MEMORY DALAM TIDUR LELAP
1.
Sang
pujaan hati...
Tiga
hari lagi merupakan sesuatu paling berharga dalam kehidupan Ryung Han untuk
titik tertentu di dalam areanya. Ryung Han salah satu dosen terbaik Korea
Universty akan segera melangsungkan pertunangannya dengan salah satu wanita Korea
paling tercantik. Tidak pernah membayangkan, sebelumnya bagaimana Ryung Han
berhasil merebut hati sang pujaan hati.
Membayangkan
perjuangan Ryung Han dalam mengejar dan merebut hati Mi Jee Kim benar-benar
mengharukan. Ryung Han membuat beberapa desain disuatu taman yang penuh dengan
bunga warna warni untuk membuktikan rasa sayang dan ketulusan hatinya. Tidak
sampai disitu saja, Ryung Han merelakan dirinya tersiram air hujan selama
beberapa hari, hanya demi merebut hati sang pujaan hati.
Disaat
sang pujaan hati harus bersedih oleh karena beberapa masalah disekelilingnya, Ryung
Han menggunakan berbagai cara untuk mengembalikan senyum pada wajah Mi Jee Kim.
Senyuman lebar dan rasa haru membungkus Ryung Han disaat gadis yang dicintainya
tanpa basah basih menerima lamarannya.
“Terima
kasih, karena kau mau menerima cincin lamaranku.” Mata Ryung Han berbinar-binar
memperlihatkan rasa bahagia dan sangat sulit untuk diungkapkan.
“Saya
yang harusnya berterimah kasih, karena mau mencintai gadis sepertiku.” Wajah Mi
Jee Kim merah merona.
“Kenapa
kau sampai mengucapkan hal seperti itu, pada hal kalau dipikir-pikir gadis
tercantik dari Korea adalah Mi Jee Kim bukan lainnya.” Pandangan mata Ryung Han
terus mengarah pada Mi Jee Kim yang terus menyembunyikan wajahnya dibalik pakaian tradisonal khas Korea.
“Karena
banyak hal...” suara pelan Mi Jee Kim sambil berlari masuk ke dalam kamarnya
dengan mimik wajah sangat malu.
“Mi
Jee Kim, kau mau kemana?” Tanya Ryung Han dengan wajah menampakkan senyum
kebahagiaan.
“Kakak
Mi Jee Kim malu-malu kucinng...” godaan ibunya dari dalam.
“Berhenti
menggodanya.” kalimat ayah yang baru beranjak dari sebuah kursi kebesaran
dilengkapi busana Korea menampakkan salah satu ciri khas dari negaranya.
Mi
Jee Kim merupakan salah satu gadis polos dari negara Korea, namun mempunyai
daya intelektual luar biasa dari siapapun juga. Tidak lama lagi akan segera
melangsungkan pernikahan dan menjadi nyonya Ryung Han secara sah.
Hari
ini wajah Ryung Han terlihat gugup dan detak jantung memompa dengan begitu
keras dan sangat cepat. Hari bahagia dimana sang pujaan hati sebentar lagi akan
bersanding dengannya. Sebulan setelah acara pertunangan, mereka akan mengadakan
prosesi pernikahan di salah satu gereja.
Mi
Jee Kim mengenakan Hanbok
berwarna kuning keemasan dan semakin mempercantik dirinya mengalahkan gadis
manapun di negara Korea. Kota besar
akan dipenuhi sukacita besar, oleh karena pesta besar-besaran sebentar lagi
akan terjadi. Dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, tidak sabar menunggu waktu
tersebut tiba.
“Selamat
yach Ryung Han atas pertunangan kalian.” Ucap beberapa tamu undangan dalam
ruangan gedung tersebut,
“Wow...diluar
dugaan semua ini akan terjadi.” Myung Ok masih merasakan bahwa pertunagan
didepan matanya hanyalah mimpi semata.
“Berhenti
menggoda saya.” Kalimat Ryung Han menepuk bahu sahabatnya.
“Saya
hanya tidak mempercayai, sahabatku sendiri tidak lama lagi akan segera
melepaskan masa lajangnya.” Teriak Myung Ok dengan mata membelalak.
“Ternyata
kakak iparku sangat cantik hari ini dengan warna Hanbok sangat
cocok menghias kulitnya.” Myung Ok memandang wajah Mi
Jee dengan senyuman. Antara Myung Ok dan Ryung Han sudah seperti kakak beradik
selain kisah persahabatan yang sudah bertahun-tahun telah berjalan.
“Myung
Ok, berhenti menggodanya kau membuat dia terus menundukkan kepala di balik hanbok yang dikenakannya.” Celoteh Ryung Han.
“Dengarkan,
sebentar lagi dia akan menjadi kakak ipar jadi untuk apa terus menampakkan
wajah malu.” Godaan Myung Ok semakin menjadi-jadi.
“Rupanya
kalian disini, Ryung Han dan Mi Jee cepat kembali ke dalam gertakan ayah Ryung
Han memerintahkan putra tunggal dan calon menantunya untuk segera kembali dalam
kerumunan orang banyak.
Ceramah
ayah didepan para undangan tamu untuk memberikan beberapa kata sambutan dalam
acara pertunangan tersebut mengundang tawa semua orang. Menampakkan senyuman
lebar dan sekali-sekali menggoncang perut banyak orang melalui beberapa humor
hanya sekedar menghibur para tamu undangan.
Tuan
Eun Hoon memperlihatkan wajah sangat bahagia melihat putra semata wayangnya
akan segera melangsungkan pernikahan.
“Sejak
kecil, Ryung Han harus hidup tanpa kasih sayang seorang ibu dan dengan
perjuangan saya membesarkannya. Banyak orang akan berpikir kehidupan seorang
anak tanpa kasih sayang dan belaian dari sang ibu, akan membentuk kepribadian
keras bahkan menghancurkan banyak hal dalam dunianya.” Kalimat tuan Eun Hoon
terhadap para undangan.
“Namun,
hari ini saya berhasil membuktikan pada negara Korea bahkan dunia bahwa anak
saya tetap berada pada area perjalanan yang masih sesuai dengan koridor Tuhan
dan belum terjadi penyimpangan sama sekali. tapi, disini saya bercerita tentang
tanpa kasih sayang ibu dikarenakan telah dipanggil oleh Tuhan dan bukan karena
perceraian. Dan akhirnya, Ryung Han telah bertunangan dengan sang pujaan
hatinya.” Lanjutan dari tuan Eun Hoon, hingga seluruh tamu undangan bertepuk
tangan riuh. Ryung Han sendiri tidak kuasa menahan air matanya, mendengar
setiap kalimat dari sang ayah.
Suasana
gedung tersebut dipenuhi oleh sukacita luar biasa dan tidak akan pernah
terlupakan sama sekali. Tuan Eun Hoon merupakan rektor dari university Korea dan pemegang salah
satu perusahaan terbesar yang sedang bergerak dalam dunia perdagangan...
“Mi
Jee, apakah kau sudah tidur?” bunyi pesan yang ditujukan kepada Mi Jee Kim
melalui BBM.
“Saya
belum tidur Ryung Han.” Balasan pesan WA
Mi Jee Kim.
“Ternyata,
tepat dugaanku kalau calon istriku belum tidur.”
“Ryung
Han, apakah kau sadar kalau saya sangat gugup menantikan prosesi pernikahan
kita sebulan lagi.” WA
Mi Jee Kim.
“Mi
Jee, kalau saya sendiri justru tidak bersabar menantikan waktu itu datang.
Semoga Tuhan mendengar doa saya untuk mempersingkat waktu.”
“Saya
juga tidak sabar menjadi nyonya Ryung Han Eun Hoon.”
“Benarkah?”
tulisan WA Ryung Han kembali.
“Saya
juga sedang berdoa, agar Tuhan membuat waktu itu berjalan dengan sangat cepat
sama seperti dirimu...”
“Mi
Jee, berarti kita berdua kontak batin luar biasa.”
“Ryung
Han, jauh didasar hati saya sangat bahagia.”
“Benarkah?”
“Ryung
Han, ada yang ingin saya tanyakan..”
“Katakanlah...”
WA Ryung Han,
“Tapi,
kau harus janji jangan marah.”
“Sejak
kapan saya memperlihatkan wajah marah.”
“Ryung
Han, setelah menikah nanti kau ingin memiliki anak berapa?”
“Berapa
yach?” tulisan Ryung Han.
“Saya
serius.”
“Sangat
banyak, kesimpulannya membentuk kesebelasan bahkan lebih dari kesebelasan.”
Jawaban Ryung Han melalui pesan.
“Wow...”
“Membentuk
tangga nada, hahahahaha...” tulisan Ryung Han.
“Sangat
menakjubkan.”
“Bahkan
melebihi kata menakjubkan.”
“Yang berarti ...”
“Kita
berdua akan memiliki keluarga besar, dikarenakan...” tulisan Ryung Han.
“Dikarenakan,
apaan coba...” Mi Jee Kim.
“Seperti
yang telah saya tuliskan sebelumnya, bahwa pasangan Ryung Han dan Mi Jee Kim
akan memiliki anak dengan jumlah kesebelasan.” Ryung Han.
“Kau
ini aneh, sekarang itu sudah bukan zamannya anak kesebelasan.” Tulis Mi Jee.
“Maksudnya?”
“Kalau
tahun-tahun kemarin, sebuah pernyataan mengatakan memiliki banyak anak berarti
akan mendapat banyak rezeki. Tapi, untuk zaman sekarang mempunyai banyak anak maka
kita berdua injak-injak leher saja.” Jawaban Mi Jee Kim.
“Whattttttttttttttttt....”
“Seperti
itulah, jadi adalah lebih baik membentuk keluarga berencana saja.” Tulis Mi Jee
Kim.
“Wow...sampai
segitu jauhnya yach pemikiran nyonya Ryung Han saat ini.”
“Dengan
kata lain dua anak cukup.” Tulisan Mi Jee kembali.
“Sudah
malam, besok lagi cerita tentang keluarga berencananya.” Ryung Han.
“Terserah...”
Mi Jee.
“Selamat
tidur”
“Kau
juga...” Mi Jee Kim.
“Masih
ada lagi yang ingin saya katakan.” Tulisan Ryung Han.
“Ada
apa lagi...?” tanya Mi Jee Kim.
“Jangan
ngambek gitu nyonya Ryung Han.”
“Saya
tidak ngambek, hanya saja malam makin larut dan sekarang dialog kita berdua
melalui WA belum terhenti sama
sekali. kalau seandainya kurang darah...secara otomatis sistem kekebalan
tubuhpun ikut bermasalah dong.” Tulis Mi Jee.
“Iyah
saya mengerti.”
“Katakanlah
dengan singkat, padat, dan jelas.” Tulis Mi Jee Kim.
“Semoga
malam ini dan setiap harinya kau selalu memimpikanku...”
“Hanya
saja mimpiku terlalu banyak
berbelit-belit mengelilingi dunia dulu.”
“Tidak
usah meledek nyonya Ryung Han.”
“Saya
akan berdoa pada Tuhan, supaya saya memimpikan tentang dirimu yang indah-indah
bahkan sangat indah malam ini.” Mi Jee.
“Kalau
begitu, saya juga akan berdoa pada
Tuhan sama seperti dirimu biar dapat memimpikan dirimu malam ini dan setiap
saatnya.” Tulisan Ryung Han.
Percakapan
dialog yang berkepanjangan melalui pesan WA,
akhirnya berakhir juga. Ryung Han berdoa pada Tuhan agar dapat memimpikan Mi
Jee dengan sangat indah. Hanya saja, dalam mimpinya bukan wajah Mi Jee yang
terlihat melainkan seorang gadis sederhana tanpa dapat melihat wajahnya.
Dalam
mimpinya, seakan ada sesuatu hal yang sedang terjadi hingga membuat gadis
tersebut terus menundukkan wajahnya dan sedang berdoa di suatu ruangan. Detak
jantung Ryung Han memompa dengan kecepatan tinggi dan sangat cepat saat
sepasang matanya melihat gadis tersebut. Dalam mimpi, Ryung Han berusaha untuk
melihat wajah dari gadis tersebut...akan tetapi, tidak pernah bisa untuk
melihat wajah gadis tersebut. Dia terus menundukkan kepalanya, seakan sedang
berdoa.
Terlihat
seseorang yang sedang terbaring dalam sebuah ruangan, akan tetapi, Ryung Han
tidak mengetahui siapa orang yang sedang berbaring ditempat tersebut. Seakan
ada sebuah suara yang mengatakan, tentang sesuatu dimana tidak dapat di
mengerti sama sekali oleh Ryung Han.
“Ryung
Han, jangan menilai seorang gadis melalui tampilan luarnya dan kecantikan
semata. Terkadang seorang gadis untuk hari ini, akan terlihat polos dan terlalu
baik. Namun, tidak ada yang menyadari setelah berada dalam ikatan pernikahan
suatu hari kelak.” Suara tersebut begitu jelas terdengar di telinganya.
“Ryung
Han, satu hal lagi yang harus kau ketahui bahwa kecantikan dari luar akan
luntur dan semuanya bersifat sementara. Namun, kecantikan dari dalam jauh
berbeda dibandingkan hal apa pun juga di dunia ini.” Lanjutan suara tersebut.
“Siapa
kau sebenarnya dan kenapa mengatakan hal-hal seperti ini terhadap kehidupanku.
Dan siapa gadis itu?” teriakan Ryung Han dalam mimpinya.
“Ryung
Han, hal yang harus kau lsayakan adalah berdoa sebelum mengambil sebuah
tindakan. Tentang gadis tersebut, suatu hari kelak kau akan tahu tentang
dirinya. Seiring berjalannya waktu, kau akan mengerti dan mulai mengenal
tentang gadis tersebut. Hanya saja, untuk saat ini belum waktunya.” Suara
tersebut kembali menggema dan terdengar jelas.
“Ryung
Han, semua mempunyai waktu untuk mengenal, memahami, menciptakan, dan segala
hal di dalam
langkahmu.” Kembali suara tersebut berbicara dan secara tiba-tiba Ryung Han
terbangun dari tidurnya. Seluruh tubuh Ryung Han penuh dengan keringat yang
membasahi wajah dan piyama yang dikenakannya.
Ryung
Han tidak dapat menyelesaikan kegiatannya
selama beberapa hari, akibat mimpi tersebut. Konsentrasi dalam melsayakan
rutinitas kesehariannya semuanya terganggu. Selama beberapa hari, dirinya terus
memperhatikan segala tingkah lsaya Mi Jee serta
apa yang dikerjakannya. Diam-diam mengikuti kemanapun calon istrinya bepergian,
tanpa diketahui oleh Mi Jee. Tidak terdapat sesuatupun bagi pemandangan mata
telah melsayakan penyimpangan di
hadapan
Tuhan.
Ryung
Han sendiri sangat bingung dengan sesuatu hal yang dialami olehnya, selama
beberapa minggu. Kepribadian Mi Jee tetap masih dalam batas sesuai dengan norma
dan tidak ada yang mengerikan dalam perjalalanannya. Terlalu sulit bagi
pemikirannya untuk memahami beberapa hal dalam langkah seorang Ryung Han saat
ini.
“Apakah
saya sedang melsayakan sebuah kesalahan dengan tetap mempertahankan Mi Jee Kim
sebagai psangan hidupku untuk selamanya.” Suara hati Ryung Han.
“Mi
Jee merupakan gadis Korea paling menarik perhatianku dan kepribadiannya tidak
terdapat penyimpangan. Lantas kesalahanku saat ini berada dimana, dan siapa
gadis tersebut yang berada dalam mimpiku.” Pikiran Ryung Han sangat kacau.
Dirinya terus merenung dalam sebuah ruangan kantornya setelah mengajar para
mahasiswanya di university of Korea.
“Tuhan,
bantu saya untuk menghadapi segala sesuatu di depan mata. Ataukah
jangan-jangan, ini hanyalah bunga-bunga tidur seperti kebanyakan orang alami
pada umumnya.” Gumam Ryung Han dengan intonasi pelan.
Ryung
Han sendiri sangat bingung dalam menentukan keputusan, dimana pernikahannya
hanya menghitung hari saja. Ryung Han terlalu mencintai Mi Jee dan tidak akan
pernah bisa melepaskan gadis tersebut sampai kapanpun.
Hati
dan mimpinya sangat berlawanan arah dalam langkah seorang Ryung Han. Mencintai
gadis didepan mata, dan harus memutuskan ikatan pernikahan tersebut hanya
karena sebuah mimpi sangat tidak masuk akal pemikirannya.
Baginya
Mi Jee Kim merupakan belahan jiwanya sampai kapanpun juga. sedangkan dalam
mimpinya tersebut dikatakan bahwa, seorang gadis polos dapat berubah untuk
beberapa keadaan tertentu oleh karena sesuatu hal.
Semakin
hari Ryung Han dibuat kebingungan oleh mimpi tersebut dan tentang kecantikan
yang bersifat sementara dan kekal. Mi Jee Kim merupakan gadis Korea paling
tercantik pada pemandangan matanya. Bahkan untuk menilai kepribadian seorang Mi
Jee, benar-benar sangat berbeda dari siapapun juga.
Mi
Jee Kim merupakan salah satu gadis Korea di kota Seoul dengan kepribadian yang selalu dipenuhi
senyuman, tidak pernah marah, sedikit pemalu, ceriah, dewasa, dan beberapa hal
lain sesuai dengan kriteria serta impian siapapun dari para pria di dunia ini.
“Ryung
Han, apakah telah terjadi sesuatu denganmu?” tanya Mi Jee Kim secara tiba-tiba
saat sedang bersama dengan Ryung Han.
“Ryung
Han...Ryung Han...Ryung Han..” tangan Mi Jee terus menepuk bahu calon suaminya
didepan untuk membangunkan Ryung Han dari lamunannya.
“Mi
Jee...sejak kapan kau datang dan berada di depanku saat ini.” Ucap
Ryung Han.
“Sejam
yang lalu...” jawaban Mi Jee Kim.
“Saya
minta maaf, tidak melihatmu di
depanku
saat ini.”
“Tidak
apa-apa, pasti kau lagi punya masalah tertentu.” Ujar Mi Jee Kim.
“Kebetulan,
ada masalah di kantor yang harus kuselesaikan sebelum prosesi pernikahan kita.”
Ryung Han berusaha membuat sebuah alasan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan
sedikitpun.
“Memangnya,
ada masalah apa dengan pekerjaan kantormu sampai-sampai tuan Ryung Han harus
mengalami rasa stres berkepanjangan seperti ini.” Pertanyaan Mi Jee Kim.
“Ternyata
rasa ingin tahu dari nyonya Ryung Han sangat besar sekali rupanya.” Ryung Han
membelai rambut panjang dari Mi Jee Kim.
“Wajar
saja saya harus tahu tentang masalah yang sedang dialami oleh tuan Ryung Han.
Karena dirinya merupakan seorang paling berarti dan berharga dalam perjalananku
apa pun yang terjadi.” Senyuman ketulusan terpancar di wajah Mi Jee Kim.
“Tuhan,
tidak terdapat sesuatupun hal-hal mengerikan dalam diri gadis paling berharga
dalam hidupku saat ini. Dan kenapa saya harus diperhadapkan oleh sebuah mimpi
hingga pada akhirnya merusak segala konsentrasiku dalam melsayakan banyak hal.”
Batin Ryung Han.
“Bantu
saya Tuhan, dan siapa gadis tersebut.” Sekali lagi suara hatinya...
Sehari
sebelum proses pemberkatan nikah yang akan dilaksanakan di sebuah gereja, Ryung
Han terus berdoa dalam kamarnya. Semalam-malaman, dirinya tidak dapat
memejamkan mata bukan karena rasa gugup tetapi disebabkan sebuah mimpi. Bagi
pihak perempuan yang ingin memutuskan hubungan pernikahan secara sepihak,
tentunya tidak menjadi masalah dan rasa malu dari keluarga pria masih dapat
teratasi. Lain halnya, apa bila pihak calon mempelai pria membatalkan sepihak
pernikahan tersebut...akan menghancurkan dan benar-benar merupakan sebuah aib
serta rasa malu berkepanjangan benar-benar dirasakan oleh pihak calon mempelai
dari wanita.
“Tuhan,
bantu saya untuk menghadapi masalahku saat ini...apa yang harus kulsayakan.
Engkau tahu, hari esok merupakan hari paling bersejarah dalam perjalananku.”
Ucap Ryung Han dalam doanya.
“Entah
kenapa, kalimat tersebut tidak pernah bisa kulupakan dan bagaimanapun caranya
untuk berusaha keluar dari permasalahan ini. Jangan sampai segala sesuatunya
kusesali seumur hidupku, bantu saya Tuhan.” Sekali lagi kata-kata Ryung Han di dalam doanya yang terus menggema.
“Di mata saya, Mi Jee tidak
memiliki sedikitpun keburukan bahkan melakukan
sebuah tingkat kejahatan fatal. Tuhan, sejak dulu saya selalu membayangkan
suatu hari nanti akan bersanding bersama
Mi Jee. Dan pada akhirnya, semuanya akan menjadi nyata di depanku. Hanya saja,
mimpi tersebut seakan menghancurkan segalanya. Bantu saya Tuhan untuk saat
ini.” Kalimat-kalimat tersebut terus naik hingga pagi hari menjemput...
Tidak
tahu harus mengatakan apa pun, membayangkan dengan jelas bagaimana sosok wajah Mi
Jee Kim yang sedang sedang dipenuhi rasa bahagia dan sukacita luar biasa atas pernikahan
di depan
matanya hanya menghitung jam semata.
Antara
rasa ingin melangkah dan berhenti di
tengah
jalan sedang mempermainkan
diri Ryung Han saat ini. Apakah akan melanjutkan proses pemberkatan pernikahan
tersebut? Atau malah sebaliknya,
lari sejauh-jauhnya tanpa alasan yang jelas hanya untuk pembatalan acara pemberkatan
nikah dalam kehidupannya?
Tanpa memikirkan apa, mengapa, dimana, siapa, kepada, dan ribuan pertanyaan
yang sedang mengintimidasi ke depan.
Gereja
dipenuhi oleh banyaknya para undangan, keluarga, dan sahabat yang ingin
menyaksikan acara pemberkatan nikah antara Ryung Han dan Mi Jee Kim. Ryung Han
memutuskan untuk terus melanjutkan prosesi pemberkatan nikah tersebut, dan
berusaha mengabaikan mimpi serta suara hati yang sedang mengintimidasi dirinya.
“Bantu
saya Tuhan...” jeritan hatinya memandangi senyuman manis Mi Jee di depan mata berjalan
mengenakan gaun pengantin
dan terlihat sangat cantik.
Langkah
demi langkah kaki Mi Jee berjalan ke arah Ryung Han dengan senyuman manis dan
rasa sukacita luar biasa di
dalam
dirinya. Ryung Han sendiri terlihat sangat gugup dan tidak dapat berbicara apa
pun juga, hanya terdiam di
depan
altar gereja. Entah
kenapa, secara tiba-tiba pandangan mata Ryung Han sangat gelap dan tidak dapat
melsayakan apa pun juga. Proses
pemberkatan nikah tersebut harus dibatalkan secara tiba-tiba oleh karena Ryung
Han jatuh pingsan. Sebelum memasuki acara pemberkatan, Ryung Han harus
dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
“Ryung
Han...Ryung Han...” teriak Mi Jee sangat terkejut.
Ryung
Han terbaring koma dan tidak sadarkan diri di ruang ICU salah satu rumah sakit
terbesar dari Seoul.
Air mata Mi Jee mengalir deras dan tidak dapat berkata apa pun. Menunggu hasil
pemeriksaan dokter lebih lanjut untuk memastikan apa yang sedang terjadi dengan
Ryung Han.
“Tuan
Eun Hoon, bisa bicara sebentar...” ucap dokter yang menangani Ryung Han. Mereka
berjalan masuk ke ruang dokter tersebut untuk menjelaskan tentang kondisi Ryung
Han, sedangkan Mi Jee Kim dan keluarganya mengekor di belakang.
“Dokter,
sebenarnya anak saya kenapa...?”
pertanyaan tuan Eun Hoon terdengar gugup.
“Hasil
dari dunia medis menjelaskan bahwa anak anda didiagnosis menderita kanker darah
stadium akhir.
“Itu
tidak mungkin terjadi dokter, setahuku Ryung Han tidak pernah mengeluh sakit
sedikitpun.” Teriak Mi Jee tidak bisa menerima kenyataan.
“Mi
Jee, kenapa secara tiba-tiba kau berada disini bukannya sedang berada dalam
ruangan Ryung Han.” Sahut tuan Eun Hoon.
“Saya
berhak tahu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Ryung Han.” Ucap Mi Jee terkejut.
Tidak pernah menyangka, tentang keadaan calon suaminya secara tiba-tiba terdiagnosa menderita kanker
darah.
“Kami
sudah melsayakan pemeriksaan beberapa kali, dan hasilnya tetap sama dan tidak
terjadi kesalahan data serta pemeriksaan sedikitpun.” Kalimat dokter.
Dokter
mencoba menjelaskan tentang penyakit yang diderita oleh Ryung Han.
“Ada
kemungkinan, Ryung Han telah merasakan beberapa kejadian aneh hanya saja
dibiarkan begitu saja dan di
puncak
tertentu secara tidak sadar telah memasuki stadium akhir.” Penjelasan dokter
kembali.
“Apakah
tidak ada jalan lain untuk pengobatan Ryung Han.” Tanya Mi Jee Kim.
“Hanya
mujizat yang dapat membangunkan dirinya dari koma saat ini.” Jawaban dokter
tersebut.
“Semua
itu bohong kan dokter dan sedikitpun saya tidak akan pernah mempercayai segala
perkataanmu.” Ucap Mi Jee berlari meninggalkan ruangan tersebut.
Tuan
Eun Hoon mencoba menenangkan dirinya untuk menghadapi permasalahan yang sedang
dihadapinya. Tidak terasa air mata seorang ayah jatuh menetes dalam sekejap
memandangi wajah putranya.
“Ryung
Han, ibumu meninggal dikarenakan penyakit ganas sepertimu dan sekarang...”
kata-katanya tiba-tiba terpotong dengan memandangi putranya.
“Dan
sekarang kau...Apakah kau akan meninggalkan ayahmu seorang diri di dunia?”
jerit seorang ayah tidak tertahankan.
“Tuhan,
kenapa harus putrsaya yang mengalaminya dan bukan ayahnya...” sungutan seorang
ayah memukul-mukul dinding tembok rumah sakit.
“Apa
yang terjadi dengan Ryung Han?” pertanyaan Myung Ok berhadapan dengan tuan Eun
Hoon.
“Ryung
Han didiagnosis kanker darah stadium akhir.” Jawaban tuan Eun Hoon.
“Ini
tidak mungkin terjadi” kalimatnya tidak mempercayai keadaan sahabatnya yang
terbaring koma dan tidak dapat berbicara sedikitpun.
“Hati
seorang ayah begitu hancur melihat anaknya terbaring koma dalam ruangan ini.
Apakah kau sudah puas Tuhan...” sungutan seorang ayah kembali.
“Paman...”
Myung Ok mencoba menenangkan keadaan tuan Eun Hoon hingga tidak menyakiti
dirinya sendiri.
“Saya
ayah tidak berguna...” lengkingan suaranya dan terus menerus berusaha untuk
membenturkan dirinya pada tembok rumah sakit.
“Tidak
seperti ini caranya untuk menghadapi masalah paman.” Berusaha memegang seluruh
tubuh tuan Eun Hoon sehingga tidak menyakiti dirinya sendiri.
“Myung
Ok, kau sadar tidak...kemarin saya harus kehilangan ibunya oleh penyakit kanker
darah. Dan sekarang putrsaya satu-satunya mengidap penyakit yang sama seperti
ibunya.” Lengkingan tuan Eun Hoon.
“Paman...tenanglah.”
teriak Myung Ok.
“Tenang
katamu, kenapa harus putrsaya dan kenapa bukan saya saja...”
“Paman...”
“Myung
Ok, hati paman begitu sakit dan kau sadar atau tidak...seorang ayah tidak akan
pernah bisa melihat anaknya mengalami hal-hal seperti ini.”
“Paman,
saya mengerti perasaanmu...tapi, tenangkan dirimu.” Ucap Myung Ok dengan air
matanya memeluk tuan Eun Hoon yang sudah dianggap ayahnya sendiri.
“Apa
gunanya saya memiliki harta yang banyak, tanpa kehadiran putrsaya satu-satunya.
Semangat seorang ayah adalah dimana dapat melihat senyuman dan berbagai hal
dalam kehidupan anaknya.” Kalimat tuan Eun Hoon.
“Paman,
di negara Korea ini bukan hanya paman yang diperhadapkan pergumulan hidup. Di luar sana, ada begitu
banyak orang yang memiliki kehidupan jauh lebih menderita dan harus bergumul
dengan keadaan mereka.” Myung Ok tetap merangkul tuan Eun Hoon.
“Myung
Ok, apa yang harus paman lsayakan...”
“Paman
harus berdoa dan bukan mempersulit keadaan...” jawaban Myung Ok.
“Myung
Ok, seandainya hari esok paman tidak akan pernah bisa melihat wajah Ryung Han...apa
yang harus paman lsayakan?” semakin meneteskan air mata.
“Mujizat
pasti terjadi.” Myung Ok berusaha memberikan semangat.
“Ayah
mana yang dapat kuat melihat keadaan anak satu-satunya sedang berjalan menuju jurang maut.”
Suara tuan Eun Hoon terus berada dalam dekapan Myung Ok.
“Paman
harus percaya, sekalipun seakan tidak ada jalan dan segala pintu
tertutup...tetap mempercayai sebuah pengharapan.” Pernyataan Myung Ok
memberikan semangat dan kekuatan.
“Seandainya
hari esok Ryung Han tidak akan pernah membuka matanya sampai
kapanpun...bagaimanan seorang ayah dapat menghadapi kehidupan ke depannya.”
Tangis seorang ayah kembali bermain.
“Jangan
berkata-kata seperti itu...” ucap Myung Ok.
“Myung
Ok...”
“Harus
tetap berkata, bahwa masih ada harapan untuk kehidupan Ryung Han,” Berusaha memberikan
penghiburan dan semangat.
“Hati
seorang ayah begitu hancur...” kalimat seorang ayah tidak tahu harus
mengucapkan apa pun.
“Paman...saya
harap paman kuat dan jangan pernah berhenti untuk berdoa. Paman, harus memiliki
pengharapan, walau
tidak ada jalan dan segala sesuatunya buntu tidak ada titik sinar sedikitpun.”
Kalimat Myung Ok berusaha menghibur seorang ayah yang sedang mengalami
pergumulan dan ketsayatan secara hebat.
“Ryung
Han...kau harus bangun dan jangan biarkan air mata seorang ayah terus mengalir
oleh karena dirimu.” Jeritan hati Myung Ok.
Siapa
yang menyangka keadaan Ryung Han akan mengalami hal sejenis ini, tidak
seorangpun dapat menyadari hal-hal tersebut. Sebulan yang lalu senyuman Ryung
Han dan sanga ayah sedang bermain pada wajah mereka oleh karena sebuah
kebahagiaan. Dihari pemberkatan nikah Ryung Han dan Mi Jee Kim diperhadapkan
sebuah pergumulan hidup. Seorang ayah menjerit secara hebat, oleh karena sang
anak sedang berjuang melawan jurang maut.
Selama
beberapa hari, Mi Jee Kim terus berada di dekat Ryung Han untuk beberapa saat
dan melihat perkembangan tentang kondisinya. Hanya saja, bibi dari Mi Jee mulai
mempengaruhi pemikiran sang keponakan untuk meninggalkan pria paling berharga
dalam kehidupannya.
“Mi
Jee, apakah kau akan terus membiarkan dirimu berada disampingnya, sedangkan
wajahmu terlalu disayangkan harus bertahan dengan dirinya yang hanya menunggu
waktu untuk segera pergi meninggalkan dunia.” Ucapan bibi Elina memandangi
wajah keponakannya. Mi
Jee hanya memandangi foto Ryung Han dalam sudut ruangan kamarnya. Tanpa
memperdulikan ucapan bibinya, hanya terdiam dan terdiam...
“Mi
Jee Kim merupakan salah satu wanita Korea paling tercantik dan terlalu
disayangkan apa bila seumur hidupnya hanya merawat pria penyakitan seperti Ryung
Han.” Kalimat bibi elina kembali.
“Kenapa
bibi secara tiba-tiba mengejek Ryung Han, dengarkan seumur hidupku hati Mi Jee
Kim hanya buat Ryung Han seorang.” Amarah Mi Jee Kim mulai meledak seketika dan
tidak tahan dengan hinaan bibinya.
“Ryung
Han sekarang tidak seperti dulu lagi, apakah kau mau terus menerus menemani
pria penyakitan seperti dia. Sedangkan di luar sana semua pria antri untuk mendapatkan
dirimu.” Bibi Elina mulai mempengaruhi pemikiran Mi Jee Kim agar segera
meninggalkan Ryung Han.
“Bibi,
jangan pernah memperkatakan apa pun tentang dirinya.” Gertak Mi Jee Kim.
“Terserah
kau, kalaupun seandainya Ryung Han bangun berarti seorang Mi Jee Kim harus
merawat pria penyakitan seumur hidupnya.” Bibi Elina memberikan senyuman
sinis...
“Itu
bukan urusan bibi...”
“Mi
Jee, ini semua demi kebaikanmu.”
“Bibi
keterlaluan...”
“Apa
kata dunia, gadis tercantik dari Korea membiarkan dirinya hidup dalam
penderitaan bersama pria penyakitan seperti Ryung Han.”
“Berhenti
berbicara...”
“Ada
apa ini...kenapa kalian ribut dalam ruangan ini sih.?” Pertanyaan ibu memasuki
kamar Mi Jee Kim.
“Bibi
Elina keterlaluan...” jawaban Mi Jee Kim.
“Apa
yang telah bibimu ucapkan hingga kau menjadi segeram ini.” Pertanyaan ibu
kembali.
“Katakan
saja padanya, apa yang telah diucapkannya.” Kalimat Mi Jee berlari keluar dari
kamarnya berjalan keluar.
Ditengah
perjalanan mengendarai mobilnya, secara tiba-tiba harus berhenti ditengah
jalan. Mi Jee Kim makin geram dengan hal-hal yang sedang dihadapinya.
“Kenapa
tiba-tiba mobil ini mendadak mogok segala sih.” Gerutu Mi Jee Kim.
“Ada
yang bisa saya bantu nona cantik.” Ucapan seorang pria tampan jauh mengalahkan
sosok para actor tertampan Korea...
“Kau
siapa?” pertanyaan Mi Jee Kim menatap wajah pria tersebut tanpa mengedipkan
matanya sedikitpun.
“Masa
kau tidak mengenal saya sedikitpun.” Ujar pria tersebut.
“Saya
sama sekali tidak pernah mengenalmu.”
“Coba
ingat-ingat lagi, dimana kau pernah melihat wajah saya.” Pancingan pemuda
tampan tersebut.
“Saya
tidak perlu menjawab pertanyaan anda, karena kita berdua baru dipertemukan.”
Kalimat Mi Jee, di satu
sisi terkagum-kagum akan ketampanan pria tersebut, akan tetapi di sisi lain terlihat
kesal karena kelsayaannya.
“Untuk
pertama kalinya, diperhadapkan seorang wanita Korea dan sama sekali tidak
mengenali wajah saya.” Batin pria tersebut.
“Baiklah,
perkenalkan nama saya adalah Jee
Yeon.”
Jee Yeon mencoba memperkenalkan dirinya. Rasa ingin tahu tentang gadis Korea
yang sedang berdiri dengan mengenakan dress
berwarna
putih membuat detakan
jantungnya berpacu dengan sangat cepat.
“Saya
Mi Jee Kim.” Kalimatnya membalas uluran tangan Jee Yeon.
“Ada
apa dengan kendaraanmu.?”
“Entahlah,
tiba-tiba saja mendadak mogok di
tengah
jalan.” Jawaban Mi Jee Kim menendang kendaraannya sendiri.
“Mungkin
saya bisa membantu untuk
menangani kesulitanmu.” Kalimat Jee Yeon dengan sikap tangannya yang secara
langsung mencari titik permasalahan dari mesin kendaraan tersebut.
“Silahkan...”
ucap Mi Jee.
Selang
beberapa menit, Jee Yeon memberi aba-aba untuk mencoba menghidupkan mesin
kendaraan tersebut. Mi Jee mengikuti segala ucapan Jee Yeon dan tidak lama
kemudian terpancar senyuman pada wajahnya...
“Mobil
ini kembali hidup...” ucap Mi Jee Kim.
“Nona
manis, akhirnya kau tersenyum di
depan
matsaya.”
“Terima
kasih,”
“Hanya
ucapan terima kasih, belum cukup dan tidak berarti buatku.” Kalimat Jee Yeon
dengan nada sedikit menginginkan sesuatu hal.
“Apa
maumu?”
“Mauku...”
memegang dan mencium punggung tangan Mi Jee Kim.
“Jangan
macam-macam.” Teriak Mi Jee Kim.
“Saya
tidak akan pernah berbuat hal senonoh...”
“Tapi,
apa yang telah kau lsayakan barusan...” pertanyaan bodoh dari Mi Jee Kim.
“Hanya
sekedar mencium punggung tanganmu.” Jawaban Jee Yeon.
“Katakanlah,
apa yang kau inginkan?”
“Saya ingin Wanita Korea
bernama Mi Jee Kim menjadi pasangan kekasih Jee Yeon.” Kalimatnya dengan
penekanan.
“Itu
tidak mungkin, dan dengarkan kita baru pertama kali bertemu.” Gertak Mi Jee Kim.
“Lantas
kenapa, ada yang salah dengan ucapanku.” Tatapan tajam darinya.
“Dengarkan,
saya sudah memiliki
tunangan dan jangan pernah bermimpi.”
“Ada
pepatah berkata, selama janur kuning belum melengkung masih sah-sah saja...kau
mengerti.”
“Pria
gila...” teriak Mi Jee Kim.
“Saya
gila karena wanita yang baru kujumpai hari ini.” Godaan Jee Yeon. Namun, Mi Jee Kim tidak
memperdulikan dan segera berlalu dari hadapannya.
Di
ruangan ICU Ryung Han masih terus berjuang dan bertempur untuk keluar serta
mengalahkan jurang maut. Salah satu gadis cleaning servis memasuki ruangan
tempat Ryung Han dirawat. Youra So dengan semangat luar biasa sedang
membersihkan ruangan tersebut. Entah mengapa seakan ada sesuatu hal yang
dirasakan saat pandangan matanya tertuju pada sosok Ryung Han.
“Saya
tidak tahu kenapa sampai bisa merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan
sebelumnya.” Suara pelan Youra So berhenti sejenak dari aktifitasnya sebagai
cleaning servis.
“Apa
yang terjadi denganmu...?”
kalimat gadis tersebut, tanpa sadar detak jantung Ryung Han berpacu dengan
sangat cepat didalam komanya.
“Namamu siapa?” tanya gadis tersebut kembali dengan
tersenyum.
“Tuhan,
saya ingin Engkau memberinya kesempatan untuk kembali bernafas dalam dunia ini.
Hingga kehidupannya membentuk warna-warna pelangi di setiap arah dari
langkah kakinya.” Doa tersebut seakan memberikan kekuatan luar biasa bagi diri Ryung
Han.
Dalam
koma dan tidak sadarkan diri, jantung Ryung Han sedang berdetak kencang oleh
sebuah suara yang entah dari mana asalanya sedang terngiang pada telinganya. “Ryung Han, seiring
waktu berjalan...kau akan mengenal dirinya...” lengkingan suara terdengar kuat
sama seperti saat dirinya sedang bermimpi. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat
terbangun dari tidurnya dan tetap terbaring koma dalam ruangan ICU.
“Tuhan,
bantu dirinya untuk berjuang melawan jurang maut saat ini. Dan jadikan dirinya
pemenang saat sedang berperang melawan maut.” Doa Youra So dengan sepasang mata
yang terpejam kuat memberikan kekuatan luar biasa bagi Ryung Han. Rasa aman dan penuh
kehangatan melingkupi tubuh ksaya Ryung Han secara tidak sadar. Di dalam koma, jantung Ryung
Han berdetak dengan begitu cepat dan belum pernah dirasakannya saat sedang
bersama Mi Jee.
“Siapa
kau...” suara Mi Jee tiba-tiba mengagetkan Youra So yang sedang memejamkan
matanya untuk berdoa.
“Saya
salah satu cleaning servis rumah sakit ini.” Jawaban Youra So.
“Kenapa
kau berdiri di samping
tunangan saya?” Tanya Mi Jee.
“Sangat
cantik, yang menjadi pertanyaan saat ini...adakah wanita Korea yang dapat
menyaingi kecantikannya?”
Suara hati Youra So diarahkan pada sosok
Mi
Jee.
“Tuan
ini pacar anda...?”
kalimat Youra So tersenyum.
“Jawab
pertanyaanku.” Intonasi Mi Jee Kim sedikit meninggi.
“Saya
hanya membersihkan bagian bawah dari tempat dirinya berbaring.” Perkataan Youra
So mencari alasan sehingga tidak menimbulkan curiga.
“Kalau
begitu, saya permisi keluar dulu nona...” ucap Youra So segera berlalu dari
hadapan Mi Jee Kim.
Seakan
ada sesuatu hal yang sedang terpikirkan oleh Mi Jee Kim, hanya saja sulit untuk
dilukiskan melalui perbendaharaan bibirnya. Mi Jee memegang tangan Ryung Han
dengan erat, hanya saja pemikirannya terus berada di tempat lain. Entah
mengapa, wajah Jee Yeon terus berada dalam ingatannya.
“Apa
yang terjadi dengan diriku.?” Gerutu Mi Jee pelan.
“Bukankah,
saya baru melihat pria tersebut hanya sekali saja dan kenapa wajahnya tidak
pernah bisa dilupakan.” Kalimat Mi Jee Kim didasar hati.
Mi
Jee Kim sendiri bingung dengan perasaannya semenjak pertemuan antara dirinya
dan Jee Yeon. Terlebih tanpa rasa bosan, bibinya secara terus menerus berusaha
untuk mempengaruhi arah pemikiran Mi Jee sendiri. Bibi Elina tidak menginginkan
keponakannya hidup dan merawat pria penyakitan seperti Ryung Han.
“Mi
Jee, tinggalkan Ryung Han dan carilah pria lain dengan kondisi tubuh lebih
sehat dan tidak penyakitan seperti tunanganmu itu.” Ucapan bibi Elina tanpa
rasa bosan.
“Bibi,
berhenti mengurusi segala yang kukerjakan dan jangan pernah mengatur
kehidupanku.” Amarah Mi Jee mulai memuncak.
“Sebagai
seorang bibi sekaligus menganggap kau sebagai anak kandungku
sendiri...jadi, wajar jika bibimu yang sudah tua ini memperingatkan dirimu.” Intonasi
bibinya sedikit meninggi dan terlihat kesal.
“Bibi
bukan ibu kandungku...” ucap Mi Jee berjalan menuju pintu untuk membukanya...
“Kau...”
wajah Mi Jee terkejut melihat kedatangan Jee Yeon.
“Hai
nona manis.” Sapaan Jee Yeon.
“Dari
mana kau tahu alamatku dan siapa yang menyuruhmu datang kemari?” pertanyaan Mi
Jee Kim.
“Seorang
Jee Yeon dapat mengetahui banyak hal.”
“Maksudmu?” pertanyaan Mi Jee
Kim tidak memahami ucapan Jee Yeon.
“Saya
berusaha mencari informasi tentang dirimu dan semua tentang alamatmu, singkat
cerita akhirnya diriku berada di
depanmu.”
Senyuman Jee Yeon mengembang.
“Jee
Yeon, berhenti menggangguku dan jangan pernah memperlihatkan dirimu di depanku.” Kalimat Mi
Jee Kim menatap pria di depannya
dengan berusaha menghalangi Jee Yeon memasuki rumahnya.
“Apa
yang salah denganku?”
“Kau
sendiri tahu, kalau saya sudah mempunyai tunangan.” Jawabannya.
“Saya rela menjadi yang kedua
atau bahkan simpananmu.” Kalimat Jee Yeon.
“Kau
sudah gila...” teriakan Mi Jee Kim mendorong pintu di depannya dengan begitu
keras.
“Mi
Jee bertengkar
dengan siapa di depan sana.” Pertanyaan bibi Elina sangat penasaran.
“Dengan
orang gila, sudah dengar...?”
jawabannya acuh tak acuh.
Tanpa
rasa bosan, Jee Yeon berusaha untuk mengambil perhatian Mi Jee dengan
mendatangi rumahnya setiap hari. Membawa setumpuk bunga dengan warna-warni di dalamnya dan berbagai
hal-hal lain. Bibi Elina, akhirnya menyadari bagaimana pria tersebut
benar-benar terbius oleh kecantikan Mi Jee Kim.
Mi
Jee Kim tidak dapat menyangkal perasaannya sendiri yang berusaha keras untuk
disembunyikan jauh dari siapapun juga...dimana, dirinya terpesona akan
ketampanan Jee Yeon. Saat menjenguk Ryung Han di ruang ICU salah satu rumah
sakit, namun hati dan pikirannya berada di tempat lain. Mi Jee Kim baru
menyadari siapa sebenarnya Jee Yeon...pria tersebut merupakan salah satu aktor K-pop yang sedang naik daun
dan sangat terhipnotis oleh kecantikan dirinya.
Mi
Jee Kim disibukkan oleh banyak hal, sehingga tidak memiliki waktu untuk berada
di depan
layar kaca atau bahkan membaca berita-berita entertainment tentang keartisan
dari negara Korea dalam bentuk apa pun juga. Mi Jee sendiri mulai
terhipnotis akan popularitas dari Jee Yeon
yang sedang marak menjadi bahan perbincangan masyarakat Korea. Entah
kenapa dan kemana...kepolosan seorang Mi Jee Kim telah bepergian jauh...
Mi
Jee mulai mendengarkan berbagai bujuk rayu dari bibi Elina untuk meninggalkan
Ryung Han yang masih terbaring tidak sadarkan diri. Mi Jee mulai tergiur akan
sebuah popularitas dari dunia selebriti. Kedekatan antara dirinya dan Jee Yeon
makin menjadi pusat perbincangan seluruh negara Korea. Dan pada akhirnya, salah
rumah produksi perfilman Korea
menawarkan dirinya untuk beradu acting dengan Jee Yeon.
Tawaran
menjadi model berdatangan dari berbagai arah, hingga di akhir cerita Mi Jee Kim
meninggalkan pekerjaannya. Mi Jee Kim tidak lagi menjadi dosen, melainkan
dirinya merupakan salah satu model pendatang baru yang lagi naik daun. Hatinya
tidak lagi menginginkan untuk mengetahui tentang kondisi perkembangan Ryung Han.
Mi Jee Kim lebih menginginkan Ryung Han untuk tidak pernah bangun dari tidurnya
yang berkepanjangan. Terlalu jahat memang untuk pandangan serta pemikiran
siapapun...
Tuan
Eun Hoon sangat kecewa dengan kelsayaan calon menantunya saat ini yang tidak
lagi memperdulikan dan mengetahui kondisi serta perkembangan Ryung Han. “Kau keterlaluan” Ucap Myung
Ok memergoki Mi Jee sedang bercumbu bersama
Jee Yeon.
“Myung
Ok...” kalimat Mi Jee Kim sangat terkejut.
“Saya
pikir seorang Mi Jee adalah gadis polos, ternyata dugaanku salah selama ini.”
Kalimat Myung Ok sangat marah.
“Siapa
pria ini Mi Jee?” Pertanyaan Jee Yeon.
“Bukan
siapa-siapa.” Jawaban Mi Jee Kim.
“Di
ruang ICU, Ryung
sedang berjuang melawan maut dan masih terbaring koma, sedangkan di sini tunangannya
berkhianat.” Ucap Myung Ok.
“Myung
Ok, jaga sikapmu.” Gertak Mi Jee.
“Ternyata,
seorang Mi Jee hanyalah manusia rendah
dari semua manusia” Cibiran Myung Ok sangat kecewa.
“Saya tidak ingin
menghabiskan waktuku untuk menunggu dan menunggu.” Pernyataan Mi Jee Kim hingga
darah Myung Ok makin mendidih seketika.
“Tidak
kusangka dunia Mi Jee Kim begitu menjijikkan bahkan sangat mengerikan.” kalimat Myung
Ok penuh kekecewaan.
“Saya
tidak ingin hidup berdampingan bersama dengan pria penyakitan seperti Ryung Han.
Setiap hari menunggu dan menunggu, entah kapan dirinya bangun dari koma bahkan
kalaupun tersadar...tidak terdapat sesuatupun hal menarik.” Ucapan Mi Jee memandangi
sahabat Ryung Han di depan
matanya.
“Mi
Jee, mending kita meniggalkan pria ini.” Bujukan Jee Yeon tidak menginginkan
pertengkaran mereka makin memanas.
“Dengarkan,
saya sudah tidak
menginginkan Ryung Han.” Pernyataan Mi Jee Kim kemudian beranjak dari kursi dan
di sebuah pusat perbelanjaan kota Delhi.
Jauh
di dasar
hati Mi Jee Kim, rasa sayang masih sedikit tersimpan hanya saja ketampanan dan
popularitas dari Jee Yeon telah membutakan matanya dalam sekejap. Mi Jee menginginkan
dunia popularitas yang lebih dan tidak hidup berdampingan bersama pria
penyakitan seperti Ryung Han.
Myung
Ok merenungkan segala perkataan Mi Jee Kim dan pertengkaran mereka disalah satu
pusat perbelanjaan. Tidak pernah menyangka tentang karakter dari Mi Jee akan
menjadi liar setelah Ryung Han terbaring koma selama beberapa bulan belakangan.
Kondisi Ryung Han masih belum memperlihatkan perubahan dan tanda-tanda
bahwa dirinya akan terbangun dari koma
yang berkepanjangan.
Sementar di lain tempat, secara
diam-diam setiap hari Youra So terus berada dalam ruangan ICU tempat Ryung Han
terbaring. Tanda disadari oleh Youra So, bahwa kedatangannya membuat jantung Ryung
Han berdetak begitu kencang dalam koma yang berkepanjangan. Tidak ada yang
menyadari hal tersebut, dimana Ryung Han dapat merasakan seorang gadis selalu
berada di sampingnya.
Menemani dan memberikan semangat serta terus menaikkan doa bagi kesembuhan Ryung
Han. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat membuka mata dan terbangun dari koma
berkepanjangan beberapa bulan lalu.
“Entah
kenapa, saya selalu menginginkan berada di sampingmu.” Perkataan Youra
So membelai rambut Ryung Han dengan penuh kehangatan.
“Sekalipun
saya tahu, bahwa kau telah bertunangan dengan wanita paling cantik di negara Korea...tapi,
hatiku selalu berkata kalau suatu hari kelak...” kalimat Youra So berbicara di samping Ryung Han.
“Bukan
karena saya menyukai dirimu, hanya
saja, seakan ada sebuah suara yang selalu berkata di dasar hati...suatu hari
kelak kau akan menjadi bagian dalam kehidupanku. Tapi, entahlah suara tersebut
berasal dari mana...” sekali lagi Youra So berkata-kata memandang wajah Ryung
Han.
Ryung
Han dapat mendengar apa yang diucapkan oleh gadis tersebut, hanya saja matanya
tidak dapat terbuka. Untuk waktu Tuhan, belum saatnya Ryung Han bangun dari
koma yang berkepanjangan. Semua memiliki waktu untuk hal tersebut.
Tuhan
menginginkan, gadis tersebut berada dalam sebuah pergumulan untuk mengembalikan
kesadaran Ryung Han suatu hari kelak. Youra So hanyalah seorang cleaning servis
bekerja untuk biaya kuliahnya. Youra So tidak pernah tahu tentang sesuatu hal,
bahwa Ryung Han merupakan salah satu dosen pengajar tempat dirinya menempuh
pendidikan.
Satu
hal lagi tidak pernah diketahui oleh gadis tersebut, bahwa Ryung Han telah memimpikan
dirinya jauh sebelum Youra So berada
dalam ruangan tersebut. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat melihat wajah gadis
tersebut dalam mimpinya. Ryung Han hanya memimpikan seorang gadis terus
menundukkan wajahnya dan terlihat sedang berdoa di dalam sebuah ruangan
bersama pria yang sedang berbaring.
Setiap
hari Youra So memasuki ruangan tempat Ryung Han berbaring dengan berbagai jenis
alat medis pada tubuhnya. Menjadi penyemangat dengan bercerita berbagai hal
dalam ruangan tersebut. Youra So mempercayai sesuatu hal, bahwa Ryung Han dapat
terbangun dari koma yang berkepanjangan suatu hari kelak. Berdoa untuk Ryung
Han dan memohon kepada Tuhan, sehingga pria di depannya terbangun dari
tidurnya.
Dan
sekali lagi, Youra So tidak pernah menyadari dan mengetahui bahwa setiap hal
yang diucapkannya tersimpan kuat pada memori Ryung Han. Sekalipun Ryung Han
tidak dapat bangun dari koma yang berkepanjangan. “Ryung Han harus
mempunyai semangat untuk berjuang, sehingga dapat terbangun dari tidur
berkepanjangan.” Ucap Youra So dengan penuh semangat.
Kalimat
tersebut begitu kuat terdengar di telinga Ryung Han dalam keadaan dirinya tidak
dapat membuka mata. Jantung Ryung Han berdetak dengan begitu kencang dan kuat,
saat Youra So berada di sampingnya.
“Ryung
Han, gadis di sampingmu
ini merupakan jodoh pilihan Tuhan buatmu.” Suara tersebut terdengar kuat di
dalam keadaan dimana dirinya tidak dapat bangun dari koma yang berkepanjangan.
“Siapa
sebenarnya yang sedang berbicara?” teriak Ryung Han di alam bawah sadarnya, tetaapi Youra tidak
menyadari bahwa pria tersebut sedang diperdengarkan sesuatu hal. Pria di depannya tidak pernah
menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya akan terbangun dari koma.
Ryung
Han berusaha untuk melihat wajah gadis yang sedang berdoa, namun tidak pernah bisa untuk
terlihat. Bagaimanapun dirinya berusaha, akan tetapi wajah gadis tersebut tidak
pernah terlihat. Ryung Han selalu merasakan
kehadiran Youra So, sekalipun matanya tidak pernah bisa terbuka. Setiap hal
yang diucapkan oleh Youra So, terdengar jelas oleh Ryung Han di dalam koma yang
berkepanjangan. Senyuman Youra So dapat di rasakan olehnya dan
menjadi kekuatan tersendiri didalam tidurnya.
“Ryung
Han, semua orang dapat berkata kau tidak memiliki harapan untuk hidup bahkan
tidak akan pernah...tapi, entah kenapa hatiku selalu berkata kau pasti hidup
dan terbangun dari koma yang berkepanjangan. Seakan ada sebuah suara di dasar
hatiku, tapi entah dari mana dengan lembut berkata bahwa seorang Ryung Han
mempunyai sebuah kekuatan luar biasa untuk berjuang.” Kalimat Youra So memegang
tangan Ryung Han.
“Ryung
Han akan menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang, untuk menghancurkan maut
di dalam
koma yang berkepanjangan. Saya percaya bahwa Ryung Han tidak mungkin menyerah
dalam berbagai hal, termasuk dengan perjuangannya melawan sebuah penyakit
paling ganas dalam dirinya.” Kata-kata Youra So tersenyum dan berbisik pelan
pada telinga Ryung Han.
Rasa
damai dan nyaman benar-benar dirasakan oleh Ryung Han di dalam tidurnya yang
telah lama dan berkepanjangan. Waktu terus berjalan, Ryung Han masih berada di
dalam komanya...Sudah dua tahun lebih, belum memperlihatkan tanda-tanda
perkembangan bahwa dirinya akan terbangun.
Tanpa
rasa lelah dan bosan, Youra So tetap berada di samping Ryung Han untuk berdoa
dan berdoa bagi
kehidupannya. Menjadi penyemangat bagi Ryung Han, sekalipun seluruh dokter
angkat tangan melihat kondisinya. Youra So tidak pernah perduli dengan apa kata
dokter, baginya Ryung Han pasti bangun suatu hari kelak dari koma yang
berkepanjangan. Seakan ada suara yang selalu berbicara dengan lembut di dasar
hatinya bahwa Ryung Han pasti terbangun dari tidur yang berkepanjangan dan
jangan pernah menyerah untuk terus berdoa.
Tuan
Eun Hoon hanya dapat menangis setiap harinya saat melihat kondisi putranya yang
masih berada dalam ruangan ICU. Rasa kecewa terhadap Mi Jee Kim begitu kuat,
oleh karena perbuatannya dengan begitu saja meninggalkan putranya. Mi Jee Kim dan Jee Yeon telah
mengikat janji suci dalam sebuah ikatan pernikahan sekitar enam bulan yang lalu.
“Kau
harus bangun...” kalimat seorang ayah di dalam tangisannya.
Tidak
ada hal yang dapat dilsayakan oleh seorang ayah, selain menangis dan
menangis...Air matanya terus mengalir disaat berada dalam ruangan tempat Ryung
Han terbaring dengan berbagai jenis alat medis pada tubuhnya. Jeritan seorang
ayah begitu luar biasa berjalan dari hari ke hari. Bahkan bulan berganti bulan
hingga tahun berganti tahun.
Myung
Ok sahabat Ryung Han selalu berada di samping tuan Eun Hoon dimanapun dirinya
melangkahkan kaki. Entah berada dalam ruang ICU tempat Ryung Han berbaring,
atau bahkan di rumah dan beberapa tempat lainnya...
Myung
Ok sendiri sangat khawatir terhadap keadaan tuan Eun Hoon, sehingga Ia
memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu atap rumah. Myung Ok telah bekerja
selama bertahun-tahun pada perusahaan milik tuan Eun Hoon. Myung Ok telah
menganggaap Ryung Han sebagai saudara kandungnya sendiri, sedangkan tuan Eun
Hoon sebagai sosok ayah terhebat.
“Paman,
jangan menyiksa dirimu seperti ini.” Kalimat Myung Ok memeluk seorang ayah yang
terus menangisi putranya.
“Myung
Ok, apa kau pernah menyadari bagaimana pedih dan perihnya hati seorang ayah
melihat putranya dalam keadaan seperti ini?” tangis seorang ayah terus terjadi
saat berada dalam ruangan tempat putranya terbaring.
“Paman,
harus kuat dan mempercayai bahwa tidak akan terjadi sesuatupun terhadap Ryung
Han, sekalipun terlihat bahwa dirinya masih berada dalam ruangan ICU seperti
ini.” Kalimat Myung Ok terus memeluk sang ayah.
“Tuhan,
bantu pamanku saat ini untuk menghadapi keadaan yang sedang berada didepannya.”
Jeritan hati Myung Ok tidak tahan melihat air mata pamannya di dalam tangisnya
setiap berada dalam ruangan tersebut.
“Tuhan,
apa yang kulakukan saat
ini...berikan kesempatan untuk Ryung Han kembali menata kehidupannya. Tuhan,
tidak usah melihat diriku hanya saja pandanglah jeritan seorang ayah dan
bagaimana menderitanya dia saat harus melihat sang anak di depan mata belum
terbangun dari koma berkepanjangan.” Jeritan hati Myung Ok kembali menggema.
“Myung
Ok, saya hanyalah ayah yang menginginkan anaknya untuk bangun dari tidurnya.”
Jeritan seorang ayah berusaha membenturkan kepalanya pada tembok.
“Hentikan
paman...” Myung Ok berusaha menghentikan tuan Eun Hoon yang berusaha dan terus
menerus membenturrkan dirinya pada tembok dinding rumah sakit. Tidak tahan
melihat keadaan Ryung Han yang terus berbaring dengan berbagai jenis alat medis
selama dua tahun dan belum terjadi perubahan sedikitpun.
“Hatiku
hancur melihat putrsaya satu-satunya berada dalam ruangan ini, kau tahu dan
sangat sadar kan...kalau Ryung Han belum memperlihatkan hasil selama dua
tahun...” kalimat sang ayah di dalam tangisnya.
“Bukan
hanya paman yang sedang bersedih, saya juga sama seperti paman saat ini...”
teriak Myung Ok berusaha menjelaskan sesuatu hal terhadap tuan Eun Hoon.
“Myung
Ok, kenapa bukan saya saja yang merasakan hal seperti itu... dan kenapa harus
putrsaya satu-satunya.” Tangis sang terus menerus menggema.
“Paman,
jangan berkata kenapa harus Ryung Han dan kenapa bukan saya...semua yang
terjadi dalam perjalanan seseorang, ada maksud dan rencana Tuhan di balik itu semua. Sama
seperti, keadaan Ryung Han yang sekarang atau bahkan...” ucapan Myung Ok
terpotong.
“Bahkan
apa Myung Ok?”
“Paman
janji tidak akan marah.” Kalimat Myung Ok sedikit ragu-ragu.
“Untuk
apa marah, selama ini yang terus menemani paman hanya kau bahkan sekarang
tunangan Ryung Han sendiri telah pergi dan menikahi pria lain.” Ujar tuan Eun
Hoon.
“Bahkan
tentang permasalahan Mi Jee Kim tunangan Ryung Han yang telah menikah serta
tidak memiliki belas kasih dan sebagainya...dibalik itu semua Tuhan memiliki
maksud dan tujuan tersendiri bagi kehidupan Ryung Han dan paman sendiri.”
Kalimat Myung Ok memegang tangan pamannya.
Tanpa
sadar, Youra So mendengar segala ucapan mereka dan menyadari tentang sesuatu
hal. Penderitaan luar biasa begitu dirasakan oleh seorang ayah dikarenakan sang
anak belum terbangun dari koma berkepanjangan. Apakah seorang ayah akan
menyerah memandang nasib sang anak dengan keadaan didepan matanya seperti ini?.
Hanya waktu yang akan berbicara untuk setiap hal tersebut.
“Tuhan,
saya percaya bahwa Engkau tidak pernah buta dengan segala hal yang sedang
terjadi. Tidak usah melihat siapapun bahkan diriku yang terus berdoa, hanya
saja pandanglah air mata dan jeritan seorang ayah saat ini dengan hati begitu
hancur menginginkan Ryung Han untuk segera bangun dari tidur berkepanjangan
selama ini.” Doa Youra So begitu keras menggema di dasar hatinya dan dapat
dirasakan oleh Ryung Han di dalam komanya. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat
membuka matanya saat ini.
Youra
So berjalan masuk ke ruangan tempat Ryung Han berbaring, setelah tuan Eun Hoon
dan Myung Ok berjalan keluar dari rumah sakit. Seperti biasanya, jantung Ryung
Han berdetak begitu kencang pertanda dapat merasakan kehadiran Youra So
sekalipun dirinya masih berada di dalam koma berkepanjangan.
Mimpi
Ryung Han, tentang seorang gadis yang sedang bergumul di dalam doanya pada
sebuah ruangan terjawab sudah. Seorang yang sedang berbaring dalam sebuah
ruangan tersebut, ternyata adalah dirinya sendiri dan bukan orang lain. Hanya
saja, Ryung Han tidak dapat melihat wajah dari gadis tersebut.
“Saya mempercayai sesuatu
hal, dimana Tuhan tidak akan pernah mengambilmu dikarenakan begitu banyak
orang-orang di sekelilingmu begitu mencintaimu.” Berbisik pada telinga Ryung
Han.
“Ada
seorang ayah menangis dengan begitu hebat dan hati hancur untuk dirimu. Tidak
memperdulikan apa pun, akan tetapi air matanya begitu kuat bermain demi dirimu.
Berjuanglah menghancurkan maut, dan kau harus segera bangun dari tidurmu demi
seorang ayah yang begitu menderita...” kembali suaranya terdengar begitu jelas
pada telinga Ryung Han, sekalipun pria tersebut tidak dapat membuka matanya
untuk segera sadar siapa yang sedang berbicara saat ini.
“Begitupun
dengan sahabatmu bernama Myung Ok, selalu berada disamping dan hanya demi
dirimu terus berdoa agar pria bernama Ryung Han segera terbangun dari tidurnya.
Sekalipun berusaha untuk kuat, namun sebagai seorang sahabat hatinya begitu
menderita sama seperti ayahmu. Ryung Han, kau harus bangun, demi mereka yang
selalu ada buatmu.” Bisikan Youra So dan sekali lagi terdengar jelas pada
telianga Ryung Han.
“Youra
So, apa yang kau lsayakan dalam ruangan ini?” pertanyaan seorang suster secara
tiba-tiba berdiri di depan pintu.
“Saya
lagi bersih-bersih...” Jawaban Youra
So saat berbalik menghadap perawat tersebut berusaha untuk mencari alasan.
“Jam
segini, kau baru membersihkan ruangan ini.” Gertak suster tersebut.
“Saya minta maaf suster,
masalahnya dari semalam kebelet
mau masuk ke kamar mandi, karena sejak pagi tadi buang-buang air terus...”
ucapnya menunduk.
“Memangnya
kau makan apa semalam?”
“Sepertinya
ada yang salah dengan pencernaanku hari ini.” Kalimat Youra So tersenyum.
“Bicaramu
tidak nyambung benner, saya bilang kau makan apa semalam sampai-sampai
buang-buang air gitu.”
“Mungkin
karena semalam makan mangga muda suster.” Alasan Youra So.
“Jangan-jangan
kau lagi ngidam yach?” tatapan penuh curiga dari suster.
“Suster,
jangan salah sangka gini dulu...bagaimana mungkin saya bisa ngidam hamil
kalau pacar saja ga punya.” Gerutu Youra So.
“Memangnya
saya bilang gitu yach.”
“Kan,
tadi suster bicaranya mengarah pada hal-hal yang tidak kulsayakan.” Cetus Youra
So.
“Kau itu datang ke kota Seoul buat mengejar mimpi bukan untuk melsayakan
hal-hal mengerikan seperti kebanyakan anak gadis pada umumnya.” Ucapan suster
tersebut.
“Trima
kasih suster Theresia.”
“Youra
So, Seseorang yang dikatakan dapat melsayakan banyak hal, tidak ada yang dalam
sekejap langsung meraih segalanya. Semua membutuhkan waktu dan perjuangan, jadi harus bersabar.”
4.
Belum
waktu Tuhan...
“Hampir saja...” kalimat Youra
So mengelus-elus dada setelah suster tersebut keluar dari ruangan tersebut.
Tidak seorangpun menyadari segala yang dikerjakan oleh Youra So saat berada
dalam ruangan Ryung Han.
Setiap
harinya, setelah pulang kuliah dan kembali bekerja sebagai cleaning servis pada
sebuah rumah sakit besar. Tanpa pernah bosan, Youra So selalu berada di samping
Ryung Han memberikan semangat, bercerita berbagai hal, dan berdoa setelah
menyelesaikan segala pekerjaannya di rumah sakit tersebut.
Ryung
Han dapat merasakan, apa bila Youra So sedang tidak berada disampingnya ataupun
sebaliknya dalam sehari. Kisah paling teraneh
di dunia, Ryung Han yang masih dalam koma selama dua tahun dapat
merasakan keberadaan seorang gadis terus berada disampingnya. Hanya saja, mata Ryung
Han tidak dapat terbuka bagaimanapun caranya pria tersebut berusaha untuk
bangun...akan tetapi, tidak pernah bisa dikarenakan belum waktu Tuhan untuk
membangunkannya dari tidur berkepanjangan.
“Youra
So, coba kau jelaskan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan negara kita
tercinta?” kalimat pak Shin salah satu dosen Youra So.
“Youra
So...” sekali lagi berusaha berbicara hingga membangunkan Youra So dari
lamunannya.
“Iyah
pak...” jawabannya.
“Kau
dengar apa yang bapak jelaskan tadi?”
“Tidak
pak.” Jawaban Youra So dengan wajah memerah seperti kepiting rebus.
“Kebanyakan
menghayal pak...” teriak Rani menggoda temannya, membuat semua orang tertawa
dalam ruangan tersebut.
“Coba
bapak ulangi pertanyaan
tadi?” kalimat Youra So.
“Tidak
ada siaran ulang...”
gertakan pak Shin.
“Rani,
coba ulangi pertanyaan pak Shin.” Bisikan Youra So.
“Pak
Shin mengajukan pertanyaan, coba jelaskan tentang beberapa hal yang berkaitan
dengan negara Korea.” Kalimat Rani.
“Youra So, kalau kau tidak bisa
menjawab...nilaimu error dan tidak mungkin
terselip kata mengulang atau semester pendek.”
Gertak pak Shin di depan seluruh maha siswa.
“Korea merupakan salah satu
negara yang bertempat sekitar Asia
timur. Ibu kota Korea Selatan sendiri adalah Seoul. Kota terbesar negara Korea
Selatan selain Seoul yaitu Busan, Jinhae, Daegu, Gwangju,
Incheon. Republik merupakan bentuk pemerintahan
negara ini.” Kalimat Youra So tanpa tersendat-sendat.
“Lanjutkan,
saya belum puas dengan jawabanmu...saya masih membutuhkan hal-hal tertentu di dalam penjelasan kau
tentang negara Korea.” Kalimat pak Shin dengan tatapan tajam.
“Makanan tradisional Korea adalah Ramyeon, tapi kalau
di Indonesia bisa bersaing sekaligus menjadi saudara kembar indomie sarimi
supermi mie sedap...” Penjelasan Youra So.
“Yang
menjadi pertanyaan, bagaimana cara berpikir seorang generasi muda Korea untuk melakukan promosi tentang negara
ini sekaligus promosikan Ramyeon?”
“Kalau
promosi Negara sendiri di mata dunia saya kurang tahu bapak” Youra So.
“Kenapa bisa tidak tahu?” pak Shin.
“Karena saya sulit menjabarkan beberapa karakter kepribadian
generasi muda di Negara ini…” Youra So.
“Lantas promosi makanan Ramyeon gimana caranya biar
seluruh dunia suka gitu?” pak Shin.
“Gampang bapak, tinggal selipkan dalam drama Korea
langsung dah ketagihan tu seluruh dunia pengen kebelet makan Ramyeon. Gitu aja
repot…” Youra So.
“Bisa saja Youra” Rani.
“Ya bisalah, kan banyak Negara suka drakor apa lagi
Indonesia sampai laptop penuh variasi judul-judul drakor” ucapan Youra So
sampai membuat semua orang tertawa. Akhir cerita Youra So terancam mendapat
nilai error untuk mata kuliah pak Shin.
Keusilan jawaban Youra So
mengakhiri mata kuliah yang dibawakan oleh pak Shin untuk hari ini. Youra So
dengan langkah tergesa-gesa berlari dan mencari bus menuju rumah sakit.
Menyelesaikan pekerjaannya dengan secepat mungkin dan seperti biasanya memasuki
ruangan Ryung Han untuk melihat ataupun bercerita banyak hal.
Ryung
Han dapat merasakan kehadiran Youra So seperti biasanya, sekalipun matanya
tidak dapat terbuka. Jantung Ryung Han berdetak begitu kencang seperti
biasanya, saat Youra So berada di sampingnya untuk bercerita atau berdoa
memohon kepada Tuhan.
Tidak
seorangpun dapat mengerti tentang misteri Ilahi dan segala rahasia Tuhan,
tentang sebuah kejadian aneh pada suatu area perjalanan seseorang. Sama seperti
Ryung Han dan Youra So memiliki kisah perjalanan tersendiri serta berbeda dari
siapapun. Bagi akal pemikiran seseorang, sangat tidak masuk akal untuk
mengalami kejadian sejenis ini. Tapi satu hal yang pasti, inilah yang sedang
terjadi...
Ada
saat dimana, sebuah area tertentu dalam perjalanan seseorang tidak dapat
menggunakan akal logika untuk melihat atau bahkan memandang secara mendetail.
Rahasia ataupun misteri Tuhan hanya dapat diketahui bahkan terpecahkan melalui
mata hati dan kasih karunia dalam suatu perjalanan.
“Saya ingin bercerita
tentang keadaanku tadi di kampus.” Kalimat Youra So memulai pembicaran terhadap
Ryung Han yang masih belum terbangun dari komanya.
“Bagaimana
dosenku mengajukan pertanyaan dan saya
berhasil menjawabnya dengan baik
bahkan langsung terancam nilai error untuk mata kuliahku yang satu ini. Ryung
Han, saat di dalam ruangan...” kalimat Youra So tersenyum.
“Saat
dalam ruangan tadi, hal yang pertama kali kuinginkan adalah segera berada di
depanmu dan memberitahukan tentang bagaimana seorang Youra So berhasil
mengambil perhatian pak Shin dengan tampang kiler dipenuhi banyak jenggot pada
wajahnya.” Perkataan Youra So dan terdengar jelas pada telinga Ryung Han.
“Ryung Han...kau harus bersabar,
hanya menunggu waktu sedikit lagi untuk membangunkanmu dari tidur lelapmu.
Tunggu, hingga gadis tersebut terus-menerus bergumul di dalam doanya dengan
cara tersendiri hingga menghancurkan jurang maut dalam perjalananmu.” Sebuah
suara kembali terdengar jelas di telinga Ryung Han di dalam keadaan dirinya
masih belum memperlihatkan perkembangan sedikitpun. Youra So terus bercerita
tentang berbagai hal terhadap Ryung Han yang masih terbaring dalam sebuah
ruangan ICU.
“Saya lupa memberitahumu tentang
sesuatu hal.” Mata Youra So berbinar-binar menatap Ryung Han.
“Kalau
saya kuliah pada sebuah
kampus terbaik di negara ini, namanya university of Korea merupakan universitas paling diincar
oleh banyak orang. Dan satu hal yang harus saya syukuri, bahwa Tuhan membuat
sebuah mujizat dalam perjalananku. Saya
lulus murni di kampus tersebut dan berhasil mendapatkan bea siswa.” Kata-kata Youra
So tersenyum memegang tangan Ryung Han.
“Kalau
seandainya esok hari kau bangun dari tidur lelapmu, mungkin kita tidak akan pernah
bertemu karena saat itu kau sudah tidak berada di rumah sakit ini lagi. Tapi,
satu yang pasti kalau hidup dan nafasku tidak akan pernah berhenti menyebut
namamu. Entah kenapa, saya
terlalu menyukai nama Ryung Han dan tidak akan mungkin melupakannya.” Mimik Wajah gadis
tersebut mamancarkan kehangatan.
Selama
beberapa jam berada di samping Ryung Han tanpa rasa bosan dan bercerita tentang
banyak hal. Selalu berada di samping pria tersebut, sekalipun matanya tidak
akan pernah terbuka sedikitpun. Berdoa, memberikan semangat, bercerita tentang
banyak hal...
“Tuhan,
bangunkan Ryung Han saat ini dari tidurnya. Entah kenapa, saya terlalu yakin kalau
dirinya akan terbangun dari tidur yang berkepanjangan dalam kehidupannya sekarang. Hal paling tersulit
kumengerti, bahwa seakan ada sebuah suara di dasar hatiku berkata bahwa Ryung
Han suatu hari kelak akan menjadi bagian terpenting buatku.” Curhatan hati Youra
So dalam sebuah gereja kecil.
“Tuhan,
apakah ini hanya karena sebuah kata mengagumi dirinya hingga diakhir cerita seakan ada suara
berbicara begitu kuat. Saya tidak membutuhkan apa pun dan berkata-kata suatu
hari kelak saat dirinya terbangun serta sadar hingga seorang Ryung Han harus menyukaiku dan
tetap terikat denganku. Saya hanya menginginkan Ryung Han terbangun dari tidur
berkepanjangan dan pulih seutuhnya.” Jeritan hati Youra So menggema.
5.
Nafas...
Dengan
mata terus terpejam dan berdoa selama berjam-jam dalam sebuah gereja. Youra So
lagi libur kuliah dan kerja saat ini, sehingga waktunya dihabiskan dalam gereja
untuk mendoakan Ryung Han. Sekali lagi, tanpa Youra So menyadari sesuatu hal
bahwa Ryung Han dapat merasakan kekuatan doa yang terus dinaikkan olehnya. Ryung
Han hanya tidak dapat membuka matanya dan segera terbangun dari koma,
dikarenakan belum waktu Tuhan untuk membuatnya tersadar. Secara tiba-tiba, di
ruang ICU air mata Ryung Han sedang mengalir hanya saja Ia tidak dapat membuka
matanya. Youra So terus berdoa dan melsayakan sebuah pergumulan, agar Ryung Han
dapat membuka matanya.
Youra
So yang sedang berada dalam sebuah gereja kecil, sedangkan Ryung Han sedang
berbaring belum terbangun dan memperlihatkan perkembangan. “Entah kenapa,
sebuah suara terus berkata-kata di dasar hatiku dengan lembut bahwa saya harus
terus mendoakan Ryung Han dan tetap berada di sampingnya. Tuhan, apakah saya sudah terlalu gila
tentang hal tersebut.”
Jeritan Youra So terus memejamkan matanya.
Suara
yang tidak diketahui dari mana asalnya, namun menggunakan suara hati untuk
berbicara kepada Youra So dengan begitu lembut. Mendorong dan membuat Youra So
terus menerus melsayakan sebuah pergumulan doa demi seorang pria bernama Ryung
Han. “Tuhan,
saya tidak membutuhkan apa
pun dan yang kuinginkan hanyalah nafas hidup bagi Ryung Han. Bangunkan dirinya dari
koma yang telah berjalan selama dua tahun lebih.” Sekali lagi curhatan hati Youra
So hanya untuk Ryung Han.
Youra
So terus memanjatkan doa kepada Tuhan untuk kesembuhan Ryung Han. Setiap saat,
seakan ada suara yang begitu lembut sedang berbicara terhadap Youra So
menggunikan suara hatinya bahwa Ryung Han pasti terbangun dari koma
berkepanjangan selama 2 tahun lebih.
Youra
So hanya harus bergumul di dalam doa untuk membangunkan Ryung Han dari tidurnya.
Kekuatan doa saja yang dapat membantu Ryung Han. Suara tersebut menuntun Youra
So tetap bersabar hingga waktu itu
tiba untuk membangunkan Ryung Han. Menggunakan suara hati Youra So untuk
berbicara dengan begitu lembut, sehingga tetap berada di samping Ryung Han.
“Menginginkan Engkau
membangunkan Ryung Han dari tidur
panjang juga memberi kesempatan membentuk
warna-warna hidup.”
Doa Youra So menggema begitu kuat.
“Sekalipun,
saat dirinya bangun mungkin dia
tidak akan pernah mengenalku atau tetap berada
di sampingnya...tidak menjadi masalah.” Mata gadis tersebut terus terpejam
berdoa hanya demi Ryung Han.
Tanpa
disadari olehnya, bahwa Ryung Han dapat mendengar dengan begitu jelas seruan doa yang dinaikkan kepada Tuhan dalam
ruangan ICU, walau
Ryung Han tidak dapat membuka kedua matanya dan tersadar dari
koma berkepanjangan...
Sementara
itu, di tempat lain Mi Jee Kim disibukkan oleh berbagai syuting dan dunia
modelingnya sekarang.
Mi Jee Kim telah menyandang status nyonya Jee Yeon yang sah. Popularitasnya
dalam dunia modeling dan perfilman Korea
semakin
mencapai puncak.
“Maafkan
saya, tidak bisa pergi bersamamu sekarang.” Isakan Mi Jee Kim dibawah derasnya
air hujan mengalir.
“Ta...ta...ta...pi
kenapa?”
“Karena
orang tusaya memakssaya untuk menikah dengan pria pilihan mereka dan...”
kalimat tersebut terpotong tiba-tiba.
“Zora...saya sangat
mencintaimu.”
“Tapi
saya tidak dapat menentang apa pun ucapan kedua orang tusaya.” Isakannya
semakin menjadi-jadi ditemani derasnya air hujan...
“Tenanglah
kita pasti dapat melalui permasalahan ini.”
“Saya
mohon, tinggalkan saya disini seorang diri...pergilah, jangan sampai ayahku
melihatmu dan...” Mi Jee.
“Kalau
saya pergi dari sini, maka kaupun harus pergi...kita berdua harus melalui bersama-sama.”
“Itu
tidak mungkin...” Mi Jee.
“Zora, percayalah...”
“Kumohon,
untuk kesekian kalinya saya memohon...pergilah dan lupakan saya.” Mi Jee.
“Zora, apa yang kau lsayakan
di tempat ini.” Suara amarah seorang pria paruh bayah.
“Ayahku
datang” Mi Jee.
“Zora, kenapa kau masih
mempertahankan pria miskin dan
berpenyakitan seperti dia.”
“Ayah,
jangan bicara seperti itu pada Ryeon.”
“Saya
sangat mencintai Zora
dan saya mohon pada anda untuk merestui hubungan kami.”
“Jangan
pernah mimpi anak muda.” Amukan pria paruh bayah terlihat jelas.
“Ayah,
maafkanlah Ryeon
dan jangan apa-apakan dirinya.”
“Cut...”
teriakan sutradara mengacungkan tangan dengan tersenyum pertanda sangat puas
dengan adegan akting yang dilsayakan oleh Mi Jee Kim dan lawan mainnya.
“Akting
kau sangat menarik kali ini Mi Jee Kim.” Acungan jempol mengarah pada Mi Jee
Kim.
“Terima
kasih pak sutradara.” Kalimat Mi Jee Kim sambil membuka jepitan rambutnya.
Mi
Jee Kim harus menyelesaikan syuting film terbarunya, bercerita tentang perjalanan
asmara tanpa restu orang tua dikarenakan pria tersebut hidup dalam kemiskinan, sedangkan dirinya berperan sebagai wanita yang suka
sakit-sakitan. Kalimat dengan pernyataan tentang
berpenyakitan dan miskin mengingatkan dirinya dengan Ryung Han. Bukan
tentang kemiskinan melainkan Ryung Han memiliki
harta lumayan banyak. Hanya saja, Ryung Han bermasalah dengan penyakit ganas
dalam dirinya.
“Ryung
Han, bagaimana kabarmu sekarang?”
Batin Mi Jee tiba-tiba mengingat mantan tunangannya saat berada di depan cermin
besar.
Memutuskan
hubungan dengan Ryung Han dan menikahi pria lain karena tidak mampu hidup serta merawat seorang pria
penyakitan. Mi Jee Kim tergiur akan
dunia modeling beserta keartisan
sejak bertemu Jee Yeon. “Saya hanya tidak
menginginkan hidupku terus terikat dengan seorang penyakitan yang pada akhirnya
akan meninggalkanku seorang diri. Saya
juga menyukai dunia keartisan dan harus mengejar karirku, hingga harus memilih
meninggalkanmu Ryung Han.” Gumam Mi Jee Kim memandang foto Ryung Han dan
dirinya sedang tersenyum pada acara pertunangan mereka dua tahun yang lalu.
Inilah
perjalanan kehidupan dalam area tertentu, sedang bercerita tentang keegoisan,
rasa sayang secara tiba-tiba pergi hanya karena sesuatu hal,
perselingkuhan, popularitas, dan beberapa keadaan lain sedang bermain di
dalamnya.
Cinta
di dalam perjalanan seorang Mi Jee Kim hanya bersifat sementara dan tidak
terdapat sesuatupun hal yang menarik. Mencintai dan menyayangi seseorang, akan
tetapi disaat tertentu tidak menginginkan untuk tetap bersama dan berada di
sampingnya dalam keadaaan paling rumit sekalipun. Pemikiran sejenis ini
banyak terjadi dalam kehidupan orang diluar sana dan memberi kehancuran
tersendiri. Penyesalan di kemudian hari tidak akan menyelesaikan apa pun
juga...
“Sayang
kau sedang memikirkan apa saat ini?” pelukan Jee Yeon begitu kuat dari belakang
Mi Jee Kim hingga membangunkannya dari lamunan akan Ryung Han.
“Tuhan,
di tempat
ini saya bersama
suamiku...namun, nama Ryung Han masih tersimpan kuat jauh di dasar hati” Batin Mi
Jee tersenyum dalam pelukan Jee Yeon.
“Mi
Jee, bagaimana dengan syuting kau hari ini sayang?” pertanyaan Jee Yeon terus
memeluk istrinya.
“Semuanya
berjalan dengan baik.” Jawaban Mi Jee Kim sebelum berdiri dan berusaha
melepaskan dekapan Jee Yeon.
“Sepertinya,
kau ada masalah?”
“Sama
sekali tidak ada.”
“Mi
Jee, besok saya
harus syuting keluar negeri.”
“Terus...”
“Apakah
kau ingin ikut bersama denganku keluar negeri, sekalian menjadi bulan madu kita
yang ke-2.”
“Wow...”
“Jadi,
kita akan pergi bersama biar hubungan tentang kemesraan antara Mi Jee Kim &
Jee Yeon makin heboh...terlebih...” ucap Jee Yeon terpotong.
“Terlebih
apa...”
“Maksudku,
terlebih kita berdua sama-sama sedang syuting film terbaru. Pastinya hal ini
makin manaikkan retring film tersebut sebelum ditayangkan.”
“Wow,
saya harus sayai kehebatan suamiku kali ini dengan cara berpikirnya yang
sedikit...”
“Istriku...sudah
berani yach sekarang.”
“Jee
Yeon, saya hanya kagum saja dan
bukan meledek.” Berusaha menghentikan tangan Jee Yeon yang sedang bermain nakal
pada pinggangnya.
“Oh
begitu to...” anggukan kepala Jee Yeon tersenyum lebar.
“Seperti
itulah, suamiku tersayang.”
“Terima
kasih karena telah menerimsaya menjadi pasangan seumur hidupmu.”
“Sama-sama
suamiku tersayang.” Senyuman Mi Jee Kim, namu jauh berbeda dengan keadaan
hatinya saat ini.
Minggu
pagi yang cerah, Mi Jee menuju rumah sakit tempat Ryung Han terbaring dengan
melsayakan penyamaran sehingga tidak seorangpun mengenalinya. Mi Jee menyamar
sebagai salah satu perawat dari rumah sakit tersebut dan ditugaskan di ruang
ICU untuk memeriksa keadaan Ryung Han.
“Ryung
Han, bagaimana keadaanmu sekarang?” pertanyaan Mi Jee memandang wajah Ryung Han.
Tangan
Mi Jee sebelah kiri membelai wajah Ryung Han bekas tunangannya. Membayangkan
saat-saat mereka berdua bersama-sama dan merasakan kebahagiaan luar biasa.
Tersenyum, tertawa, dan merasakan
berbagai hal jauh sebelum pria yang dicintainya terbaring koma seperti sekarang
ini.
“Apakah
jalan yang kutempuh sekarang sebuah
kesalahan terbesar, sedangkan kau masih tetap berbaring dalam ruangan ini? Andai kata, saat itu kau
tidak mengacaukan proses pemberkatan nikah kita berdua tentunya saya tidak akan mungkin menyandang status nyonya Jee Yeon.”
Bisikan Mi Jee Kim perlahan pada telinga Ryung Han.
Sangat
jauh berbeda saat kedatangan Youra So, Ryung Han dapat merasakan kehadirannya
hingga menyebabkan jantungnya berdetak dengan begitu cepat. Ryung Han dapat
mendengar apa pun yang diucapkan oleh Youra So dalam ruangan ICU tersebut. Dan Ryung
Han dapat merasakan bagaimana seorang gadis bernama Youra So terus berdoa
untuknya. Namun,
berbanding terbalik akan
kehadiran Mi Jee bahwa seorang Ryung Han tidak dapat merasakan sedikitpun
kehadiran tunangannya yang telah menjadi milik orang lain. Ryung Han tidak
dapat mendengar apa pun perkataan dan berbagai hal yang dikemukakan oleh Mi Jee
Kim.
“Maafkan
karena telah menghianati dirimu selama kau berbaring koma di tempat ini” mata Mi
Jee berkaca-kaca.
Jauh
di dasar hati, Mi Jee masih sangat mencintai Ryung Han hanya saja dirinya
tergiur akan sebuah popularitas dalam dunia keartisan. Mi Jee pada saat itu,
tergoda akan ketampanan Jee Yeon hingga di akhir cerita hatinya terbagi menjadi
dua.
“Saya menyukai dunia modeling
dan keartisan bahkan
apa pun dapat kulsayakan demi karir yang sedang berada depan matsaya saat itu.” Bahasa Mi Jee Kim
dengan tetap membelai wajah Ryung Han.
“Dokter,
bagaimana perkembangan Ryung Han?” suara yang tidak asing lagi di telinganya,
hingga Mi Jee segera mencari tempat persembunyian. Mi Jee tidak ingin
keberadaanya diketahui oleh semua orang.
“Sejauh
ini belum memperlihatkan hasil, hanya saja...” ucap dokter mengingat sebuah
kejadian.
“Maksud
dokter?” rasa penasaran Myung Ok mulai terlihat.
“Terkadang
jantung Ryung Han berdetak begitu kuat dan memiliki kecepatan luar biasa, dan
secara tiba-tiba...” dokter membayangkan apa yang dilihatnya beberapa waktu
lalu.
“Tiba-tiba
kenapa dok?”
“mmmmmhhhhhhhh”
“Jangan
membuat saya ketakutan dok.” Rasa
khawatir akan keadaan Ryung Han sangat terlihat
jelas pada diri Jee Yeon.
“Tidak
lama kemudian detakan jantungnya kembali seperti biasa, seperti ada sesuatu hal
aneh.” Kalimat dokter. Mereka semua
tidak pernah menyadari, bahwa detakan jantung begitu cepat disebabkan oleh
kehadiran Youra So yang sedang berada bersembunyi di dalam kamar mandi ataupun
sedang mengintip pada ujung pintu ruang tempat Ryung Han.
“Apakah
hal tersebut akan semakin merusak keadaan Ryung Han saat ini.”
“Sama
sekali tidak, hanya saja untuk pertama kalinya kejadian dalam dunia medis
terdapat jenis kasus semacam Ryung Han. Sangat mengejutkan...” mimik wajah
dokter terlalu sulit untuk bercerita.
“Syukurlah.”
Myung Ok mengelus-elus dadanya.
Myung
Ok tidak menginginkan kondisi sahabatnya semakin memburuk. Manusia dapat saja
menyerah, akan tetapi Myung Ok mempercayai tentang sebuah mujizat dan harapan
yang berasal dari Tuhan. Hatinya begitu hancur dengan air mata dan jeritan
seorang ayah setiap melihat kondisi Ryung Han masih belum memperlihatkan
perubahan sejenis apa pun.
“Tidak mungkin seorang Ryung
Han membiarkan seorang ayah hidup di dalam kehancuran karena rasa sakit luar
biasa.” Jerit seorang ayah kembali dengan menggenggam erat tangan sang anak.
Memberikan kehangatan dan kelembutan, sekalipun dunia Ryung Han belum memperlihatkan
perubahan...
“Saya ingin melihatmu
kembali seperti dulu lagi, melsayakan banyak hal, mengajar, tersenyum, tertawa
bersama ayahmu yang sudah berbau tanah.” Jemari seorang ayah sedang memainkan
irama pada wajah Ryung Han.
“Paman...”
suara Myung Ok dari arah pintu ruang ICU.
“Myung
Ok...” balasnya.
“Kita
harus mempercayai sebuah pengharapan sekalipun terlihat tidak ada jalan sama
sekali.” kembali tangan Myung Ok mendekap seorang ayah dengan penuh kehangatan.
“Terima
kasih karena telah menjadi
bagian dari kehidupan ku dan Ryung Han.”
“Saya
yang harusnya bersyukur, karena Tuhan membuat dunia saya mengenal kalian
berdua. Bahkan paman telah kuanggap sebagai ayah kandungku sendiri.” Senyuman Myung
Ok terpampang jelas.
“Paman,
sepertinya saya melihat Mi Jee lima menit yang lalu meninggalkan rumah sakit
ini.” Kalimat Myung Ok dengan kening
berkerut.
“Saya tidak ingin mendengar
berita tentang apa pun mengenai Mi Jee Kim.” Tuan Eun Hoon berusaha mengalihkan
tatapan wajahnya dengan penuh keseriusan.
“Masalahnya, saya sangat yakin kalau Mi
Jee Kim datang ke ruangan ini untuk melihat keadaan Ryung Han.” Jemari Myung Ok
sedang bermain pada dinding rumah sakit.
“Rasanya
tidak mungkin..”
“Kenapa
tidak mungkin paman?”
“Myung
Ok, bukankah Mi Jee lebih mencintai aktor itu dibanding putrsaya...”
“Paman,
matsaya tidak mungkin salah mengenal sosok Mi Jee Kim.” Wajah Myung Ok menatap
dengan penuh keseriusan.
“Kalau
memang benar terjadi, yang menjadi pertanyaan apa maksud dan tujuan Mi Jee Kim
mengunjungi tempat ini.” Kening tuan Eun Hoon
mulai berkerut.
“Kemungkinan
besar, Mi Jee masih menyimpan sebuah perasaan spesial untuk Ryung Han atau ada
sesuatu hal yang lain...”
“Kalau
seandainya Mi Jee masih memiliki sebuah perasaan khusus untuk Ryung Han, maka
hal tersebut harus dia kubur dalam-dalam.” Intonasi tuan Eun Hoon mulai
meninggi.
“Memangnya
kenapa paman...”
“Mi
Jee telah menikah dengan orang lain, pernikahan bukanlah sebuah permainan yang
seenaknya saja untuk dipermainkan.” Jawaban tuan Eun Hoon.
“Wow...”
hanya kata tersebut tersirat keluar oleh seorang Myung Ok.
“Paman
tidak menyukai dunia perselingkuhan, jangan karena berkata kalau wajahku terlalu cantik
hingga akhir cerita akar kesombongan sedang mengikat. Terlebih lagi, dunia
perselingkuhan, perceraian, dan banyak hal lain sedang berjalan.”
“Belum
tentu juga Ryung Han mau
menerima Mi Jee suatu hari kelak saat dirinya terbangun dari koma. Terlebih
jika Ryung Han menyadari tentang kejadian sebenarnya.” Ucap Myung Ok menepuk
bahu pamannya.
“Saya tidak akan pernah
menerima Mi Jee kembali sebagai menantuku, bagaimanapun keadaannya.”
“Paman
tidak usah khawatir, saya
tahu bagaimana sifat sahabatku itu.” Senyuman Myung Ok berusaha menenangkan
pamannya.
“Paman
pernah membaca sebuah artikel, yang diambil dari sebuah judul novel.” Bahasa
tuan Eun Hoon tiba-tiba.
“Hubungan
antara artikel ini dan arah pembicararaan kita ada dimana yach paman?”
“Jelas
ada, di dalam Artikel ini bercerita tentang kehidupan pernikahan...ceritanya
sih, tidak mengarah lebih mendetail tentang permasalahan kehidupan rumah
tangga. Hanya saja, sedikit menjelaskan tentang sebuah penyesalan saat salah
memilih pasangan hidup.” Ucapnya.
“Lanjutkan
paman...” ucap tuan Myung Ok.
“Seorang
pengusaha sekalipun telah membuat kesalahan fatal dengan memilih pasangan
hidup, hanya saja dirinya tetap memiliki sebuah sikap bahwa pernikahan bukanlah
sebuah permainan yang harus dipemainkan. Kalaupun sekarang kesalahan yang dia lakukan benar-benar fatal,
bukan berarti dirinya harus memilih sebuah istilah perceraian dalam alur cerita hidupnya”
Penjelasan tuan Eun Hoon.
Sebuah
pernikahan merupakan hal yang bersifat sakral, hingga tetap berada pada
pemikiran bahwa suatu ikatan rumah tangga harus tetap dipertahankan sekalipun
tidak sesuai dengan pemandangan. Oleh
karena, sebelum menikah telah memutuskan untuk mengikat janji suci
sehidup semati dan jangan pernah berpikir untuk mengenal istilah cerai.
Perceraian dalam satu ikatan rumah tangga pada dasarnya tidak akan pernah
menyelesaikan masalah. Yang sebenarnya terjadi adalah dimana perceraian dari
sebuah pernikahan semakin memperburuk masalah. Adalah lebih baik, di saat sebelum memasuki
ikatan pernikahan membuka mata lebar-lebar siapa orang yang ada didepan. Hingga
pada akhirnya, tidak akan pernah terikat dengan dunia penyesalan secara hebat.
Dan apa bila telah berada dalam sebuah ikatan pernikahan menutup mata serta
telinga rapat dan secara hebat...
Apapun
masalah dan keadaan yang terjadi, tetap menjalani segala sesuatunya. Oleh
karena, jauh sebelumnya pilihan berada ditangan sendiri bukan dalam kehidupan
siapapun juga. Jangan jadikan pernikahan sebagai ajang permainan, yang pada
akhirnya semakin menghancurkan keadaan. Merusak kehidupan orang disekeliling
bahkan menghilangkan kasih sayang seorang ayah ataupun ibu terhadap sang anak.
Pernikahan bukan permainan yang seenaknya
dimainkan ke kiri dan kanan hingga ujung cerita tidak terdapat sesuatupun yang
menarik didalamnya. Pada dasarnya, menyatukan dua buah karakter dalam satu
ikatan pernikahan membutuhkan waktu secara luar biasa dan bahkan dapat memakan
waktu puluhan tahun. Namun, mereka yang
dewasa menanggapi sebuah masalah akan mengerti banyak hal. Tidak menjadikan
ikatan pernikahan menjadi sesuatu yang mengerikan dengan berbagai jenis
perceraian sedang bermain didalamnya. Membuat banyak hal mengerikan dan
menghancurkan kehidupan dari diri sendir terlebih pada perjalanan seorang anak.
“Dalam
novel ini bercerita tentang apaan sich paman?” tanya Myung Ok dengan rasa
penasaran.
“Sebenarnya
sih tentang perjalanan gadis bisu dengan bakat melukis bernama Arehyind dan
Brayn merupakan salah satu reporter serta host dalam sebuah acara. Sedikit
mengupas tentang kasus permasalahan rumah tangga, namun bermakna.” Bahasa tuan Eun
Hoon kembali.
“Saya
pengen baca juga paman, siapa tahu bisa di promosi ma banyak orang. Hehehehe.”
6.
Tidak
pernah mengerti tentang...
“Lama
banget ya,
ayah dan sahabat Ryung Han keluar dari ruangan itu.” Gerutu Youra So ingin
melihat keadaan Ryung Han dengan tidak sabaran. Youra So memang selalu datang
menjenguk Ryung Han secara sembunyi di ruangan ICU. Tanpa seorangpun menyadari
bagaimana Youra So terus memerus memberikan semangat terhadap Ryung Han.
Mempercayai suatu hari kelak Ryung Han akan terbangun dari tidurnya yang
berkepanjangan. Terus berdoa kepada Tuhan untuk kondisi pemulihan Ryung Han.
Youra meneguk segelas coffee late sambil berusaha
bersabar menunggu keluarga Ryung berjalan keluar meninggalkan kamar ICU.
“Sepertinya saya harus absen hari ini yah?” celetuknya dengan wajah cemberut.
Walaupun di katakan hanya sebagai cleaning servis, namun dia memiliki banyak
teman di rumah sakit termasuk para dokter.
“Youra sedang apa di situ?” seseorang menyapa gadis
itu tiba-tiba…
“Lagi beres-beres dokter” mencari alasan paling tepat.
“Alasan” dokter Dong Han sedikit mencibir.
“Dokter sendiri tumben ga keluyuran ma teman tidur
forever” Youra.
“What?” Dokter Dong Han.
“Seluruh rumah sakit juga pada tahu kalau dokter patah
hati ditolak seorang cewek, singkat cerita pacaran deh ma cewek lain” Youra.
Telinga gadis semacam Youra panjang dan lebar sampai-sampai hal terkecil
sekalipun tersadar olehnya.
“Patah hati? Siapa bilang?” Dokter Dong Han menarik
gelas coffee late milik Youra kemudian meneguknya sampai habis.
“Cleaning servis tapi seperti detektif saja” sindir
Dokter Dong.
“Dokter, memangnya cara melampiaskan patah hati atau
sakit hati harus melalui seks sampai gaya pacaran tidak sehat seperti itu terus
saja bermuara?” Youra.
“Dokter mau buat kepanasan siapa? Lah yang rugi berat
di dokter sendiri bukan cewek itu, mana pacarannya ma pelacur kelas kakak level
seribu seperti tidak laku saja…” Youra berkata-kata lagi.
“Namanya juga laki” dokter Dong. Kehidupan dokter Dong
Han memang selalu menjadi bahan gosip utama untuk beberapa waktu belakangan.
Youra hanya sedikit kasihan melihat seorang dokter yang dikatakan jenius tapi
hancur hanya karena masalah ditolak perempuan.
“Cara balas dendam terbaik adalah memperlihatkan
prestasi dan membuktikan kalau suatu hari kelak dokter juga pasti dapat cewek
baik-baik bahkan jauh lebih baik. Cewek baik-baik bukan hanya dia satu-satunya
kan?” Youra.
“Tapi pacarku yang sekarang tidak pernah mengejek
kakiku” Dokter Dong.
“Memang pacar dokter tidak pernah mengejek fisik
bahkan memuaskan seks level seribu tapi membawa ke jurang paling gelap, sama
saja bohong. Dokter bukan satu-satunya teman tidurnya dan tentu penyakit
menular seksual bisa jadi menular. Rugi siapa? Kalau sudah positif penyakit
menular seksual lantas lisensi praktek dokter tidak akan dicabut?” Youra
menggeleng-geleng kepala.
“Entahlah” Dokter Dong.
“Jangan selalu berpikir negative kalau ditolak karena
merasa fisik dokter bermasalah alias cacat. Seks bukan jalan keluar atau
dijadikan bahan pelarian ketika mempunyai sebuah masalah apa lagi tidak terikat
pernikahan dan lebih parah tidur bersama pelacur kelas kakap. Semua orang menertawakan
dokter bukannya menaruh empati…” Youra.
“Menertawakan” Dong Han tertawa sinis.
“Tidak pernah memamerkan pasangan, tapi tiba-tiba post
pacar dengan penampilan pelacur kelas kakap. Dokter sepertinya terlalu angkuh
bahkan merasa paling jenius karena menganggap diri lulusan terbaik dengan nilai
kumlaud, jadi seolah-olah Tuhan itu bukan siapa-siapa…” Youra.
“Bicara ngawur” Dong Han.
“Memang kenyataan. Contoh kecilnya di tolak cewek
pelampiasannya lari mencari pelacur kelas kakap untuk memuaskan kehidupan seksual
tanpa pikir dampak negative ke depannya. Seks bukan jalan penyelesaian masalah.
Kalau seseorang yang rendah hati, tentu melihat Tuhan bahkan menganggap masalah
patah hati sebagai kasus biasa dalam sebuah kehidupan asmara” Youra.
“Kalau jadi saya memang enak” Dong Han.
“Mending saya ditertawakan karena mengalami penolakan seseorang
dibanding lebih menghancurkan kehidupan sendiri. Permasalahannya di sini
pelacur kelas kakap, kehidupan medismu ke depan, dan bukan objek lain. Sebenarnya
dokter mau menjebak siapa? Semata-mata hanya menjebak perjalanan dokter sendiri
sampai ditertawakan habis-habisan oleh semua orang” Youra.
“Kepo amat lu” dokter Dong Han.
“Gaya bahkan ekspresi dokter bisa terbaca oleh siapa
saja termasuk sayalah yang aktif di media social. Postmu saja seolah memberi
makna kalau cewek itu menolak karena cacat fisik yang dialami dokter. Jangan membawa
kata cacat di sini, kenapa? Karena yang kau pikirkan tidak semuanya benar”
Youra.
“Satu lagi, pikirkan baik-baik tentang jalan hidupmu
ke depan dan belajarlah merendahkan hati sekaligus berada dalam sebuah kamar
mencari wajah Tuhan. Ngerti?” Youra berbicara lagi sebelum akhirnya
meninggalkan sang dokter merenung sendirian.
Youra So seorang gadis cleaning servis sedang berjalan
mengitari tiap ruang sudut ruangan rumah sakit guna melakukan tugasnya. Perbincangan
antara dia bersama salah satu dokter rumah sakit hari itu membuatnya menarik
napas panjang. Membagi waktu antara pekerjaan dan sekolahnya memang terasa
cukup berat.
Di sela-sela kesibukan seorang Youra tetap berusaha
meluangkan waktu berada dalam sebuah ruang di mana seseorang terbaring koma
bahkan entah kapan akan terbangun. Youra So tidak pernah
mengerti tentang sesuatu hal yang terjadi dalam dirinya. Seakan ada sesuatu hal
yang terus mendorong dirinya untuk terus berdoa untuk kesembuhan Ryung Han.
Seakan ada sebuah suara yang menggunakan suara hatinya dengan begitu lembut
berbicara bahwa Ryung Han akan terbangun dari tidurnya.
“Ryung
Han akan terbangun dari tidurnya suatu hari kelak, dan jangan pernah lelah
untuk terus berdoa. Tetaplah berada di sampingnya, apa pun yang terjadi.” Suara
lembut kembali berbicara menggunakan suara hati Youra So dan mengagetkan
dirinya setiap saat.
“Tuhan,
sebenarnya siapa yang sedang berbicara menggunakan suara hatiku saat ini.”
Kalimat Youra So membuat seluruh tubuhnya sedikit merinding. Seakan ada sebuah
kekuatan yang terus mendorongnya untuk berdoa dan memberikan semangat bagi Ryung
Han. Sekalipun, seorang Ryung Han tidak pernah berbicara satu katapun bahkan
jika suatu hari kelak pria tersebut bangun dari tidurnya.
“Akhirnya,
ayah dan sahabatmu keluar juga.” ucap Youra So melangkahkan kaki perlahan-lahan
memasuki ruang ICU, setelah tuan Eun Hoon dan Myung Ok keluar meninggalkan Ryung
Han.
“Saya ingin melihat senyum
di wajahmu dan bagaimana seorang Ryung Han sedang mengalirkan air mata saat
dunianya terhimpit sebuah masalah. Sekalipun, saya hanya akan memandang hal tersebut di
tempat tersembunyi tidak menjadi masalah minimal kau terbangun dari tidurmu.”
Kata-kata Youra So tersenyum.
Untuk
kesekian kalinya, tanpa disadari oleh Youra So bahwa setiap kalimat yang
terlontar terdengar jelas pada telinga Ryung Han. “Tuhan, bantu saya untuk melihat wajah
gadis yang sedang berbicara terhadapku saat ini.” Suara hati Ryung Han
berbicara berusaha untuk bangun dari tidurnya hanya saja belum waktu Tuhan
untuk melsayakan hal tersebut.
“Ryung
Han, jangan menyerah karena saya
selalu ingin melihatmu bangun dari koma dan tidak ingin memandang segala jenis
peralatan medis pada seluruh tubuhmu.” Kalimat Youra So menggenggam erat tangan
Ryung Han dengan penuh kehangatan yang
dapat dirasakan oleh pria tersebut.
Hembusan
nafas gadis tersebut dapat dirasakan oleh Ryung Han, walaupun matanya masih terpejam
dan tidak memperlihatkan perkembangan sesuai yang diharapkan. Inilah yang
dikatakan, tentang misteri Ilahi bahkan
terlalu sulit untuk memahami sebuah area sejenis ini.
Perjalanan
dan keterikatan secara berbeda antara seorang pria dan wanita, hanya saja belum
terjadi pertemuan. Teka teki Tuhan dalam suatu area perjalanan seseorang, hanya
dapat terpecahkan seiring dengan waktu yang sedang berjalan. Membutuhkan waktu
untuk memahami berbagai hal dalam sebuah istilah dalam perjalanan. Siapa yang
dapat memahami tentang sebuah misteri ilahi dan berbagai hal mengejutkan dari
Tuhan dalam langkah hidup
seseorang. Seluruh pertanyaan mengenai misteri Ilahi ataupun rahasia Tuhan akan
terjawab sesuai waktu yang berasal dariNYA.
Entah
mengapa, seakan ada sesuatu yang membangunkan Youra So tengah malam untuk terus
berdoa bagi Ryung Han. Selama berjam-jam Youra So terus berdoa di dalam
kamarnya untuk Ryung Han dengan mata terpejam. Dan dalam ruangan ICU, Ryung Han
mulai menggerakkan ke dua tangannya.
Seluruh
tubuh Ryung Han dibungkus keringat luar biasa, di alam bawah sadar dia dapat
melihat seorang gadis terus menerus berdoa selama berjam-jam. Ryung Han
berusaha untuk melihat wajah dari gadis tersebut, akan tetapi tidak pernah
bisa. Dapat mendengar dengan begitu jelas tentang seluruh isi doa yang di
ucapkan oleh gadis tersebut. Dan pada akhirnya berhasil membangunkan Ryung Han
dari tidurnya selama ini.
Kedua
mata Ryung Han terbuka dengan begitu banyaknya keringat pada seluruh tubuhnya.
Dan hal tersebut pertama kali terjadi dalam dunia medis di negara Korea. “Tuan sudah bangun...”
ucap salah satu perawat dalam ruangan tersebut, sedangkan beberapa dokter
mengelilingi Ryung Han untuk mengetahui perkembangan kondisinya secara
mendetail. Secara mengejutkan, Ryung Han pulih dari penyakit yang membuatnya
terbaring koma selama hampir tiga tahun.
“Ryung
Han...” tuan Eun Hoon mendekap tubuh anaknya dengan rasa haru dan sangat
bahagia melihat Ryung Han dapat terbangun dari tidurnya.
“Ayah...”
satu kata keluar dari mulut Ryung Han setelah kesadarannya kembali.
“Kami
semua sangat bahagia...” rasa haru Myung Ok memandang sahabatnya.
“Apa
yang terjadi denganku, bukankah saya
sedang berada dalam acara pemberkatan nikahku Mi Jee.” Tutur Ryung Han tidak
mengerti dengan keadaan yang menimpa dirinya.
“Apa
kau sadar atau tidak ?” pertanyaan Myung Ok.
“Tentang
apa?” Ryung Han balik bertanya.
“Kau
pingsan saat acara pemberkatanmu, dan lebih parahnya seorang Ryung Han telah
mengalami masa koma berkepanjangan selama dua tahun lebih.” Jawaban Myung
Ok.
“Katakanlah
hampir tiga tahun Ryung Han.” Ucap Myung Ok kembali.
Memori Ryung Han dalam tidur lelapnya hilang begitu saja tanpa
meninggalkan setitik bekas. Tiba-tiba detak jantung
Ryung Han kembali memainkan iramanya dengan begitu cepat dan kuat. “Ada apa ini, kenapa
detak jantungku berirama seperti ini.” Pertanyaan Ryung Han didasar hatinya.
Dirinya belum menyadari tentang sesuatu hal dan kehadiran Youra So hingga
menyebabkan jantung Ryung Han berdetak begitu cepat dan kuat. Ryung Han
membutuhkan waktu untuk mengingat segala hal tentang Youra So saat dirinya masih
terbaring koma.
“Terima
kasih Tuhan, karena Ryung bangun dari tidur
panjangnya.” Rasa syukur Youra So di tempat
tersembunyi sedikit menjauh dari ruang Ryung Han.
“Selamat
tinggal Ryung Han...saya
pasti akan selalu mengingatmu seumur hidupku. Bahagia melihatmu dapat merasakan kembali
keindahan saat matahari terbit bahkan terbenam setiap harinya.” Lirih Youra So
di dasar hati dengan berjalan keluar dari rumah sakit.
Misteri
Ilahi kehidupan Ryung Han dan Youra So akan segera dimulai. Hubungan ikatan
tertentu dimana masih merupakan misteri Tuhan yang sedang bermain sekitar area Ryung Han dan Youra
So. Terkadang Tuhan membuat kisah percintaan seseorang jauh berbeda dari
siapapun juga, terlalu sulit untuk memahami keadaan sejenis ini hanya saja semua
membutuhkan waktu. Ada saat dimana sebuah misteri dengan kesengajaan Tuhan
rencanakan untuk mengajarkan tentang beberapa area tertentu akan perjalanan
asmara seseorang.
Selang
beberapa minggu
setelah kepulangannya dari rumah sakit, Ryung Han mulai kembali memimpikan
tentang sosok gadis namun terkesan samar.
Ryung Han membutuhkan waktu untuk memahami beberapa hal dalam perjalanannya. Setelah beberapa hari
keluarnya Ryung Han dari rumah sakit, tuan Eun Hoon mulai menceritakan tentang
perselingkuhan tunangannya dan beberapa hal lain yang dilsayakannya. Entah
mengapa, tidak terdapat sedikitpun rasa sakit oleh karena perbuatan Mi Jee Kim.
“Saya
ingat gadis itu terus berdoa untukku dan selalu bercerita banyak hal saat
berada di sampingku.” Gumam Ryung Han dengan tangannya sedang berada pada
dagunya sendiri.
“Saat
itu sekujur tubuhku penuh keringat
sebelum kembali tersadar dari tidurku. Bahkan saya sempat mendengar dengan begitu jelas segala isi doa yang dinaikkan
oleh gadis tersebut, tapi apa
isinya?” Berusaha
mengingat tentang gadis tersebut.
Awalnya,
Ryung Han sama sekali tidak mengingat sedikitpun tentang berbagai hal dan
setiap ungkapan dari Youra So, tetapi
mimpi itu terus saja menyerang hidupnya.
“Apa
yang sedang dipikirkan oleh anakku?” ujar tuan Eun Hoon membuyarkan lamunan Ryung
Han.
“Sejak
kapan ayah berada di kamarku?”
“Sejam
lalu.” Jawaban seorang ayah.
“Maaf tidak menyadari
kehadiranmu,”
“Tidak
apa-apa, ayah harap kau melupakan perbuatan Mi Jee terhadapmu. Lupakan gadis itu, dan jangan pernah
memikirkan hal-hal apa pun tentang dirinya.” Teguran seorang ayah menyangka
bahwa anaknya masih memikirkan tentang tunangan Ryung Han.
“Ayah
salah besar kalau saya
masih memikirkan Mi Jee Kim, bahkan tidak terlintas sedikitpun rasa sakit hati
luar biasa akibat penghianatan yang dilsayakannya. Pada hal, untuk akal logika
selama bertahun-tahun saya
begitu mencintai juga
menyayangi Mi Jee. Namun, entahlah apa yang terjadi denganku.” Lirih Ryung Han
di dasar hatinya tidak mengeti dengan keadaannya saat ini.
“Percayalah,
suatu hari kelak kau akan mendapat
gadis
yang jauh lebih baik dari Mi Jee” Ucapan sang ayah mendekap Ryung Han.
“Benar
ucapan ayah, bahkan sebulan
sebelum pernikahanku akan berlangsung...saya
sudah memimpikan gadis lain
sedang berada dalam sebuah ruangan tanpa dapat mengenal wajahnya sampai detik sekarang.”
Kembali suara hati Ryung Han berirama serta menggema.
“Ryung
Han...” teriakan seseorang dari luar pintu kamar.
“Myung
Ok...” rasa semangat ayahnya
segera menyambut kedatangan Myung Ok.
“Paman,
dimana Ryung Han?”
“Kau
bertanya atau apaan sih?
sudah tahu Ryung Han berada dalam kamarnya masih bertanya.” kalimat tuan Eun
Hoon.
“Sekedar
bahan pembuka dialog saja pamanku yang paling kusayangi.” Pertama kali bagi Myung Ok melihat senyum
riang pada wajah tuan Eun Hoon kembali memancar.
“Myung
Ok, apa yang ada
dalam kresek di tangan kirimu itu?” tanya Ryung Han tiba-tiba.
“Ryung
Han...” ucap Myung Ok berbalik terhadap arah suara tersebut.
“Ayo
kita menuju ruang ruang keluarga, seakan tidak ada ruang lain saja untuk
melepas rindu bersama
Ryung Han.” Candaan tuan Eun Hoon.
“Ryung
Han, apakah kau tahu ketika
melihat dirimu terbangun dari tidur berkepanjangan...sahabatmu ini ingin selalu
menitikkan air mata.” Rasa haru kembali menyelimuti Myung Ok.
“Apa
kau sadar juga Myung Ok?” pertanyaan balik Ryung Han.
“Tentang
apa?”
“Saya sangat bersyukur
kerena Tuhan mengirim sahabat terbaik buat
hidupku.” Sahut Ryung Han
mendekap sahabatnya.
“Saya bahkan sudah gila,
lebih menyayangi juga
mencintai sahabat sendiri dibanding melirik seorang wanita.” Ujar Myung Ok
tersenyum .
“Kita
sama-sama gila karena sebuah persahabatan.” Balas Ryung Han.
“Kurasa
hal tersebutlah yang sedang terjadi dalam dunia persahabatan antara Ryung Han
dan Myung Ok.” Kalimat Myung Ok menyodorkan sebuah kursi pada sahabatnya.
“Myung
Ok, kam\u belum menjawab
pertanyaanku.” Ucap Ryung Han.
“Tentang
apa?” Kening Myung Ok berkerut.
“Apa
isi dari kresekanmu itu?”
“Saya pikir ada sesuatu hal
yang lain, hanya sebuah pertanyaan mengenai kresekan.”
“Jawab pertanyaanku!” Ryung Han sedikit
memicingkan matanya.
“Ini
hanya Kimchi bersama
ramyeon pemberian seseorang buatmu.” Jawaban Myung
Ok.
“Seseorang
dari mana? atau
jangan-jangan...” godaan Ryung Han.
“Jangan
berpikir macam-macam sobat.” Kalimat Myung Ok sedikit menepuk kepala Ryung Han.
“Myung
Ok hentikan dialog kalian...ayo makan!”
Kalimat Tuan Eun Hoon mengajak mereka ke ruang makan.
Ryung
Han merasa sesuatu hal aneh saat berada di ruang makan bersama ayah dan
sahabatnya. Secara tiba-tiba memori tentang
gadis itu kembali dan tiba-tiba
mengingat suatu kalimat dari perkataannya. Ryung Han dapat mendengar dengan
begitu jelas apa pun ucapan gadis tersebut hanya saja matanya tidak dapat
terbuka dan segera tersadar.
“Kalau seandainya esok hari kau bangun dari
tidur lelapmu, mungkin kita tidak akan pernah bertemu karena saat itu kau sudah
tidak berada di rumah sakit ini lagi. Tapi, satu yang pasti kalau hidup dan
nafasku tidak akan pernah berhenti menyebut namamu. Entah kenapa, saya terlalu menyukai nama
Ryung Han dan tidak akan mungkin
melupakannya.” Kata-kata Youra So secara tiba-tiba
terngiang jelas pada memorinya.
“Tuhan,
siapa gadis itu
dan apa yang sedang terjadi denganku?”
Keluh Ryung Han di dasar hati memegang
kepalanya.
“Ryung ada apa denganmu?” pertanyaan sang ayah.
“Kau tidak kenapa-kenapa?” Myung Ok sangat khawatir.
“Tidak perlu mengkhawatirkan saya hanya sedikit pusing
doang” Ryung Han.
Ryung
Han sedang berada dalam sebuah area tertentu dimana belum memahami tentang
misteri Tuhan dalam hidupnya. Membutuhkan waktu untuk mengerti dan memahami dengan
jelas tentang rahasia Tuhan tentang perjalanan hidupnya dengan gadis tersebut. Setiap
Ryung Han kembali mengingat kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Youra So, maka
dia akan mencoba membuat sebuah coretan
pada sebuah buku. Menulis segala hal yang diungkapkan oleh gadis tersebut dan
segala isi dari doa-doa terus dinaikkan kepada Tuhan hanya untuk Ryung Han
seorang.
“Saya ingin melihat senyum di wajahmu dan
bagaimana seorang Ryung Han sedang mengalirkan air mata saat dunianya terhimpit
sebuah masalah. Sekalipun, saya
hanya akan memandang hal tersebut di tempat tersembunyi tidak menjadi masalah
minimal kau terbangun dari tidurmu.” Kata-kata Youra
So terdengar jelas melalui mimpinya.
Tengah malam Ryung Han terbangun dari tidurnya karena mimpi dan suara
Youra So terngiang begitu jelas. Segera berjalan menuju sebuah ruangan untuk
meneguk segelas air putih.
Mata
Myung Ok mencium sesuatu hal yang bersifat mencurigakan di sebuah ruangan dari rumah
tersebut. Myung Ok membawa sebuah balok kayu berukuran sedang menuju arah suara
benturan.
“Kena
kau...” teriak Myung Ok berusaha mengarahkan balok kayu ukuran sedang pada
tubuh Ryung Han.
“Dasar
pencuri, tahunya hanya mengambil barang milik orang lain.” Gertak Myung Ok
makin geram.
“Myung
Ok, apa yang kau lsayakan.” Kalimat Ryung Han berusaha untuk menghindar.
“Paman,
Ryung Han...” teriakan Myung Ok masih belum menyadari sesuatu hal.
“Myung
Ok, kenapa berteriak malam-malam begini?”
Keterkejutan tuan Eun Hoon tiba-tiba keluar dari kamar.
“Saya berhasil menangkap
pencuri di rumah kita ini paman.” Teriak Myung Ok.
“Dimana
pencurinya?”
“Di
sana paman.” Jawaban Myung Ok kembali,
“Apa
yang kau lsayakan terhadap Ryung Han?” ujar tuan Eun Hoon.
“Pencurinya
lari kemana dia.” Pertanyaan Myung Ok belum menyadari sesuatu hal.
“Pencuri
kepalamu...ini Ryung Han bukan pencuri.” Gertak tuan Eun Hoon melepaskan ikatan Ryung
Han .
“Ryung
Han apa yang kau lsayakan?” suara Myung Ok mengagetkan Ryung Han secara
tiba-tiba baru menyadari sesuatu hal. Semenjak Ryung Han terbaring di rumah
sakit, Myung Ok memutuskan untuk tinggal serumah dengan tuan Eun Hoon.
“Saya yang harusnya
bertanya, kenapa kau menganggapku sebagai pencuri?” Kekesalan Ryung Han terlihat.
“Maafkan
saya sobat.” Permohonan
maaf Myung Ok terhadap sahabatnya.
Hingga
keesokan harinya, Ryung Han masih memasang wajah kesal terhadap Myung Ok oleh
karena perbuatannya. Rasa-rasanya Ryung Han ingin memakan hidup-hidup
sahabatnya akibat kejadian semalam.
“Ryung
Han, bukannya
saya sudah meminta maaf
sebesar-besarnya terhadapmu.”
“Gara-gara
perbuatanmu semalam, balok yang kau pegang hampir saja melenyapkan nyawsaya.”
Wajah cemberut Ryung Han terlihat jelas.
“Saya mohon, maafkanlah
sahabatmu ini.” Pinta Myung Ok sekali lagi memohon maaf akibat kelsayaannya.
“Saya
hampir mengembalikan diriku untuk berada dalam ruangan medis.” Kekesalan Ryung
Han masih belum lenyap.
“Lagian
siapa suruh, mengendap-endap tidak jelas seperti pencuri di dapur.” Gumam Myung
Ok dengan suara pelan.
“Apa
yang kau ucapkan barusan.”
“Saya
tidak mengatakan apa pun.” Bantah Myung Ok.
“Myung
Ok,apakah kau pikir saya budek ga denger segala ucapanmu.”
“Lupakan
tentang kejadian semalam, yang jadi pertanyaan sekarang adalah...”
“Adalah
apa?” suara jutek dan kekanak-kanakan Ryung Han sedang dimulai.
“Maksudku,
kapan kau kembali ke kantor lagi untuk bekerja bahkan mengajar sebagai dosen.”
Pertanyaan Myung Ok.
“Sepertinya
mulai besok.” Jawaban Ryung Han.
“Semua
orang di kantor sangat merindukan kehadiranmu” Senyum Myung Ok menepuk bahu
sahabatnya.
“Katakan
saja, kalau sebenarnya terkadang kau kesulitan menyelesaikan beberapa
ide...tidak usah menggunakan alasan-alasan basih.” Celoteh Ryung Han.
“Anggap
saja begitu sobat.”
“Wow...seorang
Myung Ok…” Ryung Han.
“Mau
di apakan lagi, saya harus
bisa menguasai segala
keahlianmu dalam menangani dunia persaingan
ketat penjualan barang-barang elektronik serta beberapa
ide-ide kreatif untuk sebuah jalur tertentu.” Myung Ok.
“Wow...hahahahaha”
Tawa Ryung Han.
Mereka
berjalan menuju sebuah supermaket untuk membeli pesanan dari bibi Sonia di
rumah. Bibi Sonia telah lama mengabdikan dirinya pada keluarga Eun Hoon jauh
sebelum Ryung Han terlahir ke dunia.
“Sebutkan
apa-apa saja yang tertulis pada catatan kertas bibi Sonia.” Tanya Myung Ok
dengan membawa troli,
“Ada
mentimun, cabe, kecap inggris, ayam, daun seledri, dan...” kalimat Ryung Han
tiba kembali merasakan jantungnya berdetak begitu cepat.
7.
Detak
jantung...
Aktifitas Ryung Han sebagai seorang pemimpin
perusahaan mulai kembali berjalan setelah tidur panjangnya kemarin. Label nama
brand produk-produk perusahaannya di ambil dari nama keluarganya yaitu Han.
Aneh juga, Han merupakan nama keluarga seorang Ryung dari sang kakek, sementara
sang ayah sendiri tidak memakai marga tersebut di belakang namanya.
“Tingkat persaingan makin merajalela dimana-mana”
Ryung Han.
“Seperti artis K-pop bersaing ketat sekali
sampai-sampai terkadang stress gara-gara kalah saing” ucapan Myung Ok memancing
tawa semua orang.
“Bapak bisa saja” salah satu karyawan terus saja
tertawa.
“Di sini saya sedang ingin membahas persaingan antar
brand-brand ternama bukan persaingan K-pop, ngerti?” Ryung membelalakkan mata
ke arah Myung Ok.
“Apa rencana kalian sekarang?” Ryung Han.
Mereka semua berpikir keras tentang kemajuan produk
terbaru berikutnya. Beberapa bulan belakangan omset perusahaan menurun drastis
akibat persaingan antar brand cukup ketat di pasaran. Promosi dan produk harus
memiliki kualitas lebih di dunia pasaran. “Bagaimana kalau perusahaan membuat
sebuah produk terbaru bahkan belum pernah ada di tengah masyarakat?” Myung Ok
mengangkat bicara setelah seminggu berpikir sejak meeting pertama seorang Ryung
Han kemarin.
“Produk?” Yoo salah satu karyawan penting perusahaan
yang bertugas pada bagian pemasaran produk.
“Seperti apa?” Ryung Han.
“Sebuah botol yang bisa dibawah kemana saja apa lagi
piknik gitu” Myung Ok.
“Memang Kelebihannya apa? Itu mah bukan produk
elektronik melainkan barang lain, understand?” Ryng Han sangat kesal.
“Tunggu dulu, jangan salah. Kelebihannya, kalau
seseorang ingin minuman dingin atau panas bisa, kan tinggal tekan tombol
otomatis” Myung Ok.
“Bisa jelaskan detail pak!” Yoo.
“Sebuah botol kemasan diciptakan unik sekaligus
otomatis dengan memasang sebuah alat sekitar bagian bawah bahkan bisa dilepas
ketika dicuci. Alatnya ini sama seperti produk dispenser hanya saja perakitan
dan modifikasinya lebih diperkecil atau lebih praktis. Energy yang digunakan
baterai atau pengisian daya listrik melalui charger sebelum di bawah kemana
saja” Myung Ok.
“Terus apa lagi?” Ryung Han.
“Bisa buat jus juga kalau mau hanya dengan menekan
satu alat otomatis buat blender. Kesimpulannya memiliki beberapa kelebihan
yaitu blender sekaligus berperan sebagai dispenser otomatis kalau ingin meneguk
minuman dingin atau panas melalui desain lebih modern” Myung Ok.
“Ide bapak boleh juga” Liem salah satu karyawan lain
berbicara.
“Bagaimana kalau bukan hanya botol minuman saja
melainkan sebuah kotak bekal yang bisa dibawah kemana saja apa lagi kalau
piknik di desain khusus juga buat menghangatkan makanan menjadi produk andalan
perusahaan tahun ini…” Yoo.
“Maksudmu kotak bekal otomatis utnuk menghangatkan
makanan dengan memakai charger atau baterai apa saja?” Ryung Han.
“Yah seperti itulah pak” Yoo.
“Saya sangat setuju” Myung Ok.
“Kalau begitu kita harus berjuang bersama-sama
menciptakan produk tersebut” Ryung Han.
“Setuju” semua serentak menjawab.
Hari melelahkan bagi seorang Ryung Han tetapi cukup
menyenangkan. Dalam ruang kamar cukup luas bersama konsep minimalis, tubuhnya
diam terpaku memikirkan beberapa deretan peristiwa kemarin. Batal menikah
hingga berakhir terbaring di sebuah kamar rumah sakit terlebih misteri hidup
sedang mempermainkan hidupnya. Seminggu terakhir Dia disibukkan pekerjaan yang
harus dikerjakan guna perkembangan omset perusahaan. Satu hal bahwa seorang Ryung
Han tidak pernah menyadari
permasalahan irama detak jantungnya berhubunga kuat akan
kehadiran Youra So di sekitar tempat dia berpijak.
“Kau
kenapa Ryung Han?”
Tanya Myung Ok terkejut melihat Ryung Han memegang dada sebelah kiri dan paling
tepatnya area organ jantung pada tubuh manusia.
“Tidak
kenapa-kenapa.” Jawaban Ryung Han.
“Kenapa
secara tiba-tiba, saya dapat merasakan detak jantungku benar-benar dipompa
dengan begitu cepat.” Batin Ryung Han sedang menggema dan secara tiba-tiba
memori akan gadis tersebut mulai...
“Kalau seandainya esok hari kau bangun dari
tidur lelapmu, mungkin kita tidak akan pernah bertemu karena saat itu kau sudah
tidak berada di rumah sakit ini lagi. Tapi, satu yang pasti kalau hidup dan
nafasku tidak akan pernah berhenti menyebut namamu. Entah kenapa, saya terlalu
menyukai nama Ryung Han dan tidak akan pernah melupakannya sedikitpun.”
Ingatannya tentang perkataan gadis tersebut.
Ada
sesuatu hal di dalam diri Ryung Han saat ucapan gadis tersebut kembali
terngiang pada telinganya. Tiba-tiba pandangan mata Ryung Han berada pada
sebuah buku
di depannya saat berjalan menuju parkiran mobil. Pemilik buku tersebut adalah Youra
So, hanya saja Ryung Han tidak menyadarinya. Detak jantung Ryung Han
kembali bermain dan berirama dengan begitu kencang, saat memegang buku
tersebut. Seakan ada sesuatu hal dan tidak dipahami olehnya terhadap buku
tersebut. Buku tersebut merupakan benda paling berharga bagi seorang gadis yang
terikat dengannya selama ini.
Ryung
Han membawa ke rumahnya dan membaca lembar demi lembar bagian dalam buku
tersebut. Hingga di dapatinya tentang sebuah gambaran kehidupan tentang area
tertentu dalam perjalanan seseorang...
JALAN…
Sepasang
mata sedang melihat
sebuah jalan yang sedang berada di
depan.
Kaki belajar untuk melangkah ke jalan tersebut, namun sesuatu hal terjadi dalam
perjalanan tersebut. Begitu banyak jalan rusak terus menyerang bermain didalam.
Tidak terdapat sesuatupun yang menarik dari bentuk perjalanan tersebut. Kaki berjalan, namun tiba-tiba terjatuh oleh
karena tusukan duri yang begitu hebat membungkus perjalanan. Teriakan hati
mulai menggema dengan begitu keras seolah ingin meluapkan segala sesuatunya.
Saat berjalan ke jalan tersebut untuk kesekian
kalinya seluruh tubuh tiba-tiba terjatuh hingga mengalirkan air mata. Adakah
yang dapat menolong perjalanan tersebut. Terjatuh, terjatuh, dan untuk kesekian
kalinya terjatuh oleh karena tanaman berduri sedang membungkus langkah kaki.
Ataupun kaki sedang tersandung oleh sebuah kerikil-kerikil tajam yang sedang
bermain dan menertawakan perjalanan.
Saat
tubuh terjatuh, lautan duri tersebut terus menerus tertawa tiada henti seolah
memperlihatkan bahwa dialah pemenangnya. Dan berusaha untuk berbicara bahwa
langkah kaki tidak dapat melalui semuanya dan hanya ada kata menyerah. Tidak ada kalimat lain
yang akan terucap selain kata menyerah disaat tubuh terus terjatuh dan
mengalirkan darah segar.Air mata mengalir
deras, namun tidak seorangpun dapat melihat dan mau memberikan
pertolongan.
Kerikil-kerikil
kecil itu sedang tertawa hebat oleh karena luka terus menancap dalam perjalanan.
Membuat bekas yang terlalu sulit untuk disembuhkan sampai kapanpun juga. Adakah
mereka dapat mengerti dan mengenal luka-luka hingga ejekan-ejekan dari
kerikil-kerikil tersebut. Siapapun tidak pernah datang untuk melihat dan
memberikan pertolongan. Kedua tangan berusaha untuk menjadi penopang oleh
karena kaki tidak dapat berjalan.
Berjalan
merangkak, inilah yang sedang terjadi dalam perjalanan saat ini. Hingga
mengalirkan darah segar pada jari-jari tangan. Dalam luka tersebut suara hati
berteriak “Tuhan....” hanya satu kata namun mengandung banyak makna yang
mengungkapkan berbagai penderitaan di dalamnya. Luka penderitaan sedang
bermain untuk terus membelenggu kehidupan saat ini. Hanya satu kata, namun
menjelaskan begitu dalamnya luka yang sedang bermain dan tertawa setiap saat
dari perjalanan.
Seolah
ada kekuatan yang memasuki tubuh untuk terus berjalan sekalipun kaki tidak
dapat digerakkan. Berjalan merangkak dengan aliran air mata sedang mengalir
pada wajah. Tidak ada kata menyerah untuk terus berjalan, sekalipun kaki tidak
dapat bergerak sedikitpun. Tidak ada kata menyerah untuk terus melanjutkan
semuanya, sekalipun sepasang tangan harus merangkak untuk membantu seluruh
tubuh hingga mencapai jalan tersebut dan dapat melaluinya dengan baik. Air mata
terus mengalir oleh karena darah yang terus berjalan didalamnya.
Sepasang
mata sedang malihat sebuah jalan yang sedang berada didepan. Kaki belajar untuk
melangkah ke jalan tersebut, namun sesuatu hal terjadi dalam perjalanan
tersebut. Begitu banyak jalan rusak terus menyerang bermain didalam. Tidak
terdapat sesuatupun yang menarik dari bentuk perjalanan tersebut. Kaki
berjalan, namun tiba-tiba terjatuh oleh karena tusukan duri yang begitu hebat
membungkus perjalanan. Menceritakan, bahwa disuatu arah dari perjalanan
kehidupan seseorang terdapat banyak hal yang akan menggoncangkan iman dan
segala sesuatu dari kesemuana itu.
Dalam
perjalanan tersebut terdapat jalan rusak hingga mempermainkan kehidupan.
Mengungkapkan bahwa dalam sesuatu langkah kaki untuk menjalani hidup ataupun
mengejar mimpi akan terdapat goncangan kehidupan. Dengan kata lain, badai
masalah demi masalah terus membungkus kehidupan baik secara langsung maupun
tidak langsung. Air mata terus mengalir, namun tidak pernah seorangpun ingin
berusaha untuk menyadari hal tersebut.
Bahkan
badai masalah tersebut tidak bercerita hanya dari luar, akan tetapi yang
sebenarnya terjadi adalah...Dimana, mereka yang menciptakan berbagai jenis
goresan luka ataupun menjadi penghalang untuk melihat sinar kehidupan berasal
dari keluarga ataupun orang terdekat. Dapat dikatakan, bahwa seseorang yang
dianggap begitu berharga dalam kehidupan tidak terbayangkan sedikitpun
merekalah yang berusaha menghancurkan kehidupan. Membuat luka secara hebat
terus mengalir.
Salah
satu contoh, adalah dalam bentuk tanpa dukungan dari seorang ayah ataupun ibu
untuk berjalan dalam meraih impian. Ataupun saat terjadi pembentukan karakter,
terdapat banyak hal yang mengerikan melalui keluarga.
Baik
dari pihak saudara ataupun bahkan secara langsung orang tua yang belum mengenal
titik sinar harapan dalam perjalanan. Dapat bercerita pula, tentang sebuah
kelemahan dalam kehidupan dalam bentuk cacat fisik hingga menjadi ejekan bagi
siapapu juga termasuk pihak keluarga sendiri. Tidak ada yang tahu perjalanan
seseoramg, namun dibalik semuanya itu ada maksud dan rencaNya yang indah.
Kerikil-kerikil
kecil itu sedang tertawa hebat oleh karena luka terus menancap dalam
perjalanan. Bercerita tentang begitu banyaknya dari mereka yang selalu tertawa
melihat penderitaan dalam langkah kaki. Mereka tidak pernah perduli atas semua
yang terjadi. Bahkan tidak ada kata persahabatan ataupun keluarga, oleh karena
kejadian yang sedang menimpa kehidupan. Kepedihan demi kepedihan terus bermain
didalam, hingga disaat tertentu air mat terus mengali deras.
Dapat
dikatakan, bahwa ada saat-saat tertentu dari perjalanan seseorang dimana
dirinya akan dikucilkan dan tidak pernah dianggap oleh siapapnn juga. Bahkan
orang tuanya tidak pernah mau berkata dalam perjalanan tersebut bahwa anakku
dapat melsayakan yang terbaik. Diluar
dugaan mereka tidak dapat membedakan antara titik sinar dan kegelapan.
Terkadang ada saat-saat tertentu orang tua akan menjadi lemah hingga tidak akan
terlihat pekah oleh hal apapun juga.
Tergantung
dari pribadi sendiri untuk menaggapi segala sesuatu yang sedang terjadi dalam
perjalanan tersebut. Oleh karena badai kehidupan, tidak berasal dari luar akan
tetapi dari orang terdekat sendiri. Hinggaa menimbulkan berbagai jenis luka dan
aliran air mata didalam perjalanannya. Inilah realita kehidupan yang
sebenarnya.
Terkadang,
tidak terpikirkan oleh pemikiran mereka yang sedang tertawa bukan dari pihak
luar melainkan orang terdekat dari kehidupan mereka yang sedang diajar untuk
mengenal arti dari titik sinar. Ataupun dalam tahap pendakian untuk mengejar
mimpi demi masa depan.Kedua tangan berusaha untuk menjadi penopang oleh karena
kaki tidak dapat berjalan.
Berjalan
merangkak, inilah yang sedang terjadi dalam perjalanan saat ini. Hingga
mengalirkan darah segar pada jari-jari tangan. Dalam luka tersebut suara hati
berteriak “Tuhan....” hanya satu kata namun mengandung banyak makna yang
mengungkapkan berbagai penderitaan didalamnya.
Hingga
pada akhirnya kaki tidak dapat terus berjalan olejh karena luka tersebut. Satu hal
yang akan terjadi dimana tangan sebagai penopang dari keadaan tersebut.
Mengalirkan air mata didalam doa dengan tangan yang sedang terangkat ke
hadaapan Tuhan untuk mengungkapkan banyak hal.
Dengar
aliran air mata mengalir deras dalam sebuah ruangan sunyi senyap salah satu
tangan memegang bagian dada oleh karena sakitnya begitu mendalam. Mata terpejam
dan suara hati berteriak “Tuhan....” ucapan kata dimana mengandung seribu
makna. Hanya dengan mengucapkan nama Tuhan sekali saja didalam air mata tersebut,
IA tahu kepedihan luka sedang membungkus perjalanan saat ini.
Hanya
dengan mengungkapkan satu kalimat saja, maka Tuhan mengerti segala luka yang
sedang membungkus perjalanan saat ini. Tuhan tahu, bagaimana air mataa itu
mengalir begitu deras oleh karena luka tersebut menancap kuat hingga tidak
seorangpun dapat menyadari hal tersebut. Tuhan tahu, bagaimana goresan tersebut
sedang mempermainkan perjalanan hidup saat ini hingga suara hati terus menerus
menggema kesakitan secara luar biasa.
Inilah
perjalanan hidup seseorang di
dalamnya,
Oleh karena Tuhan menyadari luka hati tersebut, hingga pada akhirnya tanpa
disadari IA datang mendekap untuk membalut luka tersebut. Seolah doa tidak
terjawab dan berjalan hanya seorang diri, semua orang meniggalkan namun yang
sebenarnya terjadi adalah Tuhan sedang mendekap kehidupanmu saat ini. Sedang
membalut luka hati yang begitu terluka oleh karena goresan sedang menancap kuat
didalamnya dan mempermainkan kehidupan.
Seolah
ada kekuatan yang memasuki tubuh untuk terus berjalan sekalipun kaki tidak
dapat digerakkan. Berjalan merangkak dengan aliran air mata sedang mengalir
pada wajah. Tidak ada kata menyerah untuk terus berjalan, sekalipun kaki tidak
dapat bergerak sedikitpun.
Dalam
badai kehidupan tersebut dan segala jenis permasalahan seakan ada sebuah
kekuatan yang tanpa disadari masuk dalam kehidupan sehingga terus berjalan
untuk menjadi pemenang dari seluruh masalah yang sedang membungkus kehidupan
saat ini. Membuktikan pada dunia, bahwa tidak ada kata menyerah dalam mengarungi
kehidupan dan tidak ada sesuatu yang dapat menjatuhkan diri apapun yang
terjadi. Hingga hidup tidak dapat melihat titik sinar dan meraih masa depan
cemerlang.
Ada
saat dimana masalah demi masalah datang silih berganti hingga pada akhirnya
langkah kaki tidak mampu untuk terus berjalan. Namun, sekalipun di suatu
persimpangan tertentu terhenti dan terjatuh...akan tetapi, Tuhan Tidak
membiarkanmu hingga terjatuh benar-benar dalam keadaan tergeletak dan tidak
dapat melanjutkan langkah kakimu untuk terus berjalan.
Tetap
berdoa dan mempercayai, bahwa Tuhan selalu ada untuk membela setiap perkaramu
saat ini. Luka oleh karena goresan yang begitu dalam menancap kuat hingga semua
orang pergi menjauh dari kehidupan. Tetap berjalan dan berdoa untuk segala
sesuatu yang terjadi. Jangan pernah biarkan duniamu menjauh dari altar Tuhan,
apapun yang terjadi. ###
“Tuhan,
siapa pemilik buku ini dan kenapa jantung kembali berdetak saat memegang benda
tersebut.” Rasa tidak memahami akan hal yang sedang terjadi dalam diri seorang Ryung
Han.
“Tuhan,
kalau memang benar gadis tersebut selalu berada di sampingku selama saya
terbaring koma...pertemukan antara saya dan gadis tersebut.” Kata-kata Ryung
Han memegang daerah letak jantungnya pada bagian sebelah kiri.
Kejadian
aneh terjadi dalam dunia seorang Ryung Han setelah bangun dari tidur
berkepanjangan selama ini. Pemikiran
akal logika, seharusnya Ryung Han telah meninggal dua tahun yang lalu hanya
saja saat mendengar suara seorang gadis sekitar
telinganya semuanya kembali...Sekalipun Ryung Han belum dapat membuka mata,
namun yang sebenarnya terjadi bahwa nafas kehidupan telah kembali.
Tuhan
hanya ingin memperlihatkan dunianya tentang kisah perjalanan asmara dengan
sesuatu hal yang berbeda dari siapapun juga. Masing-masing orang memiliki kisah
percintaan tersendiri, untuk ukuran Ryung Han diberikan porsi dengan cara yang
berbeda. Siapa
yang menyangka bahwa Ryung Han sebulan lagi akan segera melangsungkan
pernikahan, namun secara tiba-tiba harus bermimpi tentang seorang gadis.
Singkat cerita dari perjalanannya, Ryung Han harus terbaring koma dengan
diagnosis medis bahwa dirinya menderita kanker stadium akhir. Lebih
mengherankan lagi, dimana dirinya harus secara langsung terbaring koma selama hampir tiga tahun. Dalam tidur
berkepanjangan tersebut, seorang gadis selalu berada di sampingnya memberikan
semangat, harapan, bercerita berbagai
hal, dan berdoa hanya untuk Ryung Han.
Jantung
Ryung Han akan berdetak tidak beraturan
di dalam koma, saat merasakan kehadiran gadis tersebut. Hanya saja, untuk sekarang Ryung
Han belum menyadari hal tersebut. Semua membutuhkan waktu untuk memahami dan
melihat misteri Tuhan bagi
perjalanan area kehidupannya.
“Sekalipun saya tahu, kalau kau telah
bertunangan dengan wanita paling cantik di negara ini...tapi, hatiku selalu
berkata kalau suatu hari kelak...” Kembali suara
gadis tersebut kembali terngiang pada telinganya dengan begitu jelas, hingga
membangunkan Ryung Han tengah malam untuk kesekian kalinya.
Keringat
Ryung Han kembali memenuhi seluruh tubuhnya
hingga menyebabkan dia harus mengganti pakaian sendiri. Memori akan ucapan
dari gadis tersebut kembali terngiang. “Saya harus mencari tahu siapa dirinya
dan bagaimana wajah dari gadis itu”
Lirih Ryung Han.
“Tuhan,
entah mengapa dunia saya
selalu diperhadapkan beberapa kejadian-kejadian bagi akal logika banyak orang
terlihat seakan berada dalam dunia mistis. Bantu saya untuk keluar dari
masalahku bahkan
sesuatu yang sedang membungkus perjalananku.” Ucapan doa ditengah kesunyian.
Diary
Ryung Han dipenuhi oleh berbagai tulisan tentang memori bersama perkataan dari
seseorang, bagi pemikiran
siapapun terlalu sulit memahami keadaan sejenis tersebut. Perjalanan percintaan seorang Ryung
Han jauh berbeda dengan siapapun juga. Awal pemikiran seorang Ryung Han hanya
mencintai seorang wanita bernama Mi Jee Kim dan tidak mungkin tergantikan oleh
siapapun juga. Namun, diluar batas pemikirannya bahwa wanita tersebut bukanlah
jodoh yang Tuhan inginkan. Sebulan sebelum pernikahan, Ryung Han harus mendapat
mimpi paling teraneh hingga menimbulkan seribu pertanyaan dalam perjalanannya
sendiri.
Rasa
sayang Mi Jee Kim hanya bersifat sementara buat
perjalanan Ryung Han, sementara itu disaat
tertentu tangannya
tidak dapat berjuang mempertahankan cinta tersebut. Siapa yang dapat memahami
misteri Tuhan, semua hal yang sedang terjadi kembali pada perjalanan serta
kehendakNYA secara pribadi.
“Ryung
Han, akhirnya kau kembali bahkan hidup sangat terlihat sehat.” Ucapan pak Shin
menyambut kedatangan Ryung Han.
“Pak
Shin terlalu melebihkan...” senyuman khas seorang Ryung Han terpancar.
“Kami
semua sangat senang akan kehadiranmu kembali membentuk proses otak seluruh mahasiswa
Korea Universty.” Bahasa pak Shin memandang Ryung Han.
“Mereka
semua merindukan kehadiranmu, bahkan kami para dosen selalu
bertanya-tanya...kapan seorang Ryung Han dapat kembali mengabdikan dirinya
sebagai dosen di kampus ini.” Lanjutan kalimatnya dengan membuat irama pada langkah
kaki menuju sebuah ruangan.
“Saya
sudah membayangkan bagaimana pak Shin membuat sistem pengajaran terhadap para
mahasiswa hingga anak didik anda semuanya ketakutan luar biasa. Hahahahaha...” Sedikit
bahan candaan dari Ryung Han.
“Kau
tahukan, bagaimana ide-ide juga
sistem pemikiranku waktu
menghadapi banyak mahasiswa apa lagi
beberapa karakter tertentu. Lebih parah lagi, saat perubahan
program kurikulum dunia perkuliahan.”
Kalimat pak Shin membayangkan beberapa hal.
“Saya
suka sistem serta beberapa metode untuk beberapa area mahasiswa, dan telah di
deskripsikan bahkan kiri kanan tercengang-cengang pada umumnya.”
“Ryung
Han...Ryung Han...terlalu berlebihan dalam memberikan sebuah pujian tertentu.” Pak Shin.
“Saya
serius pak Shin.”
“Masing-masing
tenaga pendidik memiliki seni tersendiri dalam menerapkan metode pembelajaran,
hanya saja untuk beberapa kasus tertentu dibutuhkan sebuah strategi pendukung
untuk melsayakan bahan pancingan dalam proses perkembangan seorang maha siswa.”
Penjelasan pak Shin tersenyum.
“Wow...pengalaman
saya dalam dunia pendidikan belum seberapa dibandingkan dengan pak Shin yang
sudah terjun puluhan tahun kemarin.” Ucapan Ryung Han menunduk.
“Bukan
seperti itu maksudku, kau sadar atau tidak kalau sebenarnya terkadang generasi
muda jauh lebih berperan untuk menemukan berbagai metode perkembangan bagi
dunia pendidikan sekarang.
Bahkan hal-hal mencengangkan dan tidak terpikirkan berasal dari generasi muda.
Kami yang tua-tua hanya tinggal mengarahkan semata.” Ujar pak Shin membuka
beberapa buku di depan matanya saat ini.
“Benarkah
seperti itu keadaannya pak Shin?”
Senyuman manis terpampang pada Ryung Han.
“Baiklah,
kalau begitu saya permisi mau ngajar dulu.” Kalimat pak Shin sambil berjalan
menuju kelas perkuliahan mahasiswa semester 7 jurusan management perdagangan,
sedangkan Ryung Han masih terdiam dalam ruangannya sendiri.
Berita
tentang Ryung Han sebagai dosen dengan begitu cepat menyebar luas, hingga
menghebohkan para maha siswa baik yang mengenalnya maupun belum mengenalnya. “Wow...dosen kita yang
paling cakepnya sedunia kembali ngajar lagi.” Ucap salah satu mahasiswa
terhadap yang lainnya.
“Kok,
seperti ada acara ribut-ribut tidak jelas di kampus ini yach” tanya Youra So
terhadap Rani sahabatnya.
“Salah
satu dosen terbaik Korea Universty kembali mengajar lagi setelah terbaring koma
di rumah sakit selama beberapa tahun.” Jawaban Rani menjelaskan.
“Lantas
kenapa sampai seheboh gini?” pertanyaan Youra So.
“Jelaslah
heboh, karena beberapa hal...”
“Maksud
kau Rani, jujur saja saya tidak memahami arah pembicaraanmu lebih kemana?”
“Begini,
dosen kita yang satu ini secara medis sebenarnya mustahil untuk bangun dari
komanya. Paling menghebohkan lagi, tunangannya berselingkuh dan menikahi pria
lain saat dia belum sadarkan diri. Dan banyak lagi hal-hal menggemparkan
tentang dosen kita yang satu ini...” Kalimat Rani panjang kali lebar...
“Sepertinya
sangat mirip dengan kehidupan Ryung Han.” Suara hati Youra So berbicara di
dalam.
“Lain
kali Youra jangan sampai
ketinggalan berita dan lebih penting harus terus up-date...” godaan Rani.
“Memangnya
harus gitu yach selama kuliah di kampus ini...?”
Youra.
“Maksud
seorang mahasiswa bernama Youra So seperti apa yah?”
“Pake
nanya lagi, cari saja sendiri maksud dari ucapanku” Rani.
“Huffffttttttt.....”
desahan Rani sedikit kesal terhadap ucapan sahabatnya.
“Apa
kau tidak ingin mengikuti perkuliahan terus di situ?” Seruan Youra So
berdiri ingin segera melangkah.
“Huuuufffffffttttttt....”
desahan Rani.
“Terus
saja mendesah seperti itu.” Bentak Youra So.
“Loh
kok...kau yang jadi emosi kan harusnya saya” Rani.
“Rani
bukan permasalahan siapa yang emosi dan tidak, hanya saja kita berdua sudah
terlambat mengikuti perkuliahan pak...” ucap Youra So tiba-tiba terpotong.
“Belum
apa-apa kau sudah pikun, gimana entar kalau sudah tua.”
“Rani,
kalau masalah tua nanti saja dipikirkan...pikirkan saja yang sekarang.”
“Youra
So, masa sekarang harus berkaitan erat dengan masa mendatang. Ngerti?”
“Sepertinya
saya ga ngerti deh Rani”
“Terserah,
bodoh amat dengan kalimatmu.” Gerakan jalan Rani sedikit lebih cepat.
Ketika mereka berjalan menuju
anak tangga lantai dua, tiba-tiba dengan tidak sengaja salah seorang maha siswa
menumpahkan minuman sekitar
pakaian Youra So. “Maafkan
saya...” ucap mahasiswa tersebut sambil
menundukkan kepalanya.
“Makanya
kalau jalan dilihat-lihat dong sekitarnya.” Gertak Rani berusaha membersihkan
pakaian Youra So menggunakan tisu.
“Sudahlah,
diakan benar-benar tidak sengaja.”ucap Youra So.
“Sekali
lagi maafkan saya...”
“Pergilah,
sebelum kesabaran kami habis?” Kalimat judes Rani kembali.
“Saya
ke toilet dulu sebentar membersihkan noda dari pakaianku.” Kalimat Youra So
berlari menuju toilet.
“Ta...ta...ta...pi...”
Protes Rani, hanya saja wajah Youra So sudah tidak terlihat.
8.
Dosen...
Ryung
Han memperkenalkan diri di depan mahasiswanya, dan menjelaskan beberapa proses
pemabahasan mata kuliah yang dibawahkan olehnya. Perkenalkan nama saya Ryung Han, untuk
mata kuliah ini diambil oleh saya hingga final.” Ujarnya.
“Memangnya
ibu Katrina kemana pak?” pertanyaan Shina tidak memahami secara tiba-tiba dosen
untuk mata kuliah managemen perdagangan digantikan oleh dosen baru.
“Ibu
Katrina kembali melanjutkan S3 di luar negeri, jadi saya yang akan mengambil
alih.” Jawaban Ryung Han.
“Oh
gitu yach pak.”
Untuk
angkatan Shina dan teman-temannya, dosen bernama Ryung Han merupakan tenaga
pendidik baru. Akan tetapi, bagi senior mereka Ryung Han adalah dosen paling
dikenal oleh siapapun juga. Hanya saja, dikarenakan Ryung Han mengalami koma
selama dua tahun lebih hingga mengakibatkna dirinya terlihat sebagai tenaga
pendidik terbaru. “Selamat
siang pak.” Sapa Rani dengan bergegas memasuki ruang mencari kursi kosong.
“Kenapa
bisa terlambat, saya tidak menyukai keterlambatan bentuk apa pun saat jam mata
kuliahku.” Ketegasan Ryung Han
kembali dimulai untuk pertama kali kembalinya dia mengajar sebagai seorang
dosen.
“Dari
tadi perut saya sakit, jadinya keluar masuk toilet terus pak.” Rani berusaha
untuk mencari alasan.
“Baiklah
untuk kali ini saya
maafkan, tapi lain kali jangan harap, ngerti?”
Kembali Ryung Han menegaskan ucapannya.
“Kau
dimana sih, dosen baru kali ini benar-benar mengerikan dibanding pak Shin.”
Sebuah pesan singkat melalui telpon genggam diarahkan pada Youra So.
“Jadi,
gimana apa saya masih bisa diperbolehkan atau tidak?” tulisan Youra So
membalas SMS dari Rani.
“Coba
saja masuk, tapi saya tidak jamin masalahnya gimana yach.” Tulis Rani.
“Mending
tidak usah masuk dulu, kalau jalan ceritanya seperti ini. Terlebih saya harus
membeli beberapa perlengkapan buat dikirim ke rumah ayah ibuku,” Balasan tulisan Youra
So.
“Apa
yang kau lakukan
di sana, kau yang baru masuk tadi?”
Gertak Ryung Han tidak tanggung-tanggung...
“Ga
ada yang saya lakukan
kok pak.” Jawabannya.
“Saya
peringatkan sekali lagi, selama jam mata ini berlangsung jangan sekali-sekali
memainkan HP atau
sejenisnya, tidak ada kata
terlambat. Kalau kalian melanggar, tanggung sendiri akibatnya.” Penjelasan Ryung
Han.
“Mampus
kau Youra So, kalau seandainya berhadapan dengan dosen satu ini. Tunggu-tunggu,
bukannya ini dosen yang terbaring koma kemarin?” Ucap Rani didasar hati.
“Ternyata
sangat kejam dan tegas juga, habis saya kalau gini terus...” celoteh Rani di
dalam hati. Saat
menjelaskan di depan mahasiswa, tiba-tiba saja
jantung
Ryung Han kembali berdetak tidak
beraturan tanpa sebab. Hingga dia harus memegang
bagian sebelah kiri daerah jantung
tanpa sadar sampai jam mata kuliahnya berakhir. Ryung
Han tidak menyadari, bahwa sosok
Youra So sedang mengintip sedikit di luar ruangan guna melihat Rani. Mata Youra
So tidak terarah pada Ryung Han, hingga dia sendiri tidak mengenali dosen
terbarunya itu merupakan seseorang...
“Apa
yang terjadi?” pertanyaan Ryung Han di dasar hati.
“Sebenarnya
ada apa dengan permasalahan jantungku sekarang?”
Sekali lagi Ryunng Han membutuhkan jawaban.
“Bapak
tidak sedang kenapa-kenapa
kan? atau mungkin bapak
sedang mengalami permasalahan jantung?”
Tiba-tiba salah satu mahasiswanya bertanya karena sejak tadi telah
memperhatikan dosennya.
“Tidak
kenapa-kenapa, okey kalau
begitu kita lanjutkan satu
pembahasan lagi!” Ryung Han menyembunyikan sesuatu dari
siapapun juga. Jantung
Ryung Han kembali normal seperti sedia kala setelah kepergian Youra So dari
tempat tersebut. Youra So tidak berani melangkahkan kakinya mengikuti proses
pembelajaran mata kuliah kali ini atas pesan Rani. Untuk hari ini Youra So
bolos kuliah, kakinya berjalan mencari bus menuju suatu tempat.
Ryung
Han harus mengalami kondisi jantung dengan detakan berlebih setiap harinya,
hanya saja dia tidak pernah mengerti akan sesuatu hal. Tidak pernah menyadari,
bahwa detakan jantung tersebut dikarenakan kehadiran Youra So disekitarnya. Untuk
beberapa saat mereka hampir berpapasan saat sedang berada di kampus, namun sama
sekali tidak pernah terjadi oleh beberapa hal lainnya.
Disebabkan
beberapa kesibukan tertentu pada perusahaannya, hingga Ryung Han belum
memperlihatkan kembali batang hidungnya untuk tingkatan Youra So dan
teman-temannya yang kedua kalinya. Jadi, dengan kata lain Youra So sama sekali
belum pernah sekalipun melihat wajah dosen terbarunya pengganti ibu Katrina.
“Tuhan,
bagaimana keadaan Ryung Han saat ini?”
Kalimat Youra So di dasar hati membayangkan wajah Ryung Han setelah bangun dari
koma. Semenjak kesadaran Ryung Han kembali, Youra So tidak pernah lagi berada
di sampinya.
“Apakah
kondisinya sehat atau bagaimana?”
gumamnya.
“Saya
bersyukur karena Engkau telah membangunkan dirinya dari koma, sekalipun dan
sampai kapanpun Ryung Han tidak akan pernah mengenal gadis seperti diriku.” Youra So. Hal seperti ini pun, Ryung
Han dapat merasakan tentang gadis tersebut. Seakan dirinya merasakan bahwa
gadis tersebut sedang memikirkan
kondisi dan keadaannya saat ini. Terlalu sulit untuk memahami sebuah misteri
Tuhan dibalik sebuah perjalanan. Akan tetapi, inilah yang sedang terjadi bahwa
segala dari area perjalanan Ryung Han merupakan sebuah misteri Tuhan.
“Gadis
tidak ingin berada di depanku setelah saya terbangun dari koma?” Ryung Han berbicara
sendiri dalam kamarnya.
“Ryung Han,
hal yang harus kau lakukan
adalah berdoa sebelum mengambil sebuah tindakan. Tentang gadis tersebut, suatu
hari kelak kau akan tahu tentang dirinya. Seiring berjalannya waktu, kau akan
mengerti dan mulai mengenal tentang gadis tersebut. Hanya saja, untuk sekarang belum waktunya.”
Ingatan Ryung Han tentang sebuah suara sebulan sebelum pemberkatan nikahnya
dengan Mi Jee Kim akan dilangsungkan.
“Yang
saya mimpikan sebulan sebelum pemberkatanku dengan Mi Jee Kim pasti tentang gadis tersebut. Suatu
hari kelak, saya akan mengenal siapa dirinya seiring waktu berjalan.” Kembali
dirinya berbicara sendiri.
“Perjalanan
hidupku untuk saat ini benar-benar diselimuti misteri Tuhan.” Ujar Ryung Han
sekali lagi.
Ryung
Han merenungkan beberapa hal yang sedang terjadi dari perjalanan kehidupannya.
Dimulai dengan mimpi paling aneh dialami sebulan sebelum pernikahannya dengan Mi
Jee Kim. Pada hal untuk ukuran akal pemikirannya saat itu, bahwa rasa sayang
dan cinta yang begitu kuat untuk Mi Jee Kim sedang berada dalam area
perjalanannya. Akhir cerita, rasa ragu dan beberapa perasaan aneh sedang
membungkus dunianya. Diperhadapkan oleh dua hal, apakah akan terus melanjutkan
pemberkatan nikah bersama Mi Jee Kim sang pujaan hati atau tidak sama sekali
dengan sebuah alasan mimpi tersebut.
“Tuhan,
apakah Engkau sengaja membuatku pingsan di hari pemberkatanku dan
pada akhirnya semuanya harus dibatalkan dalam sekejap mata?” pertanyaan Ryung
Han diarahkan kepada Tuhan melalui doa.
“Tuhan,
apakah Engkau dengan kesengajaan membuatku terdiagnosis kanker stadium akhir,
hanya untuk menyatakan sesuatu hal sekitar
area perjalananku?
Buat hidupku memahami akan setiap hal yang sedang melingkupiku saat ini.”
Kata-kata Ryung Han di dalam doanya.
“Waktu
akan membuatku mengenal tentang dunia gadis tersebut. Berbagai pertanyaan
melingkupi dunisaya saat ini tentang apa, siapa, bagaimana, dari mana, kemana,
apa yang sedang terjadi, hal sejenis apakah, dan ribuan kalimat tanya
membungkus dunisaya saat ini akan gadis tersebut.” Ungkapan hatinya kembali
berbicara.
Myung
Ok sejak tadi memperhatikan tingkah laku
sahabatnya di balik sudut pintu. Ryung Han sendiri tidak menyadari tentang
keberadaan Myung Ok. “Apa
yang dikatakan oleh Ryung Han?
seakan-akan dia sedang menyembunyikan sesuatu hal.” Rasa curiga Myung Ok di
dasar hati.
“Tentang
gadis, mimpi, dan segala macamnya...ada apa dengan semua ini.” Pertanyaan
kembali melingkupi Myung Ok.
“Myung
Ok, sejak kapan kau mengintip-ngintip tidak jelas di sekitar kamarku?” Tegur Ryung Han
mengagetkan Myung Ok.
“Tidak...hanya
kebetulan lewat saja.” Jawaban Myung Ok.
“Jangan
katakan, kau ingin menjadi seperti seorang pencuri sedang mencari sesuatu untuk
diambil dan segala macamnya?”
“Ryung
Han, memangnya apa sich yang ada dalam kamarmu ini paling juga benda-benda tidak
jelas dan tidak masuk akal…”
Ketus Myung Ok.
“Apa
kau bilang?
coba ulangi sekali lagi!”
Wajah cemberut Ryung Han mulai terlihat jelas.
“Tidak
ada siaran ulang buatmu, ngerti kau.” Ucap Myung Ok kemudian berlalu tanpa
mempertanyakan hal apa pun juga.
“Myung
Ok...Myung Ok...belum juga selesai bicara sudah berlalu begitu saja.” Gerutunya
sembari kembali ke kamar.
Pagi
itu, Ryung Han harus disibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk di kantor serta
jadwal mengajarnya sebagai seorang dosen. Tumpukan buku-buku membuatnya sedikit
kesulitan saat berjalan, dan akhirnya...
“Braakkkkkkkk.”
Suara keras tabrakan disertai tumpukan buku telah berserakan kemana-mana.
“Maaf
saya tidak sengaja...” suara seorang mahasiswa.
“Deg...deg...deg...deg...”
detakan jantung Ryung Han sedang bermain begitu cepat.
Belum
sempat melihat wajah gadis tersebut, pandangan Ryung Han dialihkan ke tempat
lain. Ryung Han tidak menyadari bahwa mahasiswa yang bertabrakan dengannya
adalah seorang dengan sejuta misteri pada area perjalanannya.
“Kemana
gadis tersebut?” pertanyaan Ryung Han dengan penuh rasa heran.
“Dia
kabur...” rasa kesal melingkupi dirinya. Namun, lebih mengherankan serakan buku
pada tanah, telah tersusun rapi. hanya saja, maha siswa tersebut beranjak pergi
dari hadapannya sebelum Ryung Han mengetahui dengan pasti wajah...
Secara
tiba-tiba irama detak jantung Ryung Han kembali bermain dengan begitu kuat saat
memasuki ruangan untuk proses mata kuliah yang dibawakannya. “Deg...deg...deg...deg...deg...”
begitu kencang dan sangat kuat.
“Selamat
pagi kalian semuanya.” Sapa Ryung Han berusaha untuk tidak memperlihatkan
keadaannya yang sebenarnya.
Saat
mendengar suara dosennya, hati Youra So seakan merasakan sesuatu yang tidak
pernah terjadi sebelumnya. Youra So berusaha untuk melihat wajah dosennya
dimana wajahnya masih berbalik dan belum berhadapan dengan para maha siswa. Saat wajah Ryung Han
mulai berbalik menghadap para maha siswanya, dan ...
Tiba-tiba
suara sebuah pulpen terjatuh ke lantai mengalihkan perhatian semua orang dalam
ruangan tersebut. “Apa yang terjadi denganmu Youra So?” Pertanyaan salah satu
temannya.
“Saya
tidak mempercayai hal ini.” Suara hati Youra So sedang bergema memandang wajah
dosennya dan tak lain adalah Ryung Han.
“Tuhan,
apa yang sedang terjadi denganku?
Apa dia akan menjadi dosenku sekarang?”
Kalimatnya tidak mempercayai sesuatu hal. Dua bulan setelah Ryung Han terbangun
dari koma, Youra So tidak pernah lagi bertemu serta berada di sampingnya.
“Siapa
namanya, Youra So...ada apa dengan pulpenmu?” pertanyaan Ryung Han memandang
wajah gadis tersebut.
“Baru
pertama kali, saya melihatmu untuk mata kuliah yang kubawakan kali ini.” Ucap Ryung
Han kembali.
“Bagaimana
tidak baru pertama kali, masalahnya sewaktu pak Ryung Han memperkenalkan diri
pertama kali...kan Youra So lagi absen dan singkat cerita, bapak sepertinya
kesulitan menghadapi jadwal sampai
dua kali pertemuan tidak masuk.” Celoteh Rani menjelaskan sesuatu hal.
“Apa
yang sedang terjadi denganku ketika
melihat gadis tersebut?”
Suara hati Ryung Han menggema sekali lagi.
“Maaf
pak, polpen saya sedikit mengantuk makanya jatuh dengan sendirinya.” Membuat
semua orang tertawa di dalam ruangan.
“Yang
sebenarnya mengantuk kau atau pulpenmu?” godaan Rani tertawa lebar.
“Kalian
semua tenang...” kalimat Ryung Han berusaha menenangkan ruangan tersebut.
Jantung
Ryung Han terus berdetak makin tidak karuan dari biasanya. Untuk kasus
permasalahan Ryung Han membutuhkan waktu mengerti dan memahami tentang rahasia
Tuhan dibalik semuanya ini.
Untuk
beberapa kasus, dalam perfilman bahwa jantung yang berdetak begitu kuat
merupakan hasil pencangkokan dari seseorang. Hingga suatu ketika, pemilik
jantung tersebut sedang berhadapan dengan seseorang yang begitu berarti dalam
kehidupannya dan kemudian suara detakannya berirama terlalu kuat. Namun, lain
halnya dengan kasus yang sedang terjadi dalam area perjalanan Ryung Han dimana
dirinya sama sekali sedang tidak melsayakan pencangkokan jantung siapapun juga.
Entah
bagaimana, seorang Ryung Han harus menjelaskan tentang irama detak jantung
dalam dirinya saat ini. Misteri Tuhan sedang bermain dalam langkah Ryung Han. “Sepertinya saya pernah
mendengar suara ini.” Ucap Ryung Han tersadar sesuatu hal.
“Tuhan,
tidak mungkin seorang Ryung Han mengenali siapa diriku sebenarnya dan saya
tidak menginginkan itu terjadi.” Kalimat Youra So di dasar hatinya memandang
wajah Ryung Han.
“Apa
kita pernah bertemu sebelumnya?” pertanyaan Ryung Han tiba-tiba.
“Maksud
bapak?” pertanyaan balik Youra So.
“Maksudku,
siapa tahu kita pernah bertemu karena...” ucapnya terpotong.
“Bagaimana
mungkin bapak pernah melihatku, sedangkan saya
sendiri baru pertama kalinya melihat
bapak berada dalam ruangan ini. Mungkin, untuk yang lainnya sudah dua kali tapi
pertemuan pertama,
saya tidak hadir pak.” Penjelasan Youra So berusaha menyembunyikan sesuatu hal.
“Oh
begitu...” ucap Ryung Han.
“Baiklah
kita lanjut pada materi berikutnya.” Kalimat Ryung Han tanpa berbicara hal lain
lagi.
“Tuhan,
untuk pertama kalinya saya mendengar suaranya...setelah Ryung Han terbangun
dari komanya saat itu. Melihat dirinya tersenyum dan tertawa untuk hari ini walau wajahnya terpampang
sorot mata penuh ketegasan.” Kata-kata Youra So di dasar hati.
“Dia
tidak akan pernah mengenalku sampai dunia
kiamat sekalipun” Lirih Youra So. Ryung Han berada dalam
ruangan tersebut kurang lebih dua setengah jam membawa beberapa materi yang
tertinggal kemarin. Rasa kantuk mulai terpancar pada beberapa maha siswa...
“Dikarenakan,
beberapa materi kemarin tertinggal...jadi proses mata mata kuliah kali ini
berlangsung sedikit lebih lama. Tidak menjadi masalah kan?” Ucap Ryung Han
menyadari sebagian dari mereka sangat risih dengan keberadaan Ryung Han dalam
ruangan tersebut terlalu lama.
“Oh...tidak
menjadi masalah pak.” Teriak Rani tersenyum.
“Ya
pastilah, karena mata kau
mata
keranjang.” Gertak Shina.
“Kan
pak Ryung Han sangat tampan menawan, biar saya dimarahi sejuta kalipun tidak
masalah...hahahahahha.” Ucap Rani tertawa.
“Saya
juga sependapat dengan Rani.” Kalimat salah satu mahasiswi lainnya.
“Walaupun sikapnya sangat tegas,
menyeramkan bahkan apalah untuk dunia dosen paling kiler tidak menjadi
masalah...pak Ryung Han kan cakepnya minta kebangetan.” Bahasa kecentilan dari
Rani mulai lagi.
“Siapa
yang menyuruh kalian berbicara dan meributkan permasalahan ngaco seperti ini.”
Tegur Ryung Han dengan suara keras.
“Tidak
ada pak.” Kembali kalimat centil Rani.
“Rani,
belajarlah berbicara lebih sopan
depan dosenmu jangan kecentilan seperti ini.” Tegur Ryung Han sangat risih
melihat tingkah Rani.
“Kena
kau...hahahaha.” nada Youra So penuh semangat.
“Kenapa
Youra So, apakah kau cemburu kalau saya sedikit kecentilan dengan pak Ryung Han.”
Picingan mata Rani sedang bermain.
“Memangnya
wajahku terlihat seperti orang cemburu, masalahnya kau juga sih sifat
kecentilanmu tidak pernah hilang kalau pas lihat cowok cakep gitu.” Ucap Youra
So dengan suara pelan.
“Saya
tidak menyuruh kalian untuk bisik-bisik tetangga tidak jelas seperti ini.”
Tegur Ryung Han serius.
9.
Saat
berhadapan...
Permasalahan
detak jantung Ryung Han berusaha untuk tidak diperlihatkannya pada siapapun
juga, bahkan termasuk ayah dan sahabatnya. Ryung Han berusaha beradaptasi
mengenai permasalahan jantung dan beberapa hal di dalam dirinya. “Tuhan, bantu saya
memahami hal yang sedang membungkus dunisaya saat ini.” Kalimat Ryung Han di
dasar hati.
“Seperti
apa wajah gadis itu, saya tahu dia selalu berada di sampingku saat seorang
Ryung Han masih terbaring koma selama dua tahun lebih. Tuhan, bantu saya saat
ini.” Kalimatnya kembali.
Memori
Youra So akan Ryung Han sewaktu terbaring koma kembali melingkupi tubuhnya.
Seperti biasanya, setelah pulang dari kuliah Youra So kembali bekerja sebagai
cleaning servis di sebuah rumah sakit terbesar. Membersihkan lantai rumah sakit
dan berbagai ruangan merupakan rutinitas Youra So setiap harinya.
“Sepertinya
saya mengenal gadis itu.” Gumam Ryung Han saat berada di rumah sakit tersebut
untuk mencari bukti keberadaan gadis yang selalu berada dalam mimpinya tanpa
dapat meliha wajahnya. Hanya saja, tidak pernah memperlihatkan hasil. Seluruh
dokter dan perawat mengsaya tidak pernah melihat seorang gadispun memasuki
ruangan ICU selama dirinya terbaring koma. Di luar Mi Jee Kim tentunya,bahkan Mi
Jee Kim hanya beberapa saat saja datang menjenguk Ryung Han menurut penuturan
beberapa suster di sana.
“Deg...deg...deg...deg...”
detak jantung Ryung Han kembali bermain,namun untuk kesekian kali dirinya tidak
dapat menyelami hal-hal yang sedang terjadi.
Dipikirnya,
saat berhadapan dengan Youra So hal tersebut merupakan biasa dikarenakan
beberapa situasi yang tidak diyakininya juga. “Bukankah...” sapa
seseorang mengagetkan Youra So saat sedang beristirahat setelah membersihkan
beberapa toilet rumah sakit.
“Pak
Ryung Han...” teriak Youra So sangat terkejut.
“Deg...deg...deg...deg....deg....”
detak jantung Ryung Han makin tidak beraturan berada di depan maha siswanya
sendiri.
“Bapak
membuntuti saya hingga kemari?” Youra So.
“Kebetulan
lagi datang kontrol kesehatan” Alasan Ryung Han tidak memperlihatkan apa pun.
“Terus..bagaimana
hasilnya pak?”
“Dokter
mengatakan semuanya baik dan tidak ada
gejala-gejala klinis dengan diagnosis mengerikan dalam tubuhku.” Jawaban Ryung
Han.
“Sykurlah.”
Ucap Youra So tersenyum.
“Tuhan,
bantu saya mengerti tentang hal yang terjadi dalam hidupku saat ini dan mengapa
jantungku kembali berdetak dengan begitu cepat tidak beraturan terlebih di
depan maha siswsaya sendiri.” Kalimat Ryung Han di dasar hati.
“Tuhan,
Terimah kasih untuk kesehatan yang telah Engkau berikan padanya, sekalipun dia
tidak akan pernah tahu ada seorang gadis terus berada di sampingnya saat
matanya masih terpejam dan belum sadarkan diri selama dua tahun lebih.”
Kata-kata Youra So menggema di dasar hati.
“Namamu
Youra So kan, kalau tidak salah ingat.” Ucap Ryung Han memecah keheningan yang
terjadi beberapa saat.
“Iyah
pak, nama saya Youra So.” Jawabnya.
“Kau
kerja sambil kuliah yah?”
“Betul
pak, kalau tidak dimana saya bisa mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah
dan makan serta beberapa kebutuhan di kampus. Untungnya, saya masih dibantu
dengan bea siswa untuk uang semester di kampus.” Ujar Youra So kembali.
“Untuk
pertama kalinya, saya melihat ada seorang maha siswa seperti kau mengalami
kehidupan seperti ini.”
“Di luar sana banyak yang
memiliki kehidupan sama seperti saya, bahkan lebih parah malah keadaannya.
Hanya saja, pandangan mata bapak baru saya yang terlihat.” Ujar Youra So.
“Youra
So ada yang ingin saya tanyakan ?”
“Apaan
itu pak? kalau saya bisa menjawab
akan terjawab dengan baik” Youra So.
“Tapi
ini sedikit pribadi.” Kerut Ryung Han berkerut dengan sedikit keraguan untuk
bercerita.
“Silahkan
bapak bicara dulu, belum apa-apa sudah gimana-gimana gitu.”
“Apakah
kau tahu kalau saya pernah di rawat di rumah sakit ini.”
“Setahuku
sih dari teman-teman kampus, bapak tiba-tiba pingsan saat acara pemberkatan
nikah, terus singkat cerita koma
selama dua tahun lebih. Yang jadi masalah, saya tidak tahu bapak pernah dirawat
di rumah sakit ini.” Jawaban Youra So.
“Sebenarnya
kau bekerja disini berapa lama?” pertanyaan Ryung Han terlihat kesal.
“Awal
semester saya kuliah berarti dua tahun lebih yang lalu...tapi kan, rumah sakit
ini sangat besar pak.” Kalimat Youra So dengan intonasi sedikit tinggi.
“Jadi...”
ucap Ryung Han.
“Memangnya
ada apa pak?”
“Sudahlah
lupakan saja...” jawaban Ryung Han.
“Pak
Ryung Han, kalau ada masalah itu jangan pernah dipendam.” Senyuman Youra So
terpampan pada wajahnya. Entah mengapa, senyuman
tersebut memberikan kedamaian dan kenyamanan tersendiri bagi Ryung Han.
“Kau
sudah makan belum.”
“Memangnya
bapak mau traktir makan gitu yach, kalau begitu dengan senang hati.” Kalimat Youra
So sangat kegirangan.
“Tuhan,
sekalipun dia tidak akan pernah mengenalku...berada di depannya juga melihatnya berbicara saja sudah membuat saya bahagia.” Suara
hati Youra So berbisik di dalam.
“Baiklah,
kalau begitu saya traktir makan kau...” mengajak Youra So menuju sebuah
restoran yang tidak jauh dari rumah sakit.
Tidak lama kemudian,
akhirnya mereka sampai pada sebuah restoran dengan makanan istimewa. Maaf pak,
masalahnya saya tidak biasa makan di tempat seperti ini.” Ucap Youra So sangat
ksaya dengan etika saat makan di sebuah restoran mewah.
“Wow...”
“Jangan
meledek saya pak, masalahnya saya kan hanya orang kampung dan tidak pernah
merasakan namanya makan makanan enak.” Bahasa Youra So dengan wajah menunduk.
Ryung
Han sedikit mengarahkan Youra So untuk mengerti beberapa tata krama di meja
makan restoran mewah. Setidaknya suatu hari kelak Youra So dapat mengerti
dengan jelas perbedaan saat sedang berada di sebuah restoran mewah dan pinggir
jalan. “Cara
makan yang benar dan baik mulai posisi duduk, perhatikan cara kau memegang
alat-alat makan bahkan saat mengusap mulut ketika selesai. Posisi duduk dan
punggungpun harus selalu dalam keadaan tegak.” Penjelasan Ryung Han dengan
suara pelan bahkan sangat pelan.
“Oh
gitu yah pak.” Teriak Youra So hingga menjadi pusat perhatian semua orang.
“Maaf.”
Kalimat Youra So menunduk.
“Posisi
tangan kau ga boleh diletakkan di meja. Hanya pergelangan tangan saja yang
boleh diletakkan pada bibir meja. Selanjutnya, saat makan badan tetap tegak,
jangan sampai blepotan. Jika, menu sup menjadi hidangan saat mengambil kuahnya
jangan terlalu banyak biar tidak menetes.” Penjelasan Ryung Han kembali.
“Saya
mengerti pak, tapi kalau peralatan makannya sedikit membingungkan kalau di
restoran seperti ini beda jauh dengan makan di pinggir jalan.”
“Pisau
selalu berpasangan dengan garpu, dan pastinya garpu serta sendok tetap menjadi
sahabat paling luar biasa untuk beberapa menu makanan. Jangan lupa, setelah
selesai makan membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan memiliki aturan
tersendiri.”
“Maksudnya
pak?” tidak mengerti penjelasan Ryung Han.
“Saat
jamuan makan malam dimulai, serbet harus diletakkan di atas pangkuan. Untuk
membersihkan mulut cukup ujung serbet saja, kemudian lipat rapi dan letakkan di
atas meja. Dan hal yang harus kau ingat, saat makan usahakan untuk tidak
menimbulkan bunyi dalam bentuk apa pun. Baik saat mengecap makanan maupun
perlatan yang kau gunakan.” Kalimat Ryung Han sekali lagi.
“Ternyata
seperti itu yach, etika saat sedang berada di sebuah restoran mewah.”
“Yup
yup yup...” senyuman Ryung Han terpancar.
“Ribet
banget yach pak, lain kali kita makan di pinggir jalan saja.” Kalimat Youra So
dengan sangat polos.
“Hahahahahaha....”
suara tawa Ryung Han.
“Masalahnya,
kalau saya makan pak pasti bunyinya minta ampun mending kita makan di pinggir
jalan saja.” Terpampang wajah lugu dari seorang Youra So.
“Benar-benar
gadis polos bahkan terlalu dan kebangetan lugunya.”
“Pak
Ryung Han, jangan mengejekku dengan ucapan seperti itu.” Wajah cemberut Youra
So terpampang.
“Terus,
saya harus bilang wow...gitu...” ledekan Ryung Han.
Entah
mengapa, Ryung Han tidak dapat melukiskan sesuatu saat bersama maha siswinya yang satu
ini...Rasa nyaman dan bebas dirasakan bahkan jauh melebihi saat dirinya bersama
Mi Jee Kim sewaktu mereka masih menjalin suatu hubungan. Ryung Han selalu
mencari alasan sehingga dapat berada di samping Youra So dan tertawa bersama
dengannya. Seakan Ryung Han melupakan tentang pencaharian akan gadis yang
berada dalam mimpinya selama ini.
Dengan
kesengajaan memberikan beberapa tugas tambahan untuk Youra So, sehingga dengan
lebih bebas melihat segala gaya dan tingkah laku
kepolosan gadis tersebut.
“Tuhan,
kenapa jadi seperti ini yach...” celoteh Youra So dengan suara pelan.
“Saya
pikir, pak Ryung Han merupakan sosok
pribadi penuh wibawa, tenang, pendiam ketika
memandangnya di rumah sakit yang masih
terbaring koma. Tapi, seakan berbanding terbalik...dikatakan killer bersama ketegasan tertentu malah
terlihat aneh tidak jelas...” gerutu Youra So sambil menyelesaikan segala tugas
pemberian dari Ryung Han.
“Minimal
harus saya syukuri kalau seorang
Ryung Han dapat terbangun dari tidur berkepanjangan beberapa bulan lalu. Tuhan,
saya tidak pernah menyangka bisa menjadi anak didiknya...” Ucapan Youra So
kembali.
“Youra
So, apa yang kau lakukan
disini?” Terdengar yang tidak asing lagi di telinganya.
“Pak
Ryung Han...” suara serak Youra So sangat terdengar lemas seakan tidak memiliki
semangat.
“Kau
seperti orang tidak makan tiga hari tiga malam bersama nada bicara seperti itu.” Tegur Ryung Han.
“Bapak
yang membuat saya seperti ini, terlihat lemas bahkan tidak memiliki semangat
hidup.” Penekanan kalimat Youra So terdengar pedis.
“Kok
bisa gitu...”
“Pak
Ryung Han harusnya sadar sendiri, kesalahan bapak ada di mana” Youra So.
“Memangnya,
saya melakukan apa terhadapmu dan
kenapa sampai dikatakan bahwa dosen bernama Ryung Han membuat mahasiswinya seperti tidak
memiliki semangat hidup?” Ryung Han.
“Kenapa
sampai saya diberikan tugas begitu banyak, sedangkan teman-teman yang lain
tidak diberikan tugas seperti ini?
Sebenarnya, apa yang telah saya lakukan
sampai bapak ingin memakan
atau balas
dendam hebat begini?”
Kekesalan Youra So makin menjadi-jadi.
“Itu
kesalahanmu...” ujar Ryung Han.
“Maksud
bapak bagaimana tadi?” Youra So.
“Kenapa
kau terlahir jenius, sedangkan saya hanya ingin melihat sampai dimana sih
tingkat kejeniusan Youra So sampai-sampai dapat beasiswa di kampus paling
terkenal di negara Korea.” Jawaban Ryung Han seolah sengaja mencari alasan-alasan tidak jelas
hanya demi mengelabui Youra So.
“Bapak
keterlaluan...” Youra So.
“Kenapa
sampai kau mengatakan kalau saya terlalu bahkan sangat keterlaluan?” Intonasi ucapan Ryung
Han sedikit lebih tinggi.
“Karena,
bapak tahu kalau saya ini kerja sambil kuliah...Dan sadar atau tidak, bukan
hanya tugas dari bapak saja harus dikerjakan melainkan ada begitu banyak
dosen.” Celoteh Youra So membuat Ryung Han tersenyum simpul diam-diam.
“Kan
bagus dong, biar bisa ngajar kau untuk dapat membagi waktu.”
“Bapak
keterlaluan, kenapa sih sewaktu melihat wajah bapak saat itu saya pikir...”
ucap Youra So tidak sadar.
“Maksud
kau tadi itu apa yach...?”
pertanyaan Ryung Han sedikit mencerna perkataan Youra So, sedangkan detak
jantungnya makin berdetak kencang secara tiba-tiba.
“Yang
mana itu pak, kebetulan sedikit salah ucap” Youra So.
“Pasti
ada sesuatu nih” Ryung Han.
“Sudah
dulu pak, saya harus berangkat kerja lagi di rumah sakit sebagai cleaning
servis” secepat kilat berusaha meninggalkan Ryung Han di sebuah taman kampus.
Ryung
Han terus memikirkan satu kalimat tentang pernyataan Youra So, seakan ada sesuatu yang tersembunyi.
Detak jantungnya kembali berirama dengan begitu hebat dan seakan membawanya
pada seseorang. Secara tiba-tiba, ingatan Ryung Han akan gadis yang selalu
berada di sampingnya selama Ia terbaring koma kembali lagi. Hingga saat ini, Ryung
Han belum mengenali wajah gadis tersebut. Sekalipun seberapa keras dirinya
untuk melihat rupa dari gadis tersebut melalui mimpi dan segala macamnya, namun
tidak pernah berhasil. Entah
mengapa pikirannya terus berada pada pernyataan Youra So tentang sesuatu hal.
“Tuhan,
bantu hidupku memahami sesuatu” pernyataan
Ryung Han sebelum memejamkan mata.
10.
Semakin
curiga...
Dalam
tidurnya, terdengar dengan begitu jelas memori gadis tersebut kembali
membungkus mimpi di alam bawah sadarnya. “Bukan
karena saya menyukai dirimu, hanya saja, seakan ada sebuah suara yang selalu
berkata di dasar
hatiku...suatu hari kelak kau akan menjadi bagian dalam hidupku. Tapi, entahlah suara
tersebut berasal dari mana...” Suara gadis itu
kembali terdengar dengan begitu jelas pada telinganya di alam bawah sadar. Berkali-kali
suara gadis tersebut terngiang di telinga Ryung Han, dan secara tiba-tiba
dirinya tersadar akan sesuatu hal. Ryung Han merasa bahwa suara itu tidak asing lagi di
telinganya...
“Tuhan,
perlihatkan saya mengenai bentuk wajah gadis itu. “ Suara Ryung Han di alam bawah
sadarnya alias mimpi.
Ryung
Han berusaha untuk melihat wajah gadis yang sedang bersamanya dan terus berdoa
hingga akhir cerita Ia terbangun dari koma. Entah mengapa, pikirannya mengarah
pada Youra So saat sedang tersenyum, tertawa, dan berbicara serta masih hal lain.
“Kenapa
suaranya begitu mirip dengan Youra” Ucap Ryung Han berusaha untuk melihat rupa
dari gadis yang terus berdoa kepala
tertunduk.
“Tuhan,
dengan sangat saya memohon kepadaMU untuk melihat wajah gadis tersebut.”
Permohonan Ryung Han benar-benar berlinang air mata di alam mimpinya.
Hingga
tiba-tiba, wajah gadis tersebut sedikit terangkat ke atas setelah memanjatkan doa di samping Ryung
Han saat masih terbaring koma selama beberapa tahun di alam bawah sadar. Dan
betapa terkejutnya dengan pemandangan di depan mata Ryung Han hingga membangunkan
dirinya dari alam mimpi tersebut.
“Ryung
Han, apa yang terjadi denganmu?” rasa khawatir Myung Ok di dalam kamar. Malam
itu, tanpa sepengetahuan siapapun, Myung
Ok menyelinap tidur di dalam kamar Ryung Han.
“Kenapa
kau berada dalam kamarku?”
Wajah cemberut Ryung Han memandang sahabatnya.
“Lupakan,
kenapa saya berada disini dan jawab pertanyaanku!” Kalimat Myung Ok.
“Tentang
apa?”
“Ryung
Han, sebenarnya kau sedang bermimpi apa?
Saya
semakin
curiga ada sesuatu yang dirahasiakan olehmu selama ini.” Ucapan Myung Ok.
“Tidak
ada sesuatu hal yang penting.” Jawaban Ryung Han.
“Jangan
berbohong Ryung Han” Myung Ok.
“Terus
apa yang harus saya katakan padamu”
Ryung Han.
“Saya
sahabatmu Ryung Han bahkan
telah lama mengenalmu...”
“Maksudmu?”
kening Ryung Han berkerut.
“Jujur
saja” Gertak Myung Ok.
Akhirnya
Ryung Han mulai bercerita tentang kisah paling aneh yang selama ini dialami
olehnya, dia menceritakan seluruh kejadian tersebut dari awal hingga akhir. Myung
Ok tidak dapat mengedipkan mata ketika
sahabatnya bercerita
semua tentang peristiwa
tersebut. “Saya
baru menyadari perjalanan percintaan paling teraneh seumur hidup, lebih
parahnya sahabatku sendiri secara langsung mengalami kejadian seperti ini,” Ungkap Myung Ok
sangat terkejut.
“Entahlah.”
Ryung Han menarik nafas dalam-dalam.
“Tunggu-tunggu,
dari tadi kau mengatakan bahwa detak jantungmu mulai berirama tidak beraturan
bahkan terlalu kencang disaat-saat tertentu.” Myung Ok mencoba mencerna
perkataan sahabatnya.
“Seperti
itulah kenyataan yang sedang terjadi dalam hidupku.” Jawaban Ryung Han.
“Seperti
ada sesuatu hal paling aneh di
balik
kisahmu” Desahan Myung Ok.
“Tunggu-tunggu,
saat kau masih terbaring koma pada saat itu...Dokter sempat mengatakan tentang
kondisi jantung dengan detakan begitu hebat dan cepat disaat-saat tertentu.”
Ingatan tentang perkataan dokter tenrngiang pada telinga Myung Ok.
“Lantas,
apa yang terjadi selanjutnya?” Wajah penasaran Ryung Han...
“Itu
juga yang saya pertanyakan...” Mimik raut muka Myung Ok terlihat tidak biasa
dan mencoba menghubung-hubungkan kejadian tersebut.
“Kupikir
kau dapat mengerti tentang sesuatu.” Suara lemas Ryung Han.
“Tunggu-tunggu,
yang jadi pertanyaan kenapa kau sedikit berteriak dari tadi sampai berkeringat malahan?”
“Memori
gadis itu kembali, jujur saja
suaranya terdengar jelas. Saya berseru kepadaa Tuhan, biar bisa melihat wajahnya, tetapi secara mengejutkan
disaat...” kalimatnya tiba-tiba terpotong.
“Ucapanmu
jangan terpotong gini, siapa tahu ada petunjuk.”
“Disaat
wajah gadis tersebut sedikit terangkat tiba-tiba saya sangat terkejut karena
dapat melihat matanya dan belum keseluruhan” Jawaban Ryung Han mencoba
mengingat sesuatu.
“Saya
pikir kau dapat melihat wajahnya.” Myung Ok dengan nada sedikit serak.
“Tapi,
entah mengapa saat saya berusaha untuk melihat wajahnya...tiba-tiba...”
“Lanjutkan,
jangan terpotong gitu.” Rasa kesal Myung Ok.
“Kok,
saya malah mengingat salah satu dari mahasiswiku sedang tersenyum, tertawa, dan
disaat-saat berada di sampingnya. Memangnya, hubungan dia dengan gadis tersebut
dimana?” Ungkap Ryung Han
semakin tidak mengerti.
“Maksud
dari kalimatmu mengarah kemana?” pertanyaan Myung Ok penasaran.
“Tunggu,
saya baru sadar suara gadis itu
dan Youra So sebelas dua
belas dan...”
“Youra
So itu siapa?”
“Youra
So itu nama salah satu maha siswa yang saya bilang tadi, dia itu kerja sambil
kuliah sebagai cleaning servis di rumah sakit tempat saya dirawat kemarin.”
Ungkap Ryung Han.
Myung
Ok makin penasaran dengan peristiwa yang dialami oleh sahabatnya. Misteri Tuhan
dalam perjalanan seorang Ryung Han membutuhkan waktu untuk memahami dan
mengerti maksud dibalik semuanya itu.
“Tunggu-tunggu,
sejak tadi kau mengatakan kalau jantung akan bermain dengan begitu kencang dan
kuat dan yang menjadi pertanyaan apakah seorang Ryung Han meraskan hal yang
saat sedang bersama Youra So?” Ucap Myung Ok mulai mencurigai sesuatu.
“Myung
Ok. Saat ini arah pembicaraan tentang gadis yang selalu berada di sampingku
sewaktu saya masih terbaring koma selama dua tahun lebih. Dan bukan tentang Youra
So salah satu dari maha siswsaya, sekalipun saya sedikit menyukai dirinya kalau
boleh jujur.” Dari jenis nada tinggi kemudian disusul dengan nada melemah.
“Nah
itu dia yang jadi sumber terpenting.” Ucap Myung Ok menggelengkan kepala.
“Maksud
kau?”
“Sebelum
saya menjelaskan tentang sesuatu yang kucurigai, apakah disaat bersama dengan
gadis tersebut kau jantungmu makin berdetak tidak karuan atau ada hal lain.”
“Saya
pikir detak jantung yang kualami selama ini dikarenakan sesuatu hal lain, jadi
masalah tentang irama makin tidak beraturan saat bersama Youra So seakan biasa
pada pandangan matsaya. Karena...”
“Ryung
Han, apakah kau tidak mencurigai sesuatu hal dan terlebih dia bekerja di rumah
sakit tempat dimana dirimu terbaring dalam ruang ICU selama dua tahun lebih.”
Mencoba menyadarkan sahabatnya.
“Tapi
saya tidak bisa langsung berkata, bahwa yang selalu bersama denganku tanpa
kusadari saat masih terbaring koma adalah maha siswsaya sendiri.” Ucap Ryung
Han meragukan sesuatu.
“Saya
tidak berkata, bahwa dialah gadis yang dimaksudkan dalam mimpimu. Dan perlu kau
tahu perbedaan antara sedikit mencurigai dengan langsung berkata Youra So
adalah bla bla bla.” Ungkap Myung Ok.
Ryung
Han semakin dibuat bingung dengan kejadian yang dialaminya saat ini,entah apa
yang harus dilsayakannya. Myung Ok mencoba mengarahkan Ryung Han untuk membuat
sebuah perencanaan untu memastikan tentang sesuatu hal.
“Apakah
paman mengetahui hal yang kau alami selama ini dari awal hingga akhir?”
pertanyaan Myung Ok mengerutkan kening.
“Tidak
sama sekali.” Jawaban Ryung Han.
“Kurasa
lebih baik untuk sekarang hanya
kita berdua saja yang menyadari tentang kasus permasalahanmu.” Ungkap Myung Ok.
“Saya
mengerti maksudmu.” Senyum Ryung Han terpancar pada wajahnya.
“Oh
yah saya lupa menyampaikan sesuatu hal, apakah kau telah mendengar tentang
sebuah berita menggemparkan dari dunia selebriti saat ini.” Tanya Myung Ok.
“Ayolah
sobat, kau tahu kalau saya tidak terlalu menyukai bahkan mencari tahu tentang
dunia keartisan.” Gerutu Ryung Han.
“Ryung
Han, ini berita paling hot sepanjang sejarah tentang salah satu artis ternama.”
“Artis
manapun saya tidak tertarik.” Ungkap Ryung Han sangat tidak conek.
“Ryung
Han, berita tentang perselingkuhan seorang artis.”
“Myung
Ok, mau tentang perselingkuhan atau apa pun, saya sama sekali tidak tertarik.”
“Ryung
Han, sadarkah dirimu atau tidak?”
“Mengenai...”
sejak tadi Ryung Han sama sekali tidak memahami arah kalimat sahabatnya.
“Jee
Yeon salah satu bintang Korea
tertangkap kamera bersama wanita lain.”
“Bukankah
dia...” Seakan tidak percaya dan menyadari sesuatu hal.
“Tepat
katamu dan singkat cerita kabar tentang Mi Jee Kim sedang melayangkan gugatan
cerai pada pengadilan menjadi sorotan kamera” Myung Ok.
“Saya
sama sekali tidak tertarik jadi
penggosip” Ryung Han.
“Saya
hanya berandai-andai sesuatu, andai kata Mi Jee Kim ingin kembali mengikat tali
kasih bersama dirimu...apa kau...”
perkataan Myung Ok dengan sangat hati-hati.
“Myung
Ok, permasalahan yang kuhadapi sekarang
adalah tentang gadis di alam mimpiku dan siapa dirinya...bukan tentang
menginginkan sosok Mi Jee Kim kembali mengikat hubungan denganku” Ryung Han sedikit risih.
“Wow...”
Myung Ok.
“Lagian,
ada hal yang tidak kau sadari sebulan sebelum pernikahanku akan di langsungkan.” Desahan Ryung
Han saat sedang berbicara.
“Tentang
apa?” Myung Ok.
“Untuk
pertama kalinya, saya memimpikan gadis tersebut sedang berdoa dengan kepala
menunduk di samping
seseorang yang terbaring dalam sebuah ruangan. Saya baru tersadar, kalau sayalah yang berada
bersamanya pada saat itu dan terbaring koma.” Curhatan Ryung Han.
“Ternyata
kau penuh kejutan” ucap
Myung Ok tidak percaya.
“Di saat hatiku
berbunga-bunga sekaligus
tidak sabaran biar
waktu cepat berlalu untuk segera mengikat janji suci bersama Mi Jee.
Dan di saat
itupun, tiba-tiba saya memimpikan gadis tersebut pertama kalinya bahkan
membuatku ragu akan pernikahanku sendiri dengan gadis yang kucintai saat itu”
Ungkap Ryung Han.
“Ternyata
duniamu semakin penuh dengan misteri” Ungkap Myung Ok.
“Bahkan
sangat mengejutkan, saya mendengar sebuah suara berkata kalau kedua mataku tidak boleh
menilai seorang gadis hanya dari bagian luar saja”
Ryung Han.
“Maksudnya?” Myung Ok.
“Dengan
kata lain, saya harus berpikir kembali tentang hidup semati bersama Mi Jee pada
saat itu melalui ikatan pemberkatan nikah.” Penjelasan Ryung Han. Myung Ok makin
menyadari tentang perjalanan sahabatnya dan dunia percintaan yang sedang
bermain, sangat jauh berbeda dengan siapapun juga. Selama beberapa hari, Myung
Ok mencari tahu tentang sesuatu untuk membantu sahabatnya sendiri.
Menyelidiki
dan mengikuti segala kegiatan Youra So secara diam-diam. Myung Ok sengaja
berjalan-jalan dengan berpura-pura berperan sebagai maha siswa untuk melihat
seperti apa wajah seorang Youra So dan beberapa keadaan lainnya. Sangat
mencengangkan kejadian sejenis ini belum pernah terjadi pada siapapun. Awalnya,
Myung Ok sama sekali tidak mempercayai sebuah misteri tentang suatu area dimana
terbungkus oleh percintaan tertentu. Hingga Ia mendengar curahan hati
sahabatnya sendiri...
“Misteri
Tuhan dalam perjalanan Ryung Han sangat menarik untuk sebuah penyelidikan”
Gumam Myung Ok sambil mengaguk-anggukan kepalanya secara perlahan.
Myung
Ok terus menerus mengikuti kemanapun gadis tersebut berjalan tanpa rasa bosan
untuk mencari sesuatu. Melihat kegiatan yang dilsayakan oleh Youra So dimulai
dari rumah, kampus, rumah sakit tempat gadis tersebut bekerja. Belum ada
sesuatu hal yang mencurigakan dalam diri Youra So di mata Myung Ok.
Memastikan tentang sebuah kebenaran, bahwa yang selalu bersama dengan Ryung Han
sewaktu terbaring koma tanpa seorangpun menyadari hal ini adalah Youra So.
“Ryung
Han, apa kau pernah bertanya terhadap gadis itu tentang sesuatu?” Tanya Myung Ok
sedikit mengorek.
“Tidak
sama sekali...” Ryung Han.
“Apa
dia mengenalmu waktu
kau masih berada dalam ruang ICU hampir tiga sekedar memastikan
saja” Myung Ok.
“Saat
itu, saya bertanya apa dia mengenalku sewaktu
masih terbaring koma dan...” kalimat Ryung Han terpotong.
“Dan
apa jawabannya...?” Myung Ok.
“Dia
tidak mengenalku dengan alasan rumah sakit ini sangat besar.” Ungkapnya.
“Ryung
Han, sadar atau tidak seakan dirinya berusaha menutupi sesuatu hal... diam-diam
beberapa hari belakangan saya mengikuti
gerak-geriknya...awalnya sih tidak ada sesuatupun yang mencurigakan hanya
saja...” Ryung Han.
“Jadi,
selama ini kau mengikuti kemanapun Youra So pergi?” tanya Ryung Han dengan
intonasi meninggi.
“Saya
tidak bermaksud untuk mengitograsi, hanya sekedar ingin mencari tahu biar
masalahmu dapat terpecahkan...Apakah kau mau hidup seperti ini tanpa menyadari
siapa yang berada disamping selama koma?”
“Jadi,
hasil tentang pencaharianmu selama ini sudah bisa membuktikan kalau Youra So
adalah gadis tersebut,,,Apakah buktinya?”
“Belum
sih, tapi paling mencurigakan karena gadis itu selalu masuk ke dalam ruang ICU
tempat kau dirawat dulu. Tapi, menjadi masalah kau bilang kalau dia tidak
mengenalmu....” ungkap Myung Ok.
“Tunggu-tunggu,
sepertinya Youra So menyembunyikan sesuatu hal terhadapku” ucap Ryung Han tiba-tiba
mengingat memori akan mimpinya
beberapa hari lalu karena
mata gadis tersebut sangat mirip dengan Youra So.
“Saya
sempat menanyakan pada salah satu perawat secara diam-diam, apakah gadis itu
selalu ditugaskan untuk membersihkan ruang ICU selama ini. Dan jawabannya
adalah dimana Youra So sejak pertama bekerja hingga saat ini ditugaskan sebagai
petuga cleaning servis area ICU. Kesimpulan, Youra So telah bekerja selama
beberapa hari sebelum kau terbaring koma dalam ruangan tersebut.” Penjelasan Ryung
Han.
“Tuhan,
kenapa Youra So menyembunyikan semuanya...” lirih Ryung Han di dalam hati.
Ryung
Han merenungkan segala hal yang sedang terjadi, bahkan tentang sesuatu hal dan
merupakan sebuah misteri Tuhan bagi perjalanannya. Senyuman, tawa, serta
berbagai hal menarik saat sedang bersama gadis tersebut menjadi sesuatu yang
menarik untuk seorang Ryung Han. Detak jantungnya terpompa dengan begitu kuat
dan sangat hebat saat sedang berada dibeberapa tempat, terlebih di depan salah
satu dari maha siswanya sendiri bernama Youra So.
Ternyata
selama ini dia selalu menyembunyikan hal sebenarnya, bagaimana seorang Youra So
bercerita tentang berbagai hal pada telinganya dalam sebuah ruangan ICU. Ryung
Han memang tidak dapat membuka mata ataupun terbangun, akan tetapi dengan
begitu jelas dapat mendengar setiap kalimat tentang beberapa cerita dan doa
dari seorang Youra So untuk dunianya.
Secara
tiba-tiba, memorinya saat masih berada di ruangan ICU dimana seorang Ryung Han
dapat merasakan bagaimana seorang Youra So terus berdoa dengan begitu hebat di
suatu tempat atau bahkan saat berada disampingnya untuk sebuah kesembuhan luar
biasa...
“Tuhan,
kalau memang dia benar-benar gadis itu tolong bantu saya menyadari
semua itu” bisikan
hati Ryung Han.
“Kenapa
kau harus menyembunyikan hal ini dariku
bahkan berpura-pura tidak pernah mengenalku
saat pertama kali kita bertemu.” Ucap Ryung Han merenungkan sesuatu.
“Baiklah,
untuk beberapa saat saya akan berpura-pura untuk tidak pernah menyadari semua
ini untuk menunggu waktu tepat. Sekaligus saya akan membuktikan, bahwa gadis
itu adalah dirimu...” kalimat Ryung Han kembali.
Selama
beberapa hari, Ryung Han mencoba membuktikan tentang hal yang selama ini tidak
pernah disadarinya. Mengapa jantungnya berdetak dengan begitu kuat secara
tiba-tiba? Membutuhkan waktu untuk memahami hal seperti ini...Hingga diakhir
cerita, Ryung Han mulai memahami akan sesuatu hal...
Jantungnya
akan berdetak dengan begitu kuat dan berirama tidak beraturan akibat terpompa
dengan kecepatan luar biasa adalah saat dimana Youra So sedang berada di
sekitarnya. Entah dengan jarak hanya beberapa meter darinya bahkan belasan
meter maka jantungnya akan berdetak begitu kuat. Tepatnya, beberapa hari
setelah Ryung Han menyadari tentang kondisi jantungnya saat ini...Pagi-pagi
sekali, kakinya melakukan
olah raga dengan berlari di sekitar taman dan pada saat itu secara tiba-tiba
jantungnya berdetak secara tidak karuan…sangat
cepat...
“Pasti
dia berada disekitarku saat ini...” gumam Ryung Han menampikan senyuman. Dia
berusaha mencari keberadaan gadis tersebut, dan pada akhirnya tepat sesuai
dugaan dari tafsirannya dimana Youra So sedang melsayakan hal yang sama. Hanya
saja, Youra So tidak pernah menyadari hal tersebut selama ini. Ryung Han menceritakan
hal tersebut pada sahabatnya, hingga Myung Ok mengambil kesimpulan bahwa tepat
sesuai dugaan bahwa gadis tersebut bernama Youra So.
“Bagaimana
kalau kita menyusun sebuah rencana menarik.” Ucap Myung Ok.
“Untuk
apa?” tanya Ryung Han.
“Untuk
lebih memastikan dan kalau terbukti itu benar...maka Youra So harus mengsayai
sesuatu hal terhadap kita semua...bahkan tidak lama lagi kau akan menikahi anak
didikmu sendiri.” Kalimat Myung Ok dengan sedikit bercanda.
“Maksud
kau bagaimana sobat?
jangan becanda.” Wajah cemberut Ryung Han mulai terpasang.
“Jadi,
kau harus kembali berpura-pura sedang tidak sadarkan diri alias koma dan harus rawat
di ruang ICU lagi.” Penjelasan Myung Ok dengan menampakkan wajah penuh arti
misterius tentang kejadian selanjutnya...
11.
Diary...
Myung
Ok mulai menjelaskan seluruh rencana yang telah terpampang dalam otaknya.
Dimana Ryung Han harus kembali berpura-pura kembali pingsan dan tidak sadarkan
diri hingga mendapat perawatan di ruang ICU.
“Ryung
Han, diarymu saya pinjam dulu sebagai bahan pancingan.” Ucap Myung Ok
tiba-tiba.
“Sejak
kapan, kau mulai mengobrak abrik seluruh benda-benda berhargsaya.” Ketus Ryung
Han menarik buku diary tersebut.
“Sejak
saya beberapa hari yang lalu dengan tidak sengaja melihat diary ini di atas
meja. Dengan rasa penasaran saya membukanya dan muncullah beberapa ide
cemerlang dalam otakku yang jenius.” Jawaban Myung Ok menarik kembali diary
tersebut.
“Jadi,
kau membaca seluruh isinya?”
“Seperti
itulah kenyataan yang harus kau terima, lagian hari gini masih bermain
diary...astaga, sekarang zamannya om geogle serta beberapa fasilitas teknologi
palinng tercanggih.” Godaan Myung Ok.
“Lantas,
bagaimana dengan ayahku jangan sampai kembali menangisi anaknya dengan
tersedu-sedu bahka lebih parah jantungnya bisa drop dan segalam macamnya.”
“Tenanglah,
saya sudah memberi tahu paman tentang segala hal yang sedang menimpamu saat
ini. Awalnya paman tidak mempercayai seluruh peristiwa ini sama seperti diriku
sebelumnya...lama kelamaan paman mulai mempercayai tentang misteri Tuhan dalam
perjalananmu.” Penjelasan Myung Ok.
“Kenapa
kau lancang memberitahukannya?” tanya Ryung Han dengan kesal.
“Kau
jangan memarahi Myung Ok karena masalah ini.” Suara yang tidak asing lagi di
telinga mereka.
“Ayah...”
Suara serak Ryung Han.
Tuan
Eun Hoon menjelaskan mengapa Myung Ok bercerita tentang peristiwa aneh dalam
kehidupan Ryung Han. Entah mengapa, tuan Eun Hoon merasakan kejanggalan
tertentu setelah anaknya terbangun dari koma hanya tidak ingin menceritakan apa
pun. Hingga diakhir cerita, tuan Eun Hoon mengatakan segala kejanggalan yang
dirasakan dan selama beberapa saat Ryung Han tanpa sadar mengigau di dalam tidurnya
tentang sesuatu hal. Tuan Eun Hoon memang selalu berada dalam ruangan kamar Ryung
Han secara diam-diam untuk memberikan ciuman dan doa seorang ayah untuk
anaknya. Tuan Eun Hoon mencoba bercerita kepada Myung Ok tentang kejadian
tersebut beberapa hari yang lalu. Mau tidak mau, Myung Ok mengatakan segala
sesuatu tentang sebuah misteri Tuhan dalam perjalanan Ryung Han.
Sesuai
rencana, Ryung Han harus kembali berpura-pura pingsan dan tidak sadarkan diri
lagi untuk memancing Youra So masuk dalam sebuah penjebakan. Mereka hanya
ingin, mengetahui mengapa Youra So menutupi hal tersebut kalau seandainya
dibalik seorang Ryung Han dapat terbangun dari koma berkepanjangan terdapat
seorang gadis dengan benar-benar melsayakan sebuah pergumulan kuat...
Myung
Ok dengan kesengajaan meninggalkan diary Ryung Han dalam sebuah ruangan di
kampusnya. Diary tersebut diletakkan disebuah kursi tempat Youra So duduk saat
prose mata kuliah berjalan.
“Buku
apaan ini.” Pertanyaan Youra So dengan debaran jantung secara luar biasa
membungkus dirinya pagi itu. Dengan rasa penasaran tinggi, Youra So mencoba
membuka isi dari diary tersebut. Entah dorongan apa yang memasukinya untuk
membaca isi dari diary tersebut.
Diary...
Terlalu
sulit memahami apa yang sedang terjadi dalam hidupku saat ini. Setelah
terbangun dari koma berkepanjangan selama dua tahun lebih, saya merasakan ada
sesuatu hal yang aneh sedang terjadi dalam perjalananku. Entah mengapa,
jantungku akan selalu berpacu dan berdetak dengan begitu kuat disaat tertentu.
Tuhan, jujur saya tidak pernah menyadari akan hal yang sedang membungkus
langkahku saat ini. Semuanya berawal dari sebulan sebelum pernikahanku dengan
gadis paling berharga untuk perjalananku...
Saya
ingin berkata, bahwa gadis paling kucintai bernama Mi Jee Kim sampai kapanpun
juga. Namun, malam itu seorang Ryung Han sedang memimpikan gadis lain di dalam
tidurnya secara tiba-tiba. Gadis tersebut terus berdoa dengan cara menundukkan
kepalanya, dan sedang bersama seseorang yang sedang berbaring di dalam sebuah
ruangan. Hanya saja, saya tidak dapat melihat wajah gadis tersebut. Sebuah
pertanyaan sedang membungkus dunisaya, siapa gadis tersebut? Siapa orang yang
sedang berbaring dalam ruangan tersebut?... ###
Youra
So terus membuka dan membaca lembar demi lembar isi dari diary Ryung Han,,,
Diary...
Beberapa
hari setelah saya terbangun dari koma berkepanjangan, secara tiba-tiba di alam
mimpi selalu terdengar suara seorang gadis. Pada akhirnya, memoriku kembali
tentang gadis tersebut setahap demi setahap. Dimana gadis tersebut, selalu ada
di sampingku disaat semua orang tidak pernah menyadari akan hal ini. Bahkan
ayah dan sahabatku bernama Myung Ok tidak pernah tahu, bahwa seorang gadis
selalu datang di sampingku untuk bercerita berbagai hal hanya sekedar memberi
semangat bahkan terus menerus berdoa untuk seorang Ryung Han.
Kalimat
demi kalimat mulai kembali dalam memoriku, tentang segala hal yang diucapkannya
setiap berada di sampingku. Dia tidak pernah menyadari, bahwa saya dapat
mendengar apa pun yang dikatakannya sekalipun matsaya tidak dapat terbuka.
Mendengar setiap isi dari doanya hanya untukku, saat berada di samping bahkan di
suatu ruangan yang jauh dari ICU tempat saya berbaring.
“Tuhan, saya ingin Engkau memberinya
kesempatan untuk kembali bernafas dalam dunia. Hingga kehidupannya
membentuk warna-warna pelangi disetiap arah dari langkah kakinya. “ Salah
satu isi dari doanya yang terdengar begitu jelas dalam memoriku. Selalu berdoa
hanya untuk seorang Ryung Han hingga dapat terbangun dari koma berkepanjangan
selama ini. ###
Sekali
lagi Youra So terus menerus membaca isi dari diary tersebut, lembar demi lembar
hingga membuatnya secara tidak sadar meneteskan bulir-bulir air mata. Dapat
dikatakan, segala isi dari diary tersebut merupakan segala hal yang
diucapkannya saat Ryung Han masih terbaring koma di ruang ICU. Menjelaskan
tentang jantung Ryung Han yang selalu berdetak secara tidak beraturan dan baru
menyadari tentang kehadiran sesuatu hal.
Diary...
Tuhan,
kenapa saya tidak pernah bisa melihat wajah dari gadis tersebut? Misteri Tuhan
sedang membungkus langkahku saat ini tentang sesuatu hal untuk berusaha
memahami sebuah area tertentu dalam perjalananku.
“Ryung Han, semua orang dapat berkata kau
tidak memiliki harapan untuk hidup bahkan tidak akan pernah...tapi, entah
kenapa hatiku selalu berkata kau pasti hidup dan terbangun dari koma yang
berkepanjangan. Seakan ada sebuah suara di dasar hatiku, tapi entah dari mana
dengan lembut berkata bahwa seorang Ryung Han mempunyai sebuah kekuatan luar
biasa untuk berjuang. “ perkataannya terus menerus saat saya masih
terbaring koma, hanya saja matsaya tidak dapat terbuka.
“Ryung Han akan
menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang, untuk menghancurkan maut dan keShinaan
maut didalam koma yang berkepanjangan. Saya percaya bahwa Ryung Han tidak
mungkin menyerah dalam berbagai hal, termasuk dengan perjuangannya melawan
sebuah penyakit paling ganas dalam dirinya.”
Kata-katanya tersenyum dan berbisik pelan pada telingsaya.
Dengan
begitu jelas kudengar, hanya saja matsaya tidak dapat kubuka untuk waktu yang
cukup lama. Saya menyadari, untuk beberapa hari setelah terbangun dari koma
berkepanjangan memoriku akan dia hilang dan tidak tersisa sama sekali. hanya
saja, memoriku mulai kembali setahap demi setahap melalui mimpi dan keadaan
tertentu secara tiba-tiba dalam hidupku. ###
Youra
So semakin meneteskan air mata oleh karena isi dari tersebut...
Diary...
Malam itu saya bermimpi kembali tentang
dirinya, bahkan dengan pergumulan luar biasa melalui doa di alam bawah sadarku
agar Tuhan mau memperlihatkan wajah dari gadis tersebut. Entah mengapa, secara
tiba-tiba saya baru menyadari tentang sesuatu hal...bahwa, suara dari gadis
tersebut sangat mirip dengan suara seseorang saat bersama denganku.
Untuk pertama kalinya, saya dapat
melihat sepasang matanya sekalipun Tuhan tidak mengizinkanku untuk melihat
wajahnya secara keseluruhan. Dan sepasang matanya menyadarkanku tentang
seseorang yang selalu berada di sampingku. Ada satu hal lagi, yang baru saya
sadari adalah saat dimana detak jantungku selalu bermain dengan begitu
kuat...Detak jantungku terpompa dengan sangat cepat saat dia sedang berada di
sekitarku, saat saya masih terbaring koma selama beberapa tahun di ruang ICU
hingga detik ini.
Tuhan, kalau memang gadis tersebut
ditakdirkan buatku...dengan
sangat saya memohon agar Engkau mempersatukan kami. Saya sangat menyayanginya
sampai kapanpun juga. Untuk beberapa saat, hidupku dapat berkata bahwa Mi Jee
Kim merupakan cinta sejati dalam perjalananku. Namun, saat ini saya berkata
bahwa gadis itu adalah cinta terbaik dalam perjalananku selama ini. Jauh
melebihi,disaat saya bersama dengan Mi Jee Kim bekas tunanganku yang telah
menikah dengan pria lain.
Saya
baru tersadar, bahwa Engkau mengizinkan sesuatu terjadi dalam diriku hingga
harus terbaring koma selama beberapa tahun hanya untuk memperkenalkan gadis
tersebut dalam langkah kehidupanku saat ini. ###
“Tuhan, ternyata selama ini...”
kata-kata Youra So terus meneteskan air mata setelah membaca diary tersebut.
“Youra So, apa kau belum mendengar
berita tentang pak Ryung Han?” pertanyaan Rani tiba-tiba dibalik pintu ruangan
tersebut, Youra So berusaha menghapus air matanya agar tidak diketahui oleh
sahabatnya apa yang sedang terjadi...
“Tentang apa?” tanya Youra So
kembali sambil menyembunyikan air matanya.
“Pak Ryung Han kembali terbaring
pingsan dan tidak sadarkan diri hingga harus dilarikan ke rumah sakit kembali.
Makanya untuk hari ini pak Ryung Han tidak dapat mengajar...” jawaban Rani.
“Apa...” teriak Youra So terkejut.
“Kau habis nangis yach?” Pertanyaan
Rani keheranan, namun Youra So tidak menjawabnya karena dia segera bergegas
menuju rumah sakit untuk melihat keadaannya.
“Tuhan, jangan biarkan terjadi
sesuatu apa pun dalam hidupnya.” Teriakan dari dasar hati Youra So dengan air
mata terus menerus menetes disertai irama kaki yang sedang berlari kencang.
“Tuhan, cukup kemarin tubuhnya
harus mengalami tidur berkepanjangan dan jangan biarkan hal tersebut terulang
kembali.” Jeritan hati Youra So kembali, disaat kakinya sudah berada di depan
pintu tempat Ryung Han kembali terbaring.
Detak jantung Ryung Han secara
tiba-tiba berdetak dengan begitu kuat menandakan kehadiran Youra So yang entah
dimana bersembunyi. Ayah dan sahabat Ryung Han bergegas bersembunyi dibalik
pintu kamar mandi sesuai tanda setelah mendapat kode. Dalam ruangan ICU
tersebut hanya terdapat Ryung Han yang sedang terbaring dengan berbagai alat
medis pada tubuhnya bahkan lebih jumlahnya jauh melebihi dari kemarin.
Youra So berjalan ke tempat Ryung
Han berbaring, menggenggam erat tangannya dengan meneteskan air mata dengan
begitu deras. Air matanya membasahi wajah Ryung Han secara keseluruhan.
“Tuhan, jangan ambil dia...” tangis
histeris Youra So memenuhi ruangan tersebut.
“Saya menyesal dengan
semuanya...kenapa saya tidak pernah berterus terang bahwa saya mengenalmu saat
pernah kali wajahmu berada di depanku sewaktu di kampus. Saya terlalu bodoh...”
Youra So merutuki diri sendiri.
“Tuhan, Engkau mengenal hatiku saat
itu...bukan maksud untuk menutupi tentang banyak hal. Hanya saja, saya cukup
melihatnya terbangun dari koma berkepanjangan selama ini dan bukan untuk
mengikatnya.” Sekali lagi kalimat Youra So dengan mata terpejam.
Ryung Han sendiri tetap terdiam
dengan tubuh yang terbaring dengan berbagai alat medis pada tubuhnya.
“Tuhan, untuk sekali lagi saya
memohon kepadaMU...agar dia kembali terbangun dan jangan membuat orang yang
begitu berarti dalam langkahku mengalami koma berkepanjangan sekali lagi.”
Tangis Youra So semakin melengking, tanpa memperdulikan siapapun juga.
“Saya hanya merasa tidak pantas
berada di depannya, dikarenakan beberapa hal. Dan saat itu, saya berpikir bahwa
dirinya masih memiliki perasaan begitu mendalam untuk tunangannya. Tidak pernah
terpikirkan olehku tentang sebuah cerita lain dibalik semua ini. Engkau tahu,
bahwa saya hanya seorang gadis kampung dengan wajah tidak secantik tunangannya
bahkan hanyalah cleaning servis rumah sakit.” Ungkapan hatinya sekali lagi di
dalam tangis.
“Tapi, seorang mahasiswa
berprestasi pada salah satu kampus terbaik di negara Korea.” Suara Ryung Han
secara tiba-tiba sambil membuka matanya.
“Kau...” dengan secepatnya
menghapus air matanya,
“Kau memiliki banyak hal yang tidak
dimiliki oleh Mi Jee Kim, bahkan saya diberi tahu tentang kehadiranmu sebelum kau
bertemu denganku dalam ruangan ini. Tapi, masalah kemarin bukan rekayasa kalau saya
sedang terbaring koma.” Ungkap Ryung Han.
“Jadi, semua ini rekayasa...” wajah
Youra So memerah dan sangat malu.
“Youra So, coba dengar detakan
jantungku saat ini sedang berirama dengan sangat hebat. Kau sadar atau tidak, saya
tidak pernah mengalami kejadian seperti ini saat bersama Mi Jee Kim.” Ucap Ryung
Han meletakkan tangan Youra So pada dada sebelah kiri tempat jantungnya selalu
berdetak dan memainkan irama sangat cepat.
Ryung Han menceritakan segala hal
yang dialaminya, dan bahwa semua ini hanyalah rekayasa semata yang tersusun
rapi oleh seorang sutradara handal bernama Myung Ok. Hanya untuk membuktikan
tentang sesuatu hal dan membuat Youra So mengsayai...
“Kau sadar atau tidak, seorang Youra
So diciptakan hanya untuk Ryung Han bukan yang lain sampai kapanpun juga.
Semalam saya bermimpi, siapa gadis yang selalu berada disampingku selama diriku
terbaring koma saat itu.” Ungkap Ryung Han.
“Tuhan akhirnya memperlihatkan
wajahmu secara keseluruhan dan bukan lagi sepasang matamu. Selamanya Ryung Han
hanya mencintai Youra So, jadi jangan pernah keluar dari hidupku.” Kata-kata Ryung
Han dengan penuh ketulusan.
“Pak Ryung Han...”
“Jangan panggil saya pak, melainkan
Ryung Han saja.” Ucap Ryung Han membelai rambut Youra So dengan kehangatan dan
sangat lembut.
Tiba-tiba, suara dari kamar mandi
mengagetkan mereka berdua...“Paman, kenapa dorong-dorong tidak
jelas begini sih...” rasa kesal Myung Ok.
“Myung Ok, mulai kau yah tidak
sopan dengan orang tua.” Bentak tuan Eun Hoon.
“Tapi kan, memang paman yang
salah.” Ketus Myung Ok.
“Myung Ok...” Gertakan tuan Eun
Hoon.
“Keluar kalian dari sana...” teriak
Ryung Han tersenyum.
“Siapa mereka?” tanya Youra So
tiba-tiba, sedangkan tuan Eun Hoon dan Myung Ok berjalan ke hadapan mereka.
“Perkenalkan, saya Myung Ok,
sahabat terbaik Ryung Han.” Sapa Myung Ok dengan tersenyum.
“Kalau saya adalah ayah mertuamu.”
Kalimat tuan Eun Hoon.
“Ayah mertua...” suara Youra So.
“Ini ayahku, dan sebentar lagi akan
menjadi ayah mertuamu.” Ucap Ryung Han.
“Maksudnya...” ucap Youra So tidak
mengerti.
“Hari ini, kita akan menikah di
gereja dan tuan Eun Hoon adalah ayah mertua mulai hari ini.” Kalimat Ryung Han
semakin membuat Youra So tidak dapat mengedipkan mata.
“Secepat itu...” ucap Youra So
tidak percaya.
“Memangnya kenapa kakak ipar?”
pertanyaan Myung Ok .
“Tidak ada penolakan, hari ini kita akan menikah.” Kalimat tegas Ryung Han.
“Ayah setuju dengan ucapan Ryung
Han, kalian harus melangsungkan pernikahan kalau perlu detik ini juga. ”
Semangat seorang ayah tidak sabar melihat Youra So menjadi menantunya.
“Tok tok tok.” Suara ketukan pintu
tiba-tiba.
“Myung Ok, tolong bukakan pintunya.”
Ucap Ryung Han.
“Biar saya saja...” Dengan bergegas
Youra So membuka pintu ruangan tersebut.
“Ryung Han...” Suara Mi Jee Kim
berjalan segera ke hadapan Ryung Han.
“Kau...” ucap Ryung Han membuat Youra
So kembali terkejut.
“Maaf karena selama ini
menyia-nyiakan cintamu, saya ingin kembali dan menjalin hubungan denganmu...Saya
masih mencintaimu sampai kapanpun juga.” wajah Mi Jee Kim dengan penuh
penyesalan.
“Lantas bagaimana dengan Jee Yeon
si aktor tampan itu dan tidak lain adalah suamimu.” Pertanyaan Myung Ok
terlihat kesal.
“Betul ucapan Myung Ok...” ucap Ryung
Han, sedangkan Youra So bediri di belakang mereka semua.
“Saya dan Jee Yeon telah
bercerai...kau tahu, hingga saat ini saya masih sangat menyayangimu bahkan
cincin pemberianmu masih saya simpan.” Suara Mi Jee Kim dengan tangisannya.
Ryung Han memandang wajah Youra So
yang hendak beranjak dari ruangan tersebut.
“Maaf Mi Jee Kim, sekalipun kau
menangis dengan kepala di bawah dan kaki di atas...saya tidak akan pernah bisa
menerimamu kembali...” kalimat Ryung Han menyentakkan hati Mi Jee Kim.
“Kenapa?” suara serak Mi Jee Kim
merasa dipermalukan.
“Karena anakku mendapatkan gadis
yang jauh lebih baik dari dirimu.” Jawaban dari tuan Eun Hoon.
Ryung Han beranjak dari tempat
dirinya berbaring ke hadapan Youra So untuk menarik tangannya sehingga tidak
meninggalkan tempat tersebut.
“Ryung Han...” wajah Youra So
seakan tidak mempercayai sesuatu...
“Kau harus percaya, kalau saya
lebih mencintai seorang Youra So sampai kapanpun juga bukan siapa-siapa.”
Pernyataan Ryung Han menatap manik mata Youra So.
“Bukankah dia cleaning servis di
rumah sakit ini yang selalu membersihkan ruangan ini setiap hari. Dari kemarin saya
bisa merasakan sewaktu kau masih terbaring koma saat itu, kalau dirinya ingin
menggodamu.” Amarah Mi Jee Kim keluar secara tiba-tiba.
“Mi Jee Kim, maafkan saya.” Suara Ryung
Han terus memegang erat tangan Youra So.
“Youra So jauh lebih baik darimu
dan jangan menghina dia, bukannya kau yang berselingkuh karena tidak mampu untuk
hidup serta merawat orang penyakitan seperti Ryung Han.” Ledekan Myung Ok.
“Saya menyayangi Youra sampai
kapanpun. Jadi, saya harap kau segera meninggalkan ruangan ini dan jangan
pernah berpikir hidup bersama Ryung Han kembali.” Perkataan Ryung Han.
Akhirnya Mi Jee Kim keluar dengan
penuh amarah dari hadapan mereka. Youra So dan Ryung Han melangsungkan
pernikahan mereka saat itu juga tanpa menunda-nunda. Tampak kebahagiaan pada
tuan Eun Hoon dan Myung Ok menyaksikan pernikahan Ryung Han bersama Youra So.
“Paman sadar atau tidak tentang
sesuatu hal?” pertanyaan Myung Ok.
“Tentang apa?” Tanya tuan Eun Hoon.
“Saya berdoa kepada Tuhan, biar
perjalanan percintaanku sama seperti Ryung Han dan Youra So. Bahkan saat ini, saya
terus-menerus bergumul...hahahaha.”
“Wow...pasti Tuhan akan menjawab
doamu.”
“Amin...” teriak Myung Ok dengan
penuh keyakinan.
“Bersemangat sih bersemangat, tapi
tidak sampai merusak telinga paman”
Kebahagiaan datang secara tidak terduga
dalam sebuah perjalanan. Jangan pernah berpikir tentang sebuah kapan Tuhan akan
mengirimkan seorang pasangan hidup terbaik dalam duniamu dengan segala
persungutan di dalamnya. Selama jalanmu tetap berada di jalan Tuhan, maka satu
hal yang pasti harus duniamu ketahui...Bahwa, Tuhan akan membuat kehidupan
percintaanmu menjadi berbeda dari siapapun juga.
Apa yang tidak pernah dilihat oleh
mata, tidak pernah didengar telinga, tidak pernah timbul di dalam
hati...Dipersiapkan Tuhan untuk perjalananmu suatu hari kelak.
TAMAT
Tidak ada komentar:
Posting Komentar