidak pernah sadar dengan segala jenis perasaan mendalam dari teman sekolahnya. Nara seperti biasanya menyelipkan selembar kertas dibeberapa kamar pasien pada sebuah rumah sakit tempat dia bekerja. Nara akan selalu menjadi menara danp pelita ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun mengetahui serta menyadari berbagai hal yang telah diperbuatnya selain Reynand.
Tanpa disadari oleh Nara, setiap lembaran kertas yang diselipkannya diambil olehku. Pada keesokan harinya mengembalikan lembaran kertas itu berbagai jenis tulisan Nara bagi mereka yang mengalami penderitaan oleh karena sebuah penyakit. Menulis kembali tulisan tersebut dan mengoleksinya disuatu kotak yang berada dalam kamarnya.
Buatmu yang berada di kamar ini.
Separah apapun dan penyakit sehebat apapun melingkupi duniamu jangan pernah kehilangan arah dan patah semangat.Penyeberangan lautan tanpa badai hebat tidak memiliki arti apapun, namun saat badai tersebut menerpa menghasilkan sebuah emas murni. Penyakit sejenis apapun membungkus kehidupanmu, akan mengajarkan hidup untuk memahami warna-warna kehidupan. Mengajarkan duniamu bersandar dan berharap penuh pada Tuhan, hingga pada akhirnya matamu memahami arti dari binar-binar hidup yang akan selalu memancar setiap saat.
Tidak menjadi kecewa oleh karena badai terhebat menerpa duniamu dalam penyeberangan lautan. Semangatmu dan imanmu akan menghancurkan badai tersebut. Mempercayai bahwa mata Tuhan selalu terjaga untukmu. Penyembuhan membutuhkan proses dan tidak dalam sekejap segalanya menjadi seperti yang diinginkan.Melalui proses tersebut mengajarkanmu untuk menghargai berbagai hal dalam area kehidupanmu. Tetap bersemangat dan tersenyum disetiap waktu apapun yang terjadi. ###
Kalimat demi kalimat dalam selembar kertas putih dimana akan selalu memancarkan sinar kehidupan. Bahasa-bahasa dengan sistem berbeda tertulis kembali pada secarik kertas untuk seseorang sehingga mengenal tentang sebuah kehidupan.Tidak terasa mata Reynand berkaca-kaca tanpa dapat berkata-kata. 
“Tuhan, ternyata dia adalah gadis terhebat dan selalu menjadi menara bagi siapapun tanpa seorangpun menyadarinya. Tuhan, bisakah duniaku meraih gengaman tangannya “ ucapannya didasar hati .
 Cinta pertama, memiliki kisah tersendiri dan sangat berbeda dari siapapun juga. Berusaha mengoleksi beberapa buku dan mempelajari tentang dunia kepribadian seorang gadis sejenis Nara.Berusaha mengerti tentang sifat pendiam dari gadis bernama Nara, namun dibalik kepribadiannya menyimpan sebuah berlian yang terlalu mahal dan sangat bernilai bagi pandangan dunia.
Berjalan ke depan Nara dan dengan sengaja menabrakkan dirinya hingga terjatuh dan seluruh buku yang dipegangnya berhamburan. Hanya ingin berusaha melihat reaksi gadis pendiam atau bahkan dapat dikatakan gadis bisu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
 Seperti biasa Nara terdiam dan tidak akan berkata apapun, tersenyumpun tidak akan pernah dilakukannya. Semakin dengan sengaja membiarkan Nara mengumpulkan seluruh buku yang dijatuhkannya. Memandang Nara berbeda dari yang biasanya...Tanpa sepatah katapun dan akan selalu diam seribu bahasa itulah kehidupan gadis dengan kepribadian berbeda dari siapapun.
“Aku ingin mendengar sekali saja kamu berbicara...”memegang tangan Nara.
 “Apakah memang pada dasarnya inilah dunia gadis pendiam seperti dirimu? Tanpa mengeluarkan satu katapun...Kamu tahu kan aku dengan sengaja menabrakkan diri Tapi apa yang terjadi, Nara akan selalu terdiam tanpa mengungkapkan hal apapun,“ Ucapanku melepaskan tangan Nara.dibalik kepribadiaannya tersimpan sebuah benda yang tidak ternilai harganya bahkan terlalu mahal bagi pandangan mata siapapun.
Berjalan mengikuti kemanapun dia pergi, untuk kali ini secara terang-terangan memperlihatkan segala yang kulakukan. Tidak pernah risih dan ingin berbicara tentang hal apapun terhadapku. Seperti biasanya, Nara tetaplah Nara sampai kapanpun menjadi gadis pendiam bahkan akan membisu diam seribu bahasa dalam kehidupannya.
 “Nara, setidaknya kamu berbicara tentang sesuatu hal atas segala yang kuperbuat. Setidaknya berkata-kata, sekali saja kamu berbicara, tidak pernah mendengar jenis suaramu seperti apa dan hidupmu seperti apa. Apa aku salah sebagai teman?” tatapan mata serius di hadapannya.
Nara tetap terdiam tanpa ucapan apapun dan segera berlari hingga mata tidak dapat menemukan keberadaannya. Perjuangan tidak akan berhenti sampai kapanpun hingga pada akhirnya dapat membuat Nara berbicara dan mengungkapkan berbagai hal. Melihatnya tersenyum manis dan mendengar suara Nara seperti apa...
“Tuhan, aku akan berusaha bagaimanapun caranya...Minimal aku bisa mendengar jenis suara gadis yang kusukai sejak dulu sebelum duniaku menghembuskan nafas terakhirku.” disuatu tempat tersembunyi yang penuh dengan berbagai jenis lukisan wajah Nara .
Berjuang dan memiliki semangat tinggi untuk mencapai apa yang diinginkan hati. Berusaha membuat sesuatu hal yang paling tergokil, terlucu, terheboh, dan sangat menggemaskan didepan Nara untuk membuatnya dapat berbicara ataupun tersenyum. Namun pada kenyataannya tidak pernah membuahkan hasil. Nara tetaplah Nara akan selalu menjadi gadis pendiam bahkan seorang gadis yang lebih mengerikan dari gadis bisu pada umumnya.
“Oh my God, apa yang kamu lakukan...berusaha untuk berbicara pada Nara“ ucapan Clara menyindirku.
Seluruh teman-teman menetawakan tingkah dan seluruh gerak gerikku untuk melakukan berbagai hal hanya demi seorang Nara gadis bisu dan akan selamanya menjadi bisu. Nara gadis bisu tanpa satu katapun...seperti apapun usaha akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
 “Reynand, tidak salah yang kamu perbuat. Reynand yang ceria, terlihat keren bagi siapapun dan banyak lagi yang menyenangkan dalam dunianya mengejar Nara gadis bisu tanpa satu bahasapun yang akan keluar dari perbendaharaan mulutnya.“ perkataan salah satu temannya menyindir kehidupan Reynand.
“Reynand, segala yang kau lakukan itu tidak salah yach...Pada hal kalau dipikir-pikir, mending kejar aku saja karena aku mau kok jadi pacar kamu, terus kita sama-sama kuliah disatu kampus yang sama,“ ucapan Clara sekali lagi menarik baju Reynand.
“Jangan sedikitpun berkata-kata hal yang buruk tentang Nara...Kalian hanya tidak pernah menyadari dunianya seperti apa. Bagaimana dia berjuang dan perjalanan kehidupannya selalu hidup bagi siapapun tanpa disadari.” Tiba-tiba ucapanku keceplosan berbicara.
Pandangan mata Nara memandang Reynand sedikit berbeda, berusaha mencari sesuatu yang disembunyikan olehnya. Reynand berusaha mengalihkan perhatian...”Dari mana kamu tahu tentang dunia gadis bisu itu...”teriakan Clara membuat telinga semua orang sedikit rusak dibuatnya.
“Dari pandangan bola matanya, saat seorangpun tidak ingin melihat dia akan terlihat biasa.“ Berusaha membuat mereka tidak pernah mengetahui berlian yang tersimpan dibalik kepribadian seorang gadis bernama Nara. Nara tidak akan pernah mau membongkar seluruh dunianya pada siapapun juga.Bagi kehidupan Nara untuk pertama kalinya ada seseorang yang berusaha ,membelanya didepan siapapun juga.
Nara berjalan pulang ke rumahnya, namun dari belakang terdengar langkah kaki Reynand yang terus berjalan. “Ternyata ini yach rumahnya Nara...sangat kecil sekali beda sama rumah mami.“ bola mataku terus saja melihat rumah kecil di depanku. Menjadi salah satu anak pengusaha tersukses dan segala sesuatu dalam hidup dapat terpenuhi dalam sekejap.
 “Nara, kamu tidak mempersilahkan saya untuk masuk ke rumahmu, “ teriakku didepan pintu Nara. Selama berjam-jam menanti Nara keluar dari rumah yang begitu sederhana, namun Nara tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya.
Tidak pernah kehabisan akal untuk berusaha mencari perhatian Nara apapun yang terjadi. Wajah Nara selalu terlihat kesal setiap melihat segala tingkah laku Reynand yang berusaha untuk membuatnya berkata-kata. kekesalan begitu nampak pada wajahnya,namun diam seribu bahasa tanpa mengungkapkan hal apapun. Hingga suatu ketika Nara semakin tidak tenang oleh tiap gerak- gerikku, dengan wajah sangat marah memandang.
“Nara, apa aku salah hanya ingin mendengar suaramu seperti apa? Minimalnya kamu bericara sedikit saja...mau dalam keadaan marah atau apalah!”  teriakanku saat perjalanan pulang ke rumah Nara.
Seperti biasa mengikuti Nara kemanapun dia berjalan. Berusaha untuk membuat Nara tersenyum atau bahkan tertawa namun tidak pernah berhasil. Berusaha membuat yang membuat emosi Nara memuncak, namun tidak pernah berhasil untuk mendengarkan gadis impiannya berkata-kata. Nara hanya terdiam dan terdiam..akan selalu diam seribu bahasa apapun yang terjadi.
“Tuhan, begitu sulitnya menaklukkan dunia Nara dan paling bodohnya lagi aku suka dia, tapi, waktu itu aku pernah melihatnya berbicara satu kali saja tidak tidak pernah mendengar suaranya.” Memandang lukisan wajah Nara. Berusaha mencari tahu universitas yang akan dimasuki oleh Nara. Dan untuk yang kesekian kalinya berusaha mendaftar pada Universitas tersebut. Saat berada di Universitas itu, dengan jurusan yang sama, wajah Nara semakin nampak terlihat kesal.
“Tuhan, andai saja aku bisa meraih perhatiannya namun tidak pernah bisa,“ gumamku.  Hingga suatu ketika, berdiri terlalu lama didepan rumah Nara dan terus menunggu. Tidak perduli terik matahari dan hujan deras, tetap berdiri menunggu sampai Nara berbicara. Nara tidak pernah menyadari bahwa saya memiliki penyakit jantung yang sangat parah dan tidak dapat berada berdiri terlalu lama ditengah hujan deras.
Nara hanya memandang dari dalam rumah segala hal yang diperbuat olehku. Namun tiba-tiba menjadi ketakutan dikarenakan saya tiba-tiba pingsan ditengah hujan deras tersebut. Dilarikan ke rumah sakit...hingga pada akhirnya Nara menyadari sesuatu hal dalam duniaku. Mami datang dan sangat khawatir dengan kondisi yang terjadi dengan anaknya.
“Ini semua gara-gara kamu, kalau terjadi sesuatu dengan anak saya maka kamu harus bertanggung jawab,” teriakan mami dengan penuh amarah. Hati seorang ibu yang berusaha berjuang demi kesembuhan sang anak...
”Hanya Reynand yang kumiliki dan satu-satunya putraku...” teriak seorang ibu dengan aliran air mata begitu deras. Saat membuka mata melihat Nara menjaga semalaman membuat hati terhibur oleh sesuatu hal. Memberi isyarat kepada mami untuk tetap terdiam sehingga Nara tidak terbangun dari tidur.
  “Yah Tuhan, sebegitu berharganya gadis ini didalam dunia Reynand anakku.“ Perkataan seorang ibu dengan begitu hancur kudengar dengan begitu jelas di telingaku sekalipun berusaha untuk dipelankan.
Saat Nara tersadar...”Kamu sudah terbangun?” wajahku tersenyum manis memandang gadis impian dan cinta pertama.Nara tetap terdiam tanpa satu katapun...
”Kalau kamu merasa bersalah, kamu harus membayar rasa bersalahmu,“ ucapanku. memegang wajah Nara kemudian melepaskannya. Gadis dengan kepribadian berbeda dari siapapun, akan selalu terdiam dan terdiam...
”Kamu harus mengantar dan membawakan bekal ke kampus buatku, serta aku ingin mendengar kamu mengucapkan satu kata saja. Aku penasaran tidak pernah mendengar suaramu dari saat kita SLTP hingga kuliah. Memangnya kamu benar-benar bisu yach.” Ucapanku. Nara tertunduk dan merasa bersalah atas segala hal yang terjadi..
“Aku tahu kamu dapat berbicara, hanya saja yach seperti inilah kepribadianmu terlalu pendiam atau bahkan bahkan jauh melebihi dunia gadis bisu diluar sana,”
“Aku tahu duniamu, selalu menjadi menara dan pelita ditempat tersembunyi. Apapun dan bagaimanapun Nara tidak mau berbicara, namun aku tidak akan patah semangat.”
“Berusaha sekolah ditempat yang sama dengan Nara, sekalipun tidak pernah mendengar sedikitpun Suaranya Nara.“ Sekali lagi perkataanku.
“Dibalik sifat Nara yang seperti ini tersimpan sebuah berlian yang tidak dapat dibandingkan atau disamakan oleh siapapun juga.“ kata-kata dari dasar hati. Menjelaskan semua yang dilakukan oleh Nara serta rutinitas kebiasaannya dimana telah kuketahui.
 “Ingin menjadi seperti Nara, sekalipun umurku sudah tidak lama lagi,” kalimatku di hadapannya, hingga pada akhirnya membuat mata Nara berkaca-kaca seolah ingin berbicara...
“Reynand...” perkataan Nara untuk pertama kalinya selama bertahun-tahun pada seorang Reynand.
”Ternyata suaramu manis juga kedengaran bahkan sangat manis dan lembut. Trimah kasih Tuhan, akhirnya perjuanganku tidak pernah sia-sia.” Sorakanku kegirangan di rumah sakit.
“Mami, Nara sudah mau berbicara,” teriakanku sekali lagi. Seorang ibu yang begitu terharu melihat perjuangan anaknya untuk seseorang yang berbeda.
“Ayo bicara sekali lagi,“ membuatnya terlihat kesal. Kembali seperti biasanya Nara terdiam tanpa berkata-kata sedikitpun. Nara memberikan sebuah buku berisi tulisan-tulisannya sendiri.
Dalam kamarku membaca tulisan tangan Nara, setelah keluar rumah sakit. Mempelajari tentang bagian dari perjalanan kehidupan dipenuhi teka-teki. Ada begitu banyak hal menceritakan tentang serpihan hidup mempunyai alur tersendiri.
Tuhan Mengizinkan...
Kemarin benda tersebut sangat indah, menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya walaupun jaraknya masih jauh, sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup ini. Semua orang yang melihatnya sangat kagum....Akan tetapi hari ini karena noda dan retakan sedikit pada benda tersebut tidak ada keharuman yang menghinggapi seluruh hidup. Benda ini menjadi sangat jelek dan bau, hingga menjadi sampah bagi semua orang. Tapi satu pertanyaan, apakah harus kupertahankan benda tersebut atau kubuang saja ke samudera/lautan ? Karena benda tersebut semua kejelekan selalu ada dari bibir mulut orang-orang diluar sana.
Akan tetapi saat dibuang apakah hidup menjadi berbeda dan sangat menarik? Yang sebenarnya hanya akan semakin merusak. Akan tetapi saat benda ini tetap bertahan dalam kehidupan dan belajar untuk memperbaiki benda tersebut dengan penuh kesabaran saat itu segalanya dari hidup semakin terbentuk.Membuat benda ini sangat beda dan unik membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.
Walaupun saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam, asin, dan manis seperti rasa nano-nano. Bercerita tentang realita kehidupan didalam suatu lingkaran perrjalanan seseorang pada dasarnya.Kemarin benda tersebut sangat indah, menjadi kebanggaan buat pribadi.. Harum baunya walaupun jaraknya masih jauh, sangat indah dipandang, membuat tawa untuk hidup ini.
 Semua orang yang melihatnya sangat kagum....Akan tetapi hari ini karena noda dan retakan sedikit pada benda tersebut tidak ada keharuman yang menghinggapi seluruh hidup. Menungkapkan  sebuah hal dapat berupa talenta, keluarga, memegang sebuah impian dalam genggaman tangan dan berbagai hal yang bersifat dimana menyangkut kehidupan pribadi dan ada saat tertentu dalam perjalanan terlihat sangat menarik bagi pandangan siapapun. Bisa berbicara tentang seseorang yang begitu berarti, dan selalu menjadi begitu indah dan luar biasa bagi pandangan mata siapapun yang melihatnya. Terlihat sempurna untuk setiap detiknya dan tidak akan pernah seperti sesuatu yang mengerikan ataupun bahkan berbau busuk sangat menjijikkan.
Namun disaat tertentu, ada saat Tuhan mengizinkan terjadi sesuatu hal yang pada akhirnya sesuatu dengan begitu berharga dalam nafas kehidupan hanyalah sesuatu yang mengerikan dalam sekejap. Kemungkinan oleh sebab beberapa hal dari berbagai titik ataupun satu aspek kehidupan yang menjadikan sebuah luka terpahit dan duka mendalam dalam hembusan nafas seseorang.Hal tersebut dapat terjadi dalam sebuah keadaan oleh karena suatu kesalahan dari pribadi sendiri ataupun bahkan seseorang yang begitu berharga atau hal lainnya.
Satu pertanyaan saat membuangnya...Apakah dapat menyelesaikan masalah dalam sekejap? Sebuah pertanyaan yang sulit untuk terpecahkan dalam sekejap mata. Karena pada dasarnya akan semakin menghancurkan kehidupan seseorang. Akan tetapi saat membuatnya terus bertahan dalam nafas kehidupan akan mengajarkan berbagai hal untuk warna-warna tersendiri bagi perjalanan seseorang. Pada dasarnya mengarahkan seseorang pada sebuah kalimat...Jangan pernah lari dari sebuah masalah dan membuang sesuatu benda berharga sekalipun bagi pandangan mata merusak ataupun menjadi bahan penghinaan bagi banyak orang disekelilingnya. Suatu hari kelak semua akan dijadikan indah pada waktunya.
Jangan pernah lari dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami berbagai jenis warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari namun begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.Walaupun saat menjalaninya terasa sangat pahit,pedis,asam, asin, dan manis seperti rasa nano-nano. ###
“Trimah kasih Nara, atas buku yang kamu berikan...Mengajarkan kehidupanku bersama mami dan papiku memiliki kehidupan berbeda.” Kata-kataku saat berada dikampus bersama Nara dalam sebuah perpustakaan.
 Nara untuk pertama kalinya memperlihatkan senyuman manisnya, seorang gadis pendiam yang selalu diam seribu bahasa dan tidak pernah tersenyum, namun selalu membentuk senyuman pada wajah banyak orang tanpa seorangpun menyadari.
 “Nara, kamu tersenyum...astaga, yach Tuhan...Trimah kasih Tuhan. “ Ucapan Reynand sangat bahagia. Nara makin menyadari dunia Reynand yang selalu mengarah pada suatu semangat luar biasa ditengah penyakit yang membungkusnya.
BAGIAN LIMA...

“Semenjak SLTP aku sudah suka sama Nara secara diam-diam tanpa seorangpun tahu termasuk Nara.” Mengungkapkan perasaanku yang sebenarnya. Dia tidak pernah membayangkan sebelumnya bagaimana perasaan mendalam seorang cowok teman sekelasnya. Seperti biasa Nara tetap diam membisu, tanpa satu katapun terucap.
“Nara tidak usah memaksakan diri untuk menyukai Reynand, Melihat Nara berbicara sekalipun hanya sekali dan tersenyum manis, sudah cukup untuk Reynand.”
“Apa lagi Reynand terbungkus oleh sebuah penyakit. Dan tidak lama lagi nafas kehidupan Reynand akan terhenti di dunia ini.” Ungkapan hati di hadapan dia.Menyukai seseorang bukanlah sesuatu yang salah dan hal mengerikan bagi siapapun. Setiap orang berhak menyukai siapapun pada pandangan mata yang diingini hati.
“Nara, terimah kasih karena telah mengajarkanku tentang banyak hal.” Ungkapan Reynand dengan penuh ketulusan, sekalipun Nara hanya diam membisu.
“Ternyata tulisan beberapa tahun yang lalu itu pada selembar kertas merupakan kepunyaanmu. Trimah kasih untuk sebuah kekuatan dimana mengajarku tidak hidup dalam kekecewaan.” Sekali lagi kalimatnya.
Terdapat begitu banyaknya lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga kuliah. Terdapat beberapa pulpen, gelas minuman Nara yang dipungut olehku buat bahan koleksi. Memandang benda bekas gadis impian membuat hati terasa segar disepanjang waktu. Ada beberapa buku Nara yang terjatuh dan dikoleksi bertahun-tahun. Beberapa benda yang telah digunakan oleh Nara dan dipungut kemudian menjadi salah satu bahan koleksi pribadi seperti penjepit rambutnya yang terjatuh disuatu tempat dan beberapa benda lainnya. Tanpa Nara pernah menyadari hal tersebut atau siapapun juga.
”Nara, aku juga mau menjadi cleaning servis di rumah sakit tempatmu bekerja dan menajadi menara serta pelita kehidupan ditempat yang tersembunyi,“ menatap Nara penuh keseriusan. Nara hanya mengangguk dan membawaku ke rumah sakit tempat dia bekerja. Tanpa sedikitpun menghalangi niat dari Reynand untuk menjadi seorang cleaning servis.
Merasakan dunia cleaning servis untuk pertama kalinya terjadi dalam kehidupan. Berdoa bersama Nara tanpa pasien tersebut menyadari sesuatu hal. Menyelipkan sehelai lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan tentang warna-warna kehidupan diperuntukkan bagi pasien tersebut.
“Nara, aku senang melakukan berbagai hal bersama denganmu,” tidak pernah membayangkan kalau seorang Reynand dapat melakukan pekerjaan seperti ini.
“Tuhan, walau hanya senyuman tapi aku sudah bahagia sekali,“ rasa syukur juga bahagia. Kehidupan dipenuhi sebuah harta tidak ternilai dan sangat mahal oleh karena Nara gadis pendiam yang diam selalu diam seribu bahasa mengajarkannya berbagai hal. Melakukan berbagai hal menarik bersama Nara saat pulang kuliah. Menuliskan berbagai kalimat dalam pembentukan semangat, senyuman, kekuatan,kehidupan, kedewasaan, arti kehidupan, kerendahatan hati dan banyak lagi melalui selembar kertas putih.
Tulisan tersebut dikemas dalam satu paket bersama kebutuhan anak panti asuhan, panti jompo dan sejumlah uang tanpa seorangpun pernah tahu serta menyadari segala sesuatunya. Nara mengajarkan berbagai hal dalam penyeberangan lautan ditengah badai terdasyat dalam proses perjalanan.
 “Tuhan, sekalipun hidupku hanya tinggal sedikit lagi didunia ini, namun aku sangat bahagia karena berbagai warna kehidupan terjadi dalam nafasku yang berhembus setiap detiknya,” suara hatiku berbisik, duduk memainkan topi  yang melingkar dikepalanya.
“Nara, setiap hari kerjamu seperti ini yach? wow...” pertanyaanku tersenyum pada Nara. Mengikuti kemanapun Nara pergi dan melakukan berbagai hal menarik.
 “Sekalipun Engkau mengambil hari ini ataupun keesokannya Tuhan, aku tidak pernah marah dan menyesal...karena duniaku diajarkan berbagai hal...” isi doaku.
“Anak mami lagi melamun!” ucapan mami mengagetkan. Seorang ibu selalu memeluk anaknya dan memberikan kelembutan luar biasa.
“Mami, sekalipun suatu hari kelak Tuhan mengambil Reynand.” memeluk mami.
“Jangan berkata seperti itu, Kita tidak tahu apa yang akan terjadi hari esok...Mami percaya kalau Tuhan tidak akan mengambil Reynand.“ Perkataan seorang ibu dengan keyakinan begitu kuat bahwa kesembuhan untuk kehidupan anaknya berada didepan mata.
“ Mami, apapun yang terjadi sama Reynand suatu hari kelak...Reynand titip Nara buat mami yach...Mami tahu, kalau Nara merupakan cinta pertama dan cinta sejati dari anak mami.“ Ucapannya memeluk maminya.
“Reynand, jangan pernah mengungkapkan kalimat-kalimat seperti itu apapun yang terjadi. Karena mami tahu, Tuhan akan menolong Reynand untuk keluar dari penyakit seperti ini.“ Perkataan mami memeluk erat.
“Mami, Nara mengajarkan Reynand warna-warna kehidupan dalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat. Nara gadis pendiam namun perjalanan dalam suatu area begitu hidup dan sangat luar biasa.” Reynand dengan manja berada dalam dekapan sang ibu
 “Mami harus belajar banyak dari Nara...begitupun sebaliknya papi harus banyak belajar.“ Perkataan Reynand menceritakan berbagai hal yang begitu hebat dalam langkah hidup seorang Nara.
Kegiatan Reynand setiap harinya adalah menjemput dan mengantarkan Nara ke kampus, melakukan berbagai jenis kegiatan untuk menciptakan senyuman diwajah banyak anak-anak tanpa mereka pernah sadar dan mengetahui segalanya. Menjadi seorang cleaning servis pada salah satu rumah sakit, menjadi seorang pemulung sampah, menjadi tukang cuci pakaian dibeberapa rumah dan berbagai kegiatan lainnya.
Saat berjalan ke kantin kampus, tiba-tiba begitu banyak orang yang berkumpul berceritan tentang seorang cowok keren dan cakepnya minta ampun.  “ Wow...cowok itu cakep buanggeettttt plus kereeeeeennnn abiiiiisssssss,” teriak salah seorang mahasiswi di kampus. Seluruh kampus menjadi gempar oleh karena seorang mahasiswa keren pindahan salah satu kampus dari luar negeri. Bagi Nara hal seperti itu biasa dan tidak ada sesuatupun yang menarik.
“...kamu yang jalan disana, boleh tanya atau tidak?” Pertanyaan seseorang dari belakang. Nara membalikkan badannya dan melihat siapa yang berbicara...
”Maaf, aku mahasiswa pindahan dari luar negeri jadi belum tahu tempat disini. Btw, dimana ruang perpustakaan disini yach.” Pertanyaannya kembali.
Nara gadis pendiam dan akan selalu diam seribu bahasa tanpa berkata-kata sedikitpun. Tangan Nara hanya menunjuk arah jalan tanpa mengucapkan apapun. “Kamu tidak bisa bicara yach atau terpesona oleh wajahku ini. “ Perkataannya sekali lagi. Ia tidak pernah tahu sifat Nara yang sebenarnya dan bagaimana dunia seorang gadis pendiam.
 “Wajahmu manis juga, siapa nama kamu.“ Pertanyaannya kembali. Nara tetap terdiam dan bahkan sangat diam tanpa mengucapkan satu katapun. Secara tiba-tiba tanganku menarik tangan Nara dari samping...
”Maaf, kamu lagi cari siapa?” Pertanyaanku terhadap mahasiswa pindahan yang sedang berdiri didepannya.
“Perkenalkan, namaku Denils dan seorang mahasiswa pindahan...Btw, kamu pacarnya yach?“pertanyaannya kembali. Berdiri memegang erat tangan Nara, seolah tidak menginginkan gadis impianku menyukai pria lain.
 “Bukan sich...” jawabanku.
“Oh begitu yach...berarti aku masih ada kesempatan dong...entah kenapa saat melihat wajahnya pertama kali seperti ada sesuatu yang menarik dan aku suka tipe cewek seperti ini.” Ucapannya kembali. Sedikit kesal dan marah atas kalimat yang diuucapkan Denils.
 Disatu sisi marah dan tidak menginginkan siapapun mendekati gadis impiannya. Namun disisi lain, suatu hari kelak Ia akan meninggalkan dunia dan tidak mungkin menemani Nara untuk selamanya. Tersadar akan sesuatu hal yang akan terjadi suatu harui kelak.
“Nara, itu cewek bisu tidak bisa berbicara...lebih baik sama aku saja” perkataan salah satu mahasiswi memegang tangan Denils tiba-tiba. Mendengat kalimat penghinaan yang terarah terhadap Nara, Ia sangat marah...
”Nara, bukan cewek bisu, kalian hanya tidak tahu tentang kehidupan Nara seperti apa, “ sangat marah mendengar kata-katanya tentang Nara. Denils berusaha melepaskan tangannya dan tersenyum sambil berjalan ke arah Nara...
”Aku tahu duniamu seperti apa, seorang gadis memiliki berbagai hal menarik...” kalimat spontan Denills.Dalam benak Denils yang menyadari penuh tentang dunia gadis pendiam yang selalu berjalan memberikan senyuman. Membayangkan, bagaimana seorang Nara memberinya harapan untuk sebuah kehidupan yang tidak pernah dilupakannya.
Denils beberapa tahun silam mengalami kecelakaan hebat yang membuatnya terbaring koma dan tidak sadarkan diri dalam ruangan ICU. Bagaimana seorang gadis secara diam-diam tanpa seorangpun tahu berdiri disampingnya dan berdoa. Memberikan kekuatan didalam doa tanpa seorangpun mengetahui dan menyadarinya.
 Menyelipkan lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisannya dan oleh karena doa tersebut Ia dapat bangun dari koma. Denils berusaha mencari seseorang yang selalu menyelipkan kertas tersebut...Hingga pada akhirnya Ia dengan kesengajaan terlihat dalam keadaan koma tanpa sadarkan diri dan berusaha mencari tahu. Denils menyadari dunia Nara yang selalu berdoa dan memberinya sebuah kekuatan melalui lembaran kertas putih berisi berbagai jenis tulisan-tulisannya.
Setelah menunggu beberapa waktu dan pada akhirnya pencahariannya membuahkan hasil, Denils kembali mengejar gadis yang selalu berada disampingnya untuk berdoa dalam saat Ia tidak sadarkan diri. Berada pada kampus yang sama dengan gadis yang selalu berada disampingnya untuk memberinya kekuatan saat Ia tidak sadarkan diri.
“Ternyata, nama kamu Nara yach...” ucapannya terlihat seperti orang gila. Berbicara sendiri dan senyum-senyum sendiri. Nara, gadis pendiam yang akan selalu menjadi menara dan pelita ditempat gelap.
“Tuhan, kenapa aku merasa sepertinya Denils menyadari dunia Nara seperti apa? Jujur aku tidak ingin Nara menyukai pria tersebut.“ memandang lukisan wajah Nara. Sekalipun belum menempati hati Nara, segalanya membutuhkan perjalanan dan waktu. Nara bukan gadis yang dengan begitu saja menyatakan berbagai hal dalam sekejap terlebih dalam dunia percintaan.
“Wow...Nara menyelesaikan tugas kampus sebanyak ini  hanya untuk Reynand?“ hampir tidak mempercayai. Nara hanya terdiam tanpa berbicara dan akan selalu diam seribu bahasa. Nara tidak ingin tubuhku terlihat letih dan dikarenakan kondisi kesehatan bermasalah.
“Terimah kasih...” Sekali lagi tuturku terhadap Nara.
“Nara, sekalipun aku tidak bisa menaklukkan hatimu tapi Reynand sangat senang melakukan berbagai hal bersama-sama.” Ucapanku memegang tangan Nara.
“Oh yach, Nara boleh aku meminta sesuatuh hal darimu hanya saja sedikit memberatkan.“ Sekali lagi berbalik ke arah Nara saat berjalan pulang mengantarkan impian ke rumah. Nara terperanjak...seolah ada sesuatu yang membingungkan...
”Aku hanya ingin Nara menulis kata-kata yang berbeda lagi di lembaran kertas putih dalam satu buku, kemudian menghadiahkannya kepada Reynand sebagai hadiah ulang tahunku nanti.“ Permintaanku kepadanya.
Tanpa pernah kusadari, setiap malamnya seorang Nara gadis pendiam tidak lelah menuliskan berbagai kata-kata dalam lembaran kertas putih. Berusaha melawan kantuk yang membungkus matanya dan terus menerus menulis. Menceritakan berbagai hal yang dapat menghiburku tanpa kusadari.
“Nara, akhirnya aku bisa menemukanmu...”  Teriak Denils menghalangi jalan Nara yang sedang berjalan ke perpustakaan.
 Denils, dikenal sebagai pemuda paling keren, model, wajah tampan hingga tiap wanita berusaha untuk mengejarnya. Berusaha untuk meraih perhatian seorang Denils dan mendapatkannya merupakan impian banyak wanita.
“Nara, kenapa kamu tidak bisa berbicara sich...setiap harinya aku berusaha untuk mendengar suaramu tidak pernah bisa kedengaran. Sebenarnya apa yang ada dalam duniamu dan seperti apa sich kamu?“ Pertanyaan demi pertanyaan yang diajukan Denils. Seorang Nara gadis pendiam, akan selalu diam seribu bahasa tanpa suara sejenis apapun.
“Btw, kamu dari mana saja beberapa hari ini...Karena biasanya kamu terlihat di kampus tapi beberapa hari ini kamu menghilang tanpa jejak.” Ucapannya sekali lagi.
“Satu hal lagi...dengarkan baik-baik kalau aku Denils pasti bisa menaklukan Nara gadis pendiam yang memiliki kepribadian berbeda dari siapapun juga.” Teriakannya menjadi pusat perhatian semua orang.
Mataku menjadi tidak berkedip mendengar teriakan Denils menjadikan seluruh kampus gemar. Seolah seperti terjadi gempa bumi. Nara berusaha berjalan dari hadapan Denils, namun Ia berusaha untuk menghalangi langkah kakinya.
“Nara, aku akan berusaha mendapatkan hatimu dan akan menaklukkan duniamu. Semua wanita mau menjadi pacarku, tapi kenapa kamu tidak...Tapi, mungkin untuk saat ini kamu tidak bisa menyukaiku...Namun aku akan tetap berjuang keras dan menaklukkan duniamu.” Teriakan Denils sekali lagi. Tidak perduli dengan apapun perkataan seluruh teman-temannya, suaranya semakin keras untuk memperjuangkan sesuatu...
Mendengar ucapan Denils menyadari sesuatu...pada dasarnya Denils telah lama mengenal Nara dan dengan sengaja berada pada kampus yang sama dengan gadis impiannya. Denils menyadari dunia Nara seperti apa dan berusaha mendapatkan gadis impiannya.
 “Tuhan, secara manusia hatiku sakit melihat perasaan Denils dan usaha yang dilakukannya untuk mendapatkan Nara. Tapi disisi lain, aku tidak boleh egois karena suatu hari kelak aku akan pergi meninggalkan dunia tanpa jejak sedikitpun.” Suara hati menggema.
“Melakukan berbagai hal bersama Nara. Hal tersebut sudah cukup membuatku perjalananku lebih berharga dan membuatku bahagia.” Kembali suara hatiku berbisik dan berjalan pulang meninggalkan Nara.
Inilah perjalanan cinta seseorang...Mencintai seorang gadis yang memiliki kepribadian tersendiri dalam dunianya. Seorang gadis dengan karakter diam membisu, namun menyimpan sebatang emas murni dan tidak dapat dibandingkan oleh harta sejenis apapun.
Denils makin gencar mencari perhatian Nara, berjuang mendapatkan gadis yang memberinya kehidupan beberapa tahun silam. Denils menyadari tentang sebuah kepribadian Nara melalui tulisannya pada lembaran kertas putih. Mengejarnya dan membuatnya tertawa dengan caranya yang berbeda dan berbagai hal yang dilakukannya. Membawakan Nara makanan spesial serta berteiak didepan banyak orang...
“Saya akan berjuang mendapatkan seorang gadis yang telah memberikan kehidupan buatku beberapa tahun silam, saat terbaring tidak berdaya dan dia ada untuk menjadi semangat melalui selembar tulisannya dengan sengaja diselipkan buatku.” Penjelasan Denils melalui telpon genggamnya di belakang kampus dan tidak sengaja kudengar.
“Gadis itu tidak pernah tahu, kalau aku menyadari tentang beberapa hal dari hidupnya. Jurang maut, kekecewaan mempermainkan hidupku karena perceraian orang tuaku dan disaat itu dia  menjadi mengajarkanku sesuatu hal.” Kalimat Denils kembali.
“Hingga pada akhirnya, aku bisa bangkit. Dia tidak mengenalku sama sekali bahkan telah lupa bagaimana gadis itu menyelipkan selembar kertas tanpa diketahui olehku atau siapapun juga.” kata-kata Denils sambil berjalan bolak balik sekitar area belakang kampus.
Saya baru menyadari haltersebut, mengapa Denils berjuang keras merebut perhatian Nara. Tidak sengaja mendengar percakapan Denils melalui telpon genggam bagaimana kisah perjalanannya beberapa tahun silam. Tuhan, menjadi sahabat Nara untuk beberapa saat aku sudah cukup bahagia.
”Nara, kamu tahu aku spesial membuatkan makanan ini buatmu. Dari semalaman mencari di om Geolgle bagaimana cara memasak yang baik dan benar hanya untuk mencari perhatianmu.”  Teriak Denils hingga suaranya terdengar jelas oleh seluruh mahasiswa/i dalam satu kampus. Nara akan tetap menjadi gadis pendiam, tidak memperdulikan segala yang diperbuat oleh Denils dengan segala perjuangan yang dilakukannya.
“Nara, untuk kali ini memang aku gagal tapi esok hari aku akan berusaha dan tetap berusaha hingga aku bisa mendapat perhatianmu.” Kata-katanya sangat lantang menarik perhatian semua orang.
“Nara, aku tidak akan pernah menyerah...Kamu dengar, aku tidak akan pernah menyerah apapun yang terjadi,” Teriak Denils sekali lagi membuat kehebohan seluruh kampus akibat suaranya yang terus melengking keras.
Nara tetaplah Nara, gadis pendiam yang akan tetap diam tanpa suara sejenis apapun. Denils seorang cowok terkeren, salah satu aktor, model, dan sangat tampan merupakan incaran para wanita. Seluruh media dihebohkan oleh gaya Denils yang mengejar gadis impiannya dengan berbagai gaya dan hal-hal terunik yang pernah dilakukannya. Namun, tidak pernah berhasil...seluruh dunia media dihebohkan oleh pemberitaan tentang dirinya dalam mengejar gadis impiannya.
Terkagum-kagum melihat perjuangan Denils begitu luar biasa. Membandingkan duniaku dengan Denils sangat jauh berbeda dan tidaklah sama. Melihat senyuman Nara sekali saja diwajahnya sudah cukup membuatnya bahagia, sekalipun tidak akan pernah bisa menggengam erat hatinya. Menyadari, suatu hari kelak aku akan pergi menjauh meninggalkan lingkaran kehidupan dalam sekejap. Namun, jauh didasar hatipaling dalam. Tidak harus memaksakan perasaan Nara untuk bisa menggenggam erat tanganku.
Aku senang bisa satu sekolah dengannya dan sekelas dengan gadis pendiam yang akan selalu diam membisu tanpa suara dan kata-kata. Mendapatkan tulisan-tulisan Nara untuk mengajarkanku berbagai hal dalam nafasku sudah cukup. Membuatku mengerti tentang kerendahan hati dan menghancurkan setiap keangkuhan ditiap sudut kehidupan seseorang tanpa disadari maupun disadari serta tanpa disengaja maupun bahkan secara sengaja. Trimah kasih Tuhan...atas segalanya
BAGIAN ENAM...

“Tuhan, aku tidak butuh apapun hanya saja aku ingin Nara mengingat permintaanku saat itu. Sebuah buku berisi tulisan-tulisannya dihari ulang tahunku nanti.“ Perkataan Reynand kembali menggema.
“Nara, aku akan terus berjuang untuk mendapatkan cintamu dan mengerti jelas bagaimana duniamu.” Teriak Denils menghebohkan kembali seisi kampus setiap saat. Berusaha mencari perhatian seorang gadis pendiam yang akan selalu diam seribu bahasa tanpa satu katapun.
”Nara, apa sich yang kurang dari kehidupanku? Kamu tahukan kalau aku ini seorang model, aktor, cakep, keren, juga punya uang banyak tapi kenapa kau tidak pernah tertarik atau bahkan tersenyum untukku sedikitpun.” Perkataan Denils terhadap Nara. Namun Nara tetaplah Nara...akan selamanya menjadi Nara yang terdiam membisu tanpa satu jenis katapun.
Memori Bagaimana seorang Reynand terus mengikuti Nara kemanapun dia pergi hingga pada akhirnya hampir mengorbankan nyawanya ditengah hujan lebat. Dunia Nara dan gadis lain sangat berlawanan arah...tidak akan pernah sama oleh karena kepribadian dari seorang gadis pendiam.
 “Nara, aku akan berusaha berjuang...apapun yang terjadi dan bagaimanapun juga.” Ucapan Denils dan perjuangannya.
“Nara...” Teriakku berlari kehadapan Nara dan tersenyum menahan rasa sakit dalam diri, tetap berusaha memberikan kehangatan tersendiri bagi dunia gadis impianku. Membalas senyumanku dengan memperlihatkan senyumannya sekalipun tanpa berkata-kata, dan akan selalu diam seribu bahasa.
“Nara tidak akan lupa akan permintaan Reynand waktu itu...Masalahnya buku pemberian Nara waktu itu sudah habis dibaca jadi aku butuh yang baru lagi,” mengingatkan Nara.
“Kenapa seorang Reynand dapat membuat senyuman diwajah Nara, sedangkan aku sendiri tidak pernah bisa?“ Pertanyaan Denils tidak sengaja kudengar ketika berjalan menuju sebuah taman kampus.
 “Buku apa yang dimaksudkan oleh Reynand, aku harus mencari tahu tentang hal ini? ” Ucapan Denils kembali.
“Apa sih yang menarik dari kehidupan Reynand sehingga membuat Nara lebih memilihnya? Kalau dipikir-pikir aku cakep, keren, artis, model terkenal, uangnya juga banyak.“ Perkataan Denils sangat marah terhadapku menghadang langkahku menaiki sebuah anak tangga sekitar kampus. Dunia Denils tidak akan pernah menyerah begitu saja untuk mendapatkan Nara. Gadis yang memberinya kekuatan beberapa tahun silam dan mengubah seluruh dunianya.
 “Aku akan berusaha untuk berjuang, kalau Reynand bisa berada didekat Nara...maka akupun lebih bisa lagi.” Perkataan Denils sebelum beranjak dari hadapanku.
Hingga keesokan harinya, sekali lagi tanpa kesengajaan melihat Denils menghadang langkah Nara. Enatah apa yang sedang terjadi, hingga kakiku tak dapat berjalan ke hadapan mereka.“Nara...” Ucapan Denils untuk kesekian kalinya menghalangi langkah Nara. Berusaha mencari perhatian gadis impiannya...
”Aku tahu duniaku tidak bisa dibandingkan dengan Reynand yang berbeda bagi pandangan matamu. Tapi berikan aku kesempatan sekali saja untuk bisa menaklukkan duniamu. Kamu tahu, aku sudah menyukaimu beberapa tahun silam.” Perkataannya menjelaskan sesuatu hal. Pandangan Nara disuatu tempat tiba-tiba terhenti oleh penjelasan Denils.
“Mungkin kau sudah lupa, seorang pemuda yang tertabrak parah...Terbaring dalam keadaan koma dan tidak sadarkan diri, namun seseorang dengan penuh ketulusan selalu berdiri dan berjuang didalam doa menghancurkan jurang maut yang pada akhirnya memberikan kehidupan.” Kalimat Denils terhadapnya.
“Menyelipkkan lembaran kertas putih berisi tulisan-tulisan yang berbeda, mengajarkan makna dari suatu perjalanan ditengah tekanan yang begitu berat. Aku mengenalmu...karena dengan sengaja aku terbaring koma untuk mencari penulis dari tulisan tersebut. Dan pada akhirnya aku tahu tentang sesuatu yang tersembunyi. Selalu berdiri dan berdoa dalam sebuah perjuangan untuk menghancurkan juranng maut disuatu perjalanan hidup Denils “ Memori Denils berusaha mengingatkan Nara tentang peristiwa beberapa tahun silam.
“Selama ini aku terus berjuang dan berusaha mencari gadis yang memberikanku kekuatan beberapa tahun silam. Andai kata saat itu papa tidak membawaku secara paksa keluar negeri mengikutinya, pasti aku yang akan selalu menemani Nara hingga saat ini dan bukan Reynand. Aku juga ingin seperti Reynand, apa aku salah?Menginginkan Nara memandangku dan akan berusaha kuraih apapun caranya. “ Ucapan Denils memegang tangan Nara. Tanpa mereka sadari kalau aku mendengarkan pembicaraan mereka...
”Tuhan, Nara lebih pantas berada disamping Denils...Aku sudah cukup berbahagia dengan berbagai hal yang kulakukan bersamanya selama beberapa waktu kemarin.” Bisikan hatiku berusaha menahan rasa sakit di dalam.
“Belajar dunia Nara secara terus menerus. Belajar memberi dalam sebuah kekurangan, itulah kehidupan Nara.” Kata-kataku kembali sambil berjalan pulang ke rumah tanpa mengikuti satu mata kuliahpun saat itu.
Berusaha menghibur hati dengan terus berjalan dan berjalan disuatu tepi danau. Berdiri dan berusaha untuk menerima keadaan yang terjadi. Reynand membaca sebuah buku yang bercerita tentang suatu perjalanan disuatu titik kehidupan.
Malam itu hujan turun begitu deras... ruangan tersembunyi dari kamarku berisi berbagai lukisan wajah Nara. Terdiam memandangi lukisan wajah Nara dari SLTP hingga saat memasuki bangku kuliah. Membayangkan bagaimana tubuhku berdiri lama didepan rumah Nara hanya untuk menantikan dan mendengar gadis pendiam berbicara sesuatu hal.
Sebuah ketukan pintu yang sangat keras mengalihkan perhatian, berjalan keluar dari kamar dan membuka pintu rumah. Di depanku berdiri seseorang dengan seluruh pakaian yang dikenakannya basah, namun tidak  merasakan kedinginan
“Nara...” Teriakku sangat terkejut melihat Nara berdiri dengan pakaian basah membawah sebuah kado.
 “Hujan seperti ini, kenapa berjalan kemari dan kenapa kamu membiarkan dirimu terkena hujan.“ Segera mengambil handuk untuk mengeringkan tubuh Nara.
Secara tiba-tiba Nara mengucapkan sesuatu hal yang membuatku berhenti mengeringkan rambutnya. Nara untuk pertama kalinya berbicara panjang lebar terhadap seseorang tanpa disadarinya.
 “Aku suka Reynand dan tidak ingin kehilangan Reynand bagaimanapun caranya.” Kalimat yang diucapkan Nara didepan teras rumah. Segera membawa Nara masuk ke dalam rumah, Mendengar ucapan tersebut spontan membuatku terhenti sesaat...
”Aku suka dan sayang Reynand, bahkan terlalu sayang bahkan rasa sayang tersebut terlalu mendalam bahkan sangat dalam. Semenjak Reynand mengucapkan kalimat saat itu, dan saat itu aku mulai menyukai Reynand.” Pernyataan Nara di depan Reynand.
“Membayangkan Reynand yang selalu bersama Nara dalam keadaan bagaimanapun, mengerti kepribadian Nara dengan karakter terlalu diam, selalu membela Nara didepan orang banyak dan segalanya...Aku sayang sama Reynand dan sangat sayang apapun yang terjadi. Reynand selamat ulang tahun, ini kado yang jauh hari telah Nara persiapkan. Untuk membuat ini, Nara tidak pernah tidur dan berusaha melawan kantuk hanya untuk Reynand.“ Ucapannya menunduk untuk sekali lagi.
“Tatata...pi, bagaimana dengan Denils karena dia juga...”
 “Aku hanya menyayangi Reynand bukan Denils atau siapapun. Yang aku tahu yang akan selalu memahami duniaku hanya Reynand bukan Denils,” ucapannya sekali lagi.
Rasanya bagai mimpi mendengar pernyataan Nara, gadis yang disukainya semenjak SLTP hingga kini. “Rasanya seperti mimpi, mami...mami...mami...” Teriakku mencari mami dikamar meniggalkan Nara. Mami masih tertidur lelap berlari keluar secepatnya karena ketakutan seolah terjadi sesuatu pada dunia anaknya.
“Mami, Nara mulai berbicara dan berkata kalau dia suka sama Reynand...Nara suka sama Reynand,“ memeluk mami dengan rasa haru.
  “Sekarang, Nara ada dimana ?” Pertanyaan mami berjalan keluar. Melihat Nara basah terkena hujan...
”Yah ampun Reynand, kamu membiarkan dia kedinginan seperti ini.” Ucapan mami membawa Nara ke kamar dan menyuruhnya mengganti pakaian.
 “Benar-benar anak mami...Reynand anak mami.“ kalimat Nara, untuk pertama kalinya dalam dunia Nara tertawa lebar melihat tingkahku.
 Saat menyatakan perasaannya, aku malah berlari mencari mami. Sibuk mengeringkan buku pemberian Nara sebagai kado ulang tahunku. Buku tersebut basah terkena hujan deras.
Tanpa sadar Nara terus memperhatikan gerak gerikku berusaha mengeringkan buku tersebut. Tidak tahu kalau Nara sudah lama berdiri sekitar pintu kamar,ku pikir Nara sudah tidur lelap bersama mami di kamar.
“Untung, bukunya tidak rusak...inikan tulisan tangan Nara.“ kata-kataku tanpa sadar.
“Reynand...kamu tidak sadar kalau sejak tadi Nara ada berdiri dibelakangmu?” teriak mami mengagetkan, aku segera berbalik dan berdiri...
”Nara...aku pikir kamu sudah tidur “sedikit kaku di hadapannya, tapi sangat kegirangan menatap wajahnya.
 “Selamat ulang tahun.“ Ucapan Nara menyodorkan tangannya, tersenyum malu oleh ucapan selamat dari Nara.
“Jadi sekarang kita pacaran?” Pertanyaanku kembali. Nara tersenyum sambil menganggukkan kepalanya.
“Terimah kasih...” membalas jabatan tangan Nara.
Mami menyuruh Nara secepatnya tertidur oleh karena malam yang makin larut, sedangkan saya sendiri sibuk membaca  tulisan Nara dalam kamar rahasiaku. Pada akhirnya berhasil menempati hati Nara untuk selamanya dan tidak akan pernah tergantikan oleh siapapun juga. Tidak pernah bosan membaca tulisan-tulisan tangan Nara yang terbaru sebagai hadiah ulang tahunnya. Ulang tahunku untuk kali, berbeda dari yang sebelumnya oleh sebab gadis impiannya berhasil diraih.
Cacat...
Kaki berjalan dan melangkahkan ke suatu jalanan, saat-saat tertentu pandangan mata terarah disuatu tempat...Begitu banyaknya orang-orang cacat disebuah persimpangan jalan yang berada didepan mata. Satu hal yang pasti terpikirkan dalam benak seseorang bukanlah kehancuran bahwa kecacatan buat hidupnya. Cacat yang hanya secara fisik bukan berarti orang tersebut tidak memiliki hidup. Satu kalimat, “ tak ada kata hancur buat hal yang terjadi. Tuhan selalu ada melihat hati bukan melihat dari fisik seseorang.
   Secara manusia orang-orang dipersimpangan tersebut cacat secara fisik dan bahkan tidak sempurna bukan hal yang disebutkan tadi, namun juga tidak sempurna dibeberapa tempat serta tidak ada kata menarik untuk menggambarkan dunia mereka. Akan tetapi, dari satu sisi Tuhan membuat mereka beda dari orang lain. Ada sesuatu yang mengagumkan dalam dunia mereka...tanpa disadari oleh siapapun juga bahkan termasuk mereka sendiri dari semuanya itu.
Dimata Tuhan sesuatu yang hal yang berbeda buat mereka pasti ada dan sangat menarik saat berusaha untuk digali. Semua mempunyai waktu dan suatu ketika...waktu Tuhan akan berkata-kata secara tersendiri.        Mereka terkadang kecewa terhadap kehidupan yang diberikan,akan tetapi bila rasa kekecewaan itu hilang dan mereka selalu mencari wajah Tuhan...Maka Tuhan tidak akan tinggal diam dan pasti akan menolong mereka. Seorang yang cacat secara fisik bukan berarti tak memiliki sesuatu yang bisa dibanggakan dalam kehidupannya. Saya tahu, bahwa ada sesuatu yang sangat menarik dalam kehidupan mereka yang tidak dimiliki oleh seseorang yang bagaimanapun juga.
   Ada sesuatu yang menyenangkan dalam diri mereka yang lain dari yang lain...Mereka dilahirkan sebagai orang cacat akan tetapi sesuatu yang sangat unik dimana diberikan oleh Tuhan bagi kehidupan...ada didalam diri mereka yang tak dimiliki oleh orang yang bagaimanapun juga. Tuhan selalu melihat dan memandang mereka. Satu hal yang pasti...Dimana, Tuhan tidak pernah membedakan siapapun juga. ### by, Nara.
Memahami bahwa tulisan tangan tersebut mengajarkan tentang dunia orang-orang cacat disuatu persimpangan memiliki hal-hal yang menarik. Mengingat saat berjalan bersama Nara beberapa waktu yang lalu, sepasang bola matanya memandang sebuah persimpangan jalan yang penuh dengan sekumpulan anak-anak cacat. Duniaku terbuka tentang sesuatu yang selama ini biasa, namun pada dasarnya menghasilkan sebatang emas murni disuatu persimpangan jalan tersebut. Tuhan, tidak pernah membedakan siapapun juga dari berbagai hal apapun.
Dunia Selalu...
Dunia mengatakan sesuatu yang tidak mungkin dan terlalu mustahil untuk terjadi. Bagi orang yang bodoh bahkan terlalu tolol dan miskin untuk mendapatkan hal-hal yang terbaik dan terindah dalam dunia ini. Akan tetapi Tuhan mengatakan orang yang dianggap bodoh akan mendapatkan sesuatu yang terbaik dan terindah.
Dibandingkan orang-orang yang berpendidikan dan bijak juga sangat sempurna secara meteri financial bahkan fisik mereka terlalu menunjang. Orang bodoh akan mempermalukan orang-orang bijak bagi mata dunia, yang menyebut diri mereka sangat luar biasa dan terbaik bagi dunia.
Dunia selalu menertawakan dan memandang rendah orang-orang bodoh. Akan tetapi ada saatnya waktu akan berbicara...dimana orang bodoh dan hinan bagi pandangan mata dan dunia akan menjadi nomor satu. Menit demi menit akan berlalu akan tetapi air mata dan hinaan orang yang dianggap bodoh dan sangat bodoh bahkan terlalu bodoh...Tidak berharga bagi dunia selalu dan akan selalu dipandang oleh Tuhan sahabatku dan sahabat semua orang...Dunia akan menjadi malu saat orang bodoh tersebut maju selangkah demi selangkah hingga menjadi yang terbaik. ###
   “Belajar memahami nilai-nilai dibalik tulisan ini.” Mimik wajahku menyadari akan sesuatu hal.
Pagi-pagi benar Nara sudah bangun dari tidurnya dan membersihkan seluruh rumah yang begitu besar. Salah satu kelebihan Nara yang tersembunyi adalah dia sangat rajin dan selalu disiplin untuk banyak hal. Saat mami terbangun dan keluar, terlihat seluruh rumah bersih seketika bahkan sangat rapi serta system desain penyusunan benda dalam rumah sangat menarik pada pandangan mata.
“Wow...siapa yang mengerjakan semuanya ini.” Perkataan Mami berjalan ke dapur. Matanya terarah pada seorang Nara yang sedang sibuk menyelesaikan pekerjaannya didapur. Nara sangat suka dengan dunia berbau masakan dan terbilang Nara dapat masuk salah satu chef terbaik seandainya dia menjadi seorang chef.
“Nara, apa yang kamu lakukan biarin dech Sari yang ngerjain pekerjaan rumah.“ Kalimat mami menunjuk pembantu rumah tangganya.
“Wow...ternyata Nara pintar banget masak yach.” Perkataan mami mencoba masakan Nara.
Awalnya mami melarang keras Nara bekerja, namun Nara bersikeras menyelesaikan seluruh pekerjaan rumah dan memasak untuk sarapan pagi. Nara tersenyum mendengar ucapan calon mertuanya tentang masakan yang dibuat melalui tangannya sendiri.
“Kenapa Reynand belum bangun-bangun yach?” Pertanyaan Mami khawatir terjadi sesuatu dikamar anaknya.
Menderita penyakit kelainan jantung yang parah, karena itu mami selalu memantau segala yang dilakukan anaknya. Mami tidak tahu, kalau anaknya tidur hingga larut malam oleh sebab membaca buku pemberian calon menantunya. Nara berjalan ke lantai atas untuk mencari kamar Reynand...Rumah Reynand sangat besar hingga sedikit membingungkan Nara saat berjalan. Yang terbayang dalam ingatan Nara, bagaimana caranya Ia dapat mendengar suara ketukan pintunya ditengah hujan deras. Sehingga saat pintu rumah Reynand terbuka, ternyata wajahnya yang muncul...
”Nara, kamu tahu arah kamar Reynand dimana?” Pertanyaan mami dari belakang. Nara hanya menggeleng-gelengkan kepala pertanda tidak menguasai arah jalan rumah yang begitu luas didepan matanya.
 “Jalanannya lewat sini...” Ucapan mami lembut.
Nara berjalan ke arah pintu kamar yang ucapkan dan mengetuk pintu kamar tersebut. Nara sangat ketakutan, jika terjadi sesuatu hal...Dia langsung membuka pintu kamar tersebut dan mencari didalam dan ternyata tidak seorangpun di dapat. Tiba-tiba mata dengan tidak sengaja menekan sebuah tombol pada sebuah meja dikamar. Hingga, secara tiba-tiba sebuah pintu yang berdekatan langsung dengan tempat tidur terbuka. Nara secara spontan sangat kaget, namun penuh dengan rasa penasaran isi dari ruangan tersebut seperti apa. Lebih mengherankan lagi dikarenakan segala isi dari ruangan tersebut merupakan lukisan-lukisan wajahnya dimulai sejak SLTP hingga kini.
Nara baru menyadari sesuatu hal, kalausaya selalu melukis wajahnya tanpa dia sadari. Benda-benda yang pernah digunakannya pun berada dalam ruangan tersebut. Gelas, penjepit rambutnya yang rusak, ikat rambutnya, dan beberapa benda lain lagi yang berada dalam ruangan tersebut.
Nara merupakan cinta pertama dari Reynand yang merupakan penyemangat hidup dalam dunianya. Mata Nara mengarah pada lembaran kertas tulisan-tulisannya yang berada di beberapa kamar pasien. Reynand mengambila dan membawanya pulang tanpa sepengetahuan Nara. Rasa sayang Reynand terlalu besar dan sangat kuat dibandingkan apapun.
Diary Reynand...
Tuhan, aku sangat menyukainya bahkan terlalu menyukainya. Seorang gadis yang terlalu sulit untuk berbicara dan mengungkapkan berbagai hal melalui bibir mulutnya. Dia selalu diejek sebagai gadis bisu karena tidak pernah berbicara...Untuk beberapa saat hatiku bertanya-tanya, Kenapa aku begitu menyukai gadis seperti dia? Dia terlihat tidak begitu menarik dan sangat biasa, apa lagi dunianya terlalu pendiam.
Namun, sejak saat itu didalam kelas aku melihatnya tertidur lelap seperti ada sesuatu hal menarik. Hingga pada akhirnya duniaku sangat senang saat melukis wajahnya.Hingga akhir cerita kembali, aku tahu kehidupan Nara seperti apa dan hatiku semakin menyayanginya terlalu sayang membuat seluruh nafasku sesak.
Tuhan, andai kata aku bisa meraih genggaman tangannya dan menjadi harta tidak ternilai dalam langkahnya. Andai kata gadis yang kusayangi menoleh ke arahku dan berkata bahwa dia menyangiku. ###
Salah satu tulisan diaryku diatas meja terbaca oleh Nara. Gadis tersebut meneteskan air matanya dan sangat terharu... Nara menyadari rasa sayangku terhadap dirinya terlalu mendalam dan sangat mendalam.
 “Nara, apa yang kamu lakukan disini dan kenapa kamu tahu ruangan ini?” Pertanyaanku berjalan ke arah Nara. Tertidur lelap saat membaca tulisan-tulisan Nara dan Ia baru terbangun diujung sofa. Nara yang memegang diary tulisanku...
”Aku minta maaf karena tidak pernah ingin menyadari perasaanmu selama ini dan selalu terdiam disaat Reynand berusaha berbicara.” Ucapannya dengan air mata berlinang.
“Justru gadis sepertimu berbeda, aku senang dengan dunia Nara yang selalu mengajarkanku berbagai hal. Masalah ditulisan di diaryku jangan terlalu dipikirkan.“
“Terimah kasih karena telah menyukaiku selama ini,” ungkapan hati Nara.
“Aku yang harus berterimah kasih, mengajarkanku banyak hal yang sama sekali belum pernah kuketahui selama ini,” ujarku membalas Nara.
BAGIAN TUJUH...

Kehidupan percintaan antara Nara gadis pendiam dan Reynand memiliki seni tersendiri. Belajar mengerti satu dengan yang lainnya dan berusaha memahami kelembutan dari aliran air yang mengalir. “Aku janji akan selalu bersuara untuk Reynand seorang,tapi yang lain tidak akan...” Tutur kata Nara yang berbicara terhadapku dibawah pohon besar samping rumahnya.
“Kenapa Nara tidak mau berbicara dengan siapapun?” Pertanyaanku balik.
 “Itu karena, duniaku tidak dapat berkata-kata dengan siapapun. Pada dasarnya sifatku memang seperti ini, malas berbicara sekalipun semua orang berusaha untuk memancingku...” Ucapannya memberikan penjelasan.
“Sejak aku lahir ke dunia, ibuku membuangku ke panti asuhan...Hidup tanpa kasih sayang seorang ibu dan tanpa pernah merasakan dekapan seorang ayah seperti apa.” Memori Nara kembali.
“Lanjutkan...”
“Aku dibesarkan dalam dunia yang berbeda dari siapapun dan mungkin salah hal tersebut membuat kepribadianku lain dari mereka disekitarku. Suatu hari, entah kenapa aku memutuskan keluar dari panti asuhan dan memulai duniaku sendiri.” Kembali Nara berbicara.
“Aku semakin penasaran dengan kisah hidupmu kemarin.” Tuturku penasaran.
 “Berjuang sendiri, menghadapi berbagai hal sendiri, bahkan aku pernah hidup dijalan seorang diri untuk beberapa saat. Aku bersyukur, karena Tuhan tetap menjagaku...” Kata-kata Nara.
“Jadi apakah kamu memiliki sebuah kekecewaan?”
“Apakah aku marah terhadap Tuhan atas segala hal yang menimpa duniaku? Apakah aku kecewa dan menganggap segala jalanku sangat mengerikan dan merupakan sebuah kutuk, aku sendiri tidak pernah tahu kesalahanku seperti apa sehingga ibu kandungku tega membuangku sekejam itu?.” Ungkapan Nara dengan sedikit demi sedikit terbuka tentang kisah hidupnya.
“ Terus...”
“Awalnya, rasanya sangat perih dan membuat goresan disetiap sudut dalam duniaku. Namun, seorang kakek tua  memberi aku tumpangan dan mengajarkanku berbagai hal.” Perkataan Nara menceritakan bagaimana Dia memiliki masa lalu yang begitu pahit dan terlalu perih hingga membuat seluruh nafasnya sesak oleh karena luka tersebut. Untuk kesekian kalianya Tuhan memperlihatkan kepada seseorang teka teki kehidupan.
“Kakek tersebut mengajari kehidupanku suatu sinar kehidupan. Memberikanku sebuah nama sangat menarik, Menara yang berarti dalam kehidupan seperti apapun aku akan selalu menjadi menara dan pelita bagi siapapun.” Suara manis Nara kembali mengungkapkan sesuatu hal.
“Ternyata seperti perjalanan hidup seorang Nara.” Tuturku.
“Kalimat yang tidak akan pernah aku lupakan dari bibir mulutnya, Dalam penyeberangan lautan yang tidak disertai badai kehidupan hebat, kehidupanmu tidak akan pernah menghasilkan apapun dan segalanya hanya bersifat lurus-lurus saja bahkan tidak ada yang menarik bagi duniamu.” Pernyataan Nara kembali.
“Oh...”
“Namun, disaat penyeberangan lautan diselimuti oleh badai hebat maka saat itulah duniamu benar-benar hidup. Penyeberangan lautan diselimuti badai hebat akan menghasilkan emas murni dan termalu mahal. Menghancurkan kesombongan dan keegoisan dalam langkahmu hingga dapat belajar sesuatu didalam binar-binar kehidupan.” Untuk sekali lagi ingatan Nara tentang kehidupannya kemarin.
“Aku salut dengan seorang Nara.”
“Jangan terlalu melebih-lebihkan.” Ucap Nara.
“Aku belajar menghargai langkah perjalananku dan memahami bahwa sesuatu yang terjadi hanya untuk membuatku mengerti arti dari kehidupan. Kakek meninggal dua tahu kemudian setelah aku tinggal di rumahnya.” Sekali lagi kata-kata yang keluar dari mulut Nara.
“Pantes saja.” Ungkap Reynand.
“Kalimat terakhir yang diucapkannya bercerita tentang sesuatu hal...Mengucap syukurlah dalam segala hal, apapun yang terjadi dengan duniamu dan jangan pernah marah ataupun kecewa terhadap segala sesuatunya. Kalau berhasil melewati segalanya, maka dibalik semuanya itu terdapat sebatang emas murni.“ Perkataan Nara sekali lagi panjang lebar untuk menjelaskannya beberapa hal.
Reynand tidak pernah bosan mendengar cerita kehidupan Nara yang begitu luar biasa...”Itu sebabnya kamu menjadi gadis pendiam dan seperti gadis busi saja.Pada hal sebenarnya kamu kan bisa bicara.” Guarauanku. Nara tersenyum manis mendengar perkataan Reynand.
“Terimah kasih Nara karena mengajarkan karakterku harus berjalan ke suatu titik tertentu,” Ungkapanku memegang erat tangan Nara.
“Jangan mengucapkan rasa terimah kasih seperti ini.”
“Tapi melalui Nara aku banyak belajar.”
“Contohnya belajar tentang apa?” Candaan Nara untuk pertama kalinya.
“Tentang memberi di tempat tersembunyi bukan karena ingin mendapat pujian.” Jawabanku simple Reynand.
“Semua itu tergantung pribadimu.” Ungkap Nara.
“Tapi untuk hal seperti ini, aku belajar tentang banyak hal...” ucapku terpotong.
Saat perjalanan pulang dari pasar, dua orang pria tidak dikenal menjadi pusat perhatian kami. Mereka berada dalam sebuah hubungan yang sangat tidak wajar untuk diperhatikan. Kedua pria tersebut saling berpelukan dan berciuman bibir serta bercumbu-cumbuan didepan teras rumahnya. Hubungan yang sangat menjijikkan bagi pandangan mata siapapun. Perilaku homosex serta penyimpangan sex sedang terjadi saat ini. Inilah sebabnya, mengapa Nara menulis beberapa hal tentang penyimpangan sex pada buku yang diberikannya kepadaku.
Penyimpangan Sex...
   Kehidupan seseorang tidak akan pernah luput dari dunia sex, namun hal sejenis ini disesuaikan pada posisinya. Tuhan menciptakan manusia berpasang-pasangan sehingga mereka dapat meneruskan keturunan pada akhirnya. Kehidupan sex memang sangat penting dalam dunia manusia. Manusia tidak akan pernah luput dari dunia sex oleh karena beberapa hal.
Sekali lagi salah satu tujuan Tuhan untuk menciptakan laki-laki dan perempuan adalah dimana sangat berkaitan erat dengan dunia sex. Namun pada dasarnya dunia sex dalam tahap sewajarnya dan tidak terjadi penyimpangan sex. Hanya saja begitu banyak manusia sering bahkan tidak pernah menyadari penyimpangan sex yang terjadi dalam kehidupan mereka.
Dunia sex yang sewajarnya dan normal dimana pada tahap sepasang pria dan wanita terikat dalam suatu ikatan pernikahan. Sedangkan yang sedang terjadi saat ini adalah dimana begitu banyaknya manusia dengan penyimpangan sex secara hebat.Penyimpangan sex yang sering terjadi dalam kehidupan banyak orang, dimana begitu banyaknya sex bebas, homosex seperti yang terjadi beberapa waktu yang lalu, lesbian, bahkan dunia sex yang terjadi antara manusia dan binatang.
Penyimpangan-penyimpangan sex seperti ini benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Bahkan lebih menjijikkan lagi, dimana begitu banyaknya negara-negara dibelahan dunia melegalkan pernikahan sejenis. Satu pertanyaan, Apakah hal seperti ini benar-benar hidup dimata Tuhan?...Jawaban yang pastinya, adalah Tuhan membenci kehidupan seperti ini.         Berbicara tentang masalah diskriminasi terhadap mereka yang melakukan penyimpangan sex sebenarnya tidak pernah ada. Hanya saja, Tuhan tidak pernah mengizinkan terjadinya penyimpangan sex pada seluruh umat manusia. Pernikahan sejenis sangat dibenci oleh Tuhan dan pastinya, saat ini IA sedang menangis oleh karena begitu banyaknya negara-negara diluar sana yang melegalkan hal seperti ini.
Beberapa pertanyaan kembali dari dasar hati...Sebenarnya ikatan sejenis apa dan roh seperti apa yang saat ini sedang berada dalam dunia pejabat-pejabat diluar sana? Adakah mereka pernah menyadari tentang arti dari sebuah dosa dalam penyimpangan sex? Bahagiakah mereka yang telah terikat dalam ikatan pernikahan sejenis ? Apakah pada dasarnya kepala-kepala pemerintah pada negara-negara yang berada diluar sana sama sekali tidak pernah memahami dan mengenal tentang dunia serta jalan Tuhan seperti apa?
   Hanya mereka yang dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Kehidupan yang terlalu menjijikkan dalam sekejap mata diresmikan oleh begitu banyaknya negara-negara diluar sana. Pernikahan sejenis secara luar biasa dan besar-besaran sedang dipromosikan saat ini.
Kembali dalam kehidupan pribadi masing-masing tentang perilaku penyimpangan sex seperti ini apakah akan mendukung atau berlawanan arah dari sebelumnya?. Dunia sex memang sangat penting oleh karena beberapa hal. Sebagai penerus keturunan, tidak terjadinya perzinahan, dan pada dasarnya bukan untuk hal-hal yang dapat merusak kehidupan seseorang.
Sebagian besar manusia telah melakukan penyimpangan sex secara luar biasa baik dari segi sex bebas, homosex, lesbian, hubungan sex yang terjadi antara manusia dan binatang, bahkan terjadi penyimpangan sex antara manusia dan mahluk halus dari dunia lain.Mereka yang terikat dalam dunia sejenis ini tidak dapat melihat sebuah sinar yang memancar. Jurang maut akan terus menerus mengikuti dan membungkus kehidupan mereka. Penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan perjalanan kehidupan seseorang. Perjalanan sex sejenis ini akan membuat segala dalam nafas mereka akan selalu mengarah pada sebuah jurang yang siap menghancurkan kehidupan.
   Untuk pertama kalinya dalam kehidupannya secara jelas ingin berusaha lebih mengerti tentang kehidupan dimana terjadinya penyimpangan sex dalam dunia banyak orang saat ini. Bercerita tentang dunia sex yang begitu hebat terjadi dalam dunia manusia saat ini. Penyimpangan sex yang selalu mengikat serta membungkus kehidupan banyak orang.
Dari kalangan remaja, dewasa, bahkan lansia. Yang lebih parahnya terjadi dimana terjadinya ikatan sex seseorang secara mengerikan. Seseorang yang hanya senang berhubungan sex dengan anak-anak,  mahluk halus diluar sana oleh karena beberapa ikatan pemujaan terhadap setan, sex sesama jenis, hanya menyukai dunia sex bersama binatang , sex yang terjadi diluar ikatan pernikahan, melakukan suatu hubungan sex bersama seseorang yang telah beristri atau bersuami dengan kata lain telah menjadi milik orang lain.
Penyimpangan sex sejenis ini akan menghancurkan kehidupan siapapun yang terikat dan tidak ingin keluar dari dunia seperti yang disebutkan. Berbicara penyimpangan sex, bersifat dan lebih mengarah pada suatu area yang tidak akan mengenal warna-warna kehidupan dalam sebuah lingkaran.Jangan biarkan duniamu berada dalam ikatan penyimpangan sex sejenis apapun, karena hal tersebut membuatmu tidak akan pernah memahami arti dari hidup yang sebenarnya. Jangan biarkan duniamu berada dalam sebuah jurang, dengan melakukan berbagai jenis penyimpangan sex secara luar biasa. Penyimpangan yang terjadi akan menghancurkan perjalanan hidup seseorang. Tidak ada hal yang menarik dalam dunia penyimpangan sex, mereka yang terikat tidak akan pernah melihat makna dari sebuah istilah pancaran sinar yang menjadikan seseorang indah dan mengenal berbagai warna-warna kehidupan.
   Tuhan menciptakan manusia secara berpasangan dengan tujuan tidak terjadinya penyimpangan sex didalamnya. Penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan hati dan jiwa dari pada Tuhan. Penyimpangan sex yang terjadi dalam dunia seseorang, suatu hari kelak akan merusak segala sesuatu dimanapun kakinya berpijak. Dunia sex pada dasarnya sangat penting bahkan terlalu berharga bagi kehidupan manusia. Namun jangan pernah menyalah gunakan dunia sex...
   Tidak ada kehidupan dalam dunia seseorang yang terikat dengan penyimpangan sex dalam nafasnya. Terlihat seseorang yang terikat dengan penyimpangan sex kehidupan mereka hidup bahkan hidup, namun yang sebenarnya terjadi dibalik itu semua adalah kehidupan mereka sangat mati. Jurang besar sedang membungkus kehidupan orang-orang yang terikat dengan penyimpangan sex dalam langkahnya.
Perilaku penyimpangan sex yang terjadi dapat menghancurkan apapun dan dimanapun tempat mereka berpijak. Bukan tentang masalah bahwa seseorang yang terikat dalam penyimpangan sex benar-benar pada tahap diskriminasi. Yang sebenarnya terjadi adalah dimana keadaan penyimpangan sex yang terjadi akan menghancurkan dan mereka yang terikat tidak akan pernah memahami ataupun mengenal pancaran sinar kehidupan yang sebenarnya.
 Jangan biarkan duniamu terikat dengan penyimpangan sex dan akan menghancurkan segalanya. Siapapun dan dimanapun duniamu saat ini, keluarlah dari penyimpangan sex yang sedang terjadi. Buat hidupmu berharga dan jadilah yang terhebat dimana duniamu dapat lepas dari ikatan penyimpangan sex yang terjadi sekarang ini.
Buat hidupmu bersinar oleh sebuah pancaran kehidupan dimana langkahmu tidak akan pernah berjalan ke suatu penyimpangan sex sejenis apapun. Jadikan langkahmu lebih hebat dimana berjalan dengan berbagai jenis warna-warna kehidupan yang membungkus nafas yang berhembus setiap detiknya. ###
   “Nara tulisan tanganmu pada salah satu lembar buku pemberian kamu sebagai kado ulang tahunku kenapa bercerita tentang penyimpangan sex?”  pertanyaanku di kantin kampus saat mata kuliah sedang tidak berjalan.Nara tersenyum memandang kekasih pujaan hati yang sedang makan bersama dengannya di kantin kampus.
“Reynand, aku Cuma mau mengajarkanmu tentang sesuatu hal dan kamu harus mengerti bahwa penyimpangan dalam kehidupan banyak orang benar-benar terjadi. Dan kamu sebagai generasi muda harus mengerti hal seperti ini...Reynand yang kukenal mempunyai semangat yang tinggi dalam hal apapun dan dapat mendemonstrasikan kehidupan yang hidup bukan penyimpangan sex terus dibiarkan dan di diamkan.” Penjelasan Nara.
“Wow...” hanya kata tersebut yang dapat keluar.
 “Oleh karena semangat Reynand, makanya hingga kini masih bisa hidup pada kalau dipikir-pikir...Makanya Reynand harus mengerti dunia penyimpangan sex, jadi mengajarkan mereka generasi muda untuk tidak berada dalam kehidupan seperti itu.” Jawaban Nara menatapku yang sedang mendengarkan dengan setia perkataannya.
   “Ternyata maksud kamu seperti itu...berarti kita sebagai generasi muda harus benar-benar menyadari dunia sex dan masalah penyimpangan sex yang sedang terjadi.” Ucapan Reynand.
 “Reynand, kenapa aku menulis tulisan seperti itu dan memberikannya...Karena aku tahu kamu adalah generasi muda dan sekali lagi harus menyadari tentang berbagai jenis penyimpangan sex yang sedang terjadi didalam perjalanan kehidupan banyak orang.” Nara secara spontan membenarkan segala yang diucapkan oleh Reynand. 
Kehidupan sex tidak wajar benar-benar terjadi dalam kehidupan banyak orang. Penyimpangan sex membuat mereka tidak akan pernah memahami perjalanan dalam penyeberangan lautan dengan berbagai kehidupan yang begitu hidup oleh sebab keterikatan tersebut secara mengerikan menghancurkan segalanya.
   “Nara....” ucapan Denils secara tiba-tiba menghalangi langkah kami saat hendak berjalan.
“Kenapa Nara bisa bercerita berbagai hal bersama Reynand dibandingkan aku. Nara sejak dulu aku sudah menyukaimu dan selalu ingin berjalan bersama kamu.” Ucapannya sekali lagi tanpa memikirkan sedikitpun perasaanku. Nara untuk pertama kalinya berbicara pada Denils untuk sesuatu...
”Denils, aku minta maaf karena menyakitimu. Biar bagaimanapun banyak wanita yang jauh lebih baik jadi aku harap kamu mendapatkan yang lebih baik lagi.” Perkataan Nara sambil memegang tanganku berjalan pulang dan melupakan ruang perpustakaan sebelumnya.
   “Tuhan, Engkau tahu kalau aku sangat menyayangi dia. Sejak kejadian beberapa tahun silam yang telah merubah kehidupanku dan pandanganku tentang berbagai hal. Tuhan, apakah memang dia bukan jodohku...Jika memang bukan jodohku buat kami berjodoh dan jauhkanlah dia dari pacarnya.” Up date status di dunia medsos hingga menghebohkan semua orang. Menginginkan seorang gadis dan akan berusaha untuk diraihnya.
 “Tuhan, selama janur kuning masih belum melengkung aku akan terus berjuang. Tuhan, jangan sampai dia berjodoh dengan pacarnya. Intinya sekalipun Nara bukan jodohku tapi aku mohon kepadaMU jodohkanlah kami berdua “  Ucapan berukali di dunia medsos.
Karena tidak bisa menerima hubungan gadis yang Ia cintai bersama orag lain, maka Denils melakukan berbagai cara untuk merebut Nara dari Reynand. Hingga suatu ketika Denils membuat sebuah pernyataan didunia maya melalui FB, BBM, dan juga Twiter dengan sebuah kata-kata yang berbeda. Beberapa kalimat yang benar-benar menjadi pusat perhatian seluruh kampus dan para penggemarnya dimanapun berada.
“Tuhan kalau Nara jodohku maka dekatkanlah kami...Tapi kalau Nara bukan jodohku maka jauhkanlah semua laki-laki dari kehidupannya. Buat siapapun tidak bisa memilikinya. Dan kalau dia sudah tidak memiliki jodoh, maka kami sama-sam tidak memiliki jodoh. Pertemukanlah kami dan dekatkanlah kami serta buat kami berjodoh.Akhirnya Nara menjadi jodohku...Amin.” Tulisannya melalui dunia maya. Seluruh penggemarnya dimanapun berada menjadi heboh...oleh karena jenis status yang terpajang dalam akun instagram, twiter, BBM, dan juga FB.
   Memancing emosional seorang Reynand, namun Ia berusaha untuk tidak memperdulikannya. Disisi lain Nara yang membaca status tersebut tertawa lebar dan untuk pertama kalinya dalam dunianya dia tertawa secara luar biasa.
Selama ini Nara disebut sebagai gadis pendiam, namun oleh pernyataan Denils benar-benar mengalihkan pandangannya. Pada pandangan Nara, hal sejenis ini sesuatu yang mengocok perut untuk tertawa sejadi-jadinya.  Namun, hal tersebut membuatku menjadi sangat cemburu dan agak susah bagi Nara untuk mengajaknya berkomunikasi.
   Emosional semakin terpancing oleh berbagai pernyataan Denils melalui dunia maya. Dan berbagai pemberitaan media, dikarenakan dunia Denils tidak akan pernah luput dari pemberitaan. Denils salah satu aktor terlaris dan memiliki penggemar luar biasa banyaknya sehingga segala sesuatunya menjadi pusat perhatian.
“Tuhan, aku juga sayang dan terlalu sayang ma Nara...Memangnya aku salah kalau ingin tetap mendapatkan dia sekalipun Nara bukan jodohku. Tuhan, kalau Nara bukan jodohku maka aku mohon dengan sangat buat kami berjodoh dan jodohkanlah kami berdua. Amin...” Pernyataan Denils kembali berkicau melalui dunia maya.
   “Pernyataan seperti apa ini yang dikirim...Denils sudah melewati batas sama Reynand.“ Teriakan Reynand membaca seluruh pernyataan tersebut. Teriakanku sangat mengagetkan mami yang berada di ruangan keluarga bersama Nara. Mereka berlari masuk ke kamar...
“Reynand, kamu kenapa?“ Pertanyaan mami, Duduk terdiam dan menunjuk segala status yang telah dibuat oleh Denils melalui dunia maya. Emosionalku benar-benar terpancing melihat seluruh pernyataan Denils. Maminya hanya tertawa melihat tingkah laku anaknya yang sedang marah oleh sebab status yang ter up-date melalui akun pribadi Denils.
   “Reynand, bagaimanapun seseorang memancing kamu harus bijak dalam berkata-kata dan tahu menempatkan situasi seperti ini. Jangan hanya karena pernyataan sejenis ini sehingga sesuatu hal terjadi dalam langkahmu secara tidak wajar. Anak mami sepertinya sangat cemburu sekali yach.”  Kalimat yang terlontar dari mulut mami.
Perasaan Nara antara marah dan merasa lucu atas pernyataan-pernyataan tersebut. Disatu sisi, Nara juga merasa kasihan terhadap Denils dan tidak tahu harus berbuat serta mengungkapkan sesuatu hal yang harus mengarah kemana atau bahkan seperti apapun.
   “Reynand, kamu harus mengerti beberapa hal dan jangan biarkan keadaan dalam area yang akan menghancurkan sesuatu.” Pernyataan Nara mengarahkan pemuda yang begitu berharga dalam hidupnya.
   “Maksud kamu?” Tanya Reynand dengan kening berkerut.
   “Terlebih karena kamu seorang pria, jadi harus bijak dalam mengungkapkan berbagai hal dan tahu pada tempatnya melakukan sesuatu sekalipun seseorang berusaha untuk memancing ataupun emosionalmu sedang berada di titik yang tidak bahkan sangat tidak stabil. Hal seperti ini biasa terjadi, namun tetap posisikan duniamu dan kepribadianmu pada area sewajarnya” Ucapan Nara terhadapku.
 Mendengar perkataan Nara, membuatnya lebih dapat mengerti sesuatu dari pengendalian untuk titik-titik tertentu dalam suatu area. “Reynand, ucapan Nara sangat betul dan kamu harus memahami keadaannya seperti apa?Bukan berarti Reynand anak mami terus harus membela kamu dan berusaha memarahi Nara untuk hal-hal seperti ini.” Suara Mami mengaggap pernyataan Nara sangat bijak.
“Tapi mi...” Rasa kesal Reynand.
“Sebagai mami juga harus bisa membedakan tempat serta sudut sesuai dengan konsep dan porsinya. Jadi, dengan kata lain kamu harus bisa memahami hal seperti ini...” Kembali mami menjelaskan.
“Coba mami bayangkan saat Denils memasang status tidak jelas...” penekanan dengan rasa cemburu.
“Terlebih anak mami bukan seorang wanita melainkan seorang pria. Jadi harus bisa menyadari sesuatu dan mengungkapkan berbagai hal sesuai posisi serta aturan tetap dimana tidak melewati batas sehingga jangan kamu berdosa ataupun akan memperburuk segala sesuatu yang berada dalam langkahmu bahkan segala yang ada pada areamu sendiri termasuk mami, papi, bahkan Nara dan siapapun.” Kalimat demi kalimat yang terucap untuk mengarahkan Kehidupan Reynand.
“Secara manusia, pastilah Reynand sangat cemburu terlebih Nara itu gadis yang paling sulit untuk di dapat.” Kesalku.
   Berusaha mengendalikan emosional, menyadari dan tersadar oleh kalimat-kalimat yang diucapkan oleh mami dan gadis berharga bagi perjalanan kehidupan. Berusaha tidak berkata-kata dalam keadaan serta mengeluarkan ucapan sejenis kutuk ataupun ucapan merusak kehidupan siapapun. Inilah kehidupan seperti apapun sesuatu didepan mata harus tetap dapat menyeimbangkan sebuah kondisi dalam suatu area didalam kepribadian hidup dari diri sendiri.
“Tuhan, aku terlalu menyayangi Nara sampai kapanpun juga dan tidak ingin gadis yang kucintai keluar dari kehidupanku saat ini.” Jeritan hati memegang lukisan wajah Nara.
“Sampai kapanpun juga sejak dulu hingga sekarang akan selalu menyayangi dan mencintai Nara. Hatiku begitu sakit saat melihat Denils berjuang keras untuk merebut Nara dari kehidupanku Tuhan. Aku tidak ingin kehilangan dirinya apa pun yang terjadi.” Suara hatiku kembali menggema dalam ruangan sunyi.
BAGIAN DELAPAN...

Memegang tangan Nara berjalan ke hadapan Denils dan bercerita tentang sesuatu hal...”Aku minta maaf karena gadis yang kucintai tidak akan pernah bisa untuk kuberikan ataupun kuserahkan kepadamu. Kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan bagaimanapun serta situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu seperti apa.” Ucapanku didepan Denils dengan begitu banyaknya mahasiswa/i disekitarnya.
Dan bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapanku terhadap Denils. “Kamu tahu, aku juga ingin memiliki Nara dan akan terus berjuang seperti apapun situasinya. Kalau duniamu berkata mengenal perasaanku seperti apa, jadi kenapa tidak kamu memberikan Nara untuk kehidupanku.” Perkataan Denils membalasku dan tidak akan pernah menerima kenyataan disituasi sejenis apa pun dari tiap hembusan nafas yang berhembus tiap detiknya.
   “Kalau diperhatikan dari duniamu, bisa dipastikan kau memiliki segalanya jadi siapapun bisa diraih oleh genggaman tanganmu. Wajah tampan, keren, terkenal dan salah satu deretan aktor serta model terlaris, uang banyak, dan banyak lagi hingga siapapun melihat akan bercerita bahwa Denils merupakan pria paling sempurna didunia ini yang pernah ditemukan.” Tutur bahasaku kembali.
   “Terus...” Kekesalan Denil tidak mau mengalah.
“Dengan kata lain, gadis manapun bisa kau raih...jadi, carilah seseorang lebih...dan jangan mengambil Nara dalam cerita perjalanan dari duniaku.” Jawabanku terhadap Denils dengan terus memegang erat tangan Nara dan tidak akan melepaskannya.
   Denils berdiri dari kursinya tempat Ia duduk dan berusaha memegang tangan Nara bagian sebelahnya...”Reynand, aku juga suka dan terlalu sayang sama dia. Sekalipun semua wanita diluar sana begitu banyak, tapi hanya gadis seperti ini saja yang diinginkan oleh perjalananku sampai kapanpun juga.” Intonasi amarah Denils.
“Kamu tahukan, kalau aku dan Nara telah mengikat sebuah hubungan.” Ucapku tidak ingin menyerahkan Nara.
“Dunia kita sama, kalau dipikir kehidupanmu juga memiliki hal sama dalam duniaku yang membedakan aku seorang aktor dan duniamu tidak sedang berjalan didalam lingkaran tersebut. Jadi, aku tidak akan menyerah begitu saja...” Perkataan Denils menatap sakartis berusaha menarik Nara dari genggaman tanganku.         Nara dalam situasi yang tidak menguntungkan dan tidak tahu harus berbuat apa. Berusaha melepaskan tangannya dari tangan mereka berdua dan segera berlari keluar...
Keadaan yang membosankan untuk dilihat pada pandangan matanya, membuat dunianya tidak ingin menginjakkan kakinya di kampus untuk beberapa saat.Untuk beberapa saat, dia tidak akan memperlihatkan dirinya didepan siapapun terlebih Reynand dan Denils. Tidak pernah menyangka oleh sesuatu hal yang terjadi dan entah harus berkata seperti apa dalam arah perjalanannya disuatu area tertentu.Selama beberapa minggu batang hidung Nara tidak pernah terlihat di kampus, bahkan untuk menghubungi Reynanpun tidak pernah dilakukannya. Dia melakukan sebuah perjalanan sendiri di sebuah pedesaan tanpa seorangpun yang tahu segala yang dilakukannya.
FLASH BACK...
Memori tentang terakhir kali pertemuanku dengan Denils, bagaimana Nara menghilang bahkan hingga detik ini sama sekali tidak menampakkan batang hidungnya. Paling mengejutkan lagi, Nara mengirimkan sebuah surat agar aku melupakan dirinya. Menarik nafas dalam-dalam berpikir sejenak, kenapa dia berusaha menghindar bahkan membuat kata putus tanpa sebab akibat jelas.
“Tuhan, dimana aku bisa mencari keberadaan Nara saat ini?” detak jantungku berdetak begitu kuat setiap menyebut nama Nara. Mencari tempat persembunyiannya, hingga meminta jawaban atas setiap pertanyaan tentang berbagai pertanyaanku.
Memutuskan mencari keberadaan Nara, itulah yang sedang terjadi sekarang tanpa mengenal kata menyerah sedikitpun. Terkadang rasa sakit pada sekitar jantung begitu kuat, jauh lebih parah dibandingkan sebelum terjadinya pemasangan alat operasi terakhir kemarin. Begitu menyesakkan, hingga saat tertentu saya tidak dapat menahan rasa sakit tersebut. Hari demi hari, bulan berganti bulan, bahkan tahun hingga setahun telah berlalu mencari keberadaan Nara. Denils pun tidak pernah memperlihatkan batang hidungnya, tidak ada kabar tentangnya kenapa dia menghilang sama seperti Nara.
“Mungkinkah, Nara lebih memilih Denills, akibat ulahku saat itu?” pertanyaanku berada di sudut jalan.
Mataku memandang ke atas, entah apa yang sedang ada dalam benakku sekarang. Menganggap Nara tetap berada di sekitarku bahkan tidak pernah pergi menjauh sampai kapanpun juga. Mungkinkah mami menyembunyikan sesuatu yang tidak kuketahui setelah operasi kemarin. Apa yang sebenarnya sedang terjadi, Tuhan? Kenapa jantungku jauh lebih sakit setiap waktu, disaat air mataku terjatuh. Detak jantungku terus saja bermain seakan saya tidak pernah sembuh dari penyakitku selama ini.
Rumah Nara tetap sama seperti kemarin, jauh sebelum dia menghilang. Apakah telah terjadi keadaan paling memberatkan dirinya sekarang ini. Meneguk segelas air mineral sekitar persimpangan jalan tidak jauh dari supermarket kecil, tiba-tiba...
“Nara...” teriakanku mengejar dirinya sedang berjalan. Saya harus kehilangan jejaknya oleh karena sebuah truk besar melintas di depanku. Nara masih berada sekitar kota ini dan tidak pernah pergi jauh. Pasti ada sesuatu, hingga membuat dia memutuskan hubungan sepihak.
“Nara masih di sekitar kota ini,” detak jantungku selalu saja berdetak kencang setiap menyebut nama Nara. Tuhan, ada apa sebenarnya hingga Nara tidak pernah mau berada di hadapanku.
“Reynand, apa yang sedang lagi dipikirkan oleh anak mami?” pertanyaan mami menegejutkanku.
“Mi, tadi siang saya melihat Nara di jalan.” Wajah mami terlihat seolah sangat terkejut, berusaha bersikap setenang mungkin...
“Sepertinya ada sesuatu yang mami sembunyikan,” mencurigai sesuatu hal, apa yang sebenarnya disembunyikan oleh mami.
“Reynand, itu hanya perasaanmu saja, kalau mami menyembunyikan sesuatu.” Mami berbicara setenang mungkin. Tatapan mata mami mengungkapkan sesuatu rahasia tersembunyi.
“Untuk sekarang, mami dapat menyembunyikan sesuatu, namun, kelak pasti saya bisa menemukan apa yang sebenarnya disembunyikan olehnya.” Kata-kataku dalam hati. Mencari keberadaan Nara dan bertanya kepada setiap orang sekitar super market kemarin.
“Permisi pak, apakah bapak mengenal ciri-ciri seorang gadis kulit sawo matang, rambut ombak sebahu, mata bulat besar, sedikit tinggi?” pertanyaan berulang kali kepada mereka di sekitar area tempat tersebut.
“Maaf saya tidak mengenal ciri-ciri gadis yang kau maksud,” jawaban mereka semua.
Dimana lagi saya akan mencari keberadaan Nara sekarang. Rasa lelah, lemas, hampir berputus asa terus saja membayangi diri selama berhari-hari mencari keberadaannya. Menurut cerita dari beberapa orang, Nara tidak lagi tinggal di rumahnya bahkan tidak ada yang tahu kemana dia pergi. Mata saya tidak mungkin salah melihat orang di supermarket, sangat jelas kalau gadis itu adalah Nara. Mungkinkah Nara benar-benar marah akibat ulahku berusaha menarik tangannya dari Denils.
“Nara, berhenti kuliah begitu saja dari kampus tanpa pemberitahuan sedikitpun,” keluh kesahku menarik nafas dalam-dalam.
“Memang sih, dasarnya Nara pendiam bahkan terlalu sulit menebak apa pun keinginan hatinya.” Gerutuku.
Melakukan berbagai hal bersama dengannya membuat duniaku berbeda. Namun, seandainya, tanpa dia berada di sampingku apakah aku bisa berjalan? Kehidupanku seakan tenggelam begitu saja, setelah Nara menghilang tanpa kabar sedikitpun. Memutuskan hubungan sepihak, bahkan Denilspun beritanya sama sekali tidak pernah terdengar.
“Reynand, sampai kapan anak mami akan seperti ini terus?” tegur mami,
“Sampai Nara berada di hadapanku untuk menjelaskan semua pertanyaanku,”
“Nara pasti membenci kehidupan Reynand yang sekarang, bersikap seolah dunia sudah tenggelam bahkan tidak memiliki kehidupan sedikitpun.” Tegur mami, air matanya menetes begitu saja bahkan tangisnya pecah seketika. Seperti ada sesuatu hal disembunyikan oleh mami.
“Apa yang mami sembunyikan?” berjalan kearah mami, menatap dalam-dalam...
“Mami tidak menyembunyikan apa pun, hanya saja...” kalimat mami terhenti.
“Hanya saja, kenapa mami?” teriakku mencari sesuatu yang mengganjil.
“Reynand, harus merubah semua karakter buruk dalam diri dulu, barulah Nara akan mengerti tentang perjalananmu,” tegur mami.
“Selama ini Reynand tidak memiliki karakter aneh-aneh, mi.” Tidak bisa menerima ucapan mami.
“Reynand, semenjak keluar dari rumah sakitapa yang terjadi? Tidak mau kuliah, bahkan nilai-nilai Reynand kacau, seakan ingin mati seketika, lebih parah lagi mencurigai banyak hal.” Suara lantang mami terdengar jelas di telingaku. Ucapan mami betul, selama ini duniaku kacau balau, tapi, apa yang harus kulakukan.
Merenungkan teguran mami, dengan keadaanku yang sedang terjadi sekarang. Menatap lukisan Nara membuat hatiku begitu terluka. Untuk beberapa saat berpikir, kalau saya tidak akan melihat bagaimana matahari terbit ataupun tenggelam. Namun, pada kenyataannya, saya masih dapat melihat bagaimana matahari terbit. Hanya saja, ketika melihat terbit dan terbenamnya matahari, tanpa Nara di dalamnya.
5 Tahun Kemudian...
Hidup kujalani sekarang jauh berbeda dengan sebelumnya. Tetap menantikan kedatangan Nara di rumahnya, sekalipun sama sekali tidak mendengar kabar sediktpun darinya. Memutuskan tinggal meninggalkan rumah, dan menjalani aktifitasku di rumah Nara. Suatu hari kelak, Nara pasti kembali itulah keyakinan hatiku. Memperbaiki nilai-nilaiku bahkan berusaha menyelesaikan kuliah dengan baik. Melakukan berbagai aktifitas, sama seperti saat Nara masih berada bersamaku. Menyelipkan beberapa anak kalimat setiap sudut ruangan rumah sakit, demi memberi kekuatan buat mereka.
“Jalani hidupmu, tunjukkan pada dunia kalau kau kuat sekalipun semua berkata ada begitu banyak kelemahan serta penyakit membungkusmu.” Isi tulisanku pada secarik kertas untuk seorang gadis remaja di sebuah ruangan dari rumah sakit tempatku menjadi petugas kebersihan.
Selang beberapa waktu, memutuskan tidak lagi menjadi petugas kebersihan rumah sakit. Sekalipun tidak lagi bekerja di rumah sakit, namun, rutinitasku tetap kulakukan seperti biasa. Memberi kehidupan bagi mereka di tempat tersembunyi sama seperti yang dia lakukan sebelumnya. Melakukan berbagai hal secara tersembunyi, cukup Tuhan dan saya tahu akan apapun kegiatanku selama ini. Memberi tidak berarti harus diperlihatkan kepada banyak orang, itulah pengajaran Nara bagi duniaku. Saat memberi, jangan pernah dunimu memerkan atas segala kebaikan yang telah dilakukan, sama saja pemberian tersebut bersifat suatu kesombongan atau bahkan ingin mendapat sebuah pujian dari berbagai pihak.
Menjalani hari-hari tanpa gadis impianku, namun, dengan setia saya akan tetap menunggunya berada di hadapanku.Tidak tahu kenapa, setiap menyebut nama Nara, jantungku berdetak begitu cepat. Di saat air mataku mengalir, rasa sakit luar biasa jauh lebih parah sebelum doker menyatakan saya terbebas dari penyakit kelainan jantung. Berusaha menahan rasa sakit luar biasa, tanpa pernah memperlihatkan kepada mami.
Mengirimkan uang, perlengkapan sekolah, kebutuhan beberapa panti jompo dan panti asuhan, itulah yang sedang kujalani sekarang selama 5 tahun belakangan. Tanpa pernah seorangpun menyadari, apa yang telah kulakukan termasuk juga mami. Melakukan rutinitas menggunakan sepeda tua milik kakek Nara yang telah kuperbaiki. Setidaknya, dapat menghibur hari-hariku selama bertahun-tahun.
Setelah menyelesaikan kuliah, mami ingin saya mengelola perusahaannya menggunakan hasil pikiranku sendiri. Menyetujui persyaratan tersebut, dengan beberapa persyaratan. Saya akan tetap tinggal di rumah Nara, menjalani rutinitas memakai sebuah sepeda tua. Satu hal lebih penting adalah seluruh karyawan tidak boleh menyadari kalau saya adalah anaknya.
“Saya akan mengelola perusahaan mami secara tertutup, tanpa memperkenalkan diri terhadap semua karyawan,” ucapanku menghap mami.
“Sampai kapan anak mami, akan menjalani kehidupan seperti ini?”
“Selamanya, kalau Nara datang pasti dia menyadari kenapa saya melakukan ini,”
“Reynand,” air mata mami kembali mengalir.
“Tuhan, kembalikan Nara dalam kehidupanku,” seru doaku setiap saat tanpa henti-hentinya.
Mengelola perusahaan secara rahasia, tanpa pernah seorangpun karyawan menyadari identitasku sebenarnya. Mereka hanya tahu, kalau saya adalah salah satu cleaning servis dari perusahaan besar tersebut.Tidak pernah membeli makanan dari luar, bahkan terlihat sama sekali belum pernah mencicipi masakan enak dengan harga fantastis. Memasak sendiri serta membawanya ke tempat kerja sebagai bekal, itulah perjalananku sekarang.
“Renar, bawakan saya secangkir kopi,” perintah ibu Ratih. Membuatkan secangkir kopi, mengantarkan ke sebuah ruangan besar.
“Terimah kasih kopinya,” sapa ibu Ratih.
“Sama-sama,”
“Tunggu, kenapa namamu seperti aneh kedengaran gitu yah,” pertanyaan terbodoh darinya.
“Kenapa ibu bertanya seperti itu?”
“Pergilah...” perintah ibu Ratih mengalihkan perhatian.
Renar berarti Reynand-Nara, sampai kapanpun akan selalu ada di hatiku. Salah seorang kepercayaanku menyadari identitasku yang sebenarnya. Merahasiakan semuanya dari para karyawan.
“Noel, beberapa data menunjukkan perjalanan kerja sama dengan beberapa perusahaan luar.” Ujarku memeriksa dokumen-dokumen penting yang di bawahnya ke rumah.
“Benar pak, apakah ada permasalahan?” pertanyaannya.
“Keadaan beberapa tempat terlihat ganjil, entahlah.” Membolak-balikkan dokumen.
“Ganjil seperti apa maksudnya, pak?” menggaruk-garuk kepalanya sendiri.
“Jangan asal sekedar melakukan kerja sama dengan pihak tertentu, otakku itu sering mencurigai sesuatu tidak beres sih.” Mataku sedikit berkedip.
“Bentuk keberhasilan sebuah perusahaan adalah membuat kerja sama menggunakan trik atau sistem tertentu, memainkan peran bersama perusahaan-perusahaan berpengaruh terlebih dari pihak luar.” Kata-kata Noel mencoba mengutarakan paradigmanya sendiri.
“Semua ucapanmu betul dan tidak salah, hanya saja, ketika perusahaan berjalan lakukan analisa terlebih dahulu kemudian memutuskan. Jangan karena potensi keuntungan besar membuat kerusakan di kiri kanan,” kata-kataku menatapnya.
“Seakan...” Noel mencoba menerka sesuatu...
“Coba perhatikan beberapa perusahaan besar di negara-negara kuat, pasti goyah karena sebuah kondisi, hingga akhir cerita tidak memperlihatkan kekuatan tertentu.”
“Membutuhkan waktu memahami pernyataanku sekarang, seiring berjalannya waktu, kau akan mengerti,” lanjutku kembali.
“Rencana bapak selanjutnya ke depan,” ucapannya terpotong...
“Bukan permasalahan rencana selanjutnya ke depan, namun, tentang pemahaman perjalanan perusahaan ini, bagaimana memainkan ide-ide, alur sistem saham berlari kemana, kerja sama secara rinci akan dimainkan di area mana?” jawabanku menjelaskan kembali...
“Ekonomi dunia ke depan tidak dapat diprediksi membaik atau lebih mengerikan. Jadi, perusahaan-perusahaan harus mempersiapkan beberapa alur perjalanan bisnis. Letak permasalahannya, ada begitu banyak perusahaan dapat goyah oleh karena sebuah kondisi.” Kalimatku sekali lagi mencoba menjelaskan.
“Hubungan pernyataan bapak sebelumnya dengan alur perjalanan bisnis berjalan dimana? Saya sama sekali tidak memahami sejak awal bapak mengerluarkan pernyataan hingga detik ini.” Noel berusaha menganalisa.
“Seperti ucapan saya sebelumnya, membutuhkan waktu buat duniamu memahami pernyataan ini,” sambil memberikan beberapa gambaran..
“Coba perhatikan, dunia perbankan tidak menentu dengan kondisi-kondisi mata, gejolak ekonomi, dan beberapa hal lain.” Tanganku berhenti sejenak memeriksa data di depanku.
“Kondisi perbankan seperti itu sudah sering terjadi, tapi saya yakin pasti stabil,” ujarnya.
“Kondisi perekonomian terlebih perbankan tidak akan stabil, siapa yang mengatakan stabil? Kenapa bisa saya katakan seperti itu?” wajahku berbalik ke arahnya, intonasi penekanan kalimatku berada pada satu titik...
“Coba bapak terangkan alasan dari pernyataan tentang ketidak stabilan?”
“Percaya tidak percaya, itu hakmu, suatu hari kelak akan ada sebuah masa paling sulit terjadi di dunia ini. Tanda-tandanya, dimulai dari sekelompok oknum mempermainkan permainan saham, mata uang, memasuki dunia perbankan dengan sebuah sistem tanpa semua orang menyadari hal tersebut.” Jawabanku 
“Maksud bapak?”
“Bahkan dunia pemerintahanpun sedang dalam permainanannya. Faktor terbesar keadaan ekonomi goncang dikarenakan sistem yang sedang dijalankan oleh oknum tersebut. Bahkan pasar market dibuat tidak berdaya dalam sekejap. Memperluas kekuasaan mereka dengan memperbanyak anggota.” Kalimatku.
“Bagaimana saya bisa mengetahui, kalau orang di depanku adalah salah satu anggota mereka?” Noel mulai menyadari sesuatu...
“Tanda mereka cukup sederhana, hanya dengan memakai chips pada tubuh dibagian dahi, tangan, atau anggota tubuh lainnya. Sudah banyak anggotanya menyebar di belahan dunia. Bahkan para artis luar negeri, pengusaha, beberapa pemimpin dunia telah memakai chips tersebut.” Kata-kataku.
“Kenapa bapak mempercayai adanya kelompok seperti ini?”
“Itulah yang telah kukatakan sebelumnya, percaya tidak percaya itulah kejadian sebenarnya. Awal mula mereka menyarankan memakai chips untuk kesehatan seolah terlihat demi kebaikan, atau permasalahan dalam hal pencurian kartu kredit/atm. Pada hal, itu hanyalah tipu muslihat semata, untuk mengikat dunia manusia. Segala tindak tanduk beberapa orang dalam penyelidikan mereka. Terlebih perusahaan-perusahaan besar, para pemimpin dunia, beberapa orang penting bahkan berpengaruh sedang dimata-matahi oleh oknum tersebut.” Penjelasanku.
“Disaat ekonomi lemah, kesempatan mereka memperluas anggota dengan memberikan sejumlah fasilitas bahkan kekayaan luar biasa, tapi dengan syarat harus memakai chips tersebut pada organ tubuh. Namun, jika telah memakai chips tersebut, kalian akan dipermainkan bahkan disiksa oleh mereka. Lebih parah lagi, akan muncul penyakit kulit menjijikkan dan belum pernah ada di dunia pada tubuh. Belum memperlihatkan efek untuk beberapa waktu, tapi, dalam jangka waktu tertentu penyakit kulit ini akan terlihat.” Kata-kataku, tidak bermaksud menakut-nakuti tetapi ingin fakta yang sedang terjadi.
“Saya mengingat sesuatu pak, menurut informasi yang kudengar sepintas, kalau seluruh karyawan perbankan harus memakai sebuah chips pada bagian tubuh mereka,”
“Itu benar, kenapa? Karena fokus utama mereka adalah mempermainkan kondisi keuangan baik dari perbankan dan market. Untuk memperkuat kekuasaan, maka mereka dengan kesengajaan mengharuskan para pegawai bank memakai chips, kemudian akan menyebar ke seluruh tempat-tempat lain. Ini kenyataan, percaya tidak percaya itulah cerita sebenarnya.” Ujarku.
“Itulah sebabnya, mengapa perusahaan harus berhati-hati dalam menjalankan saham, investasi, atau melakukan peminjaman modal usaha. Karena mereka bermain kuat di jalur-jalur penting tersebut. Oknum ini sangat kejam bahkan jauh melebihi binatang. Untuk beberapa saat, terlihat benar-benar seperti malaikat bahkan mengalahkan hati Tuhan sang pencipta. Namun, berhati binatang bahkan melebihi dari itu berakar kuat dalam area mereka.” Tambahanku lagi.
“Berarti perusahaan kita harus berhati-hati untuk melakukan kerja sama, memainkan saham, menerima atau melakukan investasi, terlebih peminjaman uang dari luar.” Dia berusaha menganalisa ucapanku.
“Tepat katamu, permasalahan peminjaman dari luar ini dapat berakibat fatal bagi dunia pengusaha lokal. Untuk beberapa saat, bank tempat peminjaman belum berada dibawah kendali oknum tersebut Tapi seiring berjalannya waktu bank itu dikendalikan oleh mereka hingga membuat suatu trik untuk menghancurkan banyak perusahaan. Oknum tersebut bermaksud untuk menjadi penguasa dunia, jadi memakai sistem halus untuk berjalan.” Penjelasanku.
“Bukankah, permasalahannya adalah konflik berkepanjangan di luar atau kasus beberapa dari orang-orang penting ingin memperluas wilayah.” Ujarnya.
“Permasalahan tersebut juga masuk dalam barisan hingga diharuskan para pengusaha/ perusahaan harus berhati-hati meminjam dana dari luar atau membuat kerja sama. Namun, paling berperan adalah sekelompok oknum yang telah saya jelaskan tadi.” Ucapanku lagi menatap dirinya.
“Saya harus melakukan sesuatu hal,” tubuhku segera beranjak dari kursi kemudian berjalan keluar meninggalkan Noel sendirian. Tidak pernah terbayangkan sama sekali tentang perjalananku sekarang akan mengalir kemana? Mengayuh sepeda melakukan seperti biasa rutinitasku kesehariannya. Tuhan, suatu hari kelak Nara pasti akan memperlihatkan dirinya kembali di hadapanku. Rasa sakit luar biasa pada organ jantungku tetap kurasakan, bahkan jauh lebih sakit sebelum operasi tersebut. Suatu keadaan, dimana saya sendiri tidak memahami kondisi tersebut. Berada di pinggir danau sambil membaca setiap tulisan Nara pada sore hari menciptakan kekuatan tersendiri.
Pondasi Kuat...
Memiliki pondasi kuat sangat mempengaruhi segala arah dalam langkah kehidupan terhadap semua orang yang ada disekitar kehidupan.  Pondasi yang terlalu lemah akan menghancurkan segala sesuatu dalam tiap nafas hidup seseorang. Dunia mengajarkan banyak hal dan semuanya tergantung pada kepribadian seseorang, apakah menginginkan pembentukan atau sebaliknya mengarahkannya dalam sebuah jurang terdalam hingga menjadikan hidupnya tidak dapat melihat sebuah sinar.
   Memiliki pengharapan dalam nafas hidup akan menjadikan pondasi seseorang menjadi kuat dan sebaliknya disaat pengharapan itu menghilang akan menghancurkan segalanya. Sesuatu yang tidak akan pernah terduga dapat terjadi dalam nafas hidup seseorang, akan tetapi dibalik semuanya mengajarkan sebuah pembentukan hingga pondasi hidup menjadi kuat dan bervariasi. Dari semua yang terjadi, Tuhan hanya ingin mengajarkan sesuatu hal terhadap dunianya hingga membuat pondasi seorang didalam penyeberangan lautan ditengah badai hebat sangat kuat dan tidak terlihat lemah dimata siapapun. #by.Nara#
BAGIAN SEMBILAN...

Pergumulan kehidupanku sekarang adalah mencari keberadaan Nara. Membayangkan, seandainya dia ada di sampingku, tentunya kami akan melakukan berbagai hal menyenangkan sekarang. Menciptakan kebahagiaan di tempat tersembunyi dan tertawa bersama. Gadis pendiam bahkan jauh melebihi gadis bisu, namun, dapat menciptakan senyum pada wajah mereka yang lemah.
“Permisi pak,” Sapa noel membangunkanku dari lamunan. Seperti biasa membawa beberapa berkas serta membicarakan beberapa pembahasan tertentu mengenai perkembangan perusahaan. Menyuruhnya menemuiku di sebuah rumah kecil, tidak lain adalah rumah Nara yang telah lama ditinggalkannya berganti penghuni. Selama 5 tahun ini, sayalah penghuni dari rumah tersebut.
“Masuklah,” perintahku.
“Kenapa bapak lebih memilih tinggal di gubuk seperti ini, dibandingkan bersama ibu di rumah luas dan besar?” pertanyaan Noel tiba-tiba,
“Tempat ini menyimpan memori buatku,” jawabanku.
“Oh begitu...” ujarnya.
“Btw, saya menyuruhmu kemari bukan untuk bertanya tentang permasalahan pribadiku, melainkan tentang perusahaan.” Cetusku.
“Pengelolahan minyak bumi dan batu bara membutuhkan proses dengan keahlian-keahlian tertentu,” Noel memulai pembicaraan.
“Lantas, letak permasalahannya?” pertanyaanku berbalik ke hadapannya.
“Maksud saya adalah tetap lakukan kebiasaan kemarin, menjual bahan mentah ke luar negeri tanpa harus melakukan pengolahan apa pun dikarenakan perrmasalahan biaya, keahlian khusus bahkan alat-alat pengolahan menjadi kendala.” Ucapannya. Bergerak dalam bidang pertambangan minyak bumi dan batu bara membutuhkan skil tertentu dan tidak asal bekerja.
“Inilah kesalahan dari negara ini, kenapa? Karena malas bergerak dan berpikir sama seperti dirimu yang sekarang.” Gertakanku.
“Ta..ta..ta..pi pak” pembelaannya.
“Perusahaan kita bergerak di bidang minyak bumi dan batu bara, sekalipun berkantor di ibu kota, tidak berarti membuat kekeliruan atau apalah...” pernyataan tegas keluar dari mulutku.
“Selalu saja pemberitaan tentang harga minyak dunia melambung, bahkan membuat semuanya tidak dapat berjalan. Kenapa? Karena kemalasan untuk berpikir/ mencari akal, dan bergerak.” Ujarku.
“Perusahaan ini hanya bercerita tentang pertambangan, kemudian menjual dalam bentuk mentah bukan pengolahan, pak” perkataannya menjelaskan...
“Tapi yang sekarang saya inginkan adalah selain pertambangan juga bercerita tentang pengolahan, selanjutnya perjalanan penjualan ke seluruh negara disertai kegiatan eksport. Tidak bercerita menjual dalam bentuk mentah, kemudian memainkan kegiatan import untuk bentuk siap pakai. Hal paling tertolol yang selalu saja diperankan, pada akhirnya semua orang bawah menjadi korban.” Kalimat demi kalimat keluar demi menjelaskan beberapa hal terhadapnya.
“Apa yang harus dilakukan sekarang, pak?”
“Menyerang pemerintah untuk melakukan pertambangan serta pengolahan dari seluruh sumber kekayaan alam terlebih pada minyak bumi, batu bara dan jenis-jenis tambang lainnya. Menyarankan pada perusahaan lokal, agar mau melakukan pengolahan bagaimanapun caranya.” Jawabanku.
“Ke depan keadaan lebih bergejolak dari yang sekarang, jadi negara ini harus memainkan perjalanan pengolahan mulai dari sekarang di dunia tambang seperti minyak bumi, batu bara, timah, gas, emas, dan semua jenis kekayaan alam dari negara ini. Harus hati-hati sekarang, terlalu beresiko. Jangan sampai dengan alasan dana serta alat-alat atau keahlian pada akhirnya menjadi permasalahan lebih fatal.” Tambahan penjelasanku kembali.
“Apa yang harus saya lakukan sekarang pak?” wajahnya menunduk.
“Semua alasan itu hanya bersifat kemalasan. Lakukan pertemuan seluruh pengusaha lokal, tentukan waktu dan tempatnya. Selanjutnya jelaskan tentang permasalahan pengolahan, bagaimana duniamu meyakinkan mereka tentang sebuah perjuangan. Pemerintah harus ikut campur bahkan berperan penting tentang pengolahan sumber daya alam di negara ini, tidak hanya sekedar berbicara.” Ucapanku memerintahkan dirinya bergerak membuat sebuah pertemuan seluruh pengusaha lokal juga pemerintah.
“Betul juga dengan ucapan bapak, jauh lebih baik mengolah dibandingkan memainkan kegiatan import. Kalau dipikir-pikir, contohnya, batu bara mempunyai banyak manfaat sebagai sumber tenaga pembangkit listrik, produksi baja, bahan bakar cair jika diolah, industri produksi semen,bahan metanol, produksi naftalen dan lain sebagainya.” sambil mengangguk-anggukan kepala mengatakan kalimat tersebut.
“Kesalahan negara ini, terlalu banyak lakukan kegiatan import bahkan tidak pernah bercerita tentang kata bergerak. Lebih parah seluruh tambanga rata-rata dijalankan oleh perusahaan asing bukan lokal. Permasalahan paling mengerikan dari negara ini.” Ujarku.
“Bnar juga ucapan bapak,” Noel mengangguk-anggukkan kepala.
“Tapi, seandainya sistem pengolahan dimainkan, tentunya membutuhkan sumber daya manusia yang berkompeten,” ujarnya tiba-tiba.
“Kau ingin berkata, bagaimana cara mendapatkan sumber daya manusia berkompeten, tidak mungkin hanya bercerita tentang perusahaan beserta para ceo, juga pemerintah untuk mengambil tindakan ini.” kalimatku mengerti jelas ucapannya.
“Itulah yang sedang ingin kupertanyakan pak,” balasnya.
“Inti permasalahan untuk kekayaan alam adalah pengolahan, jadi, hal paling terpenting sekarang adalah penerapan serta pergerakan. Dunia SDM dengan kualitas tertentu bisa didapatkan dalam permasalahan pengolahan melalui beberapa tahap. Intinya adanya kemauan untuk pergerakan.” penjelasanku terhadapnya.
Mengungkapkan apa yang menjadi salah satu titik permasalahan dari perjalanan pengolahan, pergerakan, bahan mentah, sumber kekayaan alam yang juga berhubungan dengan dunia perusahaan lokal dan banyak orang. Membaca tulisan Nara, membuatku mengerti arti sebuah area tertentu yang sedang kujalani.
Karakter Tegas...
Belajar membuat sebuah perubahan melalui beberapa alur tertentu dengan memainkan irama tersendiri. Sebuah penyataan membuat seseorang harus memahami beberapa situasi. Ketegasan terhadap sesuatu hal, dapat begitu menyakitkan. Bahkan saat ketegasan memainkan peranannya, banyak orang akan pergi menjauh atau membenci karakter yang sedang dilakoni. Berhadapan dengan karakter ini, membuat mereka di sekitar dapat saja berpikiran negatif terhadap diri sendiri.
Karakter ini, dapat dipandang oleh beberapa orang tertentu, bahwa mereka ingin berusaha dijatuhkan atau berpikir tentang adanya suatu sifat iri hati. Pada hal tidak sama sekali, semata-mata hanya untuk mengatakan tentang letak suatu yang harus dijalankan. Lebih baik memperlihatkan sesuatu yang menyakitkan, namun, terjadi perubahan dan pembentukan. Dibandingkan, melakukan berbagai hal mengenakkan semua mata, namun, pada dasarnya membawa ke sebuah jurang kehancuran bahkan maut terus saja bermain. By. Nara...
Melalui kehidupan tanpa dirinya, segala sesuatunya terlihat hambar. Belajar hidup apa pun keadaanku sekarang, terus berjuang mencari keberadaan Nara. Tetap melakukan kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh Nara sebelumnya, tanpa seorangpun menyadari semuanya termasuk mami. Mengirimkan dana pembangunan rumah sakit sederhana, namun berguna bagi kaum lemah di pedalaman secara tersembunyi. Memperbaiki jalan-jalan rusak di beberapa pelosok desa hingga mereka dapat melakukan aktifitas keseharian. Membangun sekolah demi masa depan banyak anak di suatu pelosok pedesaan. Melakukan semuanya itu, tanpa pernah seorangpun menyadari.
Tangan, kaki, terlebih hatiku belajar memainkan iramanya di suatu tempat. Cukup Tuhan dan saya saja yang menyadari tentang pemberian di tempat tersembunyi bagi mereka. Dia mengajarkanku tentang perjalanan seperti ini, tentang arti pemberian penuh ketulusan.
“Tuhan, pasti ada sesuatu, tidak mungkin Nara menghilang begitu saja,” tiba-tiba saja air mataku terjatuh. Untuk kesekian kalinya, jantungku kembali sakit begitu saja tanpa sebab. Menurut dokter, kondisi jantung saya sekarang tidak ada permasalahan bahkan telah dinyatakan sehat tanpa kelainan sedikitpun.
Berusaha menahan rasa sakit pada area jantungku, duduk di sekitar danau seperti biasa. Mataku dikejutkan oleh seseorang yang memiliki wajah begitu mirip Nara, melewatiku begitu saja. Seakan dia tidak mengenaliku sama sekali...
“Nara, Nara, Nara...” teriakku terus mengejarnya sambil berusaha menahan rasa sakit pada jantungku. Terus berlari mengejar Nara, tanpa memperdulikan jalan raya beserta kendaraan berjalan lalu lalang di sekitarku.
“Tuhan, kenapa dia tidak mengenalku sama sekali?” jeritan hatiku begitu perih, seolah Nara tidak mengenaliku sama sekali.
“Apa yang terjadi pada dirinya, ataukah dia mengalami kecelakaan hingga hilang ingatan,” teriakanku tanpa memperdulikan seorangpun di sekitarku.
“Hey, mau mati yah?” teguran seseorang dari sebuah mobil , hampir saja menabrakku.
“Kalau mau mati, jangan disini bossss,” ucapan seorang pria paruh bayah sedikit lagi menabrak tiang berusaha menghindari mobilnya dariku. Tanpa memperdulikan ucapan mereka semua, berusaha bangun untuk berlari mencari keberadaan Nara. Terus berusaha bertanya kepada semua orang di sekelilingku tentang keberadaan Nara. Tidak seorangpun mengetahui siapa Nara dan apa pun tentangnya.
“Kenapa...” Amarahku meledak...
Apakah hidupku sekarang terlihat begitu menyedihkan,tanpa dia sekarang? Pertanyaan demi pertanyaan terus saja menghantui pikiranku, kenapa, mengapa,ada apa dan kalimat tanya membungkus nafasku. Nara sama sekali tidak mengenaliku, berlalu begitu saja di depanku setelah sekian tahun...
Tanpa sengaja melihat sosok pria tidak asing lagi pada pemandanganku. Itu benar Denils dan saya sangat mengenal suaranya. Berusaha mengejar untuk mencari bukti tentang keberadaan Nara sekian tahun menghilang. Seakan ada sesuatu tersembunyi yang sedang terjadi, tapi, saya sama sekali tidak pernah bisa menyelesaikan teka teki tersebut.
“Itu Nara...” kalimatku perlahan berusaha menahan diri. Melihatnya berjalan bersama Denils penuh kebahagiaan. Terlihat begitu bahagia, tidak terlihat kesedihan terpampang pada wajah mereka. Apakah Nara lebih memilih hidup bersama Denils dibandingkan diriku? Tiba-tiba saja air mataku kembali terjatuh. Saya benar-benar terlihat begitu menyedihkan bahkan terlalu cengeng. Gadis paling berharga dalam duniaku hidup bersama dengan pria lain, tanpa pernah mengetahui alasannya secara tiba-tiba memutuskan sepihak. Sakit pada sekitar jantungku kembali kurasakan seketika.
“Tuhan...” Jeritan hatiku begitu perih bahkan terlalu perih...
Perasaan yang terlalu mendalam membuat hati sangat perih saat melihat seseorang yang disayangi bersama dengan orang lain. Kenyataan harus diterima sekalipun menyakitkan, apa bila Tuhan berkata  bahwa orang yang disayangi untuk orang lain dan bukan untuk diperjuangkan sehingga dapat meraih genggaman tangannya.
Saat perasaan tersebut tersimpan mendalam dalam hati dan membuat kesakitan yang terlalu hebat hingga air mata harus mengalir disebuah ruangan sunyi yang seorangpun tidak pernah menyadarinya. Apabila tidak mendapat perhatian dan genggaman tangannya rasa perih akan selalu membungkus langkah kaki pada saat itu.
“Tuhan, sekian tahun mencari keberadaan dia,” ucapanku mencurahkan segala isi hatiku dalam sebuah kamar kecil, tidak lain adalah rumah Nara sebelumnya.
“Saat mataku melihatnya, ternyata dia bersama dengan pria lain bahkan terlihat begitu bahagia tanpa kesedihan sedikitpun. Begitu sakit bahkan jauh lebih menyakitkan dibandingkan apa pun juga.” curahan hatiku.
Kenapa Nara tidak mau bertemu denganku? Apakah ada kesalahan yang tidak bisa dimaafkan olehnya hingga membuat dia pergi menjauh dari duniaku? Bahkan untuk menengok rumahnya saja, tidak pernah ada dalam benaknya. Setelah peristiwa pertengkaran hebat di kampus beberapa tahun lalu, Denils dan Nara juga menghilang dalam sekejap.
Berusaha menenangkan diri dengan berjalan memasuki sebuah gereja tidak jauh dari rumah Nara. Tidak tahu harus berucap, hanya terdiam dengan mata terpejam dalam gereja tersebut. Hal yang tidak pernah ingin kulakukan untuk beberapa saat adalah membuka mata, serta mengetahui kebenaran sesungguhnya. Hanya memejamkan mata, itulah duniaku sekarang.
“Andaikan saat itu aku dapat mengendalikan diriku, tanpa harus berkata-kata maka dia tidak akan pernah pergi menjauh dari pandangan mataku. Andaikan saat itu, aku berusaha mengejarnya saat dia berlari sekencang-kencangnya pastinya mataku masih dapat memandang wajahnya.” Isi doaku setelah terdiam selama beberapa jam di dalam gereja.
Belajar memahami berbagai badai yang sedang berjalan seiring penyeberangan lautan. Menjadi seorang pribadi dalam memancarkan sinarnya, bagi mereka yang terluka, terluka oleh karena goresan dengan tancapan terlalu kuat, bagi dunia banyak anak hingga membuat warna-warna pelangi, menjadikan perjalanan mereka dengan aliran air mata begitu hidup melalui kekuatan doa dan membentuk senyuman pada wajah mereka.  Tuhan , aku ingin melakukan segalanya bersama dengan dia...bantu aku Tuhan.
“Dia mengajarkanku banyak hal, namun, setelah sekian tahun dia menghilang hingga akhir cerita mataku melihatnya bersama pria lain.” Kata demi kata keluar begitu saja dari mulutku.
Tuhan, kenapa secara tiba-tiba jantung Reynand akan berdetak kencang setelah menyebut namanya. Saat duniaku berada dalam kesepian, saat memandag lukisan wajahnya, saat berusaha untuk mencari sesuatu yang akan selalu berkaitan erat dengan dia...Apa yang sebenarnya terjadi?
Dan kenapa saat air mataku terjatuh secara tiba-tiba jantungku begitu sakit bahkan terlalu perih...sulit untuk dilukiskan oleh apapun juga. Siapa yang memahami segala sesuatu yang terjadi dalam duniaku saat ini? Gadis yang begitu berharga bagi perjalananku dan merupakan pelita dalam duniaku secara tiba-tiba pergi dan menghilang. Serta disisi lain setelah operasi berjalan seperti ada sesuatu dalam duniaku yang terlalu sulit untuk dilukiskan.
“Tuhan, buat hidupku bahagia bersama dengannya,” suara seorang gadis mengalihkan perhatianku sekarang. Tanpa sadar ternyata seseorang telah berdiri lama pada baris kedua dari barisan kursi dari gedung ini. Membuka mataku perlahan-lahan untuk mengetahui siapa gadis di belakangku, suara itu seperti tidak asing lagi di pendengaranku. Sedikit menengok ke arah belakang, tanpa diketahui olehnya.
“Nara...” suara hatiku kembali berbalik ke depan sebelum kedua matanya terbuka untuk menghentikan doanya.
“Dia sama sekali tidak mengenaliku,” suara hatiku bermain sekarang. Duniaku terlihat menyakitkan bahkan mengerikan.
“Kau sudah selesai mencurahkan isi hatimu kepada Tuhan?” Itu suara Denils bertanya kepada Nara.
“Reynand,” ucapan Denils langsung mengenalku hanya melihatku dari belakang.
BAGIAN SEPULUH...

DENILS...
Sekian tahun tidak melihat dirinya, sekarang bertemu dalam sebuah gedung gereja tanpa pernah ada perjanjian sebelumnya. Apakah ini pantas dikatakan sebagai cinta segitiga, antara aku, Reynand, dan Nara? Terdiam untuk beberapa saat, tanpa pernah bisa mengucapkan kata-kata sedikitpun.
“Denils, siapa dia?” pertanyaannya terlihat terkejut melihatku menyapa seseorang.
Ingatan akan peristiwa beberapa tahun lalu kembali terngiang di hadapanku, bahkan sayapun tidak pernah melupakan kejadian tersebut. Bagaimana seorang Reynand sedang berperang melawan maut dikarenakan penyakitnya.
“Sekian tahun kita tidak bertemu?” ucapan Reynand berusaha bersikap setenang mungkin.
“Ternyata Nara lebih memilih berada di sampingmu selama ini,” raut wajahnya memperlihatkan rasa perih begitu mendalam. Sepertinya Reynand tidak menyadari tentang sesuatu hal selama bertahun-tahun. Seorang ibu berjalan ke hadapanku terbungkus isak tangis dan tidak lain adalah orang tua Reynand. Menceritakan keadaan anaknya, bahkan rahasia terpendam masih tersembunyi begitu kuat.
FLASH BACK...
Tidak sengaja, melihat Reynand dilarikan masuk ke ruang UGD, ketika sedang menjaga papiku di rumah sakit tersebut. Mencari tahu mengapa dirinya berada di ruang tersebut hingga harus terbungkus oleh berbagai alat-alat medis.Mengetahui sesuatu terjadi dalam kehidupan Reynand disertai suatu penyakit kelainan jantung menerpa dan membungkus dunianya.
“ Tuhan, apa yang harus aku perbuat saat ini?“ Pertanyaanku di dasar hati melihat Reynand dalam keadaan tidak sadar. Mengingat setiap ucapan Reynand saat berjalan didepanku sambil memegang Nara dengan begitu erat. Membayangkan pandangan mata Reynand saat memegang erat tangan Nara serta setiap ucapan yang keluar dari bibir mulutku...
Aku minta maaf karena gadis yang kucintai tidak akan pernah bisa untuk kuberikan ataupun kuserahkan dalam langkah kakimu. Aku tahu, kita berdua sama-sama menyukai gadis yang sama dan bagaimanapun serta situasi bagaimanapun duniaku dapat mengenal perasaanmu seperti apa.” Ucapannya didepanku dengan begitu banyaknya mahasiswa/i disekitarnya. Dan bahkan satu gedung kampus menyaksikan seluruh ucapan Reynand terhadap Denils.
Tuhan, ampuni aku atas tiap hal yang kulakukan...Perkataan Reynand betul bahwa aku pasti bisa mendapatkan yang lebih dibanding berusaha mengejar seseorang yang tidak pernah menatapku sedikitpun. Berusaha menemukan keberadaan Nara bahkan merelakannya untuk Reynand.
 Menyadari dunia Nara hanya untuk Reynand dan tidak akan ada tempat bagi perjalanan kehidupannya. Berusaha menemukan keberadaan Nara demi Reynand yang sedang berjuang antara hidup dan mati dari titik kehidupannya.
   “Tuhan, bantu aku menemukan dia minimalnya untuk menebus segala kesalahan yang telah kulakukan...” Perkataanku sambil mengemudikan kendaraannya. Hingga akhirnya, mataku terarah pada sosok dari seorang gadis dan tak lain adalah Nara, sedang berjalan pulang menuju rumahnya. Kecepatan tinggi kumainkan saat mengemudikan kendaraannya serta berhenti di depan Nara. Dari mobil keluar dan secepatnya menarik tangan Nara tanpa mengatakan sesuatupun. Nara ketakutan dan tidak dapat mengucapkan sesuatu katapun. Hingga pada akhirnya Nara disadarkan oleh sesuatu hal saat kendaraanku berhenti depan rumah sakit.
 “Reynand...” teriak Nara secara tiba-tiba dia tersadar oleh Reynand tanpa penjelasanku  sedikitpun. Dia berlari kuat dan sekencang-kencangnya...mencari tempat perawatan seorang yang begitu berharga dalam dunianya.
“Tuhan, aku tidak mau terjadi sesuatupun dalam dunia Reynand...bangunkan Reynand secepatnya dan sadarkan Ia kembali, ini semua kesalahanku“ teriakan menggema di telingaku ketika berusaha mengejarnya.
   “Reynand, membutuhkan transpalasi jantung secepatnya...ada kemungkinan Ia masih dapat tertolong dan memiliki kehidupan.“ Perkataan dokter terhadap seorang ibu. Nara mendengar pembicaraan mereka dari sudut ruangan pintu secara tersembunyi. Mengingat senyuman dan setiap perkataan yang Reynand ucapkan. Belajar untuk menjadi menara dan pelita kehidupan ditempat tersembunyi dimana seorangpun tidak akan pernah tahu dan menyadarinya. Bagaimana Reynand dengan penuh kesabaran melakukan berbagai hal...
”Tuhan, Reynand harus memiliki kehidupan.” Air mata Nara mengalir. Pertama kalinya melihat Nara menangis serta berkata-kata hanya demi seorang Reynand.
   “ Dokter, aku mau mendonorkan jantung yang kumiliki untuk Reynand,” Ucapan Nara secara mengejutkan.
 “Tapi, kamu yakin atas segala yang akan kamu lakukan...sedangkan pada saat jantung dalam dirimu diambil, kamu tahu resiko seperti apa? Duniamu tidak akan pernah melihat sinar cahaya kehidupan.“ Ucapan dokter berusaha menjelaskan sesuatu.
Nara terdiam sesaat dan tersadar atas hal yang dilakukannya...”Aku tahu apa yang akan terjadi dalam perjalananku berikutnya dan aku siap untuk berkorban.”  Perkataan Nara sekali lagi berkata-kata. Oleh karena Nara secara terus-terusan memaksa dan siapapun tidak dapat berkata-kata termasuk ibu dari Reynand, termasuk diriku serta dokter. Pemeriksaan akhirnya dilakukan untuk mencocokkan kondisi jantung antara Reynand dan Nara.
 “Reynand, kelak kalau matamu tersadar...dengarkan aku ingin kamu menjadi sebuah menara dan pelita bagi mereka ditempat tersembunyi dimana tidak seorangpun menyadari dan mengenalnya.” Ungkapannya di samping Reynand, berusaha memegang erat tangan Pria yang begitu dicintainya.
“Begitu besarnyakah rasa sayang Nara untukReynand, tanpa pernah menyisahkan sedikitpun buatku di hatinya?” bisikan hatiku memandang Nara...
 “Jantungku akan terus berdetak dalam langkahmu apapun yang terjadi, sehingga nafasmu memahami berbagai hal didalamnya. Kamu harus hidup...apa pun yang terjadi dan satu hal, jangan pernah menyesali sesuatu yang terjadi karena saat itu aku sudah berada dalam sebuah dunia dimana kakiku menginjakkan dan berpijak pada lautan emas.” Kembali ucapannya.
“Rumahku dan istanaku terbuat dari emas bahkan terlalu indah pada pandangan mata, jadi jangan pernah mengalirkan aliran air mata yang begitu deras. Langkah kakiku selalu berpijak pada tanah yang terbuat dari emas murni. Jangan pernah biarkan langkahmu terhenti hanya karena pandangan matamu tidak akan pernah melihatku. Jantungku ada bersamamu, dan kamu akan tahu seperti apa detakan jantungku selalu berdetak begitu kuat saat berada didalammu.“ Perkataannya Nara lagi dan lagi, terus memegang tangan Reynand tanpa melepasnya sedikitpun.
   “Nara, kenapa kamu mau melakukan hal seperti ini...jangan biarkan masa depanmu tidak melihat kehidupan.” Ucapan seorang ibu. Nara menatap wajah seorang ibu didepannya dan sesaat kemudian tersenyum...
”Aku tahu dengan apa yang kulakukan. Bagiku, Reynand harus melakukan berbagai hal dibandingkan duniaku dan bukan berarti masa depanku lenyap tidak akan pernah melihat kehidupan oleh karena sesuatu yang kulakukan. Justru, aku melakukan hal seperti ini karena jantungku akan selalu berdetak kuat dalam area perjalanan Reynand kapanpun juga. “ Pernyataan seorang Nara karena dia sadar akan segala hal yang dilakukannya.
   “Denils, benar yang dikatakan Reynand kamu memiliki kehidupan yang sempurna jadi siapapun bisa kamu dapatkan...Jadi, aku percaya kelak ketika waktu itu berbicara seseorang yang jauh lebih baik akan datang dalam perjalanan kehidupanmu.” Perkataan terakhir Nara untukku.
   “Ta..ta...ta...pi Nara.” tidak bisa menerima sesuatu hal akan terjadi terhadap Nara.
“Denils, hingga waktu itu berbicara dan dia akan tersenyum memperlihatkan dirinya.” Ungkap Nara dengan tersenyum.
“Tidak seperti ini caranya Nara, aku rela Reynand memilikimu. Tapi, untuk masalah seorang Nara mengorbankan jantungnya...aku tidak akan pernah bisa menerima.” Bentakku.
“Inilah yang dinamakan sebuah cinta sejati, bahkan rela mengorbankan dirinya demi seseorang yang begitu berarti.” Kata-kata Nara.
“Segitu berartinyakah Reynand dalam duniamu, dan tidak terdapat sedikit saja tempat buatku.” Tangisku.
“Jangan pernah kecewa, hanya karena seorang wanita tidak bisa diraih oleh genggaman tanganmu...Duniamu belum berakhir, justru langkah kakimu harus membuktikan sesuatu hal bahwa kamu adalah pemenang dari tiap permasalahan dari lingkaran kehidupanmu.“ Ucapan Nara terhadapku yang terus menangis. Mulutku tidak dapat mengungkapkan sesuatu pun akan segala hal yang dilakukan oleh Nara.     
   Detik-detik Nara memasuki kamar operasi dan untuk terakhir kalinya sepasang matanya memandang Reynand. “Tuhan, lindungi dan bungkus perjalanan Reynand apa pun yang terjadi dalam lingkaran kehidupan dimana kakinya berpijak. Reynand mempunyai sinar yang memancar secara luar biasa bagi mereka yang berada dalam aliran air mata, penderitaan, kepedihan, luka oleh karena goresan, dan beberapa hal lain. “ Doa Nara untuk terakhir kalinya menggema begitu jelas di telingaku.
“Tuhan, Balut luka hatinya saat dia terbangun dan menyadari sesuatu yang sedang terjadi.” Kata-kata Nara dengan air mata mengalir.
“Reynand pasti bisa tetap tersenyum dan kuat saat Nara tidak bersamamu lagi.” Sekali lagi dia berkata-kata hanya untuk Reynand seorang bukang diriku.
Mencintai seseorang dan mengorbankan sesuatu di dalam diri hanya untuk melihat nafas kehidupan dan senyuman pada wajahnya. Melihat seorang Reynand dapat menikmati matahari terbit dan terbenam merupakan hal paling berharga dalam perjalanan Nara. Rasa sayang dan cinta Nara jauh lebih besar, hingga membuat dirinya mengorbankan jantungnya hanya hanya demi melihat Reynand dapat memandang matahari yang sedang terbit dan terbenam.
“Jika kamu bangun dan tidak melihatku, jangan pernah membiarkan hatimu terus hidup dalam luka. Nara tetap menyatu dengan dunia Reynand, oleh karena salah satu organ tubuhnya berada di dalam dirimu.” Air mata Nara mengalir saat sedang berada dalam sebuah ruang operasi pencangkokan. Reynand tetap hidup dan jangan pernah menyalahkan keadaan tentang sesuatu yang terjadi dalam perjalan ke depan. Keinginan Nara hanya ingin melihat pria yang dicintainya dapat menikmati warna warni pelangi dalam dunia ini.
FLASH BACK...
“Andai kata saat itu,” ucapanku mengingat memory kemarin. Rasa iri pada Reynand menancap kuat untuk beberapa saat. Semua orang berusaha menutupi beberaa hal dari kehidupan Reynand hingga kondisi kesehatan dalam dirinya pulih secara total. Reynand tidak pernah mengetahui ataupun menyadari, sesuatu yang terjadi. Dimana Nara mengorbankan dirinya untuk memberikan kehidupan luar biasa.
“Kalau saja waktu dapat diputar kembali...Seandainya saat itu aku tidak melihatmu tidak sadarkan diri dan berada terbaring di rumah sakit...Andaikan...” Ucapanku terus menangis terisak-isak.
 “Maksud kamu apa” pertanyaan Reynand tidak mengerti...
“Dan kenapa berkata seandainya waktu dapat diputar...?” pertanyaannya kembali. 
Berteriak sejadi-jadinya, hanya dengan melakukan hal seperti itu maka kepedihan hatiku dapat hilang sekalipun hanya sedikit. Reynand tidak pernah menyadari sesuatu hal yang terjadi saat Ia sedang berada di rumah sakit.
“Kalau saja aku tidak melihatmu dan tidak mengetahui penyakitmu yang sebenarnya...Tentunya kakiku tidak akan melangkah berusaha mencari dia, hingga akhirnya kutemukan.” Tangisku begitu keras.
“Gadis di depanmu sekarang bukanlah Nara,” ujarku terhadap Reynand.
“Dia hanya gadis yang memiliki kemiripan wajah sama persis dengan Nara,” sahutku lagi. Pasti dia sempat berpikir, kalau Thania adalah Nara. Setelah proses pemakaman Nara berakhir, saya lagsung meninggalkan negara ini. Di luar negeri, saya bertemu dengan Thania tanpa pernah direncanakan sebelumnya. Keberadaan Thania menjadi penghiburan tersendiri buat duniaku. Sampai detik inipun, saya belum pernah bisa melupakan seutuhnya perasaanku terhadap Nara.
“Maksud dari ucapanmu apa?” Reynand belum menyadari seduatu hal.
“Ketika membawanya ke rumah sakit dia terus terdiam dan aku tidak berkata apapun, hingga saat mobil berhenti didepan rumah sakit secara tiba-tiba dia tersadar kalau kamu yang berada disana sedang tidak sadarkan diri. Tanpa harus bercerita dia sudah tahu dan segera berlari. Sampai akhirnya, dia sendiri mengorbankankan jantungnya hanya untuk seorang Reynand.” Menjelaskan kejadian sebenarnya kepada Reynand.
“Itu semuanya bohongkan.” Ucap Reynand tidak percaya.
“Dia tidak dapat melihat kembali matahari saat terbit dan tenggelam hanya untuk seorang Reynand. Dan kalau saja, waktu dapat diputar kembali...Aku tersadar segala yang dilakukannya...aku tidak akan pernah membawanya ke rumah sakit.” Kalimatku masih marah dan tidak tahu harus berbuat apapun.
BAGIAN SEBELAS...

REYNAND...
Hatiku menjadi hancur, seluruh tubuhku lemas mendengar kalimat-kalimat penejelasan Denils. “Kenapa, mami berusaha menyembunyikan hal ini dari duniaku” Ucapanku sangat marah.  Tidak dapat berkata-kata apapun, tanpa berbicara apapun. Bahkan hingga sebuah pukulan yang akan mengarah ke wajahku kubiarkan. Namun seolah ada sesuatu yang menahan Denils hingga tidak melakukan hal tersebut.
 “Kembalikan Nara...kembalikan Nara...kenapa dia harus berkorban demi duniamu.” Teriakan Denils menggoncangkan seluruh tubuhku. Aku hanya terdiam dan tidak membalas apapun yang diperbuat oleh Denils.
   “Kenapa harus Nara yang jadi korban...” Teriakan Denils seolah tidak dapat menerima kenyataan atas kepergian Nara.
Setiap menyebut Nama Nara dalam doaku, secara tiba-tiba jantungku akan kembali berdetak kencang...Tidak dapat melukiskan segala yang terjadi oleh detakan jantung yang begitu keras. Dan setiap rasa rindu menginginkan gadis kekasih hati, untuk yang kesekian kalinya jantungnya akan kembali berdetak kencang dan begitu keras. Saat membaca tulisan-tulisan Nara secara berulang kali jantungnya akan berdetak kencang seolah ingin menjelaskan sesuatu hal. 
Detak jantung berdetak kencang dan terlalu kencang...Akhirnya, menyadari jantung yang menyatu dalam tubuhku. Seolah jantung Nara, tidak menginginkan Kehidupan dari seorang Reynand terus berlarut dalam aliran air mata dan kepedihan. Disaat air mataku terhenti, maka rasa sakit secara luar biasa tiba-tiba menghilang dalam dirinya. Berjalan pulang ke rumah dengan wajah yang lemas, sepasang mataku bengkak oleh karena air mata.
“Anak mami sudah pulang...” Ucapan mami. Menatap maminya dan memperlihatkan wajah benar-benar penuh amarah...
”Kenapa mami tidak menjelaskan sama Reynand” Teriakanku melengking hingga membuat mami ketakutan.
  “Menjelaskan apa...anak mami pulang kenapa tiba-tiba seperti ini” pertanyaan mami kembali. Memukul cermin begitu keras hingga aliran darah segar mengalir begitu saja.
“Reynand...jangan seperti ini.” Teriakan mami ketakutan melihat tangan anaknya.
   “Mami kenapa tidak pernah jujur kalau jantung yang ada dalam tubuh Reynand milik Nara. Kenapa mami membiarkan Nara mengorbankan dirinya? Harusnya Reynand yang meninggal bukannya Nara...Kenapa mami, aku kecewa terhadap mami.” Ucapanku, rasanya terlalu menyakitkan melihat seseorang yang dicintai mengorbankan dunianya dengan cara yang seperti ini.
 “Nara terus memaksa...Reynand kamu tahu kan tidak mungkin mami tega berbuat hal semacam itu, Apa lagi mami tahu sifat Nara seperti apa?“ Tutur kata mami berusaha menenangkan diriku. Mami menjelaskan, kalau dengan sengaja berusaha meniru tulisan Nara karena tidak ingin melihatku menderita jika menyadari kejadian sebenarnya. Menulis surat agar berusaha mau melupakan Nara, itulah perbuatan terkeji dari mami.
“Bertahun-tahun mencari keberadaan Nara, pada akhirnya ternyata menyadari kalau dia mengorbankan dirinya buat Reynand,” jeritku di hadapan mami.
“Mami, aku tidak mau Nara pergi lebih baik Reynand saja yang meninggal saat itu...mami, aku sayang sama Nara tapi kenapa...?” teriakanku kembali. Secara tiba-tiba jantungnya begitu sakit dan terluka,berdetak kencang dan...Membuat seluruh nafas Reynand sesak...
”Reynand, anak mami...kamu tidak kenapa-kenapa?” pertanyaannya khawatir, berusaha memelukku. Aku terus saja menangis dan menangis, yang pada akhirnya jantungku semakin sakit dan terluka...
   “Ini buat Reynand...Sebelum masuk kamar operasi Nara menitipkan ini buatmu dan menyuruh untuk memberikannya buatmu setelah kondisimu membaik...Nara tahu hal seperti ini akan terjadi, sehingga dia melarang mami untuk berbicara langsung dan menunggu waktu yang tepat hingga kamu siap menerima kenyataan yang telah terjadi.“ Ucapan mami menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus dengan rapi. Tidak tahu harus mengucapkan apa, hatinya terluka hingga tidak tahu harus berbuat apa pun
. “Tuhan, andaikata waktu itu dapat diputar kembali” ucapanku terus menangis. Untuk beberapa saat tidak ingin diganggu oleh siapapun , terus berada dalam sebuah ruangan kamar dimana terdapat lukisan wajah Nara sejak SLTP hingga bangku kuliah. Rasa luka terus saja mempermainkan diriku. Membuka kotak pemberian Nara...Kotak tersebut berisi sebuah buku tulisan-tulisan tangan Nara yang terbaru dan pada bagian depannya tertulis kata yang menghibur Reynand...
” Untuk, Reynandku yang akan selalu mnejadi menara dan pelita di tempat tersembunyi tanpa seorangpun yang tahu dan menyadari...” Tulisan tangan Nara disertai sebuah gambar pelita pada sampul depan yang sengaja dibuatnya. Selain buku terdapat pula surat tulisan tangan Nara...
Untuk Reynand...
Saat kamu membaca surat ini, aku sudah tidak berada didepanmu dan tidak dapat melihat bagaimana cara Reynand berusaha untuk membuat Nara tersenyum. Aku bahagia, saat bersama Reynand karena hanya kamu yang bisa mengerti berbagai hal dalam duniaku. Jangan pernah menyesali segala yang kulakukan dan mengucap syukurlah dalam segala hal, sesakit apapun dan seluka seperti apapun langkahmu saat ini. Jangan pernah marah oleh karena segala yang telah kuperbuat. Aku tahu, Reynand dapat melakukan banyak hal dalam perjalanan kehidupan ditengah badai hebat pada penyeberangan lautan.
Menghibur dan mengobati luka mereka yang kehilangan kasih sayang dari siapapun terlebih pada dunia anak-anak tanpa mereka tahu. Reynand akan selalu memberikan sinar ditempat gelap apapun yang terjadi dan bagaimananpun luka dalam kehidupan perjalananmu. Karena Nara tahu, kalau Reynand akan selalu menjadi pelita dan memancarkan sinar bagi kehidupan mereka yang berada dalam luka, penderitaan, kesepian, penuh dengan aliran air mata, kegelapan dan jurang, dan banyak lagi. Melalui buku ini, Reynand akan lebih mengerti dan mengenal arti dari penyeberangan lautan ditengah badai hebat. Untuk terakhir kalinya Nara berdoa untuk Reynand...
”Tuhan, setiap Reynand menyebut nama Nara...buat jantung milik Nara yang berada didalam tubuhnya berdetak kencang. Tuhan, disaat Ia menangis buat jantung Nara menjadi sangat sakit dan terluka hingga Reynand berhenti menangis. Karena Nara tahu, air matanya akan terus mengalir” ucapan doa seseorang yang begitu menyayangimu.
   Kamu harus tahu dan selalu mengingat, bahwa penyeberangan tanpa badai hebat yang menyelimuti kehidupan ditengah lautan tidak akan pernah menghasilkan apa pun dan segala sesuatunya akan lurus dan terlihat biasa.  Namun, apabila dalam penyeberangan lautan luas diselimuti oleh badai hebat...maka akan menghasilkan emas murni yang tidak dapat dibandingkan dengan hal apa pun. Mengajarkan seseorang tentang seni kehidupan dalam langkah perjalanan. Jangan pernah lari dari sesuatu yang membentuk duniamu dan menjadikannya memahami berbagai jenis warna-warna kehidupan. Mengajarkan sesuatu yang tidak pernah disadari namun begitu hebat memancarkan sinar bagi perjalananmu. Membuat hidup lebih memahami kedewasaan, kematangan, iman, kasih, sinar, senyuman, canda, tawa,harapan, pelita, jalanan, keunikan, hati yang terbentuk, langkah kaki yang bagaimana ke depan.
                                                                                                                Nara...
Melakukan segala sesuatu saat bersama Nara adalah sebuah hal yang tidak ternilai. Langkah perjalanannya yang terus melangkah dan melangkah. Menjadi menara dan pelita ditempat tersembunyi tanpa seoranpun mengetahui dan menyadarinya. Mengajarkannya berbagai hal dalam dunianya tentang warna-warna kehidupan ditengah badai hebat dalam penyeberangan lautan.
  
TAMAT