Kamis, 25 Februari 2016

PLASTIK SEBAGAI LIMBAH

Beberapa hari yang lalu, pemerintah mengeluarkan sebuah peraturan akan  pembelian kresek/ kantongan plastik. Dalam peraturan tersebut akan dikenakan biaya sebesar Rp. 200,- pada setiap supermarket dengan sebuah tujuan tertentu untuk setiap kantongan plastik yang di gunakan. Tidak perlu di jelaskan lagi tentang limpah sampah dengan mayoritas di dalamnya terdapat plastik kresek. Guna mencegah limbah sampah yang bertumpuk dan bergunung-gunung pada setiap daerah, akhirnya peraturan tersebut akan segera di berlakukan.

Dalam pembahasan saat ini, bahwa pada dasarnya limbah plastik ini sangat bermanfaat bagi industri kerajinan, desain pariwisata, dan desain sebuah gedung tertentu. Tergantung pada pemahaman, sistem, tahapan yang akan di gunakan di dalamnya. Secara mendetail, di mana hal tersebut dapat mengurangi bahkan menghilangkan limbah sampah yang begitu menumpuk/ menggunung pada setiap daerah.

Sebagai contoh dalam sebuah desain gedung tertentu dapat menggunakan plastik-plastik tersebut untuk memberikan sebuah seni tersendiri bagi pemandangan mata. Cara kerjanya sangat sederhana, bungkusan plastik tersebut yang berasal dari bungkusan deterjen, makanan, dan lain sebagainya sampai yang berbentuk kantong plastik kresek di bersihkan. Setelah hal tersebut di kerjakan dengan pembersihan secara mendetail, maka lakukan pemintalan.

Setelah hal tersebut dilakukan, dilanjutkan ke tahapan penganyaman terhadap bahan-bahan plastik tersebut dapat dibuat berbagai motif, yang kemudian memasuki proses pengawetan melalui beberapa tahap. Desain dalam sebuah gedung dapat di sesuaikan... salah satu contoh kecilnya adalah sebuah gedung perpustakaan dengan desain berbentuk daun hijau segar. Yang menjadi pertanyaan bagaimana cara pembentukan gedung sejenis ini terlebih penggunaan kombinasi sampah-sampah plastik yan telah mengalami proses? Pembentukan gedung tetap seperti biasa dengan beberapa tahapan hingga  terlihat seperti daun pada pemandangan mata.

Pada dasarnya di awali dengan mendesain sesuai konsep yang diinginkan, tahap selanjutnya tetap seperti biasanya dengan cara membentuk gedung. Dalam tahap pembentukan gedung tersebut menggunakan beberapa sistem sehinggga agar terlihat seperti sehelai daun yang sedang terbang. Tetap menggunakan bahan seperti biasanya, hanya saja pada tahap plesterannya dan proses pengecetan tidak perlu lagi dilakukan. Pada tahap ini, langsung memasang hasil pengayaman dari plastik yang sebelumnya memasuki proses pengawetan pada dinding-dinding gedung yang telah di bangun dengan desain konsep daun menggunakan lem perekat. Kemudian, gunakan kaca bening sehingga terlihat lebih rapi dan tahan lama. Baik pada bagian luar dan dalam dari gedung tersebut, gunakan kaca bening sebagai bahan pelapis.

Motif-motif pada saat penganyaman dapat bervariasi, beberapa contohnya yaitu berbentuk dedaunan, buku-buku yang sedang menumpuk di sebuah ruangan, dan lain sebagainya. Yang menjadi pertanyaan, mengapa saya menggunakan desain dengan konsep sehelai daun seakan terbang di udara untuk sebuah perpustakaan. Pada dasarnya bercerita tentang otak manusia yang akan selalu mengambang di berbagai area dalam dunia ini. Daun bercerita tentang kesegaran yang memikat mata semua orang saat melihatnya. Jadi, kesimpulannya dimana otak manusia disimbolkan dengan sesuatu yang mengambang. Dilain hal daun segar berbicara tentang wawasan, pola pikir, pembentukan otak dari seseorang harus terus-menerus diasah melalui dunia perpustakaan, sehingga menghasilkan kesegaran setiap saat. Sesuatu yang baru akan terbentuk dalam pola pikir, wawasan, bahkan pembentukan otak seseorang melalui buku-buku bacaan yang terdapat pada sebuah perpustakaan.

Seseorang dapat dibutakan oleh sebuah pemahaman yang mengarah pada suatu jurang untuk menghancurkan proses pembangunan dalam diri masing-masing pribadi. Namun, melalui buku-buku bacaan seseorang dapat mengenal secara pasti bahwa pola pikir dan jalan yang dilalui adalah sebuah kesalahan terbesar. 
            

LIMBAH PABRIK

Bercerita tentang limbah tentunya setiap individu akan mengarahkan pemikirannya terhadap dunia industri dan perusahaan. Secara jelas berbicara tentang buangan yang dihasilkan oleh karena hasil suatu produksi industri. Untuk saat ini saya ingin bercerita tentang air limbah dari berbagai jenis  industri dan dalam bentuk manapun juga. yang menjadi pertanyaan bagaimana seharusnya untuk berpikir dalam proses penanganan limbah industri hasil produksi masing-masing perusahaan? Tidak hanya sekedar menerapkan satu sistem saja, melainkan membutuhkan sesuatu hal tersendiri dalam tahap tersebut.

Perlu diketahui bahwa dibutuhkan tentang pengolahan limbah cair bagi suatu negara. Dan selama ini pengolahan tersebut telah dilaksanakan melalui beberapa tahap tertentu oleh suatu negara. Adapun tujuan pengaturan pengolahan limbah cair, dimana sebagai bentuk pencegahan pengotoran air permukaan seperti sungai,waduk, rawa dan lain sebagainya. Selain hal tersebut, untuk menghindarkan pemandangan dan bau tidak sedap. Bahkan pencegahan perkembang biakan bibit penyakit serta vektor penyakit seperti nyamuk dan lain sebagainya merupakan salah satu tujuan pengolahan limbah.

Saya sangat tertarik terhadap pembahasan tentang limbah cair sebagai objek dari artikel saat ini. Tentunya pembahasan limbah telah di kupas oleh berbagai area dari suatu negara. Baik dari dunia pendidikan, perindustrian, media-media, dan lain sebagainya. Saya sebagai penulis ingin mengemukakan pendapat tentang penanganan limbah cair dari dunia perindustrian.

Hal tersebut untuk menghindarkan pencemaran air bahkan bibit penyakit serta vektor pembawa  penyakit dan lain sebagai yang saling berkaitan erat dengan hal-hal negatif untuk area tersebut. Permasalahan limbah cair jika tidak mendapat penanganan serius dapat berakibat fatal.

Salah satu hal yang dapat dilakukan untuk penanganan limbah cair dari dunia industri saat ini, yaitu dengan menggunakan/memasang sejenis saluran atau pipa pada masing-masing pabrik menuju suatu wilayah pembuangan limbah. Dengan kata lain, seluruh perusahaan harus memansang saluran pipa pembuangan limbah dan akan diarahkan pada daerah/wilayah penanganan limbah. Jadi, suatu propinsi harus menentukan satu wilayah tertentu sebagai daerah tempat pembuangan limbah.

Sebagai contoh, pengolahan air bersih ke seluruh rumah-rumah dan sekitarnya berasal dari bendungan air ledeng/air bersih yang telah dikelola. Sama halnya dengan cairan limbah pada masing-masing pabrik industri harus memiliki saluran air seperti pipa air ledeng, namun diarahkan menuju area tempat pembuangan yang telah ditentukan. Dan wilayah pembuangan limbah cair tersebut, dapat kembali dikelola oleh negara untuk beberapa tahapan hingga tidak terjadi pencemaran air. Bahkan cairan limbah di wilayah yang telah ditentukan dapat kembali dikelolah kembali sebagai air bersih yang kembali disalurkan ke rumah-rumah dan sekitarnya.

Jadi, dengan kata lain bahwa suatu pabrik industri mempunyai tempat/bak penampungan limbah yang kemudian mempunyai secara langsung saluran pipa menuju wilayah pembuangan limbah cair tersebut. Seluruh perusahaan harus memiliki saluran tersebut, kenapa? Untuk menghindari berbagai hal/ dampak negatif, beberapa diantaranya  pembuangan cairan limbah di sembarang tempat, penggunaan kembali cairan limbah untuk pengolahan makanan di mana sangat berdampak bagi kesehatan. Selain hal tersebut, terdapat pula pencemaran air di berabagai tempat hingga membuat seluruh ikan-ikan mati secara tiba-tiba.

Dalam hal ini, saya sekali lagi menekankan bahwa hal ini hanya sekedar mengemukakan pendapat sebagai penulis yang sangat prihatin oleh beberapa keadaan akibat pembuangan limbah di sembarang tempat. Tidak hanya sekedar menulis, namun memberikan solusi untuk mempermudah pengolahan cairan limbah industri seluruh perusahaan. Kalau pun akan mendapat pandangan sebelah mata, saya sebagai penulis tidak menjadi masalah untuk menerima hal tersebut. Sekali saya selaku penulis membuat artikel tentang cairan limbah, hanya sekedar mengemukakan pendapat dan bukan karena sok tahu sekali di mata siapapun juga.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar