Sabtu, 15 Februari 2020




MEMORY DALAM TIDUR LELAP



1.                        Sang pujaan hati...

Tiga hari lagi merupakan sesuatu paling berharga dalam kehidupan Ryung Han untuk titik tertentu di dalam areanya. Ryung Han salah satu dosen terbaik Korea Universty akan segera melangsungkan pertunangannya dengan salah satu wanita Korea paling tercantik. Tidak pernah membayangkan, sebelumnya bagaimana Ryung Han berhasil merebut hati sang pujaan hati.
Membayangkan perjuangan Ryung Han dalam mengejar dan merebut hati Mi Jee Kim benar-benar mengharukan. Ryung Han membuat beberapa desain disuatu taman yang penuh dengan bunga warna warni untuk membuktikan rasa sayang dan ketulusan hatinya. Tidak sampai disitu saja, Ryung Han merelakan dirinya tersiram air hujan selama beberapa hari, hanya demi merebut hati sang pujaan hati.
Disaat sang pujaan hati harus bersedih oleh karena beberapa masalah disekelilingnya, Ryung Han menggunakan berbagai cara untuk mengembalikan senyum pada wajah Mi Jee Kim. Senyuman lebar dan rasa haru membungkus Ryung Han disaat gadis yang dicintainya tanpa basah basih menerima lamarannya.
“Terima kasih, karena kau mau menerima cincin lamaranku.” Mata Ryung Han berbinar-binar memperlihatkan rasa bahagia dan sangat sulit untuk diungkapkan.
“Saya yang harusnya berterimah kasih, karena mau mencintai gadis sepertiku.” Wajah Mi Jee Kim merah merona.
“Kenapa kau sampai mengucapkan hal seperti itu, pada hal kalau dipikir-pikir gadis tercantik dari Korea adalah Mi Jee Kim bukan lainnya.” Pandangan mata Ryung Han terus mengarah pada Mi Jee Kim yang terus menyembunyikan wajahnya dibalik pakaian tradisonal khas Korea.
“Karena banyak hal...” suara pelan Mi Jee Kim sambil berlari masuk ke dalam kamarnya dengan mimik wajah sangat malu.
“Mi Jee Kim, kau mau kemana?” Tanya Ryung Han dengan wajah menampakkan senyum kebahagiaan.
“Kakak Mi Jee Kim malu-malu kucinng...” godaan ibunya dari dalam.
“Berhenti menggodanya.” kalimat ayah yang baru beranjak dari sebuah kursi kebesaran dilengkapi busana Korea menampakkan salah satu ciri khas dari negaranya.
Mi Jee Kim merupakan salah satu gadis polos dari negara Korea, namun mempunyai daya intelektual luar biasa dari siapapun juga. Tidak lama lagi akan segera melangsungkan pernikahan dan menjadi nyonya Ryung Han secara sah.
Hari ini wajah Ryung Han terlihat gugup dan detak jantung memompa dengan begitu keras dan sangat cepat. Hari bahagia dimana sang pujaan hati sebentar lagi akan bersanding dengannya. Sebulan setelah acara pertunangan, mereka akan mengadakan prosesi pernikahan di salah satu gereja.
Mi Jee Kim mengenakan Hanbok berwarna kuning keemasan dan semakin mempercantik dirinya mengalahkan gadis manapun di negara Korea. Kota besar akan dipenuhi sukacita besar, oleh karena pesta besar-besaran sebentar lagi akan terjadi. Dua sejoli yang sedang dimabuk cinta, tidak sabar menunggu waktu tersebut tiba.
“Selamat yach Ryung Han atas pertunangan kalian.” Ucap beberapa tamu undangan dalam ruangan gedung tersebut,
“Wow...diluar dugaan semua ini akan terjadi.” Myung Ok masih merasakan bahwa pertunagan didepan matanya hanyalah mimpi semata.
“Berhenti menggoda saya.” Kalimat Ryung Han menepuk bahu sahabatnya.
“Saya hanya tidak mempercayai, sahabatku sendiri tidak lama lagi akan segera melepaskan masa lajangnya.” Teriak Myung Ok dengan mata membelalak.
“Ternyata kakak iparku sangat cantik hari ini dengan warna Hanbok sangat cocok menghias kulitnya.” Myung Ok memandang wajah Mi Jee dengan senyuman. Antara Myung Ok dan Ryung Han sudah seperti kakak beradik selain kisah persahabatan yang sudah bertahun-tahun telah berjalan.
“Myung Ok, berhenti menggodanya kau membuat dia terus menundukkan kepala di balik hanbok yang dikenakannya.” Celoteh Ryung Han.
“Dengarkan, sebentar lagi dia akan menjadi kakak ipar jadi untuk apa terus menampakkan wajah malu.” Godaan Myung Ok semakin menjadi-jadi.
“Rupanya kalian disini, Ryung Han dan Mi Jee cepat kembali ke dalam gertakan ayah Ryung Han memerintahkan putra tunggal dan calon menantunya untuk segera kembali dalam kerumunan orang banyak.
Ceramah ayah didepan para undangan tamu untuk memberikan beberapa kata sambutan dalam acara pertunangan tersebut mengundang tawa semua orang. Menampakkan senyuman lebar dan sekali-sekali menggoncang perut banyak orang melalui beberapa humor hanya sekedar menghibur para tamu undangan.
Tuan Eun Hoon memperlihatkan wajah sangat bahagia melihat putra semata wayangnya akan segera melangsungkan pernikahan.
“Sejak kecil, Ryung Han harus hidup tanpa kasih sayang seorang ibu dan dengan perjuangan saya membesarkannya. Banyak orang akan berpikir kehidupan seorang anak tanpa kasih sayang dan belaian dari sang ibu, akan membentuk kepribadian keras bahkan menghancurkan banyak hal dalam dunianya.” Kalimat tuan Eun Hoon terhadap para undangan.
“Namun, hari ini saya berhasil membuktikan pada negara Korea bahkan dunia bahwa anak saya tetap berada pada area perjalanan yang masih sesuai dengan koridor Tuhan dan belum terjadi penyimpangan sama sekali. tapi, disini saya bercerita tentang tanpa kasih sayang ibu dikarenakan telah dipanggil oleh Tuhan dan bukan karena perceraian. Dan akhirnya, Ryung Han telah bertunangan dengan sang pujaan hatinya.” Lanjutan dari tuan Eun Hoon, hingga seluruh tamu undangan bertepuk tangan riuh. Ryung Han sendiri tidak kuasa menahan air matanya, mendengar setiap kalimat dari sang ayah.
Suasana gedung tersebut dipenuhi oleh sukacita luar biasa dan tidak akan pernah terlupakan sama sekali. Tuan Eun Hoon merupakan rektor dari university Korea dan pemegang salah satu perusahaan terbesar yang sedang bergerak dalam dunia perdagangan...
“Mi Jee, apakah kau sudah tidur?” bunyi pesan yang ditujukan kepada Mi Jee Kim melalui BBM.
“Saya belum tidur Ryung Han.” Balasan pesan WA Mi Jee Kim.
“Ternyata, tepat dugaanku kalau calon istriku belum tidur.”
“Ryung Han, apakah kau sadar kalau saya sangat gugup menantikan prosesi pernikahan kita sebulan lagi.” WA Mi Jee Kim.
“Mi Jee, kalau saya sendiri justru tidak bersabar menantikan waktu itu datang. Semoga Tuhan mendengar doa saya untuk mempersingkat waktu.”
“Saya juga tidak sabar menjadi nyonya Ryung Han Eun Hoon.”
“Benarkah?” tulisan WA Ryung Han kembali.
“Saya juga sedang berdoa, agar Tuhan membuat waktu itu berjalan dengan sangat cepat sama seperti dirimu...”
“Mi Jee, berarti kita berdua kontak batin luar biasa.”
“Ryung Han, jauh didasar hati saya sangat bahagia.”
“Benarkah?”
“Ryung Han, ada yang ingin saya tanyakan..”
“Katakanlah...” WA Ryung Han,
“Tapi, kau harus janji jangan marah.”
“Sejak kapan saya memperlihatkan wajah marah.”
“Ryung Han, setelah menikah nanti kau ingin memiliki anak berapa?”
“Berapa yach?” tulisan Ryung Han.
“Saya serius.”
“Sangat banyak, kesimpulannya membentuk kesebelasan bahkan lebih dari kesebelasan.” Jawaban Ryung Han melalui pesan.
“Wow...”
“Membentuk tangga nada, hahahahaha...” tulisan Ryung Han.
“Sangat menakjubkan.”
“Bahkan melebihi kata menakjubkan.”
“Yang  berarti ...”
“Kita berdua akan memiliki keluarga besar, dikarenakan...” tulisan Ryung Han.
“Dikarenakan, apaan coba...” Mi Jee Kim.
“Seperti yang telah saya tuliskan sebelumnya, bahwa pasangan Ryung Han dan Mi Jee Kim akan memiliki anak dengan jumlah kesebelasan.” Ryung Han.
“Kau ini aneh, sekarang itu sudah bukan zamannya anak kesebelasan.” Tulis Mi Jee.
“Maksudnya?”
“Kalau tahun-tahun kemarin, sebuah pernyataan mengatakan memiliki banyak anak berarti akan mendapat banyak rezeki. Tapi, untuk zaman sekarang mempunyai banyak anak maka kita berdua injak-injak leher saja.” Jawaban Mi Jee Kim.
“Whattttttttttttttttt....”
“Seperti itulah, jadi adalah lebih baik membentuk keluarga berencana saja.” Tulis Mi Jee Kim.
“Wow...sampai segitu jauhnya yach pemikiran nyonya Ryung Han saat ini.”
“Dengan kata lain dua anak cukup.” Tulisan Mi Jee kembali.
“Sudah malam, besok lagi cerita tentang keluarga berencananya.” Ryung Han.
“Terserah...” Mi Jee.
“Selamat tidur”
“Kau juga...” Mi Jee Kim.
“Masih ada lagi yang ingin saya katakan.” Tulisan Ryung Han.
“Ada apa lagi...?” tanya Mi Jee Kim.
“Jangan ngambek gitu nyonya Ryung Han.”
“Saya tidak ngambek, hanya saja malam makin larut dan sekarang dialog kita berdua melalui WA belum terhenti sama sekali. kalau seandainya kurang darah...secara otomatis sistem kekebalan tubuhpun ikut bermasalah dong.” Tulis Mi Jee.
“Iyah saya mengerti.”
“Katakanlah dengan singkat, padat, dan jelas.” Tulis Mi Jee Kim.
“Semoga malam ini dan setiap harinya kau selalu memimpikanku...”
“Hanya saja mimpiku terlalu banyak berbelit-belit mengelilingi dunia dulu.”
“Tidak usah meledek nyonya Ryung Han.”
“Saya akan berdoa pada Tuhan, supaya saya memimpikan tentang dirimu yang indah-indah bahkan sangat indah malam ini.” Mi Jee.
“Kalau begitu, saya juga akan berdoa pada Tuhan sama seperti dirimu biar dapat memimpikan dirimu malam ini dan setiap saatnya.” Tulisan Ryung Han.
Percakapan dialog yang berkepanjangan melalui pesan WA, akhirnya berakhir juga. Ryung Han berdoa pada Tuhan agar dapat memimpikan Mi Jee dengan sangat indah. Hanya saja, dalam mimpinya bukan wajah Mi Jee yang terlihat melainkan seorang gadis sederhana tanpa dapat melihat wajahnya.
Dalam mimpinya, seakan ada sesuatu hal yang sedang terjadi hingga membuat gadis tersebut terus menundukkan wajahnya dan sedang berdoa di suatu ruangan. Detak jantung Ryung Han memompa dengan kecepatan tinggi dan sangat cepat saat sepasang matanya melihat gadis tersebut. Dalam mimpi, Ryung Han berusaha untuk melihat wajah dari gadis tersebut...akan tetapi, tidak pernah bisa untuk melihat wajah gadis tersebut. Dia terus menundukkan kepalanya, seakan sedang berdoa.
Terlihat seseorang yang sedang terbaring dalam sebuah ruangan, akan tetapi, Ryung Han tidak mengetahui siapa orang yang sedang berbaring ditempat tersebut. Seakan ada sebuah suara yang mengatakan, tentang sesuatu dimana tidak dapat di mengerti sama sekali oleh Ryung Han.
“Ryung Han, jangan menilai seorang gadis melalui tampilan luarnya dan kecantikan semata. Terkadang seorang gadis untuk hari ini, akan terlihat polos dan terlalu baik. Namun, tidak ada yang menyadari setelah berada dalam ikatan pernikahan suatu hari kelak.” Suara tersebut begitu jelas terdengar di telinganya.
“Ryung Han, satu hal lagi yang harus kau ketahui bahwa kecantikan dari luar akan luntur dan semuanya bersifat sementara. Namun, kecantikan dari dalam jauh berbeda dibandingkan hal apa pun juga di dunia ini.” Lanjutan suara tersebut.
“Siapa kau sebenarnya dan kenapa mengatakan hal-hal seperti ini terhadap kehidupanku. Dan siapa gadis itu?” teriakan Ryung Han dalam mimpinya.
“Ryung Han, hal yang harus kau lsayakan adalah berdoa sebelum mengambil sebuah tindakan. Tentang gadis tersebut, suatu hari kelak kau akan tahu tentang dirinya. Seiring berjalannya waktu, kau akan mengerti dan mulai mengenal tentang gadis tersebut. Hanya saja, untuk saat ini belum waktunya.” Suara tersebut kembali menggema dan terdengar jelas.
“Ryung Han, semua mempunyai waktu untuk mengenal, memahami, menciptakan, dan segala hal di dalam langkahmu.” Kembali suara tersebut berbicara dan secara tiba-tiba Ryung Han terbangun dari tidurnya. Seluruh tubuh Ryung Han penuh dengan keringat yang membasahi wajah dan piyama yang dikenakannya.
Ryung Han tidak dapat menyelesaikan kegiatannya selama beberapa hari, akibat mimpi tersebut. Konsentrasi dalam melsayakan rutinitas kesehariannya semuanya terganggu. Selama beberapa hari, dirinya terus memperhatikan segala tingkah lsaya Mi Jee serta apa yang dikerjakannya. Diam-diam mengikuti kemanapun calon istrinya bepergian, tanpa diketahui oleh Mi Jee. Tidak terdapat sesuatupun bagi pemandangan mata telah melsayakan penyimpangan di hadapan Tuhan.
Ryung Han sendiri sangat bingung dengan sesuatu hal yang dialami olehnya, selama beberapa minggu. Kepribadian Mi Jee tetap masih dalam batas sesuai dengan norma dan tidak ada yang mengerikan dalam perjalalanannya. Terlalu sulit bagi pemikirannya untuk memahami beberapa hal dalam langkah seorang Ryung Han saat ini.
“Apakah saya sedang melsayakan sebuah kesalahan dengan tetap mempertahankan Mi Jee Kim sebagai psangan hidupku untuk selamanya.” Suara hati Ryung Han.
“Mi Jee merupakan gadis Korea paling menarik perhatianku dan kepribadiannya tidak terdapat penyimpangan. Lantas kesalahanku saat ini berada dimana, dan siapa gadis tersebut yang berada dalam mimpiku.” Pikiran Ryung Han sangat kacau. Dirinya terus merenung dalam sebuah ruangan kantornya setelah mengajar para mahasiswanya di university of Korea.
“Tuhan, bantu saya untuk menghadapi segala sesuatu di depan mata. Ataukah jangan-jangan, ini hanyalah bunga-bunga tidur seperti kebanyakan orang alami pada umumnya.” Gumam Ryung Han dengan intonasi pelan.
Ryung Han sendiri sangat bingung dalam menentukan keputusan, dimana pernikahannya hanya menghitung hari saja. Ryung Han terlalu mencintai Mi Jee dan tidak akan pernah bisa melepaskan gadis tersebut sampai kapanpun.
Hati dan mimpinya sangat berlawanan arah dalam langkah seorang Ryung Han. Mencintai gadis didepan mata, dan harus memutuskan ikatan pernikahan tersebut hanya karena sebuah mimpi sangat tidak masuk akal pemikirannya.
Baginya Mi Jee Kim merupakan belahan jiwanya sampai kapanpun juga. sedangkan dalam mimpinya tersebut dikatakan bahwa, seorang gadis polos dapat berubah untuk beberapa keadaan tertentu oleh karena sesuatu hal.
Semakin hari Ryung Han dibuat kebingungan oleh mimpi tersebut dan tentang kecantikan yang bersifat sementara dan kekal. Mi Jee Kim merupakan gadis Korea paling tercantik pada pemandangan matanya. Bahkan untuk menilai kepribadian seorang Mi Jee, benar-benar sangat berbeda dari siapapun juga.
Mi Jee Kim merupakan salah satu gadis Korea di kota Seoul dengan kepribadian yang selalu dipenuhi senyuman, tidak pernah marah, sedikit pemalu, ceriah, dewasa, dan beberapa hal lain sesuai dengan kriteria serta impian siapapun dari para pria di dunia ini.
“Ryung Han, apakah telah terjadi sesuatu denganmu?” tanya Mi Jee Kim secara tiba-tiba saat sedang bersama dengan Ryung Han.
“Ryung Han...Ryung Han...Ryung Han..” tangan Mi Jee terus menepuk bahu calon suaminya didepan untuk membangunkan Ryung Han dari lamunannya.
“Mi Jee...sejak kapan kau datang dan berada di depanku saat ini.” Ucap Ryung Han.
“Sejam yang lalu...” jawaban Mi Jee Kim.
“Saya minta maaf, tidak melihatmu di depanku saat ini.”
“Tidak apa-apa, pasti kau lagi punya masalah tertentu.” Ujar Mi Jee Kim.
“Kebetulan, ada masalah di kantor yang harus kuselesaikan sebelum prosesi pernikahan kita.” Ryung Han berusaha membuat sebuah alasan sehingga tidak menimbulkan kecurigaan sedikitpun.
“Memangnya, ada masalah apa dengan pekerjaan kantormu sampai-sampai tuan Ryung Han harus mengalami rasa stres berkepanjangan seperti ini.” Pertanyaan Mi Jee Kim.
“Ternyata rasa ingin tahu dari nyonya Ryung Han sangat besar sekali rupanya.” Ryung Han membelai rambut panjang dari Mi Jee Kim.
“Wajar saja saya harus tahu tentang masalah yang sedang dialami oleh tuan Ryung Han. Karena dirinya merupakan seorang paling berarti dan berharga dalam perjalananku apa pun yang terjadi.” Senyuman ketulusan terpancar di wajah Mi Jee Kim.
“Tuhan, tidak terdapat sesuatupun hal-hal mengerikan dalam diri gadis paling berharga dalam hidupku saat ini. Dan kenapa saya harus diperhadapkan oleh sebuah mimpi hingga pada akhirnya merusak segala konsentrasiku dalam melsayakan banyak hal.” Batin Ryung Han.
“Bantu saya Tuhan, dan siapa gadis tersebut.” Sekali lagi suara hatinya...


 2.                         Proses pemberkatan...


Sehari sebelum proses pemberkatan nikah yang akan dilaksanakan di sebuah gereja, Ryung Han terus berdoa dalam kamarnya. Semalam-malaman, dirinya tidak dapat memejamkan mata bukan karena rasa gugup tetapi disebabkan sebuah mimpi. Bagi pihak perempuan yang ingin memutuskan hubungan pernikahan secara sepihak, tentunya tidak menjadi masalah dan rasa malu dari keluarga pria masih dapat teratasi. Lain halnya, apa bila pihak calon mempelai pria membatalkan sepihak pernikahan tersebut...akan menghancurkan dan benar-benar merupakan sebuah aib serta rasa malu berkepanjangan benar-benar dirasakan oleh pihak calon mempelai dari wanita.
“Tuhan, bantu saya untuk menghadapi masalahku saat ini...apa yang harus kulsayakan. Engkau tahu, hari esok merupakan hari paling bersejarah dalam perjalananku.” Ucap Ryung Han dalam doanya.
“Entah kenapa, kalimat tersebut tidak pernah bisa kulupakan dan bagaimanapun caranya untuk berusaha keluar dari permasalahan ini. Jangan sampai segala sesuatunya kusesali seumur hidupku, bantu saya Tuhan.” Sekali lagi kata-kata Ryung Han di dalam doanya yang terus menggema.
“Di mata saya, Mi Jee tidak memiliki sedikitpun keburukan bahkan melakukan sebuah tingkat kejahatan fatal. Tuhan, sejak dulu saya selalu membayangkan suatu hari nanti akan bersanding bersama Mi Jee. Dan pada akhirnya, semuanya akan menjadi nyata di depanku. Hanya saja, mimpi tersebut seakan menghancurkan segalanya. Bantu saya Tuhan untuk saat ini.” Kalimat-kalimat tersebut terus naik hingga pagi hari menjemput...
Tidak tahu harus mengatakan apa pun, membayangkan dengan jelas bagaimana sosok wajah Mi Jee Kim yang sedang sedang dipenuhi rasa bahagia dan sukacita luar biasa atas pernikahan di depan matanya hanya menghitung jam semata.
Antara rasa ingin melangkah dan berhenti di tengah jalan sedang mempermainkan diri Ryung Han saat ini. Apakah akan melanjutkan proses pemberkatan pernikahan tersebut? Atau malah sebaliknya, lari sejauh-jauhnya tanpa alasan yang jelas hanya untuk pembatalan acara pemberkatan nikah dalam kehidupannya? Tanpa memikirkan apa, mengapa, dimana, siapa, kepada, dan ribuan pertanyaan yang sedang mengintimidasi ke depan.
Gereja dipenuhi oleh banyaknya para undangan, keluarga, dan sahabat yang ingin menyaksikan acara pemberkatan nikah antara Ryung Han dan Mi Jee Kim. Ryung Han memutuskan untuk terus melanjutkan prosesi pemberkatan nikah tersebut, dan berusaha mengabaikan mimpi serta suara hati yang sedang mengintimidasi dirinya.
“Bantu saya Tuhan...” jeritan hatinya memandangi senyuman manis Mi Jee di depan mata berjalan mengenakan gaun pengantin dan terlihat sangat cantik.
Langkah demi langkah kaki Mi Jee berjalan ke arah Ryung Han dengan senyuman manis dan rasa sukacita luar biasa di dalam dirinya. Ryung Han sendiri terlihat sangat gugup dan tidak dapat berbicara apa pun juga, hanya terdiam di depan altar gereja. Entah kenapa, secara tiba-tiba pandangan mata Ryung Han sangat gelap dan tidak dapat melsayakan apa pun juga. Proses  pemberkatan nikah tersebut harus dibatalkan secara tiba-tiba oleh karena Ryung Han jatuh pingsan. Sebelum memasuki acara pemberkatan, Ryung Han harus dilarikan ke rumah sakit untuk mendapat perawatan medis.
“Ryung Han...Ryung Han...” teriak Mi Jee sangat terkejut.
Ryung Han terbaring koma dan tidak sadarkan diri di ruang ICU salah satu rumah sakit terbesar dari Seoul. Air mata Mi Jee mengalir deras dan tidak dapat berkata apa pun. Menunggu hasil pemeriksaan dokter lebih lanjut untuk memastikan apa yang sedang terjadi dengan Ryung Han.
“Tuan Eun Hoon, bisa bicara sebentar...” ucap dokter yang menangani Ryung Han. Mereka berjalan masuk ke ruang dokter tersebut untuk menjelaskan tentang kondisi Ryung Han, sedangkan Mi Jee Kim dan keluarganya mengekor di belakang.
“Dokter, sebenarnya anak saya kenapa...?” pertanyaan tuan Eun Hoon terdengar gugup.
“Hasil dari dunia medis menjelaskan bahwa anak anda didiagnosis menderita kanker darah stadium akhir.
“Itu tidak mungkin terjadi dokter, setahuku Ryung Han tidak pernah mengeluh sakit sedikitpun.” Teriak Mi Jee tidak bisa menerima kenyataan.
“Mi Jee, kenapa secara tiba-tiba kau berada disini bukannya sedang berada dalam ruangan Ryung Han.” Sahut tuan Eun Hoon.
“Saya berhak tahu, apa yang sebenarnya terjadi dengan Ryung Han.” Ucap Mi Jee terkejut. Tidak pernah menyangka, tentang keadaan calon suaminya secara tiba-tiba terdiagnosa menderita kanker darah.
“Kami sudah melsayakan pemeriksaan beberapa kali, dan hasilnya tetap sama dan tidak terjadi kesalahan data serta pemeriksaan sedikitpun.” Kalimat dokter.
Dokter mencoba menjelaskan tentang penyakit yang diderita oleh Ryung Han.
“Ada kemungkinan, Ryung Han telah merasakan beberapa kejadian aneh hanya saja dibiarkan begitu saja dan di puncak tertentu secara tidak sadar telah memasuki stadium akhir.” Penjelasan dokter kembali.
“Apakah tidak ada jalan lain untuk pengobatan Ryung Han.” Tanya Mi Jee Kim.
“Hanya mujizat yang dapat membangunkan dirinya dari koma saat ini.” Jawaban dokter tersebut.
“Semua itu bohong kan dokter dan sedikitpun saya tidak akan pernah mempercayai segala perkataanmu.” Ucap Mi Jee berlari meninggalkan ruangan tersebut.
Tuan Eun Hoon mencoba menenangkan dirinya untuk menghadapi permasalahan yang sedang dihadapinya. Tidak terasa air mata seorang ayah jatuh menetes dalam sekejap memandangi wajah putranya.
“Ryung Han, ibumu meninggal dikarenakan penyakit ganas sepertimu dan sekarang...” kata-katanya tiba-tiba terpotong dengan memandangi putranya.
“Dan sekarang kau...Apakah kau akan meninggalkan ayahmu seorang diri di dunia?” jerit seorang ayah tidak tertahankan.
“Tuhan, kenapa harus putrsaya yang mengalaminya dan bukan ayahnya...” sungutan seorang ayah memukul-mukul dinding tembok rumah sakit.
“Apa yang terjadi dengan Ryung Han?” pertanyaan Myung Ok berhadapan dengan tuan Eun Hoon.
“Ryung Han didiagnosis kanker darah stadium akhir.” Jawaban tuan Eun Hoon.
“Ini tidak mungkin terjadi” kalimatnya tidak mempercayai keadaan sahabatnya yang terbaring koma dan tidak dapat berbicara sedikitpun.
“Hati seorang ayah begitu hancur melihat anaknya terbaring koma dalam ruangan ini. Apakah kau sudah puas Tuhan...” sungutan seorang ayah kembali.
“Paman...” Myung Ok mencoba menenangkan keadaan tuan Eun Hoon hingga tidak menyakiti dirinya sendiri.
“Saya ayah tidak berguna...” lengkingan suaranya dan terus menerus berusaha untuk membenturkan dirinya pada tembok rumah sakit.
“Tidak seperti ini caranya untuk menghadapi masalah paman.” Berusaha memegang seluruh tubuh tuan Eun Hoon sehingga tidak menyakiti dirinya sendiri.
“Myung Ok, kau sadar tidak...kemarin saya harus kehilangan ibunya oleh penyakit kanker darah. Dan sekarang putrsaya satu-satunya mengidap penyakit yang sama seperti ibunya.” Lengkingan tuan Eun Hoon.
“Paman...tenanglah.” teriak Myung Ok.
“Tenang katamu, kenapa harus putrsaya dan kenapa bukan saya saja...”
“Paman...”
“Myung Ok, hati paman begitu sakit dan kau sadar atau tidak...seorang ayah tidak akan pernah bisa melihat anaknya mengalami hal-hal seperti ini.”
“Paman, saya mengerti perasaanmu...tapi, tenangkan dirimu.” Ucap Myung Ok dengan air matanya memeluk tuan Eun Hoon yang sudah dianggap ayahnya sendiri.
“Apa gunanya saya memiliki harta yang banyak, tanpa kehadiran putrsaya satu-satunya. Semangat seorang ayah adalah dimana dapat melihat senyuman dan berbagai hal dalam kehidupan anaknya.” Kalimat tuan Eun Hoon.
“Paman, di negara Korea ini bukan hanya paman yang diperhadapkan pergumulan hidup. Di luar sana, ada begitu banyak orang yang memiliki kehidupan jauh lebih menderita dan harus bergumul dengan keadaan mereka.” Myung Ok tetap merangkul tuan Eun Hoon.
“Myung Ok, apa yang harus paman lsayakan...”
“Paman harus berdoa dan bukan mempersulit keadaan...” jawaban Myung Ok.
“Myung Ok, seandainya hari esok paman tidak akan pernah bisa melihat wajah Ryung Han...apa yang harus paman lsayakan?” semakin meneteskan air mata.
“Mujizat pasti terjadi.” Myung Ok berusaha memberikan semangat.
“Ayah mana yang dapat kuat melihat keadaan anak satu-satunya sedang berjalan menuju jurang maut.” Suara tuan Eun Hoon terus berada dalam dekapan Myung Ok.
“Paman harus percaya, sekalipun seakan tidak ada jalan dan segala pintu tertutup...tetap mempercayai sebuah pengharapan.” Pernyataan Myung Ok memberikan semangat dan kekuatan.
“Seandainya hari esok Ryung Han tidak akan pernah membuka matanya sampai kapanpun...bagaimanan seorang ayah dapat menghadapi kehidupan ke depannya.” Tangis seorang ayah kembali bermain.
“Jangan berkata-kata seperti itu...” ucap Myung Ok.
“Myung Ok...”
“Harus tetap berkata, bahwa masih ada harapan untuk kehidupan Ryung Han,” Berusaha memberikan penghiburan dan semangat.
“Hati seorang ayah begitu hancur...” kalimat seorang ayah tidak tahu harus mengucapkan apa pun.
“Paman...saya harap paman kuat dan jangan pernah berhenti untuk berdoa. Paman, harus memiliki pengharapan, walau tidak ada jalan dan segala sesuatunya buntu tidak ada titik sinar sedikitpun.” Kalimat Myung Ok berusaha menghibur seorang ayah yang sedang mengalami pergumulan dan ketsayatan secara hebat.
“Ryung Han...kau harus bangun dan jangan biarkan air mata seorang ayah terus mengalir oleh karena dirimu.” Jeritan hati Myung Ok.
Siapa yang menyangka keadaan Ryung Han akan mengalami hal sejenis ini, tidak seorangpun dapat menyadari hal-hal tersebut. Sebulan yang lalu senyuman Ryung Han dan sanga ayah sedang bermain pada wajah mereka oleh karena sebuah kebahagiaan. Dihari pemberkatan nikah Ryung Han dan Mi Jee Kim diperhadapkan sebuah pergumulan hidup. Seorang ayah menjerit secara hebat, oleh karena sang anak sedang berjuang melawan jurang maut.
Selama beberapa hari, Mi Jee Kim terus berada di dekat Ryung Han untuk beberapa saat dan melihat perkembangan tentang kondisinya. Hanya saja, bibi dari Mi Jee mulai mempengaruhi pemikiran sang keponakan untuk meninggalkan pria paling berharga dalam kehidupannya.
“Mi Jee, apakah kau akan terus membiarkan dirimu berada disampingnya, sedangkan wajahmu terlalu disayangkan harus bertahan dengan dirinya yang hanya menunggu waktu untuk segera pergi meninggalkan dunia.” Ucapan bibi Elina memandangi wajah keponakannya. Mi Jee hanya memandangi foto Ryung Han dalam sudut ruangan kamarnya. Tanpa memperdulikan ucapan bibinya, hanya terdiam dan terdiam...
“Mi Jee Kim merupakan salah satu wanita Korea paling tercantik dan terlalu disayangkan apa bila seumur hidupnya hanya merawat pria penyakitan seperti Ryung Han.” Kalimat bibi elina kembali.
“Kenapa bibi secara tiba-tiba mengejek Ryung Han, dengarkan seumur hidupku hati Mi Jee Kim hanya buat Ryung Han seorang.” Amarah Mi Jee Kim mulai meledak seketika dan tidak tahan dengan hinaan bibinya.
“Ryung Han sekarang tidak seperti dulu lagi, apakah kau mau terus menerus menemani pria penyakitan seperti dia. Sedangkan di luar sana semua pria antri untuk mendapatkan dirimu.” Bibi Elina mulai mempengaruhi pemikiran Mi Jee Kim agar segera meninggalkan Ryung Han.
“Bibi, jangan pernah memperkatakan apa pun tentang dirinya.” Gertak Mi Jee Kim.
“Terserah kau, kalaupun seandainya Ryung Han bangun berarti seorang Mi Jee Kim harus merawat pria penyakitan seumur hidupnya.” Bibi Elina memberikan senyuman sinis...
“Itu bukan urusan bibi...”
“Mi Jee, ini semua demi kebaikanmu.”
“Bibi keterlaluan...”
“Apa kata dunia, gadis tercantik dari Korea membiarkan dirinya hidup dalam penderitaan bersama pria penyakitan seperti Ryung Han.”
“Berhenti berbicara...”
“Ada apa ini...kenapa kalian ribut dalam ruangan ini sih.?” Pertanyaan ibu memasuki kamar Mi Jee Kim.
“Bibi Elina keterlaluan...” jawaban Mi Jee Kim.
“Apa yang telah bibimu ucapkan hingga kau menjadi segeram ini.” Pertanyaan ibu kembali.
“Katakan saja padanya, apa yang telah diucapkannya.” Kalimat Mi Jee berlari keluar dari kamarnya berjalan keluar. Ditengah perjalanan mengendarai mobilnya, secara tiba-tiba harus berhenti ditengah jalan. Mi Jee Kim makin geram dengan hal-hal yang sedang dihadapinya.
“Kenapa tiba-tiba mobil ini mendadak mogok segala sih.” Gerutu Mi Jee Kim.
“Ada yang bisa saya bantu nona cantik.” Ucapan seorang pria tampan jauh mengalahkan sosok para actor tertampan Korea...
“Kau siapa?” pertanyaan Mi Jee Kim menatap wajah pria tersebut tanpa mengedipkan matanya sedikitpun.
“Masa kau tidak mengenal saya sedikitpun.” Ujar pria tersebut.
“Saya sama sekali tidak pernah mengenalmu.”
“Coba ingat-ingat lagi, dimana kau pernah melihat wajah saya.” Pancingan pemuda tampan tersebut.
“Saya tidak perlu menjawab pertanyaan anda, karena kita berdua baru dipertemukan.” Kalimat Mi Jee, di satu sisi terkagum-kagum akan ketampanan pria tersebut, akan tetapi di sisi lain terlihat kesal karena kelsayaannya.
“Untuk pertama kalinya, diperhadapkan seorang wanita Korea dan sama sekali tidak mengenali wajah saya.” Batin pria tersebut.
“Baiklah, perkenalkan nama saya adalah Jee Yeon.” Jee Yeon mencoba memperkenalkan dirinya. Rasa ingin tahu tentang gadis Korea yang sedang berdiri dengan mengenakan dress berwarna putih membuat detakan jantungnya berpacu dengan sangat cepat.
“Saya Mi Jee Kim.” Kalimatnya membalas uluran tangan Jee Yeon.
“Ada apa dengan kendaraanmu.?”
“Entahlah, tiba-tiba saja mendadak mogok di tengah jalan.” Jawaban Mi Jee Kim menendang kendaraannya sendiri.
“Mungkin saya bisa membantu untuk menangani kesulitanmu.” Kalimat Jee Yeon dengan sikap tangannya yang secara langsung mencari titik permasalahan dari mesin kendaraan tersebut.
“Silahkan...” ucap Mi Jee.
Selang beberapa menit, Jee Yeon memberi aba-aba untuk mencoba menghidupkan mesin kendaraan tersebut. Mi Jee mengikuti segala ucapan Jee Yeon dan tidak lama kemudian terpancar senyuman pada wajahnya...
“Mobil ini kembali hidup...” ucap Mi Jee Kim.
“Nona manis, akhirnya kau tersenyum di depan matsaya.”
“Terima kasih,”
“Hanya ucapan terima kasih, belum cukup dan tidak berarti buatku.” Kalimat Jee Yeon dengan nada sedikit menginginkan sesuatu hal.
“Apa maumu?”
“Mauku...” memegang dan mencium punggung tangan Mi Jee Kim.
“Jangan macam-macam.” Teriak Mi Jee Kim.
“Saya tidak akan pernah berbuat hal senonoh...”
“Tapi, apa yang telah kau lsayakan barusan...” pertanyaan bodoh dari Mi Jee Kim.
“Hanya sekedar mencium punggung tanganmu.” Jawaban Jee Yeon.
“Katakanlah, apa yang kau inginkan?”
Saya ingin Wanita Korea bernama Mi Jee Kim menjadi pasangan kekasih Jee Yeon.” Kalimatnya dengan penekanan.
“Itu tidak mungkin, dan dengarkan kita baru pertama kali bertemu.” Gertak Mi Jee Kim.
“Lantas kenapa, ada yang salah dengan ucapanku.” Tatapan tajam darinya.
“Dengarkan, saya sudah memiliki tunangan dan jangan pernah bermimpi.”
“Ada pepatah berkata, selama janur kuning belum melengkung masih sah-sah saja...kau mengerti.”
“Pria gila...” teriak Mi Jee Kim. “Saya gila karena wanita yang baru kujumpai hari ini.” Godaan Jee Yeon. Namun, Mi Jee Kim tidak memperdulikan dan segera berlalu dari hadapannya.



 3.                        Kesempatan...


Di ruangan ICU Ryung Han masih terus berjuang dan bertempur untuk keluar serta mengalahkan jurang maut. Salah satu gadis cleaning servis memasuki ruangan tempat Ryung Han dirawat. Youra So dengan semangat luar biasa sedang membersihkan ruangan tersebut. Entah mengapa seakan ada sesuatu hal yang dirasakan saat pandangan matanya tertuju pada sosok Ryung Han.
“Saya tidak tahu kenapa sampai bisa merasakan sesuatu yang belum pernah kurasakan sebelumnya.” Suara pelan Youra So berhenti sejenak dari aktifitasnya sebagai cleaning servis.
“Apa yang terjadi denganmu...?” kalimat gadis tersebut, tanpa sadar detak jantung Ryung Han berpacu dengan sangat cepat didalam komanya.
Namamu siapa?” tanya gadis tersebut kembali dengan tersenyum.
“Tuhan, saya ingin Engkau memberinya kesempatan untuk kembali bernafas dalam dunia ini. Hingga kehidupannya membentuk warna-warna pelangi di setiap arah dari langkah kakinya.” Doa tersebut seakan memberikan kekuatan luar biasa bagi diri Ryung Han.
Dalam koma dan tidak sadarkan diri, jantung Ryung Han sedang berdetak kencang oleh sebuah suara yang entah dari mana asalanya sedang terngiang pada telinganya. “Ryung Han, seiring waktu berjalan...kau akan mengenal dirinya...” lengkingan suara terdengar kuat sama seperti saat dirinya sedang bermimpi. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat terbangun dari tidurnya dan tetap terbaring koma dalam ruangan ICU.
“Tuhan, bantu dirinya untuk berjuang melawan jurang maut saat ini. Dan jadikan dirinya pemenang saat sedang berperang melawan maut.” Doa Youra So dengan sepasang mata yang terpejam kuat memberikan kekuatan luar biasa bagi Ryung Han. Rasa aman dan penuh kehangatan melingkupi tubuh ksaya Ryung Han secara tidak sadar. Di dalam koma, jantung Ryung Han berdetak dengan begitu cepat dan belum pernah dirasakannya saat sedang bersama Mi Jee.
“Siapa kau...” suara Mi Jee tiba-tiba mengagetkan Youra So yang sedang memejamkan matanya untuk berdoa.
“Saya salah satu cleaning servis rumah sakit ini.” Jawaban Youra So.
“Kenapa kau berdiri di samping tunangan saya?” Tanya Mi Jee.
“Sangat cantik, yang menjadi pertanyaan saat ini...adakah wanita Korea yang dapat menyaingi kecantikannya?” Suara hati Youra So diarahkan pada sosok Mi Jee.
“Tuan ini pacar anda...?” kalimat Youra So tersenyum.
“Jawab pertanyaanku.” Intonasi Mi Jee Kim sedikit meninggi.
“Saya hanya membersihkan bagian bawah dari tempat dirinya berbaring.” Perkataan Youra So mencari alasan sehingga tidak menimbulkan curiga.
“Kalau begitu, saya permisi keluar dulu nona...” ucap Youra So segera berlalu dari hadapan Mi Jee Kim.
Seakan ada sesuatu hal yang sedang terpikirkan oleh Mi Jee Kim, hanya saja sulit untuk dilukiskan melalui perbendaharaan bibirnya. Mi Jee memegang tangan Ryung Han dengan erat, hanya saja pemikirannya terus berada di tempat lain. Entah mengapa, wajah Jee Yeon terus berada dalam ingatannya.
“Apa yang terjadi dengan diriku.?” Gerutu Mi Jee pelan.
“Bukankah, saya baru melihat pria tersebut hanya sekali saja dan kenapa wajahnya tidak pernah bisa dilupakan.” Kalimat Mi Jee Kim didasar hati.
Mi Jee Kim sendiri bingung dengan perasaannya semenjak pertemuan antara dirinya dan Jee Yeon. Terlebih tanpa rasa bosan, bibinya secara terus menerus berusaha untuk mempengaruhi arah pemikiran Mi Jee sendiri. Bibi Elina tidak menginginkan keponakannya hidup dan merawat pria penyakitan seperti Ryung Han.
“Mi Jee, tinggalkan Ryung Han dan carilah pria lain dengan kondisi tubuh lebih sehat dan tidak penyakitan seperti tunanganmu itu.” Ucapan bibi Elina tanpa rasa bosan.
“Bibi, berhenti mengurusi segala yang kukerjakan dan jangan pernah mengatur kehidupanku.” Amarah Mi Jee mulai memuncak.
“Sebagai seorang bibi sekaligus menganggap kau sebagai anak kandungku sendiri...jadi, wajar jika bibimu yang sudah tua ini memperingatkan dirimu.” Intonasi bibinya sedikit meninggi dan terlihat kesal.
“Bibi bukan ibu kandungku...” ucap Mi Jee berjalan menuju pintu untuk membukanya...
“Kau...” wajah Mi Jee terkejut melihat kedatangan Jee Yeon.
“Hai nona manis.” Sapaan Jee Yeon.
“Dari mana kau tahu alamatku dan siapa yang menyuruhmu datang kemari?” pertanyaan Mi Jee Kim.
“Seorang Jee Yeon dapat mengetahui banyak hal.”
“Maksudmu?” pertanyaan Mi Jee Kim tidak memahami ucapan Jee Yeon.
“Saya berusaha mencari informasi tentang dirimu dan semua tentang alamatmu, singkat cerita akhirnya diriku berada di depanmu.” Senyuman Jee Yeon mengembang.
“Jee Yeon, berhenti menggangguku dan jangan pernah memperlihatkan dirimu di depanku.” Kalimat Mi Jee Kim menatap pria di depannya dengan berusaha menghalangi Jee Yeon memasuki rumahnya.
“Apa yang salah denganku?”
“Kau sendiri tahu, kalau saya sudah mempunyai tunangan.” Jawabannya.
Saya rela menjadi yang kedua atau bahkan simpananmu.” Kalimat Jee Yeon.
“Kau sudah gila...” teriakan Mi Jee Kim mendorong pintu di depannya dengan begitu keras.
“Mi Jee bertengkar dengan siapa di depan sana.” Pertanyaan bibi Elina sangat penasaran.
“Dengan orang gila, sudah dengar...?” jawabannya acuh tak acuh.
Tanpa rasa bosan, Jee Yeon berusaha untuk mengambil perhatian Mi Jee dengan mendatangi rumahnya setiap hari. Membawa setumpuk bunga dengan warna-warni di dalamnya dan berbagai hal-hal lain. Bibi Elina, akhirnya menyadari bagaimana pria tersebut benar-benar terbius oleh kecantikan Mi Jee Kim.
Mi Jee Kim tidak dapat menyangkal perasaannya sendiri yang berusaha keras untuk disembunyikan jauh dari siapapun juga...dimana, dirinya terpesona akan ketampanan Jee Yeon. Saat menjenguk Ryung Han di ruang ICU salah satu rumah sakit, namun hati dan pikirannya berada di tempat lain. Mi Jee Kim baru menyadari siapa sebenarnya Jee Yeon...pria tersebut merupakan salah satu aktor K-pop yang sedang naik daun dan sangat terhipnotis oleh kecantikan dirinya.
Mi Jee Kim disibukkan oleh banyak hal, sehingga tidak memiliki waktu untuk berada di depan layar kaca atau bahkan membaca berita-berita entertainment tentang keartisan dari negara Korea dalam bentuk apa pun juga. Mi Jee sendiri mulai terhipnotis akan popularitas dari Jee Yeon  yang sedang marak menjadi bahan perbincangan masyarakat Korea. Entah kenapa dan kemana...kepolosan seorang Mi Jee Kim telah bepergian jauh...
Mi Jee mulai mendengarkan berbagai bujuk rayu dari bibi Elina untuk meninggalkan Ryung Han yang masih terbaring tidak sadarkan diri. Mi Jee mulai tergiur akan sebuah popularitas dari dunia selebriti. Kedekatan antara dirinya dan Jee Yeon makin menjadi pusat perbincangan seluruh negara Korea. Dan pada akhirnya, salah rumah produksi perfilman Korea menawarkan dirinya untuk beradu acting dengan Jee Yeon.
Tawaran menjadi model berdatangan dari berbagai arah, hingga di akhir cerita Mi Jee Kim meninggalkan pekerjaannya. Mi Jee Kim tidak lagi menjadi dosen, melainkan dirinya merupakan salah satu model pendatang baru yang lagi naik daun. Hatinya tidak lagi menginginkan untuk mengetahui tentang kondisi perkembangan Ryung Han. Mi Jee Kim lebih menginginkan Ryung Han untuk tidak pernah bangun dari tidurnya yang berkepanjangan. Terlalu jahat memang untuk pandangan serta pemikiran siapapun...
Tuan Eun Hoon sangat kecewa dengan kelsayaan calon menantunya saat ini yang tidak lagi memperdulikan dan mengetahui kondisi serta perkembangan Ryung Han. Kau keterlaluan” Ucap Myung Ok memergoki Mi Jee sedang bercumbu bersama Jee Yeon.
“Myung Ok...” kalimat Mi Jee Kim sangat terkejut.
“Saya pikir seorang Mi Jee adalah gadis polos, ternyata dugaanku salah selama ini.” Kalimat Myung Ok sangat marah.
“Siapa pria ini Mi Jee?” Pertanyaan Jee Yeon.
“Bukan siapa-siapa.” Jawaban Mi Jee Kim.
“Di ruang ICU, Ryung sedang berjuang melawan maut dan masih terbaring koma, sedangkan di sini tunangannya berkhianat.” Ucap Myung Ok.
“Myung Ok, jaga sikapmu.” Gertak Mi Jee.
“Ternyata, seorang Mi Jee hanyalah manusia rendah dari semua manusia” Cibiran Myung Ok sangat kecewa.
Saya tidak ingin menghabiskan waktuku untuk menunggu dan menunggu.” Pernyataan Mi Jee Kim hingga darah Myung Ok makin mendidih seketika.
“Tidak kusangka dunia Mi Jee Kim begitu menjijikkan bahkan sangat mengerikan.” kalimat Myung Ok penuh kekecewaan.
“Saya tidak ingin hidup berdampingan bersama dengan pria penyakitan seperti Ryung Han. Setiap hari menunggu dan menunggu, entah kapan dirinya bangun dari koma bahkan kalaupun tersadar...tidak terdapat sesuatupun hal menarik.” Ucapan Mi Jee memandangi sahabat Ryung Han di depan matanya.
“Mi Jee, mending kita meniggalkan pria ini.” Bujukan Jee Yeon tidak menginginkan pertengkaran mereka makin memanas.
“Dengarkan, saya sudah tidak menginginkan Ryung Han.” Pernyataan Mi Jee Kim kemudian beranjak dari kursi dan di sebuah pusat perbelanjaan kota Delhi.
Jauh di dasar hati Mi Jee Kim, rasa sayang masih sedikit tersimpan hanya saja ketampanan dan popularitas dari Jee Yeon telah membutakan matanya dalam sekejap. Mi Jee menginginkan dunia popularitas yang lebih dan tidak hidup berdampingan bersama pria penyakitan seperti Ryung Han.
Myung Ok merenungkan segala perkataan Mi Jee Kim dan pertengkaran mereka disalah satu pusat perbelanjaan. Tidak pernah menyangka tentang karakter dari Mi Jee akan menjadi liar setelah Ryung Han terbaring koma selama beberapa bulan belakangan. Kondisi Ryung Han masih belum memperlihatkan perubahan dan tanda-tanda bahwa  dirinya akan terbangun dari koma yang berkepanjangan.
Sementar di lain tempat, secara diam-diam setiap hari Youra So terus berada dalam ruangan ICU tempat Ryung Han terbaring. Tanda disadari oleh Youra So, bahwa kedatangannya membuat jantung Ryung Han berdetak begitu kencang dalam koma yang berkepanjangan. Tidak ada yang menyadari hal tersebut, dimana Ryung Han dapat merasakan seorang gadis selalu berada di sampingnya. Menemani dan memberikan semangat serta terus menaikkan doa bagi kesembuhan Ryung Han. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat membuka mata dan terbangun dari koma berkepanjangan beberapa bulan lalu.
“Entah kenapa, saya selalu menginginkan berada di sampingmu.” Perkataan Youra So membelai rambut Ryung Han dengan penuh kehangatan.
“Sekalipun saya tahu, bahwa kau telah bertunangan dengan wanita paling cantik di negara Korea...tapi, hatiku selalu berkata kalau suatu hari kelak...” kalimat Youra So berbicara di samping Ryung Han.
“Bukan karena saya menyukai dirimu, hanya saja, seakan ada sebuah suara yang selalu berkata di dasar hati...suatu hari kelak kau akan menjadi bagian dalam kehidupanku. Tapi, entahlah suara tersebut berasal dari mana...” sekali lagi Youra So berkata-kata memandang wajah Ryung Han.
Ryung Han dapat mendengar apa yang diucapkan oleh gadis tersebut, hanya saja matanya tidak dapat terbuka. Untuk waktu Tuhan, belum saatnya Ryung Han bangun dari koma yang berkepanjangan. Semua memiliki waktu untuk hal tersebut.
Tuhan menginginkan, gadis tersebut berada dalam sebuah pergumulan untuk mengembalikan kesadaran Ryung Han suatu hari kelak. Youra So hanyalah seorang cleaning servis bekerja untuk biaya kuliahnya. Youra So tidak pernah tahu tentang sesuatu hal, bahwa Ryung Han merupakan salah satu dosen pengajar tempat dirinya menempuh pendidikan.
Satu hal lagi tidak pernah diketahui oleh gadis tersebut, bahwa Ryung Han telah memimpikan dirinya jauh sebelum Youra So berada dalam ruangan tersebut. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat melihat wajah gadis tersebut dalam mimpinya. Ryung Han hanya memimpikan seorang gadis terus menundukkan wajahnya dan terlihat sedang berdoa di dalam sebuah ruangan bersama pria yang sedang berbaring.
Setiap hari Youra So memasuki ruangan tempat Ryung Han berbaring dengan berbagai jenis alat medis pada tubuhnya. Menjadi penyemangat dengan bercerita berbagai hal dalam ruangan tersebut. Youra So mempercayai sesuatu hal, bahwa Ryung Han dapat terbangun dari koma yang berkepanjangan suatu hari kelak. Berdoa untuk Ryung Han dan memohon kepada Tuhan, sehingga pria di depannya terbangun dari tidurnya.
Dan sekali lagi, Youra So tidak pernah menyadari dan mengetahui bahwa setiap hal yang diucapkannya tersimpan kuat pada memori Ryung Han. Sekalipun Ryung Han tidak dapat bangun dari koma yang berkepanjangan. “Ryung Han harus mempunyai semangat untuk berjuang, sehingga dapat terbangun dari tidur berkepanjangan.” Ucap Youra So dengan penuh semangat.
Kalimat tersebut begitu kuat terdengar di telinga Ryung Han dalam keadaan dirinya tidak dapat membuka mata. Jantung Ryung Han berdetak dengan begitu kencang dan kuat, saat Youra So berada di sampingnya. “Ryung Han, gadis di sampingmu ini merupakan jodoh pilihan Tuhan buatmu.” Suara tersebut terdengar kuat di dalam keadaan dimana dirinya tidak dapat bangun dari koma yang berkepanjangan.
“Siapa sebenarnya yang sedang berbicara?” teriak Ryung Han di alam bawah sadarnya, tetaapi Youra tidak menyadari bahwa pria tersebut sedang diperdengarkan sesuatu hal. Pria di depannya tidak pernah menunjukkan tanda-tanda bahwa dirinya akan terbangun dari koma.
Ryung Han berusaha untuk melihat wajah gadis yang sedang berdoa, namun tidak pernah bisa untuk terlihat. Bagaimanapun dirinya berusaha, akan tetapi wajah gadis tersebut tidak pernah terlihat. Ryung Han selalu merasakan kehadiran Youra So, sekalipun matanya tidak pernah bisa terbuka. Setiap hal yang diucapkan oleh Youra So, terdengar jelas oleh Ryung Han di dalam koma yang berkepanjangan. Senyuman Youra So dapat di rasakan olehnya dan menjadi kekuatan tersendiri didalam tidurnya.
“Ryung Han, semua orang dapat berkata kau tidak memiliki harapan untuk hidup bahkan tidak akan pernah...tapi, entah kenapa hatiku selalu berkata kau pasti hidup dan terbangun dari koma yang berkepanjangan. Seakan ada sebuah suara di dasar hatiku, tapi entah dari mana dengan lembut berkata bahwa seorang Ryung Han mempunyai sebuah kekuatan luar biasa untuk berjuang.” Kalimat Youra So memegang tangan Ryung Han.
“Ryung Han akan menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang, untuk menghancurkan maut di dalam koma yang berkepanjangan. Saya percaya bahwa Ryung Han tidak mungkin menyerah dalam berbagai hal, termasuk dengan perjuangannya melawan sebuah penyakit paling ganas dalam dirinya.” Kata-kata Youra So tersenyum dan berbisik pelan pada telinga Ryung Han.
Rasa damai dan nyaman benar-benar dirasakan oleh Ryung Han di dalam tidurnya yang telah lama dan berkepanjangan. Waktu terus berjalan, Ryung Han masih berada di dalam komanya...Sudah dua tahun lebih, belum memperlihatkan tanda-tanda perkembangan bahwa dirinya akan terbangun.
Tanpa rasa lelah dan bosan, Youra So tetap berada di samping Ryung Han untuk berdoa dan berdoa bagi kehidupannya. Menjadi penyemangat bagi Ryung Han, sekalipun seluruh dokter angkat tangan melihat kondisinya. Youra So tidak pernah perduli dengan apa kata dokter, baginya Ryung Han pasti bangun suatu hari kelak dari koma yang berkepanjangan. Seakan ada suara yang selalu berbicara dengan lembut di dasar hatinya bahwa Ryung Han pasti terbangun dari tidur yang berkepanjangan dan jangan pernah menyerah untuk terus berdoa.
Tuan Eun Hoon hanya dapat menangis setiap harinya saat melihat kondisi putranya yang masih berada dalam ruangan ICU. Rasa kecewa terhadap Mi Jee Kim begitu kuat, oleh karena perbuatannya dengan begitu saja meninggalkan putranya. Mi Jee Kim dan Jee Yeon telah mengikat janji suci dalam sebuah ikatan pernikahan sekitar enam bulan yang lalu.
“Kau harus bangun...” kalimat seorang ayah di dalam tangisannya.
Tidak ada hal yang dapat dilsayakan oleh seorang ayah, selain menangis dan menangis...Air matanya terus mengalir disaat berada dalam ruangan tempat Ryung Han terbaring dengan berbagai jenis alat medis pada tubuhnya. Jeritan seorang ayah begitu luar biasa berjalan dari hari ke hari. Bahkan bulan berganti bulan hingga tahun berganti tahun.
Myung Ok sahabat Ryung Han selalu berada di samping tuan Eun Hoon dimanapun dirinya melangkahkan kaki. Entah berada dalam ruang ICU tempat Ryung Han berbaring, atau bahkan di rumah dan beberapa tempat lainnya...
Myung Ok sendiri sangat khawatir terhadap keadaan tuan Eun Hoon, sehingga Ia memutuskan untuk tinggal bersama dalam satu atap rumah. Myung Ok telah bekerja selama bertahun-tahun pada perusahaan milik tuan Eun Hoon. Myung Ok telah menganggaap Ryung Han sebagai saudara kandungnya sendiri, sedangkan tuan Eun Hoon sebagai sosok ayah terhebat.
“Paman, jangan menyiksa dirimu seperti ini.” Kalimat Myung Ok memeluk seorang ayah yang terus menangisi putranya.
“Myung Ok, apa kau pernah menyadari bagaimana pedih dan perihnya hati seorang ayah melihat putranya dalam keadaan seperti ini?” tangis seorang ayah terus terjadi saat berada dalam ruangan tempat putranya terbaring.
“Paman, harus kuat dan mempercayai bahwa tidak akan terjadi sesuatupun terhadap Ryung Han, sekalipun terlihat bahwa dirinya masih berada dalam ruangan ICU seperti ini.” Kalimat Myung Ok terus memeluk sang ayah.
“Tuhan, bantu pamanku saat ini untuk menghadapi keadaan yang sedang berada didepannya.” Jeritan hati Myung Ok tidak tahan melihat air mata pamannya di dalam tangisnya setiap berada dalam ruangan tersebut.
“Tuhan, apa yang kulakukan saat ini...berikan kesempatan untuk Ryung Han kembali menata kehidupannya. Tuhan, tidak usah melihat diriku hanya saja pandanglah jeritan seorang ayah dan bagaimana menderitanya dia saat harus melihat sang anak di depan mata belum terbangun dari koma berkepanjangan.” Jeritan hati Myung Ok kembali menggema.
“Myung Ok, saya hanyalah ayah yang menginginkan anaknya untuk bangun dari tidurnya.” Jeritan seorang ayah berusaha membenturkan kepalanya pada tembok.
“Hentikan paman...” Myung Ok berusaha menghentikan tuan Eun Hoon yang berusaha dan terus menerus membenturrkan dirinya pada tembok dinding rumah sakit. Tidak tahan melihat keadaan Ryung Han yang terus berbaring dengan berbagai jenis alat medis selama dua tahun dan belum terjadi perubahan sedikitpun.
“Hatiku hancur melihat putrsaya satu-satunya berada dalam ruangan ini, kau tahu dan sangat sadar kan...kalau Ryung Han belum memperlihatkan hasil selama dua tahun...” kalimat sang ayah di dalam tangisnya.
“Bukan hanya paman yang sedang bersedih, saya juga sama seperti paman saat ini...” teriak Myung Ok berusaha menjelaskan sesuatu hal terhadap tuan Eun Hoon.
“Myung Ok, kenapa bukan saya saja yang merasakan hal seperti itu... dan kenapa harus putrsaya satu-satunya.” Tangis sang terus menerus menggema.
“Paman, jangan berkata kenapa harus Ryung Han dan kenapa bukan saya...semua yang terjadi dalam perjalanan seseorang, ada maksud dan rencana Tuhan di balik itu semua. Sama seperti, keadaan Ryung Han yang sekarang atau bahkan...” ucapan Myung Ok terpotong.
“Bahkan apa Myung Ok?”
“Paman janji tidak akan marah.” Kalimat Myung Ok sedikit ragu-ragu.
“Untuk apa marah, selama ini yang terus menemani paman hanya kau bahkan sekarang tunangan Ryung Han sendiri telah pergi dan menikahi pria lain.” Ujar tuan Eun Hoon.
“Bahkan tentang permasalahan Mi Jee Kim tunangan Ryung Han yang telah menikah serta tidak memiliki belas kasih dan sebagainya...dibalik itu semua Tuhan memiliki maksud dan tujuan tersendiri bagi kehidupan Ryung Han dan paman sendiri.” Kalimat Myung Ok memegang tangan pamannya.
Tanpa sadar, Youra So mendengar segala ucapan mereka dan menyadari tentang sesuatu hal. Penderitaan luar biasa begitu dirasakan oleh seorang ayah dikarenakan sang anak belum terbangun dari koma berkepanjangan. Apakah seorang ayah akan menyerah memandang nasib sang anak dengan keadaan didepan matanya seperti ini?. Hanya waktu yang akan berbicara untuk setiap hal tersebut.
“Tuhan, saya percaya bahwa Engkau tidak pernah buta dengan segala hal yang sedang terjadi. Tidak usah melihat siapapun bahkan diriku yang terus berdoa, hanya saja pandanglah air mata dan jeritan seorang ayah saat ini dengan hati begitu hancur menginginkan Ryung Han untuk segera bangun dari tidur berkepanjangan selama ini.” Doa Youra So begitu keras menggema di dasar hatinya dan dapat dirasakan oleh Ryung Han di dalam komanya. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat membuka matanya saat ini.
Youra So berjalan masuk ke ruangan tempat Ryung Han berbaring, setelah tuan Eun Hoon dan Myung Ok berjalan keluar dari rumah sakit. Seperti biasanya, jantung Ryung Han berdetak begitu kencang pertanda dapat merasakan kehadiran Youra So sekalipun dirinya masih berada di dalam koma berkepanjangan.
Mimpi Ryung Han, tentang seorang gadis yang sedang bergumul di dalam doanya pada sebuah ruangan terjawab sudah. Seorang yang sedang berbaring dalam sebuah ruangan tersebut, ternyata adalah dirinya sendiri dan bukan orang lain. Hanya saja, Ryung Han tidak dapat melihat wajah dari gadis tersebut.
Saya mempercayai sesuatu hal, dimana Tuhan tidak akan pernah mengambilmu dikarenakan begitu banyak orang-orang di sekelilingmu begitu mencintaimu.” Berbisik pada telinga Ryung Han.
“Ada seorang ayah menangis dengan begitu hebat dan hati hancur untuk dirimu. Tidak memperdulikan apa pun, akan tetapi air matanya begitu kuat bermain demi dirimu. Berjuanglah menghancurkan maut, dan kau harus segera bangun dari tidurmu demi seorang ayah yang begitu menderita...” kembali suaranya terdengar begitu jelas pada telinga Ryung Han, sekalipun pria tersebut tidak dapat membuka matanya untuk segera sadar siapa yang sedang berbicara saat ini.
“Begitupun dengan sahabatmu bernama Myung Ok, selalu berada disamping dan hanya demi dirimu terus berdoa agar pria bernama Ryung Han segera terbangun dari tidurnya. Sekalipun berusaha untuk kuat, namun sebagai seorang sahabat hatinya begitu menderita sama seperti ayahmu. Ryung Han, kau harus bangun, demi mereka yang selalu ada buatmu.” Bisikan Youra So dan sekali lagi terdengar jelas pada telianga Ryung Han.
“Youra So, apa yang kau lsayakan dalam ruangan ini?” pertanyaan seorang suster secara tiba-tiba berdiri di depan pintu.
“Saya lagi bersih-bersih...” Jawaban Youra So saat berbalik menghadap perawat tersebut berusaha untuk mencari alasan.
“Jam segini, kau baru membersihkan ruangan ini.” Gertak suster tersebut.
Saya minta maaf suster, masalahnya dari semalam kebelet mau masuk ke kamar mandi, karena sejak pagi tadi buang-buang air terus...” ucapnya menunduk.
“Memangnya kau makan apa semalam?”
“Sepertinya ada yang salah dengan pencernaanku hari ini.” Kalimat Youra So tersenyum.
“Bicaramu tidak nyambung benner, saya bilang kau makan apa semalam sampai-sampai buang-buang air gitu.”
“Mungkin karena semalam makan mangga muda suster.” Alasan Youra So.
“Jangan-jangan kau lagi ngidam yach?” tatapan penuh curiga dari suster.
“Suster, jangan salah sangka gini dulu...bagaimana mungkin saya bisa ngidam hamil kalau pacar saja ga punya.” Gerutu Youra So.
“Memangnya saya bilang gitu yach.”
“Kan, tadi suster bicaranya mengarah pada hal-hal yang tidak kulsayakan.” Cetus Youra So.
Kau itu datang ke kota Seoul buat mengejar mimpi bukan untuk melsayakan hal-hal mengerikan seperti kebanyakan anak gadis pada umumnya.” Ucapan suster tersebut.
“Trima kasih suster Theresia.”
“Youra So, Seseorang yang dikatakan dapat melsayakan banyak hal, tidak ada yang dalam sekejap langsung meraih segalanya. Semua membutuhkan waktu dan perjuangan, jadi harus bersabar.”

  

4.                        Belum waktu Tuhan...

Hampir saja...” kalimat Youra So mengelus-elus dada setelah suster tersebut keluar dari ruangan tersebut. Tidak seorangpun menyadari segala yang dikerjakan oleh Youra So saat berada dalam ruangan Ryung Han.
Setiap harinya, setelah pulang kuliah dan kembali bekerja sebagai cleaning servis pada sebuah rumah sakit besar. Tanpa pernah bosan, Youra So selalu berada di samping Ryung Han memberikan semangat, bercerita berbagai hal, dan berdoa setelah menyelesaikan segala pekerjaannya di rumah sakit tersebut.
Ryung Han dapat merasakan, apa bila Youra So sedang tidak berada disampingnya ataupun sebaliknya dalam sehari. Kisah paling teraneh  di dunia, Ryung Han yang masih dalam koma selama dua tahun dapat merasakan keberadaan seorang gadis terus berada disampingnya. Hanya saja, mata Ryung Han tidak dapat terbuka bagaimanapun caranya pria tersebut berusaha untuk bangun...akan tetapi, tidak pernah bisa dikarenakan belum waktu Tuhan untuk membangunkannya dari tidur berkepanjangan.
“Youra So, coba kau jelaskan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan negara kita tercinta?” kalimat pak Shin salah satu dosen Youra So.
“Youra So...” sekali lagi berusaha berbicara hingga membangunkan Youra So dari lamunannya.
“Iyah pak...” jawabannya.
“Kau dengar apa yang bapak jelaskan tadi?”
“Tidak pak.” Jawaban Youra So dengan wajah memerah seperti kepiting rebus.
“Kebanyakan menghayal pak...” teriak Rani menggoda temannya, membuat semua orang tertawa dalam ruangan tersebut.
“Coba bapak ulangi pertanyaan tadi?” kalimat Youra So.
“Tidak ada siaran ulang...” gertakan pak Shin.
“Rani, coba ulangi pertanyaan pak Shin.” Bisikan Youra So.
“Pak Shin mengajukan pertanyaan, coba jelaskan tentang beberapa hal yang berkaitan dengan negara Korea.” Kalimat Rani.
Youra So, kalau kau tidak bisa menjawab...nilaimu error dan tidak mungkin terselip kata mengulang atau semester pendek.” Gertak pak Shin di depan seluruh maha siswa.
“Korea merupakan salah satu negara yang bertempat sekitar Asia timur. Ibu kota Korea Selatan sendiri adalah Seoul. Kota terbesar negara Korea Selatan selain Seoul yaitu Busan, Jinhae, Daegu, Gwangju, Incheon. Republik merupakan bentuk pemerintahan negara ini.” Kalimat Youra So tanpa tersendat-sendat.
“Lanjutkan, saya belum puas dengan jawabanmu...saya masih membutuhkan hal-hal tertentu di dalam penjelasan kau tentang negara Korea.” Kalimat pak Shin dengan tatapan tajam.
Makanan tradisional Korea adalah Ramyeon, tapi kalau di Indonesia bisa bersaing sekaligus menjadi saudara kembar indomie sarimi supermi mie sedap...” Penjelasan Youra So.
“Yang menjadi pertanyaan, bagaimana cara berpikir seorang generasi muda Korea untuk melakukan promosi tentang negara ini sekaligus promosikan Ramyeon?”
 Kalau promosi Negara sendiri di mata dunia saya kurang tahu bapak” Youra So.
“Kenapa bisa tidak tahu?” pak Shin.
“Karena saya sulit menjabarkan beberapa karakter kepribadian generasi muda di Negara ini…” Youra So.
“Lantas promosi makanan Ramyeon gimana caranya biar seluruh dunia suka gitu?” pak Shin.
“Gampang bapak, tinggal selipkan dalam drama Korea langsung dah ketagihan tu seluruh dunia pengen kebelet makan Ramyeon. Gitu aja repot…” Youra So.
“Bisa saja Youra” Rani.
“Ya bisalah, kan banyak Negara suka drakor apa lagi Indonesia sampai laptop penuh variasi judul-judul drakor” ucapan Youra So sampai membuat semua orang tertawa. Akhir cerita Youra So terancam mendapat nilai error untuk mata kuliah pak Shin.
Keusilan jawaban Youra So mengakhiri mata kuliah yang dibawakan oleh pak Shin untuk hari ini. Youra So dengan langkah tergesa-gesa berlari dan mencari bus menuju rumah sakit. Menyelesaikan pekerjaannya dengan secepat mungkin dan seperti biasanya memasuki ruangan Ryung Han untuk melihat ataupun bercerita banyak hal.
Ryung Han dapat merasakan kehadiran Youra So seperti biasanya, sekalipun matanya tidak dapat terbuka. Jantung Ryung Han berdetak begitu kencang seperti biasanya, saat Youra So berada di sampingnya untuk bercerita atau berdoa memohon kepada Tuhan.
Tidak seorangpun dapat mengerti tentang misteri Ilahi dan segala rahasia Tuhan, tentang sebuah kejadian aneh pada suatu area perjalanan seseorang. Sama seperti Ryung Han dan Youra So memiliki kisah perjalanan tersendiri serta berbeda dari siapapun. Bagi akal pemikiran seseorang, sangat tidak masuk akal untuk mengalami kejadian sejenis ini. Tapi satu hal yang pasti, inilah yang sedang terjadi...
Ada saat dimana, sebuah area tertentu dalam perjalanan seseorang tidak dapat menggunakan akal logika untuk melihat atau bahkan memandang secara mendetail. Rahasia ataupun misteri Tuhan hanya dapat diketahui bahkan terpecahkan melalui mata hati dan kasih karunia dalam suatu perjalanan.
Saya ingin bercerita tentang keadaanku tadi di kampus.” Kalimat Youra So memulai pembicaran terhadap Ryung Han yang masih belum terbangun dari komanya.
“Bagaimana dosenku mengajukan pertanyaan dan saya berhasil menjawabnya dengan baik bahkan langsung terancam nilai error untuk mata kuliahku yang satu ini. Ryung Han, saat di dalam ruangan...” kalimat Youra So tersenyum.
“Saat dalam ruangan tadi, hal yang pertama kali kuinginkan adalah segera berada di depanmu dan memberitahukan tentang bagaimana seorang Youra So berhasil mengambil perhatian pak Shin dengan tampang kiler dipenuhi banyak jenggot pada wajahnya.” Perkataan Youra So dan terdengar jelas pada telinga Ryung Han.
Ryung Han...kau harus bersabar, hanya menunggu waktu sedikit lagi untuk membangunkanmu dari tidur lelapmu. Tunggu, hingga gadis tersebut terus-menerus bergumul di dalam doanya dengan cara tersendiri hingga menghancurkan jurang maut dalam perjalananmu.” Sebuah suara kembali terdengar jelas di telinga Ryung Han di dalam keadaan dirinya masih belum memperlihatkan perkembangan sedikitpun. Youra So terus bercerita tentang berbagai hal terhadap Ryung Han yang masih terbaring dalam sebuah ruangan ICU.
Saya lupa memberitahumu tentang sesuatu hal.” Mata Youra So berbinar-binar menatap Ryung Han.
“Kalau saya kuliah pada sebuah kampus terbaik di negara ini, namanya university of Korea merupakan universitas paling diincar oleh banyak orang. Dan satu hal yang harus saya syukuri, bahwa Tuhan membuat sebuah mujizat dalam perjalananku. Saya lulus murni di kampus tersebut dan berhasil mendapatkan bea siswa.” Kata-kata Youra So tersenyum memegang tangan Ryung Han.
“Kalau seandainya esok hari kau bangun dari tidur lelapmu, mungkin kita tidak akan pernah bertemu karena saat itu kau sudah tidak berada di rumah sakit ini lagi. Tapi, satu yang pasti kalau hidup dan nafasku tidak akan pernah berhenti menyebut namamu. Entah kenapa, saya terlalu menyukai nama Ryung Han dan tidak akan mungkin melupakannya.” Mimik Wajah gadis tersebut mamancarkan kehangatan.
Selama beberapa jam berada di samping Ryung Han tanpa rasa bosan dan bercerita tentang banyak hal. Selalu berada di samping pria tersebut, sekalipun matanya tidak akan pernah terbuka sedikitpun. Berdoa, memberikan semangat, bercerita tentang banyak hal...
“Tuhan, bangunkan Ryung Han saat ini dari tidurnya. Entah kenapa, saya terlalu yakin kalau dirinya akan terbangun dari tidur yang berkepanjangan dalam kehidupannya sekarang. Hal paling tersulit kumengerti, bahwa seakan ada sebuah suara di dasar hatiku berkata bahwa Ryung Han suatu hari kelak akan menjadi bagian terpenting buatku.” Curhatan hati Youra So dalam sebuah gereja kecil.
“Tuhan, apakah ini hanya karena sebuah kata mengagumi dirinya hingga diakhir cerita seakan ada suara berbicara begitu kuat. Saya tidak membutuhkan apa pun dan berkata-kata suatu hari kelak saat dirinya terbangun serta sadar hingga seorang Ryung Han harus menyukaiku dan tetap terikat denganku. Saya hanya menginginkan Ryung Han terbangun dari tidur berkepanjangan dan pulih seutuhnya.” Jeritan hati Youra So menggema.


5.                        Nafas...


Dengan mata terus terpejam dan berdoa selama berjam-jam dalam sebuah gereja. Youra So lagi libur kuliah dan kerja saat ini, sehingga waktunya dihabiskan dalam gereja untuk mendoakan Ryung Han. Sekali lagi, tanpa Youra So menyadari sesuatu hal bahwa Ryung Han dapat merasakan kekuatan doa yang terus dinaikkan olehnya. Ryung Han hanya tidak dapat membuka matanya dan segera terbangun dari koma, dikarenakan belum waktu Tuhan untuk membuatnya tersadar. Secara tiba-tiba, di ruang ICU air mata Ryung Han sedang mengalir hanya saja Ia tidak dapat membuka matanya. Youra So terus berdoa dan melsayakan sebuah pergumulan, agar Ryung Han dapat membuka matanya.
Youra So yang sedang berada dalam sebuah gereja kecil, sedangkan Ryung Han sedang berbaring belum terbangun dan memperlihatkan perkembangan. “Entah kenapa, sebuah suara terus berkata-kata di dasar hatiku dengan lembut bahwa saya harus terus mendoakan Ryung Han dan tetap berada di sampingnya. Tuhan, apakah saya sudah terlalu gila tentang hal tersebut.” Jeritan Youra So terus memejamkan matanya.
Suara yang tidak diketahui dari mana asalnya, namun menggunakan suara hati untuk berbicara kepada Youra So dengan begitu lembut. Mendorong dan membuat Youra So terus menerus melsayakan sebuah pergumulan doa demi seorang pria bernama Ryung Han. “Tuhan, saya tidak membutuhkan apa pun dan yang kuinginkan hanyalah nafas hidup bagi Ryung Han. Bangunkan dirinya dari koma yang telah berjalan selama dua tahun lebih.” Sekali lagi curhatan hati Youra So hanya untuk Ryung Han.
Youra So terus memanjatkan doa kepada Tuhan untuk kesembuhan Ryung Han. Setiap saat, seakan ada suara yang begitu lembut sedang berbicara terhadap Youra So menggunikan suara hatinya bahwa Ryung Han pasti terbangun dari koma berkepanjangan selama 2 tahun lebih.
Youra So hanya harus bergumul di dalam doa untuk membangunkan Ryung Han dari tidurnya. Kekuatan doa saja yang dapat membantu Ryung Han. Suara tersebut menuntun Youra So tetap bersabar hingga waktu itu tiba untuk membangunkan Ryung Han. Menggunakan suara hati Youra So untuk berbicara dengan begitu lembut, sehingga tetap berada di samping Ryung Han.
Menginginkan Engkau membangunkan Ryung Han dari tidur panjang juga memberi kesempatan membentuk warna-warna hidup.” Doa Youra So menggema begitu kuat.
“Sekalipun, saat dirinya bangun mungkin dia tidak akan pernah mengenalku atau tetap berada di sampingnya...tidak menjadi masalah.” Mata gadis tersebut terus terpejam berdoa hanya demi Ryung Han. Tanpa disadari olehnya, bahwa Ryung Han dapat mendengar dengan begitu jelas  seruan doa yang dinaikkan kepada Tuhan dalam ruangan ICU, walau Ryung Han tidak dapat membuka kedua matanya dan tersadar dari koma berkepanjangan...
Sementara itu, di tempat lain Mi Jee Kim disibukkan oleh berbagai syuting dan dunia modelingnya sekarang. Mi Jee Kim telah menyandang status nyonya Jee Yeon yang sah. Popularitasnya dalam dunia modeling dan perfilman Korea semakin mencapai puncak.
“Maafkan saya, tidak bisa pergi bersamamu sekarang.” Isakan Mi Jee Kim dibawah derasnya air hujan mengalir.
“Ta...ta...ta...pi kenapa?”
“Karena orang tusaya memakssaya untuk menikah dengan pria pilihan mereka dan...” kalimat tersebut terpotong tiba-tiba.
Zora...saya sangat mencintaimu.”
“Tapi saya tidak dapat menentang apa pun ucapan kedua orang tusaya.” Isakannya semakin menjadi-jadi ditemani derasnya air hujan...
“Tenanglah kita pasti dapat melalui permasalahan ini.”
“Saya mohon, tinggalkan saya disini seorang diri...pergilah, jangan sampai ayahku melihatmu dan...” Mi Jee.
“Kalau saya pergi dari sini, maka kaupun harus pergi...kita berdua harus melalui bersama-sama.”
“Itu tidak mungkin...” Mi Jee.
Zora, percayalah...”
“Kumohon, untuk kesekian kalinya saya memohon...pergilah dan lupakan saya.” Mi Jee.
Zora, apa yang kau lsayakan di tempat ini.” Suara amarah seorang pria paruh bayah.
“Ayahku datang” Mi Jee.
Zora, kenapa kau masih mempertahankan pria  miskin dan berpenyakitan seperti dia.”
“Ayah, jangan bicara seperti itu pada Ryeon.”
“Saya sangat mencintai Zora dan saya mohon pada anda untuk merestui hubungan kami.”
“Jangan pernah mimpi anak muda.” Amukan pria paruh bayah terlihat jelas.
“Ayah, maafkanlah Ryeon dan jangan apa-apakan dirinya.”
“Cut...” teriakan sutradara mengacungkan tangan dengan tersenyum pertanda sangat puas dengan adegan akting yang dilsayakan oleh Mi Jee Kim dan lawan mainnya.
“Akting kau sangat menarik kali ini Mi Jee Kim.” Acungan jempol mengarah pada Mi Jee Kim.
“Terima kasih pak sutradara.” Kalimat Mi Jee Kim sambil membuka jepitan rambutnya.
Mi Jee Kim harus menyelesaikan syuting film terbarunya, bercerita tentang perjalanan asmara tanpa restu orang tua dikarenakan pria tersebut hidup dalam kemiskinan, sedangkan dirinya berperan sebagai wanita yang suka sakit-sakitan. Kalimat dengan pernyataan tentang berpenyakitan dan miskin mengingatkan dirinya dengan Ryung Han. Bukan tentang  kemiskinan melainkan Ryung Han memiliki harta lumayan banyak. Hanya saja, Ryung Han bermasalah dengan penyakit ganas dalam dirinya.
“Ryung Han, bagaimana kabarmu sekarang?” Batin Mi Jee tiba-tiba mengingat mantan tunangannya saat berada di depan cermin besar.
Memutuskan hubungan dengan Ryung Han dan menikahi pria lain karena tidak mampu hidup serta merawat seorang pria penyakitan. Mi Jee Kim tergiur akan dunia modeling beserta keartisan sejak bertemu Jee Yeon. Saya hanya tidak menginginkan hidupku terus terikat dengan seorang penyakitan yang pada akhirnya akan meninggalkanku seorang diri. Saya juga menyukai dunia keartisan dan harus mengejar karirku, hingga harus memilih meninggalkanmu Ryung Han.” Gumam Mi Jee Kim memandang foto Ryung Han dan dirinya sedang tersenyum pada acara pertunangan mereka dua tahun yang lalu.
Inilah perjalanan kehidupan dalam area tertentu, sedang bercerita tentang keegoisan, rasa sayang secara tiba-tiba  pergi hanya karena sesuatu hal, perselingkuhan, popularitas, dan beberapa keadaan lain sedang bermain di dalamnya.
Cinta di dalam perjalanan seorang Mi Jee Kim hanya bersifat sementara dan tidak terdapat sesuatupun hal yang menarik. Mencintai dan menyayangi seseorang, akan tetapi disaat tertentu tidak menginginkan untuk tetap bersama dan berada di sampingnya dalam keadaaan paling rumit sekalipun. Pemikiran sejenis ini banyak terjadi dalam kehidupan orang diluar sana dan memberi kehancuran tersendiri. Penyesalan di kemudian hari tidak akan menyelesaikan apa pun juga...
“Sayang kau sedang memikirkan apa saat ini?” pelukan Jee Yeon begitu kuat dari belakang Mi Jee Kim hingga membangunkannya dari lamunan akan Ryung Han.
“Tuhan, di tempat ini saya bersama suamiku...namun, nama Ryung Han masih tersimpan kuat jauh di dasar hati” Batin Mi Jee tersenyum dalam pelukan Jee Yeon.
“Mi Jee, bagaimana dengan syuting kau hari ini sayang?” pertanyaan Jee Yeon terus memeluk istrinya.
“Semuanya berjalan dengan baik.” Jawaban Mi Jee Kim sebelum berdiri dan berusaha melepaskan dekapan Jee Yeon.
“Sepertinya, kau ada masalah?”
“Sama sekali tidak ada.”
“Mi Jee, besok saya harus syuting keluar negeri.”
“Terus...”
“Apakah kau ingin ikut bersama denganku keluar negeri, sekalian menjadi bulan madu kita yang ke-2.”
“Wow...”
“Jadi, kita akan pergi bersama biar hubungan tentang kemesraan antara Mi Jee Kim & Jee Yeon makin heboh...terlebih...” ucap Jee Yeon terpotong.
“Terlebih apa...”
“Maksudku, terlebih kita berdua sama-sama sedang syuting film terbaru. Pastinya hal ini makin manaikkan retring film tersebut sebelum ditayangkan.”
“Wow, saya harus sayai kehebatan suamiku kali ini dengan cara berpikirnya yang sedikit...”
“Istriku...sudah berani yach sekarang.”
“Jee Yeon, saya hanya kagum saja dan bukan meledek.” Berusaha menghentikan tangan Jee Yeon yang sedang bermain nakal pada pinggangnya.
“Oh begitu to...” anggukan kepala Jee Yeon tersenyum lebar.
“Seperti itulah, suamiku tersayang.”
“Terima kasih karena telah menerimsaya menjadi pasangan seumur hidupmu.”
“Sama-sama suamiku tersayang.” Senyuman Mi Jee Kim, namu jauh berbeda dengan keadaan hatinya saat ini.
Minggu pagi yang cerah, Mi Jee menuju rumah sakit tempat Ryung Han terbaring dengan melsayakan penyamaran sehingga tidak seorangpun mengenalinya. Mi Jee menyamar sebagai salah satu perawat dari rumah sakit tersebut dan ditugaskan di ruang ICU untuk memeriksa keadaan Ryung Han.
“Ryung Han, bagaimana keadaanmu sekarang?” pertanyaan Mi Jee memandang wajah Ryung Han.
Tangan Mi Jee sebelah kiri membelai wajah Ryung Han bekas tunangannya. Membayangkan saat-saat mereka berdua bersama-sama dan merasakan kebahagiaan luar biasa. Tersenyum, tertawa, dan merasakan berbagai hal jauh sebelum pria yang dicintainya terbaring koma seperti sekarang ini.
“Apakah jalan yang kutempuh sekarang sebuah kesalahan terbesar, sedangkan kau masih tetap berbaring dalam ruangan ini? Andai kata, saat itu kau tidak mengacaukan proses pemberkatan nikah kita berdua tentunya saya tidak akan mungkin menyandang status nyonya Jee Yeon.” Bisikan Mi Jee Kim perlahan pada telinga Ryung Han.
Sangat jauh berbeda saat kedatangan Youra So, Ryung Han dapat merasakan kehadirannya hingga menyebabkan jantungnya berdetak dengan begitu cepat. Ryung Han dapat mendengar apa pun yang diucapkan oleh Youra So dalam ruangan ICU tersebut. Dan Ryung Han dapat merasakan bagaimana seorang gadis bernama Youra So terus berdoa untuknya. Namun, berbanding terbalik akan kehadiran Mi Jee bahwa seorang Ryung Han tidak dapat merasakan sedikitpun kehadiran tunangannya yang telah menjadi milik orang lain. Ryung Han tidak dapat mendengar apa pun perkataan dan berbagai hal yang dikemukakan oleh Mi Jee Kim.
“Maafkan karena telah menghianati dirimu selama kau berbaring koma di tempat ini” mata Mi Jee berkaca-kaca.
Jauh di dasar hati, Mi Jee masih sangat mencintai Ryung Han hanya saja dirinya tergiur akan sebuah popularitas dalam dunia keartisan. Mi Jee pada saat itu, tergoda akan ketampanan Jee Yeon hingga di akhir cerita hatinya terbagi menjadi dua.
Saya menyukai dunia modeling dan keartisan bahkan apa pun dapat kulsayakan demi karir yang sedang berada depan matsaya saat itu.” Bahasa Mi Jee Kim dengan tetap membelai wajah Ryung Han.
“Dokter, bagaimana perkembangan Ryung Han?” suara yang tidak asing lagi di telinganya, hingga Mi Jee segera mencari tempat persembunyian. Mi Jee tidak ingin keberadaanya diketahui oleh semua orang.
“Sejauh ini belum memperlihatkan hasil, hanya saja...” ucap dokter mengingat sebuah kejadian.
“Maksud dokter?” rasa penasaran Myung Ok mulai terlihat.
“Terkadang jantung Ryung Han berdetak begitu kuat dan memiliki kecepatan luar biasa, dan secara tiba-tiba...” dokter membayangkan apa yang dilihatnya beberapa waktu lalu.
“Tiba-tiba kenapa dok?”
“mmmmmhhhhhhhh”
“Jangan membuat saya ketakutan dok.” Rasa khawatir akan keadaan  Ryung Han sangat terlihat jelas pada diri Jee Yeon.
“Tidak lama kemudian detakan jantungnya kembali seperti biasa, seperti ada sesuatu hal aneh.” Kalimat dokter.  Mereka semua tidak pernah menyadari, bahwa detakan jantung begitu cepat disebabkan oleh kehadiran Youra So yang sedang berada bersembunyi di dalam kamar mandi ataupun sedang mengintip pada ujung pintu ruang tempat Ryung Han.
“Apakah hal tersebut akan semakin merusak keadaan Ryung Han saat ini.”
“Sama sekali tidak, hanya saja untuk pertama kalinya kejadian dalam dunia medis terdapat jenis kasus semacam Ryung Han. Sangat mengejutkan...” mimik wajah dokter terlalu sulit untuk bercerita.
“Syukurlah.” Myung Ok mengelus-elus dadanya.
Myung Ok tidak menginginkan kondisi sahabatnya semakin memburuk. Manusia dapat saja menyerah, akan tetapi Myung Ok mempercayai tentang sebuah mujizat dan harapan yang berasal dari Tuhan. Hatinya begitu hancur dengan air mata dan jeritan seorang ayah setiap melihat kondisi Ryung Han masih belum memperlihatkan perubahan sejenis apa pun.
Tidak mungkin seorang Ryung Han membiarkan seorang ayah hidup di dalam kehancuran karena rasa sakit luar biasa.” Jerit seorang ayah kembali dengan menggenggam erat tangan sang anak. Memberikan kehangatan dan kelembutan, sekalipun dunia Ryung Han belum memperlihatkan perubahan...
  Saya ingin melihatmu kembali seperti dulu lagi, melsayakan banyak hal, mengajar, tersenyum, tertawa bersama ayahmu yang sudah berbau tanah.” Jemari seorang ayah sedang memainkan irama pada wajah Ryung Han.
“Paman...” suara Myung Ok dari arah pintu ruang ICU.
“Myung Ok...” balasnya.
“Kita harus mempercayai sebuah pengharapan sekalipun terlihat tidak ada jalan sama sekali.” kembali tangan Myung Ok mendekap seorang ayah dengan penuh kehangatan.
“Terima kasih karena telah menjadi bagian dari kehidupan ku dan Ryung Han.”
“Saya yang harusnya bersyukur, karena Tuhan membuat dunia saya mengenal kalian berdua. Bahkan paman telah kuanggap sebagai ayah kandungku sendiri.” Senyuman Myung Ok terpampang jelas.
“Paman, sepertinya saya melihat Mi Jee lima menit yang lalu meninggalkan rumah sakit ini.” Kalimat  Myung Ok dengan kening berkerut.
Saya tidak ingin mendengar berita tentang apa pun mengenai Mi Jee Kim.” Tuan Eun Hoon berusaha mengalihkan tatapan wajahnya dengan penuh keseriusan.
“Masalahnya, saya sangat yakin kalau Mi Jee Kim datang ke ruangan ini untuk melihat keadaan Ryung Han.” Jemari Myung Ok sedang bermain pada dinding rumah sakit.
“Rasanya tidak mungkin..”
“Kenapa tidak mungkin paman?”
“Myung Ok, bukankah Mi Jee lebih mencintai aktor itu dibanding putrsaya...”
“Paman, matsaya tidak mungkin salah mengenal sosok Mi Jee Kim.” Wajah Myung Ok menatap dengan penuh keseriusan.
“Kalau memang benar terjadi, yang menjadi pertanyaan apa maksud dan tujuan Mi Jee Kim mengunjungi tempat ini.” Kening tuan Eun Hoon  mulai berkerut.
“Kemungkinan besar, Mi Jee masih menyimpan sebuah perasaan spesial untuk Ryung Han atau ada sesuatu hal yang lain...”
“Kalau seandainya Mi Jee masih memiliki sebuah perasaan khusus untuk Ryung Han, maka hal tersebut harus dia kubur dalam-dalam.” Intonasi tuan Eun Hoon mulai meninggi.
“Memangnya kenapa paman...”
“Mi Jee telah menikah dengan orang lain, pernikahan bukanlah sebuah permainan yang seenaknya saja untuk dipermainkan.” Jawaban tuan Eun Hoon.
“Wow...” hanya kata tersebut tersirat keluar oleh seorang Myung Ok.
“Paman tidak menyukai dunia perselingkuhan, jangan karena berkata kalau wajahku terlalu cantik hingga akhir cerita akar kesombongan sedang mengikat. Terlebih lagi, dunia perselingkuhan, perceraian, dan banyak hal lain sedang berjalan.”
“Belum tentu juga Ryung Han mau menerima Mi Jee suatu hari kelak saat dirinya terbangun dari koma. Terlebih jika Ryung Han menyadari tentang kejadian sebenarnya.” Ucap Myung Ok menepuk bahu pamannya.
Saya tidak akan pernah menerima Mi Jee kembali sebagai menantuku, bagaimanapun keadaannya.”
“Paman tidak usah khawatir, saya tahu bagaimana sifat sahabatku itu.” Senyuman Myung Ok berusaha menenangkan pamannya.
“Paman pernah membaca sebuah artikel, yang diambil dari sebuah judul novel.” Bahasa tuan Eun Hoon tiba-tiba.
“Hubungan antara artikel ini dan arah pembicararaan kita ada dimana yach paman?”
“Jelas ada, di dalam Artikel ini bercerita tentang kehidupan pernikahan...ceritanya sih, tidak mengarah lebih mendetail tentang permasalahan kehidupan rumah tangga. Hanya saja, sedikit menjelaskan tentang sebuah penyesalan saat salah memilih pasangan hidup.” Ucapnya.
“Lanjutkan paman...” ucap tuan Myung Ok.
“Seorang pengusaha sekalipun telah membuat kesalahan fatal dengan memilih pasangan hidup, hanya saja dirinya tetap memiliki sebuah sikap bahwa pernikahan bukanlah sebuah permainan yang harus dipemainkan. Kalaupun sekarang kesalahan yang dia lakukan benar-benar fatal, bukan berarti dirinya harus memilih sebuah istilah perceraian dalam alur cerita hidupnya” Penjelasan tuan Eun Hoon.
Sebuah pernikahan merupakan hal yang bersifat sakral, hingga tetap berada pada pemikiran bahwa suatu ikatan rumah tangga harus tetap dipertahankan sekalipun tidak sesuai dengan pemandangan. Oleh  karena, sebelum menikah telah memutuskan untuk mengikat janji suci sehidup semati dan jangan pernah berpikir untuk mengenal istilah cerai. Perceraian dalam satu ikatan rumah tangga pada dasarnya tidak akan pernah menyelesaikan masalah. Yang sebenarnya terjadi adalah dimana perceraian dari sebuah pernikahan semakin memperburuk masalah. Adalah lebih baik, di saat sebelum memasuki ikatan pernikahan membuka mata lebar-lebar siapa orang yang ada didepan. Hingga pada akhirnya, tidak akan pernah terikat dengan dunia penyesalan secara hebat. Dan apa bila telah berada dalam sebuah ikatan pernikahan menutup mata serta telinga rapat dan secara hebat...
Apapun masalah dan keadaan yang terjadi, tetap menjalani segala sesuatunya. Oleh karena, jauh sebelumnya pilihan berada ditangan sendiri bukan dalam kehidupan siapapun juga. Jangan jadikan pernikahan sebagai ajang permainan, yang pada akhirnya semakin menghancurkan keadaan. Merusak kehidupan orang disekeliling bahkan menghilangkan kasih sayang seorang ayah ataupun ibu terhadap sang anak.
   Pernikahan bukan permainan yang seenaknya dimainkan ke kiri dan kanan hingga ujung cerita tidak terdapat sesuatupun yang menarik didalamnya. Pada dasarnya, menyatukan dua buah karakter dalam satu ikatan pernikahan membutuhkan waktu secara luar biasa dan bahkan dapat memakan waktu  puluhan tahun. Namun, mereka yang dewasa menanggapi sebuah masalah akan mengerti banyak hal. Tidak menjadikan ikatan pernikahan menjadi sesuatu yang mengerikan dengan berbagai jenis perceraian sedang bermain didalamnya. Membuat banyak hal mengerikan dan menghancurkan kehidupan dari diri sendir terlebih pada perjalanan seorang anak.
“Dalam novel ini bercerita tentang apaan sich paman?” tanya Myung Ok dengan rasa penasaran.
“Sebenarnya sih tentang perjalanan gadis bisu dengan bakat melukis bernama Arehyind dan Brayn merupakan salah satu reporter serta host dalam sebuah acara. Sedikit mengupas tentang kasus permasalahan rumah tangga, namun bermakna.” Bahasa tuan Eun Hoon kembali.
“Saya pengen baca juga paman, siapa tahu bisa di promosi ma banyak orang. Hehehehe.”



6.                        Tidak pernah mengerti tentang...

“Lama banget ya, ayah dan sahabat Ryung Han keluar dari ruangan itu.” Gerutu Youra So ingin melihat keadaan Ryung Han dengan tidak sabaran. Youra So memang selalu datang menjenguk Ryung Han secara sembunyi di ruangan ICU. Tanpa seorangpun menyadari bagaimana Youra So terus memerus memberikan semangat terhadap Ryung Han. Mempercayai suatu hari kelak Ryung Han akan terbangun dari tidurnya yang berkepanjangan. Terus berdoa kepada Tuhan untuk kondisi pemulihan Ryung Han.
Youra meneguk segelas coffee late sambil berusaha bersabar menunggu keluarga Ryung berjalan keluar meninggalkan kamar ICU. “Sepertinya saya harus absen hari ini yah?” celetuknya dengan wajah cemberut. Walaupun di katakan hanya sebagai cleaning servis, namun dia memiliki banyak teman di rumah sakit termasuk para dokter.
“Youra sedang apa di situ?” seseorang menyapa gadis itu tiba-tiba…
“Lagi beres-beres dokter” mencari alasan paling tepat.
“Alasan” dokter Dong Han sedikit mencibir.
“Dokter sendiri tumben ga keluyuran ma teman tidur forever” Youra.
“What?” Dokter Dong Han.
“Seluruh rumah sakit juga pada tahu kalau dokter patah hati ditolak seorang cewek, singkat cerita pacaran deh ma cewek lain” Youra. Telinga gadis semacam Youra panjang dan lebar sampai-sampai hal terkecil sekalipun tersadar olehnya.
“Patah hati? Siapa bilang?” Dokter Dong Han menarik gelas coffee late milik Youra kemudian meneguknya sampai habis.
“Cleaning servis tapi seperti detektif saja” sindir Dokter Dong.
“Dokter, memangnya cara melampiaskan patah hati atau sakit hati harus melalui seks sampai gaya pacaran tidak sehat seperti itu terus saja bermuara?” Youra.
“Dokter mau buat kepanasan siapa? Lah yang rugi berat di dokter sendiri bukan cewek itu, mana pacarannya ma pelacur kelas kakak level seribu seperti tidak laku saja…” Youra berkata-kata lagi.
“Namanya juga laki” dokter Dong. Kehidupan dokter Dong Han memang selalu menjadi bahan gosip utama untuk beberapa waktu belakangan. Youra hanya sedikit kasihan melihat seorang dokter yang dikatakan jenius tapi hancur hanya karena masalah ditolak perempuan.
“Cara balas dendam terbaik adalah memperlihatkan prestasi dan membuktikan kalau suatu hari kelak dokter juga pasti dapat cewek baik-baik bahkan jauh lebih baik. Cewek baik-baik bukan hanya dia satu-satunya kan?” Youra.
“Tapi pacarku yang sekarang tidak pernah mengejek kakiku” Dokter Dong.
“Memang pacar dokter tidak pernah mengejek fisik bahkan memuaskan seks level seribu tapi membawa ke jurang paling gelap, sama saja bohong. Dokter bukan satu-satunya teman tidurnya dan tentu penyakit menular seksual bisa jadi menular. Rugi siapa? Kalau sudah positif penyakit menular seksual lantas lisensi praktek dokter tidak akan dicabut?” Youra menggeleng-geleng kepala.
“Entahlah” Dokter Dong.
“Jangan selalu berpikir negative kalau ditolak karena merasa fisik dokter bermasalah alias cacat. Seks bukan jalan keluar atau dijadikan bahan pelarian ketika mempunyai sebuah masalah apa lagi tidak terikat pernikahan dan lebih parah tidur bersama pelacur kelas kakap. Semua orang menertawakan dokter bukannya menaruh empati…” Youra.
“Menertawakan” Dong Han tertawa sinis.
“Tidak pernah memamerkan pasangan, tapi tiba-tiba post pacar dengan penampilan pelacur kelas kakap. Dokter sepertinya terlalu angkuh bahkan merasa paling jenius karena menganggap diri lulusan terbaik dengan nilai kumlaud, jadi seolah-olah Tuhan itu bukan siapa-siapa…” Youra.
“Bicara ngawur” Dong Han.
“Memang kenyataan. Contoh kecilnya di tolak cewek pelampiasannya lari mencari pelacur kelas kakap untuk memuaskan kehidupan seksual tanpa pikir dampak negative ke depannya. Seks bukan jalan penyelesaian masalah. Kalau seseorang yang rendah hati, tentu melihat Tuhan bahkan menganggap masalah patah hati sebagai kasus biasa dalam sebuah kehidupan asmara” Youra.
“Kalau jadi saya memang enak” Dong Han.
“Mending saya ditertawakan karena mengalami penolakan seseorang dibanding lebih menghancurkan kehidupan sendiri. Permasalahannya di sini pelacur kelas kakap, kehidupan medismu ke depan, dan bukan objek lain. Sebenarnya dokter mau menjebak siapa? Semata-mata hanya menjebak perjalanan dokter sendiri sampai ditertawakan habis-habisan oleh semua orang” Youra.
“Kepo amat lu” dokter Dong Han.
“Gaya bahkan ekspresi dokter bisa terbaca oleh siapa saja termasuk sayalah yang aktif di media social. Postmu saja seolah memberi makna kalau cewek itu menolak karena cacat fisik yang dialami dokter. Jangan membawa kata cacat di sini, kenapa? Karena yang kau pikirkan tidak semuanya benar” Youra.
“Satu lagi, pikirkan baik-baik tentang jalan hidupmu ke depan dan belajarlah merendahkan hati sekaligus berada dalam sebuah kamar mencari wajah Tuhan. Ngerti?” Youra berbicara lagi sebelum akhirnya meninggalkan sang dokter merenung sendirian.
Youra So seorang gadis cleaning servis sedang berjalan mengitari tiap ruang sudut ruangan rumah sakit guna melakukan tugasnya. Perbincangan antara dia bersama salah satu dokter rumah sakit hari itu membuatnya menarik napas panjang. Membagi waktu antara pekerjaan dan sekolahnya memang terasa cukup berat.
Di sela-sela kesibukan seorang Youra tetap berusaha meluangkan waktu berada dalam sebuah ruang di mana seseorang terbaring koma bahkan entah kapan akan terbangun. Youra So tidak pernah mengerti tentang sesuatu hal yang terjadi dalam dirinya. Seakan ada sesuatu hal yang terus mendorong dirinya untuk terus berdoa untuk kesembuhan Ryung Han. Seakan ada sebuah suara yang menggunakan suara hatinya dengan begitu lembut berbicara bahwa Ryung Han akan terbangun dari tidurnya.
“Ryung Han akan terbangun dari tidurnya suatu hari kelak, dan jangan pernah lelah untuk terus berdoa. Tetaplah berada di sampingnya, apa pun yang terjadi.” Suara lembut kembali berbicara menggunakan suara hati Youra So dan mengagetkan dirinya setiap saat.
“Tuhan, sebenarnya siapa yang sedang berbicara menggunakan suara hatiku saat ini.” Kalimat Youra So membuat seluruh tubuhnya sedikit merinding. Seakan ada sebuah kekuatan yang terus mendorongnya untuk berdoa dan memberikan semangat bagi Ryung Han. Sekalipun, seorang Ryung Han tidak pernah berbicara satu katapun bahkan jika suatu hari kelak pria tersebut bangun dari tidurnya.
“Akhirnya, ayah dan sahabatmu keluar juga.” ucap Youra So melangkahkan kaki perlahan-lahan memasuki ruang ICU, setelah tuan Eun Hoon dan Myung Ok keluar meninggalkan Ryung Han.
Saya ingin melihat senyum di wajahmu dan bagaimana seorang Ryung Han sedang mengalirkan air mata saat dunianya terhimpit sebuah masalah. Sekalipun, saya hanya akan memandang hal tersebut di tempat tersembunyi tidak menjadi masalah minimal kau terbangun dari tidurmu.” Kata-kata Youra So tersenyum. Untuk kesekian kalinya, tanpa disadari oleh Youra So bahwa setiap kalimat yang terlontar terdengar jelas pada telinga Ryung Han. “Tuhan, bantu saya untuk melihat wajah gadis yang sedang berbicara terhadapku saat ini.” Suara hati Ryung Han berbicara berusaha untuk bangun dari tidurnya hanya saja belum waktu Tuhan untuk melsayakan hal tersebut.
“Ryung Han, jangan menyerah karena saya selalu ingin melihatmu bangun dari koma dan tidak ingin memandang segala jenis peralatan medis pada seluruh tubuhmu.” Kalimat Youra So menggenggam erat tangan Ryung Han dengan penuh kehangatan  yang dapat dirasakan oleh pria tersebut.
Hembusan nafas gadis tersebut dapat dirasakan oleh Ryung Han, walaupun matanya masih terpejam dan tidak memperlihatkan perkembangan sesuai yang diharapkan. Inilah yang dikatakan, tentang misteri Ilahi  bahkan terlalu sulit untuk memahami sebuah area sejenis ini.
Perjalanan dan keterikatan secara berbeda antara seorang pria dan wanita, hanya saja belum terjadi pertemuan. Teka teki Tuhan dalam suatu area perjalanan seseorang, hanya dapat terpecahkan seiring dengan waktu yang sedang berjalan. Membutuhkan waktu untuk memahami berbagai hal dalam sebuah istilah dalam perjalanan. Siapa yang dapat memahami tentang sebuah misteri ilahi dan berbagai hal mengejutkan dari Tuhan dalam langkah hidup seseorang. Seluruh pertanyaan mengenai misteri Ilahi ataupun rahasia Tuhan akan terjawab sesuai waktu yang berasal dariNYA.
Entah mengapa, seakan ada sesuatu yang membangunkan Youra So tengah malam untuk terus berdoa bagi Ryung Han. Selama berjam-jam Youra So terus berdoa di dalam kamarnya untuk Ryung Han dengan mata terpejam. Dan dalam ruangan ICU, Ryung Han mulai menggerakkan ke dua tangannya.
Seluruh tubuh Ryung Han dibungkus keringat luar biasa, di alam bawah sadar dia dapat melihat seorang gadis terus menerus berdoa selama berjam-jam. Ryung Han berusaha untuk melihat wajah dari gadis tersebut, akan tetapi tidak pernah bisa. Dapat mendengar dengan begitu jelas tentang seluruh isi doa yang di ucapkan oleh gadis tersebut. Dan pada akhirnya berhasil membangunkan Ryung Han dari tidurnya selama ini.
Kedua mata Ryung Han terbuka dengan begitu banyaknya keringat pada seluruh tubuhnya. Dan hal tersebut pertama kali terjadi dalam dunia medis di negara Korea. “Tuan sudah bangun...” ucap salah satu perawat dalam ruangan tersebut, sedangkan beberapa dokter mengelilingi Ryung Han untuk mengetahui perkembangan kondisinya secara mendetail. Secara mengejutkan, Ryung Han pulih dari penyakit yang membuatnya terbaring koma selama hampir tiga tahun.
“Ryung Han...” tuan Eun Hoon mendekap tubuh anaknya dengan rasa haru dan sangat bahagia melihat Ryung Han dapat terbangun dari tidurnya.
“Ayah...” satu kata keluar dari mulut Ryung Han setelah kesadarannya kembali.
“Kami semua sangat bahagia...” rasa haru Myung Ok memandang sahabatnya.
“Apa yang terjadi denganku, bukankah saya sedang berada dalam acara pemberkatan nikahku Mi Jee.” Tutur Ryung Han tidak mengerti dengan keadaan yang menimpa dirinya.
“Apa kau sadar atau tidak ?” pertanyaan Myung Ok.
“Tentang apa?” Ryung Han balik bertanya.
“Kau pingsan saat acara pemberkatanmu, dan lebih parahnya seorang Ryung Han telah mengalami masa koma berkepanjangan selama dua tahun lebih.” Jawaban Myung Ok.
“Katakanlah hampir tiga tahun Ryung Han.” Ucap Myung Ok kembali.
Memori Ryung Han dalam tidur lelapnya hilang begitu saja tanpa meninggalkan setitik bekas. Tiba-tiba detak jantung Ryung Han kembali memainkan iramanya dengan begitu cepat dan kuat. “Ada apa ini, kenapa detak jantungku berirama seperti ini.” Pertanyaan Ryung Han didasar hatinya. Dirinya belum menyadari tentang sesuatu hal dan kehadiran Youra So hingga menyebabkan jantung Ryung Han berdetak begitu cepat dan kuat. Ryung Han membutuhkan waktu untuk mengingat segala hal tentang Youra So saat dirinya masih terbaring koma.
“Terima kasih Tuhan, karena Ryung bangun dari tidur panjangnya.” Rasa syukur Youra So di tempat tersembunyi sedikit menjauh dari ruang Ryung Han.
“Selamat tinggal Ryung Han...saya pasti akan selalu mengingatmu seumur hidupku. Bahagia melihatmu dapat merasakan kembali keindahan saat matahari terbit bahkan terbenam setiap harinya.” Lirih Youra So di dasar hati dengan berjalan keluar dari rumah sakit.
Misteri Ilahi kehidupan Ryung Han dan Youra So akan segera dimulai. Hubungan ikatan tertentu dimana masih merupakan misteri Tuhan yang sedang bermain sekitar area Ryung Han dan Youra So. Terkadang Tuhan membuat kisah percintaan seseorang jauh berbeda dari siapapun juga, terlalu sulit untuk memahami keadaan sejenis ini hanya saja semua membutuhkan waktu. Ada saat dimana sebuah misteri dengan kesengajaan Tuhan rencanakan untuk mengajarkan tentang beberapa area tertentu akan perjalanan asmara seseorang.
Selang beberapa minggu setelah kepulangannya dari rumah sakit, Ryung Han mulai kembali memimpikan tentang sosok gadis namun terkesan samar. Ryung Han membutuhkan waktu untuk memahami beberapa hal dalam perjalanannya. Setelah beberapa hari keluarnya Ryung Han dari rumah sakit, tuan Eun Hoon mulai menceritakan tentang perselingkuhan tunangannya dan beberapa hal lain yang dilsayakannya. Entah mengapa, tidak terdapat sedikitpun rasa sakit oleh karena perbuatan Mi Jee Kim.
“Saya ingat gadis itu terus berdoa untukku dan selalu bercerita banyak hal saat berada di sampingku.” Gumam Ryung Han dengan tangannya sedang berada pada dagunya sendiri.
“Saat itu sekujur tubuhku penuh keringat sebelum kembali tersadar dari tidurku. Bahkan saya sempat mendengar  dengan begitu jelas segala isi doa yang dinaikkan oleh gadis tersebut, tapi apa isinya?Berusaha mengingat tentang gadis tersebut. Awalnya, Ryung Han sama sekali tidak mengingat sedikitpun tentang berbagai hal dan setiap ungkapan dari Youra So, tetapi mimpi itu terus saja menyerang hidupnya.
“Apa yang sedang dipikirkan oleh anakku?” ujar tuan Eun Hoon membuyarkan lamunan Ryung Han.
“Sejak kapan ayah berada di kamarku?
“Sejam lalu.” Jawaban seorang ayah.
“Maaf tidak menyadari kehadiranmu,”
“Tidak apa-apa, ayah harap kau melupakan perbuatan Mi Jee terhadapmu. Lupakan gadis itu, dan jangan pernah memikirkan hal-hal apa pun tentang dirinya.” Teguran seorang ayah menyangka bahwa anaknya masih memikirkan tentang tunangan Ryung Han.
“Ayah salah besar kalau saya masih memikirkan Mi Jee Kim, bahkan tidak terlintas sedikitpun rasa sakit hati luar biasa akibat penghianatan yang dilsayakannya. Pada hal, untuk akal logika selama bertahun-tahun saya begitu mencintai juga menyayangi Mi Jee. Namun, entahlah apa yang terjadi denganku.” Lirih Ryung Han di dasar hatinya tidak mengeti dengan keadaannya saat ini.
“Percayalah, suatu hari kelak kau akan mendapat gadis yang jauh lebih baik dari Mi Jee” Ucapan sang ayah mendekap Ryung Han.
“Benar ucapan ayah, bahkan sebulan sebelum pernikahanku akan berlangsung...saya sudah memimpikan gadis lain sedang berada dalam sebuah ruangan tanpa dapat mengenal wajahnya sampai detik sekarang.” Kembali suara hati Ryung Han berirama serta menggema.
“Ryung Han...” teriakan seseorang dari luar pintu kamar.
“Myung Ok...” rasa semangat ayahnya segera menyambut kedatangan Myung Ok.
“Paman, dimana Ryung Han?”
“Kau bertanya atau apaan sih? sudah tahu Ryung Han berada dalam kamarnya masih bertanya.” kalimat tuan Eun Hoon.
“Sekedar bahan pembuka dialog saja pamanku yang paling kusayangi.” Pertama kali bagi Myung Ok melihat senyum riang pada wajah tuan Eun Hoon kembali memancar.
“Myung Ok, apa yang ada dalam kresek di tangan kirimu itu?” tanya Ryung Han tiba-tiba.
“Ryung Han...” ucap Myung Ok berbalik terhadap arah suara tersebut.
“Ayo kita menuju ruang ruang keluarga, seakan tidak ada ruang lain saja untuk melepas rindu bersama Ryung Han.” Candaan tuan Eun Hoon.
“Ryung Han, apakah kau tahu ketika melihat dirimu terbangun dari tidur berkepanjangan...sahabatmu ini ingin selalu menitikkan air mata.” Rasa haru kembali menyelimuti Myung Ok.
“Apa kau sadar juga Myung Ok?” pertanyaan balik Ryung Han.
“Tentang apa?”
Saya sangat bersyukur kerena Tuhan mengirim sahabat terbaik buat hidupku.” Sahut Ryung Han mendekap sahabatnya.
Saya bahkan sudah gila, lebih menyayangi juga mencintai sahabat sendiri dibanding melirik seorang wanita.” Ujar Myung Ok tersenyum .
“Kita sama-sama gila karena sebuah persahabatan.” Balas Ryung Han.
“Kurasa hal tersebutlah yang sedang terjadi dalam dunia persahabatan antara Ryung Han dan Myung Ok.” Kalimat Myung Ok menyodorkan sebuah kursi pada sahabatnya.
“Myung Ok, kam\u belum menjawab pertanyaanku.” Ucap Ryung Han.
“Tentang apa?” Kening Myung Ok berkerut.
“Apa isi dari kresekanmu itu?”
Saya pikir ada sesuatu hal yang lain, hanya sebuah pertanyaan mengenai kresekan.”
“Jawab pertanyaanku!” Ryung Han sedikit memicingkan matanya.
“Ini hanya Kimchi  bersama ramyeon pemberian seseorang buatmu.” Jawaban Myung Ok.
“Seseorang dari mana? atau jangan-jangan...” godaan Ryung Han.
“Jangan berpikir macam-macam sobat.” Kalimat Myung Ok sedikit menepuk kepala Ryung Han.
“Myung Ok hentikan dialog kalian...ayo makan!” Kalimat Tuan Eun Hoon mengajak mereka ke ruang makan.
Ryung Han merasa sesuatu hal aneh saat berada di ruang makan bersama ayah dan sahabatnya. Secara tiba-tiba memori tentang gadis itu kembali dan tiba-tiba mengingat suatu kalimat dari perkataannya. Ryung Han dapat mendengar dengan begitu jelas apa pun ucapan gadis tersebut hanya saja matanya tidak dapat terbuka dan segera tersadar. Kalau seandainya esok hari kau bangun dari tidur lelapmu, mungkin kita tidak akan pernah bertemu karena saat itu kau sudah tidak berada di rumah sakit ini lagi. Tapi, satu yang pasti kalau hidup dan nafasku tidak akan pernah berhenti menyebut namamu. Entah kenapa, saya terlalu menyukai nama Ryung Han dan tidak akan mungkin melupakannya.” Kata-kata Youra So secara tiba-tiba terngiang jelas pada memorinya.
“Tuhan, siapa gadis itu dan apa yang sedang terjadi denganku?” Keluh Ryung Han di dasar hati memegang kepalanya.
“Ryung ada apa denganmu?” pertanyaan sang ayah.
“Kau tidak kenapa-kenapa?” Myung Ok sangat khawatir.
“Tidak perlu mengkhawatirkan saya hanya sedikit pusing doang” Ryung Han.
Ryung Han sedang berada dalam sebuah area tertentu dimana belum memahami tentang misteri Tuhan dalam hidupnya. Membutuhkan waktu untuk mengerti dan memahami dengan jelas tentang rahasia Tuhan tentang perjalanan hidupnya dengan gadis tersebut. Setiap Ryung Han kembali mengingat kalimat-kalimat yang diucapkan oleh Youra So, maka dia akan mencoba membuat sebuah coretan pada sebuah buku. Menulis segala hal yang diungkapkan oleh gadis tersebut dan segala isi dari doa-doa terus dinaikkan kepada Tuhan hanya untuk Ryung Han seorang.
Saya ingin melihat senyum di wajahmu dan bagaimana seorang Ryung Han sedang mengalirkan air mata saat dunianya terhimpit sebuah masalah. Sekalipun, saya hanya akan memandang hal tersebut di tempat tersembunyi tidak menjadi masalah minimal kau terbangun dari tidurmu.” Kata-kata Youra So terdengar jelas melalui mimpinya.
Tengah malam Ryung Han  terbangun dari tidurnya karena mimpi dan suara Youra So terngiang begitu jelas. Segera berjalan menuju sebuah ruangan untuk meneguk segelas air putih. Mata Myung Ok mencium sesuatu hal yang bersifat mencurigakan di sebuah ruangan dari rumah tersebut. Myung Ok membawa sebuah balok kayu berukuran sedang menuju arah suara benturan.
“Kena kau...” teriak Myung Ok berusaha mengarahkan balok kayu ukuran sedang pada tubuh Ryung Han.
“Dasar pencuri, tahunya hanya mengambil barang milik orang lain.” Gertak Myung Ok makin geram.
“Myung Ok, apa yang kau lsayakan.” Kalimat Ryung Han berusaha untuk menghindar.
“Paman, Ryung Han...” teriakan Myung Ok masih belum menyadari sesuatu hal.
“Myung Ok, kenapa berteriak malam-malam begini?” Keterkejutan tuan Eun Hoon tiba-tiba keluar dari kamar.
Saya berhasil menangkap pencuri di rumah kita ini paman.” Teriak Myung Ok.
“Dimana pencurinya?”
“Di sana paman.” Jawaban Myung Ok kembali,
“Apa yang kau lsayakan terhadap Ryung Han?” ujar tuan Eun Hoon.
“Pencurinya lari kemana dia.” Pertanyaan Myung Ok belum menyadari sesuatu hal.
“Pencuri kepalamu...ini Ryung Han bukan pencuri.” Gertak tuan Eun Hoon melepaskan ikatan Ryung Han .
“Ryung Han apa yang kau lsayakan?” suara Myung Ok mengagetkan Ryung Han secara tiba-tiba baru menyadari sesuatu hal. Semenjak Ryung Han terbaring di rumah sakit, Myung Ok memutuskan untuk tinggal serumah dengan tuan Eun Hoon.
Saya yang harusnya bertanya, kenapa kau menganggapku sebagai pencuri?” Kekesalan Ryung Han terlihat.
“Maafkan saya sobat.” Permohonan maaf Myung Ok terhadap sahabatnya. Hingga keesokan harinya, Ryung Han masih memasang wajah kesal terhadap Myung Ok oleh karena perbuatannya. Rasa-rasanya Ryung Han ingin memakan hidup-hidup sahabatnya akibat kejadian semalam.
“Ryung Han, bukannya saya sudah meminta maaf sebesar-besarnya terhadapmu.”
“Gara-gara perbuatanmu semalam, balok yang kau pegang hampir saja melenyapkan nyawsaya.” Wajah cemberut Ryung Han terlihat jelas.
Saya mohon, maafkanlah sahabatmu ini.” Pinta Myung Ok sekali lagi memohon maaf akibat kelsayaannya.
“Saya hampir mengembalikan diriku untuk berada dalam ruangan medis.” Kekesalan Ryung Han masih belum lenyap.
“Lagian siapa suruh, mengendap-endap tidak jelas seperti pencuri di dapur.” Gumam Myung Ok dengan suara pelan.
“Apa yang kau ucapkan barusan.”
“Saya tidak mengatakan apa pun.” Bantah Myung Ok.
“Myung Ok,apakah kau pikir saya budek ga denger segala ucapanmu.”
“Lupakan tentang kejadian semalam, yang jadi pertanyaan sekarang adalah...”
“Adalah apa?” suara jutek dan kekanak-kanakan Ryung Han sedang dimulai.
“Maksudku, kapan kau kembali ke kantor lagi untuk bekerja bahkan mengajar sebagai dosen.” Pertanyaan Myung Ok.
“Sepertinya mulai besok.” Jawaban Ryung Han.
“Semua orang di kantor sangat merindukan kehadiranmu” Senyum Myung Ok menepuk bahu sahabatnya.
“Katakan saja, kalau sebenarnya terkadang kau kesulitan menyelesaikan beberapa ide...tidak usah menggunakan alasan-alasan basih.” Celoteh Ryung Han.
“Anggap saja begitu sobat.”
“Wow...seorang Myung Ok…” Ryung Han.
“Mau di apakan lagi, saya harus bisa menguasai segala keahlianmu dalam menangani dunia persaingan ketat penjualan barang-barang elektronik serta beberapa ide-ide kreatif untuk sebuah jalur tertentu.” Myung Ok.
“Wow...hahahahaha” Tawa Ryung Han.
Mereka berjalan menuju sebuah supermaket untuk membeli pesanan dari bibi Sonia di rumah. Bibi Sonia telah lama mengabdikan dirinya pada keluarga Eun Hoon jauh sebelum Ryung Han terlahir ke dunia. “Sebutkan apa-apa saja yang tertulis pada catatan kertas bibi Sonia.” Tanya Myung Ok dengan membawa troli,
“Ada mentimun, cabe, kecap inggris, ayam, daun seledri, dan...” kalimat Ryung Han tiba kembali merasakan jantungnya berdetak begitu cepat.


  
7.                        Detak jantung...

Aktifitas Ryung Han sebagai seorang pemimpin perusahaan mulai kembali berjalan setelah tidur panjangnya kemarin. Label nama brand produk-produk perusahaannya di ambil dari nama keluarganya yaitu Han. Aneh juga, Han merupakan nama keluarga seorang Ryung dari sang kakek, sementara sang ayah sendiri tidak memakai marga tersebut di belakang namanya.
“Tingkat persaingan makin merajalela dimana-mana” Ryung Han.
“Seperti artis K-pop bersaing ketat sekali sampai-sampai terkadang stress gara-gara kalah saing” ucapan Myung Ok memancing tawa semua orang.
“Bapak bisa saja” salah satu karyawan terus saja tertawa.
“Di sini saya sedang ingin membahas persaingan antar brand-brand ternama bukan persaingan K-pop, ngerti?” Ryung membelalakkan mata ke arah Myung Ok.
“Apa rencana kalian sekarang?” Ryung Han.
Mereka semua berpikir keras tentang kemajuan produk terbaru berikutnya. Beberapa bulan belakangan omset perusahaan menurun drastis akibat persaingan antar brand cukup ketat di pasaran. Promosi dan produk harus memiliki kualitas lebih di dunia pasaran. “Bagaimana kalau perusahaan membuat sebuah produk terbaru bahkan belum pernah ada di tengah masyarakat?” Myung Ok mengangkat bicara setelah seminggu berpikir sejak meeting pertama seorang Ryung Han kemarin.
“Produk?” Yoo salah satu karyawan penting perusahaan yang bertugas pada bagian pemasaran produk.
“Seperti apa?” Ryung Han.
“Sebuah botol yang bisa dibawah kemana saja apa lagi piknik gitu” Myung Ok.
“Memang Kelebihannya apa? Itu mah bukan produk elektronik melainkan barang lain, understand?” Ryng Han sangat kesal.
“Tunggu dulu, jangan salah. Kelebihannya, kalau seseorang ingin minuman dingin atau panas bisa, kan tinggal tekan tombol otomatis” Myung Ok.
“Bisa jelaskan detail pak!” Yoo.
“Sebuah botol kemasan diciptakan unik sekaligus otomatis dengan memasang sebuah alat sekitar bagian bawah bahkan bisa dilepas ketika dicuci. Alatnya ini sama seperti produk dispenser hanya saja perakitan dan modifikasinya lebih diperkecil atau lebih praktis. Energy yang digunakan baterai atau pengisian daya listrik melalui charger sebelum di bawah kemana saja” Myung Ok.
“Terus apa lagi?” Ryung Han.
“Bisa buat jus juga kalau mau hanya dengan menekan satu alat otomatis buat blender. Kesimpulannya memiliki beberapa kelebihan yaitu blender sekaligus berperan sebagai dispenser otomatis kalau ingin meneguk minuman dingin atau panas melalui desain lebih modern” Myung Ok.
“Ide bapak boleh juga” Liem salah satu karyawan lain berbicara.
“Bagaimana kalau bukan hanya botol minuman saja melainkan sebuah kotak bekal yang bisa dibawah kemana saja apa lagi kalau piknik di desain khusus juga buat menghangatkan makanan menjadi produk andalan perusahaan tahun ini…” Yoo.
“Maksudmu kotak bekal otomatis utnuk menghangatkan makanan dengan memakai charger atau baterai apa saja?” Ryung Han.
“Yah seperti itulah pak” Yoo.
“Saya sangat setuju” Myung Ok.
“Kalau begitu kita harus berjuang bersama-sama menciptakan produk tersebut” Ryung Han.
“Setuju” semua serentak menjawab.
Hari melelahkan bagi seorang Ryung Han tetapi cukup menyenangkan. Dalam ruang kamar cukup luas bersama konsep minimalis, tubuhnya diam terpaku memikirkan beberapa deretan peristiwa kemarin. Batal menikah hingga berakhir terbaring di sebuah kamar rumah sakit terlebih misteri hidup sedang mempermainkan hidupnya. Seminggu terakhir Dia disibukkan pekerjaan yang harus dikerjakan guna perkembangan omset perusahaan. Satu hal bahwa seorang Ryung Han tidak pernah menyadari permasalahan irama detak jantungnya berhubunga kuat akan kehadiran Youra So di sekitar tempat dia berpijak.
“Kau kenapa Ryung Han?” Tanya Myung Ok terkejut melihat Ryung Han memegang dada sebelah kiri dan paling tepatnya area organ jantung pada tubuh manusia.
“Tidak kenapa-kenapa.” Jawaban Ryung Han.
“Kenapa secara tiba-tiba, saya dapat merasakan detak jantungku benar-benar dipompa dengan begitu cepat.” Batin Ryung Han sedang menggema dan secara tiba-tiba memori akan gadis tersebut mulai...
Kalau seandainya esok hari kau bangun dari tidur lelapmu, mungkin kita tidak akan pernah bertemu karena saat itu kau sudah tidak berada di rumah sakit ini lagi. Tapi, satu yang pasti kalau hidup dan nafasku tidak akan pernah berhenti menyebut namamu. Entah kenapa, saya terlalu menyukai nama Ryung Han dan tidak akan pernah melupakannya sedikitpun.” Ingatannya tentang perkataan gadis tersebut.
Ada sesuatu hal di dalam diri Ryung Han saat ucapan gadis tersebut kembali terngiang pada telinganya. Tiba-tiba pandangan mata Ryung Han berada pada sebuah buku di depannya saat berjalan menuju parkiran mobil. Pemilik buku tersebut adalah Youra So, hanya saja Ryung Han tidak menyadarinya. Detak jantung Ryung Han kembali bermain dan berirama dengan begitu kencang, saat memegang buku tersebut. Seakan ada sesuatu hal dan tidak dipahami olehnya terhadap buku tersebut. Buku tersebut merupakan benda paling berharga bagi seorang gadis yang terikat dengannya selama ini.
Ryung Han membawa ke rumahnya dan membaca lembar demi lembar bagian dalam buku tersebut. Hingga di dapatinya tentang sebuah gambaran kehidupan tentang area tertentu dalam perjalanan seseorang...

JALAN…

Sepasang mata sedang melihat sebuah jalan yang sedang berada di depan. Kaki belajar untuk melangkah ke jalan tersebut, namun sesuatu hal terjadi dalam perjalanan tersebut. Begitu banyak jalan rusak terus menyerang bermain didalam. Tidak terdapat sesuatupun yang menarik dari bentuk perjalanan tersebut.  Kaki berjalan, namun tiba-tiba terjatuh oleh karena tusukan duri yang begitu hebat membungkus perjalanan. Teriakan hati mulai menggema dengan begitu keras seolah ingin meluapkan segala sesuatunya.
 Saat berjalan ke jalan tersebut untuk kesekian kalinya seluruh tubuh tiba-tiba terjatuh hingga mengalirkan air mata. Adakah yang dapat menolong perjalanan tersebut. Terjatuh, terjatuh, dan untuk kesekian kalinya terjatuh oleh karena tanaman berduri sedang membungkus langkah kaki. Ataupun kaki sedang tersandung oleh sebuah kerikil-kerikil tajam yang sedang bermain dan menertawakan perjalanan.
Saat tubuh terjatuh, lautan duri tersebut terus menerus tertawa tiada henti seolah memperlihatkan bahwa dialah pemenangnya. Dan berusaha untuk berbicara bahwa langkah kaki tidak dapat melalui semuanya dan hanya ada kata menyerah. Tidak ada kalimat lain yang akan terucap selain kata menyerah disaat tubuh terus terjatuh dan mengalirkan darah segar.Air mata mengalir  deras, namun tidak seorangpun dapat melihat dan mau memberikan pertolongan.
Kerikil-kerikil kecil itu sedang tertawa hebat oleh karena luka terus menancap dalam perjalanan. Membuat bekas yang terlalu sulit untuk disembuhkan sampai kapanpun juga. Adakah mereka dapat mengerti dan mengenal luka-luka hingga ejekan-ejekan dari kerikil-kerikil tersebut. Siapapun tidak pernah datang untuk melihat dan memberikan pertolongan. Kedua tangan berusaha untuk menjadi penopang oleh karena kaki tidak dapat berjalan.
Berjalan merangkak, inilah yang sedang terjadi dalam perjalanan saat ini. Hingga mengalirkan darah segar pada jari-jari tangan. Dalam luka tersebut suara hati berteriak “Tuhan....” hanya satu kata namun mengandung banyak makna yang mengungkapkan berbagai penderitaan di dalamnya. Luka penderitaan sedang bermain untuk terus membelenggu kehidupan saat ini. Hanya satu kata, namun menjelaskan begitu dalamnya luka yang sedang bermain dan tertawa setiap saat dari perjalanan.
Seolah ada kekuatan yang memasuki tubuh untuk terus berjalan sekalipun kaki tidak dapat digerakkan. Berjalan merangkak dengan aliran air mata sedang mengalir pada wajah. Tidak ada kata menyerah untuk terus berjalan, sekalipun kaki tidak dapat bergerak sedikitpun. Tidak ada kata menyerah untuk terus melanjutkan semuanya, sekalipun sepasang tangan harus merangkak untuk membantu seluruh tubuh hingga mencapai jalan tersebut dan dapat melaluinya dengan baik. Air mata terus mengalir oleh karena darah yang terus berjalan didalamnya.
Sepasang mata sedang malihat sebuah jalan yang sedang berada didepan. Kaki belajar untuk melangkah ke jalan tersebut, namun sesuatu hal terjadi dalam perjalanan tersebut. Begitu banyak jalan rusak terus menyerang bermain didalam. Tidak terdapat sesuatupun yang menarik dari bentuk perjalanan tersebut. Kaki berjalan, namun tiba-tiba terjatuh oleh karena tusukan duri yang begitu hebat membungkus perjalanan. Menceritakan, bahwa disuatu arah dari perjalanan kehidupan seseorang terdapat banyak hal yang akan menggoncangkan iman dan segala sesuatu dari kesemuana itu.
Dalam perjalanan tersebut terdapat jalan rusak hingga mempermainkan kehidupan. Mengungkapkan bahwa dalam sesuatu langkah kaki untuk menjalani hidup ataupun mengejar mimpi akan terdapat goncangan kehidupan. Dengan kata lain, badai masalah demi masalah terus membungkus kehidupan baik secara langsung maupun tidak langsung. Air mata terus mengalir, namun tidak pernah seorangpun ingin berusaha untuk menyadari hal tersebut.
Bahkan badai masalah tersebut tidak bercerita hanya dari luar, akan tetapi yang sebenarnya terjadi adalah...Dimana, mereka yang menciptakan berbagai jenis goresan luka ataupun menjadi penghalang untuk melihat sinar kehidupan berasal dari keluarga ataupun orang terdekat. Dapat dikatakan, bahwa seseorang yang dianggap begitu berharga dalam kehidupan tidak terbayangkan sedikitpun merekalah yang berusaha menghancurkan kehidupan. Membuat luka secara hebat terus mengalir.
Salah satu contoh, adalah dalam bentuk tanpa dukungan dari seorang ayah ataupun ibu untuk berjalan dalam meraih impian. Ataupun saat terjadi pembentukan karakter, terdapat banyak hal yang mengerikan melalui keluarga.
Baik dari pihak saudara ataupun bahkan secara langsung orang tua yang belum mengenal titik sinar harapan dalam perjalanan. Dapat bercerita pula, tentang sebuah kelemahan dalam kehidupan dalam bentuk cacat fisik hingga menjadi ejekan bagi siapapu juga termasuk pihak keluarga sendiri. Tidak ada yang tahu perjalanan seseoramg, namun dibalik semuanya itu ada maksud dan rencaNya yang indah.
Kerikil-kerikil kecil itu sedang tertawa hebat oleh karena luka terus menancap dalam perjalanan. Bercerita tentang begitu banyaknya dari mereka yang selalu tertawa melihat penderitaan dalam langkah kaki. Mereka tidak pernah perduli atas semua yang terjadi. Bahkan tidak ada kata persahabatan ataupun keluarga, oleh karena kejadian yang sedang menimpa kehidupan. Kepedihan demi kepedihan terus bermain didalam, hingga disaat tertentu air mat terus mengali deras.
Dapat dikatakan, bahwa ada saat-saat tertentu dari perjalanan seseorang dimana dirinya akan dikucilkan dan tidak pernah dianggap oleh siapapnn juga. Bahkan orang tuanya tidak pernah mau berkata dalam perjalanan tersebut bahwa anakku dapat melsayakan yang  terbaik. Diluar dugaan mereka tidak dapat membedakan antara titik sinar dan kegelapan. Terkadang ada saat-saat tertentu orang tua akan menjadi lemah hingga tidak akan terlihat pekah oleh hal apapun juga.
Tergantung dari pribadi sendiri untuk menaggapi segala sesuatu yang sedang terjadi dalam perjalanan tersebut. Oleh karena badai kehidupan, tidak berasal dari luar akan tetapi dari orang terdekat sendiri. Hinggaa menimbulkan berbagai jenis luka dan aliran air mata didalam perjalanannya. Inilah realita kehidupan yang sebenarnya.
Terkadang, tidak terpikirkan oleh pemikiran mereka yang sedang tertawa bukan dari pihak luar melainkan orang terdekat dari kehidupan mereka yang sedang diajar untuk mengenal arti dari titik sinar. Ataupun dalam tahap pendakian untuk mengejar mimpi demi masa depan.Kedua tangan berusaha untuk menjadi penopang oleh karena kaki tidak dapat berjalan.
Berjalan merangkak, inilah yang sedang terjadi dalam perjalanan saat ini. Hingga mengalirkan darah segar pada jari-jari tangan. Dalam luka tersebut suara hati berteriak “Tuhan....” hanya satu kata namun mengandung banyak makna yang mengungkapkan berbagai penderitaan didalamnya.
Hingga pada akhirnya kaki tidak dapat terus berjalan olejh karena luka tersebut. Satu hal yang akan terjadi dimana tangan sebagai penopang dari keadaan tersebut. Mengalirkan air mata didalam doa dengan tangan yang sedang terangkat ke hadaapan Tuhan untuk mengungkapkan banyak hal.
Dengar aliran air mata mengalir deras dalam sebuah ruangan sunyi senyap salah satu tangan memegang bagian dada oleh karena sakitnya begitu mendalam. Mata terpejam dan suara hati berteriak “Tuhan....” ucapan kata dimana mengandung seribu makna. Hanya dengan mengucapkan nama Tuhan sekali saja didalam air mata tersebut, IA tahu kepedihan luka sedang membungkus perjalanan saat ini.
Hanya dengan mengungkapkan satu kalimat saja, maka Tuhan mengerti segala luka yang sedang membungkus perjalanan saat ini. Tuhan tahu, bagaimana air mataa itu mengalir begitu deras oleh karena luka tersebut menancap kuat hingga tidak seorangpun dapat menyadari hal tersebut. Tuhan tahu, bagaimana goresan tersebut sedang mempermainkan perjalanan hidup saat ini hingga suara hati terus menerus menggema kesakitan secara luar biasa.
Inilah perjalanan hidup seseorang di dalamnya, Oleh karena Tuhan menyadari luka hati tersebut, hingga pada akhirnya tanpa disadari IA datang mendekap untuk membalut luka tersebut. Seolah doa tidak terjawab dan berjalan hanya seorang diri, semua orang meniggalkan namun yang sebenarnya terjadi adalah Tuhan sedang mendekap kehidupanmu saat ini. Sedang membalut luka hati yang begitu terluka oleh karena goresan sedang menancap kuat didalamnya dan mempermainkan kehidupan.
Seolah ada kekuatan yang memasuki tubuh untuk terus berjalan sekalipun kaki tidak dapat digerakkan. Berjalan merangkak dengan aliran air mata sedang mengalir pada wajah. Tidak ada kata menyerah untuk terus berjalan, sekalipun kaki tidak dapat bergerak sedikitpun.
Dalam badai kehidupan tersebut dan segala jenis permasalahan seakan ada sebuah kekuatan yang tanpa disadari masuk dalam kehidupan sehingga terus berjalan untuk menjadi pemenang dari seluruh masalah yang sedang membungkus kehidupan saat ini. Membuktikan pada dunia, bahwa tidak ada kata menyerah dalam mengarungi kehidupan dan tidak ada sesuatu yang dapat menjatuhkan diri apapun yang terjadi. Hingga hidup tidak dapat melihat titik sinar dan meraih masa depan cemerlang.
Ada saat dimana masalah demi masalah datang silih berganti hingga pada akhirnya langkah kaki tidak mampu untuk terus berjalan. Namun, sekalipun di suatu persimpangan tertentu terhenti dan terjatuh...akan tetapi, Tuhan Tidak membiarkanmu hingga terjatuh benar-benar dalam keadaan tergeletak dan tidak dapat melanjutkan langkah kakimu untuk terus berjalan.
Tetap berdoa dan mempercayai, bahwa Tuhan selalu ada untuk membela setiap perkaramu saat ini. Luka oleh karena goresan yang begitu dalam menancap kuat hingga semua orang pergi menjauh dari kehidupan. Tetap berjalan dan berdoa untuk segala sesuatu yang terjadi. Jangan pernah biarkan duniamu menjauh dari altar Tuhan, apapun yang terjadi. ###

“Tuhan, siapa pemilik buku ini dan kenapa jantung kembali berdetak saat memegang benda tersebut.” Rasa tidak memahami akan hal yang sedang terjadi dalam diri seorang Ryung Han.
“Tuhan, kalau memang benar gadis tersebut selalu berada di sampingku selama saya terbaring koma...pertemukan antara saya dan gadis tersebut.” Kata-kata Ryung Han memegang daerah letak jantungnya pada bagian sebelah kiri.
Kejadian aneh terjadi dalam dunia seorang Ryung Han setelah bangun dari tidur berkepanjangan selama ini. Pemikiran akal logika, seharusnya Ryung Han telah meninggal dua tahun yang lalu hanya saja saat mendengar suara seorang gadis sekitar telinganya semuanya kembali...Sekalipun Ryung Han belum dapat membuka mata, namun yang sebenarnya terjadi bahwa nafas kehidupan telah kembali.
Tuhan hanya ingin memperlihatkan dunianya tentang kisah perjalanan asmara dengan sesuatu hal yang berbeda dari siapapun juga. Masing-masing orang memiliki kisah percintaan tersendiri, untuk ukuran Ryung Han diberikan porsi dengan cara yang berbeda. Siapa yang menyangka bahwa Ryung Han sebulan lagi akan segera melangsungkan pernikahan, namun secara tiba-tiba harus bermimpi tentang seorang gadis. Singkat cerita dari perjalanannya, Ryung Han harus terbaring koma dengan diagnosis medis bahwa dirinya menderita kanker stadium akhir. Lebih mengherankan lagi, dimana dirinya harus secara langsung terbaring koma selama hampir tiga tahun. Dalam tidur berkepanjangan tersebut, seorang gadis selalu berada di sampingnya memberikan semangat, harapan, bercerita berbagai hal, dan berdoa hanya untuk Ryung Han.
Jantung Ryung Han akan berdetak tidak beraturan di dalam koma, saat merasakan kehadiran gadis tersebut. Hanya saja, untuk sekarang Ryung Han belum menyadari hal tersebut. Semua membutuhkan waktu untuk memahami dan melihat misteri Tuhan bagi perjalanan area kehidupannya.
Sekalipun saya tahu, kalau kau telah bertunangan dengan wanita paling cantik di negara ini...tapi, hatiku selalu berkata kalau suatu hari kelak...” Kembali suara gadis tersebut kembali terngiang pada telinganya dengan begitu jelas, hingga membangunkan Ryung Han tengah malam untuk kesekian kalinya.
Keringat Ryung Han kembali memenuhi seluruh tubuhnya hingga menyebabkan dia harus mengganti pakaian sendiri. Memori akan ucapan dari gadis tersebut kembali terngiang. “Saya harus mencari tahu siapa dirinya dan bagaimana wajah dari gadis itu” Lirih Ryung Han.
“Tuhan, entah mengapa dunia saya selalu diperhadapkan beberapa kejadian-kejadian bagi akal logika banyak orang terlihat seakan berada dalam dunia mistis. Bantu saya untuk keluar dari masalahku bahkan sesuatu yang sedang membungkus perjalananku.” Ucapan doa ditengah kesunyian.
Diary Ryung Han dipenuhi oleh berbagai tulisan tentang memori bersama perkataan dari seseorang, bagi pemikiran siapapun terlalu sulit memahami keadaan sejenis tersebut. Perjalanan percintaan seorang Ryung Han jauh berbeda dengan siapapun juga. Awal pemikiran seorang Ryung Han hanya mencintai seorang wanita bernama Mi Jee Kim dan tidak mungkin tergantikan oleh siapapun juga. Namun, diluar batas pemikirannya bahwa wanita tersebut bukanlah jodoh yang Tuhan inginkan. Sebulan sebelum pernikahan, Ryung Han harus mendapat mimpi paling teraneh hingga menimbulkan seribu pertanyaan dalam perjalanannya sendiri.
Rasa sayang Mi Jee Kim hanya bersifat sementara buat perjalanan Ryung Han, sementara itu disaat tertentu tangannya tidak dapat berjuang mempertahankan cinta tersebut. Siapa yang dapat memahami misteri Tuhan, semua hal yang sedang terjadi kembali pada perjalanan serta kehendakNYA secara pribadi. “Ryung Han, akhirnya kau kembali bahkan hidup sangat terlihat sehat.” Ucapan pak Shin menyambut kedatangan Ryung Han.
“Pak Shin terlalu melebihkan...” senyuman khas seorang Ryung Han terpancar.
“Kami semua sangat senang akan kehadiranmu kembali membentuk proses otak seluruh mahasiswa Korea Universty.” Bahasa pak Shin memandang Ryung Han.
“Mereka semua merindukan kehadiranmu, bahkan kami para dosen selalu bertanya-tanya...kapan seorang Ryung Han dapat kembali mengabdikan dirinya sebagai dosen di kampus ini.” Lanjutan kalimatnya dengan membuat irama pada langkah kaki menuju sebuah ruangan.
“Saya sudah membayangkan bagaimana pak Shin membuat sistem pengajaran terhadap para mahasiswa hingga anak didik anda semuanya ketakutan luar biasa. Hahahahaha...” Sedikit bahan candaan dari Ryung Han.
“Kau tahukan, bagaimana ide-ide juga sistem pemikiranku waktu menghadapi banyak mahasiswa apa lagi beberapa karakter tertentu. Lebih parah lagi, saat perubahan program kurikulum  dunia perkuliahan.” Kalimat pak Shin membayangkan beberapa hal.
“Saya suka sistem serta beberapa metode untuk beberapa area mahasiswa, dan telah di deskripsikan bahkan kiri kanan tercengang-cengang pada umumnya.”
“Ryung Han...Ryung Han...terlalu berlebihan dalam memberikan sebuah pujian tertentu.” Pak Shin.
“Saya serius pak Shin.”
“Masing-masing tenaga pendidik memiliki seni tersendiri dalam menerapkan metode pembelajaran, hanya saja untuk beberapa kasus tertentu dibutuhkan sebuah strategi pendukung untuk melsayakan bahan pancingan dalam proses perkembangan seorang maha siswa.” Penjelasan pak Shin tersenyum.
“Wow...pengalaman saya dalam dunia pendidikan belum seberapa dibandingkan dengan pak Shin yang sudah terjun puluhan tahun kemarin.” Ucapan Ryung Han menunduk.
“Bukan seperti itu maksudku, kau sadar atau tidak kalau sebenarnya terkadang generasi muda jauh lebih berperan untuk menemukan berbagai metode perkembangan bagi dunia pendidikan sekarang. Bahkan hal-hal mencengangkan dan tidak terpikirkan berasal dari generasi muda. Kami yang tua-tua hanya tinggal mengarahkan semata.” Ujar pak Shin membuka beberapa buku di depan matanya saat ini.
“Benarkah seperti itu keadaannya pak Shin?” Senyuman manis terpampang pada Ryung Han.
“Baiklah, kalau begitu saya permisi mau ngajar dulu.” Kalimat pak Shin sambil berjalan menuju kelas perkuliahan mahasiswa semester 7 jurusan management perdagangan, sedangkan Ryung Han masih terdiam dalam ruangannya sendiri.
Berita tentang Ryung Han sebagai dosen dengan begitu cepat menyebar luas, hingga menghebohkan para maha siswa baik yang mengenalnya maupun belum mengenalnya. “Wow...dosen kita yang paling cakepnya sedunia kembali ngajar lagi.” Ucap salah satu mahasiswa terhadap yang lainnya.
“Kok, seperti ada acara ribut-ribut tidak jelas di kampus ini yach” tanya Youra So terhadap Rani sahabatnya.
“Salah satu dosen terbaik Korea Universty kembali mengajar lagi setelah terbaring koma di rumah sakit selama beberapa tahun.” Jawaban Rani menjelaskan.
“Lantas kenapa sampai seheboh gini?” pertanyaan Youra So.
“Jelaslah heboh, karena beberapa hal...”
“Maksud kau Rani, jujur saja saya tidak memahami arah pembicaraanmu lebih kemana?”
“Begini, dosen kita yang satu ini secara medis sebenarnya mustahil untuk bangun dari komanya. Paling menghebohkan lagi, tunangannya berselingkuh dan menikahi pria lain saat dia belum sadarkan diri. Dan banyak lagi hal-hal menggemparkan tentang dosen kita yang satu ini...” Kalimat Rani panjang kali lebar...
“Sepertinya sangat mirip dengan kehidupan Ryung Han.” Suara hati Youra So berbicara di dalam.
“Lain kali Youra jangan sampai ketinggalan berita dan lebih penting harus terus up-date...” godaan Rani.
“Memangnya harus gitu yach selama kuliah di kampus ini...? Youra.
“Maksud seorang mahasiswa bernama Youra So seperti apa yah?
“Pake nanya lagi, cari saja sendiri maksud dari ucapanku” Rani.
“Huffffttttttt.....” desahan Rani sedikit kesal terhadap ucapan sahabatnya.
“Apa kau tidak ingin mengikuti perkuliahan terus di situ?” Seruan Youra So berdiri ingin segera melangkah.
“Huuuufffffffttttttt....” desahan Rani.
“Terus saja mendesah seperti itu.” Bentak Youra So.
“Loh kok...kau yang jadi emosi kan harusnya saya” Rani.
“Rani bukan permasalahan siapa yang emosi dan tidak, hanya saja kita berdua sudah terlambat mengikuti perkuliahan pak...” ucap Youra So tiba-tiba terpotong.
“Belum apa-apa kau sudah pikun, gimana entar kalau sudah tua.”
“Rani, kalau masalah tua nanti saja dipikirkan...pikirkan saja yang sekarang.”
“Youra So, masa sekarang harus  berkaitan erat dengan masa mendatang. Ngerti?
“Sepertinya saya ga ngerti deh Rani”
“Terserah, bodoh amat dengan kalimatmu.” Gerakan jalan Rani sedikit lebih cepat.
Ketika mereka berjalan menuju anak tangga lantai dua, tiba-tiba dengan tidak sengaja salah seorang maha siswa menumpahkan minuman sekitar pakaian Youra So. “Maafkan saya...” ucap mahasiswa tersebut sambil menundukkan kepalanya.
“Makanya kalau jalan dilihat-lihat dong sekitarnya.” Gertak Rani berusaha membersihkan pakaian Youra So menggunakan tisu.
“Sudahlah, diakan benar-benar tidak sengaja.”ucap Youra So.
“Sekali lagi maafkan saya...”
“Pergilah, sebelum kesabaran kami habis?” Kalimat judes Rani kembali.
“Saya ke toilet dulu sebentar membersihkan noda dari pakaianku.” Kalimat Youra So berlari menuju toilet.
“Ta...ta...ta...pi...” Protes Rani, hanya saja wajah Youra So sudah tidak terlihat.



8.                        Dosen...

Ryung Han memperkenalkan diri di depan mahasiswanya, dan menjelaskan beberapa proses pemabahasan mata kuliah yang dibawahkan olehnya. Perkenalkan nama saya Ryung Han, untuk mata kuliah ini diambil oleh saya hingga final.” Ujarnya.
“Memangnya ibu Katrina kemana pak?” pertanyaan Shina tidak memahami secara tiba-tiba dosen untuk mata kuliah managemen perdagangan digantikan oleh dosen baru.
“Ibu Katrina kembali melanjutkan S3 di luar negeri, jadi saya yang akan mengambil alih.” Jawaban Ryung Han.
“Oh gitu yach pak.”
Untuk angkatan Shina dan teman-temannya, dosen bernama Ryung Han merupakan tenaga pendidik baru. Akan tetapi, bagi senior mereka Ryung Han adalah dosen paling dikenal oleh siapapun juga. Hanya saja, dikarenakan Ryung Han mengalami koma selama dua tahun lebih hingga mengakibatkna dirinya terlihat sebagai tenaga pendidik terbaru. “Selamat siang pak.” Sapa Rani dengan bergegas memasuki ruang mencari kursi kosong.
“Kenapa bisa terlambat, saya tidak menyukai keterlambatan bentuk apa pun saat jam mata kuliahku.” Ketegasan Ryung Han kembali dimulai untuk pertama kali kembalinya dia mengajar sebagai seorang dosen.
“Dari tadi perut saya sakit, jadinya keluar masuk toilet terus pak.” Rani berusaha untuk mencari alasan.
“Baiklah untuk kali ini saya maafkan, tapi lain kali jangan harap, ngerti?” Kembali Ryung Han menegaskan ucapannya.
“Kau dimana sih, dosen baru kali ini benar-benar mengerikan dibanding pak Shin.” Sebuah pesan singkat melalui telpon genggam diarahkan pada Youra So.
“Jadi, gimana apa saya masih bisa diperbolehkan atau tidak?” tulisan Youra So membalas SMS dari Rani.
“Coba saja masuk, tapi saya tidak jamin masalahnya gimana yach.” Tulis Rani.
“Mending tidak usah masuk dulu, kalau jalan ceritanya seperti ini. Terlebih saya harus membeli beberapa perlengkapan buat dikirim ke rumah ayah ibuku,” Balasan tulisan Youra So.
“Apa yang kau lakukan di sana, kau yang baru masuk tadi?” Gertak Ryung Han tidak tanggung-tanggung...
“Ga ada yang saya lakukan kok pak.” Jawabannya.
“Saya peringatkan sekali lagi, selama jam mata ini berlangsung jangan sekali-sekali memainkan HP atau sejenisnya, tidak ada kata terlambat. Kalau kalian melanggar, tanggung sendiri akibatnya.” Penjelasan Ryung Han.
“Mampus kau Youra So, kalau seandainya berhadapan dengan dosen satu ini. Tunggu-tunggu, bukannya ini dosen yang terbaring koma kemarin?” Ucap Rani didasar hati.
“Ternyata sangat kejam dan tegas juga, habis saya kalau gini terus...” celoteh Rani di dalam hati. Saat menjelaskan di depan mahasiswa, tiba-tiba saja jantung Ryung Han kembali berdetak tidak beraturan tanpa sebab. Hingga dia harus memegang bagian sebelah kiri daerah jantung tanpa sadar sampai jam mata kuliahnya berakhir. Ryung Han tidak menyadari, bahwa sosok Youra So sedang mengintip sedikit di luar ruangan guna melihat Rani. Mata Youra So tidak terarah pada Ryung Han, hingga dia sendiri tidak mengenali dosen terbarunya itu merupakan seseorang...
“Apa yang terjadi?” pertanyaan Ryung Han di dasar hati.
“Sebenarnya ada apa dengan permasalahan jantungku sekarang?” Sekali lagi Ryunng Han membutuhkan jawaban.
“Bapak tidak sedang kenapa-kenapa kan? atau mungkin bapak sedang mengalami permasalahan jantung?” Tiba-tiba salah satu mahasiswanya bertanya karena sejak tadi telah memperhatikan dosennya.
“Tidak kenapa-kenapa, okey kalau begitu kita lanjutkan satu pembahasan lagi!” Ryung Han menyembunyikan sesuatu dari siapapun juga. Jantung Ryung Han kembali normal seperti sedia kala setelah kepergian Youra So dari tempat tersebut. Youra So tidak berani melangkahkan kakinya mengikuti proses pembelajaran mata kuliah kali ini atas pesan Rani. Untuk hari ini Youra So bolos kuliah, kakinya berjalan mencari bus menuju suatu tempat.
Ryung Han harus mengalami kondisi jantung dengan detakan berlebih setiap harinya, hanya saja dia tidak pernah mengerti akan sesuatu hal. Tidak pernah menyadari, bahwa detakan jantung tersebut dikarenakan kehadiran Youra So disekitarnya. Untuk beberapa saat mereka hampir berpapasan saat sedang berada di kampus, namun sama sekali tidak pernah terjadi oleh beberapa hal lainnya.
Disebabkan beberapa kesibukan tertentu pada perusahaannya, hingga Ryung Han belum memperlihatkan kembali batang hidungnya untuk tingkatan Youra So dan teman-temannya yang kedua kalinya. Jadi, dengan kata lain Youra So sama sekali belum pernah sekalipun melihat wajah dosen terbarunya pengganti ibu Katrina.
“Tuhan, bagaimana keadaan Ryung Han saat ini?” Kalimat Youra So di dasar hati membayangkan wajah Ryung Han setelah bangun dari koma. Semenjak kesadaran Ryung Han kembali, Youra So tidak pernah lagi berada di sampinya.
“Apakah kondisinya sehat atau bagaimana?”  gumamnya.
“Saya bersyukur karena Engkau telah membangunkan dirinya dari koma, sekalipun dan sampai kapanpun Ryung Han tidak akan pernah mengenal gadis seperti diriku.” Youra So. Hal seperti ini pun, Ryung Han dapat merasakan tentang gadis tersebut. Seakan dirinya merasakan bahwa gadis tersebut sedang memikirkan kondisi dan keadaannya saat ini. Terlalu sulit untuk memahami sebuah misteri Tuhan dibalik sebuah perjalanan. Akan tetapi, inilah yang sedang terjadi bahwa segala dari area perjalanan Ryung Han merupakan sebuah misteri Tuhan.
“Gadis tidak ingin berada di depanku setelah saya terbangun dari koma?” Ryung Han berbicara sendiri dalam kamarnya.
Ryung Han, hal yang harus kau lakukan adalah berdoa sebelum mengambil sebuah tindakan. Tentang gadis tersebut, suatu hari kelak kau akan tahu tentang dirinya. Seiring berjalannya waktu, kau akan mengerti dan mulai mengenal tentang gadis tersebut. Hanya saja, untuk sekarang belum waktunya.” Ingatan Ryung Han tentang sebuah suara sebulan sebelum pemberkatan nikahnya dengan Mi Jee Kim akan dilangsungkan.
“Yang saya mimpikan sebulan sebelum pemberkatanku dengan Mi Jee Kim pasti tentang gadis tersebut. Suatu hari kelak, saya akan mengenal siapa dirinya seiring waktu berjalan.” Kembali dirinya berbicara sendiri.
“Perjalanan hidupku untuk saat ini benar-benar diselimuti misteri Tuhan.” Ujar Ryung Han sekali lagi.
Ryung Han merenungkan beberapa hal yang sedang terjadi dari perjalanan kehidupannya. Dimulai dengan mimpi paling aneh dialami sebulan sebelum pernikahannya dengan Mi Jee Kim. Pada hal untuk ukuran akal pemikirannya saat itu, bahwa rasa sayang dan cinta yang begitu kuat untuk Mi Jee Kim sedang berada dalam area perjalanannya. Akhir cerita, rasa ragu dan beberapa perasaan aneh sedang membungkus dunianya. Diperhadapkan oleh dua hal, apakah akan terus melanjutkan pemberkatan nikah bersama Mi Jee Kim sang pujaan hati atau tidak sama sekali dengan sebuah alasan mimpi tersebut.
“Tuhan, apakah Engkau sengaja membuatku pingsan di hari pemberkatanku dan pada akhirnya semuanya harus dibatalkan dalam sekejap mata?” pertanyaan Ryung Han diarahkan kepada Tuhan melalui doa.
“Tuhan, apakah Engkau dengan kesengajaan membuatku terdiagnosis kanker stadium akhir, hanya untuk menyatakan sesuatu hal sekitar area perjalananku? Buat hidupku memahami akan setiap hal yang sedang melingkupiku saat ini.” Kata-kata Ryung Han di dalam doanya.
“Waktu akan membuatku mengenal tentang dunia gadis tersebut. Berbagai pertanyaan melingkupi dunisaya saat ini tentang apa, siapa, bagaimana, dari mana, kemana, apa yang sedang terjadi, hal sejenis apakah, dan ribuan kalimat tanya membungkus dunisaya saat ini akan gadis tersebut.” Ungkapan hatinya kembali berbicara.
Myung Ok sejak tadi memperhatikan tingkah laku sahabatnya di balik sudut pintu. Ryung Han sendiri tidak menyadari tentang keberadaan Myung Ok. “Apa yang dikatakan oleh Ryung Han? seakan-akan dia sedang menyembunyikan sesuatu hal.” Rasa curiga Myung Ok di dasar hati.
“Tentang gadis, mimpi, dan segala macamnya...ada apa dengan semua ini.” Pertanyaan kembali melingkupi Myung Ok.
“Myung Ok, sejak kapan kau mengintip-ngintip tidak jelas di sekitar kamarku?” Tegur Ryung Han mengagetkan Myung Ok.
“Tidak...hanya kebetulan lewat saja.” Jawaban Myung Ok.
“Jangan katakan, kau ingin menjadi seperti seorang pencuri sedang mencari sesuatu untuk diambil dan segala macamnya?
“Ryung Han, memangnya apa sich yang ada dalam kamarmu ini paling juga benda-benda tidak jelas dan tidak masuk akal” Ketus Myung Ok.
“Apa kau bilang? coba ulangi sekali lagi!” Wajah cemberut Ryung Han mulai terlihat jelas.
“Tidak ada siaran ulang buatmu, ngerti kau.” Ucap Myung Ok kemudian berlalu tanpa mempertanyakan hal apa pun juga.
“Myung Ok...Myung Ok...belum juga selesai bicara sudah berlalu begitu saja.” Gerutunya sembari kembali ke kamar.
Pagi itu, Ryung Han harus disibukkan oleh pekerjaan yang menumpuk di kantor serta jadwal mengajarnya sebagai seorang dosen. Tumpukan buku-buku membuatnya sedikit kesulitan saat berjalan, dan akhirnya...
“Braakkkkkkkk.” Suara keras tabrakan disertai tumpukan buku telah berserakan kemana-mana.
“Maaf saya tidak sengaja...” suara seorang mahasiswa.
“Deg...deg...deg...deg...” detakan jantung Ryung Han sedang bermain begitu cepat.
Belum sempat melihat wajah gadis tersebut, pandangan Ryung Han dialihkan ke tempat lain. Ryung Han tidak menyadari bahwa mahasiswa yang bertabrakan dengannya adalah seorang dengan sejuta misteri pada area perjalanannya.
“Kemana gadis tersebut?” pertanyaan Ryung Han dengan penuh rasa heran.
“Dia kabur...” rasa kesal melingkupi dirinya. Namun, lebih mengherankan serakan buku pada tanah, telah tersusun rapi. hanya saja, maha siswa tersebut beranjak pergi dari hadapannya sebelum Ryung Han mengetahui dengan pasti wajah...
Secara tiba-tiba irama detak jantung Ryung Han kembali bermain dengan begitu kuat saat memasuki ruangan untuk proses mata kuliah yang dibawakannya. “Deg...deg...deg...deg...deg...” begitu kencang dan sangat kuat.
“Selamat pagi kalian semuanya.” Sapa Ryung Han berusaha untuk tidak memperlihatkan keadaannya yang sebenarnya.
Saat mendengar suara dosennya, hati Youra So seakan merasakan sesuatu yang tidak pernah terjadi sebelumnya. Youra So berusaha untuk melihat wajah dosennya dimana wajahnya masih berbalik dan belum berhadapan dengan para maha siswa. Saat wajah Ryung Han mulai berbalik menghadap para maha siswanya, dan ...
Tiba-tiba suara sebuah pulpen terjatuh ke lantai mengalihkan perhatian semua orang dalam ruangan tersebut. “Apa yang terjadi denganmu Youra So?” Pertanyaan salah satu temannya.
“Saya tidak mempercayai hal ini.” Suara hati Youra So sedang bergema memandang wajah dosennya dan tak lain adalah Ryung Han.
“Tuhan, apa yang sedang terjadi denganku? Apa dia akan menjadi dosenku sekarang?” Kalimatnya tidak mempercayai sesuatu hal. Dua bulan setelah Ryung Han terbangun dari koma, Youra So tidak pernah lagi bertemu serta berada di sampingnya.
“Siapa namanya, Youra So...ada apa dengan pulpenmu?” pertanyaan Ryung Han memandang wajah gadis tersebut.
“Baru pertama kali, saya melihatmu untuk mata kuliah yang kubawakan kali ini.” Ucap Ryung Han kembali.
“Bagaimana tidak baru pertama kali, masalahnya sewaktu pak Ryung Han memperkenalkan diri pertama kali...kan Youra So lagi absen dan singkat cerita, bapak sepertinya kesulitan menghadapi jadwal sampai dua kali pertemuan tidak masuk.” Celoteh Rani menjelaskan sesuatu hal.
“Apa yang sedang terjadi denganku ketika melihat gadis tersebut?” Suara hati Ryung Han menggema sekali lagi.
“Maaf pak, polpen saya sedikit mengantuk makanya jatuh dengan sendirinya.” Membuat semua orang tertawa di dalam ruangan.
“Yang sebenarnya mengantuk kau atau pulpenmu?” godaan Rani tertawa lebar.
“Kalian semua tenang...” kalimat Ryung Han berusaha menenangkan ruangan tersebut.
Jantung Ryung Han terus berdetak makin tidak karuan dari biasanya. Untuk kasus permasalahan Ryung Han membutuhkan waktu mengerti dan memahami tentang rahasia Tuhan dibalik semuanya ini. Untuk beberapa kasus, dalam perfilman bahwa jantung yang berdetak begitu kuat merupakan hasil pencangkokan dari seseorang. Hingga suatu ketika, pemilik jantung tersebut sedang berhadapan dengan seseorang yang begitu berarti dalam kehidupannya dan kemudian suara detakannya berirama terlalu kuat. Namun, lain halnya dengan kasus yang sedang terjadi dalam area perjalanan Ryung Han dimana dirinya sama sekali sedang tidak melsayakan pencangkokan jantung siapapun juga.
Entah bagaimana, seorang Ryung Han harus menjelaskan tentang irama detak jantung dalam dirinya saat ini. Misteri Tuhan sedang bermain dalam langkah Ryung Han. “Sepertinya saya pernah mendengar suara ini.” Ucap Ryung Han tersadar sesuatu hal.
“Tuhan, tidak mungkin seorang Ryung Han mengenali siapa diriku sebenarnya dan saya tidak menginginkan itu terjadi.” Kalimat Youra So di dasar hatinya memandang wajah Ryung Han.
“Apa kita pernah bertemu sebelumnya?” pertanyaan Ryung Han tiba-tiba.
“Maksud bapak?” pertanyaan balik Youra So.
“Maksudku, siapa tahu kita pernah bertemu karena...” ucapnya terpotong.
“Bagaimana mungkin bapak pernah melihatku, sedangkan saya sendiri baru pertama kalinya melihat bapak berada dalam ruangan ini. Mungkin, untuk yang lainnya sudah dua kali tapi pertemuan pertama, saya tidak hadir pak.” Penjelasan Youra So berusaha menyembunyikan sesuatu hal.
“Oh begitu...” ucap Ryung Han.
“Baiklah kita lanjut pada materi berikutnya.” Kalimat Ryung Han tanpa berbicara hal lain lagi.
“Tuhan, untuk pertama kalinya saya mendengar suaranya...setelah Ryung Han terbangun dari komanya saat itu. Melihat dirinya tersenyum dan tertawa untuk hari ini walau wajahnya terpampang sorot mata penuh ketegasan.” Kata-kata Youra So di dasar hati.
“Dia tidak akan pernah mengenalku sampai dunia kiamat sekalipun” Lirih Youra So. Ryung Han berada dalam ruangan tersebut kurang lebih dua setengah jam membawa beberapa materi yang tertinggal kemarin. Rasa kantuk mulai terpancar pada beberapa maha siswa...
“Dikarenakan, beberapa materi kemarin tertinggal...jadi proses mata mata kuliah kali ini berlangsung sedikit lebih lama. Tidak menjadi masalah kan?” Ucap Ryung Han menyadari sebagian dari mereka sangat risih dengan keberadaan Ryung Han dalam ruangan tersebut terlalu lama.
“Oh...tidak menjadi masalah pak.” Teriak Rani tersenyum.
“Ya pastilah, karena mata kau mata keranjang.” Gertak Shina.
“Kan pak Ryung Han sangat tampan menawan, biar saya dimarahi sejuta kalipun tidak masalah...hahahahahha.” Ucap Rani tertawa.
“Saya juga sependapat dengan Rani.” Kalimat salah satu mahasiswi lainnya.
Walaupun sikapnya sangat tegas, menyeramkan bahkan apalah untuk dunia dosen paling kiler tidak menjadi masalah...pak Ryung Han kan cakepnya minta kebangetan.” Bahasa kecentilan dari Rani mulai lagi.
“Siapa yang menyuruh kalian berbicara dan meributkan permasalahan ngaco seperti ini.” Tegur Ryung Han dengan suara keras.
“Tidak ada pak.” Kembali kalimat centil Rani.
“Rani, belajarlah berbicara lebih sopan depan dosenmu jangan kecentilan seperti ini.” Tegur Ryung Han sangat risih melihat tingkah Rani.
“Kena kau...hahahaha.” nada Youra So penuh semangat.
“Kenapa Youra So, apakah kau cemburu kalau saya sedikit kecentilan dengan pak Ryung Han.” Picingan mata Rani sedang bermain.
“Memangnya wajahku terlihat seperti orang cemburu, masalahnya kau juga sih sifat kecentilanmu tidak pernah hilang kalau pas lihat cowok cakep gitu.” Ucap Youra So dengan suara pelan.
“Saya tidak menyuruh kalian untuk bisik-bisik tetangga tidak jelas seperti ini.” Tegur Ryung Han serius.


9.                        Saat berhadapan...


Permasalahan detak jantung Ryung Han berusaha untuk tidak diperlihatkannya pada siapapun juga, bahkan termasuk ayah dan sahabatnya. Ryung Han berusaha beradaptasi mengenai permasalahan jantung dan beberapa hal di dalam dirinya. “Tuhan, bantu saya memahami hal yang sedang membungkus dunisaya saat ini.” Kalimat Ryung Han di dasar hati.
“Seperti apa wajah gadis itu, saya tahu dia selalu berada di sampingku saat seorang Ryung Han masih terbaring koma selama dua tahun lebih. Tuhan, bantu saya saat ini.” Kalimatnya kembali.
Memori Youra So akan Ryung Han sewaktu terbaring koma kembali melingkupi tubuhnya. Seperti biasanya, setelah pulang dari kuliah Youra So kembali bekerja sebagai cleaning servis di sebuah rumah sakit terbesar. Membersihkan lantai rumah sakit dan berbagai ruangan merupakan rutinitas Youra So setiap harinya.
“Sepertinya saya mengenal gadis itu.” Gumam Ryung Han saat berada di rumah sakit tersebut untuk mencari bukti keberadaan gadis yang selalu berada dalam mimpinya tanpa dapat meliha wajahnya. Hanya saja, tidak pernah memperlihatkan hasil. Seluruh dokter dan perawat mengsaya tidak pernah melihat seorang gadispun memasuki ruangan ICU selama dirinya terbaring koma. Di luar Mi Jee Kim tentunya,bahkan Mi Jee Kim hanya beberapa saat saja datang menjenguk Ryung Han menurut penuturan beberapa suster di sana.
“Deg...deg...deg...deg...” detak jantung Ryung Han kembali bermain,namun untuk kesekian kali dirinya tidak dapat menyelami hal-hal yang sedang terjadi.
Dipikirnya, saat berhadapan dengan Youra So hal tersebut merupakan biasa dikarenakan beberapa situasi yang tidak diyakininya juga. “Bukankah...” sapa seseorang mengagetkan Youra So saat sedang beristirahat setelah membersihkan beberapa toilet rumah sakit.
“Pak Ryung Han...” teriak Youra So sangat terkejut.
“Deg...deg...deg...deg....deg....” detak jantung Ryung Han makin tidak beraturan berada di depan maha siswanya sendiri.
“Bapak membuntuti saya hingga kemari?” Youra So.
“Kebetulan lagi datang kontrol kesehatan” Alasan Ryung Han tidak memperlihatkan apa pun.
“Terus..bagaimana hasilnya pak?”
“Dokter mengatakan semuanya baik dan tidak ada gejala-gejala klinis dengan diagnosis mengerikan dalam tubuhku.” Jawaban Ryung Han.
“Sykurlah.” Ucap Youra So tersenyum.
“Tuhan, bantu saya mengerti tentang hal yang terjadi dalam hidupku saat ini dan mengapa jantungku kembali berdetak dengan begitu cepat tidak beraturan terlebih di depan maha siswsaya sendiri.” Kalimat Ryung Han di dasar hati.
“Tuhan, Terimah kasih untuk kesehatan yang telah Engkau berikan padanya, sekalipun dia tidak akan pernah tahu ada seorang gadis terus berada di sampingnya saat matanya masih terpejam dan belum sadarkan diri selama dua tahun lebih.” Kata-kata Youra So menggema di dasar hati.
“Namamu Youra So kan, kalau tidak salah ingat.” Ucap Ryung Han memecah keheningan yang terjadi beberapa saat.
“Iyah pak, nama saya Youra So.” Jawabnya.
“Kau kerja sambil kuliah yah?”
“Betul pak, kalau tidak dimana saya bisa mendapatkan uang untuk membayar sewa rumah dan makan serta beberapa kebutuhan di kampus. Untungnya, saya masih dibantu dengan bea siswa untuk uang semester di kampus.” Ujar Youra So kembali.
“Untuk pertama kalinya, saya melihat ada seorang maha siswa seperti kau mengalami kehidupan seperti ini.”
“Di luar sana banyak yang memiliki kehidupan sama seperti saya, bahkan lebih parah malah keadaannya. Hanya saja, pandangan mata bapak baru saya yang terlihat.” Ujar Youra So.
“Youra So ada yang ingin saya tanyakan ?”
“Apaan itu pak? kalau saya bisa menjawab akan terjawab dengan baik” Youra So.
“Tapi ini sedikit pribadi.” Kerut Ryung Han berkerut dengan sedikit keraguan untuk bercerita.
“Silahkan bapak bicara dulu, belum apa-apa sudah gimana-gimana gitu.”
“Apakah kau tahu kalau saya pernah di rawat di rumah sakit ini.”
“Setahuku sih dari teman-teman kampus, bapak tiba-tiba pingsan saat acara pemberkatan nikah, terus singkat cerita koma selama dua tahun lebih. Yang jadi masalah, saya tidak tahu bapak pernah dirawat di rumah sakit ini.” Jawaban Youra So.
“Sebenarnya kau bekerja disini berapa lama?” pertanyaan Ryung Han terlihat kesal.
“Awal semester saya kuliah berarti dua tahun lebih yang lalu...tapi kan, rumah sakit ini sangat besar pak.” Kalimat Youra So dengan intonasi sedikit tinggi.
“Jadi...” ucap Ryung Han.
“Memangnya ada apa pak?”
“Sudahlah lupakan saja...” jawaban Ryung Han.
“Pak Ryung Han, kalau ada masalah itu jangan pernah dipendam.” Senyuman Youra So terpampan  pada wajahnya. Entah mengapa, senyuman tersebut memberikan kedamaian dan kenyamanan tersendiri bagi Ryung Han.
“Kau sudah makan belum.”
“Memangnya bapak mau traktir makan gitu yach, kalau begitu dengan senang hati.” Kalimat Youra So sangat kegirangan.
“Tuhan, sekalipun dia tidak akan pernah mengenalku...berada di depannya juga melihatnya berbicara saja sudah membuat saya bahagia.” Suara hati Youra So berbisik di dalam.
“Baiklah, kalau begitu saya traktir makan kau...” mengajak Youra So menuju sebuah restoran yang tidak jauh dari rumah sakit.
Tidak lama kemudian, akhirnya mereka sampai pada sebuah restoran dengan makanan istimewa. Maaf pak, masalahnya saya tidak biasa makan di tempat seperti ini.” Ucap Youra So sangat ksaya dengan etika saat makan di sebuah restoran mewah.
“Wow...”
“Jangan meledek saya pak, masalahnya saya kan hanya orang kampung dan tidak pernah merasakan namanya makan makanan enak.” Bahasa Youra So dengan wajah menunduk.
Ryung Han sedikit mengarahkan Youra So untuk mengerti beberapa tata krama di meja makan restoran mewah. Setidaknya suatu hari kelak Youra So dapat mengerti dengan jelas perbedaan saat sedang berada di sebuah restoran mewah dan pinggir jalan. “Cara makan yang benar dan baik mulai posisi duduk, perhatikan cara kau memegang alat-alat makan bahkan saat mengusap mulut ketika selesai. Posisi duduk dan punggungpun harus selalu dalam keadaan tegak.” Penjelasan Ryung Han dengan suara pelan bahkan sangat pelan.
“Oh gitu yah pak.” Teriak Youra So hingga menjadi pusat perhatian semua orang.
“Maaf.” Kalimat Youra So menunduk.
“Posisi tangan kau ga boleh diletakkan di meja. Hanya pergelangan tangan saja yang boleh diletakkan pada bibir meja. Selanjutnya, saat makan badan tetap tegak, jangan sampai blepotan. Jika, menu sup menjadi hidangan saat mengambil kuahnya jangan terlalu banyak biar tidak menetes.” Penjelasan Ryung Han kembali.
“Saya mengerti pak, tapi kalau peralatan makannya sedikit membingungkan kalau di restoran seperti ini beda jauh dengan makan di pinggir jalan.”
“Pisau selalu berpasangan dengan garpu, dan pastinya garpu serta sendok tetap menjadi sahabat paling luar biasa untuk beberapa menu makanan. Jangan lupa, setelah selesai makan membersihkan mulut dari sisa-sisa makanan memiliki aturan tersendiri.”
“Maksudnya pak?” tidak mengerti penjelasan Ryung Han.
“Saat jamuan makan malam dimulai, serbet harus diletakkan di atas pangkuan. Untuk membersihkan mulut cukup ujung serbet saja, kemudian lipat rapi dan letakkan di atas meja. Dan hal yang harus kau ingat, saat makan usahakan untuk tidak menimbulkan bunyi dalam bentuk apa pun. Baik saat mengecap makanan maupun perlatan yang kau gunakan.” Kalimat Ryung Han sekali lagi.
“Ternyata seperti itu yach, etika saat sedang berada di sebuah restoran mewah.”
“Yup yup yup...” senyuman Ryung Han terpancar.
“Ribet banget yach pak, lain kali kita makan di pinggir jalan saja.” Kalimat Youra So dengan sangat polos.
“Hahahahahaha....” suara tawa Ryung Han.
“Masalahnya, kalau saya makan pak pasti bunyinya minta ampun mending kita makan di pinggir jalan saja.” Terpampang wajah lugu dari seorang Youra So.
“Benar-benar gadis polos bahkan terlalu dan kebangetan lugunya.”
“Pak Ryung Han, jangan mengejekku dengan ucapan seperti itu.” Wajah cemberut Youra So terpampang.
“Terus, saya harus bilang wow...gitu...” ledekan Ryung Han.
Entah mengapa, Ryung Han tidak dapat melukiskan sesuatu saat bersama maha siswinya yang satu ini...Rasa nyaman dan bebas dirasakan bahkan jauh melebihi saat dirinya bersama Mi Jee Kim sewaktu mereka masih menjalin suatu hubungan. Ryung Han selalu mencari alasan sehingga dapat berada di samping Youra So dan tertawa bersama dengannya. Seakan Ryung Han melupakan tentang pencaharian akan gadis yang berada dalam mimpinya selama ini.
Dengan kesengajaan memberikan beberapa tugas tambahan untuk Youra So, sehingga dengan lebih bebas melihat segala gaya dan tingkah laku kepolosan gadis tersebut. “Tuhan, kenapa jadi seperti ini yach...” celoteh Youra So  dengan suara pelan.
“Saya pikir, pak Ryung Han merupakan sosok pribadi penuh wibawa, tenang, pendiam ketika memandangnya di rumah sakit yang masih terbaring koma. Tapi, seakan berbanding terbalik...dikatakan killer bersama ketegasan tertentu malah terlihat aneh tidak jelas...” gerutu Youra So sambil menyelesaikan segala tugas pemberian dari Ryung Han.
“Minimal harus saya syukuri kalau seorang Ryung Han dapat terbangun dari tidur berkepanjangan beberapa bulan lalu. Tuhan, saya tidak pernah menyangka bisa menjadi anak didiknya...” Ucapan Youra So kembali.
“Youra So, apa yang kau lakukan disini?” Terdengar yang tidak asing lagi di telinganya.
“Pak Ryung Han...” suara serak Youra So sangat terdengar lemas seakan tidak memiliki semangat.
“Kau seperti orang tidak makan tiga hari tiga malam bersama nada bicara seperti itu.” Tegur Ryung Han.
“Bapak yang membuat saya seperti ini, terlihat lemas bahkan tidak memiliki semangat hidup.” Penekanan kalimat Youra So terdengar pedis.
“Kok bisa gitu...”
“Pak Ryung Han harusnya sadar sendiri, kesalahan bapak ada di mana” Youra So.
“Memangnya, saya melakukan apa terhadapmu dan kenapa sampai dikatakan bahwa dosen bernama Ryung Han membuat mahasiswinya seperti tidak memiliki semangat hidup? Ryung Han.
“Kenapa sampai saya diberikan tugas begitu banyak, sedangkan teman-teman yang lain tidak diberikan tugas seperti ini? Sebenarnya, apa yang telah saya lakukan sampai bapak ingin memakan atau balas dendam hebat begini?” Kekesalan Youra So makin menjadi-jadi.
“Itu kesalahanmu...” ujar Ryung Han.
“Maksud bapak bagaimana tadi?” Youra So.
“Kenapa kau terlahir jenius, sedangkan saya hanya ingin melihat sampai dimana sih tingkat kejeniusan Youra So sampai-sampai dapat beasiswa di kampus paling terkenal di negara Korea.” Jawaban Ryung Han seolah sengaja mencari alasan-alasan tidak jelas hanya demi mengelabui Youra So.
“Bapak keterlaluan...” Youra So.
“Kenapa sampai kau mengatakan kalau saya terlalu bahkan sangat keterlaluan?” Intonasi ucapan Ryung Han sedikit lebih tinggi.
“Karena, bapak tahu kalau saya ini kerja sambil kuliah...Dan sadar atau tidak, bukan hanya tugas dari bapak saja harus dikerjakan melainkan ada begitu banyak dosen.” Celoteh Youra So membuat Ryung Han tersenyum simpul diam-diam.
“Kan bagus dong, biar bisa ngajar kau untuk dapat membagi waktu.”
“Bapak keterlaluan, kenapa sih sewaktu melihat wajah bapak saat itu saya pikir...” ucap Youra So tidak sadar.
“Maksud kau tadi itu apa yach...?” pertanyaan Ryung Han sedikit mencerna perkataan Youra So, sedangkan detak jantungnya makin berdetak kencang secara tiba-tiba.
“Yang mana itu pak, kebetulan sedikit salah ucap Youra So.
“Pasti ada sesuatu nih” Ryung Han.
“Sudah dulu pak, saya harus berangkat kerja lagi di rumah sakit sebagai cleaning servis” secepat kilat berusaha meninggalkan Ryung Han di sebuah taman kampus.
Ryung Han terus memikirkan satu kalimat tentang pernyataan  Youra So, seakan ada sesuatu yang tersembunyi. Detak jantungnya kembali berirama dengan begitu hebat dan seakan membawanya pada seseorang. Secara tiba-tiba, ingatan Ryung Han akan gadis yang selalu berada di sampingnya selama Ia terbaring koma kembali lagi. Hingga saat ini, Ryung Han belum mengenali wajah gadis tersebut. Sekalipun seberapa keras dirinya untuk melihat rupa dari gadis tersebut melalui mimpi dan segala macamnya, namun tidak pernah berhasil. Entah mengapa pikirannya terus berada pada pernyataan Youra So tentang sesuatu hal.
“Tuhan, bantu hidupku memahami sesuatu” pernyataan Ryung Han sebelum memejamkan mata.



10.                    Semakin curiga...


Dalam tidurnya, terdengar dengan begitu jelas memori gadis tersebut kembali membungkus mimpi di alam bawah sadarnya. Bukan karena saya menyukai dirimu, hanya saja, seakan ada sebuah suara yang selalu berkata di dasar hatiku...suatu hari kelak kau akan menjadi bagian dalam hidupku. Tapi, entahlah suara tersebut berasal dari mana...” Suara gadis itu kembali terdengar dengan begitu jelas pada telinganya di alam bawah sadar. Berkali-kali suara gadis tersebut terngiang di telinga Ryung Han, dan secara tiba-tiba dirinya tersadar akan sesuatu hal. Ryung Han merasa bahwa suara itu tidak asing lagi di telinganya...
“Tuhan, perlihatkan saya mengenai bentuk wajah gadis itu. “ Suara Ryung Han di alam bawah sadarnya alias mimpi.
Ryung Han berusaha untuk melihat wajah gadis yang sedang bersamanya dan terus berdoa hingga akhir cerita Ia terbangun dari koma. Entah mengapa, pikirannya mengarah pada Youra So saat sedang tersenyum, tertawa, dan berbicara serta masih hal lain.
“Kenapa suaranya begitu mirip dengan Youra” Ucap Ryung Han berusaha untuk melihat rupa dari gadis yang terus berdoa kepala tertunduk.
“Tuhan, dengan sangat saya memohon kepadaMU untuk melihat wajah gadis tersebut.” Permohonan Ryung Han benar-benar berlinang air mata di alam mimpinya.
Hingga tiba-tiba, wajah gadis tersebut sedikit terangkat ke atas setelah memanjatkan doa di samping Ryung Han saat masih terbaring koma selama beberapa tahun di alam bawah sadar. Dan betapa terkejutnya dengan pemandangan di depan mata Ryung Han hingga membangunkan dirinya dari alam mimpi tersebut. “Ryung Han, apa yang terjadi denganmu?” rasa khawatir Myung Ok di dalam kamar. Malam itu, tanpa sepengetahuan siapapun,  Myung Ok menyelinap tidur di dalam kamar Ryung Han.
“Kenapa kau berada dalam kamarku?” Wajah cemberut Ryung Han memandang sahabatnya.
“Lupakan, kenapa saya berada disini dan jawab pertanyaanku!” Kalimat Myung Ok.
“Tentang apa?”
“Ryung Han, sebenarnya kau sedang bermimpi apa? Saya semakin curiga ada sesuatu yang dirahasiakan olehmu selama ini.” Ucapan Myung Ok.
“Tidak ada sesuatu hal yang penting.” Jawaban Ryung Han.
“Jangan berbohong Ryung Han” Myung Ok.
“Terus apa yang harus saya katakan padamu” Ryung Han.
“Saya sahabatmu Ryung Han bahkan telah lama mengenalmu...”
“Maksudmu?” kening Ryung Han berkerut.
“Jujur saja” Gertak Myung Ok.
Akhirnya Ryung Han mulai bercerita tentang kisah paling aneh yang selama ini dialami olehnya, dia menceritakan seluruh kejadian tersebut dari awal hingga akhir. Myung Ok tidak dapat mengedipkan mata ketika sahabatnya bercerita semua tentang peristiwa tersebut. “Saya baru menyadari perjalanan percintaan paling teraneh seumur hidup, lebih parahnya sahabatku sendiri secara langsung mengalami kejadian seperti ini,” Ungkap Myung Ok sangat terkejut.
“Entahlah.” Ryung Han menarik nafas dalam-dalam.
“Tunggu-tunggu, dari tadi kau mengatakan bahwa detak jantungmu mulai berirama tidak beraturan bahkan terlalu kencang disaat-saat tertentu.” Myung Ok mencoba mencerna perkataan sahabatnya.
“Seperti itulah kenyataan yang sedang terjadi dalam hidupku.” Jawaban Ryung Han.
“Seperti ada sesuatu hal paling aneh di balik kisahmu” Desahan Myung Ok.
“Tunggu-tunggu, saat kau masih terbaring koma pada saat itu...Dokter sempat mengatakan tentang kondisi jantung dengan detakan begitu hebat dan cepat disaat-saat tertentu.” Ingatan tentang perkataan dokter tenrngiang pada telinga Myung Ok.
“Lantas, apa yang terjadi selanjutnya?” Wajah penasaran Ryung Han...
“Itu juga yang saya pertanyakan...” Mimik raut muka Myung Ok terlihat tidak biasa dan mencoba menghubung-hubungkan kejadian tersebut.
“Kupikir kau dapat mengerti tentang sesuatu.” Suara lemas Ryung Han.
“Tunggu-tunggu, yang jadi pertanyaan kenapa kau sedikit berteriak dari tadi sampai berkeringat malahan?”
“Memori gadis itu kembali, jujur saja suaranya terdengar jelas. Saya berseru kepadaa Tuhan, biar bisa melihat wajahnya, tetapi secara mengejutkan disaat...” kalimatnya tiba-tiba terpotong.
“Ucapanmu jangan terpotong gini, siapa tahu ada petunjuk.”
“Disaat wajah gadis tersebut sedikit terangkat tiba-tiba saya sangat terkejut karena dapat melihat matanya dan belum keseluruhan” Jawaban Ryung Han mencoba mengingat sesuatu.
“Saya pikir kau dapat melihat wajahnya.” Myung Ok dengan nada sedikit serak.
“Tapi, entah mengapa saat saya berusaha untuk melihat wajahnya...tiba-tiba...”
“Lanjutkan, jangan terpotong gitu.” Rasa kesal Myung Ok.
“Kok, saya malah mengingat salah satu dari mahasiswiku sedang tersenyum, tertawa, dan disaat-saat berada di sampingnya. Memangnya, hubungan dia dengan gadis tersebut dimana?” Ungkap Ryung Han semakin tidak mengerti.
“Maksud dari kalimatmu mengarah kemana?” pertanyaan Myung Ok penasaran.
“Tunggu, saya baru sadar suara gadis itu dan Youra So sebelas dua belas dan...”
“Youra So itu siapa?”
“Youra So itu nama salah satu maha siswa yang saya bilang tadi, dia itu kerja sambil kuliah sebagai cleaning servis di rumah sakit tempat saya dirawat kemarin.” Ungkap Ryung Han.
Myung Ok makin penasaran dengan peristiwa yang dialami oleh sahabatnya. Misteri Tuhan dalam perjalanan seorang Ryung Han membutuhkan waktu untuk memahami dan mengerti maksud dibalik semuanya itu.
“Tunggu-tunggu, sejak tadi kau mengatakan kalau jantung akan bermain dengan begitu kencang dan kuat dan yang menjadi pertanyaan apakah seorang Ryung Han meraskan hal yang saat sedang bersama Youra So?” Ucap Myung Ok mulai mencurigai sesuatu.
“Myung Ok. Saat ini arah pembicaraan tentang gadis yang selalu berada di sampingku sewaktu saya masih terbaring koma selama dua tahun lebih. Dan bukan tentang Youra So salah satu dari maha siswsaya, sekalipun saya sedikit menyukai dirinya kalau boleh jujur.” Dari jenis nada tinggi kemudian disusul dengan nada melemah.
“Nah itu dia yang jadi sumber terpenting.” Ucap Myung Ok menggelengkan kepala.
“Maksud kau?”
“Sebelum saya menjelaskan tentang sesuatu yang kucurigai, apakah disaat bersama dengan gadis tersebut kau jantungmu makin berdetak tidak karuan atau ada hal lain.”
“Saya pikir detak jantung yang kualami selama ini dikarenakan sesuatu hal lain, jadi masalah tentang irama makin tidak beraturan saat bersama Youra So seakan biasa pada pandangan matsaya. Karena...”
“Ryung Han, apakah kau tidak mencurigai sesuatu hal dan terlebih dia bekerja di rumah sakit tempat dimana dirimu terbaring dalam ruang ICU selama dua tahun lebih.” Mencoba menyadarkan sahabatnya.
“Tapi saya tidak bisa langsung berkata, bahwa yang selalu bersama denganku tanpa kusadari saat masih terbaring koma adalah maha siswsaya sendiri.” Ucap Ryung Han meragukan sesuatu.
“Saya tidak berkata, bahwa dialah gadis yang dimaksudkan dalam mimpimu. Dan perlu kau tahu perbedaan antara sedikit mencurigai dengan langsung berkata Youra So adalah bla bla bla.” Ungkap Myung Ok.
Ryung Han semakin dibuat bingung dengan kejadian yang dialaminya saat ini,entah apa yang harus dilsayakannya. Myung Ok mencoba mengarahkan Ryung Han untuk membuat sebuah perencanaan untu memastikan tentang sesuatu hal.
“Apakah paman mengetahui hal yang kau alami selama ini dari awal hingga akhir?” pertanyaan Myung Ok mengerutkan kening.
“Tidak sama sekali.” Jawaban Ryung Han.
“Kurasa lebih baik untuk sekarang hanya kita berdua saja yang menyadari tentang kasus permasalahanmu.” Ungkap Myung Ok.
“Saya mengerti maksudmu.” Senyum Ryung Han terpancar pada wajahnya.
“Oh yah saya lupa menyampaikan sesuatu hal, apakah kau telah mendengar tentang sebuah berita menggemparkan dari dunia selebriti saat ini.” Tanya Myung Ok.
“Ayolah sobat, kau tahu kalau saya tidak terlalu menyukai bahkan mencari tahu tentang dunia keartisan.” Gerutu Ryung Han.
“Ryung Han, ini berita paling hot sepanjang sejarah tentang salah satu artis ternama.”
“Artis manapun saya tidak tertarik.” Ungkap Ryung Han sangat tidak conek.
“Ryung Han, berita tentang perselingkuhan seorang artis.”
“Myung Ok, mau tentang perselingkuhan atau apa pun, saya sama sekali tidak tertarik.”
“Ryung Han, sadarkah dirimu atau tidak?”
“Mengenai...” sejak tadi Ryung Han sama sekali tidak memahami arah kalimat sahabatnya.
“Jee Yeon salah satu bintang Korea tertangkap kamera bersama wanita lain.”
“Bukankah dia...” Seakan tidak percaya dan menyadari sesuatu hal.
“Tepat katamu dan singkat cerita kabar tentang Mi Jee Kim sedang melayangkan gugatan cerai pada pengadilan menjadi sorotan kamera” Myung Ok.
“Saya sama sekali tidak tertarik jadi penggosip” Ryung Han.
“Saya hanya berandai-andai sesuatu, andai kata Mi Jee Kim ingin kembali mengikat tali kasih bersama dirimu...apa kau...” perkataan Myung Ok dengan sangat hati-hati.
“Myung Ok, permasalahan yang kuhadapi sekarang adalah tentang gadis di alam mimpiku dan siapa dirinya...bukan tentang menginginkan sosok Mi Jee Kim kembali mengikat hubungan denganku” Ryung Han sedikit risih.
“Wow...” Myung Ok.
“Lagian, ada hal yang tidak kau sadari sebulan sebelum pernikahanku akan di langsungkan.” Desahan Ryung Han saat sedang berbicara.
“Tentang apa?” Myung Ok.
“Untuk pertama kalinya, saya memimpikan gadis tersebut sedang berdoa dengan kepala menunduk di samping seseorang yang terbaring dalam sebuah ruangan. Saya baru tersadar, kalau sayalah yang berada bersamanya pada saat itu dan terbaring koma.” Curhatan Ryung Han.
“Ternyata kau penuh kejutan” ucap Myung Ok tidak percaya.
“Di saat hatiku berbunga-bunga sekaligus tidak sabaran biar waktu cepat berlalu untuk segera mengikat janji suci bersama Mi Jee. Dan di saat itupun, tiba-tiba saya memimpikan gadis tersebut pertama kalinya bahkan membuatku ragu akan pernikahanku sendiri dengan gadis yang kucintai saat itu” Ungkap Ryung Han.
“Ternyata duniamu semakin penuh dengan misteri” Ungkap Myung Ok.
“Bahkan sangat mengejutkan, saya mendengar sebuah suara berkata kalau kedua mataku tidak boleh menilai seorang gadis hanya dari bagian luar saja Ryung Han.
“Maksudnya?” Myung Ok.
“Dengan kata lain, saya harus berpikir kembali tentang hidup semati bersama Mi Jee pada saat itu melalui ikatan pemberkatan nikah.” Penjelasan Ryung Han. Myung Ok makin menyadari tentang perjalanan sahabatnya dan dunia percintaan yang sedang bermain, sangat jauh berbeda dengan siapapun juga. Selama beberapa hari, Myung Ok mencari tahu tentang sesuatu untuk membantu sahabatnya sendiri.
Menyelidiki dan mengikuti segala kegiatan Youra So secara diam-diam. Myung Ok sengaja berjalan-jalan dengan berpura-pura berperan sebagai maha siswa untuk melihat seperti apa wajah seorang Youra So dan beberapa keadaan lainnya. Sangat mencengangkan kejadian sejenis ini belum pernah terjadi pada siapapun. Awalnya, Myung Ok sama sekali tidak mempercayai sebuah misteri tentang suatu area dimana terbungkus oleh percintaan tertentu. Hingga Ia mendengar curahan hati sahabatnya sendiri...
“Misteri Tuhan dalam perjalanan Ryung Han sangat menarik untuk sebuah penyelidikan” Gumam Myung Ok sambil mengaguk-anggukan kepalanya secara perlahan.
Myung Ok terus menerus mengikuti kemanapun gadis tersebut berjalan tanpa rasa bosan untuk mencari sesuatu. Melihat kegiatan yang dilsayakan oleh Youra So dimulai dari rumah, kampus, rumah sakit tempat gadis tersebut bekerja. Belum ada sesuatu hal yang mencurigakan dalam diri Youra So di mata Myung Ok. Memastikan tentang sebuah kebenaran, bahwa yang selalu bersama dengan Ryung Han sewaktu terbaring koma tanpa seorangpun menyadari hal ini adalah Youra So.
“Ryung Han, apa kau pernah bertanya terhadap gadis itu tentang sesuatu?” Tanya Myung Ok sedikit mengorek.
“Tidak sama sekali...” Ryung Han.
“Apa dia mengenalmu waktu kau masih berada dalam ruang ICU hampir tiga sekedar memastikan saja” Myung Ok.
“Saat itu, saya bertanya apa dia mengenalku sewaktu masih terbaring koma dan...” kalimat Ryung Han terpotong.
“Dan apa jawabannya...? Myung Ok.
“Dia tidak mengenalku dengan alasan rumah sakit ini sangat besar.” Ungkapnya.
“Ryung Han, sadar atau tidak seakan dirinya berusaha menutupi sesuatu hal... diam-diam beberapa hari belakangan saya mengikuti gerak-geriknya...awalnya sih tidak ada sesuatupun yang mencurigakan hanya saja...” Ryung Han.
“Jadi, selama ini kau mengikuti kemanapun Youra So pergi?” tanya Ryung Han dengan intonasi meninggi.
“Saya tidak bermaksud untuk mengitograsi, hanya sekedar ingin mencari tahu biar masalahmu dapat terpecahkan...Apakah kau mau hidup seperti ini tanpa menyadari siapa yang berada disamping selama koma?”
“Jadi, hasil tentang pencaharianmu selama ini sudah bisa membuktikan kalau Youra So adalah gadis tersebut,,,Apakah buktinya?”
“Belum sih, tapi paling mencurigakan karena gadis itu selalu masuk ke dalam ruang ICU tempat kau dirawat dulu. Tapi, menjadi masalah kau bilang kalau dia tidak mengenalmu....” ungkap Myung Ok.
“Tunggu-tunggu, sepertinya Youra So menyembunyikan sesuatu hal terhadapku” ucap Ryung Han tiba-tiba mengingat memori akan mimpinya beberapa hari lalu karena mata gadis tersebut sangat mirip dengan Youra So.
“Saya sempat menanyakan pada salah satu perawat secara diam-diam, apakah gadis itu selalu ditugaskan untuk membersihkan ruang ICU selama ini. Dan jawabannya adalah dimana Youra So sejak pertama bekerja hingga saat ini ditugaskan sebagai petuga cleaning servis area ICU. Kesimpulan, Youra So telah bekerja selama beberapa hari sebelum kau terbaring koma dalam ruangan tersebut.” Penjelasan Ryung Han.
“Tuhan, kenapa Youra So menyembunyikan semuanya...” lirih Ryung Han di dalam hati.
Ryung Han merenungkan segala hal yang sedang terjadi, bahkan tentang sesuatu hal dan merupakan sebuah misteri Tuhan bagi perjalanannya. Senyuman, tawa, serta berbagai hal menarik saat sedang bersama gadis tersebut menjadi sesuatu yang menarik untuk seorang Ryung Han. Detak jantungnya terpompa dengan begitu kuat dan sangat hebat saat sedang berada dibeberapa tempat, terlebih di depan salah satu dari maha siswanya sendiri bernama Youra So.
Ternyata selama ini dia selalu menyembunyikan hal sebenarnya, bagaimana seorang Youra So bercerita tentang berbagai hal pada telinganya dalam sebuah ruangan ICU. Ryung Han memang tidak dapat membuka mata ataupun terbangun, akan tetapi dengan begitu jelas dapat mendengar setiap kalimat tentang beberapa cerita dan doa dari seorang Youra So untuk dunianya.
Secara tiba-tiba, memorinya saat masih berada di ruangan ICU dimana seorang Ryung Han dapat merasakan bagaimana seorang Youra So terus berdoa dengan begitu hebat di suatu tempat atau bahkan saat berada disampingnya untuk sebuah kesembuhan luar biasa...
“Tuhan, kalau memang dia benar-benar gadis itu tolong bantu saya  menyadari semua itubisikan hati Ryung Han.
“Kenapa kau harus menyembunyikan hal ini dariku bahkan berpura-pura tidak pernah mengenalku saat pertama kali kita bertemu.” Ucap Ryung Han merenungkan sesuatu.
“Baiklah, untuk beberapa saat saya akan berpura-pura untuk tidak pernah menyadari semua ini untuk menunggu waktu tepat. Sekaligus saya akan membuktikan, bahwa gadis itu adalah dirimu...” kalimat Ryung Han kembali.
Selama beberapa hari, Ryung Han mencoba membuktikan tentang hal yang selama ini tidak pernah disadarinya. Mengapa jantungnya berdetak dengan begitu kuat secara tiba-tiba? Membutuhkan waktu untuk memahami hal seperti ini...Hingga diakhir cerita, Ryung Han mulai memahami akan sesuatu hal...
Jantungnya akan berdetak dengan begitu kuat dan berirama tidak beraturan akibat terpompa dengan kecepatan luar biasa adalah saat dimana Youra So sedang berada di sekitarnya. Entah dengan jarak hanya beberapa meter darinya bahkan belasan meter maka jantungnya akan berdetak begitu kuat. Tepatnya, beberapa hari setelah Ryung Han menyadari tentang kondisi jantungnya saat ini...Pagi-pagi sekali, kakinya melakukan olah raga dengan berlari di sekitar taman dan pada saat itu secara tiba-tiba jantungnya berdetak secara tidak karuansangat cepat...
“Pasti dia berada disekitarku saat ini...” gumam Ryung Han menampikan senyuman. Dia berusaha mencari keberadaan gadis tersebut, dan pada akhirnya tepat sesuai dugaan dari tafsirannya dimana Youra So sedang melsayakan hal yang sama. Hanya saja, Youra So tidak pernah menyadari hal tersebut selama ini. Ryung Han menceritakan hal tersebut pada sahabatnya, hingga Myung Ok mengambil kesimpulan bahwa tepat sesuai dugaan bahwa gadis tersebut bernama Youra So.
“Bagaimana kalau kita menyusun sebuah rencana menarik.” Ucap Myung Ok.
“Untuk apa?” tanya Ryung Han.
“Untuk lebih memastikan dan kalau terbukti itu benar...maka Youra So harus mengsayai sesuatu hal terhadap kita semua...bahkan tidak lama lagi kau akan menikahi anak didikmu sendiri.” Kalimat Myung Ok dengan sedikit bercanda.
“Maksud kau bagaimana sobat? jangan becanda.” Wajah cemberut Ryung Han mulai terpasang.
“Jadi, kau harus kembali berpura-pura sedang tidak sadarkan diri alias koma dan harus rawat di ruang ICU lagi.” Penjelasan Myung Ok dengan menampakkan wajah penuh arti misterius tentang kejadian selanjutnya...



11.                    Diary...


Myung Ok mulai menjelaskan seluruh rencana yang telah terpampang dalam otaknya. Dimana Ryung Han harus kembali berpura-pura kembali pingsan dan tidak sadarkan diri hingga mendapat perawatan di ruang ICU.
“Ryung Han, diarymu saya pinjam dulu sebagai bahan pancingan.” Ucap Myung Ok tiba-tiba.
“Sejak kapan, kau mulai mengobrak abrik seluruh benda-benda berhargsaya.” Ketus Ryung Han menarik buku diary tersebut.
“Sejak saya beberapa hari yang lalu dengan tidak sengaja melihat diary ini di atas meja. Dengan rasa penasaran saya membukanya dan muncullah beberapa ide cemerlang dalam otakku yang jenius.” Jawaban Myung Ok menarik kembali diary tersebut.
“Jadi, kau membaca seluruh isinya?”
“Seperti itulah kenyataan yang harus kau terima, lagian hari gini masih bermain diary...astaga, sekarang zamannya om geogle serta beberapa fasilitas teknologi palinng tercanggih.” Godaan Myung Ok.
“Lantas, bagaimana dengan ayahku jangan sampai kembali menangisi anaknya dengan tersedu-sedu bahka lebih parah jantungnya bisa drop dan segalam macamnya.”
“Tenanglah, saya sudah memberi tahu paman tentang segala hal yang sedang menimpamu saat ini. Awalnya paman tidak mempercayai seluruh peristiwa ini sama seperti diriku sebelumnya...lama kelamaan paman mulai mempercayai tentang misteri Tuhan dalam perjalananmu.” Penjelasan Myung Ok.
“Kenapa kau lancang memberitahukannya?” tanya Ryung Han dengan kesal.
“Kau jangan memarahi Myung Ok karena masalah ini.” Suara yang tidak asing lagi di telinga mereka.
“Ayah...” Suara serak Ryung Han.
Tuan Eun Hoon menjelaskan mengapa Myung Ok bercerita tentang peristiwa aneh dalam kehidupan Ryung Han. Entah mengapa, tuan Eun Hoon merasakan kejanggalan tertentu setelah anaknya terbangun dari koma hanya tidak ingin menceritakan apa pun. Hingga diakhir cerita, tuan Eun Hoon mengatakan segala kejanggalan yang dirasakan dan selama beberapa saat Ryung Han tanpa sadar mengigau di dalam tidurnya tentang sesuatu hal. Tuan Eun Hoon memang selalu berada dalam ruangan kamar Ryung Han secara diam-diam untuk memberikan ciuman dan doa seorang ayah untuk anaknya. Tuan Eun Hoon mencoba bercerita kepada Myung Ok tentang kejadian tersebut beberapa hari yang lalu. Mau tidak mau, Myung Ok mengatakan segala sesuatu tentang sebuah misteri Tuhan dalam perjalanan Ryung Han.
Sesuai rencana, Ryung Han harus kembali berpura-pura pingsan dan tidak sadarkan diri lagi untuk memancing Youra So masuk dalam sebuah penjebakan. Mereka hanya ingin, mengetahui mengapa Youra So menutupi hal tersebut kalau seandainya dibalik seorang Ryung Han dapat terbangun dari koma berkepanjangan terdapat seorang gadis dengan benar-benar melsayakan sebuah pergumulan kuat...
Myung Ok dengan kesengajaan meninggalkan diary Ryung Han dalam sebuah ruangan di kampusnya. Diary tersebut diletakkan disebuah kursi tempat Youra So duduk saat prose mata kuliah berjalan.
“Buku apaan ini.” Pertanyaan Youra So dengan debaran jantung secara luar biasa membungkus dirinya pagi itu. Dengan rasa penasaran tinggi, Youra So mencoba membuka isi dari diary tersebut. Entah dorongan apa yang memasukinya untuk membaca isi dari diary tersebut.

Diary...

Terlalu sulit memahami apa yang sedang terjadi dalam hidupku saat ini. Setelah terbangun dari koma berkepanjangan selama dua tahun lebih, saya merasakan ada sesuatu hal yang aneh sedang terjadi dalam perjalananku. Entah mengapa, jantungku akan selalu berpacu dan berdetak dengan begitu kuat disaat tertentu. Tuhan, jujur saya tidak pernah menyadari akan hal yang sedang membungkus langkahku saat ini. Semuanya berawal dari sebulan sebelum pernikahanku dengan gadis paling berharga untuk perjalananku...
Saya ingin berkata, bahwa gadis paling kucintai bernama Mi Jee Kim sampai kapanpun juga. Namun, malam itu seorang Ryung Han sedang memimpikan gadis lain di dalam tidurnya secara tiba-tiba. Gadis tersebut terus berdoa dengan cara menundukkan kepalanya, dan sedang bersama seseorang yang sedang berbaring di dalam sebuah ruangan. Hanya saja, saya tidak dapat melihat wajah gadis tersebut. Sebuah pertanyaan sedang membungkus dunisaya, siapa gadis tersebut? Siapa orang yang sedang berbaring dalam ruangan tersebut?... ###
Youra So terus membuka dan membaca lembar demi lembar isi dari diary Ryung Han,,,

Diary...

Beberapa hari setelah saya terbangun dari koma berkepanjangan, secara tiba-tiba di alam mimpi selalu terdengar suara seorang gadis. Pada akhirnya, memoriku kembali tentang gadis tersebut setahap demi setahap. Dimana gadis tersebut, selalu ada di sampingku disaat semua orang tidak pernah menyadari akan hal ini. Bahkan ayah dan sahabatku bernama Myung Ok tidak pernah tahu, bahwa seorang gadis selalu datang di sampingku untuk bercerita berbagai hal hanya sekedar memberi semangat bahkan terus menerus berdoa untuk seorang Ryung Han.
Kalimat demi kalimat mulai kembali dalam memoriku, tentang segala hal yang diucapkannya setiap berada di sampingku. Dia tidak pernah menyadari, bahwa saya dapat mendengar apa pun yang dikatakannya sekalipun matsaya tidak dapat terbuka. Mendengar setiap isi dari doanya hanya untukku, saat berada di samping bahkan di suatu ruangan yang jauh dari ICU tempat saya berbaring.
Tuhan, saya ingin Engkau memberinya kesempatan untuk kembali bernafas dalam dunia. Hingga kehidupannya membentuk warna-warna pelangi disetiap arah dari langkah kakinya. “ Salah satu isi dari doanya yang terdengar begitu jelas dalam memoriku. Selalu berdoa hanya untuk seorang Ryung Han hingga dapat terbangun dari koma berkepanjangan selama ini. ###
Sekali lagi Youra So terus menerus membaca isi dari diary tersebut, lembar demi lembar hingga membuatnya secara tidak sadar meneteskan bulir-bulir air mata. Dapat dikatakan, segala isi dari diary tersebut merupakan segala hal yang diucapkannya saat Ryung Han masih terbaring koma di ruang ICU. Menjelaskan tentang jantung Ryung Han yang selalu berdetak secara tidak beraturan dan baru menyadari tentang kehadiran sesuatu hal.

Diary...

Tuhan, kenapa saya tidak pernah bisa melihat wajah dari gadis tersebut? Misteri Tuhan sedang membungkus langkahku saat ini tentang sesuatu hal untuk berusaha memahami sebuah area tertentu dalam perjalananku.
Ryung Han, semua orang dapat berkata kau tidak memiliki harapan untuk hidup bahkan tidak akan pernah...tapi, entah kenapa hatiku selalu berkata kau pasti hidup dan terbangun dari koma yang berkepanjangan. Seakan ada sebuah suara di dasar hatiku, tapi entah dari mana dengan lembut berkata bahwa seorang Ryung Han mempunyai sebuah kekuatan luar biasa untuk berjuang. “ perkataannya terus menerus saat saya masih terbaring koma, hanya saja matsaya tidak dapat terbuka.
“Ryung Han akan menjadi pemenang bahkan lebih dari pemenang, untuk menghancurkan maut dan keShinaan maut didalam koma yang berkepanjangan. Saya percaya bahwa Ryung Han tidak mungkin menyerah dalam berbagai hal, termasuk dengan perjuangannya melawan sebuah penyakit paling ganas dalam dirinya.” Kata-katanya tersenyum dan berbisik pelan pada telingsaya.
Dengan begitu jelas kudengar, hanya saja matsaya tidak dapat kubuka untuk waktu yang cukup lama. Saya menyadari, untuk beberapa hari setelah terbangun dari koma berkepanjangan memoriku akan dia hilang dan tidak tersisa sama sekali. hanya saja, memoriku mulai kembali setahap demi setahap melalui mimpi dan keadaan tertentu secara tiba-tiba dalam hidupku. ###
Youra So semakin meneteskan air mata oleh karena isi dari tersebut...

Diary...

Malam itu saya bermimpi kembali tentang dirinya, bahkan dengan pergumulan luar biasa melalui doa di alam bawah sadarku agar Tuhan mau memperlihatkan wajah dari gadis tersebut. Entah mengapa, secara tiba-tiba saya baru menyadari tentang sesuatu hal...bahwa, suara dari gadis tersebut sangat mirip dengan suara seseorang saat bersama denganku.
Untuk pertama kalinya, saya dapat melihat sepasang matanya sekalipun Tuhan tidak mengizinkanku untuk melihat wajahnya secara keseluruhan. Dan sepasang matanya menyadarkanku tentang seseorang yang selalu berada di sampingku. Ada satu hal lagi, yang baru saya sadari adalah saat dimana detak jantungku selalu bermain dengan begitu kuat...Detak jantungku terpompa dengan sangat cepat saat dia sedang berada di sekitarku, saat saya masih terbaring koma selama beberapa tahun di ruang ICU hingga detik ini.
Tuhan, kalau memang gadis tersebut ditakdirkan buatku...dengan sangat saya memohon agar Engkau mempersatukan kami. Saya sangat menyayanginya sampai kapanpun juga. Untuk beberapa saat, hidupku dapat berkata bahwa Mi Jee Kim merupakan cinta sejati dalam perjalananku. Namun, saat ini saya berkata bahwa gadis itu adalah cinta terbaik dalam perjalananku selama ini. Jauh melebihi,disaat saya bersama dengan Mi Jee Kim bekas tunanganku yang telah menikah dengan pria lain. Saya baru tersadar, bahwa Engkau mengizinkan sesuatu terjadi dalam diriku hingga harus terbaring koma selama beberapa tahun hanya untuk memperkenalkan gadis tersebut dalam langkah kehidupanku saat ini. ###

“Tuhan, ternyata selama ini...” kata-kata Youra So terus meneteskan air mata setelah membaca diary tersebut.
“Youra So, apa kau belum mendengar berita tentang pak Ryung Han?” pertanyaan Rani tiba-tiba dibalik pintu ruangan tersebut, Youra So berusaha menghapus air matanya agar tidak diketahui oleh sahabatnya apa yang sedang terjadi...
“Tentang apa?” tanya Youra So kembali sambil menyembunyikan air matanya.
“Pak Ryung Han kembali terbaring pingsan dan tidak sadarkan diri hingga harus dilarikan ke rumah sakit kembali. Makanya untuk hari ini pak Ryung Han tidak dapat mengajar...” jawaban Rani.
“Apa...” teriak Youra So terkejut.
“Kau habis nangis yach?” Pertanyaan Rani keheranan, namun Youra So tidak menjawabnya karena dia segera bergegas menuju rumah sakit untuk melihat keadaannya.
“Tuhan, jangan biarkan terjadi sesuatu apa pun dalam hidupnya.” Teriakan dari dasar hati Youra So dengan air mata terus menerus menetes disertai irama kaki yang sedang berlari kencang.
“Tuhan, cukup kemarin tubuhnya harus mengalami tidur berkepanjangan dan jangan biarkan hal tersebut terulang kembali.” Jeritan hati Youra So kembali, disaat kakinya sudah berada di depan pintu tempat Ryung Han kembali terbaring.
Detak jantung Ryung Han secara tiba-tiba berdetak dengan begitu kuat menandakan kehadiran Youra So yang entah dimana bersembunyi. Ayah dan sahabat Ryung Han bergegas bersembunyi dibalik pintu kamar mandi sesuai tanda setelah mendapat kode. Dalam ruangan ICU tersebut hanya terdapat Ryung Han yang sedang terbaring dengan berbagai alat medis pada tubuhnya bahkan lebih jumlahnya jauh melebihi dari kemarin.
Youra So berjalan ke tempat Ryung Han berbaring, menggenggam erat tangannya dengan meneteskan air mata dengan begitu deras. Air matanya membasahi wajah Ryung Han secara keseluruhan.
“Tuhan, jangan ambil dia...” tangis histeris Youra So memenuhi ruangan tersebut.
“Saya menyesal dengan semuanya...kenapa saya tidak pernah berterus terang bahwa saya mengenalmu saat pernah kali wajahmu berada di depanku sewaktu di kampus. Saya terlalu bodoh...” Youra So merutuki diri sendiri.
“Tuhan, Engkau mengenal hatiku saat itu...bukan maksud untuk menutupi tentang banyak hal. Hanya saja, saya cukup melihatnya terbangun dari koma berkepanjangan selama ini dan bukan untuk mengikatnya.” Sekali lagi kalimat Youra So dengan mata terpejam.
Ryung Han sendiri tetap terdiam dengan tubuh yang terbaring dengan berbagai alat medis pada tubuhnya.
“Tuhan, untuk sekali lagi saya memohon kepadaMU...agar dia kembali terbangun dan jangan membuat orang yang begitu berarti dalam langkahku mengalami koma berkepanjangan sekali lagi.” Tangis Youra So semakin melengking, tanpa memperdulikan siapapun juga.
“Saya hanya merasa tidak pantas berada di depannya, dikarenakan beberapa hal. Dan saat itu, saya berpikir bahwa dirinya masih memiliki perasaan begitu mendalam untuk tunangannya. Tidak pernah terpikirkan olehku tentang sebuah cerita lain dibalik semua ini. Engkau tahu, bahwa saya hanya seorang gadis kampung dengan wajah tidak secantik tunangannya bahkan hanyalah cleaning servis rumah sakit.” Ungkapan hatinya sekali lagi di dalam tangis.
“Tapi, seorang mahasiswa berprestasi pada salah satu kampus terbaik di negara Korea.” Suara Ryung Han secara tiba-tiba sambil membuka matanya.
“Kau...” dengan secepatnya menghapus air matanya,
“Kau memiliki banyak hal yang tidak dimiliki oleh Mi Jee Kim, bahkan saya diberi tahu tentang kehadiranmu sebelum kau bertemu denganku dalam ruangan ini. Tapi, masalah kemarin bukan rekayasa kalau saya sedang terbaring koma.” Ungkap Ryung Han.
“Jadi, semua ini rekayasa...” wajah Youra So memerah dan sangat malu.
“Youra So, coba dengar detakan jantungku saat ini sedang berirama dengan sangat hebat. Kau sadar atau tidak, saya tidak pernah mengalami kejadian seperti ini saat bersama Mi Jee Kim.” Ucap Ryung Han meletakkan tangan Youra So pada dada sebelah kiri tempat jantungnya selalu berdetak dan memainkan irama sangat cepat.
Ryung Han menceritakan segala hal yang dialaminya, dan bahwa semua ini hanyalah rekayasa semata yang tersusun rapi oleh seorang sutradara handal bernama Myung Ok. Hanya untuk membuktikan tentang sesuatu hal dan membuat Youra So mengsayai...
“Kau sadar atau tidak, seorang Youra So diciptakan hanya untuk Ryung Han bukan yang lain sampai kapanpun juga. Semalam saya bermimpi, siapa gadis yang selalu berada disampingku selama diriku terbaring koma saat itu.” Ungkap Ryung Han.
“Tuhan akhirnya memperlihatkan wajahmu secara keseluruhan dan bukan lagi sepasang matamu. Selamanya Ryung Han hanya mencintai Youra So, jadi jangan pernah keluar dari hidupku.” Kata-kata Ryung Han dengan penuh ketulusan.
“Pak Ryung Han...”
“Jangan panggil saya pak, melainkan Ryung Han saja.” Ucap Ryung Han membelai rambut Youra So dengan kehangatan dan sangat lembut.
Tiba-tiba, suara dari kamar mandi mengagetkan mereka berdua...“Paman, kenapa dorong-dorong tidak jelas begini sih...” rasa kesal Myung Ok.
“Myung Ok, mulai kau yah tidak sopan dengan orang tua.” Bentak tuan Eun Hoon.
“Tapi kan, memang paman yang salah.” Ketus Myung Ok.
“Myung Ok...” Gertakan tuan Eun Hoon.
“Keluar kalian dari sana...” teriak Ryung Han tersenyum.
“Siapa mereka?” tanya Youra So tiba-tiba, sedangkan tuan Eun Hoon dan Myung Ok berjalan ke hadapan mereka.
“Perkenalkan, saya Myung Ok, sahabat terbaik Ryung Han.” Sapa Myung Ok dengan tersenyum.
“Kalau saya adalah ayah mertuamu.” Kalimat tuan Eun Hoon.
“Ayah mertua...” suara Youra So.
“Ini ayahku, dan sebentar lagi akan menjadi ayah mertuamu.” Ucap Ryung Han.
“Maksudnya...” ucap Youra So tidak mengerti.
“Hari ini, kita akan menikah di gereja dan tuan Eun Hoon adalah ayah mertua mulai hari ini.” Kalimat Ryung Han semakin membuat Youra So tidak dapat mengedipkan mata.
“Secepat itu...” ucap Youra So tidak percaya.
“Memangnya kenapa kakak ipar?” pertanyaan Myung Ok .
“Tidak ada penolakan, hari ini kita akan menikah.” Kalimat tegas Ryung Han.
“Ayah setuju dengan ucapan Ryung Han, kalian harus melangsungkan pernikahan kalau perlu detik ini juga. ” Semangat seorang ayah tidak sabar melihat Youra So menjadi menantunya.
“Tok tok tok.” Suara ketukan pintu tiba-tiba.
“Myung Ok, tolong bukakan pintunya.” Ucap Ryung Han.
“Biar saya saja...” Dengan bergegas Youra So membuka pintu ruangan tersebut.
“Ryung Han...” Suara Mi Jee Kim berjalan segera ke hadapan Ryung Han.
“Kau...” ucap Ryung Han membuat Youra So kembali terkejut.
“Maaf karena selama ini menyia-nyiakan cintamu, saya ingin kembali dan menjalin hubungan denganmu...Saya masih mencintaimu sampai kapanpun juga.” wajah Mi Jee Kim dengan penuh penyesalan.
“Lantas bagaimana dengan Jee Yeon si aktor tampan itu dan tidak lain adalah suamimu.” Pertanyaan Myung Ok terlihat kesal.
“Betul ucapan Myung Ok...” ucap Ryung Han, sedangkan Youra So bediri di belakang mereka semua.
“Saya dan Jee Yeon telah bercerai...kau tahu, hingga saat ini saya masih sangat menyayangimu bahkan cincin pemberianmu masih saya simpan.” Suara Mi Jee Kim dengan tangisannya.
Ryung Han memandang wajah Youra So yang hendak beranjak dari ruangan tersebut.
“Maaf Mi Jee Kim, sekalipun kau menangis dengan kepala di bawah dan kaki di atas...saya tidak akan pernah bisa menerimamu kembali...” kalimat Ryung Han menyentakkan hati Mi Jee Kim.
“Kenapa?” suara serak Mi Jee Kim merasa dipermalukan.
“Karena anakku mendapatkan gadis yang jauh lebih baik dari dirimu.” Jawaban dari tuan Eun Hoon.
Ryung Han beranjak dari tempat dirinya berbaring ke hadapan Youra So untuk menarik tangannya sehingga tidak meninggalkan tempat tersebut.
“Ryung Han...” wajah Youra So seakan tidak mempercayai sesuatu...
“Kau harus percaya, kalau saya lebih mencintai seorang Youra So sampai kapanpun juga bukan siapa-siapa.” Pernyataan Ryung Han menatap manik mata Youra So.
“Bukankah dia cleaning servis di rumah sakit ini yang selalu membersihkan ruangan ini setiap hari. Dari kemarin saya bisa merasakan sewaktu kau masih terbaring koma saat itu, kalau dirinya ingin menggodamu.” Amarah Mi Jee Kim keluar secara tiba-tiba.
“Mi Jee Kim, maafkan saya.” Suara Ryung Han terus memegang erat tangan Youra So.
“Youra So jauh lebih baik darimu dan jangan menghina dia, bukannya kau yang berselingkuh karena tidak mampu untuk hidup serta merawat orang penyakitan seperti Ryung Han.” Ledekan Myung Ok.
“Saya menyayangi Youra sampai kapanpun. Jadi, saya harap kau segera meninggalkan ruangan ini dan jangan pernah berpikir hidup bersama Ryung Han kembali.” Perkataan Ryung Han.
Akhirnya Mi Jee Kim keluar dengan penuh amarah dari hadapan mereka. Youra So dan Ryung Han melangsungkan pernikahan mereka saat itu juga tanpa menunda-nunda. Tampak kebahagiaan pada tuan Eun Hoon dan Myung Ok menyaksikan pernikahan Ryung Han bersama Youra So.
“Paman sadar atau tidak tentang sesuatu hal?” pertanyaan Myung Ok.
“Tentang apa?” Tanya tuan Eun Hoon.
“Saya berdoa kepada Tuhan, biar perjalanan percintaanku sama seperti Ryung Han dan Youra So. Bahkan saat ini, saya terus-menerus bergumul...hahahaha.”
“Wow...pasti Tuhan akan menjawab doamu.”
“Amin...” teriak Myung Ok dengan penuh keyakinan.
“Bersemangat sih bersemangat, tapi tidak sampai merusak telinga paman”
Kebahagiaan datang secara tidak terduga dalam sebuah perjalanan. Jangan pernah berpikir tentang sebuah kapan Tuhan akan mengirimkan seorang pasangan hidup terbaik dalam duniamu dengan segala persungutan di dalamnya. Selama jalanmu tetap berada di jalan Tuhan, maka satu hal yang pasti harus duniamu ketahui...Bahwa, Tuhan akan membuat kehidupan percintaanmu menjadi berbeda dari siapapun juga.
Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar telinga, tidak pernah timbul di dalam hati...Dipersiapkan Tuhan untuk perjalananmu suatu hari kelak.


TAMAT


Tidak ada komentar:

Posting Komentar