PLASTIK SEBAGAI LIMBAH
Beberapa hari yang lalu, pemerintah
mengeluarkan sebuah peraturan akan
pembelian kresek/ kantongan plastik. Dalam peraturan tersebut akan
dikenakan biaya sebesar Rp. 200,- pada setiap supermarket dengan sebuah tujuan
tertentu untuk setiap kantongan plastik yang di gunakan. Tidak perlu di
jelaskan lagi tentang limpah sampah dengan mayoritas di dalamnya terdapat
plastik kresek. Guna mencegah limbah sampah yang bertumpuk dan bergunung-gunung
pada setiap daerah, akhirnya peraturan tersebut akan segera di berlakukan.
Dalam pembahasan saat ini, bahwa
pada dasarnya limbah plastik ini sangat bermanfaat bagi industri kerajinan,
desain pariwisata, dan desain sebuah gedung tertentu. Tergantung pada
pemahaman, sistem, tahapan yang akan di gunakan di dalamnya. Secara mendetail,
di mana hal tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan limbah sampah yang
begitu menumpuk/ menggunung pada setiap daerah.
Sebagai
contoh dalam sebuah desain gedung tertentu dapat menggunakan plastik-plastik
tersebut untuk memberikan sebuah seni tersendiri bagi pemandangan mata. Cara
kerjanya sangat sederhana, bungkusan plastik tersebut yang berasal dari
bungkusan deterjen, makanan, dan lain sebagainya sampai yang berbentuk kantong
plastik kresek di bersihkan. Setelah hal tersebut di kerjakan dengan
pembersihan secara mendetail, maka lakukan pemintalan.
Setelah
hal tersebut dilakukan, dilanjutkan ke tahapan penganyaman terhadap bahan-bahan
plastik tersebut dapat dibuat berbagai motif, yang kemudian memasuki proses
pengawetan melalui beberapa tahap. Desain dalam sebuah gedung dapat di
sesuaikan... salah satu contoh kecilnya adalah sebuah gedung perpustakaan dengan
desain berbentuk daun hijau segar. Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara
pembentukan gedung sejenis ini terlebih penggunaan kombinasi sampah-sampah
plastik yan telah mengalami proses? Pembentukan gedung tetap seperti biasa
dengan beberapa tahapan hingga terlihat
seperti daun pada pemandangan mata.
Pada
dasarnya di awali dengan mendesain sesuai konsep yang diinginkan, tahap
selanjutnya tetap seperti biasanya dengan cara membentuk gedung. Dalam tahap
pembentukan gedung tersebut menggunakan beberapa sistem sehinggga agar terlihat
seperti sehelai daun yang sedang terbang. Tetap menggunakan bahan seperti
biasanya, hanya saja pada tahap plesterannya dan proses pengecetan tidak perlu
lagi dilakukan. Pada tahap ini, langsung memasang hasil pengayaman dari plastik
yang sebelumnya memasuki proses pengawetan pada dinding-dinding gedung yang
telah di bangun dengan desain konsep daun menggunakan lem perekat. Kemudian,
gunakan kaca bening sehingga terlihat lebih rapi dan tahan lama. Baik pada
bagian luar dan dalam dari gedung tersebut, gunakan kaca bening sebagai bahan
pelapis.
Motif-motif
pada saat penganyaman dapat bervariasi, beberapa contohnya yaitu berbentuk
dedaunan, buku-buku yang sedang menumpuk di sebuah ruangan, dan lain
sebagainya. Yang menjadi pertanyaan, mengapa saya menggunakan desain dengan
konsep sehelai daun seakan terbang di udara untuk sebuah perpustakaan. Pada dasarnya
bercerita tentang otak manusia yang akan selalu mengambang di berbagai area
dalam dunia ini. Daun bercerita tentang kesegaran yang memikat mata semua orang
saat melihatnya. Jadi, kesimpulannya dimana otak manusia disimbolkan dengan sesuatu
yang mengambang. Dilain hal daun segar berbicara tentang wawasan, pola pikir,
pembentukan otak dari seseorang harus terus-menerus diasah melalui dunia
perpustakaan, sehingga menghasilkan kesegaran setiap saat. Sesuatu yang baru
akan terbentuk dalam pola pikir, wawasan, bahkan pembentukan otak seseorang
melalui buku-buku bacaan yang terdapat pada sebuah perpustakaan.
Seseorang
dapat dibutakan oleh sebuah pemahaman yang mengarah pada suatu jurang untuk
menghancurkan proses pembangunan dalam diri masing-masing pribadi. Namun,
melalui buku-buku bacaan seseorang dapat mengenal secara pasti bahwa pola pikir
dan jalan yang dilalui adalah sebuah kesalahan terbesar.
LIMBAH PABRIK
Bercerita
tentang limbah tentunya setiap individu akan mengarahkan pemikirannya terhadap
dunia industri dan perusahaan. Secara jelas berbicara tentang buangan yang
dihasilkan oleh karena hasil suatu produksi industri. Untuk saat ini saya ingin
bercerita tentang air limbah dari berbagai jenis industri dan dalam bentuk manapun juga. yang
menjadi pertanyaan bagaimana seharusnya untuk berpikir dalam proses penanganan
limbah industri hasil produksi masing-masing perusahaan? Tidak hanya sekedar
menerapkan satu sistem saja, melainkan membutuhkan sesuatu hal tersendiri dalam
tahap tersebut.
Perlu
diketahui bahwa dibutuhkan tentang pengolahan limbah cair bagi suatu negara.
Dan selama ini pengolahan tersebut telah dilaksanakan melalui beberapa tahap
tertentu oleh suatu negara. Adapun tujuan pengaturan pengolahan limbah cair,
dimana sebagai bentuk pencegahan pengotoran air permukaan seperti sungai,waduk,
rawa dan lain sebagainya. Selain hal tersebut, untuk menghindarkan pemandangan
dan bau tidak sedap. Bahkan pencegahan perkembang biakan bibit penyakit serta
vektor penyakit seperti nyamuk dan lain sebagainya merupakan salah satu tujuan
pengolahan limbah.
Saya
sangat tertarik terhadap pembahasan tentang limbah cair sebagai objek dari artikel
saat ini. Tentunya pembahasan limbah telah di kupas oleh berbagai area dari
suatu negara. Baik dari dunia pendidikan, perindustrian, media-media, dan lain
sebagainya. Saya sebagai penulis ingin mengemukakan pendapat tentang penanganan
limbah cair dari dunia perindustrian.
Hal
tersebut untuk menghindarkan pencemaran air bahkan bibit penyakit serta vektor
pembawa penyakit dan lain sebagai yang
saling berkaitan erat dengan hal-hal negatif untuk area tersebut. Permasalahan
limbah cair jika tidak mendapat penanganan serius dapat berakibat fatal.
Salah
satu hal yang dapat dilakukan untuk penanganan limbah cair dari dunia industri
saat ini, yaitu dengan menggunakan/memasang sejenis saluran atau pipa pada
masing-masing pabrik menuju suatu wilayah pembuangan limbah. Dengan kata lain,
seluruh perusahaan harus memansang saluran pipa pembuangan limbah dan akan
diarahkan pada daerah/wilayah penanganan limbah. Jadi, suatu propinsi harus
menentukan satu wilayah tertentu sebagai daerah tempat pembuangan limbah.
Sebagai
contoh, pengolahan air bersih ke seluruh rumah-rumah dan sekitarnya berasal
dari bendungan air ledeng/air bersih yang telah dikelola. Sama halnya dengan
cairan limbah pada masing-masing pabrik industri harus memiliki saluran air
seperti pipa air ledeng, namun diarahkan menuju area tempat pembuangan yang
telah ditentukan. Dan wilayah pembuangan limbah cair tersebut, dapat kembali
dikelola oleh negara untuk beberapa tahapan hingga tidak terjadi pencemaran
air. Bahkan cairan limbah di wilayah yang telah ditentukan dapat kembali
dikelolah kembali sebagai air bersih yang kembali disalurkan ke rumah-rumah dan
sekitarnya.
Jadi,
dengan kata lain bahwa suatu pabrik industri mempunyai tempat/bak penampungan
limbah yang kemudian mempunyai secara langsung saluran pipa menuju wilayah
pembuangan limbah cair tersebut. Seluruh perusahaan harus memiliki saluran
tersebut, kenapa? Untuk menghindari berbagai hal/ dampak negatif, beberapa
diantaranya pembuangan cairan limbah di
sembarang tempat, penggunaan kembali cairan limbah untuk pengolahan makanan di
mana sangat berdampak bagi kesehatan. Selain hal tersebut, terdapat pula
pencemaran air di berabagai tempat hingga membuat seluruh ikan-ikan mati secara
tiba-tiba.
Dalam
hal ini, saya sekali lagi menekankan bahwa hal ini hanya sekedar mengemukakan
pendapat sebagai penulis yang sangat prihatin oleh beberapa keadaan akibat
pembuangan limbah di sembarang tempat. Tidak hanya sekedar menulis, namun
memberikan solusi untuk mempermudah pengolahan cairan limbah industri seluruh
perusahaan. Kalau pun akan mendapat pandangan sebelah mata, saya sebagai
penulis tidak menjadi masalah untuk menerima hal tersebut. Sekali saya selaku
penulis membuat artikel tentang cairan limbah, hanya sekedar mengemukakan
pendapat dan bukan karena sok tahu sekali di mata siapapun juga.